1. ANALISIS KEPEMIMPINAN BERDASARKAN CIRI
Analisis kepemimpinan ciri-ciri ideal tersebut ialah :
a. Pengetahuan umum yang luas
Berarti ia di tuntut untuk memiliki kemampuan untuk melihat dan
memperlakukan seluruh satuan kerja dalam organisasi dengan persepsi dan
pendekatan yang holistik. Pemahaman berbagai disiplin ilmiah yang ada sangkut
pautnya dengan tujuan, strategi, rencana dan kegiatan organiasasi yang
dipimpinnya.
b. Berkemampuan untuk bertumbuh dan berkembang
Apapun kedudukan seseorang dalam organisasi, ia diharapkan untuk
terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya, termasuk dalam
bidang-bidang teknis operasional yang paling rendah sekali pun. Hanya saja
tuntutan itu lebih dirasakan pada tingkat manajerial karena apa yang mereka
lakukan, atau tidak lakukan, mempunyai dampak yang luas dan kuat terhadap
seluruh segi kehidupan organisasional.
c. Sifat inkuisitif
Sifat inkuisitif, atau rasa ingin tahu, merupakan suatu sikap. Pertama, tidak
merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang telah dimiliki, kedua, kemauan dan
keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru. Sifat ini menjadi salah
satu ciri kepemimpinan yang sangat penting untuk dimiliki karena dinamika
kehidupan modern yang sudah barang tentu harus diimbangi oleh dinamika para
anggotanya dan dinamika para anggota untuk tingkat yang dominan ditentukan
oleh dinamika kelompok pemimpin dalam organiasi tersebut. Bahwa sifat
inkuisitif harus pula diterapkan dalam usaha pengenalan ciri-ciri khas situasi dan
kondisi yang dihadapi oleh organisasi pada suatu saat tertentu. Mengenali secara
tepat faktor-faktor tersebut dimaksudkan agar hal-hal yang berpengaruh secara
negatif dapat disingkirkan atau paling sedikit dikurangi dampaknya.
d. Kemampuan analitik
Kemampuan analitik harus tercermin pada kemampuan diagnostik dan
prognosa yang tepat sehingga tindakan yang diambil dalam bentuk keputusan
yang merupakan inti kepemimpinan benar-benar menghilangkan sumber
2. permasalahan dan tidak sekedar mengatasi gejala-gejala yang nampak dengan
segera.
e. Daya ingat yang kuat
Ada teori yang mengatakan bahwa segala sesuatu yang pernah didengar dan
dilihat oleh seseorang sesungguhnya terus tersimpan di otaknya. Jika demikian
halnya, salah satu manifestasi daya ingat yang kuat itu ialah kemampuan
“mengangkat” kembali informasi yang tersimpan di bawah sadar ke permukaan
untuk kemudian digunakan untuk sesuatu kepentingan tertentu.
f. Kapasitas integratif
Dapat dinayatakan secara aksiomatik bahwa sesuatu organiasasi modern
yang kompleks hanya akan mencapai tujuannya dengan tingkat efisiensi,
efektivitas dan produktivitas yang tinggi apabila organisasi tersebut dikelola
dengan pendekatan kesisteman. Pendekatan kesisteman berarti bahwa
satuan-satuan kerja dalam organiasasi mereupakan subsistem dari satu totalitas
meskipun tiap-tiap satuan kerja mempunyai fungsi, tanggung jawab dan kegiatan
yang bersifat khas. Kesemuanya harus merupakan bagian dari fungsi, tanggung
jawab dan kegiatan organiasasi sebagai keseluruhan dalam rangka pengembanan
misinya.
g. Keterampilan berkomunikasi secara efektif
Komunikasi yang terjadi dalam suatu organiasi harus mampu memainkan
dua peranan penting. Pertama, sebagai wahana untuk menyampaikan keluhan
untuk pimpinan diharapkan menjadi pendengar yang baik. Kedua, sebagai saluran
menyatakan kepuasan atas keberhasilannya menyelesaikan tugas yang
dipercayakan kepadanya. Fungsi lain dari komunikasi ialah sebagai wahana
menyampaikan informasi yang diperlukan berbagai pihak untuk memperlancar
jalannya proses pengambilan keputusan. Fungsi terakhir komunikasi adalah
selaku pengendali perilaku para anggota organisasi.
h. Keterampilan mendidik
Disenangi atau tidak, setiap pejabat pemimpin adalah seorang pendidik.
Mendidik di sini diartikan secara luas, tidak terbatas hanya pada cara-cara
mendidik yang ditempuh secara formal. Kemampuan menggunakan setiap
3. kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan
perilakunya dan meningkatkan dedikasinya kepada organiasasi merupakan
pencerminan perannya sebagai seorang pendidik.
i. Rasionalitas
Bahwa setiap pejabat pimpinan harus berpikir dan bertindak secara rasional,
tidak hanya dalam menyelenggarakan berbagai fungsi kepemimpinannya, akan
tetapi dalam menentukan sikap perilakunya dalam berinteraksi dengan berbagai
pihak, baik di dalam maupun di luar organiasasi.
j. Objektivitas
Setiap pejabat pimpinan diharapkan dan bahkan dituntut berperan sebagai
bapak dan penasehat bagi bawahannya. Memainkan peranan tersebut berarti,
anatara lain, bahwa para pejabat pimpinan menjadi tempat bertanya bagi para
anggota organisasi, tidak hanya menyangkut berbagai hal yang ada kaitannya
secara langsung dengan kehidupan organisasional, seperti pelaksanaan pekerjaan,
hubungan kerja, masalah jabatan, kedudukan, pangkat, kesejahteraan sosial dan
sejenisnya, akan tetapi juga mungkin yang pribadi sfatnya, seperti masalah
keluarga.