SlideShare a Scribd company logo
1 of 64
Kebijakan umum penguasa perang Jepang:
1. Masa depan serta kedudukan wilayah-wilayah yang
diduduki akan ditentukan kemudian;
2. Suatu perkembangan gerakan kemerdekaan yang tidak
diinginkan harus ditekan.
Pada permulaan 1943, PM Hideki Tojo melalui Marsekal Hisaichi
Terauchi memerintahkan kepada Panglima Kesatuan Daerah VII
(berkedudukan di Singapura), untuk menyelidikan kemungkinan
pemberian kemerdekaan kepada Indonesia. Kesatuan daerah ini
membawahi 4 Kesatuan Daerah, yaitu:
◦ Kesatuan daerah XIX: Malaka;
◦ Kesatuan daerah XXV: Sumatera;
◦ Kesatuan daerah XXXVII: Borneo;
◦ Kesatuan daerah XVI: Jawa.
 Kesatuan Daerah XVI dipimpin oleh Mayor Jenderal Moichiro
Yamamoto. Penguasa berpendapat untuk mewujudkan hal tsb perlu:
◦ Pembentukan sebuah lembaga penyelidikan dan penasehat (Shimon
Kikan atau Chuoo Sangi-in)  BPUPK;
◦ Penyerahan secara gradual bidang pemerintahan dalam negeri kepada
Bangsa Indonesia;
◦ Pengakuan terhadap kekuasaan pada raja di daerah-daerah swapraja
Surakarta dan Yogyakarta.
 Janji tinggal Janji, hanya Birma dan Philippine yang diberi
kemerdekaan berdasarkan pertemuan 4 Januari dan 31 Mei 1943.
 Pertimbangan Indonesia tidak diberi kemerdekaan:
◦ Ditolak oleh Staf Angkatan Umum Perang Jepang.
◦ Jika sudah janji harus dilaksanakan.
◦ Mempersulit posisi jepang jika berunding dengan US, dan sekutunya.
 Setelah Jepang terdesak, maka diberi izin kepada
penguasa di Jawa untuk memberikan kemerdekaan
pada Indonesia pada tahun 1945. Untuk itu
dibentuklah BPUPK yang beranggotakan 62 orang
biasa yang diketuai oleh Dr. Radjiman
Wediodiningrat.
 Sidang I BPUPK (29 Mei-1 Juni 1945):
◦ Pidato Soekarno ttg dasar negara  Pancasila.
◦ Negara “Semua untuk Semua”.
◦ Dibentuk Panitia Kecil (8 org) yang diketuai Soekarno. Panitia
ini bertugas menyusun dan addressing semua ide untuk
menyusunnya. Disamping itu ada juga Panitia 9 yang juga
diketuai Seokarno dengan hasil “rancangan pembukaan” or
“Jakarta Charter (Yamin), Gentlemen Agreement (Soekiman).
 Sidang II BPUPK (10-16 Juli 1945):
Pelaporan hasil panitia kecil:
◦ Permintaan Indonesia Merdeka;
◦ Dasar negara;
◦ Unifikasi dan federasi;
◦ Bentuk pemerintahan dan kepala negara;
◦ Warga negara;
◦ Pemerintahan di Daerah;
◦ Agama dan hubungannya dengan negara;
◦ Pembelaan;
◦ Keuangan.
 Dibentuk panitia:
◦ Panitia Perancang UUD:
◦ Panitia Pembelaan Tanah Air;
◦ Panitia Perekonomian.
 Pada tanggal 16 Juli 45 dalam sidang paripurna BPUPK
diterima hasil rancangan UUD secara bulat.
 Kemudian, karena Jepang lebih terdesak lagi maka Menlu
Jepang mempercepat rencana pemberian kemerdekaan.
Untuk daerah Jawa dibentuk PPKI; sedangkan daerah lainnya
yang belum siap berada di bawah kekuasaan Jepang. PPKI ini
yang harusnya mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia.
Namun karena peristiwa Bom Atom (7-9 Agustus), hal
tersebut tidak terlaksana dan inisiatif merdeka dinyatakan
oleh Indonesia sendiri. Padahal delegasi indonesia telah
sampai di Dalat (Saigon).
 Ketidakjelasan ini dan ditambah lagi dengan
peristiwa Bom Atom, kemudian berinisiatif
pemimpin Indonesia untuk menyatakan
kemerdekaannnya.
 Karena sempitnya waktu, meskipun ada
rancangan pernyataan kemerdekaan, maka
rancangan tsb tidak dipakai karena adanya
“ganjalan” terhadap 7 kata dalam Piagam
Jakarta. Kemudian penculikan dilakukan dan
digunakanlah pernyataan proklamasi.
LEMBAGA TERTINGGI NEGARA MPR
PRESIDEN BPK MA
DPR
DPA
LEMBAGA TINGGI NEGARA
PEMERINTAHAN
FEDERAL
PRESIDEN
MENTERI-
MENTERI
SENAT DPR
DEWAN
PENGAWAS
KEUANGAN
MA
UUDS 1950
PRESIDEN &
WAPRES
MENTERI-
MENTERI
DPR
DEWAN
PENGAWAS
KEUANGAN
MA
• Amandemen UUD 1945
• Penghapusan doktrin
Dwi Fungsi ABRI
• Penegakan hukum, HAM,
dan pemberantasan KKN
• Otonomi Daerah
• Kebebasan Pers
• Mewujudkan kehidupan
demokrasi
Tuntutan Reformasi
Jumlah:
• 16 bab
• 37 pasal
• 49 ayat
• 4 pasal A.P
• 2 ayat A.T
• Penjelasan
Sebelum Perubahan
• Kekuasaan tertinggi di
tangan MPR
• Kekuasaan yang sangat
besar kepada Presiden
• Pasal-pasal multitafsir
• Pengaturan lembaga
negara oleh Presiden
melalui pengajuan UU
• Praktek ketatanegaraan
tidak sesuai dengan UUD
1945
Dasar Pemikiran
Perubahan
Menyempurnakan aturan
dasar:
• Tatanan negara
• Kedaulatan Rakyat
• HAM
• Pembagian kekuasaan
• Kesejahteraan Sosial
• Eksistensi negara
demokrasi dan negara
hukum
• Sesuai dengan aspirasi
dan kebutuhan bangsa
Tujuan Perubahan
• Pasal 3 UUD 1945
• Pasal 37 UUD 1945
• TAP MPR
No.IX/MPR/1999
• TAP MPR 9
No.IX/MPR/2000
• TAP MPR XI/2001
Dasar Yuridis
• Tidak mengubah
Pembukaan UUD 1945
• Tetap mempertahankan
NKRI
• Mempertegas sistim
presidensial
• Penjelasan UUD 1945
ditiadakan, hal-hal
normatif masuk pasal-
pasal
• Perubahan dilakukan
dengan cara “adendum”
Kesepakatan Dasar
• Sidang Umum MPR, 1999
Tgl.14-21 Okt 1999
• Sidang tahunan MPR,2000
Tgl.7-18 Agt 2000
• Sidang tahunan MPR,2001
Tgl.1-9 Nov 2001
• Sidang tahunan MPR,2002
Tgl.1-11 Agt 2002
Sidang MPR
Jumlah:
• 21 bab
• 73 pasal
• 170 ayat
• 3 pasal A.P.
• 2 Pasal A.T.
• Tanpa Penjelasan
Hasil Perubahan
1 PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
Bank
Sentral
23D
UUD 1945
MPR
2-3
BPK
23E-23G
Lembaga
Kepresidenan
4-6
Mahkamah
Konstitusi
24C
Mahkamah
Agung
24, 24 A
Komisi
Yudisial
24 B
TNI
10, 30
KPU
22E (5)
POLRI
30
Kementerian
Negara
17
DPD
22C-22D
DPR
19-22B
andi.sandi@ugm.ac.id
PEMDA
18-18B
UU/Keppres
Komnas
HAM
KKI
KPI
KHN
KPPU
KPK KON KPAI
State Auxiliary Institutions Alat Negara
LPND
PERPRES
BENTUK DAN KEDAULATAN
(Pasal 1)
2
Negara Kesatuan
Negara Hukum
Berbentuk Republik
Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut UUD
Pasal 24 (1)
memegang kekuasaan
kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hukum dan
keadilan
MA
MK
Pasal 4 (1)
memegang
kekuasaan
pemerintahan
Presiden
Lembaga-lembaga yang memegang kekuasaan menurut UUD
Pasal 20 (1)
memegang
kekuasaan
membentuk UU
DPR
4
MPR
Pasal 2 (1)
ANGGOTA
DPR
dipilih melalui pemilu
ANGGOTA
DPD
dipilih melalui pemilu
1. Mengubah dan menetapkan Undang-Undang
Dasar [Pasal 3 ayat (1) dan Pasal 37 ];
2. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden [Pasal
3 ayat (2) ];
3. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil
Presiden dalam masa jabatannya menurut
Undang-Undang Dasar [Pasal 3 ayat (3)];
4. Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang
diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi
kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)];
5. Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang
diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai
politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil
Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan
kedua dalam pemilihan umum sebelumnya sampai
berakhir masa jabatannya, jika Presiden dan Wakil
Presiden mangkat, berhenti, diberhen-tikan, atau
tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa
jabatannya secara bersamaan [Pasal 8 ayat (3)];
Wewenang
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
5
Presiden/
Wakil Presiden
Presiden dan Wakil Presiden
dipilih dalam satu pasangan
secara langsung oleh rakyat
[Pasal 6A (1)]
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Presiden/Wakil Presiden
1. memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 4 (1)];
2. memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10);
3. menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
[Pasal 11 (1)];
4. membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 11 (2)];
5. menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaan bahaya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 12);
6. mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat [Pasal 13 (2)];
7. menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 13 (3)];
8. memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung [Pasal 14 (1)];
9. memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 14 (2)];
10. memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang (Pasal 15);
11. membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16);
12. mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri [Pasal 17 (2)].
6
Calon Presiden dan calon Wakil
Presiden harus seorang warga
negara Indonesia sejak
kelahirannya dan tidak pernah
menerima kewarganegaraan
lain karena kehendaknya
sendiri, tidak pernah
mengkhianati negara, serta
mampu secara rohani dan
jasmani untuk melaksanakan
tugas dan kewajiban sebagai
Presiden dan Wakil Presiden.
[Pasal 6 (1)]
MPR
KPU
2
diusulkan
sebelum pemilu
[Pasal 6A (2)]
4
memperoleh
jumlah suara
>50% dalam
pemilu dengan
sedikitnya 20% di
setiap Prov. yang
tersebar di lebih
dari 1/2 jml Prov.
[Pasal 6A (3)]
4a
dalam hal tidak ada
pasangan calon terpilih,
dua pasangan calon yang
mendapat suara terbanyak
1 dan 2 dlm pemilu dipilih
oleh rakyat secara langsung
dan yg memperoleh suara
terbanyak dilantik
[Pasal 6A (4)]
5
melantik
[Pasal 3 (2)]
sebelum
memangku
jabatan,
bersumpah di
hadapan
[Pasal 9 (1)]
Calon
Presiden
dan
Wapres
Presiden/
Wapres
Parpol/ Gab. Parpol
Peserta Pemilu
3
Pemilu
1
Presiden dan Wakil
Presiden dipilih
dalam satu
pasangan secara
langsung oleh
rakyat
[Pasal 6A ayat (1)]
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat
RAKYAT
7
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden
DPR
MK MPR
Presiden
dan/atau Wakil
Presiden terus
menjabat
Presiden
dan/atau Wakil
Presiden
diberhentikan
Pasal 7A
1
Pasal 7B (1)
2
Pasal 7B (2)
3
Pasal 7B (3)
4
Pasal 7B (4)
5 Pasal 7B (5)
6
Pasal 7B (6)
Pasal 7B (7)
7
8
Usul tidak
diterima
Usul
diterima
1. usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden (Pasal 7A);
2. usul tsb dpt diajukan dgn terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada MK untuk memeriksa, mengadili dan memutus
pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum dan/atau tidak lagi memenuhi
syarat [Pasal 7B (1)];
3. pendapat DPR tersebut dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan [Pasal 7B (2)];
4. pengajuan hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang
paripurna yang dihadiri 2/3 dari jumlah anggota DPR [Pasal 7B (3)];
5. wajib memeriksa, mengadili, dan memutus paling lama 90 hari setelah permintaan diterima [Pasal 7B (4)];
6. bila terbukti melakukan pelanggaran hukum dan/atau terbukti tidak lagi memenuhi syarat, DPR menyelenggarakan sidang
paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian kepada MPR [Pasal 7B (5)];
7. wajib menyelenggarakan sidang untuk memutus usul DPR paling lambat 30 hari sejak usul diterima [Pasal 7B (6)];
8. keputusan diambil dalam rapat paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota dan disetujui oleh
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah yang hadir, setelah Presiden dan/atau wakil presiden diberi kesempatan menyampaikan
penjelasan [Pasal 7B (7)];
8
DPR
1
Mengangkat
Duta dan
Konsul
[Pasal 13 (1)]
3
menerima
penempatan
duta negara
lain
[Pasal 13 (3)]
5
grasi dan rehabilitasi
[Pasal 14 (1)]
7
amnesti dan abolisi
[Pasal 14 (2)]
MA
6
pertimbangan
8
pertimbangan
Presiden
2
Pertimbangan
Duta
[Pasal 13 (2)]
4
pertimbangan
9
Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda
kehormatan yang diatur dengan undang-undang (Pasal 15)
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Mengangkat duta dan konsul, penempatan duta negara lain, pemberian grasi dan
rehabilitasi, pemberian amnesti dan abolisi, serta memberi gelar dan tanda jasa
9
Presiden
1
memegang kekuasaan
pemerintahan menurut UUD
[Pasal 4 (1)]
2
dalam melakukan
kewajiban dibantu oleh
satu orang Wapres
[Pasal 4 (2)]
4
dibantu
menteri negara [Pasal 17 (1)]
yang diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden
[Pasal 17 (2)]
membidangi urusan tertentu
dalam pemerintahan
[Pasal 17 (3)]
3
membentuk
dewan pertimbangan *)
(Pasal 16)
*) DPA dihapus
KEKUASAAN PEMERINTAHAN DAN KEMENTERIAN NEGARA
Presiden, Wakil Presiden, Dewan Pertimbangan dan Kementerian Negara
1
0
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
[Pasal 18 (2)]
menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh UU ditentukan sebagai
urusan Pemerintah Pusat [Pasal 18 (5)]
berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-
peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas
pembantuan [Pasal 18 (6)]
Anggota DPRD
dipilih melalui
pemilu
[Pasal 18 (3)]
Gubernur,
Bupati, Walikota
dipilih secara
demokratis
[Pasal 18 (4)]
NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-
tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-
undang [Pasal 18 (1)]
PEMERINTAHAN DAERAH
KEPALA PEMERINTAH
DAERAH
DPRD
PEMERINTAHAN DAERAH
1
1
DPR
Anggota DPR dipilih
melalui pemilihan
umum
[Pasal 19(1)]
Anggota DPR dapat
diberhentikan dari
jabatannya, yang
syarat-syarat dan
tata caranya diatur
dalam undang-
undang
(Pasal 22B)
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Fungsi, Wewenang, dan Hak
1. Pasal 20 (1)
2. Pasal 20A (1)
3. Pasal 20A (2)
4. Pasal 7B (1)
5. Pasal 11 (1)
6. Pasal 13 (2)
7. Pasal 13 (3)
8. Pasal 14 (2)
9. Pasal 22 (2)
10.Pasal 23 (2) dan (3)
11.Pasal 23F (1)
12.Pasal 24A (3)
13.Pasal 24B (3)
14.Pasal 24C (3)
1
2
YA
DPR
UU
Presiden
3
dibahas bersama
[Pasal 20 (2)]
RUU
4b
mengesahkan
[Pasal 20 (4)]
4c
dalam hal RUU
tidak disahkan,
dalam waktu 30
hari, RUU tersebut
sah menjadi UU
dan wajib
diundangkan
[Pasal 20 (5)]
1a
memegang kekuasaan
membentuk UU
[Pasal 20 (1)]
anggota berhak
mengajukan usul RUU
(Pasal 21)
4a
tidak boleh
diajukan lagi
dalam persi-
dangan masa itu
[Pasal 20 (3)]
4
persetujuan
bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Pembentukan UU
1b
berhak mengajukan
RUU
[Pasal 5 (1)]
2
RUU
tertentu
ikut
membahas
memberi
pertimbangan
DPD
TIDAK
1
3
DPR
Presiden
3b
harus dicabut
[Pasal 22 (3)]
1
dalam hal ihwal kegentingan yang
memaksa, berhak menetapkan
peraturan pemerintah sebagai
pengganti undang-undang
[Pasal 22 (1)]
2
peraturan pemerintah
pengganti UU itu harus
mendapat persetujuan
[Pasal 22 (2)]
3a
menjadi
UU
3
persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Peraturan Pemerintah pengganti UU
TIDAK
YA
1
4
Anggota DPD dapat
diberhentikan dari
jabatannya, yang syarat-
syarat dan tata caranya
diatur dalam undang-
undang
[Pasal 22D (4)]
DPD
Anggota DPD dipilih dari
setiap provinsi melalui
Pemilu.
Anggota DPD dari setiap
provinsi jumlahnya sama
dan jumlah seluruh
anggota DPD itu tidak lebih
1/3 jumlah anggota DPR.
[Pasal 22C (1) dan (2)]
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
Wewenang
1. dapat mengajukan RUU tertentu [Pasal 22D (1)];
2. ikut membahas RUU tertentu [Pasal 22D (2)];
3. memberikan pertimbangan atas RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, agama dan
RAPBN [Pasal 22D (2)];
4. memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK [Pasal 23F (1)];
5. melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan,
dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR [Pasal 22D (3)];
1
5
DPR
UU
tertentu
3
membahas
bersama
4
persetujuan
bersama
4b
mengesahkan
[Pasal 20 (4)]
4c
dalam hal RUU tidak
sahkan, dalam
waktu 30 hari, RUU
tersebut sah
menjadi UU dan
wajib diundangkan
[Pasal 20 (5)]
4a
tidak boleh diajukan lagi
dalam persidangan masa itu
[Pasal 20 (3)]
1
dapat
mengajukan
[Pasal 22 D (1)]
RUU
tertentu
Presiden
2
membahas RUU
tertentu
[Pasal 22 D (2)]
DPD
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
Pembentukan UU tertentu
YA
TIDAK
1
6
Anggota
DPRD
Anggota
DPR
Presiden/
Wapres
Anggota
DPD
3
dipilih dalam satu pasangan
secara langsung oleh rakyat
[Pasal 6A (1)]
diusulkan oleh parpol atau
gabungan parpol peserta
pemilu [Pasal 6A (2)]
5
Peserta dari
Perseorangan
[Pasal 22E (4)]
4
Peserta dari
Partai Politik
[Pasal 22E (3)]
2
‘luber jurdil’ setiap 5 tahun
[Pasal 22E (1)]
untuk memilih
[Pasal 22E (2)]a
1
diselenggarakan
oleh
komisi pemilihan
umum
yang bersifat
nasional tetap dan
mandiri
[Pasal 22E (5)]
PEMILIHAN UMUM
PEMILU
1
7
DPR
Presiden
1
mengajukan
[Pasal 23 (2)]
RAPBN
4
persetujuan
DPD
4b
Pemerintah
menjalankan
Tahun lalu
[Pasal 23 (3)]
APBN
4a
Pemerintah
menjalankan
APBN
2
memberi
pertimbangan
[Pasal 23 (2)]
HAL KEUANGAN
Penyusunan APBN
3
membahas
bersama
[Pasal 20 (2)]
RAPBN
YA
TIDAK
18
susunan kedudukan kewenangan tanggungjawab independensi
HAL KEUANGAN
bank sentral
diatur dengan undang-undang
bank sentral
Pasal 23D
19
BPK
Anggota dipilih oleh
DPR dengan
memperhatikan
pertimbangan DPD dan
diresmikan oleh
Presiden
[Pasal 23F (1)]
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Keanggotaan Tugas dan Wewenang
Untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara diadakan
satu Badan Pemeriksa Keuangan
[Pasal 23E (1)]
menyerahkan hasil
pemeriksaan keuangan
negara kepada DPR,
DPD, dan DPRD sesuai
dengan
kewenangannya
[Pasal 23E (2)]
BPK berkedudukan di ibu kota negara, dan
memiliki perwakilan di setiap provinsi
[Pasal 23G (1)]
20
BPK
2
hasil
pemeriksaan
diserahkan
[Pasal 23E (2)]
3
hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh
lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai
dengan undang-undang
[Pasal 23E (3)]
DPD DPRD
1
memeriksa pengelolaan
dan tanggungjawab
keuangan negara
[Pasal 23E (1)]
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Pemeriksaan Keuangan Negara
DPR
21
Anggota BPK
terpilih
DPR Presiden
DPD
2
memberikan
pertimbangan
1
memilih calon
3
diresmikan
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Pemilihan Anggota BPK [Pasal 23 F (1)]
22
KEKUASAAN KEHAKIMAN
Mahkamah Agung
Hakim agung harus
memiliki integritas dan
kepribadian yang tidak
tercela, adil,
profesional, dan
berpengalaman di
bidang hukum
[Pasal 24A (2)]
Calon hakim agung
diusulkan oleh Komisi
Yudisial kepada DPR
untuk mendapat per-
setujuan dan ditetap-
kan sebagai hakim
agung oleh Presiden
[Pasal 24A (3)]
TUN
Militer
Agama
Umum
MA
Pasal 24A
Wewenang
1.berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-
undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai
wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang [Pasal 24A (1)];
2.mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)];
3.memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi
[Pasal 14 (1)];
23
mempunyai sembilan orang
anggota hakim konstitusi
yang ditetapkan oleh
Presiden, yang diajukan
masing-masing tiga orang
oleh MA, tiga orang oleh
DPR dan tiga orang oleh
Presiden
[Pasal 24C (3)]
Hakim konstitusi harus
memiliki integritas dan
kepribadian yang tidak
tercela, adil, negarawan
yang menguasai konstitusi
dan ketatanegaraan, serta
tidak merangkap sebagai
pejabat negara
[Pasal 24C (5)]
KEKUASAAN KEHAKIMAN
Mahkamah Konstitusi
MK
Pasal 24C
Wewenang
1.berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya
bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar,
memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus
perselisihan tentang hasil pemilihan umum [Pasal 24C (1)];
2.wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai
dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-
Undang Dasar [Pasal 24C (2)];
24
KEKUASAAN KEHAKIMAN
Komisi Yudisial
KY
Pasal 24B
Anggota Komisi Yudisial
harus mempunyai
pengetahuan dan
pengalaman di bidang
hukum serta memiliki
integritas dan
kepribadian yang tidak
tercela
[Pasal 24B (2)]
Anggota Komisi Yudisial
diangkat dan
diberhentikan oleh
Presiden dengan
persetujuan DPR
[Pasal 24B (3)]
Wewenang
1.mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B (1)];
2.mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim [Pasal 24B (1)];
25
WILAYAH NEGARA
26
WILAYAH NEGARA
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang
berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya
ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 25A)
WARGA
NEGARA DAN
PENDUDUK
ialah orang-orang
bangsa Indonesia
asli dan orang-orang
bangsa lain yang
disahkan dengan
undang-undang
sebagai warga
negara [Pasal 26
(1)]
WARGA NEGARA
Warga Negara dan Penduduk
Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)]
warga negara
Indonesia dan orang
asing yang
bertempat tinggal di
Indonesia
[Pasal 26 (2)]
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan [Pasal 27 (2)]
27
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan
dengan undang-undang (Pasal 28)
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara [Pasal 27 (3)]
HAK
ASASI
MANUSIA
membentuk keluarga, keturunan
dan perlindungan anak dari
kekerasan dan diskriminasi
(Pasal 28B)
mengembangkan dan memajukan
diri, serta mendapat pendidikan
dan manfaat dari IPTEK
(Pasal 28C)
kebebasan beragama, meyakini
kepercayaan, memilih
kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal, kebebasan
berserikat, berkumpul dan
berpendapat (Pasal 28E)
berkomunikasi dan
memperoleh informasi
(Pasal 28F)
pengakuan yang sama di hadapan
hukum, hak untuk bekerja dan
kesempatan yg sama dalam
pemerintahan
(Pasal 28D)
hidup sejahtera lahir dan batin,
memperoleh pelayanan
kesehatan, mendapat perlakuan
khusus (Pasal 28H)
tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut dan bebas dari
perlakuan diskriminatif
(Pasal 28I)
berkewajiban menghargai
hak orang dan pihak lain
serta tunduk kepada
pembatasan UU
(Pasal 28J)
mempertahankan
hidup dan
kehidupan
(Pasal 28A)
HAK ASASI MANUSIA
perlindungan diri pribadi,
keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta
benda serta bebas dari
penyiksaan
(Pasal 28G)
28
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa [Pasal 29 (1)]
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu [Pasal 29 (2)]
AGAMA
29
A G A M A
Usaha hankamneg
dilaksanakan melalui
sishankamrata oleh
TNI dan POLRI sbg
kekuatan utama, dan
rakyat sbg kekuatan
pendukung
[Pasal 30 (2)]
Tiap-tiap warga
negara berhak dan
wajib ikut serta
dalam usaha
pertahanan dan
keamanan negara
[Pasal 30 (1)]
sebagai alat negara
bertugas
mempertahankan,
melindungi, dan
memelihara keutuhan
dan kedaulatan
negara
[Pasal 30 (3)]
sebagai alat negara
yang menjaga
keamanan dan
ketertiban masyarakat
bertugas melindungi,
mengayomi, melayani
masyarakat, serta
menegakkan hukum
[Pasal 30 (4)]
Pertahanan dan
Keamanan Negara
TNI (AD, AL, AU) POLRI
Tugas dan Wewenang
PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA
30
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
negara memprioritaskan anggaran
pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
APBN dan APBD untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional [Pasal 31 (4)]
negara menghormati dan memelihara
bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya Nasional [Pasal 32 (2)]
Pemerintah memajukan ilmu penge-
tahuan dan teknologi dengan men-
junjung tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat
manusia [Pasal 31 (5)]
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang [Pasal 31 (3)]
negara memajukan kebudayaan
Nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayanya [Pasal 32 (1)]
Setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan
[Pasal 31 (1)]
Setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib
membiayainya [Pasal 31 (2)]
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
31
PEREKONOMIAN
NASIONAL
PEREKONOMIAN NASIONAL
disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan
[Pasal 33 (1)]
Cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan
menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara
[Pasal 33 (2)]
Bumi dan air dan kekayaan
alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran
rakyat [Pasal 33 (3)]
diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional [Pasal 33 (4)]
32
KESEJAHTERAAN
SOSIAL
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Fakir miskin dan
anak-anak yang
terlantar dipelihara
oleh negara
[Pasal 34 (1)]
Negara mengembangkan
sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan mem-
berdayakan masyarakat
yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan
[Pasal 34 (2)]
Negara bertanggung
jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang
layak
[Pasal 34 (3)]
33
no more!!!
BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN
34
ATRIBUT KENEGARAAN
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih (Pasal 35)
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36)
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36A)
Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 36B)
MPR
berwenang mengubah
dan menetapkan
[Pasal 3 (1)]
Pasal-pasal
Perubahan
UUD
Usul perubahan pasal-pasal UUD dapat
diagendakan dalam sidang MPR apabila
diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari
jumlah anggota MPR [Pasal 37 (1)]
Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan
secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas
bagian yang diusulkan untuk diubah beserta
alasannya [Pasal 37 (2)]
Untuk mengubah pasal-pasal UUD, sidang MPR
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota MPR [Pasal 37 (3)]
Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD
dilakukan dengan persetujuan sekurang-
kurangnya 50% + 1 anggota dari seluruh
anggota MPR [Pasal 37 (4)]
Khusus mengenai bentuk NKRI tidak dapat
dilakukan perubahan [Pasal 37 (5)]
PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR
35
Pasal I
Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih
tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut
Undang-Undang Dasar ini.
Pasal II
Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi
sepanjang untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang
Dasar dan belum diadakan yang baru menurut Undang-
Undang Dasar ini.
Pasal III
Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17
Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala kewenangannya
dilakukan oleh Mahkamah Agung.
ATURAN PERALIHAN
36
ATURAN PERALIHAN
Pasal I
Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan
peninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat untuk diambil putusan pada Sidang
Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2003
Pasal II
Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal
ATURAN TAMBAHAN
37
ATURAN TAMBAHAN
KABINET, LPND, & STATE
AUXILIARY INSTITUTIONS
KABINET
• UUD 1945  PRESIDENSIIL
• MAKLUMAT WAPRES  PARLEMENTER
• KONSTITUSI RIS  PARLEMENTER
• UUDS 1950  PARLEMENTER
• UUD 1945 (DEKRIT PRESIDEN) 
PRESIDENSIIL
• UUD NEGARA RI TAHUN 1945  PRESIDENSIIL
INDONESIA.
KABINET
• Pasal 17 UUD 1945:
1) Presiden dibantu oleh Menteri-Menteri Negara.
2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
3) Menteri-menteri itu memimpin Departemen Pemerintahan.
• Pasal 17 UUD Negara RI Tahun 1945:
1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.
2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden.(*)
3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam
pemerintahan. (*)
4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran
kementerian negara diatur dalam undang-undang. (***)
KABINET
• Pouvoir executif : tugas sehari-hari presiden sebagai kepala pemerintahan.
• Pada saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan susunan
kabinetnya pada tanggal 20 Oktober 2004 melalui Keppres
No.187/M/2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu,
dilakukan pembentukan kembali terhadap Departemen Sosial. Namun
belum dilakukan berdasarkan persetujuan DPR. Kebijakan ini diambil
berdasarkan kebijakan yang dilakukan pendahulunya, yaitu Presiden
Megawati melalui Keppres No.102 Tahun 2001 yang ditetapkan pada
tanggal 13 September 2001. Ini disebabkan karena pada saat itu belum
ada undang-undang yang mengatur tentang pembentukan,
penggabungan, dan pembubaran kementerian negara sebagai undang-
undang organik yang diperintahkan oleh Pasal 17 ayat (4) UUD Negara RI
Tahun 1945 meskipun Pasal 17 ayat (4) UUD 1945 telah dihasilkan dan
berlaku sejak 18 Agustus 2001.
• Apakah kemudian kondisi ini menunjukan bahwa presiden telah
melanggar UUD Negara RI Tahun 1945? (Clue: Lihat Aturan Peralihan UUD
Negara RI Tahun 1945).
PRODUK HUKUM PEMBENTUKAN KABINET
• Keppres pada masa pemerintahan Presiden Soeharto:
• Keppres No.15 Tahun 1974
• Keppres No. 45 Tahun 1974
• Keppres No. 27 Tahun 1992
• Keppres No. 61 Tahun 1998
• Keppres pada masa pemerintahan Presiden Habibie:
• Keppres No. 115 Tahun 1999 (27 september 1999)
• Keppres pada masa pemerintahan Presiden Abdurrachman Wahid:
• Keppres No.136 Tahun 1999 (10 November 1999)
• Keppres No. 165 Tahun 2000
• Keppres No. 177 Tahun 2000
• Keppres No. 38 Tahun 2001 tentang Perubahan Keppres No.177 Tahun 2000.
• Keppres pada masa pemerintahan Presiden Megawati:
• Keppres No.102 Tahun 2001
• Perpres pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono:
• Perpres No.9 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah sebanyak 3 (tiga) dengan:
– Perpres No. 62 Tahun 2005,
– Perpres No. 90 Tahun 2006, dan
– Perpres No. 94 Tahun 2006.
KABINET INDONESIA BERSATU
PADA MASA SBY
• Kementrian Negara:
• Kementerian Negara Koordinator;
• Kementerian yang berbentuk Departemen;
• Kementerian Negara.
• Kementerian Negara Koordinator mempunyai tugas membantu
Presiden dalam mengkoordinasikan perencanaan dan penyusunan
kebijakan, serta mensinkronkan pelaksanaan kebijakan di
bidangnya.
• Kementerian yang berbentuk Departemen mempunyai tugas untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas
pemerintahan.
• Kementerian Negara mempunyai tugas untuk membantu Presiden
dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang tertentu
dalam kegiatan pemeritahan negara.
KEMENTERIAN KOORDINATOR
Kementerian Negara Koodinator terdiri atas:
1. Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan,
2. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,
dan
3. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan
Rakyat.
KEMENTERIAN BERBENTUK DEPARTEMEN
Kementerian ini terdiri atas 20 kementerian yang berbentuk departemen, yaitu:
1. Departemen Dalam Negeri;
2. Departemen Luar Negeri;
3. Departemen Pertahanan;
4. Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia;
5. Departemen Keuangan;
6. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral;
7. Departemen Perindustrian;
8. Departemen Perdagangan;
9. Departemen Pertanian;
10. Departemen Kehutanan;
11. Departemen Perhubungan;
12. Departemen Kelautan dan Perikanan;
13. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
14. Departemen Pekerjaan Umum;
15. Departemen Kesehatan;
16. Departemen Pendidikan nasional;
17. Departemen Sosial;
18. Departemen Agama;
19. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata;
20. Departemen Komunikasi dan Informatika.
KEMENTERIAN NEGARA
Kementerian Negara ini terdiri atas 10 (sepuluh)
Kementerian Negara, yaitu:
• Kementerian Negara Riset dan Teknologi;
• Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah;
• Kementerian Negara Lingkungan Hidup;
• Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan;
• Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara;
• Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal;
• Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan;
• Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara;
• Kementerian Negara Perumahan Rakyat;
• Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga.
LEMBAGA PEMERINTAH NONDEPARTEMEN
• Di samping wakil presiden dan kementerian negara,
presiden juga dapat dibantu oleh lembaga pemerintah
yang lain, seperti Lembaga Pemerintah Non-
Departemen (selanjutnya LPND), dalam melaksanakan
kewenangannya.
• LPND didirikan dengan tujuan untuk melaksanakan
tugas khusus yang didelegasikan kepadanya oleh
presiden yang ditentukan dalam Pasal 1 ayat (1)
Keputusan Presiden No.103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Struktur
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen sebagaimana telah diubah terakhir kalinya
dengan Perpres No.11 Tahun 2005 .
LEMBAGA PEMERINTAH NONDEPARTEMEN
Saat ini terdapat 22 LPND, yaitu:
1. Lembaga Administrasi Negara (LAN);
2. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI);
3. Badan Kepegawaian Negara (BKN);
4. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PERPUSNAS);
5. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS);
6. Badan Pusat Statistik (BPS);
7. Badan Standardisasi Nasional (BSN);
8. Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional (BAPETEN);
9. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN);
10. Badan Intelijen Negara (BIN);
11. Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG);
12. Badan Koordinasi Kelurga Berencana Nasional (BKKBN);
13. Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN);
14. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL);
15. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP);
16. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI);
17. Badan Pengajian dan Penerapan Teknologi (BPPT);
18. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM);
19. Badan Pertanahan Nasional (BPN);
20. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM);
21. Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANAS);
22. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG).
LEMBAGA PEMERINTAH NONDEPARTEMEN
• Sebagai sebuah LPND tidak dapat dikategorikan sebagai bagian dari
sebuah departemen atau pun sebagai bawahan dari departemen
tertentu;
• LPND diberikan tugas khusus oleh kepala pemerintahan: presiden.
Presiden, sebagai pendiri LPND, mempertimbangkan bahwa tugas
yang diemban LPND tidak dapat dikategorikan dan diberikan kepada
sebuah departemen tertentu: untuk melaksanakan tugas khusus itu
diperlukan sebuah institusi khusus. Sebagai contoh, untuk
menjamin keamanan, mutu, dan kandungan gizi dari makanan
diperlukan beberapa departemen untuk mengaturnya, seperti
Departemen Pertanian, Departemen Perikanan, Departemen
Kehutanan, Departemen Perindustrian, dan Departemen
Kesehatan.
• Di samping itu, akan sangat banyak kementerian yang akan terlibat
dalam pengaturan permasalahan ini, peraturan-peraturan, yang
mengatur permasalahan itu, pun akan menjadi rumit dan sangat
banyak. Hal ini juga akan mengakibatkan adanya peluang sengketa
antar departemen.
LEMBAGA PEMERINTAH NONDEPARTEMEN
• Berdasarkan kenyataan ini, secara teoritis
LPND dapat dikategorikan sebagai sebuah
agensi eksekutif karena dikepalai oleh
pimpinan tunggal yang dapat diberhentikan
hanya berdasarkan keinginan presiden
semata, tanpa membutuhkan persetujuan dari
lembaga negara lainnya.
STATE AUXILIARY INSTITUTIONS
• Pasca dilakukannya amandemen, banyak sekali lembaga
“independen” yang dilahirkan. Lembaga-lembaga ini
mengambil peran berbagai lembaga pemerintahan yang
sudah ada sebelumnya. Hal ini, salah satunya, didorong oleh
ketidakpercayaan publik terhadap lembaga pemerintahan
formal yang telah ada karena tidak dapat melaksanakan tugas
dan fungsinya secara maksimal. Selain itu, lembaga ini pun
diberi trademark sebagai lembaga independen. Namun dalam
kenyataan sehari-hari, lembaga ini hanya independen dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya saja dan tidak independen
secara absolute.
• State Auxiliary Institution: lembaga negara yang dibentuk
diluar konstitusi dan merupakan lembaga yang membantu
pelaksanaan tugas lembaga negara pokok (Eksekutif, Legislatif,
dan Yudikatif).
STATE AUXILIARY INSTITUTIONS
Lembaga-lembaga ini, antara lain:
1.Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas
HAM)
2.Komisi Tindak Pidana Korupsi (KPK)
3.Komisi Ombudsman Nasional (KON)
4.Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
5.Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
6.Komisi Hukum Nasional (KHN)
7.Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
matur tengkyu

More Related Content

Similar to Pembentukan dan Perubahan UUD.pptx

dinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptx
dinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptxdinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptx
dinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptxIstiqomahMPd
 
Bahan tayang 1 copy
Bahan tayang 1   copyBahan tayang 1   copy
Bahan tayang 1 copySri Rahayu
 
Bahan tayangan uud
Bahan tayangan uudBahan tayangan uud
Bahan tayangan uudRochimudin
 
FUNGSI UUD 1945 dengan slide presentasi yang disusun oleh suhardjo
FUNGSI UUD 1945 dengan slide presentasi yang disusun oleh suhardjoFUNGSI UUD 1945 dengan slide presentasi yang disusun oleh suhardjo
FUNGSI UUD 1945 dengan slide presentasi yang disusun oleh suhardjoalberto207793
 
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan  kesatuan republik indonesiaKonstitusi negara dan  kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesiaBetha Taiyou
 
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Belum Kerja
 
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RI
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RIPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RI
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RIRifin Sugiarto
 
Sistem Pemerintahan di Indonesia dan Perubahan UUD 1945
Sistem Pemerintahan di Indonesia dan Perubahan UUD 1945Sistem Pemerintahan di Indonesia dan Perubahan UUD 1945
Sistem Pemerintahan di Indonesia dan Perubahan UUD 1945Susfi WiraTama
 
Majelis permusyawaratan rakyat republik indonesia atau cukup disebut majelis ...
Majelis permusyawaratan rakyat republik indonesia atau cukup disebut majelis ...Majelis permusyawaratan rakyat republik indonesia atau cukup disebut majelis ...
Majelis permusyawaratan rakyat republik indonesia atau cukup disebut majelis ...deperealisman
 
SOAL LCT 4 Pilar Berbangsa Dan Bernegara Tim SMAN 2 B.S
SOAL LCT 4 Pilar Berbangsa Dan Bernegara Tim SMAN 2 B.SSOAL LCT 4 Pilar Berbangsa Dan Bernegara Tim SMAN 2 B.S
SOAL LCT 4 Pilar Berbangsa Dan Bernegara Tim SMAN 2 B.SAri Saputra
 
Pkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga Negara
Pkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga NegaraPkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga Negara
Pkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga NegaraYudistira Ydstr
 
ppt BAB 2KLS XI SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA.pptx
ppt BAB 2KLS XI SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA.pptxppt BAB 2KLS XI SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA.pptx
ppt BAB 2KLS XI SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA.pptxZaxyKentBL11
 
10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptx
10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptx10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptx
10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptxBellaDwiLestari2
 
lembaga-lembaga menurut UUD 1945
lembaga-lembaga menurut UUD 1945lembaga-lembaga menurut UUD 1945
lembaga-lembaga menurut UUD 1945Cucu Sya'diah
 

Similar to Pembentukan dan Perubahan UUD.pptx (20)

dinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptx
dinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptxdinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptx
dinamika UUd1945 pada masa reformasi.pptx
 
Ppkn
PpknPpkn
Ppkn
 
Bahan tayang 1 copy
Bahan tayang 1   copyBahan tayang 1   copy
Bahan tayang 1 copy
 
Bahan tayangan uud
Bahan tayangan uudBahan tayangan uud
Bahan tayangan uud
 
Bahan tayangan UUD 1945
Bahan tayangan UUD 1945Bahan tayangan UUD 1945
Bahan tayangan UUD 1945
 
FUNGSI UUD 1945 dengan slide presentasi yang disusun oleh suhardjo
FUNGSI UUD 1945 dengan slide presentasi yang disusun oleh suhardjoFUNGSI UUD 1945 dengan slide presentasi yang disusun oleh suhardjo
FUNGSI UUD 1945 dengan slide presentasi yang disusun oleh suhardjo
 
Kewarganegaraan
KewarganegaraanKewarganegaraan
Kewarganegaraan
 
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan  kesatuan republik indonesiaKonstitusi negara dan  kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesia
 
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
 
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RI
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RIPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RI
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RI
 
Sistem Pemerintahan di Indonesia dan Perubahan UUD 1945
Sistem Pemerintahan di Indonesia dan Perubahan UUD 1945Sistem Pemerintahan di Indonesia dan Perubahan UUD 1945
Sistem Pemerintahan di Indonesia dan Perubahan UUD 1945
 
Majelis permusyawaratan rakyat republik indonesia atau cukup disebut majelis ...
Majelis permusyawaratan rakyat republik indonesia atau cukup disebut majelis ...Majelis permusyawaratan rakyat republik indonesia atau cukup disebut majelis ...
Majelis permusyawaratan rakyat republik indonesia atau cukup disebut majelis ...
 
SOAL LCT 4 Pilar Berbangsa Dan Bernegara Tim SMAN 2 B.S
SOAL LCT 4 Pilar Berbangsa Dan Bernegara Tim SMAN 2 B.SSOAL LCT 4 Pilar Berbangsa Dan Bernegara Tim SMAN 2 B.S
SOAL LCT 4 Pilar Berbangsa Dan Bernegara Tim SMAN 2 B.S
 
PKn
PKnPKn
PKn
 
Pkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga Negara
Pkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga NegaraPkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga Negara
Pkn semester 2 kelas X - Dasar Negara, Konstitusi, Warga Negara
 
ppt BAB 2KLS XI SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA.pptx
ppt BAB 2KLS XI SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA.pptxppt BAB 2KLS XI SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA.pptx
ppt BAB 2KLS XI SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA.pptx
 
10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptx
10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptx10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptx
10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptx
 
lembaga-lembaga menurut UUD 1945
lembaga-lembaga menurut UUD 1945lembaga-lembaga menurut UUD 1945
lembaga-lembaga menurut UUD 1945
 
Pkn broh
Pkn brohPkn broh
Pkn broh
 
UUD 1945
UUD 1945UUD 1945
UUD 1945
 

Recently uploaded

HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahayunitahatmayantihafi
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...Indra Wardhana
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxINTANAMALINURAWALIA
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptxmohamadhafiz651
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxekahariansyah96
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfSumardi Arahbani
 

Recently uploaded (10)

HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 

Pembentukan dan Perubahan UUD.pptx

  • 1.
  • 2. Kebijakan umum penguasa perang Jepang: 1. Masa depan serta kedudukan wilayah-wilayah yang diduduki akan ditentukan kemudian; 2. Suatu perkembangan gerakan kemerdekaan yang tidak diinginkan harus ditekan. Pada permulaan 1943, PM Hideki Tojo melalui Marsekal Hisaichi Terauchi memerintahkan kepada Panglima Kesatuan Daerah VII (berkedudukan di Singapura), untuk menyelidikan kemungkinan pemberian kemerdekaan kepada Indonesia. Kesatuan daerah ini membawahi 4 Kesatuan Daerah, yaitu: ◦ Kesatuan daerah XIX: Malaka; ◦ Kesatuan daerah XXV: Sumatera; ◦ Kesatuan daerah XXXVII: Borneo; ◦ Kesatuan daerah XVI: Jawa.
  • 3.  Kesatuan Daerah XVI dipimpin oleh Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto. Penguasa berpendapat untuk mewujudkan hal tsb perlu: ◦ Pembentukan sebuah lembaga penyelidikan dan penasehat (Shimon Kikan atau Chuoo Sangi-in)  BPUPK; ◦ Penyerahan secara gradual bidang pemerintahan dalam negeri kepada Bangsa Indonesia; ◦ Pengakuan terhadap kekuasaan pada raja di daerah-daerah swapraja Surakarta dan Yogyakarta.  Janji tinggal Janji, hanya Birma dan Philippine yang diberi kemerdekaan berdasarkan pertemuan 4 Januari dan 31 Mei 1943.  Pertimbangan Indonesia tidak diberi kemerdekaan: ◦ Ditolak oleh Staf Angkatan Umum Perang Jepang. ◦ Jika sudah janji harus dilaksanakan. ◦ Mempersulit posisi jepang jika berunding dengan US, dan sekutunya.
  • 4.  Setelah Jepang terdesak, maka diberi izin kepada penguasa di Jawa untuk memberikan kemerdekaan pada Indonesia pada tahun 1945. Untuk itu dibentuklah BPUPK yang beranggotakan 62 orang biasa yang diketuai oleh Dr. Radjiman Wediodiningrat.  Sidang I BPUPK (29 Mei-1 Juni 1945): ◦ Pidato Soekarno ttg dasar negara  Pancasila. ◦ Negara “Semua untuk Semua”. ◦ Dibentuk Panitia Kecil (8 org) yang diketuai Soekarno. Panitia ini bertugas menyusun dan addressing semua ide untuk menyusunnya. Disamping itu ada juga Panitia 9 yang juga diketuai Seokarno dengan hasil “rancangan pembukaan” or “Jakarta Charter (Yamin), Gentlemen Agreement (Soekiman).
  • 5.  Sidang II BPUPK (10-16 Juli 1945): Pelaporan hasil panitia kecil: ◦ Permintaan Indonesia Merdeka; ◦ Dasar negara; ◦ Unifikasi dan federasi; ◦ Bentuk pemerintahan dan kepala negara; ◦ Warga negara; ◦ Pemerintahan di Daerah; ◦ Agama dan hubungannya dengan negara; ◦ Pembelaan; ◦ Keuangan.
  • 6.  Dibentuk panitia: ◦ Panitia Perancang UUD: ◦ Panitia Pembelaan Tanah Air; ◦ Panitia Perekonomian.  Pada tanggal 16 Juli 45 dalam sidang paripurna BPUPK diterima hasil rancangan UUD secara bulat.  Kemudian, karena Jepang lebih terdesak lagi maka Menlu Jepang mempercepat rencana pemberian kemerdekaan. Untuk daerah Jawa dibentuk PPKI; sedangkan daerah lainnya yang belum siap berada di bawah kekuasaan Jepang. PPKI ini yang harusnya mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Namun karena peristiwa Bom Atom (7-9 Agustus), hal tersebut tidak terlaksana dan inisiatif merdeka dinyatakan oleh Indonesia sendiri. Padahal delegasi indonesia telah sampai di Dalat (Saigon).
  • 7.  Ketidakjelasan ini dan ditambah lagi dengan peristiwa Bom Atom, kemudian berinisiatif pemimpin Indonesia untuk menyatakan kemerdekaannnya.  Karena sempitnya waktu, meskipun ada rancangan pernyataan kemerdekaan, maka rancangan tsb tidak dipakai karena adanya “ganjalan” terhadap 7 kata dalam Piagam Jakarta. Kemudian penculikan dilakukan dan digunakanlah pernyataan proklamasi.
  • 8. LEMBAGA TERTINGGI NEGARA MPR PRESIDEN BPK MA DPR DPA LEMBAGA TINGGI NEGARA
  • 11. • Amandemen UUD 1945 • Penghapusan doktrin Dwi Fungsi ABRI • Penegakan hukum, HAM, dan pemberantasan KKN • Otonomi Daerah • Kebebasan Pers • Mewujudkan kehidupan demokrasi Tuntutan Reformasi Jumlah: • 16 bab • 37 pasal • 49 ayat • 4 pasal A.P • 2 ayat A.T • Penjelasan Sebelum Perubahan • Kekuasaan tertinggi di tangan MPR • Kekuasaan yang sangat besar kepada Presiden • Pasal-pasal multitafsir • Pengaturan lembaga negara oleh Presiden melalui pengajuan UU • Praktek ketatanegaraan tidak sesuai dengan UUD 1945 Dasar Pemikiran Perubahan Menyempurnakan aturan dasar: • Tatanan negara • Kedaulatan Rakyat • HAM • Pembagian kekuasaan • Kesejahteraan Sosial • Eksistensi negara demokrasi dan negara hukum • Sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan bangsa Tujuan Perubahan • Pasal 3 UUD 1945 • Pasal 37 UUD 1945 • TAP MPR No.IX/MPR/1999 • TAP MPR 9 No.IX/MPR/2000 • TAP MPR XI/2001 Dasar Yuridis • Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 • Tetap mempertahankan NKRI • Mempertegas sistim presidensial • Penjelasan UUD 1945 ditiadakan, hal-hal normatif masuk pasal- pasal • Perubahan dilakukan dengan cara “adendum” Kesepakatan Dasar • Sidang Umum MPR, 1999 Tgl.14-21 Okt 1999 • Sidang tahunan MPR,2000 Tgl.7-18 Agt 2000 • Sidang tahunan MPR,2001 Tgl.1-9 Nov 2001 • Sidang tahunan MPR,2002 Tgl.1-11 Agt 2002 Sidang MPR Jumlah: • 21 bab • 73 pasal • 170 ayat • 3 pasal A.P. • 2 Pasal A.T. • Tanpa Penjelasan Hasil Perubahan 1 PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
  • 12. Bank Sentral 23D UUD 1945 MPR 2-3 BPK 23E-23G Lembaga Kepresidenan 4-6 Mahkamah Konstitusi 24C Mahkamah Agung 24, 24 A Komisi Yudisial 24 B TNI 10, 30 KPU 22E (5) POLRI 30 Kementerian Negara 17 DPD 22C-22D DPR 19-22B andi.sandi@ugm.ac.id PEMDA 18-18B UU/Keppres Komnas HAM KKI KPI KHN KPPU KPK KON KPAI State Auxiliary Institutions Alat Negara LPND PERPRES
  • 13. BENTUK DAN KEDAULATAN (Pasal 1) 2 Negara Kesatuan Negara Hukum Berbentuk Republik Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD
  • 14. Pasal 24 (1) memegang kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan MA MK Pasal 4 (1) memegang kekuasaan pemerintahan Presiden Lembaga-lembaga yang memegang kekuasaan menurut UUD Pasal 20 (1) memegang kekuasaan membentuk UU DPR 4
  • 15. MPR Pasal 2 (1) ANGGOTA DPR dipilih melalui pemilu ANGGOTA DPD dipilih melalui pemilu 1. Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar [Pasal 3 ayat (1) dan Pasal 37 ]; 2. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden [Pasal 3 ayat (2) ]; 3. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 3 ayat (3)]; 4. Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)]; 5. Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya, jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhen-tikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan [Pasal 8 ayat (3)]; Wewenang MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 5
  • 16. Presiden/ Wakil Presiden Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat [Pasal 6A (1)] KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Presiden/Wakil Presiden 1. memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 4 (1)]; 2. memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10); 3. menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 11 (1)]; 4. membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 11 (2)]; 5. menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaan bahaya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 12); 6. mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 13 (2)]; 7. menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 13 (3)]; 8. memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung [Pasal 14 (1)]; 9. memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 14 (2)]; 10. memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang (Pasal 15); 11. membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16); 12. mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri [Pasal 17 (2)]. 6 Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden. [Pasal 6 (1)]
  • 17. MPR KPU 2 diusulkan sebelum pemilu [Pasal 6A (2)] 4 memperoleh jumlah suara >50% dalam pemilu dengan sedikitnya 20% di setiap Prov. yang tersebar di lebih dari 1/2 jml Prov. [Pasal 6A (3)] 4a dalam hal tidak ada pasangan calon terpilih, dua pasangan calon yang mendapat suara terbanyak 1 dan 2 dlm pemilu dipilih oleh rakyat secara langsung dan yg memperoleh suara terbanyak dilantik [Pasal 6A (4)] 5 melantik [Pasal 3 (2)] sebelum memangku jabatan, bersumpah di hadapan [Pasal 9 (1)] Calon Presiden dan Wapres Presiden/ Wapres Parpol/ Gab. Parpol Peserta Pemilu 3 Pemilu 1 Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat [Pasal 6A ayat (1)] KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat RAKYAT 7
  • 18. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden DPR MK MPR Presiden dan/atau Wakil Presiden terus menjabat Presiden dan/atau Wakil Presiden diberhentikan Pasal 7A 1 Pasal 7B (1) 2 Pasal 7B (2) 3 Pasal 7B (3) 4 Pasal 7B (4) 5 Pasal 7B (5) 6 Pasal 7B (6) Pasal 7B (7) 7 8 Usul tidak diterima Usul diterima 1. usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden (Pasal 7A); 2. usul tsb dpt diajukan dgn terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada MK untuk memeriksa, mengadili dan memutus pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum dan/atau tidak lagi memenuhi syarat [Pasal 7B (1)]; 3. pendapat DPR tersebut dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan [Pasal 7B (2)]; 4. pengajuan hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri 2/3 dari jumlah anggota DPR [Pasal 7B (3)]; 5. wajib memeriksa, mengadili, dan memutus paling lama 90 hari setelah permintaan diterima [Pasal 7B (4)]; 6. bila terbukti melakukan pelanggaran hukum dan/atau terbukti tidak lagi memenuhi syarat, DPR menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian kepada MPR [Pasal 7B (5)]; 7. wajib menyelenggarakan sidang untuk memutus usul DPR paling lambat 30 hari sejak usul diterima [Pasal 7B (6)]; 8. keputusan diambil dalam rapat paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah yang hadir, setelah Presiden dan/atau wakil presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan [Pasal 7B (7)]; 8
  • 19. DPR 1 Mengangkat Duta dan Konsul [Pasal 13 (1)] 3 menerima penempatan duta negara lain [Pasal 13 (3)] 5 grasi dan rehabilitasi [Pasal 14 (1)] 7 amnesti dan abolisi [Pasal 14 (2)] MA 6 pertimbangan 8 pertimbangan Presiden 2 Pertimbangan Duta [Pasal 13 (2)] 4 pertimbangan 9 Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang (Pasal 15) KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Mengangkat duta dan konsul, penempatan duta negara lain, pemberian grasi dan rehabilitasi, pemberian amnesti dan abolisi, serta memberi gelar dan tanda jasa 9
  • 20. Presiden 1 memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4 (1)] 2 dalam melakukan kewajiban dibantu oleh satu orang Wapres [Pasal 4 (2)] 4 dibantu menteri negara [Pasal 17 (1)] yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden [Pasal 17 (2)] membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan [Pasal 17 (3)] 3 membentuk dewan pertimbangan *) (Pasal 16) *) DPA dihapus KEKUASAAN PEMERINTAHAN DAN KEMENTERIAN NEGARA Presiden, Wakil Presiden, Dewan Pertimbangan dan Kementerian Negara 1 0
  • 21. mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan [Pasal 18 (2)] menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh UU ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat [Pasal 18 (5)] berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan- peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan [Pasal 18 (6)] Anggota DPRD dipilih melalui pemilu [Pasal 18 (3)] Gubernur, Bupati, Walikota dipilih secara demokratis [Pasal 18 (4)] NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap- tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang- undang [Pasal 18 (1)] PEMERINTAHAN DAERAH KEPALA PEMERINTAH DAERAH DPRD PEMERINTAHAN DAERAH 1 1
  • 22. DPR Anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum [Pasal 19(1)] Anggota DPR dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranya diatur dalam undang- undang (Pasal 22B) DEWAN PERWAKILAN RAKYAT Fungsi, Wewenang, dan Hak 1. Pasal 20 (1) 2. Pasal 20A (1) 3. Pasal 20A (2) 4. Pasal 7B (1) 5. Pasal 11 (1) 6. Pasal 13 (2) 7. Pasal 13 (3) 8. Pasal 14 (2) 9. Pasal 22 (2) 10.Pasal 23 (2) dan (3) 11.Pasal 23F (1) 12.Pasal 24A (3) 13.Pasal 24B (3) 14.Pasal 24C (3) 1 2
  • 23. YA DPR UU Presiden 3 dibahas bersama [Pasal 20 (2)] RUU 4b mengesahkan [Pasal 20 (4)] 4c dalam hal RUU tidak disahkan, dalam waktu 30 hari, RUU tersebut sah menjadi UU dan wajib diundangkan [Pasal 20 (5)] 1a memegang kekuasaan membentuk UU [Pasal 20 (1)] anggota berhak mengajukan usul RUU (Pasal 21) 4a tidak boleh diajukan lagi dalam persi- dangan masa itu [Pasal 20 (3)] 4 persetujuan bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT Pembentukan UU 1b berhak mengajukan RUU [Pasal 5 (1)] 2 RUU tertentu ikut membahas memberi pertimbangan DPD TIDAK 1 3
  • 24. DPR Presiden 3b harus dicabut [Pasal 22 (3)] 1 dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang [Pasal 22 (1)] 2 peraturan pemerintah pengganti UU itu harus mendapat persetujuan [Pasal 22 (2)] 3a menjadi UU 3 persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT Peraturan Pemerintah pengganti UU TIDAK YA 1 4
  • 25. Anggota DPD dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat- syarat dan tata caranya diatur dalam undang- undang [Pasal 22D (4)] DPD Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui Pemilu. Anggota DPD dari setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh anggota DPD itu tidak lebih 1/3 jumlah anggota DPR. [Pasal 22C (1) dan (2)] DEWAN PERWAKILAN DAERAH Wewenang 1. dapat mengajukan RUU tertentu [Pasal 22D (1)]; 2. ikut membahas RUU tertentu [Pasal 22D (2)]; 3. memberikan pertimbangan atas RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, agama dan RAPBN [Pasal 22D (2)]; 4. memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK [Pasal 23F (1)]; 5. melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR [Pasal 22D (3)]; 1 5
  • 26. DPR UU tertentu 3 membahas bersama 4 persetujuan bersama 4b mengesahkan [Pasal 20 (4)] 4c dalam hal RUU tidak sahkan, dalam waktu 30 hari, RUU tersebut sah menjadi UU dan wajib diundangkan [Pasal 20 (5)] 4a tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan masa itu [Pasal 20 (3)] 1 dapat mengajukan [Pasal 22 D (1)] RUU tertentu Presiden 2 membahas RUU tertentu [Pasal 22 D (2)] DPD DEWAN PERWAKILAN DAERAH Pembentukan UU tertentu YA TIDAK 1 6
  • 27. Anggota DPRD Anggota DPR Presiden/ Wapres Anggota DPD 3 dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat [Pasal 6A (1)] diusulkan oleh parpol atau gabungan parpol peserta pemilu [Pasal 6A (2)] 5 Peserta dari Perseorangan [Pasal 22E (4)] 4 Peserta dari Partai Politik [Pasal 22E (3)] 2 ‘luber jurdil’ setiap 5 tahun [Pasal 22E (1)] untuk memilih [Pasal 22E (2)]a 1 diselenggarakan oleh komisi pemilihan umum yang bersifat nasional tetap dan mandiri [Pasal 22E (5)] PEMILIHAN UMUM PEMILU 1 7
  • 28. DPR Presiden 1 mengajukan [Pasal 23 (2)] RAPBN 4 persetujuan DPD 4b Pemerintah menjalankan Tahun lalu [Pasal 23 (3)] APBN 4a Pemerintah menjalankan APBN 2 memberi pertimbangan [Pasal 23 (2)] HAL KEUANGAN Penyusunan APBN 3 membahas bersama [Pasal 20 (2)] RAPBN YA TIDAK 18
  • 29. susunan kedudukan kewenangan tanggungjawab independensi HAL KEUANGAN bank sentral diatur dengan undang-undang bank sentral Pasal 23D 19
  • 30. BPK Anggota dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh Presiden [Pasal 23F (1)] BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Keanggotaan Tugas dan Wewenang Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan [Pasal 23E (1)] menyerahkan hasil pemeriksaan keuangan negara kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya [Pasal 23E (2)] BPK berkedudukan di ibu kota negara, dan memiliki perwakilan di setiap provinsi [Pasal 23G (1)] 20
  • 31. BPK 2 hasil pemeriksaan diserahkan [Pasal 23E (2)] 3 hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai dengan undang-undang [Pasal 23E (3)] DPD DPRD 1 memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara [Pasal 23E (1)] BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Pemeriksaan Keuangan Negara DPR 21
  • 32. Anggota BPK terpilih DPR Presiden DPD 2 memberikan pertimbangan 1 memilih calon 3 diresmikan BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Pemilihan Anggota BPK [Pasal 23 F (1)] 22
  • 33. KEKUASAAN KEHAKIMAN Mahkamah Agung Hakim agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang hukum [Pasal 24A (2)] Calon hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat per- setujuan dan ditetap- kan sebagai hakim agung oleh Presiden [Pasal 24A (3)] TUN Militer Agama Umum MA Pasal 24A Wewenang 1.berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang- undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang [Pasal 24A (1)]; 2.mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)]; 3.memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi [Pasal 14 (1)]; 23
  • 34. mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh MA, tiga orang oleh DPR dan tiga orang oleh Presiden [Pasal 24C (3)] Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pejabat negara [Pasal 24C (5)] KEKUASAAN KEHAKIMAN Mahkamah Konstitusi MK Pasal 24C Wewenang 1.berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum [Pasal 24C (1)]; 2.wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang- Undang Dasar [Pasal 24C (2)]; 24
  • 35. KEKUASAAN KEHAKIMAN Komisi Yudisial KY Pasal 24B Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela [Pasal 24B (2)] Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)] Wewenang 1.mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B (1)]; 2.mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim [Pasal 24B (1)]; 25
  • 36. WILAYAH NEGARA 26 WILAYAH NEGARA Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 25A)
  • 37. WARGA NEGARA DAN PENDUDUK ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara [Pasal 26 (1)] WARGA NEGARA Warga Negara dan Penduduk Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)] warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia [Pasal 26 (2)] Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan [Pasal 27 (2)] 27 Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 28) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara [Pasal 27 (3)]
  • 38. HAK ASASI MANUSIA membentuk keluarga, keturunan dan perlindungan anak dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal 28B) mengembangkan dan memajukan diri, serta mendapat pendidikan dan manfaat dari IPTEK (Pasal 28C) kebebasan beragama, meyakini kepercayaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal, kebebasan berserikat, berkumpul dan berpendapat (Pasal 28E) berkomunikasi dan memperoleh informasi (Pasal 28F) pengakuan yang sama di hadapan hukum, hak untuk bekerja dan kesempatan yg sama dalam pemerintahan (Pasal 28D) hidup sejahtera lahir dan batin, memperoleh pelayanan kesehatan, mendapat perlakuan khusus (Pasal 28H) tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut dan bebas dari perlakuan diskriminatif (Pasal 28I) berkewajiban menghargai hak orang dan pihak lain serta tunduk kepada pembatasan UU (Pasal 28J) mempertahankan hidup dan kehidupan (Pasal 28A) HAK ASASI MANUSIA perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda serta bebas dari penyiksaan (Pasal 28G) 28
  • 39. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa [Pasal 29 (1)] Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu [Pasal 29 (2)] AGAMA 29 A G A M A
  • 40. Usaha hankamneg dilaksanakan melalui sishankamrata oleh TNI dan POLRI sbg kekuatan utama, dan rakyat sbg kekuatan pendukung [Pasal 30 (2)] Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara [Pasal 30 (1)] sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara [Pasal 30 (3)] sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum [Pasal 30 (4)] Pertahanan dan Keamanan Negara TNI (AD, AL, AU) POLRI Tugas dan Wewenang PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA 30
  • 41. PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional [Pasal 31 (4)] negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya Nasional [Pasal 32 (2)] Pemerintah memajukan ilmu penge- tahuan dan teknologi dengan men- junjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia [Pasal 31 (5)] Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang [Pasal 31 (3)] negara memajukan kebudayaan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya [Pasal 32 (1)] Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan [Pasal 31 (1)] Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya [Pasal 31 (2)] PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 31
  • 42. PEREKONOMIAN NASIONAL PEREKONOMIAN NASIONAL disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan [Pasal 33 (1)] Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara [Pasal 33 (2)] Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat [Pasal 33 (3)] diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional [Pasal 33 (4)] 32
  • 43. KESEJAHTERAAN SOSIAL KESEJAHTERAAN SOSIAL Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara [Pasal 34 (1)] Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan mem- berdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan [Pasal 34 (2)] Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak [Pasal 34 (3)] 33
  • 45. BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN 34 ATRIBUT KENEGARAAN Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih (Pasal 35) Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36) Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36A) Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 36B)
  • 46. MPR berwenang mengubah dan menetapkan [Pasal 3 (1)] Pasal-pasal Perubahan UUD Usul perubahan pasal-pasal UUD dapat diagendakan dalam sidang MPR apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota MPR [Pasal 37 (1)] Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya [Pasal 37 (2)] Untuk mengubah pasal-pasal UUD, sidang MPR dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR [Pasal 37 (3)] Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan dengan persetujuan sekurang- kurangnya 50% + 1 anggota dari seluruh anggota MPR [Pasal 37 (4)] Khusus mengenai bentuk NKRI tidak dapat dilakukan perubahan [Pasal 37 (5)] PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR 35
  • 47. Pasal I Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini. Pasal II Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Dasar dan belum diadakan yang baru menurut Undang- Undang Dasar ini. Pasal III Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah Agung. ATURAN PERALIHAN 36 ATURAN PERALIHAN
  • 48. Pasal I Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk diambil putusan pada Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2003 Pasal II Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal ATURAN TAMBAHAN 37 ATURAN TAMBAHAN
  • 49. KABINET, LPND, & STATE AUXILIARY INSTITUTIONS
  • 50. KABINET • UUD 1945  PRESIDENSIIL • MAKLUMAT WAPRES  PARLEMENTER • KONSTITUSI RIS  PARLEMENTER • UUDS 1950  PARLEMENTER • UUD 1945 (DEKRIT PRESIDEN)  PRESIDENSIIL • UUD NEGARA RI TAHUN 1945  PRESIDENSIIL INDONESIA.
  • 51. KABINET • Pasal 17 UUD 1945: 1) Presiden dibantu oleh Menteri-Menteri Negara. 2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. 3) Menteri-menteri itu memimpin Departemen Pemerintahan. • Pasal 17 UUD Negara RI Tahun 1945: 1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. 2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.(*) 3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. (*) 4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-undang. (***)
  • 52. KABINET • Pouvoir executif : tugas sehari-hari presiden sebagai kepala pemerintahan. • Pada saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan susunan kabinetnya pada tanggal 20 Oktober 2004 melalui Keppres No.187/M/2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu, dilakukan pembentukan kembali terhadap Departemen Sosial. Namun belum dilakukan berdasarkan persetujuan DPR. Kebijakan ini diambil berdasarkan kebijakan yang dilakukan pendahulunya, yaitu Presiden Megawati melalui Keppres No.102 Tahun 2001 yang ditetapkan pada tanggal 13 September 2001. Ini disebabkan karena pada saat itu belum ada undang-undang yang mengatur tentang pembentukan, penggabungan, dan pembubaran kementerian negara sebagai undang- undang organik yang diperintahkan oleh Pasal 17 ayat (4) UUD Negara RI Tahun 1945 meskipun Pasal 17 ayat (4) UUD 1945 telah dihasilkan dan berlaku sejak 18 Agustus 2001. • Apakah kemudian kondisi ini menunjukan bahwa presiden telah melanggar UUD Negara RI Tahun 1945? (Clue: Lihat Aturan Peralihan UUD Negara RI Tahun 1945).
  • 53. PRODUK HUKUM PEMBENTUKAN KABINET • Keppres pada masa pemerintahan Presiden Soeharto: • Keppres No.15 Tahun 1974 • Keppres No. 45 Tahun 1974 • Keppres No. 27 Tahun 1992 • Keppres No. 61 Tahun 1998 • Keppres pada masa pemerintahan Presiden Habibie: • Keppres No. 115 Tahun 1999 (27 september 1999) • Keppres pada masa pemerintahan Presiden Abdurrachman Wahid: • Keppres No.136 Tahun 1999 (10 November 1999) • Keppres No. 165 Tahun 2000 • Keppres No. 177 Tahun 2000 • Keppres No. 38 Tahun 2001 tentang Perubahan Keppres No.177 Tahun 2000. • Keppres pada masa pemerintahan Presiden Megawati: • Keppres No.102 Tahun 2001 • Perpres pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono: • Perpres No.9 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah sebanyak 3 (tiga) dengan: – Perpres No. 62 Tahun 2005, – Perpres No. 90 Tahun 2006, dan – Perpres No. 94 Tahun 2006.
  • 54. KABINET INDONESIA BERSATU PADA MASA SBY • Kementrian Negara: • Kementerian Negara Koordinator; • Kementerian yang berbentuk Departemen; • Kementerian Negara. • Kementerian Negara Koordinator mempunyai tugas membantu Presiden dalam mengkoordinasikan perencanaan dan penyusunan kebijakan, serta mensinkronkan pelaksanaan kebijakan di bidangnya. • Kementerian yang berbentuk Departemen mempunyai tugas untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan. • Kementerian Negara mempunyai tugas untuk membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang tertentu dalam kegiatan pemeritahan negara.
  • 55. KEMENTERIAN KOORDINATOR Kementerian Negara Koodinator terdiri atas: 1. Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, 2. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan 3. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
  • 56. KEMENTERIAN BERBENTUK DEPARTEMEN Kementerian ini terdiri atas 20 kementerian yang berbentuk departemen, yaitu: 1. Departemen Dalam Negeri; 2. Departemen Luar Negeri; 3. Departemen Pertahanan; 4. Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia; 5. Departemen Keuangan; 6. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; 7. Departemen Perindustrian; 8. Departemen Perdagangan; 9. Departemen Pertanian; 10. Departemen Kehutanan; 11. Departemen Perhubungan; 12. Departemen Kelautan dan Perikanan; 13. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 14. Departemen Pekerjaan Umum; 15. Departemen Kesehatan; 16. Departemen Pendidikan nasional; 17. Departemen Sosial; 18. Departemen Agama; 19. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata; 20. Departemen Komunikasi dan Informatika.
  • 57. KEMENTERIAN NEGARA Kementerian Negara ini terdiri atas 10 (sepuluh) Kementerian Negara, yaitu: • Kementerian Negara Riset dan Teknologi; • Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; • Kementerian Negara Lingkungan Hidup; • Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan; • Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara; • Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal; • Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan; • Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara; • Kementerian Negara Perumahan Rakyat; • Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga.
  • 58. LEMBAGA PEMERINTAH NONDEPARTEMEN • Di samping wakil presiden dan kementerian negara, presiden juga dapat dibantu oleh lembaga pemerintah yang lain, seperti Lembaga Pemerintah Non- Departemen (selanjutnya LPND), dalam melaksanakan kewenangannya. • LPND didirikan dengan tujuan untuk melaksanakan tugas khusus yang didelegasikan kepadanya oleh presiden yang ditentukan dalam Pasal 1 ayat (1) Keputusan Presiden No.103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Struktur Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah terakhir kalinya dengan Perpres No.11 Tahun 2005 .
  • 59. LEMBAGA PEMERINTAH NONDEPARTEMEN Saat ini terdapat 22 LPND, yaitu: 1. Lembaga Administrasi Negara (LAN); 2. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI); 3. Badan Kepegawaian Negara (BKN); 4. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PERPUSNAS); 5. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS); 6. Badan Pusat Statistik (BPS); 7. Badan Standardisasi Nasional (BSN); 8. Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional (BAPETEN); 9. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN); 10. Badan Intelijen Negara (BIN); 11. Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG); 12. Badan Koordinasi Kelurga Berencana Nasional (BKKBN); 13. Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN); 14. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL); 15. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP); 16. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI); 17. Badan Pengajian dan Penerapan Teknologi (BPPT); 18. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM); 19. Badan Pertanahan Nasional (BPN); 20. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM); 21. Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANAS); 22. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG).
  • 60. LEMBAGA PEMERINTAH NONDEPARTEMEN • Sebagai sebuah LPND tidak dapat dikategorikan sebagai bagian dari sebuah departemen atau pun sebagai bawahan dari departemen tertentu; • LPND diberikan tugas khusus oleh kepala pemerintahan: presiden. Presiden, sebagai pendiri LPND, mempertimbangkan bahwa tugas yang diemban LPND tidak dapat dikategorikan dan diberikan kepada sebuah departemen tertentu: untuk melaksanakan tugas khusus itu diperlukan sebuah institusi khusus. Sebagai contoh, untuk menjamin keamanan, mutu, dan kandungan gizi dari makanan diperlukan beberapa departemen untuk mengaturnya, seperti Departemen Pertanian, Departemen Perikanan, Departemen Kehutanan, Departemen Perindustrian, dan Departemen Kesehatan. • Di samping itu, akan sangat banyak kementerian yang akan terlibat dalam pengaturan permasalahan ini, peraturan-peraturan, yang mengatur permasalahan itu, pun akan menjadi rumit dan sangat banyak. Hal ini juga akan mengakibatkan adanya peluang sengketa antar departemen.
  • 61. LEMBAGA PEMERINTAH NONDEPARTEMEN • Berdasarkan kenyataan ini, secara teoritis LPND dapat dikategorikan sebagai sebuah agensi eksekutif karena dikepalai oleh pimpinan tunggal yang dapat diberhentikan hanya berdasarkan keinginan presiden semata, tanpa membutuhkan persetujuan dari lembaga negara lainnya.
  • 62. STATE AUXILIARY INSTITUTIONS • Pasca dilakukannya amandemen, banyak sekali lembaga “independen” yang dilahirkan. Lembaga-lembaga ini mengambil peran berbagai lembaga pemerintahan yang sudah ada sebelumnya. Hal ini, salah satunya, didorong oleh ketidakpercayaan publik terhadap lembaga pemerintahan formal yang telah ada karena tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara maksimal. Selain itu, lembaga ini pun diberi trademark sebagai lembaga independen. Namun dalam kenyataan sehari-hari, lembaga ini hanya independen dalam melaksanakan tugas dan fungsinya saja dan tidak independen secara absolute. • State Auxiliary Institution: lembaga negara yang dibentuk diluar konstitusi dan merupakan lembaga yang membantu pelaksanaan tugas lembaga negara pokok (Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif).
  • 63. STATE AUXILIARY INSTITUTIONS Lembaga-lembaga ini, antara lain: 1.Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) 2.Komisi Tindak Pidana Korupsi (KPK) 3.Komisi Ombudsman Nasional (KON) 4.Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) 5.Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) 6.Komisi Hukum Nasional (KHN) 7.Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).