SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Perbandingan Hukum Tata
Negara Indonesia dengan Jepang
Arif Satriawan
Perbandingan Bentuk Negara
Indonesia dan Jepang
• Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang
berbentuk republik (Pasal 1 ayat (1) Undang-
Undang Dasar 1945)
• hal ini menunjukkan bahwa sejak awal
penyusunan konstitusi ini The Founding
Fathers Indonesia menekankan bahwa hakikat
negara Indonesia adalah negara Kesatuan.
Pasal 18 ayat (1) dan ayat (2) UUD 1945 :
• Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi
atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota,
yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota
itu mempunyai pemerintahan daerah, yang
diatur dengan undang-undang.
• Pemerintahan daerah provinsi, daerah
kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asa
otonomi dan tugas pembantuan. .
• Jepang menggunakan konsep bentuk negara
Kesatuan. Layaknya beberapa negara kesatuan
yang lain meskipun Jepang terdiri atas
beberapa Propinsi namun tetap merupakan
satu kesatuan dengan pusat pemerintahan
yang satu pula.
• Propinsi-propinsi tersebut dipimpin oleh
Gubernur sebagai kepala pemerintahan dan
bertanggung jawab terhadap Perdana
Menteri. (Chapter VIII Article 92 dan Article
94)
• Pada article ini ditentukan bahwa Peraturan
tentang organisasi dan operasi dari lembaga
publik lokal harus ditetapkan oleh hukum
sesuai dengan prinsip otonomi daerah
(Chapter VIII Article 92)
• lembaga publik lokal berhak untuk mengelola
harta mereka, dan urusan administrasi dan
menetapkan ketentuan mereka sendiri dalam
hukum (Chapter VIII Article 94)
• Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat persamaan pada konstitusi
Indonesia dan Jepang khususnya hal yang
mengatur mengenai bentuk negara dan
pemerintahan daerah.
Perbandingan Sistem Pemerintahan
Indonesia dan Jepang
• Sistem pemerintahan indonesia adalah sistem
Presidensil
• Dalam sistem presidensil, presiden dan wakil
presiden merupakan satu intitusi
penyelenggara kekuasaan eksekutif negara
yang tertinggi di bawah Undang-Undang
Dasar. Sistem presidensil tidak mengenal dan
tidak perlu dibedakan adanya kepala negara
dan kepala pemerintahan
• Presiden dan Wakil Presiden di pilih secara
langsung, dan karena itu secara politik tidak
bertanggung jawab kepada Majelis
Permusyawaratan Rakyat, melainkan
bertanggung jawab langsung kepada rakyat
yang memilihnya. Pada Undang-Undang Dasar
1945 Pasal 6A ayat (1) menyebutkan bahwa :
“Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam
satu pasangan secara langsung oleh rakyat “.
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 7A :
• “Presiden dan Wakil Presiden dapat
diberhentikan dalam masa jabatannya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul
Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila
terbukti telah melakukan pelanggaran hukum
berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat
lainnya, atau perbuatan tercela maupun
apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat
sebagai Presiden dan /atau Wakil Presiden”.
• Jika terjadi kekosongan dalam jabatan
Presiden atau Wakil Presiden pengisiannya
dapat dilakukan melalui pemilihan dalam
sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat
• Para Menteri adalah pembantu Presiden dan
Wakil Presiden. Menteri diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden
• masa jabatan Presiden lima tahunan tidak
boleh dijabat oleh orang yang sama lebih dari
dua masa jabatan
• negara jepang menganut sistem pemerintahan
Parlementer
• Kepala Pemerintahan negara tersebut dipilih
oleh Parlemen dan bertanggung jawab
langsung kepada Parlemen, serta adanya
pemisahan yang tegas antara kepala negara
dan kepala pemerintahan
CHAPTER I. THE EMPEROR Article 1, Article 4 ayat (1)
dan Article 66 ayat (1)
• Bahwa Kaisar adalah simbol negara dan kesatuan
rakyat, yang kedudukannya berasal dari rakyat dimana
kekuasaan kedaulatan itu berasal dari rakyat.
Bahwa Kaisar hanya akan melakukan tindakan
sebagaimana yang diatur dalam Konstitusi dan ia tidak
akan memiliki kekuasaan yang terkait dengan
pemerintah.
• Kaisar akan mengangkat Perdana Menteri yang
ditunjuk oleh Diet (Parlemen). Kaisar harus menunjuk
Hakim Ketua Mahkamah Agung yang ditetapkan oleh
Kabinet. Bahwa Kabinet terdiri dari Perdana Menteri,
yang akan menjadi kepala, dan Menteri Negara,
sebagaimana ditentukan oleh hukum
Article 66 ayat (3) dan Artile 67 ayat (1), serta Article 68
ayat (1), ayat (2) dan (3) Konsitusi Jepang
• ditentukan bahwa Perdana Menteri Jepang
merupakan anggota Parlemen yang kemudian
memenangkan pemilihan di Parlemen.
Menteri-menteri diangkat oleh Perdana
menteri yang kemudian menyatu dalam
Kabinet. Kabinet ini bertanggung jawab
kepada Parlemen. Menteri-menteri yang
diangkat oleh Perdana Menteri biasanya
kebanyakan berasal dari anggota parlemen,
namun dapat berasal dari luar Parlemen.
Article 69 Konstitusi Jepang
• Kemungkinan krisis kabinet diatur dalam Undang-
Undang Dasar, dalam hal mana terdapat dua
kemungkinan, yaitu kabinet mengundurkan diri
atau Dewan Perwakilan Rakyat dibubarkan.
Apabila Dewan Perwakilan Rakyat mengajukan
mosi tidak percaya terhadap kabinet atau
menolak mosi kepercayaan yang diberikan
kepadanya, maka kabinet seluruhnya harus
mengundurkan diri, kecuali jika Dewan
Perwakilan Rakyat dibubarkan dalam waktu 10
hari.
• Keberadaan Kaisar dalam struktur kekuasaan
tetap diakui, namun Kaisar hanya dapat
bertindak sesuai dengan nasehat dan dengan
persetujuan kabinet, serta meliputi hal-hal
yang diatur dalam Undang-Undang Dasar.
Kaisar tidak memiliki kekuasaan yang
bersangkut paut dengan Pemerintahan
Perbandingan Bentuk Parlemen
Indonesia dan Jepang
Ada tiga konsep yang diadopsi dalam perubahan UUD
1945 yang sangat erat hubungannya dengan keberadaan
Majelis Permusyawaratan Rakyat.
• Pertama, pemisahan kekuasaan secara tegas dari
cabang kekuasaan legislatif, eksekutif, dan judikatif.
• Kedua, pemilihan Presiden secara langsung yang akan
berkaitan dengan konsep pertanggungjawaban
Presiden langsung kepada rakyat.
• Ketiga, restrukturisasi parlemen menjadi dua kamar
(bicameral) dalam rangka menampung aspirasi daerah-
daerah yang terus berkembang menjadi makin otonom
di masa mendatang
• ketiga gagasan tersebut menjadi bagian dari
materi UUD, maka tidak dapat lagi dipertahankan
bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah
lembaga tertinggi. Hanya saja MPR tetap
merupakan sebuah institusi tersendiri selain DPR
dan DPD.
• kedaulatan rakyat Indonesia disalurkan
sebagaimana mestinya melalui lembaga
parlemen yang terdiri atas Majelis
Permusyawaratan Rakyat yang terdiri atas
anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD, dan DPR serta
DPD
• hasil perubahan UUD 1945 yang ketiga, maka kita
akan menemukan bahwa pada sistem parlemen
Indonesia menggunakan konsep Soft
Bicameralism. Hal ini melenceng dari
kecenderungan yang berkembang di dunia secara
umum. Kebanyakan negara yang menggunakan
sistem dua kamar lebih menerapkan konsep
Strong Bicameral
• berarti bahwa ada keseimbangan kekuatan antara
kedua kamar. Namun di Indonesia Dewan
Perwakilam Rakyat memiliki kekuasaan yang
sangat dominan dibanding Dewan Perwakilan
Daerah
• Anggota DPR dan DPD dipilih melalui Pemilihan Umum
• Pasal 21 ayat (1) disebutkan bahwa : “Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul rancangan
undang-undang”. Kemudian dalam ayat (2) Pasal ini
disebutkan bahwa : “ Jika rancangan undang-undang
itu, meskipun disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat,
tidak disahkan oleh Presiden, maka rancangan tadi
tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan Dewan
Perwakilan Rakyat masa itu”. Pasal 28B disebutkan
bahwa “ Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dapat
diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-syarat dan
tata caranya diatur dalam undang-undang”.
• Parlemen di Jepang terdiri dari dua kamar
yaitu Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan
Negara
• Keduanya adalah badan kekuasaan negara
yang tertinggi dan menjadi badan negara satu-
satunya yang berhak membuat undang-
undang. Kedua kamar tersebut terdiri atas
anggota-anggota yang dipilh dan yang
mewakili segenap rakyat.
• Hal ini diatur dalam Pasal 41, 42, 43, dan 44
konstitusi
Sebagaimana diatur dalam Article 54
• Jika Dewan Perwakilan Rakyat dibubarkan maka dalam
waktu 40 hari setelah pembubaran itu harus diadakan
pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat yang baru. Dan parlemen harus dapat
dikumpulkan dalm waktu 30 hari mulai diadakan pemilihan
umum. Selama Dewan Perwakilan Rakyat dibubarkan,
Dewan Negara ditutup. Tetapi dalam keadaan darurat
Kabinet boleh memanggil Dewan Negara dalam sidang
darurat. Keputusan-keputusan yang diambil dalam sidang
tersebut bersidfat sementara, dan akan kehilangan
kekuasaannya, jika lalu mendapat persetujuan Dewan
Perwakilanm Rakyat ( setelah terbentuk) dalam waktu 10
hari setelah sidang Parlemen berikutnya dibuka.
Article 55 dan Article 56 ayat (1) dan
ayat (2)
• Tiap Kamar mengadili sendiri perselisihan-
perselisihan mengenai syarat-syarat keanggotaan.
Untuk menyatakan tidak sahnya keanggotaan
seorang anggota harus disetujui sekurang-
kurangnya dua pertiga jumlah anggota yang hadir.
Setiap masalah hanya dapat diputuskan dalam
masing-masing Kamar oleh suara terbanyak
anggota yang hadir, kecuali ditentukan lain dalam
Undang-Undang Dasar. Apabila suara terbagi
sama berat, ketua memberi keputusan terakhir
Article 59 ayat (1), (2), (3) dan ayat (4).
• Rencana undang-undang menjadi undang-undang jika diterima oleh
kedua kamar, kecuali jika dalam Undang-Undang Dasar ditentukan
lain. Apabila Rencana undang-undang yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat, tetapi Dewan Negara mengambil keputusan
yang berbeda maka rencana undang-undang tersebut dapat
menjadi undang-undang jika kembali disidangkan dalam Dewan
Perwakilan Rakyat untuk kedua kalinya dan disetujui oleh dua
pertiga jumlah anggota yang hadir. tetapi ketentuan ini tidak
menghalangi Dewan Perwakilan Rakyat untuk membentuk Panitia
Bersama dari dua kamar guna menyelesaikan perbedaan pendapat.
Apabila Dewan Negara tidak mengambil keputusan dalam waktu 60
hari setelah menerima rancangan undang-undang yang telah
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat ( waktu selama reses tidak
diperhitungkan ), maka Dewan Perwakilan Rakyat dapat
menganggap bahwa rencana undang-undang tersebut telah ditolak
oleh Dewan Negara.
Perbandingan Ketentuan Mengenai
Kekuasaan Kehakiman
• Di indonesia dikenal ada tiga lembaga negara
yang berada dalam ranah kekuasaan kehakiman
yaitu Mahkamah Agung ada Mahkamah
Konstitusi dan Komisi Yudisial
• Kewenangan Mahkamah Agung diatur dalam
Pasal 24A ayat (1).
• Kewenangan Komisi Yudisial diatur dalam Pasal
24B ayat (1)
• Kewenangan Mahkamah Konstitusi diatur dalam
Pasal 24C ayat (1) dan ayat (2)
CHAPTER VI. JUDICIARY Article 76 dan
Article 81
• Pada konstitusi Jepang, ketentuan mengenai
kekusaan kehakiman hanya terletak pada
Mahkamah Agung dan pengadilan yang lebih
rendah sebagai diatur dalam hukum. Jadi tidak
ada lembaga khusus untuk pengadilan
konstitusional seperti Mahkamah Konstitusi di
Indonesia. Karena wewenang untuk
melakukan pengujian secara konstitusional
juga ada pada Mahkamah Agung.
Article 79 ayat (1) ayat (2) dan ayat (3)
• Kemudian untuk wewenang pengangkatan
terhadap hakim agung pada Konstitusi Jepang
justru diberikan kepada pihak Kabinet dan
ditinjau setiap 10 tahun oleh DPR
Perbandingan Ketentuan Mengenai
Perubahan Konstitusi (Amademen)
• mengenai mekanisme perubahan konstitusi, di
Indonesia ditentukan bahwa perubahan terhadap
konstitusi menjadi kewenangan MPR, dengan
syarat diajukan oleh sekurang-kurangnya
sepertiga jumlah anggota MPR serta disetujui
oleh sekurang-kurangnya lima puluh persen
ditambah satu, dimana sidang persetujuan
tersebut dihadiri sekurang-kurangnya dua pertiga
anggota MPR. (BAB XVI PERUBAHAN UNDANG-
UNDANG DASAR, Pasal 37 Ayat (1), (2), (3), (4)
dan ayat (5) )
CHAPTER IX. AMENDMENTS
Article 96
• Sedangkan pada Konstitusi Jepang ditentukan
bahwa, Inisiatif perubahan Konstitusi ada pada
parlemen, ditentukan dengan sekurang-
kurangnya dua pertiga jumlah anggota tiap
kamar. Kemudian diserahkan kepada rakyat untuk
diratifikasi yang dilakukan dalam referendum
khusus atau dalam pemihan yang oleh Parlemen.
Untuk ratifikasi tersebut diperlukan persetujuan
jumlah terbanyak dari suara-suara yang masuk.
Perubahan yang telah diratifikasi tersebut harus
diundangkan oleh Kaisar sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari Konstitusi.

More Related Content

Similar to PERBANDINGAN PARLEMEN

Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945Izzatul Ulya
 
ppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptxppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptxAnitaMusya
 
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...Eva Yusinta
 
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Mitha Ye Es
 
Tugas PKN - Struktur Pemerintahan
Tugas PKN - Struktur PemerintahanTugas PKN - Struktur Pemerintahan
Tugas PKN - Struktur Pemerintahanwylson123
 
Uud th 1945_amandemen
Uud th 1945_amandemenUud th 1945_amandemen
Uud th 1945_amandemenjakartabalau
 
Uud th 1945_amandemen
Uud th 1945_amandemenUud th 1945_amandemen
Uud th 1945_amandemenjakartabalau
 
20161122085810uud1945amandemen.pdf
20161122085810uud1945amandemen.pdf20161122085810uud1945amandemen.pdf
20161122085810uud1945amandemen.pdfdianita249368
 
Tugas dan wewenang dari lembaga negara
Tugas dan wewenang dari lembaga negaraTugas dan wewenang dari lembaga negara
Tugas dan wewenang dari lembaga negaraNingrum Handayani
 
RUU MD3 paripurna 11 juli 2014)net
RUU MD3  paripurna 11 juli 2014)netRUU MD3  paripurna 11 juli 2014)net
RUU MD3 paripurna 11 juli 2014)netTata Taqiya
 
Bahan tayang 1 copy
Bahan tayang 1   copyBahan tayang 1   copy
Bahan tayang 1 copySri Rahayu
 
pendidikan kewarganegaraan
pendidikan kewarganegaraanpendidikan kewarganegaraan
pendidikan kewarganegaraanThoha Alvazghany
 
10. KONSTITUSI.pptx
10. KONSTITUSI.pptx10. KONSTITUSI.pptx
10. KONSTITUSI.pptxDMumtazah
 
Kedudukan Pembukaan UUD 1945
Kedudukan Pembukaan UUD 1945Kedudukan Pembukaan UUD 1945
Kedudukan Pembukaan UUD 1945FikriSanakri
 
Pembentukan dan Perubahan UUD.pptx
Pembentukan dan Perubahan UUD.pptxPembentukan dan Perubahan UUD.pptx
Pembentukan dan Perubahan UUD.pptxMelindaRose12
 

Similar to PERBANDINGAN PARLEMEN (20)

Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
 
ppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptxppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptx
 
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
 
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
 
Tugas PKN - Struktur Pemerintahan
Tugas PKN - Struktur PemerintahanTugas PKN - Struktur Pemerintahan
Tugas PKN - Struktur Pemerintahan
 
Uud th 1945_amandemen
Uud th 1945_amandemenUud th 1945_amandemen
Uud th 1945_amandemen
 
Uud th 1945_amandemen
Uud th 1945_amandemenUud th 1945_amandemen
Uud th 1945_amandemen
 
20161122085810uud1945amandemen.pdf
20161122085810uud1945amandemen.pdf20161122085810uud1945amandemen.pdf
20161122085810uud1945amandemen.pdf
 
Tugas dan wewenang dari lembaga negara
Tugas dan wewenang dari lembaga negaraTugas dan wewenang dari lembaga negara
Tugas dan wewenang dari lembaga negara
 
Tugas pp cely
Tugas pp celyTugas pp cely
Tugas pp cely
 
RUU MD3 paripurna 11 juli 2014)net
RUU MD3  paripurna 11 juli 2014)netRUU MD3  paripurna 11 juli 2014)net
RUU MD3 paripurna 11 juli 2014)net
 
Bahan tayang 1 copy
Bahan tayang 1   copyBahan tayang 1   copy
Bahan tayang 1 copy
 
pendidikan kewarganegaraan
pendidikan kewarganegaraanpendidikan kewarganegaraan
pendidikan kewarganegaraan
 
10. KONSTITUSI.pptx
10. KONSTITUSI.pptx10. KONSTITUSI.pptx
10. KONSTITUSI.pptx
 
Bahan Tayangan UUD 1945
Bahan Tayangan UUD 1945Bahan Tayangan UUD 1945
Bahan Tayangan UUD 1945
 
Kedudukan Pembukaan UUD 1945
Kedudukan Pembukaan UUD 1945Kedudukan Pembukaan UUD 1945
Kedudukan Pembukaan UUD 1945
 
Pembentukan dan Perubahan UUD.pptx
Pembentukan dan Perubahan UUD.pptxPembentukan dan Perubahan UUD.pptx
Pembentukan dan Perubahan UUD.pptx
 
Uud1945 amandemen
Uud1945 amandemenUud1945 amandemen
Uud1945 amandemen
 
UU 1945
UU 1945UU 1945
UU 1945
 

More from RIZKIASISTENSPV

power point Agraria kak heri.pptx
power point Agraria kak heri.pptxpower point Agraria kak heri.pptx
power point Agraria kak heri.pptxRIZKIASISTENSPV
 
002516230215Biosel-15-5-Badan Golgi.ppt
002516230215Biosel-15-5-Badan Golgi.ppt002516230215Biosel-15-5-Badan Golgi.ppt
002516230215Biosel-15-5-Badan Golgi.pptRIZKIASISTENSPV
 
COMPLAIN HANDLING PERSENTASI.pptx
COMPLAIN HANDLING PERSENTASI.pptxCOMPLAIN HANDLING PERSENTASI.pptx
COMPLAIN HANDLING PERSENTASI.pptxRIZKIASISTENSPV
 
Sistem Ekskresi organ hati, paru-paru dan kulit.pptx
Sistem Ekskresi organ hati, paru-paru dan kulit.pptxSistem Ekskresi organ hati, paru-paru dan kulit.pptx
Sistem Ekskresi organ hati, paru-paru dan kulit.pptxRIZKIASISTENSPV
 

More from RIZKIASISTENSPV (6)

power point Agraria kak heri.pptx
power point Agraria kak heri.pptxpower point Agraria kak heri.pptx
power point Agraria kak heri.pptx
 
Manusia Indonesia.pdf
Manusia Indonesia.pdfManusia Indonesia.pdf
Manusia Indonesia.pdf
 
002516230215Biosel-15-5-Badan Golgi.ppt
002516230215Biosel-15-5-Badan Golgi.ppt002516230215Biosel-15-5-Badan Golgi.ppt
002516230215Biosel-15-5-Badan Golgi.ppt
 
COMPLAIN HANDLING PERSENTASI.pptx
COMPLAIN HANDLING PERSENTASI.pptxCOMPLAIN HANDLING PERSENTASI.pptx
COMPLAIN HANDLING PERSENTASI.pptx
 
Sistem Ekskresi organ hati, paru-paru dan kulit.pptx
Sistem Ekskresi organ hati, paru-paru dan kulit.pptxSistem Ekskresi organ hati, paru-paru dan kulit.pptx
Sistem Ekskresi organ hati, paru-paru dan kulit.pptx
 
ppdb.pptx
ppdb.pptxppdb.pptx
ppdb.pptx
 

Recently uploaded

BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 

Recently uploaded (10)

BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 

PERBANDINGAN PARLEMEN

  • 1. Perbandingan Hukum Tata Negara Indonesia dengan Jepang Arif Satriawan
  • 2. Perbandingan Bentuk Negara Indonesia dan Jepang • Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk republik (Pasal 1 ayat (1) Undang- Undang Dasar 1945) • hal ini menunjukkan bahwa sejak awal penyusunan konstitusi ini The Founding Fathers Indonesia menekankan bahwa hakikat negara Indonesia adalah negara Kesatuan.
  • 3. Pasal 18 ayat (1) dan ayat (2) UUD 1945 : • Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. • Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asa otonomi dan tugas pembantuan. .
  • 4. • Jepang menggunakan konsep bentuk negara Kesatuan. Layaknya beberapa negara kesatuan yang lain meskipun Jepang terdiri atas beberapa Propinsi namun tetap merupakan satu kesatuan dengan pusat pemerintahan yang satu pula. • Propinsi-propinsi tersebut dipimpin oleh Gubernur sebagai kepala pemerintahan dan bertanggung jawab terhadap Perdana Menteri. (Chapter VIII Article 92 dan Article 94)
  • 5. • Pada article ini ditentukan bahwa Peraturan tentang organisasi dan operasi dari lembaga publik lokal harus ditetapkan oleh hukum sesuai dengan prinsip otonomi daerah (Chapter VIII Article 92) • lembaga publik lokal berhak untuk mengelola harta mereka, dan urusan administrasi dan menetapkan ketentuan mereka sendiri dalam hukum (Chapter VIII Article 94)
  • 6. • Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat persamaan pada konstitusi Indonesia dan Jepang khususnya hal yang mengatur mengenai bentuk negara dan pemerintahan daerah.
  • 7. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dan Jepang • Sistem pemerintahan indonesia adalah sistem Presidensil • Dalam sistem presidensil, presiden dan wakil presiden merupakan satu intitusi penyelenggara kekuasaan eksekutif negara yang tertinggi di bawah Undang-Undang Dasar. Sistem presidensil tidak mengenal dan tidak perlu dibedakan adanya kepala negara dan kepala pemerintahan
  • 8. • Presiden dan Wakil Presiden di pilih secara langsung, dan karena itu secara politik tidak bertanggung jawab kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat, melainkan bertanggung jawab langsung kepada rakyat yang memilihnya. Pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 6A ayat (1) menyebutkan bahwa : “Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat “.
  • 9. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 7A : • “Presiden dan Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan /atau Wakil Presiden”.
  • 10. • Jika terjadi kekosongan dalam jabatan Presiden atau Wakil Presiden pengisiannya dapat dilakukan melalui pemilihan dalam sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat • Para Menteri adalah pembantu Presiden dan Wakil Presiden. Menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden • masa jabatan Presiden lima tahunan tidak boleh dijabat oleh orang yang sama lebih dari dua masa jabatan
  • 11. • negara jepang menganut sistem pemerintahan Parlementer • Kepala Pemerintahan negara tersebut dipilih oleh Parlemen dan bertanggung jawab langsung kepada Parlemen, serta adanya pemisahan yang tegas antara kepala negara dan kepala pemerintahan
  • 12. CHAPTER I. THE EMPEROR Article 1, Article 4 ayat (1) dan Article 66 ayat (1) • Bahwa Kaisar adalah simbol negara dan kesatuan rakyat, yang kedudukannya berasal dari rakyat dimana kekuasaan kedaulatan itu berasal dari rakyat. Bahwa Kaisar hanya akan melakukan tindakan sebagaimana yang diatur dalam Konstitusi dan ia tidak akan memiliki kekuasaan yang terkait dengan pemerintah. • Kaisar akan mengangkat Perdana Menteri yang ditunjuk oleh Diet (Parlemen). Kaisar harus menunjuk Hakim Ketua Mahkamah Agung yang ditetapkan oleh Kabinet. Bahwa Kabinet terdiri dari Perdana Menteri, yang akan menjadi kepala, dan Menteri Negara, sebagaimana ditentukan oleh hukum
  • 13. Article 66 ayat (3) dan Artile 67 ayat (1), serta Article 68 ayat (1), ayat (2) dan (3) Konsitusi Jepang • ditentukan bahwa Perdana Menteri Jepang merupakan anggota Parlemen yang kemudian memenangkan pemilihan di Parlemen. Menteri-menteri diangkat oleh Perdana menteri yang kemudian menyatu dalam Kabinet. Kabinet ini bertanggung jawab kepada Parlemen. Menteri-menteri yang diangkat oleh Perdana Menteri biasanya kebanyakan berasal dari anggota parlemen, namun dapat berasal dari luar Parlemen.
  • 14. Article 69 Konstitusi Jepang • Kemungkinan krisis kabinet diatur dalam Undang- Undang Dasar, dalam hal mana terdapat dua kemungkinan, yaitu kabinet mengundurkan diri atau Dewan Perwakilan Rakyat dibubarkan. Apabila Dewan Perwakilan Rakyat mengajukan mosi tidak percaya terhadap kabinet atau menolak mosi kepercayaan yang diberikan kepadanya, maka kabinet seluruhnya harus mengundurkan diri, kecuali jika Dewan Perwakilan Rakyat dibubarkan dalam waktu 10 hari.
  • 15. • Keberadaan Kaisar dalam struktur kekuasaan tetap diakui, namun Kaisar hanya dapat bertindak sesuai dengan nasehat dan dengan persetujuan kabinet, serta meliputi hal-hal yang diatur dalam Undang-Undang Dasar. Kaisar tidak memiliki kekuasaan yang bersangkut paut dengan Pemerintahan
  • 16. Perbandingan Bentuk Parlemen Indonesia dan Jepang Ada tiga konsep yang diadopsi dalam perubahan UUD 1945 yang sangat erat hubungannya dengan keberadaan Majelis Permusyawaratan Rakyat. • Pertama, pemisahan kekuasaan secara tegas dari cabang kekuasaan legislatif, eksekutif, dan judikatif. • Kedua, pemilihan Presiden secara langsung yang akan berkaitan dengan konsep pertanggungjawaban Presiden langsung kepada rakyat. • Ketiga, restrukturisasi parlemen menjadi dua kamar (bicameral) dalam rangka menampung aspirasi daerah- daerah yang terus berkembang menjadi makin otonom di masa mendatang
  • 17. • ketiga gagasan tersebut menjadi bagian dari materi UUD, maka tidak dapat lagi dipertahankan bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah lembaga tertinggi. Hanya saja MPR tetap merupakan sebuah institusi tersendiri selain DPR dan DPD. • kedaulatan rakyat Indonesia disalurkan sebagaimana mestinya melalui lembaga parlemen yang terdiri atas Majelis Permusyawaratan Rakyat yang terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD, dan DPR serta DPD
  • 18. • hasil perubahan UUD 1945 yang ketiga, maka kita akan menemukan bahwa pada sistem parlemen Indonesia menggunakan konsep Soft Bicameralism. Hal ini melenceng dari kecenderungan yang berkembang di dunia secara umum. Kebanyakan negara yang menggunakan sistem dua kamar lebih menerapkan konsep Strong Bicameral • berarti bahwa ada keseimbangan kekuatan antara kedua kamar. Namun di Indonesia Dewan Perwakilam Rakyat memiliki kekuasaan yang sangat dominan dibanding Dewan Perwakilan Daerah
  • 19. • Anggota DPR dan DPD dipilih melalui Pemilihan Umum • Pasal 21 ayat (1) disebutkan bahwa : “Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul rancangan undang-undang”. Kemudian dalam ayat (2) Pasal ini disebutkan bahwa : “ Jika rancangan undang-undang itu, meskipun disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, tidak disahkan oleh Presiden, maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu”. Pasal 28B disebutkan bahwa “ Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranya diatur dalam undang-undang”.
  • 20. • Parlemen di Jepang terdiri dari dua kamar yaitu Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Negara • Keduanya adalah badan kekuasaan negara yang tertinggi dan menjadi badan negara satu- satunya yang berhak membuat undang- undang. Kedua kamar tersebut terdiri atas anggota-anggota yang dipilh dan yang mewakili segenap rakyat. • Hal ini diatur dalam Pasal 41, 42, 43, dan 44 konstitusi
  • 21. Sebagaimana diatur dalam Article 54 • Jika Dewan Perwakilan Rakyat dibubarkan maka dalam waktu 40 hari setelah pembubaran itu harus diadakan pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang baru. Dan parlemen harus dapat dikumpulkan dalm waktu 30 hari mulai diadakan pemilihan umum. Selama Dewan Perwakilan Rakyat dibubarkan, Dewan Negara ditutup. Tetapi dalam keadaan darurat Kabinet boleh memanggil Dewan Negara dalam sidang darurat. Keputusan-keputusan yang diambil dalam sidang tersebut bersidfat sementara, dan akan kehilangan kekuasaannya, jika lalu mendapat persetujuan Dewan Perwakilanm Rakyat ( setelah terbentuk) dalam waktu 10 hari setelah sidang Parlemen berikutnya dibuka.
  • 22. Article 55 dan Article 56 ayat (1) dan ayat (2) • Tiap Kamar mengadili sendiri perselisihan- perselisihan mengenai syarat-syarat keanggotaan. Untuk menyatakan tidak sahnya keanggotaan seorang anggota harus disetujui sekurang- kurangnya dua pertiga jumlah anggota yang hadir. Setiap masalah hanya dapat diputuskan dalam masing-masing Kamar oleh suara terbanyak anggota yang hadir, kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang Dasar. Apabila suara terbagi sama berat, ketua memberi keputusan terakhir
  • 23. Article 59 ayat (1), (2), (3) dan ayat (4). • Rencana undang-undang menjadi undang-undang jika diterima oleh kedua kamar, kecuali jika dalam Undang-Undang Dasar ditentukan lain. Apabila Rencana undang-undang yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, tetapi Dewan Negara mengambil keputusan yang berbeda maka rencana undang-undang tersebut dapat menjadi undang-undang jika kembali disidangkan dalam Dewan Perwakilan Rakyat untuk kedua kalinya dan disetujui oleh dua pertiga jumlah anggota yang hadir. tetapi ketentuan ini tidak menghalangi Dewan Perwakilan Rakyat untuk membentuk Panitia Bersama dari dua kamar guna menyelesaikan perbedaan pendapat. Apabila Dewan Negara tidak mengambil keputusan dalam waktu 60 hari setelah menerima rancangan undang-undang yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat ( waktu selama reses tidak diperhitungkan ), maka Dewan Perwakilan Rakyat dapat menganggap bahwa rencana undang-undang tersebut telah ditolak oleh Dewan Negara.
  • 24. Perbandingan Ketentuan Mengenai Kekuasaan Kehakiman • Di indonesia dikenal ada tiga lembaga negara yang berada dalam ranah kekuasaan kehakiman yaitu Mahkamah Agung ada Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial • Kewenangan Mahkamah Agung diatur dalam Pasal 24A ayat (1). • Kewenangan Komisi Yudisial diatur dalam Pasal 24B ayat (1) • Kewenangan Mahkamah Konstitusi diatur dalam Pasal 24C ayat (1) dan ayat (2)
  • 25. CHAPTER VI. JUDICIARY Article 76 dan Article 81 • Pada konstitusi Jepang, ketentuan mengenai kekusaan kehakiman hanya terletak pada Mahkamah Agung dan pengadilan yang lebih rendah sebagai diatur dalam hukum. Jadi tidak ada lembaga khusus untuk pengadilan konstitusional seperti Mahkamah Konstitusi di Indonesia. Karena wewenang untuk melakukan pengujian secara konstitusional juga ada pada Mahkamah Agung.
  • 26. Article 79 ayat (1) ayat (2) dan ayat (3) • Kemudian untuk wewenang pengangkatan terhadap hakim agung pada Konstitusi Jepang justru diberikan kepada pihak Kabinet dan ditinjau setiap 10 tahun oleh DPR
  • 27. Perbandingan Ketentuan Mengenai Perubahan Konstitusi (Amademen) • mengenai mekanisme perubahan konstitusi, di Indonesia ditentukan bahwa perubahan terhadap konstitusi menjadi kewenangan MPR, dengan syarat diajukan oleh sekurang-kurangnya sepertiga jumlah anggota MPR serta disetujui oleh sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu, dimana sidang persetujuan tersebut dihadiri sekurang-kurangnya dua pertiga anggota MPR. (BAB XVI PERUBAHAN UNDANG- UNDANG DASAR, Pasal 37 Ayat (1), (2), (3), (4) dan ayat (5) )
  • 28. CHAPTER IX. AMENDMENTS Article 96 • Sedangkan pada Konstitusi Jepang ditentukan bahwa, Inisiatif perubahan Konstitusi ada pada parlemen, ditentukan dengan sekurang- kurangnya dua pertiga jumlah anggota tiap kamar. Kemudian diserahkan kepada rakyat untuk diratifikasi yang dilakukan dalam referendum khusus atau dalam pemihan yang oleh Parlemen. Untuk ratifikasi tersebut diperlukan persetujuan jumlah terbanyak dari suara-suara yang masuk. Perubahan yang telah diratifikasi tersebut harus diundangkan oleh Kaisar sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Konstitusi.