4. IDT 2022
Apa itu Gas Buang… ?
Gas buang pada kendaraan bermotor didapatkan dari proses pembakaran (Bahan Bakar + Udara + Panas)
Adapun unsur hasil proses pembakaran tersebut ini yang kita namakan sebagai gas buang.
Apa itu Emisi Gas Buang… ?
Emisi secara Bahasa dapat diartikan pancaran/pengeluaran
Kemudian Jika kita artikan Emisi Gas Buang adalah produk sisa hasil pembakaran bahan bakar pada mesin
pembakaran dalam atau mesin pembakaran luar yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin.
Kandungan sisa hasil pembakaran berupa :
(H2O)
(HC)
(CO)
(CO2)
(NOx)
(PM)
5. IDT 2022
Air (H2O), adalah Rumus Kimia dari Senyawa Air. H2O terdiri dari Unsur Hidrogen dan
Oksigen yang terbentuk pada saat proses pembakaran
Emisi Gas Buang
HC terbentuk dari hasil pembakaran biasanya berupa gas dari bahan bakar yang tidak
terbakar sepenuhnya. Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur
karbon (C) dan unsur hidrogen (H).
Karbon monoksida / CO, terbentuk karena bahan bakar yang terbakar sebagian dan
udara yang kurang cukup untuk membakar bahan bakar. CO adalah gas yang tak
berwarna, tak berbau, dan tak berasa..
6. IDT 2022
Karbon Dioksida/CO2, adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, Ketika dihirup pada
konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbon dioksida di atmosfer, ia akan
terasa asam di mulut dan mengengat di hidung dan tenggorokan.
Emisi Gas Buang
Nitrogen oksida adalah hasil reaksi antara N2 dan O2 dalam temperatur yang tinggi,
akibat dari tekanan kompresi yang tinggi atau campuran yang kurus (bahan bakar
sedikit). Makin tinggi temperature mesin maka NOx juga semakin tinggi
PM atau Particulate Metter adalah sisa pembakaran dengan ukuran partikel 10 μm
atau kurang. Particulate Matter (PM) yang dihasilkan dari sisa-sisa pembakaran
biasanya berwarna hitam dan butiran mikroskopis seperti debu. Partikel dengan
konsentrasi tinggi diduga terkait dengan penyakit pernapasan dan kanker.
7. IDT 2022
Trade off
Karena efisiensi injeksi bahan bakar yang buruk pada tahun 1980-an ~ 1990-an, rasio kompresinya tidak terlalu
meningkat. Namun demikian, untuk mendapatkan tenaga, sejumlah besar bahan bakar yang diinjeksikan
dengan sedikit pemborosan. Hasilnya, asap hitam (Particulate Matter) terlihat baik di masa lalu mesin diesel.
Gas buang solar (PM) merupakan gas yang tidak dapat dibakar karena kekurangan oksigen.
Sekitar tahun 2000, diperkenalkannya mekanisme injeksi bahan bakar common rail memungkinkan
injeksi bahan bakar pada kondisi kompresi tinggi. Akibatnya, tidak ada bahan bakar yang tersisa tetapi karena
rasio kompresi mesin diesel meningkatkan oksigen yang tidak digunakan dalam pembakaran. Oksigen yang
tersisa ini berikatan dengan nitrogen pada suhu tinggi selama pembakaran dan dihasilkan NOx.
Ini berarti mesin diesel mengalami masalah "NOx meningkat seiring dengan penurunan PM dan
peningkatan PM jika NOx menurun".
8. IDT 2022
Keterkaitan Unsur Pada Gas Buang Dengan Pembakaran Engine
HC CO
NOx
NOTE
Karena karakteristik senyawa gas terkadang tidak sama satu sama
lain akan menimbulkan hubungan yang tidak sesuai.
"Hubungan Tidak Kompatibel" adalah hubungan yang jika Anda
mendapatkannya, Anda tidak bisa mendapatkan yang lain. Di
mesin diesel Saat mencoba mengurangi NOx, CO meningkat Saat
mencoba mengurangi CO, NOx meningkat .
1. Pada Saat AFR* Richer/Gemuk (Biasanya pada saat rpm rendah/idle).
- CO yang dihasilkan akan Naik
- HC yang dihasilkan akan Naik
- Nox akan menjadi Turun
2. Pada Saat AFR* Leaner/Kurus (Biasanya pada saat rpm tinggi).
- CO yang dihasilkan akan Turun
- HC yang dihasilkan akan Turun
- Nox akan menjadi Naik
*AFR : Air Fuel Ratio (Perbandingan udara dengan Bahan Bakar)
NOx dihasilkan dari temperatur pembakaran yang tinggi dan mudah
diproduksi bila jumlah bahan bakarnya sedikit.
HC & CO dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna ketika jumlah bahan
bakar normal sedangkan jumlah udara terlalu banyak.
9. IDT 2022
Garis putus-putus hitam pada gambar di atas menunjukkan distribusi kemana arah pergerakan mesin diesel saat ini. Ini
akan bervariasi tergantung pada spesifikasi yang ditujukan untuk mesin, apakah mendekati PM, NOx atau di tengah.
PM dan NOx yang tersisa di gas buang harus dibuang sebelum keluar dari kendaraan. Sebagai mekanisme ini, terdapat
DPF (Diesel Particulate Filter) untuk PM dan SCR (Selective Catalytic Reduction) untuk NOx. Memang ada biaya untuk
mobil tersebut, tetapi dampaknya pada spesifikasi seperti konsumsi bahan bakar dan tenaga relatif kecil.
Combustion temperature (compression ratio)
Fuel
concentration
Initiatives of EGR to
meet regulatory values
Keterkaitan Unsur Pada Gas Buang Dengan Pembakaran Engine
11. TECHNICIAN TRAINING
& DEVELOPMENT
Apa itu Standar Emisi EURO?
Unsur Gas Buang Yang Menjadi Konsen Pembatasan Dalam Standar.
CO = Carbon Monoxide HC = Hydrocarbons
NOx = Oxides of Nitrogen PM = Particulate matter
Standar emisi gas buang Eropa pertama kali ditetapkan untuk mobil penumpang dan
diperkenalkan pada tahun 1970.
22 setelahnya, sebelum perubahan besar berikutnya, pada tahun 1992 standar 'Euro
1' mengumumkan pemasangan konverter katalitik ke mobil bensin untuk mengurangi
emisi karbon monoksida (CO)
Standart Terakhir, 'Euro 6', Berlaku untuk persetujuan tipe baru mulai September
2014 dan semua mobil baru mulai September 2015 dan mengurangi beberapa
polutan sebesar 96% dibandingkan dengan batas pada standart pertama di tahun
1992.
13. TECHNICIAN TRAINING
& DEVELOPMENT
Penerapan Standar Emisi EURO
• July 1992 Ditetapkan (January 1993 Di Implementasikan)
Pengenalan standar Euro 1 pada tahun 1992 mengharuskan peralihan ke bensin tanpa timbal dan pemasangan universal konverter
katalitik ke mobil bensin untuk mengurangi emisi karbon monoksida (CO).
Euro 1
• January 1996 Ditetapkan (January 1997 Diiplementasikan)
Standar Euro 2 selanjutnya mengurangi batas emisi karbon monoksida dan juga mengurangi batas gabungan untuk hidrokarbon tidak
terbakar dan oksida nitrogen untuk kendaraan bensin dan diesel.
Euro 2
• January 2000 Ditetapkan (January 2001 Diimplementasikan)
Euro 3 memodifikasi prosedur pengujian untuk menghilangkan periode pemanasan mesin dan selanjutnya mengurangi batas karbon
monoksida dan solar yang diizinkan. Euro 3 juga menambahkan batas NOx terpisah untuk mesin diesel dan memperkenalkan batas HC
dan NOx terpisah untuk mesin bensin.
Euro 3
14. TECHNICIAN TRAINING
& DEVELOPMENT
Penerapan Standar Emisi EURO
• January 2005 Ditetapkan (January 2006 Diimplementasikan)
Euro 4 (Januari 2005) dan kemudian Euro 5 (September 2009) berkonsentrasi pada pembersihan emisi dari mobil diesel, terutama
pengurangan materi partikulat (PM) dan oksida nitrogen (NOx). Beberapa mobil diesel Euro 4 dilengkapi dengan filter partikulat.
Euro 4
• September 2009 Ditetapkan (January 2011 Diimplementasikan)
Euro 5 semakin memperketat batasan emisi partikulat dari mesin diesel dan semua mobil diesel membutuhkan filter
partikulat untuk memenuhi persyaratan baru. Ada beberapa pengetatan batas NOx juga (pengurangan 28%
dibandingkan dengan Euro 4) serta, untuk pertama kalinya, batas partikulat untuk mesin bensin - berlaku untuk mesin
injeksi langsung saja.
Euro 5
• September 2014 Ditetapkan (September 2015 Diiplementasikan)
Standar Euro 6 memberlakukan pengurangan emisi NOx yang lebih jauh dan signifikan dari mesin diesel (pengurangan
67% dibandingkan dengan Euro 5) dan menetapkan standar serupa untuk bensin dan diesel.
Euro 6
15. TECHNICIAN TRAINING
& DEVELOPMENT
Penerapan Standar Emisi EURO – di Indonesia
EURO 2
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 141/2003 tentang Ambang Batas Emisi Gas
Buang Kendaran Bermotor Tipe Baru sejak 2007.
EURO 3
1 Agustus 2013 sebenarnya mulai diterapkan Euro 3 pada kendaraan bermotor tapi belum
efektif.
EURO 4
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No.
P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan
Bermotor Tipe Baru Kategori M, Kategori N, dan Kategori O.
16. TECHNICIAN TRAINING
& DEVELOPMENT
Regulasi Emisi gas buang kendaraan bermotor dengan mengurangi kadar CO, HC & NOx
pada gas buang untuk memenuhi “standar EURO4”.
2022
Labels :
CO = Carbon Monoxide HC = Hydrocarbon NOx = Nitrogen Oxide
PM = Particulate Matter THC = Total Hydrocarbon
Penerapan Standar Emisi EURO – di Indonesia
17. TECHNICIAN TRAINING
& DEVELOPMENT
Syarat Menuju Standar Emisi EURO4
1) Teknologi kendaraan
• Mesin : Direct injection + Injeksi bahan bakar tekanan tinggi
• Sistem gas buang : EGR, DPF/DOC, SCR
EGR : Exhaust Gas Recirculating
DI : Direct Injection
DOC : Diesel Oxidation Catalyst
SCR : Selective Cataliytic Reduction
Source : Lubrizol
EGR DOC SCR Sys.
Diesel
Euro-3
2000
Euro-4
2005
Euro-5
2009
Euro-6
2014
Engine DI DI DI DI
After
Treatment
EGR EGR + DOC EGR + DOC
EGR + DOC +
SCR
18. TECHNICIAN TRAINING
& DEVELOPMENT
Syarat Menuju Standar Emisi EURO4
2) Kualitas Bahan Bakar
Bahan bakar dengan kandungan Sulfur
50ppm adalah bahan bakar WAJIB untuk
emisi gas buang Euro-4
Sifat dari Sulfur :
Korosif, merusak property oli mesin hingga
menurunkan kemampuan lubrikasi
Dampak bahan bakar dengan Sulfur 50ppm pada mesin Euro-4
:
• Korosif
• Keausan tinggi
• Mesin panas
• Performa menurun
• Kerusakan pada sistem EGR, DOC, SCR
Dampak gas buang yang mengandung Sulfur pada
lingkungan :
• Mencemari lingkungan
• Mengganggu kesehatan manusia
*AFR : Air Fuel Ratio (Perbandingan udara dengan Bahan Bakar)
AFR Richer adalah campuran yang mengandung banyak bahan bakar. Campuran kaya akan meningkatkan pemakaian bahan bakar (boros) dan akan menghasilkan emisi hasil pembakaran berupa karbon. Hasil pembakaran yaitu asap pada gas buang akan berwarna hitam. Dan lama kelamaan akan membentuk kerak pada ruang bakar dan menyebabkan knocking atau bunyi tidak normal. AFR Leaneradalah campuran yang mengandung sedikit bahan bakar. Campuran ini akan menghasilkan tenaga mesin yang kecil dan temperature mesin juga akan menjadi cepat panas sehingga dapat membuat kerusakan pada mesin.
M 1 , GVW( 2) < 2,5 ton, tempat duduk < 5, tidak termasuk tempat duduk pengemudi
M 1, Tempat duduk 6-8 tidak termasuk tempat duduk pengemudi, GVW > 2,5 ton atau Ni, GVW < 3,5 ton
M2
kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan orang dan mempunyai lebih dari delapan tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi dan mempunyai jumlah berat yang diperbolehkan (GVW) sarnpai dengan 5 ton
M3
kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan orang dan mempunyai lebih dari delapan tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi dan mempunyai jumlah berat yang diperbolehkan (GVW) lebih dari 5 ton
N1
kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan barang dan mempunyai jumlah berat yang diperbolehkan (GVW) sampai dengan 3,5 ton
N2
kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan barang dan mempunyai jumlah berat yang diperbolehkan (GVW) lebih dari 3,5 ton tetapi tidak lebih dari 12 ton
N3
kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan barang dan mempunyai jumlah berat yang diperbolehkan (GVW) lebih dari 12 ton
O
kendaraan bermotor penarik untuk gandengan atau temple
O1
kendaraan bermotor penarik dengan jumlah berat kombinasi yang diperbolehkan (GVW) tidak lebih dari 0,75 ton
O2
kendaraan bermotor penarik dengan jumlah berat kombinasi yang diperbolehkan (GVW) lebih dari 0,75 ton tetapi tidak lebih dari 3,5ton
O3
kendaraan bermotor penarik dengan jumlah berat kombinasi yang diperbolehkan (GVW) lebih dari 3,5 ton tetapi tidak lebih dari 10 ton
O4
kendaraan bermotor penarik dengan jumlah berat kombinasi yang diperbolehkan (GVW) lebih dari 10 ton.