Dokumen tersebut membahas hubungan antara gerakan tubuh dengan fungsi otak dan efektivitas terapi gerak. Terapi gerak dapat meningkatkan koordinasi, keseimbangan tubuh, dan fungsi kognitif melalui stimulasi berbagai bagian otak seperti lobus parietal dan prefrontal. Beberapa penelitian menunjukkan hasil positif terapi gerak terhadap keterampilan motorik, ingatan, dan emosi anak. Terapi gerak dilakukan secara bertahap den
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Gerak dan Otak
1.
2. Manusia dibangun oleh tiga komponen dasar yaitu:
kognitif, motorik, dan afektif, sehingga ketiga
komponen ini berhubungan satu sama lain.
TAHUKAH ANDA BAHWA?.....
Oleh karena hal tesebut, terapi gerak adalah satu set terapi
yang melibatkan gerakan tubuh dengan menggunakan beberapa
instrumen sebagai medianya. Terapi gerak ini memiliki fungsi
untuk mengoptimakan keseimbangan tubuh, melatih koordinasi
visual motorik, menambah kepekaan anggota badan dan
mengoptimalkan lateralisasi/arah. Karena tubuh manusia yang
aktif dapat mengubah fungsi otak dan proses kognitif (Kosmas,
Loannou & Retalis, 2018).
Pada umumnya anak dengan gangguan koordinasi perkembangan
akan mengalami kesulitan belajar, dan melakukan keterampilan
motorik yang tidak sepadan dengan anak-anak lain yang setara
dengan usianya (Jongmans, Engelsman, Schoemaker, 2003).
Hal ini disebabkan oleh fungsi motorik dan kognitif digabungkan
melalui penggunaan struktur otak yang sama.
3. Bagaimana hubungan antara
gerak dengan fungsi otak ?
Cerebrum terdiri atas empat bagian utama yang disebut
lobe (lobus) (Robin Arnold, 2004):
1. Lobus occipital terletak sedikit di belakang bagian
otak dan terutama bertanggungjawab pada
penglihatan.
2. Lobus prefrontal terletak di wilayah sekitar kening dan
punya andil terhadap tindakan-tindakan yang
disengaja seperti memberi penilaian, kreativitas,
penyelesaian masalah, dan perencanaan.
3. Lobus parietal terletak pada bagian atas dari porsi
otak manusia, dengan tugas memroses sesuatu yang
berhubungan dengan sensori yang lebih tinggi dan
fungsi-fungsi bahasa.
4. Lobus temporal (bagian kiri dan kanan) berada di atas
dan di sekitar telinga manusia. Bagian ini bertanggung
jawab terhadap pendengaran, memori, pemaknaan,
dan bahasa.
Gerakan dasar dipantau oleh sistem motorik yang berpusat di
permukaan otak bagian atas-depan (lobus parietal) dan bagian depan
otak (lobus prefrontal). Ganglia basal mengatur postur dan gerakan
tubuh dalam ruang dan memproduksi gerakan kompleks. Cerebellum
memantau gerakan halus, koordinasi gerakan dan tonus otot. Selain itu,
Cerebellum mempunyai hubung-an erat dengan sistem vestibuler yang
mempunyai fungsi keseimbangan. Cerebellum juga mempunyai
pengaruh terhadap fungsi sistem limbik yang memantau perasaan emosi
4. Uji coba terkontrol dilaksanakan secara
acak di Arab Saudi dengan sampel 60
orang siswa laki-laki sekolah dasar yang
berusia 6-9 tahun. Terapi gerak dilakukan
dalam 8 minggu, dimana dalam setiap
minggu ada 3 sesi. Uji koefisien korelasi
Spearman menunjukkan hubungan yang
lebih kuat antara kesejahteraan emosional
dan kemampuan motorik perseptual
setelah dilakukannya terapi gerakan
(Alotaibi, Karkou, & Irvine, 2017).
Hasil penelitian Kosmas et.al (2018)
dengan 31 sampel anak sekolah dasar,
menunjukkan bahwa dengan adanya studi
intervensi gerak menggunakan game
berbasis kinect, terdapat dampak positif
dari permaianan tersebut terhadap
keterampilan ingatan jangka pendek anak-
anak dan tahap emosi.
Palsbo dan Szivek (2012), mengujicobakan
pelatihan gerak berulang motorik halus
dengan menggunakan robot desktop yang
sudah tersedia untuk dijual kepada
masyarakat umum. Peningkatan fungsional
dalam tulisan tangan dapat dicapai untuk
anak disgrafia melalui 8-10 jam pelatihan
gerakan berulang. Namun robot ini lebih
efektif pada anak yang lebih tua (kelas 3-
5) dari pada untuk anak-anak yang lebih
kecil.
Terapi gerak ini juga telah diujicobakan
Nuraeni (2010) pada 30 peserta didik
SD Kranji 2 yang mengalami kesulitan
belajar Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara individual terjadi
perubahan perilaku belajar pada
peserta didik dalam menangkap
pelajaran, lebih konsentrasi, dan
memiliki motivasi dalam belajar.
PENGUJICOBAAN EFEKTIVITAS
TERAPI GERAK
5. Ada empat tahap terapi gerak menurut Nuraeni, Dewi,, &
Hawanti, (2014)
Tahap I Terapi Gerak untuk Fokus Keseimbangan
Tahap II Terapi Gerak untuk Fokus Koordinasi Visual
Motorik
Tahap III Terapi Gerak untuk Fokus Body Image
Tahap IV Terapi Gerak untuk Fokus Lateralisasi/arah
Tahapan Terapi Gerak
Terapi dilakukan dengan menggunakan
bantuan alat berupa:
Balok titian
Bola basket
Busa.
Terapi gerak dilakukan secara bertahap
yang masing-masing tahapannya
memiliki tujuan.
6. • Pertama, menggunakan alat bantu balok titian
bertujuan untuk mengoptimalkan fokus keseimbangan.
• Kedua, menggunakan alat bantu bola basket
bertujuan untuk mengoptimalkan fokus visual
motorik.
• Ketiga, menggunakan alat bantu anggota badan peserta didik
yang mengalami kesulitan belajar bertujuan untuk
mengoptimalkan fokus body image.
• Tahap keempat menggunakan alat bantu busa bertujuan
untuk mengoptimalkan fokus lateralisasi.
Keempat tahapan diatas telah diujicobakan pada 30 sampel, dan hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara individual terjadi perubahan perilaku belajar pada
peserta didik dalam menangkap pelajaran, lebih konsentrasi, dan memiliki
motivasi dalam belajar (Nuraeni,2010).
Terdapat rangkaian gerakan yang akan merangsang aspek-
aspek tertentu dari otak dan membantu kerjasama
hemisfer di otak. Hal ini akan mengoptimalkan penggunaan
seluruh bagian otak dalam proses belajar atau aktivitas
lainnya serta menyingkirkan hambatan-hambatan dalam
belajar.
1
7. Pendidikan gerak tari yaitu mendidik anak agar mampu
mengontrol dan mengintepretasikan gerak tubuh,
memanpulasi benda-benda dan menumbuhkan harmoni antara
tubuh dan pikiran, yang merupakan salah satu aspek
kecerdasan yang perlu dikembangkan (Yetti, E., 2012)
2. Gerak Tari
Pendidikan tari anak usia dini menekankan pada gerak, keharmonisan
gerak, kontrol gerak motorik kasar maupun halus, yang dapat
mengembangkan kecerdasan anak
Gerak tari dapat membantu perkembangan fisik dan pola gerak anak, jika
latihan gerak tari dilakukan anak secara bersama-sama dengan
temannya, maka hal tersebut dapat membantu mengembangkan
kemampuan bersosialisasi, mengatur emosi, meningkatkan daya berpikir,
serta mampu menjembatani kesulitan fisik dalam penguasaan materi
pembelajaran di sekolah.
Metode:
• Gerak tangan mendorong secara bergantian (tangan
kanan ke depan-tangan kiri ke belakang)
• Gerak ini dilakukan dengan menggunakan tekanan
tenaga pada tangan yang mendorong.
• Gerak dilakukan secara berulang-ulang sampai anak
memiliki respons reflek yang baik.
8. Meningkatkan koordinasi penglihatan, pendengaran, kemampuan
kinestetik sehingga meningkatkan kemampuan mendengar, membaca,
menulis dan daya ingat. Koordinasikan gerakan supaya kalau satu
tangan bergerak, kaki yang berlawanan bergerak pada saat yang sama.
Gerakkan badan ke depan, ke samping, ke belakang dan arahkan mata
kesemua jurusan.
3. Cross Crawl (Gerak Diagonal)
Meningkatkan komunikasi dan intergrasi di antara kedua
hemisfer serebri dengan terbentuknya percabangan dan
mielinisasi persarafan di corpus callosum, sehingga
komunikasi antara kedua hemisfer bertambah cepat dan
lebih terintegrasi
Metode:
1. Koordinasikan gerakan ketika satu tangan bergerak, kaki
yang berlawanan harus bergerak pada saat yang sama.
2. Gerakkan badan ke depan, ke samping, ke belakang
dan arahkan mata kesemua jurusan.
9. Mampu menurunkan tegangan otot leher
Meningkatkan kemampuan melaksanakan kegiatan mental tanpa
tekanan
4. Neck Rolls (Putar Kepala )
Meningkatkan pernapasan dan relaksasi titik-titik vokal untuk pembicaraan
yang lebih beresonansi,
Dengan adanya peningkatan di dalam kemampuan menggerakkan mata dari
kiri ke kanan melewati bidang tengah penglihatan, maka kemampuan baca juga
meningkat.
Metode:
1. Tundukkan kepala kedepan
2. Perlahan putar dari satu sisi kesisi lainnya
3. Tengadahkan kepala kebelakang dan putar lagi kekiri
kekanan.
4. Ulangi dengan bahu diturunkan
10. Pengambilan keputusan, konsentrasi dan pemecahan masalah
semuanya akan meningkat pada saat organisasi tubuh meningkat. .
5. Balance Button (Tombol Keseimbangan)
Meransang sistem keseimbangan tubuh di telinga
bagian dalam
Gerakan ini akan memperbaiki keseimbangan,
merilekskan mata dan bagian lain tubuh anda
serta mempermudah perhatian anda untuk
berpikir dan melakukan kegiatan
Metode:
1. Sentuhkan 2 jari ke belakang telinga dan taruh tangan
satunya di pusar.
2. Lepaskan energi keatas, setelah 1 menit sentuh
belakang telinga yang lain.
11. Berfungsi untuk memperlancar dan merilekskan kelompok otot di
paha yang menyeimbangkan dan menstabilkan tubuh.
Melakukan gerakan ini dapat meningkatkan pemahaman, memori
jangka pendek, ekspresi & ketrampilan organisasi.
6. The Grounder (Kuda-kuda)
Metode :
1. Mulai dengan kaki terbuka,
2. Arahkan kaki kanan ke arah kanan, dan kaki kiri
tetap lurus kedepan.
3. Tekuk lutut kanan sambil buang napas
4. Kemudian tarik napas ketika lutut kanan diluruskan
kembali.
5. Ulangi 3 x, kemudian ganti dengan kaki kiri.
12. Gerakan ini berfungsi untuk merelakskan otot, hal ini penting
untuk keseimbangan dan koordinasi seluruh tubuh dan membantu
meningkatkan pemahaman anak.
7. The Gravity Glider (Bandul Gravitasi)
Metode:
1. Minta anak duduk di kursi sambil meluruskan kaki.
2. Silangkan kaki kanan diatas kaki kiri.
3. Bungkukkan badan ke depan.
4. Julurkan tangan dan tundukkan kepala
5. Kemudian biarkan lengan terjulur ke berbagai arah
yang bisa dicapai anak.
6. Setelah itu, buat gerakan seperti gerakan menyembah
dengan menjulurkan tangan ke bawah dan kedepan
sambil menghembuskannapas.
7. Kemudian angkat lengan dan tubuh bagian sambil
menarik napas.
8. Lakukan gerakan ini sebanyak 3 kali kemudian ganti
kaki.
13. Fungsi:
Menarik otot dan saraf yang ada di bagian belakang tulang punggung
Sehingga anak akan lebih siap memperhatikan,
Siap berkonsentrasi, lebih waspada
Memiliki kemampuan untuk mengerjakan sesuatu sampai selesai
Metode:
1. Berdiri dan letakkan kedua tangan pada dinding
atau sandaran kursi.
2. Tekuk kaki kanan kedepan dan luruskan kaki
kiri kebelakang membentuk garis lurus dengan
punggung.
3. Angkat tumit kaki kiri dan rasakan beban tubuh
disangga oleh kaki kanan.
4. Tarik nafas perlahan-lahan.
5. Kemudian tekan tumit kaki kiri ke lantai dan
rasakan beban tubuh sekarang disangga oleh
kaki kiri.
6. Buang nafas perlahan-lahan
8. Calf Pump (Pompa Betis)
14. Metode:
1. Bediri lurus posisisi menghadap ke suatu titik yang
terletak setinggi posisi mata. Jadikan ini menjadi titik
tengah untuk acuan menggambar angka 8 tidur. Pilihlah
posisi yang paling nyaman sehingga pandangan mata
dan tangan bisa mendapat jangkauan terjauhnya.
2. Setelah siap, anak bisa mulai menggambar angka 8 tidur
dengan tangan kanan.
3. Mulailah dari titik tengah ke kiri atas, kemudian melingkar
ke kiri bawah, naik ketengah terus kekanan atas; turun
kebawah menuju titik tengah lagi. Demikian seterusnya.
4. Ketika melakukan gerakan menggambar, pandangan
mata mengikuti sepidol yang membentuk angka 8 tidur,
kepala bergeser sedikit dan leher tetap rileks.
5. Lakukan gerakan sebanyak 3 kali kemudian ulangi
dengan tangan kiri bersamaan. Gunakan sepidol
berbeda warna untuk masing-masing tangan.
Fungsi:
Memadukan bidang penglihatan kiri dan kanan sehingga meningkatkan
integrasi otak kiri dan kanan
Meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh.
Gerakan ini dapat meningkatkan ketrampilan baca tulis & pemahaman.
9. Lazy 8’s (Angka 8 Tidur)
15. Metode:
1. Luruskan tangan kiri ke atas disamping kuping
2. Tangan kanan memegang siku tangan kiri
3. Buat gerakan mendorong ke depan, ke belakang,
samping kanan dan samping kiri dengan tangan kiri,
sementara tangan kanan menhan dorongan tangan kiri
tersebut.
4. Pada saat melakukan gerakan, embuskan napas
pelan-pelan dalam hitungan delapan. Ulangi beberapa
kali.
5. Setelah menyelesaikan gerakan, putar atau gerakkan
bahu untuk relaksasi.
6. Ulangi gerakan dengan tangan kanan yang diluruskan
keatas.
10. Arm Activation (Mengaktifkan Tangan)
Fungsi:
Gerakan ini meregangkan otot bahu & dada atas.
Gerakan ini merilekskan & mengkoordinasi otot-otot bahu
dan lengan
Membantu otak dalam kemudahan menulis dengan tangan,
mengucap dan menulis kreatif.
16. 11. Senam ritmik
Senam ritmik adalah gerakan senam yang dilakukan
dengan irama musik, atau latihan bebas yang dilakukan
secara berirama, senam ritmik sangat erat
hubunngannya dengan konsentrasi. Konsentrasi yang
kurang baik akan menurunkan penampilanseseorang
Latihan Relaksasi salah satu cara untuk meningkatkan
konsentrasi, metode relaksasi pada hakikatnya
merupakan penciptaan kondisi tubuh tanpa beban (Sari,
Valentin, Samosir, 2017)
Relaksasi yang mendalam akan mudah dicapai dengan posisi
tidur telentang, atau bersandar sebelum tampil dalam suatu
acara, teknik relaksasi ini terbukti efektif mengurangi
ketegangan dan kecemasan.
17. 1. Alotaibi, A., Karkou, V., Linden, M. V. D., & Irvine, L. (2017). Movement therapy programme
with children with mild learning difficulties in primary school in saudia Arabia: links
between motion and emotion. The Oxford Handbook of Dance And Wellbeing, 479-492.
Doi: https://doi.org/10.1093/oxfordhb/9780199949298.001.0001
2. Jongsman, M. J., Engelsman, B. C. S., & Schoemaker, M. M. (2003). Consequences of
comorbidity of depvelopmental coordination disorders and learning disabilities for
severity and pattern of perceptual motor dysfunction. Journal Of Learnng Disabilities,
36(6), 528-537. Doi: https://doi.org/10.1177/002221940303660060401
3. Kosmas, P., Loannou, A., & Retalis, S. (2018). Moving bodies to moving minds : a study of
the use of motion-based games in special education. Tech Trends, 62(6), 594-601. Doi:
https://doi.org/10.1007/s11528-018-0294-5
4. Nuraeni, Dewi, D.S.E., & Hawanti, S. (2014). Model program pembelajaran individual untuk
peserta didik dengan kesulitan belajar melalui pelatihan terapi gerak bagi shadow
teacher di sd inklusi. Prosiding SNaPP2014 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora, 4(1).
5. Nuraeni. (2010). Efektivitas terapi gerak dalam menangani kesulitan belajar pada
peserta didik sekolah dasar negeri 2 kranji purwokerto. Psycho Idea, 8(2). Doi:
https://doi.ord/10.20595/psychoidea.v8i2.237
6. Palsbo, S.E., & Szivek, P.H. (2012). Effect of robotic-assisted three dimensional
repetitive motion to improve hand motor function and control in children with
handwriting deficits : a nonrandomized phase 2 device trial. American Journal of
Occupstionsl Therapy, 66(6), 682-690. Doi: https://doi.org/10.5014/ajot.2012.004556
7. Robin, A. (2004). Body Atlas. Australia: The Five Mile Press.
8. Sari, R.M., Valentin, R.G., Samosir, A. (2017). Upaya meningkatkan konsentrasi melalui
latihan relaksasi atlet senam ritmik sumut. Jurnal Ilmiah Ilmu Keolahragaan, 1(1),. Doi:
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/so
9. Triana, D.D., & Husni, E. (2017). Senam otak berbasis gerak tradisi koordinasi asimetris
bagi anak berkebutuhan khusus. Jurnal Sarwahita, 14(1). Doi:
https://doi.org/10.21009/sarwahita.141.02
10. Yetti, E. (2012). Pengaruh model pembelajaran dan kemampuan gerak tari terhadap
kecerdasan emosional anak usia dini. Jurnal Seni & Budaya Panggung, 22(2). 213-224.
Doi: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v22i.63
DAFTAR PUSTAKA