Pupuk kandang membuat tanah lebih subur, gembur dan lebih mudah di olah. Keadaan ini tidak dapat digantikan oleh pupuk buatan. Beberapa jenis kotoran ternak yang dapat di jadikan pupuk kandang antara lain kotoran sapi, kambing, kerbau, ayam dan lain-lain.
1. B P T P R i a u 1
P e r u n j u k T e k n i s
PENDAHULUAN
Tanah yang terlalu sering di gunakan dalam jangka
waktu yang panjang dapat mengakibatkan persediaan unsur
hara di dalamnya semakin berkurang, oleh karena itu
pemupukan merupakan suatu keharusan dalam sistem
pertanian secara intensif.
Tanaman memerlukan pupuk alami (kandang) dan
pupuk buatan. Walaupun kadar hara pupuk kandang tidak
sebesar pupuk buatan, tetapi memiliki kelebihan antara lain:
1. Memudahkan penyerapan air hujan.
2. Memperbaiki kemampuan tanah dalam mengikat air.
3. Mengurangi erosi.
4. Memberikan lingkungan tumbuh yang baik bagi kecambah
biji dan akar.
5. Merupakan sumber unsur hara tanaman.
Pupuk kandang membuat tanah lebih subur, gembur
dan lebih mudah di olah. Keadaan ini tidak dapat digantikan
oleh pupuk buatan. Beberapa jenis kotoran ternak yang dapat
di jadikan pupuk kandang antara lain kotoran sapi, kambing,
kerbau, ayam dan lain-lain. Setiap jenis pupuk kandang
mempunyai kandungan unsur hara yang berbeda-beda.
Kandungan unsur hara dan air dari beberapa jenis pupuk
kandang dapat di lihat pada Tabel 1. dibawah ini.
2. B P T P R i a u 2
P e r u n j u k T e k n i s
Tabel 1. Kandungan Unsur Hara dan Air Beberapa Jenis Pupuk
Kandang.
Jenis Ternak
Kadar Unsur Hara dan Air (%)
Keterangan
Nitrogen Fosfor Kalium Air
1. Sapi
a. Padat 0,40 0,20 0,10 85 Pupuk dingin
b. Cair 1,00 0,50 1,50 92
2. Kerbau
a. Padat 0.60 0.30 0.34 85 Pupuk dingin
b. Cair 1.00 0.15 1.50 92
3. Kambing
a. Padat 0.60 0.30 0.17 60 Pupuk panas
b. Cair 1.50 0.13 1.80 85
4. Domba
a. Padat 0.75 0.50 0.45 60 Pupuk Panas
b. Cair 1.35 0.05 2.10 85
5. Ayam 1.00 0.80 0.40 55 Pupuk dingin
Kotoran ternak yang baru keluar dari perut ternak jika
langsung di berikan pada tanaman dapat menyebebkan
kematian, hal ini di sebabkan kotoran ternak masih mentah
atau panas. Setiap kotoran ternak mengandung unsur karbon
(C) dan Nitrogen (N). Pada kotoran ternak yang yang masih
mentah, kandungan karbonnya lebih tinggi dari kandungan
nitrogennya (C/N ratio tinggi). Jika kondisi seperti ni diberikan
pada tanaman maka akan terjadi dekomposisi (penguraian),
efek dari proses ini mengakibatkan meningkatnya suhu
3. B P T P R i a u 3
P e r u n j u k T e k n i s
tanah. Suhu tanah yang panas akan mengakibatkan tanaman
mengalami kelayuan, bahkan mati. Untuk itu kotoran ternak
sebelum di berikan pada tanaman sebaiknya dilakukan
fermentasi.
4. B P T P R i a u 4
P e r u n j u k T e k n i s
I. MENGUMPULKAN KOTORAN TERNAK
Sebelum kotoran ternak di olah terlebih dahulu bahan
baku nya di kumpulkan. Cara pengumpulan kotoran ternak
berkaitan dengan sistem perkandangan. Cara ini berbeda
untuk masing-masing jenis ternak karena sistem
perkandangannya pun berbeda. Kandang yang baik memiliki
sistem pembuangan kotoran yang baik, sehingga akan
memudahkan proses pengumpulan kotoran ternak, seperti
terlihat pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Kandang ternak sapi yang memiliki sistem
buangan dan penampung kotoran ternak yang
baik.
5. B P T P R i a u 5
P e r u n j u k T e k n i s
Kotoran ternak dapat dikumpulkan setiap hari pada
suatu wadah, walaupun hanya memiliki 1 atau 2 ekor sapi
saja. Wadah penampungan kotoran ternak dapat terbuat dari
tong bekas, karung atau di tumpuk pada lubang tanah di
sekitar kandang. Pada tabel di bawah ini terlihat potensi
kotoran yang di hasilkan berdasarkan ternak ternak.
Tabel 2. Hasil kotoran dari seekor ternak dewasa (kg/hari).
Jenis Ternak Kotoran Padat Kotoran Cair
Sapi 23.59 9.07
Kuda 16.10 3.63
Babi 2.72 1.59
Domba 1.13 0.68
Ayam 0.05 -
6. B P T P R i a u 6
P e r u n j u k T e k n i s
II. FERMENTASI KOTORAN TERNAK
Prinsip pembuatan pupuk kompos adalah proses
pengubahan limbah organik menjadi pupuk organik melalui
aktivitas biologis pada kondisi yang terkontrol. Selain Bahan
baku, kualitas pupuk kompos sangat dipengaruhi oleh proses
pengolahan.
Probion dapat digunakan untuk pembuatan kompos
dari kotoran sapi.
Probion merupakan mikroorganisme yang diperoleh dari
rumen ternak ruminansia. Pada proses pembuatan pupuk
kompos probion beperan sebagai organisme fermentator
kotoran ternak. Dengan menggunakan probion kotoran
ternak mengalami proses fermentasi lebih cepat sehingga
dapat digunakan setelah di fermentasi selama 21 hari,
sedangkan bila tanpa di lakukan fermentasi kotoran ternak
membutuhkan waktu 2-4 bulan baru dapat digunakan sebagai
pupuk tanaman. Adapun Kelebihan fermentasi pupuk kompos
menggunakan Probion adalah sebagai berikut:
Waktu fermentasi lebih pendek, yaitu 21 hari
Tekstur pupuk kompos yang di hasilkan rapuh, halus dan
kering
Jika di raba pupuk tersebut terasa dingin
Kompos yang di hasilkan tidak bau.
7. B P T P R i a u 7
P e r u n j u k T e k n i s
Gambar 2. Pupuk Kompos hasil fermentasi menggunakan
Probion.
Gambar 3. Probion Produksi Balitnak, sebagai fermentator
kotoran ternak.
8. B P T P R i a u 8
P e r u n j u k T e k n i s
IV. PEMBUATAN PUPUK KOMPOS
Bahan yang di butuhkan untuk pembuatan pupuk kompos
antara lain::
1. Kotoran Sapi 1 ton.
2. Urea 2,5 kg
3. TSP/SP-36 2,5 kg
4. Probion 2,5 kg.
Cara Membuatnya:
1. Kotoran sapi di tumpuk secara merata setinggi ±30 cm
seperti menyerupai bedengan.
2. Campur urea, TSP dan Probion secara merata, lalu
taburkan keatas tumpukan kotoran sapi tersebut.
3. Lanjutkan perlakuan tersebut pada lapisan timbunan
berikutnya sampai kotoran ternak habis.
4. Setiap minggu sekali, tumpukan kompos di aduk untuk
mempercepat proses dekomposisi dan juga agar suhu
tidak melebihi 70O
C.
5. Biarkan selama 21 hari, agar proses fermentasi
berlangsung dengan baik.
6. Kotoran ternak sapi yang telah difermentasi siap untuk
dipakai atau boleh di kering anginkan dan dilakukan
pengayakan untuk dikemas dan dipasarkan.
9. B P T P R i a u 9
P e r u n j u k T e k n i s
Gambar 4. Kompos setelah di fermentasi selama 21 hari siap
untuk di gunakan/dikemas.
10. B P T P R i a u 10
P e r u n j u k T e k n i s
DAFTAR PUSTAKA
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertania, 2002. Probion
Pakan Imbuhan Ternak Ruminansia. Bogor.
Setiawan I, A, 2007. Memanfaatkan Kotoran Tenak. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Sinartani, Edisi 15-21 Juli 2009. Kompos Kotoran Ternak
sebagai Bahan Pembenah Tanah. Jakarta.