Dokumen tersebut membahas indikator, target, dan kegiatan pendukung program gizi di provinsi Sumatera Utara untuk tahun 2023 dan 2024. Beberapa indikator utama adalah prevalensi stunting dan wasting serta persentase ibu hamil KEK dan ASI eksklusif untuk bayi. Dokumen ini juga menjelaskan strategi dan kegiatan yang dapat mendukung pencapaian target program gizi.
Materi kedua kedua dari rangkaian pembelajaran RUKUNS yang bertujuan agar NST mampu menentukan prioritas, akar penyebab, dan cara penyelesaian masalah kesehatan.
Materi kedua kedua dari rangkaian pembelajaran RUKUNS yang bertujuan agar NST mampu menentukan prioritas, akar penyebab, dan cara penyelesaian masalah kesehatan.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
PPT INDIKATOR.pptx
1. INDIKATOR SURVEILANS
GIZI
DISAMPAIKAN PADA :
ORIENTASI PEMANFAATAN APLIKASI ELEKTRONIK PENCATATAN PELAPORAN GIZI BERBASIS MASYARAKAT (e-PPGBM)
DAN APLIKASI CERIA BAGI KEBUPATEN/KOTA
DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
MEDAN, 25-27 SEPTEMBER 2023
2
3. PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT
1. Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan intervensi
kesehatan keluarga
2. Persentase ibu bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan (Pf)
3. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
4. Persentase bayi usia kurang 6 bulan mendapatkan ASI Eksklusif
5. Persentase balita yang dipantau pertumbuhan dan
perkembangannya
6. Persentase kabupaten/kota yang menerapkan kebijakan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
7. Puskesmas dengan tata kelola kesehatan masyarakat yang baik
SASARAN
PROGRAM
TERWUJUDNYA PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT
MELALUI PENDEKATAN PROMOTIF DAN PREVENTIF PADA
SETIAP SIKLUS KEHIDUPAN YANG DIDUKUNG OLEH
PENINGKATAN TATA KELOLA KESEHATAN MASYARAKAT
INDIKATOR
PROGRAM
4. SEKSI KESGA & GIZI
INDIKATOR
SASARAN
STRATEGIS (ISS)
• Angka Kematian
Ibu (per 100.000
kelahiran Hidup)
• Angka kematian
Bayi (per 1000
Kelahiran Hidup)
• Prevalensi
Stunting
• Prevalensi
Wasting
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM (IKP)
• Persentase ibu bersalin di Faskes
• Persentase ibu hamil KEK
• Persentase bayi usia kurang dari
6 bulan mendapatkan ASI
Eksklusif
• Persentase balita yang dipantau
pertumbuhan dan
perkembangannya
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
(IKK)
•Persentase ibu hamil yang mendapatkan
pemeriksaan kehamilan 6 kali (ANC 6 kali)
•Persentase bayi yang mendapatkan pelayanan
kesehatan
•Persentase puskesmas yang melaksanakan
pembinaan ke sekolah 4 kali setahun
•Persentase remaja putri yang
mengonsumsi tablet tambah darah
7. INDIKATOR, TARGET DAN CAPAIAN
INDIKATOR
RPJMN
NO INDIKATOR TARGET
2023
TARGET
2024
1 Persentase Ibu Hamil KEK 11,5% 10%
2 Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan
mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
75% 80%
3 Persentase balita dipantau pertumbuhan dan
perkembangannya
80% 85%
4 Jumlah balita yang mendapatkan suplementasi gizi
mikro
240.000 290.000
5 Persentase kabupaten/kota melaksanakan
surveilans gizi
100% 100%
RPJMN & RENSTRA
8. INDIKATOR
RENSTRA
NO INDIKATOR TARGET
2023
TARGET
2024
1 Prevalensi stunting (pendek & sangat pendek) 16% 14%
2 Prevalensi wasting (gizi kurang & gizi buruk) 7,3% 7%
3 Persentase Ibu Hamil KEK 11,5 10
4 Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan
mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif
75 80
5 Persentase balita dipantau pertumbuhan dan
perkembangannya
80 85
6 Persentase remaja putri mengonsumsi TTD 75 90
RPJMN & RENSTRA
9. NO INDIKATOR TARGET
2023
TARGET
2024
1 Remaja putri menjalani skrining anemia 70% 90%
2 Persentase remaja putri yang mengonsumsi Tablet Tambah Darah
(TTD)
75% 90%
3 Cakupan kunjungan pemeriksaan kehamilan / ANC (ante-natal care) 85% 90%
4 Cakupan ibu hamil yang mengonsumsi TTD selama masa kehamilan
minimal 90 tablet
85% 90%
5 Cakupan ibu hamil KEK yang mendapatkan tambahan asupan gizi 85% 90%
6 Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat Air Susu Ibu (ASI)
Eksklusif
75% 80%
7 Persentase anak 6-23 bulan mendapatkan Makanan Pendamping Air
Susu Ibu (MPASI)
70% 80%
8 Persentase Balita yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya 80% 85%
9 Persentase Balita gizi kurang yang mendapatkan tambahan asupan
gizi
85% 90%
10 Persentase Balita yang memperoleh imunisasi dasar lengkap 90% 90%
11 Desa bebas dari BABS (buang air besar sembarangan) 70% 90%
RPJMN & RENSTRA
INDIKATOR
SPESIFIK
STUNTING
10. INDIKATOR
KINERJA
LAINNYA NO INDIKATOR TARGET
2023
TARGET
2024
1 Persentase remaja putri yang di skrining anemia 70% 90%
2 Persentase remaja putri anemia 30% 28%
3 Cakupan ibu hamil mendapatkan TTD selama masa
kehamilan minimal 90 tablet
85% 90%
4 Persentase ibu hamil anemia 36% 33%
5 Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A 79% 82%
6 Persentase Bayi Baru Lahir mendapat Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)
66% 70%
7 Persentase bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah <2500 gram
3% 2,5%
ANAK SEKOLAH
& REMAJA
IBU HAMIL
BAYI
11. NO INDIKATOR TARGET
2023
TARGET
2024
1 Cakupan balita yang ditimbang berat badannya (D/S) 80% 85%
2 Prevalensi balita underweight (BB kurang & sangat
kurang)
13% 12%
3 Prevalensi balita overweight (gizi lebih & obesitas) 3% 2,5%
4 Persentase anak 6-23 bulan mengonsumsi telur
dan/atau sumber protein hewani lainnya
NA NA
5 Cakupan balita memiliki buku KIA/KMS (K/S) 80% 85%
6 Cakupan balita ditimbang yang naik berat badannya
(N/D)
86% 88%
7 Cakupan balita 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A 89% 90%
8 Cakupan balita 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A 89% 90%
9 Persentase balita gizi buruk mendapat pelayanan tata
laksana gizi buruk
87% 90%
BALITA
12. NO INDIKATOR TARGET
2023
TARGET
2024
1 Cakupan rumah tangga mengonsumsi garam beriodium 88% 90%
2 Persentase puskesmas mampu tatalaksana gizi buruk
pada balita
45% 60%
INSTITUSI
PUSKESMAS
13. STRATEGI
1. Dukungan sepenuhnya dari berbagai pihak baik intern Kesehatan maupun diluar
kesehatan terhadap ketersediaan data yang akurat
2. Pelaksanaan kegiatan pelaporan surveilans gizi harus dilakukan setiap bulan, agar
dapat dianalisis menjadi suatu gambaran kondisi status gizi dan kesehatan kelompok
sasaran
3. Dalam sinkronisasi data, perlu dilakukan koordinasi semua pihak terkait, agar dapat
mencerminkan satu data
4. Bersama-sama saling melakukan evaluasi, evaluasi secara berjenjang guna perbaikan
dalam hal pelaksanaan pelaporan
5. Melaksanakan kegiatan berdasarkan hasil analisis situasi tentunya dengan berdasar
pada anggaran yang tersedia, guna mencapai hasil kinerja yang maksimal, target
tercapai dan terjadi perbaikkan status gizi dan kesehatan kelompok sasaran
14. STRATEGI
1. Dukungan sepenuhnya dari berbagai pihak baik intern Kesehatan maupun diluar
kesehatan terhadap ketersediaan data yang akurat
2. Pelaksanaan kegiatan pelaporan surveilans gizi harus dilakukan setiap bulan, agar
dapat dianalisis menjadi suatu gambaran kondisi status gizi dan kesehatan kelompok
sasaran
3. Dalam sinkronisasi data, perlu dilakukan koordinasi semua pihak terkait, agar dapat
mencerminkan satu data
4. Bersama-sama saling melakukan evaluasi, evaluasi secara berjenjang guna perbaikan
dalam hal pelaksanaan pelaporan
5. Melaksanakan kegiatan berdasarkan hasil analisis situasi tentunya dengan berdasar
pada anggaran yang tersedia, guna mencapai hasil kinerja yang maksimal, target
tercapai dan terjadi perbaikkan status gizi dan kesehatan kelompok sasaran
15. KEGIATAN PENDUKUNG INDIKATOR PROGRAM GIZI
SUMBER DANA APBN, APBD DAN DAK TAHUN ANGGARAN 2023
1. Pelatihan bagi pelatih
(ToT) Tumbuh Kembang
dan Pemberian Makan
Balita bagi Tenaga
Pelayanan Balita (Luring),
belum terlaksana
2. Orientasi Pemanfaatan
Aplikasi e-PPGBM dan
Aplikasi CERIA bagi
Kabupaten/Kota (Luring)
belum terlaksana
APBN
1. Verifikasi dan
Sinkronisasi Data
Status Gizi Balita di
Kabupaten/Kota
sudah terlaksana
2. Penyediaan
Penambah Daya
Tahan Tubuh/
Suplementasi Gizi
(Bumil & Balita)
belum terlaksana
A. FISIK
1. Penyediaan Obat Program
Gizi (TTD, Vit A & Mineral mix)
sudah terlaksana
B. NON FISIK
1. Pelatihan Konselor Menyusui
(belum terlaksana)
2. Pelatihan PMBA (belum
terlaksana)
3. Pelatihan Gizi Bencana (belum
terlaksana)
4. Supervisi & Layanan Program
Gizi (sudah terlaksana)
APBD DAK
CUT OFF BULAN AGUSTUS 2023
16. RENCANA/USULAN KEGIATAN PROGRAM GIZI
SUMBER DANA APBN, APBD DAN DAK TAHUN ANGGARAN 2024
1. Pelatihan Konseling Menyusui
2. Pelatihan Bagi Pelatih untuk Pelatihan
Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) dan Pemberian
Makan pada Balita dan Anak Prasekolah
3. Pelatihan Bagi Pelatih (TOT) Manajemen
Terpadu Balita Sakit dan Tata Laksana
Gizi Buruk
4. Pembinaan bagi Kab/Kota Dalam Rangka
Peningkatan Cakupan Rematri Minum
TTD
5. Verifikasi dan Evaluasi Data, Capaian
Indikator Gizi dan KIA
APBN
1. Supervisi,
monitoring &
evaluasi program
gizi
2. Konsultasi program
ke pusat
3. Pemberian
Makanan
Pendamping Air
Susu Ibu (MP-ASI)
anak usia 6=9 Bulan
A. FISIK
1. Penyediaan
Obat Program
Gizi (TTD, Vit
A & Mineral
mix)
B. NON FISIK
1. Pertemuan
Penguatan
Pencatatan
Indikator
Program Gizi
(e-PPGBM)
APBD DAK
17. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Indikator dalam program gizi cukup banyak, namun terdapat ebberapa
yang menjadi irisannya
2. Indikator dalam program gizi dapat tercapai jika kegiatan surveilans gizi
dilakukan, dicatakan, dilaporkan dalam aplikasi sigiziterpadu melalui
laporan rutin dna e-PPGBM
3. Untuk indikator dikarenakan saat ini telah terintegrasi dengan komdat
kesmas, menjadi salah satu kendala tidak sinkronnya dengan data e-ppgbm
4. Komitmen, dukungan lintas sektor, ketersediaan anggaran turut
berpengaruh terhadap capaian indikator kinerja
18. SARAN
1. Tetap melaksanakan tugas, pokok dan fungsinya dalam melakukan surveilans gizi disetiap
tingkatnya (posyandu, puskesmas, kabupaten, provinsi, pusat)
2. Tetap mengarahkan petugas gizi puskesmas atau lainnya untuk terus melakukan pencatatan dan
pelaporan gizi secara rutin dalam aplikasi sigiziterpadu.kemkes.go.id dan komdat kesmas
3. Tetap memantau progress data dalam e-ppgbm dan komdat kesmas secara rutin, dan
menindaklanjuti apabila terdapat data yang belum update
4. Tetap melakukan evaluasi capaian program dengan melakukan feed back laporan ke tingkat desa,
tingkat puskesmas secara periodik baik bulanan, triwulan, semesteran maupun tahunan secara
daring/luring
5. Melaksanakan kegiatan berdasarkan ketersediaan anggaran/dana dan menyesuaikan dengan
kebutuhan program
6. Memperkuat koordinasi dengan lintas sektor khususnya dalam hal penggunaan data hasil capaian
program untuk penentuan intervensi