2. z
Secara umum ilmu hukum
digolongkan ke dalam ilmu
pengetahuan sosial. Pendapat ini,
didasarkan pada hakekat hukum
yang selalu ada dalam kehidupan
bermasyarakat.
Secara etimologi, pengertian sui
generis berasal dari kata sum dan
genus. Kata sum berarti sendiri
dan genus berarti jenis. Jadi
secara keseluruhan Sui generis
berarti jenis sendiri.
3. z
Ciri ilmu hukum sebagai sui generis, adalah:
Karakter normatif ilmu hukum
Terminologi ilmu hukum
Jenis ilmu hukum
Lapisan ilmu hukum
4. z
Karakter Normatif Ilmu Hukum
Ilmu hukum merupakan ilmu yang memiliki jenis
tersendiri. Sebagaimana disebutkan diatas bahwa ilmu
hukum memiliki sesuatu yang khas. Kekhasannya itu
terletak pada karakternya yang bersifat normatif. Sulit
untuk mengkategorikan ilmu hukum ke dalam kelompok
ilmu yang mana, sehingga lebih tepat jika ilmu hukum
adalah ilmu yang suigeneris.
5. z
Terminologi Ilmu Hukum
Apabila kita berbicara mengenai terminologi ilmu hukum maka
kita akan menelursuri kembali asal kata dasi suatu istilah.
Dalam bahasa Belanda, Jerman dan bahasa Inggris digunakan
istilah berikut : - Rechtswetenschap (Belanda) - Rechtstheorie
(Belanda) - Jurisprudence (Inggris) - Legal science (Inggris) -
Jurisprudenz (Jerman)
7. z
ILMU HUKUM NORMATIF
Dalam ilmu hukum normatif, objek kajiannya adalah norma.
Dengan demikian, norma menjadi fokus kajian dari ilmu
normatif. Dalam penelitian terhadap norma, baik norma tertulis
maupun tidak tertulis. Hukum dapat diartikan sebagai norma
tertulis yang dibuat secara resmi dan diundangkan oleh
pemerintah dari suatu masyarakat.
8. z
Norma hukum selain berfungsi mengatur perilaku, juga berfungsi memberi
kuasa kepada norma hukum lain untuk mengatur perilaku atau berfungsi
mengubah atau mengganti norma hukum lain, menurut Bruggink
(1996:100), norma hukum sebagai norma perilaku berisi:
Perintah (gebod); yaitu kewajiban masyarakat untuk melakukan sesuatu.
Larangan (verbod); yaitu kewajiban masyarakat untuk tidak melakukan
sesuatu.
Pembebasan/Dispensasi (vrijfstelling); yaitu pembolehan khusus untuk
tidak melakukan sesuatu yang secara umum diharuskan.
Izin (toestemming); yaitu pembolehan (perkenan) atau pengecualian
khusus untuk melakukan sesuatu yang secara umum dilarang.
9. z
Selanjutnya menurut Hart sebagaimana dikutip Bruggink
di samping norma perilaku terdapat sekelompok norma
yang menentukan sesuatu berkenaan dengan kaidah
perilaku itu sendiri yang disebut dengan meta norma,
yaitu:
Norma
Pengakuan (Rules
of Recognition)
Norma
Perubahan (Rules
of Change) Norma
Kewenangan
(Rules of
Adjudication)
10. z
Ilmu Hukum Empiris
Ilmu hukum dalam penerapannya tidak hanya berdiri sendiri,
terdapat juga bidang ilmu lain yang memiliki hubungan erat
dengan Ilmu hukum. Kendati kesemuanya memiliki objek
perhatiannya sendiri, terdapat hubungan tertentu dengan ilmu
hukum sehingga membuat materi hukum lebih luas dan
beragam. Adapun berbagai bidang ilmu tersebut memiliki
keterkaitan dengan ilmu hukum sehingga timbul istilah-istilah
baru seperti sejarah hukum, psikologi hukum, sosiologi hukum,
antropologi hukum dan sebagainya. Pada materi ini akan
dibahas mengenai Ilmu Hukum Epiris, yakti bidang-bidang
hukum yang dibentuk terhubung dengan bidang ilmu yang lain.
13. z
BAHAN PUSTAKA
1. Bernard Arief Sidharta, Refleksi Tentang Hukum, Refika
Aditama, Bandung, 2008.
2. Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta,
2005.
3. Philipus M. Hadjon, dan Tatiek Sri Djatmiati, Argumentasi
Hukum, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2005.
4. Shidarta, Karakteristik Penalaran Hukum Dalam Konteks
Keindonesiaan, CV. Utomo, Bandung, 2006.