SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
Nama : RAHMAT ILHAM
Nim : 20102011
Prodi : ILMU PEMERINTAHAN SEMESTER III Reguler
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
RAJA HAJI TANJUNG PINANG T.P 2021/2022
TANTANGAN REGIONAL DAN PELUANG
Pengantar
Bab 3 menyajikan penilaian kualitatif kemajuan daerah melengkapi penilaian kuantitatif global dan regional dari
pengembangan e-government disediakan dalam bab 1 dan 2. Ini menawarkan gambaran empiris tantangan dan
peluang regional dan analisis tanggapan regional melalui tinjauan inisiatif yang relevan dan kemitraan lintas
batas. Bab ini telah mendapat manfaat dari kontribusi dari berbagai komisi regional Perserikatan Bangsa-Bangsa
dan dari diskusi dan hasil pertemuan kelompok ahli tentang proses persiapan untuk Survei E-Government
Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang diadakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa Departemen Urusan Ekonomi dan
Sosial (UN DESA) di New York pada 1 dan 2 April 2019.
1. Pembangunan daerah
A. AFRIKA
Digitalisasi berkembang pesat di Afrika. Negara-negara Afrika, mereka organisasi regional, dan Uni Afrika
mulai berlaku kebijakan, strategi dan peraturan nasional dan daerah yang ditujukan untuk memastikan bahwa
penduduk benua dapat memanfaatkan sepenuhnya kemungkinan yang ditawarkan oleh digitalisasi dan
transformasi digital. Ini langkah-langkah selaras dengan tujuan kebijakan yang ditetapkan di Uni Afrika Agenda
2063 dan dengan tujuan Agenda 2030 untuk Berkelanjutan Pembangunan, termasuk Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (SDG) dan target terkait.
Digitalisasi menawarkan peluang baru untuk meningkatkan administrasi publik dan meningkatkan
perekonomian. Sejumlah Negara Afrika telah melangkah upaya mereka untuk mengintegrasikan teknologi
digital dalam proses pemerintahan, dan banyak yang sekarang menawarkan berbagai layanan elektronik dengan
tujuan meningkatkan efisiensi pemerintah, transparansi, daya tanggap, efektivitas, dan pengiriman layanan.
Teknologi digital juga diadopsi untuk mendukung upaya pemerintah untuk membangun dan melindungi
perekonomian di beberapa daerah misalnya, teknologi ini digunakan untuk memfasilitasi pajak langsung
pengumpulan mendukung pembuatan dan pengembangan perusahaan, dan mengurangi aliran keuangan gelap
masuk dan keluar daerah.
B. Tantangan dan peluang regional
Tantangan yang terkait dengan penyampaian e-government yang efektifdi Afrika tetap kompleks. teknologi
Informasi dan Komunikasi (ICT) infrastruktur tidak berkembang atau terbelakang di sebagian besar kawasan,
dengan banyak Negara kekurangan sumber daya atau mekanisme untuk sepenuhnya menangani prioritas di
bidang-bidang seperti keamanan siber, perlindungan privasi, Satu daya (elektrifikasi), akses dan konektivitas
Internet, interoperabilitas dan sistem kolaborasi, dan infrastruktur data. Meskipun lebih dari tiga dekade
perkembangan TIK, Afrika masih tertinggal di belakang wilayah lain dalam TIK infrastruktur, akses,
penggunaan, dan keterampilan. Penetrasi internet di Afrika diperkirakan mencapai 36 persen (473 juta orang
online). Defisit ini kemungkinan akan mempengaruhi pengembangan e-government lebih lanjut Afrika saat laju
inovasi teknologi semakin cepat, menghadirkan tantangan serius bagi prosesnya transformasi digital di Afrika.
Prioritas pembangunan yang bersaing di sebagian besar negara Afrika dan rendahnya tingkat sumber daya
domestik mobilisasi juga menyebabkan kendala keuangan yang serius.
Kebutuhan mendesak untuk meningkatkan digital pemerataan dan mengurangi ketidaksetaraan telah
memaksakan permintaan yang lebih tinggi pada infrastruktur yang ada dan terkait pengeluaran. Namun,
tantangan bagi Afrika dalam transformasi digital melampaui infrastruktur dan keuangan, meluas ke
kepemimpinan, kerangka hukum dan peraturan, kerangka kelembagaan, dan kapasitas manusia dan
kelembagaan. Buta huruf (termasuk e-buta huruf), hambatan bahasa, dan Aksesibilitas dan keterjangkauan
internet (terutama untuk kelompok rentan) hanyalah beberapa dari yang relevan masalah sosial ekonomi yang
membutuhkan perhatian mendesak jika digitalisasi ingin bergerak maju. Strategi transformasi digital nasional
yang komprehensif dan rencana implementasi yang terintegrasi prioritas nasional dengan prioritas regional dan
global adalah jalan ke depan. Jumlah yang cukup banyak negara-negara Afrika telah memperkenalkan
perubahan yang berkontribusi pada transformasi digital di tingkat nasional dan daerah.
Misalnya, Mauritius sedang menyiapkan e-governance regional akademi, Nigeria telah meluncurkan Informasi
Manajemen Keuangan Terpadu Pemerintah System (GIFMIS), Zimbabwe telah mengaktifkan sistem manajemen
keuangan sektor publik, mesin kasir di Ethiopia terhubung langsung ke otoritas pajak, dan Namibia telah
menyiapkan pengalaman pengguna platform (UXP) yang memungkinkan manifestasi digital dari berbagai
lembaga Negara untuk diintegrasikan ke dalam satu sistem. Sekitar setengah dari negara-negara di Afrika
memiliki sistem kartu pengenal digital (ID) dirancang untuk memfasilitasi inklusi digital, keuangan, dan sosial.
Sistem identitas digital yang komprehensif adalah pintu gerbang menuju perdagangan dan pengembangan digital
yang efektif ekonomi digital, yang merupakan prioritas tinggi kawasan ini dalam upayanya mencapai
pertumbuhan yang didorong transformasi digital.
Namun, kemajuan baru-baru ini, lebih dari 500 juta orang di Afrika masih belum memiliki identitas hukum.
Dengan memberikan identitas hukum, pemerintah di Afrika berharap untuk meluncurkan gelombang inovasi
baru, memperluas inklusi keuangan dan mencegah penipuan, sekaligus meningkatkan efisiensi, transparansi dan
akuntabilitas dalam pemberian pelayanan sosial. Dengan pendirian dari Kawasan Perdagangan Bebas
Kontinental Afrika (AfCFTA) pada tahun 2018, implementasi yang tepat waktu dari robust sistem yang
mengintegrasikan teknologi identitas digital sangat penting. Teknologi baru membantu Pemerintah
meningkatkan penyampaian layanan elektronik dan beradaptasi dengan perkembangan kebutuhan, tetapi potensi
penuh mereka belum dimanfaatkan di Afrika. Kemungkinan yang berasal dari peningkatan penyerapan teknologi
perbatasan seperti Internet of Things (IoT), data besar dan blockchain hampir tidak terbatas di Afrika, teknologi
tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan di berbagai bidang, termasuk pertanian, perawatan
kesehatan, pendidikan dan perlindungan sosial.
C. Kemitraan dan inisiatif regional
Mengatasi tantangan yang terkait dengan digitalisasi dan mengeluarkan potensinya untuk meningkatkan
pemerintahan dan pertumbuhan di Afrika memerlukan pendekatan yang terkoordinasi dan terintegrasi di tingkat
nasional dan tingkat daerah. Ada banyak inisiatif dan kemitraan regional yang telah terjalin untuk memajukan
transformasi digital di Kawasan satu yang patut disoroti adalah inisiatif Afrika Cerdas. Menyadari perlunya
koordinasi dan kolaborasi, 30 negara Afrika berkumpul pada tahun 2013 dan, dalam kemitraan dengan organisasi
internasional dan regional dan sektor swasta, menegaskan komitmen mereka terhadap transformasi digital
inovatif di Afrika. Sejak itu, Afrika Pintar telah memimpin upaya digitalisasi regional dengan tingkat dukungan
politik tertinggi.
Ada juga komitmen baru dari mitra regional dan internasional untuk bekerja menuju harmonisasi regional kerangka
hukum dan peraturan untuk mempercepat transformasi digital di Afrika. Instrumen yang diadopsi untuk
mendukung tujuan ini termasuk Piagam Afrika tentang Nilai dan Asas-Asas Pelayanan dan Administrasi Publik
Piagam Afrika tentang Demokrasi, Pemilu dan Pemerintahan dan Konvensi Uni Afrika tentang Keamanan Siber
dan Perlindungan Data Pribadi. Inisiatif Kebijakan dan Regulasi untuk Afrika Digital (PRIDA) diluncurkan pada
tahun 2019 untuk mengatasi penawaran dan permintaan broadband dan untuk membangun kapasitas pemangku
kepentingan Afrika di Internet ruang tata kelola, sehingga memungkinkan benua Afrika untuk menuai manfaat
digitalisasi Target SDG 16,9 seruan untuk memberikan identitas hukum untuk semua, termasuk pencatatan
kelahiran, pada tahun 2030. Dalam arti luas, menetapkan identitas hukum untuk semua berkontribusi pada Tujuan
16 untuk mempromosikan masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan
akses keadilan bagi semua, dan membangun institusi yang efektif, akun tabel dan inklusif di semua tingkatan.
Dalam konteks bangunan lembaga yang kuat, penggunaan identifikasi digital, atau ID digital, menciptakan peluang
untuk memperluas
basis pajak dengan meningkatkan identifikasi dan pelacakan wajib pajak dan membantu wajib pajak memenuhi
pajak mereka kewajiban melalui penggunaan teknologi seluler. Ini juga meningkatkan kapasitas pemerintah untuk
memobilisasi sumber daya tambahan melalui penilaian dan administrasi pajak yang lebih baik. Berbagai inisiatif
telah dilakukan untuk memajukan upaya identifikasi digital. Pada tanggal 32 Sidang Biasa Majelis Kepala Negara
dan Pemerintahan Uni Afrika, diadakan di Addis Ababa pada Februari 2019, Komisi Ekonomi PBB untuk Afrika
(ECA) setuju untuk berkolaborasi dengan Komisi Uni Afrika, Afrika Cerdas, dan lainnya dalam pengembangan ID
digital dan strategi ekonomi digital. Menanggapi meningkatnya kebutuhan akan kerja sama regional, Pusat
Keunggulan ECA untuk Identitas Digital, Perdagangan, dan Ekonomi didirikan pada tahun 2018 untuk
memberikan dukungan teknis dan bantuan pengembangan kapasitas kepada negara-negara yang meminta bantuan
dengan tantangan terkait, antara lain, ID digital dan ekonomi digital, ekspansi broadband, e-government, dan
sistem perpajakan. Pusat ini memainkan peran penelitian, penasehat dan koordinasi. Pekerjaannya berlabuh dalam
mempromosikan harmonisasi standar, peraturan,
infrastruktur dan pengembangan kapasitas di benua Afrika untuk pengembangan identitas digital dan digital
ekonomi. Sepuluh Prinsip Kerangka Kerja untuk ID Digital yang Baik dan Ekonomi Digital telah dikembangkan
oleh Pusat dengan maksud untuk mendukung upaya harmonisasi dan interoperabilitas dari Negara-Negara Afrika.
2. Asia dan Oseania
Ekspansi digitalisasi di Asia terus mengubah kehidupan miliaran orang diwilayah. Inisiatif digital yang dilakukan
oleh Pemerintah dan lembaga publik telah menawarkan peluang untuk mendorong pertumbuhan yang lebih
inklusif, meningkatkan akses ke layanan utama di sektor-sektor sepertiseperti kesehatan dan pendidikan,
meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan publik secara keseluruhan, dan meningkatkan transformasi digital
dan pengembangan e-government di tingkat nasional dan daerah.
A. Tantangan dan peluang regional
Asia adalah wilayah terpadat di dunia dan paling terbagi secara digital di dunia. Negara-Negara Asia memiliki
konteks politik, budaya, ekonomi dan sosial yang sangat beragam dan dicirikan oleh perbedaan tingkat
pembangunan ekonomi dan sosial. Beberapa negara di kawasan ini secara aktif terlibat dalam pengembangan
dan penerapan teknologi perbatasan seperti kecerdasan buatan (AI), IoT dan robotika dan sudah menjadi yang
terdepan dalam pengembangan, penggunaan, dan inovasi teknologi Namun, sejumlah besar negara di kawasan
ini berada di sisi lain dari kesenjangan digital, dan sampai infrastruktur TIK yang berkembang dengan baik,
modal manusia yang memadai, dan sumber daya yang memadai tersedia untuk memobilisasi upaya digitalisasi
skala besar, kecil kemungkinan Negara-Negara ini akan mampu bertransformasi inovasi teknologi menjadi
dividen pembangunan berkelanjutan.
Kesenjangan konektivitas Konektivitas yang dapat diakses terjangkau dan andal, terutama ke broadband
Internet memainkan peran penting dalam memungkinkan transformasi digital. Sementara penetrasi broadband
memiliki meningkat di kawasan ada kesenjangan yang melebar di antara negara-negara. Republik Korea dan
Jepang peringkat di antara sepuluh besar di dunia dalam penetrasi broadband tetap, tetapi sejumlah negara,
termasuk Afghanistan Republik Demokratik Rakyat Laos, Lebanon, Myanmar, Pakistan, Tajikistan, Timor-
Leste dan Turkmenistan, termasuk yang paling sedikit terhubung di dunia, dengan broadband tetap tingkat
penetrasi di bawah 1 persen. Demikian pula, persen anak muda di Republik Korea telah aktif di Internet
setidaknya selama lima tahun, sementara di Pakistan, yang sesuai proporsinya kurang dari 20 persen.
Kesenjangan digital gender menjadi perhatian lain di kawasan ini, karena perempuan dan anak perempuan di
banyak negara memiliki akses yang lebih sedikit dibandingkan laki-laki dan anak laki-laki ke Internet
broadband dan aplikasi dan layanan peningkatan pengetahuan
Kesenjangan keterampilan digital. E-government terutama menguntungkan orang-orang yang melek huruf. TIK
dan e-government aplikasi paling efektif ketika entitas sektor publik dan pengguna memiliki keterampilan digital
yang sesuai. Sebuah laporan yang dirilis oleh International Telecommunication Union (ITU) pada tahun 2018
mengidentifikasi tingkat pencapaian pendidikan sebagai salah satu indikator terkuat dari kecakapan keterampilan
digital negara-negara itu memiliki segmen populasi yang lebih besar dengan pendidikan tinggi juga cenderung
memiliki keterampilan digital yang lebih tinggi tingkat.
B. Inisiatif dan kemitraan regional
Negara-Negara terus meninjau dan merevisi prioritas pembangunan mereka untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, dan merangkul pengembangan e-government dan transformasi digital semakin dianggap sebagai
fasilitator dan pendorong utama pembangunan berkelanjutan. Pada tahun 2009, Bangladesh mengadopsi
strategi Digital Bangladesh nasional, yang bertujuan untuk mengubah negara menjadi negara digital negara
maju pada tahun 2021 melalui integrasi TIK dalam mendukung tata pemerintahan yang baik, penegakan
hukum, lapangan kerja dan pertumbuhan. Pada tahun 2015, pemerintah India meluncurkan program Digital
India dengan tujuan menjembatani kesenjangan antara daerah perkotaan dan perdesaan dengan
mempromosikan investasi dalam infrastruktur digital, mendorong literasi digital, dan memperluas penyediaan
layanan online. Tahun 2012, Digital Malaysia secara resmi diluncurkan sebagai program transformasi Negara,
yang dirancang untuk mendorong transisi negara menuju ekonomi digital yang maju. Diprakarsai oleh
Pemerintah untuk implementasi selama periode 2018-2022, digital Kazakhstan bertujuan untuk mempercepat
negara pembangunan ekonomi, meningkatkan kualitas hidup penduduk, dan menciptakan kebutuhan kondisi
transisi ke ekonomi digital.
Pemerintah di banyak Negara Kepulauan Pasifik, yang menghadapi tantangan dalam pemberian layanan publik
karena sifat populasi yang tersebar, menyadari pentingnya aplikasi TIK di meningkatkan aksesibilitas sektor
publik dan telah mengadopsi kebijakan nasional untuk mempromosikan e-government perkembangan. Menurut
sebuah penelitian yang di terbitkan oleh Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (ESCAP) pada
konektivitas broadband di Negara-Negara Kepulauan Pasifik, setidaknya 10 dari 14 Negara-Negara di kawasan
Pasifik memiliki kebijakan TIK nasional, dengan beberapa di antaranya dengan jelas mengidentifikasi
pengembangan layanan e-government sebagai tujuan kebijakan utama dan komponen penting dari rencana dan
strategi pembangunan nasional. Di tingkat regional, ESCAP meluncurkan inisiatif Asia-Pacific Information
Superhighway (AP-IS) sebagai pelengkap inisiatif nasional. Inisiatif ini mendorong pengembangan jaringan
broadband regional tanpa batas yang akan meningkatkan keterjangkauan, keandalan, ketahanan, dan cakupan
Internet broadband dan dengan demikian mengatasi kesenjangan digital di dalam dan antar negara di Asia dan
Pasifik. Melalui inisiatif ini, ESCAP juga mempromosikan Belt and Road Initiative antar negara di kawasan
Inisiatif regional lain yang didukung oleh entitas Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah Pulau kecil berkembang
Jalur States Accelerated Modalities of Action (SAMOA), yang mempromosikan yang berkelanjutan
pengembangan Negara berkembang pulau kecil melalui kemitraan yang tulus dan tahan lama Kemitraan antar
Pemerintah yang unik ini berfokus pada pembangunan yang luas prioritas, salah satunya adalah penguatan
infrastruktur TIK untuk mendorong pembangunan dan peningkatan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas
pemerintah. Sebagai bagian dari inisiatif ini, diharapkan bahwa Pemerintah Nasional akan mendukung dan
memfasilitasi perluasan infrastruktur TIK melalui penyediaan pelatihan yang ditargetkan dan melalui promosi
tata Pemerintahan yang baik yang berasal dari pembentukan dan pengelolaan lembaga yang efektif, transparan,
dan akun tabel.
3. Eropa dan Asia Tengah
Agenda 2030 telah memandu Komisi Ekonomi PBB untuk Eropa (ECE) dalam upaya untuk memajukan integrasi
ekonomi regional dan memastikan tidak ada yang tertinggal. anggota ECE termasuk negara-negara di Eropa dan
Asia Tengah. Ada cukup banyak politik, budaya, sosial dan keragaman ekonomi di antara Negara-Negara
anggota, dan tingkat pembangunan termasuk digital perkembangan sangat bervariasi. Wilayah ini mencakup
kelompok besar ekonomi maju tetapi juga rumah bagi sejumlah ekonomi dalam transisi e-government memiliki
peran kunci dalam semua ini Negara. Beberapa Pemerintah di wilayah ECE berada pada tahap yang relatif maju,
menggunakan teknologi seperti TIK, data besar, AI, dan pembelajaran mesin untuk meningkatkan layanan Publik
memberdayakan masyarakat dan akhirnya memberikan kualitas hidup yang lebih baik. Lainnya sedang dalam
tahap baru lahir e-government dan pengembangan digital yang lebih luas.
Uni Eropa memainkan peran kunci dalam memajukan digitalisasi baik di dalam maupun di luar wilayah.
Strategi Eropa Komisi Eropa untuk data dan kertas putih buatan intelijen, bersama dengan cetak biru regional
serupa, membantu meletakkan dasar yang kuat bagi perkembangan masyarakat digital. Negara-Negara di Uni
Eropa telah membangun kota yang “lebih pintar” dan telah mencapai tingkat pengembangan e-government
yang tinggi melalui peningkatan akses digital di beberapa sektor Negara-Negara ini bergerak cepat menuju
masyarakat Eropa yang benar-benar digital. Upaya sedang dilakukan untuk mengembangkan layanan publik
digital lintas batas melalui pembentukan kerangka kerja yang menawarkan alat dan sistem untuk penyampaian
layanan yang lebih baik kepada orang-orang dan bisnis
Program Digital Europe untuk periode 2021-2027 adalah “program pendanaan pertama” di edikasikan semata-
mata untuk mendukung transformasi digital di Uni Eropa. Program ini bertujuan untuk memperkuat investasi
dalam superkomputer, kecerdasan buatan, keamanan siber, digital canggih keterampilan, dan memastikan
penggunaan teknologi digital ini secara luas di seluruh perekonomian dan masyarakat. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan daya saing kawasan dalam ekonomi digital global dan meningkatkan kehidupan orang. Kebijakan
yang sedang dirumuskan oleh Komisi Eropa untuk mendukung Eropa Digital Program ini akan fokus pada
pelatihan keterampilan digital untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi transformasi digital.
Menyadari pentingnya regulasi digital dalam membentuk masa depan digital Eropa di era ini perubahan
teknologi yang cepat, parlemen Eropa menghasilkan kerangka kebijakan bahwa akan membantu warga dan
bisnis sepenuhnya memanfaatkan potensi teknologi digital. Tujuannya adalah untuk membuat kebijakan yang
mendukung adopsi teknologi baru dan yang sedang berkembang, mengatur transformasi digital di industri, dan
memperkuat kepercayaan. Salah satu tujuan penting adalah untuk mencapai vertikal dan koordinasi kebijakan
horizontal melalui harmonisasi kebijakan digital dan legislasi untuk telekomunikasi e-commerce perlindungan
konsumen dan area prioritas terkait lainnya di wilayah. Uni Eropa juga mendorong koordinasi inisiatif non-
legislatif dan kegiatan, termasuk pengembangan e-government dan e-skills meskipun ada gerakan dalam hal ini
arah tetap pada kebijaksanaan masing-masing Pemerintah.
Inisiatif Digital Development (DD), didirikan pada tahun 2017, berfokus pada percepatan digital transformasi
di dalam dan di luar batas kawasan melalui pengarusutamaan digital teknologi dan layanan ke dalam kebijakan
pembangunan di Uni Eropa dan di Negara-Negara mitra (dengan Negara-Negara Afrika di identifikasi sebagai
prioritas dalam konteks ini). Empat pengarusutamaan inisiatif Prioritasnya adalah untuk mempromosikan
akses ke konektivitas broadband yang terjangkau dan aman dan ke digital infrastruktur, termasuk reformasi
peraturan yang diperlukan mempromosikan literasi dan keterampilan digital mendorong kewirausahaan digital
dan penciptaan lapangan kerja dan mempromosikan penggunaan teknologi digital sebagai penggerak untuk
pembangunan berkelanjutan.
A. Tantangan dan peluang regional
Integrasi ekonomi regional telah menjadi yang terdepan dalam pembuatan kebijakan di antara anggota PAUD
Serikat. TIK memperkuat konektivitas perdagangan dan dengan demikian memfasilitasi integrasi regional. yang
dikembangkan ekonomi di Eropa umumnya maju dalam penyediaan layanan digital baik di Publik maupun
sektor Swasta, tetapi sejumlah Negara di Eropa dan Asia Tengah belum mencapai level ini. Perbedaan meluas ke
semua bidang sektoral e-government di tingkat nasional dan subnasional. Fasilitasi perdagangan adalah salah
satu bidang di mana perbedaan yang sedang berlangsung terlihat jelas. Uni Eropa adalah blok ekonomi terbesar
di kawasan ini dan mendapat manfaat dari serikat pabean, dan peraturan perdagangan sistem dirancang untuk
komunikasi elektronik tanpa batas antara pemangku kepentingan perdagangan dan entitas Pemerintah di Uni
Eropa. Tantangan yang meningkat di bagian depan ini di hadapi oleh Negara-Negara yang bukan bagian dari
blok (kecuali Swiss dan Norwegia).
Survei Global tentang Fasilitasi Perdagangan Digital dan Berkelanjutan mengidentifikasi serangkaian layanan
terkait perdagangan yang dapat disediakan dalam bentuk digital (tanpa kertas) untuk memfasilitasi
perdagangan dan menganalisis sejauh mana pelaksanaan untuk setiap tindakan. Menurut Survei Global edisi
2019, Eropa Negara-Negara serikat, Swiss dan Norwegia secara kolektif telah mencapai tingkat implementasi
rata-rata sebesar 77 persen untuk langkah-langkah perdagangan tanpa kertas. Sebaliknya, tingkat yang sesuai
untuk Tenggara Negara-Negara Eropa sebagai kelompok adalah 47,5 persen jauh di bawah rata-rata 71,7
persen untuk ECE wilayah secara keseluruhan. Konektivitas digital dan interoperabilitas sistem regulasi
memiliki implikasi yang luas untuk integrasi regional Negara-Negara berkembang yang terkurung daratan
(LLDC). Implementasi yang lebih besar langkah-langkah lintas batas digital dapat membantu meningkatkan
daya saing Negara-Negara ini di dunia pasar. LLDC di wilayah ECE telah membuat beberapa kemajuan di
bidang ini, tetapi masih ada pekerjaan untuk dilakukan untuk memastikan bahwa mekanisme yang diperlukan
tersedia untuk integrasi yang dioptimalkan.
Tinjauan situasi di LLDC menegaskan bahwa masih ada kesenjangan antara penerapan layanan digital dan
tersedianya ketentuan untuk memfasilitasi perdagangan tanpa kertas lintas batas. Sistem bea cukai digital telah
sepenuhnya atau sebagian diimplementasikan di semua LLDC di kawasan ini dan termasuk mekanisme untuk
penyerahan elektronik pemberitahuan pabean dan dokumentasi pendukung. Di Kazakhstan, misalnya, semua
deklarasi bea cukai telah diproses secara elektronik sejak 2018, dan konektivitas Internet untuk kantor pabean
dan badan perbatasan lainnya kuat dan didukung dengan baik. Namun, terlepas dari kemajuan baru-baru ini,
undang-undang dan peraturan yang mengatur transaksi elektronik di LLDC kawasan tetap lemah, dan hal yang
sama dapat dikatakan tentang kapasitas kelembagaan mereka untuk sertifikasi dokumen elektronik dan
kemampuan mereka untuk bertukar deklarasi pabean elektronik. Ini kesenjangan mungkin tidak mengejutkan,
karena tidak jarang dalam konteks global yang lebih besar.
B. Inisiatif dan kemitraan regional
Program Khusus PBB untuk Ekonomi Asia Tengah (SPECA), dilaksanakan bersama-sama oleh ECE dan
ESCAP, terus berfungsi sebagai kerangka kerja utama untuk kerjasama ECE dengan lainnya pemangku
kepentingan terkait di Asia Tengah dan pemberian dukungan kepada Negara-Negara anggota SPECA dalam
pelaksanaan Agenda 2030. Kemitraan regional dan inisiatif lintas batas didukung oleh standar Internasional,
kebijakan rekomendasi dan pedoman yang dapat mendukung sistem digital Nasional serta lintas batas
pertukaran data elektronik. Perjanjian Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) tentang Fasilitasi perdagangan
sepatutnya mempromosikan penggunaan standar internasional dan berbagi praktik terbaik untuk
menyederhanakan impor dan prosedur ekspor (pasal 10, bagian 3), termasuk pembentukan satu jendela atau
entri titik penyerahan dokumen dan persyaratan data (pasal 10 ayat 4).
Pekerjaan Pusat Fasilitasi Perdagangan dan Bisnis Elektronik PBB (UN/CEFACT) badan antar pemerintah
ECE menawarkan contoh penting tentang bagaimana digitalisasi dan penyerapan teknologi dapat memiliki
dampak positif yang bertahan lama pada pembangunan. Dikembangkan oleh UN/CEFACT pada tahun 1973,
Kunci Tata Letak Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Dokumen Perdagangan adalah dasar untuk secara virtual
setiap dokumen perdagangan internasional di dunia. Turunan Data Elektronik Perserikatan Bangsa-Bangsa
Standar Interchange for Administration, Commerce and Transport (UN/EDIFACT) untuk data elektronik
pertukaran banyak digunakan dalam rantai pasokan internasional, transportasi dan logistik perusahaan
perkapalan dan terminal pelabuhan bertukar lebih dari 1 miliar pesan UN/EDIFACT per tahun, mencakup
lebih dari 75 persen angkutan laut di seluruh dunia.
4. Asia Barat
Kekuatan teknologi digital untuk mendorong pembangunan berkelanjutan yang inovatif dan gesit diakui oleh
sebagian besar Negara di Asia Barat. Prioritas untuk meningkatkan pemberian layanan di wilayah ini meliputi:
meningkatkan partisipasi warga Negara, mendorong inovasi dalam struktur dan lembaga Pemerintah,
pembukaan data Pemerintah dan digitalisasi institusi. Prioritas ini sedang ditangani di seluruh wilayah namun
adopsi dan penerapan teknologi baru dan terkait standar sangat bervariasi antar Negara, dengan penyebaran yang
efektif di beberapa area terhambat oleh tantangan yang berkaitan dengan proses digitalisasi itu sendiri dan faktor
lingkungan yang lebih luas seperti tingkat pembangunan Sosial Ekonomi yang rendah, ketidak stabilan Politik,
atau perang dan kekerasan yang sedang berlangsung.
A. Tantangan dan peluang regional
Ada sejumlah tren umum yang muncul di kawasan saat ini bergerak maju dengan transformasi digital dalam
mengejar pembangunan berkelanjutan. Namun, transformasi digital prioritas dalam kawasan di informasikan
oleh beragam kebutuhan dan kapasitas Nasional dan oleh karena itu sangat bervariasi dari satu Negara ke
Negara lain. Seperti disebutkan di atas, proses transformasi digital dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,
termasuk kapasitas dan akses digital, tata kelola, dan masyarakat keadaan atau kondisi. Di masing-masing
Negara kawasan ini dan faktor-faktor relevan lainnya memandu keputusan Pemerintah tentang integrasi dan
digitalisasi TIK, termasuk pengembangan e-government.
Pendekatan saat ini untuk pengembangan e-government di wilayah tersebut sebagian besar diinformasikan oleh
status Sosial Ekonomi masing-masing Negara, meskipun faktor-faktor lain mungkin juga ikut berperan. Negara-
Negara dalam situasi konflik atau pasca-konflik, seperti Irak, Libya dan Yaman, fokus utamanya pada
peningkatan akses ke infrastruktur TIK dan layanan dasar Pemerintah. Negara-Negara dengan moderat tingkat
pembangunan, seperti Mesir, Yordania dan Lebanon, meningkat dan memperluas penawaran digital untuk
memastikan penyampaian layanan pemerintah inklusif berkualitas tinggi secara efektif. Negara-Negara
berpenghasilan tinggi seperti Bahrain, Qatar dan Uni Emirat Arab sedang memobilisasi potensi teknologi yang
muncul untuk menyediakan layanan Pemerintah yang canggih dan memastikan tingkat pengguna yang tinggi
kepuasan.
Meskipun digitalisasi merupakan prioritas di seluruh kawasan, beberapa Negara menghadapi tantangan yang
telah merusak kemajuan di bidang ini. Konflik dan perselisihan sipil telah menyebabkan gangguan besar dalam
banyak bagian wilayah Arab, dan jutaan orang yang kehilangan tempat tinggal sangat merasakannya sulit atau
bahkan tidak mungkin untuk mengakses layanan, termasuk layanan e-government, di rumah mereka atau
Negara tuan rumah. Harus ditekankan bahwa penyebaran layanan e-government di awal fase pemulihan dan
rekonstruksi memiliki potensi untuk menyediakan pengungsi internal dan pengungsi dengan akses ke informasi
dan layanan penting. Di Negara-Negara kurang berkembang (LDC) seperti Mauritania, Sudan dan Yaman, telah
terjadi peningkatan dalam tingkat penetrasi seluler, tetapi kebanyakan orang tidak memiliki akses ke Internet.
Di LDC dan beberapa Negara berpenghasilan menengah di kawasan ini, kemiskinan mencegah sejumlah besar
orang dari menikmati manfaat e-government, karena banyak yang tidak memiliki sarana untuk membayar
elektronik perangkat atau layanan TIK yang diperlukan untuk mengakses layanan publik online. Di beberapa
Negara, fasilitas umum adalah tersedia di mana siapa pun dapat mengakses Internet, tetapi skala penerapannya
tetap terbatas
Memanfaatkan potensi teknologi digital yang berkembang khususnya di srupsi frontier teknologi dapat sangat
meningkatkan sistem penyampaian e-government dan penyampaian layanan. Ini teknologi memiliki sejumlah
aplikasi dalam otomatisasi dan sering digunakan untuk menyederhanakan dan mengoptimalkan proses dan untuk
meningkatkan kecepatan, efisiensi dan akurasi. Dalam konteks sekarang, seperti teknologi dapat digunakan
untuk pembuatan aplikasi dan perangkat lunak yang meningkatkan transparansi mengurangi korupsi,
merampingkan e-procurement, dan meningkatkan tata kelola secara keseluruhan sambil meminimalkan potensi
risiko.
Adopsi teknologi yang muncul dan terdepan telah menghasilkan peluang baru untuk sejumlah dari Negara-
Negara di kawasan. Sejak 2016, beberapa Negara anggota Dewan Kerjasama untuk Negara-Negara Teluk Arab
telah mengeksplorasi penggunaan teknologi baru seperti blockchain dan AI untuk penyampaian layanan
Pemerintah, keuangan dan komersial. Baru-baru ini, United Emirat Arab mengembangkan Strategi UEA untuk
Kecerdasan Buatan dan Blockchain Emirates Strategi 2021. Tujuan dari strategi blockchain adalah untuk
mentransfer 50 persen dari pemerintah transaksi ke blockchain pada tahun 2021, sementara strategi AI
berfokus pada peningkatan aktivitas pemerintah di sektor-sektor tertentu, termasuk teknologi, transportasi,
kesehatan, pendidikan, air, energi terbarukan dan lingkungan. Arab Saudi memiliki perjanjian dengan IBM
untuk mengimplementasikan aplikasi blockchain untuk layanan pemerintah dan komersial. Pada 2018, Bahrain
menerapkan Keputusan Legislatif No. 54/2018 untuk Penerbitan Surat dan Transaksi Elektronik, yang
memberikan kerangka hukum untuk penggunaan teknologi baru seperti blockchain untuk layanan Pemerintah.
Sebagian besar kegiatan regional seputar penerapan aplikasi teknologi mutakhir terkonsentrasi di Negara-
Negara berpenghasilan tinggi. Sedikit yang telah dilakukan di bidang ini di wilayah yang terkena dampak
konflik Negara-Negara seperti Yaman, Republik Arab Suriah dan Lebanon. Namun, sejumlah United Entitas
Negara memanfaatkan teknologi yang muncul untuk mengatasi beberapa kebutuhan yang lebih mendesak di
wilayah misalnya, blockchain digunakan dalam distribusi bantuan kemanusiaan, dan teknologi baru untuk
pendidikan online membantu membangun keterampilan yang dibutuhkan di kamp-kamp pengungsi di
Yordania.
B. Inisiatif dan kemitraan lintas batas
Inisiatif dan kemitraan lintas batas Inisiatif regional dan kemitraan strategis telah dikembangkan untuk
mengatasi banyak masalah bersama tantangan yang dihadapi Negara-Negara Arab. Perwakilan dari Komisi
Ekonomi dan Sosial untuk Negara-Negara anggota Asia Barat (ESCWA) dan tim ESCWA bekerja sama untuk
memfasilitasi transformasi digital di kawasan melalui upaya-upaya seperti menetapkan strategi kawasan yang
mencerminkan visi bersama, menciptakan platform untuk e-leader, dan mengembangkan pengukuran regional
kriteria untuk menilai kemajuan dalam pengembangan e-government. ESCWA, melalui program kerjasama
teknisnya, membantu beberapa Negara di kawasan ini dengan perumusan rencana pengembangan digital. Di
Yordania, sebuah rencana untuk transformasi digital layanan Pemerintah dikembangkan pada tahun 2019.
Negara Palestina dan Republik Arab Suriah adalah juga mempersiapkan rencana transformasi digital Nasional
mereka dengan bantuan dari ESCWA.
Beberapa inisiatif regional telah diadopsi di dunia Arab untuk mendukung pembangunan digital prioritas.
Namun, inisiatif ini tetap sedikit jumlahnya dan sebagian besar didorong oleh entitas regional seperti Liga
Negara-Negara Arab dan ESCWA dan oleh organisasi internasional. Salah satu strategi regional pertama adalah
Strategi Arab untuk Riset Ilmiah dan Teknis dan Inovasi, diadopsi pada Kongres Menteri Pendidikan Tinggi
dan Riset Ilmiah ke-14 di Dunia Arab pada Maret 2014 dan didukung oleh Liga Negara-Negara Arab pada
Maret 2017. The Strategi mengakui pentingnya upaya bersama untuk mengembangkan ilmu Pengetahuan dan
teknologi dengan cara yang selaras dengan prioritas pembangunan daerah. Fokus khusus dari Strategi ini
adalah peningkatan pendidikan sains di universitas melalui peningkatan kapasitas penelitian ilmiah dan
peningkatan pendanaan untuk penelitian dan pengembangan guna menutup kesenjangan antara penelitian Arab
dan internasional lembaga dan mengurangi Arab "otak menguras.
Proyek ESCWA tentang pengembangan kelembagaan untuk mempromosikan pendekatan partisipatif menuju
pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Asia Barat berfokus pada pengembangan keterbukaan
Pemerintah melalui penggunaan teknologi modern untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dan
untuk memfasilitasi penerapan pendekatan partisipatif terhadap Pemerintahan di kawasan Arab. Untuk
mendukung tujuan ini, ESCWA telah merancang implementasi empat fase Pemerintahan terbuka kerangka
kerja yang mempertimbangkan status Negara-negara Arab dan kesiapan mereka untuk bergerak menuju
Pemerintahan yang terbuka dalam segala hal. Sebagai bagian dari proyek yang sama, ESCWA telah
menyiapkan materi pengembangan kapasitas tentang data terbuka dan tentang partisipasi, kolaborasi, dan
keterlibatan. ESCWA juga telah mempromosikan Pemerintahan terbuka di kawasan Arab melalui lokakarya
pengembangan kapasitas regional dan Nasional dan telah memberikan layanan konsultasi yang berkaitan
dengan Pemerintahan terbuka dan data terbuka kepada Pemerintah Yordania, Negara Palestina dan Republik
Arab Suriah.
5. Amerika Latin dan Karibia
Negara-negara di Amerika Latin dan Karibia telah secara aktif terlibat dalam e-government perkembangannya
sejak awal abad kedua puluh satu. Berbagai inisiatif yang dilakukan dalam wilayah telah berfokus pada prioritas
seperti mendorong partisipasi elektronik, mempromosikan berbasis bukti generasi pengetahuan, dan
meningkatkan akses teknologi untuk kelompok rentan.
A. Tantangan dan prioritas regional
Tantangan dan prioritas regional Meski pun konektivitas Internet sedikit meningkat dalam beberapa tahun
terakhir, sekitar 50 persen dari rumah tangga di Amerika Latin dan Karibia masih kekurangan akses Internet.
Potensi Inisiatif e-government dan e-participation tidak dapat sepenuhnya terwujud jika hanya setengah dari
populasi yang dapat dicapai. Di beberapa bagian wilayah khususnya di Karibia Keterjangkauan internet
menjadi masalah, dan tingkat pengembangan modal manusia tetap rendah. Di Haiti, misalnya, pengangguran
tingkat lebih dari 40 persen, dan tingkat melek huruf hanya sekitar 60 persen. Ekonomi dan sosial hambatan
menciptakan tantangan besar bagi Pemerintah yang berusaha untuk tidak meninggalkan siapa pun di
penyediaan layanan elektronik sektor publik.
Defisit modal manusia merupakan tantangan besar bagi pengembangan TIK di wilayah tersebut.
Sederhananya, tidak ada cukup pekerja terampil untuk mendukung transformasi digital secara memadai. Pada
tahun 2012, 145.000 insinyur lulus dari lembaga pendidikan di Amerika Latin di Amerika Serikat, yang
memiliki sekitar setengah populasi Amerika Latin, 293.000 siswa lulus dengan teknik derajat. Negara-negara
Amerika Latin dan Karibia memiliki insinyur yang secara proporsional lebih sedikit daripada yang ada negara-
negara lain pada tingkat pembangunan Ekonomi yang sama. Kelangkaan modal manusia ini mewakili
tantangan yang luar biasa bagi lembaga publik regional dan perusahaan sektor swasta yang perlu memperoleh
teknologi baru yang inovatif yang akan memungkinkan mereka untuk tetap kompetitif di bidangnya
danresponsif terhadap kebutuhan pelanggan. Pertukaran pengetahuan, data dan informasi digital di dalam dan
antara publik dan swasta sektor lemah di Amerika Latin dan Karibia.
Akibatnya, tidak cukup diketahui tentang publik kebutuhan sektor dan kebutuhan sektor swasta untuk
mendorong pembangunan ekonomi dan sosial melalui digitalisasi. Pemerintah saja tidak memiliki sumber
daya keuangan atau modal manusia yang cukup untuk membangun dasar dan mengembangkan alat yang
diperlukan untuk mendukung inisiatif e-government. Mereka membutuhkan keahlian dan sumber daya
perusahaan teknologi swasta untuk dapat menciptakan platform yang efektif untuk penyediaan layanan
elektronik untuk individu dan bisnis.
Meskipun sejumlah negara di kawasan ini masih kekurangan konektivitas broadband yang luas, Negara lain
telah membuat langkah penting dalam pembangunan infrastruktur TIK dalam beberapa tahun terakhir. Pada
tahun 2010, Brasil menerapkan Plano Nacional de Banda Larga (PNBL), yang telah menciptakan 25.000
kilometer yang terjangkau jaringan broadband yang meluas ke berbagai kotamadya yang kurang
berkembang.89 Implementasinya strategi Plan Vive Digital di Kolombia telah meningkatkan ketersediaan dan
permintaan TIK, khususnya di antara beberapa kelompok yang lebih rentan dalam masyarakat. Ada sejumlah
kerjasama regional dan mekanisme berbagi pengetahuan untuk Negara-negara Amerika Latin dan Karibia
termasuk ECLAC, Pusat Administrasi Pembangunan Karibia, Pusat Pengembangan Amerika Latin
Administrasi, dan Jaringan Pemimpin e-Government Amerika Latin dan Karibia (Red GEALC) dan entitas
seperti ini secara kolektif menawarkan platform kepada negara-negara untuk bekerja sama untuk mencapai
transformasi digital regional.
Forum tersebut juga dapat menyediakan broadband "laggards" dengan kesempatan untuk belajar dari model
perluasan dan penjangkauan yang efektif seperti yang diterapkan di Brasil dan Kolombia. Sementara model
satu ukuran untuk semua untuk pelebaran akses broadband tidak dimungkinkan dalam lingkungan
kelembagaan yang heterogen dari Negara-negara Amerika Latin dan Karibia, berbagi pengalaman sukses bisa
sangat membantu. Upaya regional yang di percepat untuk memperluas akses teknologi sangat penting bagi
sebagian besar Negara-negara multi-pulau yang rapuh di Karibia, karena mereka sering kali merupakan
ekonomi kecil yang sangat terfragmentasi dengan struktur dan institusi pemerintahan satu pulau. Memiliki
akses yang lebih baik ke TIK dan banyak lagi populasi dan sektor bisnis yang terhubung secara digital dapat
membantu meningkatkan penyampaian layanan publik dan meminimalkan dampak jarak dan skala disekonomi
bagi perusahaan lokal.
B. Inisiatif dan kemitraan regional
Perwakilan dari Negara-negara Amerika Latin dan Karibia, yang diselenggarakan oleh ECLAC dan Pemerintah
Brasil pada Seminar Amerika Latin dan Karibia tentang Teknologi Informasi dan Pembangunan, mengadopsi
Deklarasi Florianopolis tentang penggunaan informasi dan teknologi komunikasi (ICT) untuk pengembangan
pada musim panas tahun 2000. Sejak itu, melalui berbagai konferensi tingkat menteri dan deklarasi baru,
kawasan ini telah memperdalam komitmennya untuk menjadi masyarakat informasi. Baru-baru ini, komitmen
ini diperkuat di Keenam Konferensi Tingkat Menteri tentang Masyarakat Informasi di Amerika Latin dan
Karibia (LAC2020), diadakan di Cartagena de Indias, Kolombia, dari 18 hingga 20 April 2018. Di sana,
negara-negara kawasan berkomitmen untuk memperluas ekosistem digital, e-commerce akses ke informasi
publik, dan perlindungan privasi sejalan dengan SDG.
Pada tahun 2003, Red GEALC diciptakan untuk menyatukan para pemain kunci dalam pengembangan e-
government di wilayah Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah Negara Amerika Latin dan ECLAC telah
bekerja untuk membina kolaborasi dengan sektor swasta termasuk perusahaan seperti Telefónica, IBM,
Microsoft dan bank multinasional regional pada aktivitas terkait data. Sementara kemitraan data publik-swasta
terbatas pada titik ini, perusahaan swasta dan LSM sedang bekerja untuk mengembangkan kolaboratif hubungan
dengan mitra data untuk mempercepat kemajuan ekonomi dan sosial di Amerika Latin. Telefónica dan Pusat
Pemikiran Strategis Internasiona adalah bagian dari Kemitraan Global untuk Data Pembangunan Berkelanjutan.
Pada tahun 2016, mereka menandatangani perjanjian bersama untuk mendirikan Data Republica, laboratorium
data yang dirancang untuk memperkuat ekosistem data untuk pembangunan berkelanjutan di Amerika Latin.
Inisiatif ini mempromosikan pengembangan kapasitas, generasi pengetahuan berbasis bukti dan berbagi, serta
pengembangan ekosistem data yang selaras dengan SDGs. Lebih spesifik, platform mengumpulkan dan
memusatkan data dari berbagai institusi dan mengaitkannya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk
mengidentifikasi informasi yang tersedia untuk mengukur ODS indikator.
6. Kesimpulan dan rekomendasi
Prioritas transformasi digital berbeda dari satu daerah ke daerah lain, meskipun ada beberapa tumpang tindih.
Di wilayah ECA, prioritas ini mencakup perdagangan digital, ekonomi digital, dan Pemerintahan terbuka data,
dan dua yang terakhir juga dianggap sebagai prioritas regional utama di wilayah ESCWA. Berdagang dan
fasilitasi transportasi tetap menjadi fokus utama adaptasi teknologi di anggota ECE Negara, sementara di
wilayah ESCAP pengurangan risiko bencana merupakan prioritas mendesak, dengan TIK dan Pengembangan
e-government berfokus pada penyediaan solusi. Prioritas di wilayah ECLAC lean lebih ke arah digitalisasi
sektor publik inti skala besar (dari pada bertahap atau bertahap) fungsi dan adopsi rencana implementasi
strategis di semua Negara.
Upaya transformasi digital di tingkat daerah merupakan cerminan dan respon terhadap tantangan pembangunan
dan menyoroti pentingnya digitalisasi di hampir setiap aspek dari pembangunan berkelanjutan. Sebagaimana
tertuang dalam Agenda 2030,penyebaran informasi dan teknologi komunikasi dan keterkaitan global memiliki
potensi besar untuk mempercepat kemajuan, untuk menjembatani kesenjangan digital dan untuk mengembangkan
masyarakat pengetahuan, seperti halnya ilmiah dan inovasi teknologi di berbagai bidang yang beragam seperti
obat-obatan dan energi. Tinjauan terhadap tantangan dan peluang daerah menunjukkan bahwa terdapat aspek atau
bidang dari pengembangan e-government dan transformasi digital yang pada dasarnya merupakan fokus global
poin hampir semua Pemerintah telah mengidentifikasi ini sebagai bidang yang membutuhkan atau menerima
perhatian dalam kerangka rencana dan strategi nasional dan daerah.
Area yang terkait dengan Tantangan atau peluang pengembangan digital di kawasan antara lain politik
kemauan (komitmen kepemimpinan) dan kapasitas kelembagaan difusi dan konektivitas teknologi,
perdagangan digital dan ekonomi digital, data terbuka, inklusivitas data, dan keterlibatan dari populasi,
keterampilan digital, pemberdayaan ekonomi dan kesenjangan gender dan pintar perkotaan dan urbanisasi.
LDC, LLDC, dan SIDS menyadari pentingnya area ini dan untuk sejauh mungkin terlibat dalam kegiatan yang
relevan namun, banyak Negara di khusus situasi terus menghadapi tantangan yang lebih mendasar yang terkait
dengan pengembangan TIK dan digitalisasi, termasuk keterjangkauan konektivitas, keamanan, infrastruktur,
dan kesenjangan digital.
Mengatasi tantangan ini melalui upaya bersama dan kemitraan tetap menjadi prioritas bagi Komunitas
internasional. Bab ini juga menyoroti sejumlah inisiatif yang menjanjikan. Afrika Cerdas, PRIDA, AP-
IS, the Jalur Sutra Digital, Jalur SAMOA, D4D, SPECA, UN/CEFACT, GEALC Merah, kepemimpinan
elektronik ESCWA inisiatif, dan banyak jaringan dan forum regional yang muncul adalah bukti dari
pemahaman yang berkembang bahwa tantangan dan peluang yang terkait dengan transformasi digital
dapat menjadi yang terbaik diatasi melalui kerjasama antar dan intraregional.
Analisis lintas-regional kualitatif yang mengintegrasikan masukan dari regional PBB komisi menunjukkan
bahwa upaya yang dilakukan untuk memperkuat kerjasama regional yang membangun atas komitmen politik
yang kuat saat ini untuk memastikan keselarasan strategi kebijakan dan tindakan di area kritis berikut :
 Konektivitas dan interoperabilitas (AP-IS, Digital Silk Road/BRI, D4D, PRIDA)
 Pemerintahan terbuka (Data Republica/ECLAC berbagai inisiatif data terbuka/ESCWA)
 Identifikasi digital, ekonomi digital dan perdagangan digital (ID digital dan strategi ekonomi digital dan
inisiatif di Afrika; PBB/CEFACT)
Kerangka peraturan (PRIDA/Afrika DD/Eropa). Upaya digitalisasi Nasional dan regional yang telah dilakukan
dan strategi digital yang sedang di kembangkan untuk pertumbuhan masa depan mencerminkan komitmen yang
kuat untuk melepaskan potensi teknologi baru untuk mendorong pembangunan berkelanjutan. Meskipun masih
ada jalan panjang di depan, pendekatan nasional, intraregional, interregional yang terintegrasi untuk transformasi
digital dimulai berbuah di banyak daerah. Di era meningkatnya saling ketergantungan dan percepatan perubahan
(sebagian besar didorong oleh kemajuan teknologi digital), penguatan kerja sama digital dan lintas batas
kemitraan adalah cara terbaik untuk mengatasi tantangan dan peluang yang relevan.

More Related Content

What's hot

TANTANGAN DAN PELUANG REGIONAL ( Regional Challenges ans Opportunities )
TANTANGAN DAN PELUANG REGIONAL ( Regional Challenges ans Opportunities )TANTANGAN DAN PELUANG REGIONAL ( Regional Challenges ans Opportunities )
TANTANGAN DAN PELUANG REGIONAL ( Regional Challenges ans Opportunities )PutriMellynie
 
Tugas ppt pak sahril
Tugas ppt pak sahrilTugas ppt pak sahril
Tugas ppt pak sahrilFirdaus440614
 
M. khalifatullah 20102006 ppt
M. khalifatullah 20102006 pptM. khalifatullah 20102006 ppt
M. khalifatullah 20102006 pptAdiyaBapriyanto
 
E government for the people
E government for the peopleE government for the people
E government for the peopleFirmankhatobi
 
Tantangan dan Peluang Regional
Tantangan dan Peluang RegionalTantangan dan Peluang Regional
Tantangan dan Peluang RegionalAnisaTiofany1
 
PPT ( ANDI MUHAMMAD RISKI MAULANA )
PPT ( ANDI MUHAMMAD RISKI MAULANA )PPT ( ANDI MUHAMMAD RISKI MAULANA )
PPT ( ANDI MUHAMMAD RISKI MAULANA )AndimuhammadRiskimau
 
SURVEI E-GOVERMENT
SURVEI E-GOVERMENTSURVEI E-GOVERMENT
SURVEI E-GOVERMENTOktaAlamsyah
 
Power point materi pembelajaran mata kuliah teknologi informasi pemerintahan ...
Power point materi pembelajaran mata kuliah teknologi informasi pemerintahan ...Power point materi pembelajaran mata kuliah teknologi informasi pemerintahan ...
Power point materi pembelajaran mata kuliah teknologi informasi pemerintahan ...JayantiKumalasari
 
Tantangan dan Peluang Regional - Regional Challenges and Opportunities
Tantangan dan Peluang Regional - Regional  Challenges and OpportunitiesTantangan dan Peluang Regional - Regional  Challenges and Opportunities
Tantangan dan Peluang Regional - Regional Challenges and OpportunitiesMuhammadZidaneYustis
 
TANTANGAN REGIONAL DAN PELUANG DAERAH DALAM PEMERINTAHAH
TANTANGAN REGIONAL DAN PELUANG DAERAH DALAM PEMERINTAHAHTANTANGAN REGIONAL DAN PELUANG DAERAH DALAM PEMERINTAHAH
TANTANGAN REGIONAL DAN PELUANG DAERAH DALAM PEMERINTAHAHVitriaNanda
 
TANTANGAN DAN PELUANG RAGIONAL
TANTANGAN DAN PELUANG RAGIONALTANTANGAN DAN PELUANG RAGIONAL
TANTANGAN DAN PELUANG RAGIONALALKadri4
 
REGIONAL CHALLENGES AND OPPORTUNITIES
REGIONAL CHALLENGES AND OPPORTUNITIESREGIONAL CHALLENGES AND OPPORTUNITIES
REGIONAL CHALLENGES AND OPPORTUNITIESPUTRI RACHMADANI
 
Amelia fitri handayani
Amelia fitri handayani Amelia fitri handayani
Amelia fitri handayani Muhlizar
 
Tugas ppt tip Rido nasuki
Tugas ppt tip Rido nasukiTugas ppt tip Rido nasuki
Tugas ppt tip Rido nasukiRikudoXander
 
Tomi 20102057 (tip)
Tomi 20102057 (tip)Tomi 20102057 (tip)
Tomi 20102057 (tip)Tomi
 
Local e government development in cities and human settlements
Local e government development in cities and human settlementsLocal e government development in cities and human settlements
Local e government development in cities and human settlementsPRAMUDHITA SELTYA CHAIRI
 

What's hot (20)

TANTANGAN DAN PELUANG REGIONAL ( Regional Challenges ans Opportunities )
TANTANGAN DAN PELUANG REGIONAL ( Regional Challenges ans Opportunities )TANTANGAN DAN PELUANG REGIONAL ( Regional Challenges ans Opportunities )
TANTANGAN DAN PELUANG REGIONAL ( Regional Challenges ans Opportunities )
 
Tugas ppt pak sahril
Tugas ppt pak sahrilTugas ppt pak sahril
Tugas ppt pak sahril
 
M. khalifatullah 20102006 ppt
M. khalifatullah 20102006 pptM. khalifatullah 20102006 ppt
M. khalifatullah 20102006 ppt
 
E government for the people
E government for the peopleE government for the people
E government for the people
 
Ppt tik luvian candra gunawan
Ppt tik luvian candra gunawanPpt tik luvian candra gunawan
Ppt tik luvian candra gunawan
 
Muhammad ainul yakin ppt tip
Muhammad ainul yakin ppt tipMuhammad ainul yakin ppt tip
Muhammad ainul yakin ppt tip
 
Tantangan dan Peluang Regional
Tantangan dan Peluang RegionalTantangan dan Peluang Regional
Tantangan dan Peluang Regional
 
PPT ( ANDI MUHAMMAD RISKI MAULANA )
PPT ( ANDI MUHAMMAD RISKI MAULANA )PPT ( ANDI MUHAMMAD RISKI MAULANA )
PPT ( ANDI MUHAMMAD RISKI MAULANA )
 
SURVEI E-GOVERMENT
SURVEI E-GOVERMENTSURVEI E-GOVERMENT
SURVEI E-GOVERMENT
 
Power point materi pembelajaran mata kuliah teknologi informasi pemerintahan ...
Power point materi pembelajaran mata kuliah teknologi informasi pemerintahan ...Power point materi pembelajaran mata kuliah teknologi informasi pemerintahan ...
Power point materi pembelajaran mata kuliah teknologi informasi pemerintahan ...
 
Tantangan dan Peluang Regional - Regional Challenges and Opportunities
Tantangan dan Peluang Regional - Regional  Challenges and OpportunitiesTantangan dan Peluang Regional - Regional  Challenges and Opportunities
Tantangan dan Peluang Regional - Regional Challenges and Opportunities
 
TANTANGAN REGIONAL DAN PELUANG DAERAH DALAM PEMERINTAHAH
TANTANGAN REGIONAL DAN PELUANG DAERAH DALAM PEMERINTAHAHTANTANGAN REGIONAL DAN PELUANG DAERAH DALAM PEMERINTAHAH
TANTANGAN REGIONAL DAN PELUANG DAERAH DALAM PEMERINTAHAH
 
TANTANGAN DAN PELUANG RAGIONAL
TANTANGAN DAN PELUANG RAGIONALTANTANGAN DAN PELUANG RAGIONAL
TANTANGAN DAN PELUANG RAGIONAL
 
REGIONAL CHALLENGES AND OPPORTUNITIES
REGIONAL CHALLENGES AND OPPORTUNITIESREGIONAL CHALLENGES AND OPPORTUNITIES
REGIONAL CHALLENGES AND OPPORTUNITIES
 
FIKRI HAIKAL
FIKRI HAIKAL FIKRI HAIKAL
FIKRI HAIKAL
 
Amelia fitri handayani
Amelia fitri handayani Amelia fitri handayani
Amelia fitri handayani
 
Tugas ppt tip Rido nasuki
Tugas ppt tip Rido nasukiTugas ppt tip Rido nasuki
Tugas ppt tip Rido nasuki
 
e-government
e-governmente-government
e-government
 
Tomi 20102057 (tip)
Tomi 20102057 (tip)Tomi 20102057 (tip)
Tomi 20102057 (tip)
 
Local e government development in cities and human settlements
Local e government development in cities and human settlementsLocal e government development in cities and human settlements
Local e government development in cities and human settlements
 

Similar to ppt RAHMAT ILHAM dengan tema,Tantangan Regional Dan Peluang

M. khalifatullah 20102006 ppt
M. khalifatullah 20102006 pptM. khalifatullah 20102006 ppt
M. khalifatullah 20102006 pptBejutaLebih
 
Riski Andena Putra ( 20102013) Teknologi informasi pemerintahan
Riski Andena Putra ( 20102013) Teknologi informasi pemerintahanRiski Andena Putra ( 20102013) Teknologi informasi pemerintahan
Riski Andena Putra ( 20102013) Teknologi informasi pemerintahanRizkiAndenaPutra
 
Riski Andena Putra ( 20102013) Media pembelajaran Teknologi informasi pemerin...
Riski Andena Putra ( 20102013) Media pembelajaran Teknologi informasi pemerin...Riski Andena Putra ( 20102013) Media pembelajaran Teknologi informasi pemerin...
Riski Andena Putra ( 20102013) Media pembelajaran Teknologi informasi pemerin...RizkiAndenaPutra
 
Sim, 7, fariz satiano, hapzi ali, universitas mercu buana,implementasi sistem...
Sim, 7, fariz satiano, hapzi ali, universitas mercu buana,implementasi sistem...Sim, 7, fariz satiano, hapzi ali, universitas mercu buana,implementasi sistem...
Sim, 7, fariz satiano, hapzi ali, universitas mercu buana,implementasi sistem...farizsatiano32
 
Sim, 7, novenia sembring, hapzi ali, universitas mercu buana,implementasi sis...
Sim, 7, novenia sembring, hapzi ali, universitas mercu buana,implementasi sis...Sim, 7, novenia sembring, hapzi ali, universitas mercu buana,implementasi sis...
Sim, 7, novenia sembring, hapzi ali, universitas mercu buana,implementasi sis...NoveniaSembiring
 
Kelompok v e government
Kelompok v e governmentKelompok v e government
Kelompok v e governmentDeanCrosstian
 
20140601 the role of business and government in smart sustainable city
20140601 the role of business and government in smart sustainable city20140601 the role of business and government in smart sustainable city
20140601 the role of business and government in smart sustainable cityTelekomunikasi Indonesia
 
190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptx
190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptx190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptx
190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptxDodiSetiawan46
 
Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, telekomunikasi, internet & ...
Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, telekomunikasi, internet & ...Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, telekomunikasi, internet & ...
Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, telekomunikasi, internet & ...Mayangsari_22
 
Seri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digital
Seri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digitalSeri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digital
Seri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digitalliterasi digital
 
Pengembangan E-Government di Pemerintah Daerah
Pengembangan E-Government di Pemerintah DaerahPengembangan E-Government di Pemerintah Daerah
Pengembangan E-Government di Pemerintah DaerahIndriyatno Banyumurti
 
Kominfo-Rakor-Kominfo-Jateng (1).pptx
Kominfo-Rakor-Kominfo-Jateng (1).pptxKominfo-Rakor-Kominfo-Jateng (1).pptx
Kominfo-Rakor-Kominfo-Jateng (1).pptxsubditpenanganankonf
 
Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)
Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)
Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)ICT Watch
 
Modul Tata Kelola Internet
Modul Tata Kelola InternetModul Tata Kelola Internet
Modul Tata Kelola InternetID-IGF
 
Modul Tata Kelola Internet (disusun oleh APCICT)
Modul Tata Kelola Internet (disusun oleh APCICT)Modul Tata Kelola Internet (disusun oleh APCICT)
Modul Tata Kelola Internet (disusun oleh APCICT)ICT Watch - Indonesia
 
Modul Tata Kelola Internet - APCICT
Modul Tata Kelola Internet - APCICTModul Tata Kelola Internet - APCICT
Modul Tata Kelola Internet - APCICTIGF Indonesia
 

Similar to ppt RAHMAT ILHAM dengan tema,Tantangan Regional Dan Peluang (20)

M. khalifatullah 20102006 ppt
M. khalifatullah 20102006 pptM. khalifatullah 20102006 ppt
M. khalifatullah 20102006 ppt
 
Riski Andena Putra ( 20102013) Teknologi informasi pemerintahan
Riski Andena Putra ( 20102013) Teknologi informasi pemerintahanRiski Andena Putra ( 20102013) Teknologi informasi pemerintahan
Riski Andena Putra ( 20102013) Teknologi informasi pemerintahan
 
Riski Andena Putra ( 20102013) Media pembelajaran Teknologi informasi pemerin...
Riski Andena Putra ( 20102013) Media pembelajaran Teknologi informasi pemerin...Riski Andena Putra ( 20102013) Media pembelajaran Teknologi informasi pemerin...
Riski Andena Putra ( 20102013) Media pembelajaran Teknologi informasi pemerin...
 
PEMBANGUNAN DIGITALISASI.pptx (HERI SYAFRIZAL 21102067)
PEMBANGUNAN DIGITALISASI.pptx (HERI SYAFRIZAL 21102067)PEMBANGUNAN DIGITALISASI.pptx (HERI SYAFRIZAL 21102067)
PEMBANGUNAN DIGITALISASI.pptx (HERI SYAFRIZAL 21102067)
 
Sim, 7, fariz satiano, hapzi ali, universitas mercu buana,implementasi sistem...
Sim, 7, fariz satiano, hapzi ali, universitas mercu buana,implementasi sistem...Sim, 7, fariz satiano, hapzi ali, universitas mercu buana,implementasi sistem...
Sim, 7, fariz satiano, hapzi ali, universitas mercu buana,implementasi sistem...
 
PPT TIP Ahmad Syaifudin
PPT TIP Ahmad SyaifudinPPT TIP Ahmad Syaifudin
PPT TIP Ahmad Syaifudin
 
Sim, 7, novenia sembring, hapzi ali, universitas mercu buana,implementasi sis...
Sim, 7, novenia sembring, hapzi ali, universitas mercu buana,implementasi sis...Sim, 7, novenia sembring, hapzi ali, universitas mercu buana,implementasi sis...
Sim, 7, novenia sembring, hapzi ali, universitas mercu buana,implementasi sis...
 
Kelompok v e government
Kelompok v e governmentKelompok v e government
Kelompok v e government
 
20140601 the role of business and government in smart sustainable city
20140601 the role of business and government in smart sustainable city20140601 the role of business and government in smart sustainable city
20140601 the role of business and government in smart sustainable city
 
190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptx
190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptx190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptx
190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptx
 
BUKU DigiKOP 2023.pdf
BUKU DigiKOP 2023.pdfBUKU DigiKOP 2023.pdf
BUKU DigiKOP 2023.pdf
 
Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, telekomunikasi, internet & ...
Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, telekomunikasi, internet & ...Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, telekomunikasi, internet & ...
Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, telekomunikasi, internet & ...
 
Seri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digital
Seri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digitalSeri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digital
Seri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digital
 
Pengembangan E-Government di Pemerintah Daerah
Pengembangan E-Government di Pemerintah DaerahPengembangan E-Government di Pemerintah Daerah
Pengembangan E-Government di Pemerintah Daerah
 
Sosialisasi televisi digital
Sosialisasi televisi digital Sosialisasi televisi digital
Sosialisasi televisi digital
 
Kominfo-Rakor-Kominfo-Jateng (1).pptx
Kominfo-Rakor-Kominfo-Jateng (1).pptxKominfo-Rakor-Kominfo-Jateng (1).pptx
Kominfo-Rakor-Kominfo-Jateng (1).pptx
 
Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)
Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)
Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)
 
Modul Tata Kelola Internet
Modul Tata Kelola InternetModul Tata Kelola Internet
Modul Tata Kelola Internet
 
Modul Tata Kelola Internet (disusun oleh APCICT)
Modul Tata Kelola Internet (disusun oleh APCICT)Modul Tata Kelola Internet (disusun oleh APCICT)
Modul Tata Kelola Internet (disusun oleh APCICT)
 
Modul Tata Kelola Internet - APCICT
Modul Tata Kelola Internet - APCICTModul Tata Kelola Internet - APCICT
Modul Tata Kelola Internet - APCICT
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 

ppt RAHMAT ILHAM dengan tema,Tantangan Regional Dan Peluang

  • 1. Nama : RAHMAT ILHAM Nim : 20102011 Prodi : ILMU PEMERINTAHAN SEMESTER III Reguler SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK RAJA HAJI TANJUNG PINANG T.P 2021/2022
  • 2. TANTANGAN REGIONAL DAN PELUANG Pengantar Bab 3 menyajikan penilaian kualitatif kemajuan daerah melengkapi penilaian kuantitatif global dan regional dari pengembangan e-government disediakan dalam bab 1 dan 2. Ini menawarkan gambaran empiris tantangan dan peluang regional dan analisis tanggapan regional melalui tinjauan inisiatif yang relevan dan kemitraan lintas batas. Bab ini telah mendapat manfaat dari kontribusi dari berbagai komisi regional Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dari diskusi dan hasil pertemuan kelompok ahli tentang proses persiapan untuk Survei E-Government Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang diadakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial (UN DESA) di New York pada 1 dan 2 April 2019.
  • 3. 1. Pembangunan daerah A. AFRIKA Digitalisasi berkembang pesat di Afrika. Negara-negara Afrika, mereka organisasi regional, dan Uni Afrika mulai berlaku kebijakan, strategi dan peraturan nasional dan daerah yang ditujukan untuk memastikan bahwa penduduk benua dapat memanfaatkan sepenuhnya kemungkinan yang ditawarkan oleh digitalisasi dan transformasi digital. Ini langkah-langkah selaras dengan tujuan kebijakan yang ditetapkan di Uni Afrika Agenda 2063 dan dengan tujuan Agenda 2030 untuk Berkelanjutan Pembangunan, termasuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) dan target terkait. Digitalisasi menawarkan peluang baru untuk meningkatkan administrasi publik dan meningkatkan perekonomian. Sejumlah Negara Afrika telah melangkah upaya mereka untuk mengintegrasikan teknologi digital dalam proses pemerintahan, dan banyak yang sekarang menawarkan berbagai layanan elektronik dengan tujuan meningkatkan efisiensi pemerintah, transparansi, daya tanggap, efektivitas, dan pengiriman layanan.
  • 4. Teknologi digital juga diadopsi untuk mendukung upaya pemerintah untuk membangun dan melindungi perekonomian di beberapa daerah misalnya, teknologi ini digunakan untuk memfasilitasi pajak langsung pengumpulan mendukung pembuatan dan pengembangan perusahaan, dan mengurangi aliran keuangan gelap masuk dan keluar daerah.
  • 5. B. Tantangan dan peluang regional Tantangan yang terkait dengan penyampaian e-government yang efektifdi Afrika tetap kompleks. teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) infrastruktur tidak berkembang atau terbelakang di sebagian besar kawasan, dengan banyak Negara kekurangan sumber daya atau mekanisme untuk sepenuhnya menangani prioritas di bidang-bidang seperti keamanan siber, perlindungan privasi, Satu daya (elektrifikasi), akses dan konektivitas Internet, interoperabilitas dan sistem kolaborasi, dan infrastruktur data. Meskipun lebih dari tiga dekade perkembangan TIK, Afrika masih tertinggal di belakang wilayah lain dalam TIK infrastruktur, akses, penggunaan, dan keterampilan. Penetrasi internet di Afrika diperkirakan mencapai 36 persen (473 juta orang online). Defisit ini kemungkinan akan mempengaruhi pengembangan e-government lebih lanjut Afrika saat laju inovasi teknologi semakin cepat, menghadirkan tantangan serius bagi prosesnya transformasi digital di Afrika. Prioritas pembangunan yang bersaing di sebagian besar negara Afrika dan rendahnya tingkat sumber daya domestik mobilisasi juga menyebabkan kendala keuangan yang serius.
  • 6. Kebutuhan mendesak untuk meningkatkan digital pemerataan dan mengurangi ketidaksetaraan telah memaksakan permintaan yang lebih tinggi pada infrastruktur yang ada dan terkait pengeluaran. Namun, tantangan bagi Afrika dalam transformasi digital melampaui infrastruktur dan keuangan, meluas ke kepemimpinan, kerangka hukum dan peraturan, kerangka kelembagaan, dan kapasitas manusia dan kelembagaan. Buta huruf (termasuk e-buta huruf), hambatan bahasa, dan Aksesibilitas dan keterjangkauan internet (terutama untuk kelompok rentan) hanyalah beberapa dari yang relevan masalah sosial ekonomi yang membutuhkan perhatian mendesak jika digitalisasi ingin bergerak maju. Strategi transformasi digital nasional yang komprehensif dan rencana implementasi yang terintegrasi prioritas nasional dengan prioritas regional dan global adalah jalan ke depan. Jumlah yang cukup banyak negara-negara Afrika telah memperkenalkan perubahan yang berkontribusi pada transformasi digital di tingkat nasional dan daerah.
  • 7. Misalnya, Mauritius sedang menyiapkan e-governance regional akademi, Nigeria telah meluncurkan Informasi Manajemen Keuangan Terpadu Pemerintah System (GIFMIS), Zimbabwe telah mengaktifkan sistem manajemen keuangan sektor publik, mesin kasir di Ethiopia terhubung langsung ke otoritas pajak, dan Namibia telah menyiapkan pengalaman pengguna platform (UXP) yang memungkinkan manifestasi digital dari berbagai lembaga Negara untuk diintegrasikan ke dalam satu sistem. Sekitar setengah dari negara-negara di Afrika memiliki sistem kartu pengenal digital (ID) dirancang untuk memfasilitasi inklusi digital, keuangan, dan sosial. Sistem identitas digital yang komprehensif adalah pintu gerbang menuju perdagangan dan pengembangan digital yang efektif ekonomi digital, yang merupakan prioritas tinggi kawasan ini dalam upayanya mencapai pertumbuhan yang didorong transformasi digital.
  • 8. Namun, kemajuan baru-baru ini, lebih dari 500 juta orang di Afrika masih belum memiliki identitas hukum. Dengan memberikan identitas hukum, pemerintah di Afrika berharap untuk meluncurkan gelombang inovasi baru, memperluas inklusi keuangan dan mencegah penipuan, sekaligus meningkatkan efisiensi, transparansi dan akuntabilitas dalam pemberian pelayanan sosial. Dengan pendirian dari Kawasan Perdagangan Bebas Kontinental Afrika (AfCFTA) pada tahun 2018, implementasi yang tepat waktu dari robust sistem yang mengintegrasikan teknologi identitas digital sangat penting. Teknologi baru membantu Pemerintah meningkatkan penyampaian layanan elektronik dan beradaptasi dengan perkembangan kebutuhan, tetapi potensi penuh mereka belum dimanfaatkan di Afrika. Kemungkinan yang berasal dari peningkatan penyerapan teknologi perbatasan seperti Internet of Things (IoT), data besar dan blockchain hampir tidak terbatas di Afrika, teknologi tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan di berbagai bidang, termasuk pertanian, perawatan kesehatan, pendidikan dan perlindungan sosial.
  • 9. C. Kemitraan dan inisiatif regional Mengatasi tantangan yang terkait dengan digitalisasi dan mengeluarkan potensinya untuk meningkatkan pemerintahan dan pertumbuhan di Afrika memerlukan pendekatan yang terkoordinasi dan terintegrasi di tingkat nasional dan tingkat daerah. Ada banyak inisiatif dan kemitraan regional yang telah terjalin untuk memajukan transformasi digital di Kawasan satu yang patut disoroti adalah inisiatif Afrika Cerdas. Menyadari perlunya koordinasi dan kolaborasi, 30 negara Afrika berkumpul pada tahun 2013 dan, dalam kemitraan dengan organisasi internasional dan regional dan sektor swasta, menegaskan komitmen mereka terhadap transformasi digital inovatif di Afrika. Sejak itu, Afrika Pintar telah memimpin upaya digitalisasi regional dengan tingkat dukungan politik tertinggi.
  • 10. Ada juga komitmen baru dari mitra regional dan internasional untuk bekerja menuju harmonisasi regional kerangka hukum dan peraturan untuk mempercepat transformasi digital di Afrika. Instrumen yang diadopsi untuk mendukung tujuan ini termasuk Piagam Afrika tentang Nilai dan Asas-Asas Pelayanan dan Administrasi Publik Piagam Afrika tentang Demokrasi, Pemilu dan Pemerintahan dan Konvensi Uni Afrika tentang Keamanan Siber dan Perlindungan Data Pribadi. Inisiatif Kebijakan dan Regulasi untuk Afrika Digital (PRIDA) diluncurkan pada tahun 2019 untuk mengatasi penawaran dan permintaan broadband dan untuk membangun kapasitas pemangku kepentingan Afrika di Internet ruang tata kelola, sehingga memungkinkan benua Afrika untuk menuai manfaat digitalisasi Target SDG 16,9 seruan untuk memberikan identitas hukum untuk semua, termasuk pencatatan kelahiran, pada tahun 2030. Dalam arti luas, menetapkan identitas hukum untuk semua berkontribusi pada Tujuan 16 untuk mempromosikan masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan bagi semua, dan membangun institusi yang efektif, akun tabel dan inklusif di semua tingkatan. Dalam konteks bangunan lembaga yang kuat, penggunaan identifikasi digital, atau ID digital, menciptakan peluang untuk memperluas
  • 11. basis pajak dengan meningkatkan identifikasi dan pelacakan wajib pajak dan membantu wajib pajak memenuhi pajak mereka kewajiban melalui penggunaan teknologi seluler. Ini juga meningkatkan kapasitas pemerintah untuk memobilisasi sumber daya tambahan melalui penilaian dan administrasi pajak yang lebih baik. Berbagai inisiatif telah dilakukan untuk memajukan upaya identifikasi digital. Pada tanggal 32 Sidang Biasa Majelis Kepala Negara dan Pemerintahan Uni Afrika, diadakan di Addis Ababa pada Februari 2019, Komisi Ekonomi PBB untuk Afrika (ECA) setuju untuk berkolaborasi dengan Komisi Uni Afrika, Afrika Cerdas, dan lainnya dalam pengembangan ID digital dan strategi ekonomi digital. Menanggapi meningkatnya kebutuhan akan kerja sama regional, Pusat Keunggulan ECA untuk Identitas Digital, Perdagangan, dan Ekonomi didirikan pada tahun 2018 untuk memberikan dukungan teknis dan bantuan pengembangan kapasitas kepada negara-negara yang meminta bantuan dengan tantangan terkait, antara lain, ID digital dan ekonomi digital, ekspansi broadband, e-government, dan sistem perpajakan. Pusat ini memainkan peran penelitian, penasehat dan koordinasi. Pekerjaannya berlabuh dalam mempromosikan harmonisasi standar, peraturan,
  • 12. infrastruktur dan pengembangan kapasitas di benua Afrika untuk pengembangan identitas digital dan digital ekonomi. Sepuluh Prinsip Kerangka Kerja untuk ID Digital yang Baik dan Ekonomi Digital telah dikembangkan oleh Pusat dengan maksud untuk mendukung upaya harmonisasi dan interoperabilitas dari Negara-Negara Afrika.
  • 13. 2. Asia dan Oseania Ekspansi digitalisasi di Asia terus mengubah kehidupan miliaran orang diwilayah. Inisiatif digital yang dilakukan oleh Pemerintah dan lembaga publik telah menawarkan peluang untuk mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif, meningkatkan akses ke layanan utama di sektor-sektor sepertiseperti kesehatan dan pendidikan, meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan publik secara keseluruhan, dan meningkatkan transformasi digital dan pengembangan e-government di tingkat nasional dan daerah.
  • 14. A. Tantangan dan peluang regional Asia adalah wilayah terpadat di dunia dan paling terbagi secara digital di dunia. Negara-Negara Asia memiliki konteks politik, budaya, ekonomi dan sosial yang sangat beragam dan dicirikan oleh perbedaan tingkat pembangunan ekonomi dan sosial. Beberapa negara di kawasan ini secara aktif terlibat dalam pengembangan dan penerapan teknologi perbatasan seperti kecerdasan buatan (AI), IoT dan robotika dan sudah menjadi yang terdepan dalam pengembangan, penggunaan, dan inovasi teknologi Namun, sejumlah besar negara di kawasan ini berada di sisi lain dari kesenjangan digital, dan sampai infrastruktur TIK yang berkembang dengan baik, modal manusia yang memadai, dan sumber daya yang memadai tersedia untuk memobilisasi upaya digitalisasi skala besar, kecil kemungkinan Negara-Negara ini akan mampu bertransformasi inovasi teknologi menjadi dividen pembangunan berkelanjutan.
  • 15. Kesenjangan konektivitas Konektivitas yang dapat diakses terjangkau dan andal, terutama ke broadband Internet memainkan peran penting dalam memungkinkan transformasi digital. Sementara penetrasi broadband memiliki meningkat di kawasan ada kesenjangan yang melebar di antara negara-negara. Republik Korea dan Jepang peringkat di antara sepuluh besar di dunia dalam penetrasi broadband tetap, tetapi sejumlah negara, termasuk Afghanistan Republik Demokratik Rakyat Laos, Lebanon, Myanmar, Pakistan, Tajikistan, Timor- Leste dan Turkmenistan, termasuk yang paling sedikit terhubung di dunia, dengan broadband tetap tingkat penetrasi di bawah 1 persen. Demikian pula, persen anak muda di Republik Korea telah aktif di Internet setidaknya selama lima tahun, sementara di Pakistan, yang sesuai proporsinya kurang dari 20 persen. Kesenjangan digital gender menjadi perhatian lain di kawasan ini, karena perempuan dan anak perempuan di banyak negara memiliki akses yang lebih sedikit dibandingkan laki-laki dan anak laki-laki ke Internet broadband dan aplikasi dan layanan peningkatan pengetahuan
  • 16. Kesenjangan keterampilan digital. E-government terutama menguntungkan orang-orang yang melek huruf. TIK dan e-government aplikasi paling efektif ketika entitas sektor publik dan pengguna memiliki keterampilan digital yang sesuai. Sebuah laporan yang dirilis oleh International Telecommunication Union (ITU) pada tahun 2018 mengidentifikasi tingkat pencapaian pendidikan sebagai salah satu indikator terkuat dari kecakapan keterampilan digital negara-negara itu memiliki segmen populasi yang lebih besar dengan pendidikan tinggi juga cenderung memiliki keterampilan digital yang lebih tinggi tingkat.
  • 17. B. Inisiatif dan kemitraan regional Negara-Negara terus meninjau dan merevisi prioritas pembangunan mereka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dan merangkul pengembangan e-government dan transformasi digital semakin dianggap sebagai fasilitator dan pendorong utama pembangunan berkelanjutan. Pada tahun 2009, Bangladesh mengadopsi strategi Digital Bangladesh nasional, yang bertujuan untuk mengubah negara menjadi negara digital negara maju pada tahun 2021 melalui integrasi TIK dalam mendukung tata pemerintahan yang baik, penegakan hukum, lapangan kerja dan pertumbuhan. Pada tahun 2015, pemerintah India meluncurkan program Digital India dengan tujuan menjembatani kesenjangan antara daerah perkotaan dan perdesaan dengan mempromosikan investasi dalam infrastruktur digital, mendorong literasi digital, dan memperluas penyediaan layanan online. Tahun 2012, Digital Malaysia secara resmi diluncurkan sebagai program transformasi Negara, yang dirancang untuk mendorong transisi negara menuju ekonomi digital yang maju. Diprakarsai oleh Pemerintah untuk implementasi selama periode 2018-2022, digital Kazakhstan bertujuan untuk mempercepat negara pembangunan ekonomi, meningkatkan kualitas hidup penduduk, dan menciptakan kebutuhan kondisi transisi ke ekonomi digital.
  • 18. Pemerintah di banyak Negara Kepulauan Pasifik, yang menghadapi tantangan dalam pemberian layanan publik karena sifat populasi yang tersebar, menyadari pentingnya aplikasi TIK di meningkatkan aksesibilitas sektor publik dan telah mengadopsi kebijakan nasional untuk mempromosikan e-government perkembangan. Menurut sebuah penelitian yang di terbitkan oleh Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (ESCAP) pada konektivitas broadband di Negara-Negara Kepulauan Pasifik, setidaknya 10 dari 14 Negara-Negara di kawasan Pasifik memiliki kebijakan TIK nasional, dengan beberapa di antaranya dengan jelas mengidentifikasi pengembangan layanan e-government sebagai tujuan kebijakan utama dan komponen penting dari rencana dan strategi pembangunan nasional. Di tingkat regional, ESCAP meluncurkan inisiatif Asia-Pacific Information Superhighway (AP-IS) sebagai pelengkap inisiatif nasional. Inisiatif ini mendorong pengembangan jaringan broadband regional tanpa batas yang akan meningkatkan keterjangkauan, keandalan, ketahanan, dan cakupan Internet broadband dan dengan demikian mengatasi kesenjangan digital di dalam dan antar negara di Asia dan Pasifik. Melalui inisiatif ini, ESCAP juga mempromosikan Belt and Road Initiative antar negara di kawasan
  • 19. Inisiatif regional lain yang didukung oleh entitas Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah Pulau kecil berkembang Jalur States Accelerated Modalities of Action (SAMOA), yang mempromosikan yang berkelanjutan pengembangan Negara berkembang pulau kecil melalui kemitraan yang tulus dan tahan lama Kemitraan antar Pemerintah yang unik ini berfokus pada pembangunan yang luas prioritas, salah satunya adalah penguatan infrastruktur TIK untuk mendorong pembangunan dan peningkatan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas pemerintah. Sebagai bagian dari inisiatif ini, diharapkan bahwa Pemerintah Nasional akan mendukung dan memfasilitasi perluasan infrastruktur TIK melalui penyediaan pelatihan yang ditargetkan dan melalui promosi tata Pemerintahan yang baik yang berasal dari pembentukan dan pengelolaan lembaga yang efektif, transparan, dan akun tabel.
  • 20. 3. Eropa dan Asia Tengah Agenda 2030 telah memandu Komisi Ekonomi PBB untuk Eropa (ECE) dalam upaya untuk memajukan integrasi ekonomi regional dan memastikan tidak ada yang tertinggal. anggota ECE termasuk negara-negara di Eropa dan Asia Tengah. Ada cukup banyak politik, budaya, sosial dan keragaman ekonomi di antara Negara-Negara anggota, dan tingkat pembangunan termasuk digital perkembangan sangat bervariasi. Wilayah ini mencakup kelompok besar ekonomi maju tetapi juga rumah bagi sejumlah ekonomi dalam transisi e-government memiliki peran kunci dalam semua ini Negara. Beberapa Pemerintah di wilayah ECE berada pada tahap yang relatif maju, menggunakan teknologi seperti TIK, data besar, AI, dan pembelajaran mesin untuk meningkatkan layanan Publik memberdayakan masyarakat dan akhirnya memberikan kualitas hidup yang lebih baik. Lainnya sedang dalam tahap baru lahir e-government dan pengembangan digital yang lebih luas.
  • 21. Uni Eropa memainkan peran kunci dalam memajukan digitalisasi baik di dalam maupun di luar wilayah. Strategi Eropa Komisi Eropa untuk data dan kertas putih buatan intelijen, bersama dengan cetak biru regional serupa, membantu meletakkan dasar yang kuat bagi perkembangan masyarakat digital. Negara-Negara di Uni Eropa telah membangun kota yang “lebih pintar” dan telah mencapai tingkat pengembangan e-government yang tinggi melalui peningkatan akses digital di beberapa sektor Negara-Negara ini bergerak cepat menuju masyarakat Eropa yang benar-benar digital. Upaya sedang dilakukan untuk mengembangkan layanan publik digital lintas batas melalui pembentukan kerangka kerja yang menawarkan alat dan sistem untuk penyampaian layanan yang lebih baik kepada orang-orang dan bisnis
  • 22. Program Digital Europe untuk periode 2021-2027 adalah “program pendanaan pertama” di edikasikan semata- mata untuk mendukung transformasi digital di Uni Eropa. Program ini bertujuan untuk memperkuat investasi dalam superkomputer, kecerdasan buatan, keamanan siber, digital canggih keterampilan, dan memastikan penggunaan teknologi digital ini secara luas di seluruh perekonomian dan masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya saing kawasan dalam ekonomi digital global dan meningkatkan kehidupan orang. Kebijakan yang sedang dirumuskan oleh Komisi Eropa untuk mendukung Eropa Digital Program ini akan fokus pada pelatihan keterampilan digital untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi transformasi digital.
  • 23. Menyadari pentingnya regulasi digital dalam membentuk masa depan digital Eropa di era ini perubahan teknologi yang cepat, parlemen Eropa menghasilkan kerangka kebijakan bahwa akan membantu warga dan bisnis sepenuhnya memanfaatkan potensi teknologi digital. Tujuannya adalah untuk membuat kebijakan yang mendukung adopsi teknologi baru dan yang sedang berkembang, mengatur transformasi digital di industri, dan memperkuat kepercayaan. Salah satu tujuan penting adalah untuk mencapai vertikal dan koordinasi kebijakan horizontal melalui harmonisasi kebijakan digital dan legislasi untuk telekomunikasi e-commerce perlindungan konsumen dan area prioritas terkait lainnya di wilayah. Uni Eropa juga mendorong koordinasi inisiatif non- legislatif dan kegiatan, termasuk pengembangan e-government dan e-skills meskipun ada gerakan dalam hal ini arah tetap pada kebijaksanaan masing-masing Pemerintah.
  • 24. Inisiatif Digital Development (DD), didirikan pada tahun 2017, berfokus pada percepatan digital transformasi di dalam dan di luar batas kawasan melalui pengarusutamaan digital teknologi dan layanan ke dalam kebijakan pembangunan di Uni Eropa dan di Negara-Negara mitra (dengan Negara-Negara Afrika di identifikasi sebagai prioritas dalam konteks ini). Empat pengarusutamaan inisiatif Prioritasnya adalah untuk mempromosikan akses ke konektivitas broadband yang terjangkau dan aman dan ke digital infrastruktur, termasuk reformasi peraturan yang diperlukan mempromosikan literasi dan keterampilan digital mendorong kewirausahaan digital dan penciptaan lapangan kerja dan mempromosikan penggunaan teknologi digital sebagai penggerak untuk pembangunan berkelanjutan.
  • 25. A. Tantangan dan peluang regional Integrasi ekonomi regional telah menjadi yang terdepan dalam pembuatan kebijakan di antara anggota PAUD Serikat. TIK memperkuat konektivitas perdagangan dan dengan demikian memfasilitasi integrasi regional. yang dikembangkan ekonomi di Eropa umumnya maju dalam penyediaan layanan digital baik di Publik maupun sektor Swasta, tetapi sejumlah Negara di Eropa dan Asia Tengah belum mencapai level ini. Perbedaan meluas ke semua bidang sektoral e-government di tingkat nasional dan subnasional. Fasilitasi perdagangan adalah salah satu bidang di mana perbedaan yang sedang berlangsung terlihat jelas. Uni Eropa adalah blok ekonomi terbesar di kawasan ini dan mendapat manfaat dari serikat pabean, dan peraturan perdagangan sistem dirancang untuk komunikasi elektronik tanpa batas antara pemangku kepentingan perdagangan dan entitas Pemerintah di Uni Eropa. Tantangan yang meningkat di bagian depan ini di hadapi oleh Negara-Negara yang bukan bagian dari blok (kecuali Swiss dan Norwegia).
  • 26. Survei Global tentang Fasilitasi Perdagangan Digital dan Berkelanjutan mengidentifikasi serangkaian layanan terkait perdagangan yang dapat disediakan dalam bentuk digital (tanpa kertas) untuk memfasilitasi perdagangan dan menganalisis sejauh mana pelaksanaan untuk setiap tindakan. Menurut Survei Global edisi 2019, Eropa Negara-Negara serikat, Swiss dan Norwegia secara kolektif telah mencapai tingkat implementasi rata-rata sebesar 77 persen untuk langkah-langkah perdagangan tanpa kertas. Sebaliknya, tingkat yang sesuai untuk Tenggara Negara-Negara Eropa sebagai kelompok adalah 47,5 persen jauh di bawah rata-rata 71,7 persen untuk ECE wilayah secara keseluruhan. Konektivitas digital dan interoperabilitas sistem regulasi memiliki implikasi yang luas untuk integrasi regional Negara-Negara berkembang yang terkurung daratan (LLDC). Implementasi yang lebih besar langkah-langkah lintas batas digital dapat membantu meningkatkan daya saing Negara-Negara ini di dunia pasar. LLDC di wilayah ECE telah membuat beberapa kemajuan di bidang ini, tetapi masih ada pekerjaan untuk dilakukan untuk memastikan bahwa mekanisme yang diperlukan tersedia untuk integrasi yang dioptimalkan.
  • 27. Tinjauan situasi di LLDC menegaskan bahwa masih ada kesenjangan antara penerapan layanan digital dan tersedianya ketentuan untuk memfasilitasi perdagangan tanpa kertas lintas batas. Sistem bea cukai digital telah sepenuhnya atau sebagian diimplementasikan di semua LLDC di kawasan ini dan termasuk mekanisme untuk penyerahan elektronik pemberitahuan pabean dan dokumentasi pendukung. Di Kazakhstan, misalnya, semua deklarasi bea cukai telah diproses secara elektronik sejak 2018, dan konektivitas Internet untuk kantor pabean dan badan perbatasan lainnya kuat dan didukung dengan baik. Namun, terlepas dari kemajuan baru-baru ini, undang-undang dan peraturan yang mengatur transaksi elektronik di LLDC kawasan tetap lemah, dan hal yang sama dapat dikatakan tentang kapasitas kelembagaan mereka untuk sertifikasi dokumen elektronik dan kemampuan mereka untuk bertukar deklarasi pabean elektronik. Ini kesenjangan mungkin tidak mengejutkan, karena tidak jarang dalam konteks global yang lebih besar.
  • 28. B. Inisiatif dan kemitraan regional Program Khusus PBB untuk Ekonomi Asia Tengah (SPECA), dilaksanakan bersama-sama oleh ECE dan ESCAP, terus berfungsi sebagai kerangka kerja utama untuk kerjasama ECE dengan lainnya pemangku kepentingan terkait di Asia Tengah dan pemberian dukungan kepada Negara-Negara anggota SPECA dalam pelaksanaan Agenda 2030. Kemitraan regional dan inisiatif lintas batas didukung oleh standar Internasional, kebijakan rekomendasi dan pedoman yang dapat mendukung sistem digital Nasional serta lintas batas pertukaran data elektronik. Perjanjian Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) tentang Fasilitasi perdagangan sepatutnya mempromosikan penggunaan standar internasional dan berbagi praktik terbaik untuk menyederhanakan impor dan prosedur ekspor (pasal 10, bagian 3), termasuk pembentukan satu jendela atau entri titik penyerahan dokumen dan persyaratan data (pasal 10 ayat 4).
  • 29. Pekerjaan Pusat Fasilitasi Perdagangan dan Bisnis Elektronik PBB (UN/CEFACT) badan antar pemerintah ECE menawarkan contoh penting tentang bagaimana digitalisasi dan penyerapan teknologi dapat memiliki dampak positif yang bertahan lama pada pembangunan. Dikembangkan oleh UN/CEFACT pada tahun 1973, Kunci Tata Letak Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Dokumen Perdagangan adalah dasar untuk secara virtual setiap dokumen perdagangan internasional di dunia. Turunan Data Elektronik Perserikatan Bangsa-Bangsa Standar Interchange for Administration, Commerce and Transport (UN/EDIFACT) untuk data elektronik pertukaran banyak digunakan dalam rantai pasokan internasional, transportasi dan logistik perusahaan perkapalan dan terminal pelabuhan bertukar lebih dari 1 miliar pesan UN/EDIFACT per tahun, mencakup lebih dari 75 persen angkutan laut di seluruh dunia.
  • 30. 4. Asia Barat Kekuatan teknologi digital untuk mendorong pembangunan berkelanjutan yang inovatif dan gesit diakui oleh sebagian besar Negara di Asia Barat. Prioritas untuk meningkatkan pemberian layanan di wilayah ini meliputi: meningkatkan partisipasi warga Negara, mendorong inovasi dalam struktur dan lembaga Pemerintah, pembukaan data Pemerintah dan digitalisasi institusi. Prioritas ini sedang ditangani di seluruh wilayah namun adopsi dan penerapan teknologi baru dan terkait standar sangat bervariasi antar Negara, dengan penyebaran yang efektif di beberapa area terhambat oleh tantangan yang berkaitan dengan proses digitalisasi itu sendiri dan faktor lingkungan yang lebih luas seperti tingkat pembangunan Sosial Ekonomi yang rendah, ketidak stabilan Politik, atau perang dan kekerasan yang sedang berlangsung.
  • 31. A. Tantangan dan peluang regional Ada sejumlah tren umum yang muncul di kawasan saat ini bergerak maju dengan transformasi digital dalam mengejar pembangunan berkelanjutan. Namun, transformasi digital prioritas dalam kawasan di informasikan oleh beragam kebutuhan dan kapasitas Nasional dan oleh karena itu sangat bervariasi dari satu Negara ke Negara lain. Seperti disebutkan di atas, proses transformasi digital dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk kapasitas dan akses digital, tata kelola, dan masyarakat keadaan atau kondisi. Di masing-masing Negara kawasan ini dan faktor-faktor relevan lainnya memandu keputusan Pemerintah tentang integrasi dan digitalisasi TIK, termasuk pengembangan e-government.
  • 32. Pendekatan saat ini untuk pengembangan e-government di wilayah tersebut sebagian besar diinformasikan oleh status Sosial Ekonomi masing-masing Negara, meskipun faktor-faktor lain mungkin juga ikut berperan. Negara- Negara dalam situasi konflik atau pasca-konflik, seperti Irak, Libya dan Yaman, fokus utamanya pada peningkatan akses ke infrastruktur TIK dan layanan dasar Pemerintah. Negara-Negara dengan moderat tingkat pembangunan, seperti Mesir, Yordania dan Lebanon, meningkat dan memperluas penawaran digital untuk memastikan penyampaian layanan pemerintah inklusif berkualitas tinggi secara efektif. Negara-Negara berpenghasilan tinggi seperti Bahrain, Qatar dan Uni Emirat Arab sedang memobilisasi potensi teknologi yang muncul untuk menyediakan layanan Pemerintah yang canggih dan memastikan tingkat pengguna yang tinggi kepuasan.
  • 33. Meskipun digitalisasi merupakan prioritas di seluruh kawasan, beberapa Negara menghadapi tantangan yang telah merusak kemajuan di bidang ini. Konflik dan perselisihan sipil telah menyebabkan gangguan besar dalam banyak bagian wilayah Arab, dan jutaan orang yang kehilangan tempat tinggal sangat merasakannya sulit atau bahkan tidak mungkin untuk mengakses layanan, termasuk layanan e-government, di rumah mereka atau Negara tuan rumah. Harus ditekankan bahwa penyebaran layanan e-government di awal fase pemulihan dan rekonstruksi memiliki potensi untuk menyediakan pengungsi internal dan pengungsi dengan akses ke informasi dan layanan penting. Di Negara-Negara kurang berkembang (LDC) seperti Mauritania, Sudan dan Yaman, telah terjadi peningkatan dalam tingkat penetrasi seluler, tetapi kebanyakan orang tidak memiliki akses ke Internet. Di LDC dan beberapa Negara berpenghasilan menengah di kawasan ini, kemiskinan mencegah sejumlah besar orang dari menikmati manfaat e-government, karena banyak yang tidak memiliki sarana untuk membayar elektronik perangkat atau layanan TIK yang diperlukan untuk mengakses layanan publik online. Di beberapa Negara, fasilitas umum adalah tersedia di mana siapa pun dapat mengakses Internet, tetapi skala penerapannya tetap terbatas
  • 34. Memanfaatkan potensi teknologi digital yang berkembang khususnya di srupsi frontier teknologi dapat sangat meningkatkan sistem penyampaian e-government dan penyampaian layanan. Ini teknologi memiliki sejumlah aplikasi dalam otomatisasi dan sering digunakan untuk menyederhanakan dan mengoptimalkan proses dan untuk meningkatkan kecepatan, efisiensi dan akurasi. Dalam konteks sekarang, seperti teknologi dapat digunakan untuk pembuatan aplikasi dan perangkat lunak yang meningkatkan transparansi mengurangi korupsi, merampingkan e-procurement, dan meningkatkan tata kelola secara keseluruhan sambil meminimalkan potensi risiko.
  • 35. Adopsi teknologi yang muncul dan terdepan telah menghasilkan peluang baru untuk sejumlah dari Negara- Negara di kawasan. Sejak 2016, beberapa Negara anggota Dewan Kerjasama untuk Negara-Negara Teluk Arab telah mengeksplorasi penggunaan teknologi baru seperti blockchain dan AI untuk penyampaian layanan Pemerintah, keuangan dan komersial. Baru-baru ini, United Emirat Arab mengembangkan Strategi UEA untuk Kecerdasan Buatan dan Blockchain Emirates Strategi 2021. Tujuan dari strategi blockchain adalah untuk mentransfer 50 persen dari pemerintah transaksi ke blockchain pada tahun 2021, sementara strategi AI berfokus pada peningkatan aktivitas pemerintah di sektor-sektor tertentu, termasuk teknologi, transportasi, kesehatan, pendidikan, air, energi terbarukan dan lingkungan. Arab Saudi memiliki perjanjian dengan IBM untuk mengimplementasikan aplikasi blockchain untuk layanan pemerintah dan komersial. Pada 2018, Bahrain menerapkan Keputusan Legislatif No. 54/2018 untuk Penerbitan Surat dan Transaksi Elektronik, yang memberikan kerangka hukum untuk penggunaan teknologi baru seperti blockchain untuk layanan Pemerintah.
  • 36. Sebagian besar kegiatan regional seputar penerapan aplikasi teknologi mutakhir terkonsentrasi di Negara- Negara berpenghasilan tinggi. Sedikit yang telah dilakukan di bidang ini di wilayah yang terkena dampak konflik Negara-Negara seperti Yaman, Republik Arab Suriah dan Lebanon. Namun, sejumlah United Entitas Negara memanfaatkan teknologi yang muncul untuk mengatasi beberapa kebutuhan yang lebih mendesak di wilayah misalnya, blockchain digunakan dalam distribusi bantuan kemanusiaan, dan teknologi baru untuk pendidikan online membantu membangun keterampilan yang dibutuhkan di kamp-kamp pengungsi di Yordania.
  • 37. B. Inisiatif dan kemitraan lintas batas Inisiatif dan kemitraan lintas batas Inisiatif regional dan kemitraan strategis telah dikembangkan untuk mengatasi banyak masalah bersama tantangan yang dihadapi Negara-Negara Arab. Perwakilan dari Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Negara-Negara anggota Asia Barat (ESCWA) dan tim ESCWA bekerja sama untuk memfasilitasi transformasi digital di kawasan melalui upaya-upaya seperti menetapkan strategi kawasan yang mencerminkan visi bersama, menciptakan platform untuk e-leader, dan mengembangkan pengukuran regional kriteria untuk menilai kemajuan dalam pengembangan e-government. ESCWA, melalui program kerjasama teknisnya, membantu beberapa Negara di kawasan ini dengan perumusan rencana pengembangan digital. Di Yordania, sebuah rencana untuk transformasi digital layanan Pemerintah dikembangkan pada tahun 2019. Negara Palestina dan Republik Arab Suriah adalah juga mempersiapkan rencana transformasi digital Nasional mereka dengan bantuan dari ESCWA.
  • 38. Beberapa inisiatif regional telah diadopsi di dunia Arab untuk mendukung pembangunan digital prioritas. Namun, inisiatif ini tetap sedikit jumlahnya dan sebagian besar didorong oleh entitas regional seperti Liga Negara-Negara Arab dan ESCWA dan oleh organisasi internasional. Salah satu strategi regional pertama adalah Strategi Arab untuk Riset Ilmiah dan Teknis dan Inovasi, diadopsi pada Kongres Menteri Pendidikan Tinggi dan Riset Ilmiah ke-14 di Dunia Arab pada Maret 2014 dan didukung oleh Liga Negara-Negara Arab pada Maret 2017. The Strategi mengakui pentingnya upaya bersama untuk mengembangkan ilmu Pengetahuan dan teknologi dengan cara yang selaras dengan prioritas pembangunan daerah. Fokus khusus dari Strategi ini adalah peningkatan pendidikan sains di universitas melalui peningkatan kapasitas penelitian ilmiah dan peningkatan pendanaan untuk penelitian dan pengembangan guna menutup kesenjangan antara penelitian Arab dan internasional lembaga dan mengurangi Arab "otak menguras.
  • 39. Proyek ESCWA tentang pengembangan kelembagaan untuk mempromosikan pendekatan partisipatif menuju pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Asia Barat berfokus pada pengembangan keterbukaan Pemerintah melalui penggunaan teknologi modern untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dan untuk memfasilitasi penerapan pendekatan partisipatif terhadap Pemerintahan di kawasan Arab. Untuk mendukung tujuan ini, ESCWA telah merancang implementasi empat fase Pemerintahan terbuka kerangka kerja yang mempertimbangkan status Negara-negara Arab dan kesiapan mereka untuk bergerak menuju Pemerintahan yang terbuka dalam segala hal. Sebagai bagian dari proyek yang sama, ESCWA telah menyiapkan materi pengembangan kapasitas tentang data terbuka dan tentang partisipasi, kolaborasi, dan keterlibatan. ESCWA juga telah mempromosikan Pemerintahan terbuka di kawasan Arab melalui lokakarya pengembangan kapasitas regional dan Nasional dan telah memberikan layanan konsultasi yang berkaitan dengan Pemerintahan terbuka dan data terbuka kepada Pemerintah Yordania, Negara Palestina dan Republik Arab Suriah.
  • 40. 5. Amerika Latin dan Karibia Negara-negara di Amerika Latin dan Karibia telah secara aktif terlibat dalam e-government perkembangannya sejak awal abad kedua puluh satu. Berbagai inisiatif yang dilakukan dalam wilayah telah berfokus pada prioritas seperti mendorong partisipasi elektronik, mempromosikan berbasis bukti generasi pengetahuan, dan meningkatkan akses teknologi untuk kelompok rentan.
  • 41. A. Tantangan dan prioritas regional Tantangan dan prioritas regional Meski pun konektivitas Internet sedikit meningkat dalam beberapa tahun terakhir, sekitar 50 persen dari rumah tangga di Amerika Latin dan Karibia masih kekurangan akses Internet. Potensi Inisiatif e-government dan e-participation tidak dapat sepenuhnya terwujud jika hanya setengah dari populasi yang dapat dicapai. Di beberapa bagian wilayah khususnya di Karibia Keterjangkauan internet menjadi masalah, dan tingkat pengembangan modal manusia tetap rendah. Di Haiti, misalnya, pengangguran tingkat lebih dari 40 persen, dan tingkat melek huruf hanya sekitar 60 persen. Ekonomi dan sosial hambatan menciptakan tantangan besar bagi Pemerintah yang berusaha untuk tidak meninggalkan siapa pun di penyediaan layanan elektronik sektor publik.
  • 42. Defisit modal manusia merupakan tantangan besar bagi pengembangan TIK di wilayah tersebut. Sederhananya, tidak ada cukup pekerja terampil untuk mendukung transformasi digital secara memadai. Pada tahun 2012, 145.000 insinyur lulus dari lembaga pendidikan di Amerika Latin di Amerika Serikat, yang memiliki sekitar setengah populasi Amerika Latin, 293.000 siswa lulus dengan teknik derajat. Negara-negara Amerika Latin dan Karibia memiliki insinyur yang secara proporsional lebih sedikit daripada yang ada negara- negara lain pada tingkat pembangunan Ekonomi yang sama. Kelangkaan modal manusia ini mewakili tantangan yang luar biasa bagi lembaga publik regional dan perusahaan sektor swasta yang perlu memperoleh teknologi baru yang inovatif yang akan memungkinkan mereka untuk tetap kompetitif di bidangnya danresponsif terhadap kebutuhan pelanggan. Pertukaran pengetahuan, data dan informasi digital di dalam dan antara publik dan swasta sektor lemah di Amerika Latin dan Karibia.
  • 43. Akibatnya, tidak cukup diketahui tentang publik kebutuhan sektor dan kebutuhan sektor swasta untuk mendorong pembangunan ekonomi dan sosial melalui digitalisasi. Pemerintah saja tidak memiliki sumber daya keuangan atau modal manusia yang cukup untuk membangun dasar dan mengembangkan alat yang diperlukan untuk mendukung inisiatif e-government. Mereka membutuhkan keahlian dan sumber daya perusahaan teknologi swasta untuk dapat menciptakan platform yang efektif untuk penyediaan layanan elektronik untuk individu dan bisnis.
  • 44. Meskipun sejumlah negara di kawasan ini masih kekurangan konektivitas broadband yang luas, Negara lain telah membuat langkah penting dalam pembangunan infrastruktur TIK dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2010, Brasil menerapkan Plano Nacional de Banda Larga (PNBL), yang telah menciptakan 25.000 kilometer yang terjangkau jaringan broadband yang meluas ke berbagai kotamadya yang kurang berkembang.89 Implementasinya strategi Plan Vive Digital di Kolombia telah meningkatkan ketersediaan dan permintaan TIK, khususnya di antara beberapa kelompok yang lebih rentan dalam masyarakat. Ada sejumlah kerjasama regional dan mekanisme berbagi pengetahuan untuk Negara-negara Amerika Latin dan Karibia termasuk ECLAC, Pusat Administrasi Pembangunan Karibia, Pusat Pengembangan Amerika Latin Administrasi, dan Jaringan Pemimpin e-Government Amerika Latin dan Karibia (Red GEALC) dan entitas seperti ini secara kolektif menawarkan platform kepada negara-negara untuk bekerja sama untuk mencapai transformasi digital regional.
  • 45. Forum tersebut juga dapat menyediakan broadband "laggards" dengan kesempatan untuk belajar dari model perluasan dan penjangkauan yang efektif seperti yang diterapkan di Brasil dan Kolombia. Sementara model satu ukuran untuk semua untuk pelebaran akses broadband tidak dimungkinkan dalam lingkungan kelembagaan yang heterogen dari Negara-negara Amerika Latin dan Karibia, berbagi pengalaman sukses bisa sangat membantu. Upaya regional yang di percepat untuk memperluas akses teknologi sangat penting bagi sebagian besar Negara-negara multi-pulau yang rapuh di Karibia, karena mereka sering kali merupakan ekonomi kecil yang sangat terfragmentasi dengan struktur dan institusi pemerintahan satu pulau. Memiliki akses yang lebih baik ke TIK dan banyak lagi populasi dan sektor bisnis yang terhubung secara digital dapat membantu meningkatkan penyampaian layanan publik dan meminimalkan dampak jarak dan skala disekonomi bagi perusahaan lokal.
  • 46. B. Inisiatif dan kemitraan regional Perwakilan dari Negara-negara Amerika Latin dan Karibia, yang diselenggarakan oleh ECLAC dan Pemerintah Brasil pada Seminar Amerika Latin dan Karibia tentang Teknologi Informasi dan Pembangunan, mengadopsi Deklarasi Florianopolis tentang penggunaan informasi dan teknologi komunikasi (ICT) untuk pengembangan pada musim panas tahun 2000. Sejak itu, melalui berbagai konferensi tingkat menteri dan deklarasi baru, kawasan ini telah memperdalam komitmennya untuk menjadi masyarakat informasi. Baru-baru ini, komitmen ini diperkuat di Keenam Konferensi Tingkat Menteri tentang Masyarakat Informasi di Amerika Latin dan Karibia (LAC2020), diadakan di Cartagena de Indias, Kolombia, dari 18 hingga 20 April 2018. Di sana, negara-negara kawasan berkomitmen untuk memperluas ekosistem digital, e-commerce akses ke informasi publik, dan perlindungan privasi sejalan dengan SDG.
  • 47. Pada tahun 2003, Red GEALC diciptakan untuk menyatukan para pemain kunci dalam pengembangan e- government di wilayah Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah Negara Amerika Latin dan ECLAC telah bekerja untuk membina kolaborasi dengan sektor swasta termasuk perusahaan seperti Telefónica, IBM, Microsoft dan bank multinasional regional pada aktivitas terkait data. Sementara kemitraan data publik-swasta terbatas pada titik ini, perusahaan swasta dan LSM sedang bekerja untuk mengembangkan kolaboratif hubungan dengan mitra data untuk mempercepat kemajuan ekonomi dan sosial di Amerika Latin. Telefónica dan Pusat Pemikiran Strategis Internasiona adalah bagian dari Kemitraan Global untuk Data Pembangunan Berkelanjutan. Pada tahun 2016, mereka menandatangani perjanjian bersama untuk mendirikan Data Republica, laboratorium data yang dirancang untuk memperkuat ekosistem data untuk pembangunan berkelanjutan di Amerika Latin. Inisiatif ini mempromosikan pengembangan kapasitas, generasi pengetahuan berbasis bukti dan berbagi, serta pengembangan ekosistem data yang selaras dengan SDGs. Lebih spesifik, platform mengumpulkan dan memusatkan data dari berbagai institusi dan mengaitkannya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk mengidentifikasi informasi yang tersedia untuk mengukur ODS indikator.
  • 48. 6. Kesimpulan dan rekomendasi Prioritas transformasi digital berbeda dari satu daerah ke daerah lain, meskipun ada beberapa tumpang tindih. Di wilayah ECA, prioritas ini mencakup perdagangan digital, ekonomi digital, dan Pemerintahan terbuka data, dan dua yang terakhir juga dianggap sebagai prioritas regional utama di wilayah ESCWA. Berdagang dan fasilitasi transportasi tetap menjadi fokus utama adaptasi teknologi di anggota ECE Negara, sementara di wilayah ESCAP pengurangan risiko bencana merupakan prioritas mendesak, dengan TIK dan Pengembangan e-government berfokus pada penyediaan solusi. Prioritas di wilayah ECLAC lean lebih ke arah digitalisasi sektor publik inti skala besar (dari pada bertahap atau bertahap) fungsi dan adopsi rencana implementasi strategis di semua Negara.
  • 49. Upaya transformasi digital di tingkat daerah merupakan cerminan dan respon terhadap tantangan pembangunan dan menyoroti pentingnya digitalisasi di hampir setiap aspek dari pembangunan berkelanjutan. Sebagaimana tertuang dalam Agenda 2030,penyebaran informasi dan teknologi komunikasi dan keterkaitan global memiliki potensi besar untuk mempercepat kemajuan, untuk menjembatani kesenjangan digital dan untuk mengembangkan masyarakat pengetahuan, seperti halnya ilmiah dan inovasi teknologi di berbagai bidang yang beragam seperti obat-obatan dan energi. Tinjauan terhadap tantangan dan peluang daerah menunjukkan bahwa terdapat aspek atau bidang dari pengembangan e-government dan transformasi digital yang pada dasarnya merupakan fokus global poin hampir semua Pemerintah telah mengidentifikasi ini sebagai bidang yang membutuhkan atau menerima perhatian dalam kerangka rencana dan strategi nasional dan daerah.
  • 50. Area yang terkait dengan Tantangan atau peluang pengembangan digital di kawasan antara lain politik kemauan (komitmen kepemimpinan) dan kapasitas kelembagaan difusi dan konektivitas teknologi, perdagangan digital dan ekonomi digital, data terbuka, inklusivitas data, dan keterlibatan dari populasi, keterampilan digital, pemberdayaan ekonomi dan kesenjangan gender dan pintar perkotaan dan urbanisasi. LDC, LLDC, dan SIDS menyadari pentingnya area ini dan untuk sejauh mungkin terlibat dalam kegiatan yang relevan namun, banyak Negara di khusus situasi terus menghadapi tantangan yang lebih mendasar yang terkait dengan pengembangan TIK dan digitalisasi, termasuk keterjangkauan konektivitas, keamanan, infrastruktur, dan kesenjangan digital.
  • 51. Mengatasi tantangan ini melalui upaya bersama dan kemitraan tetap menjadi prioritas bagi Komunitas internasional. Bab ini juga menyoroti sejumlah inisiatif yang menjanjikan. Afrika Cerdas, PRIDA, AP- IS, the Jalur Sutra Digital, Jalur SAMOA, D4D, SPECA, UN/CEFACT, GEALC Merah, kepemimpinan elektronik ESCWA inisiatif, dan banyak jaringan dan forum regional yang muncul adalah bukti dari pemahaman yang berkembang bahwa tantangan dan peluang yang terkait dengan transformasi digital dapat menjadi yang terbaik diatasi melalui kerjasama antar dan intraregional.
  • 52. Analisis lintas-regional kualitatif yang mengintegrasikan masukan dari regional PBB komisi menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan untuk memperkuat kerjasama regional yang membangun atas komitmen politik yang kuat saat ini untuk memastikan keselarasan strategi kebijakan dan tindakan di area kritis berikut :  Konektivitas dan interoperabilitas (AP-IS, Digital Silk Road/BRI, D4D, PRIDA)  Pemerintahan terbuka (Data Republica/ECLAC berbagai inisiatif data terbuka/ESCWA)  Identifikasi digital, ekonomi digital dan perdagangan digital (ID digital dan strategi ekonomi digital dan inisiatif di Afrika; PBB/CEFACT)
  • 53. Kerangka peraturan (PRIDA/Afrika DD/Eropa). Upaya digitalisasi Nasional dan regional yang telah dilakukan dan strategi digital yang sedang di kembangkan untuk pertumbuhan masa depan mencerminkan komitmen yang kuat untuk melepaskan potensi teknologi baru untuk mendorong pembangunan berkelanjutan. Meskipun masih ada jalan panjang di depan, pendekatan nasional, intraregional, interregional yang terintegrasi untuk transformasi digital dimulai berbuah di banyak daerah. Di era meningkatnya saling ketergantungan dan percepatan perubahan (sebagian besar didorong oleh kemajuan teknologi digital), penguatan kerja sama digital dan lintas batas kemitraan adalah cara terbaik untuk mengatasi tantangan dan peluang yang relevan.