Program pengembangan sekolah didirikan untuk enam SMP dan SMA di Bojonegoro dan Tuban melibatkan lebih dari 250 guru. EMCL juga mendukung program papan informasi desa dan penguatan kapasitas anggota jaringan informasi masyarakat.
Tugas Kuliah Corporate Social Responsibility ( CSR ) : Analisis CSR Studi Kas...
Pembangunan Proyek Banyu Urip Hampir Selesai, Produksi Capai 50.000 Barel Per Hari
1. • Pendirian Program Pengembangan Sekolah di
Bojonegoro dan Tuban; serta
• Program Papan Informasi Desa (PID) dan
penguatan kapasitas bagi anggota Jaringan
Informasi Masyarakat, yang merupakan
pengelola PID.
Selamat membaca berita terkini dari kami, dan kami
sangat menghargai dukungan anda yang terus
menerus pada Proyek Banyu Urip kita.
Terima kasih.
Salam,
John Kent
Banyu Urip Project EPC-1 Project Manager
Editor Eksekutif
Erwin Maryoto
Pimpinan Editor
Rizka T. Laksmi
Rexy Mawardijaya
Editor Pelaksana
Feni K. Indiharti
Tim Editor
Askarina B. Sumiran
Kontributor
John Kent
Ariyanti
Nina Megawati
Ichwan Arifin
Raisa Premiera
Dokumentasi
EMCL memegang hak cipta
atas semua data, termasuk
foto-foto, kecuali yang
dinyatakan sebaliknya.
Wisma GKBI
Jl. Jenderal Sudirman No. 28
Jakarta 10210, Indonesia
Telepon
62 21 574 0707
Faksimili
62 21 574 0606
Jl. Raya Bojonegoro – Cepu
KM. 18, Desa Talok, Kec. Kalitidu,
Bojonegoro 62152, Indonesia
Telepon
62 353 289 5000
Faksimil
62 353 289 5111
Dewan Editor
ExxonMobil Cepu Limited
Kilasan Utama
ExxonMobil Cepu Limited
Sambutan Manajemen
Salam hangat,
Proyek Banyu Urip adalah
proyek minyak terbesar
di Indonesia dalam
beberapa dekade terakhir
dan penting dalam
memenuhi kebutuhan
energi di Indonesia.
Sambil menyelesaikan
proyek ini, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) telah
bekerja bersama banyak pemangku kepentingan,
mulai dari Pemerintah Indonesia, PT. Pertamina
EP Cepu dan Badan Kerja Sama Blok Cepu hingga
masyarakat sekitar proyek.
Saat ini secara keseluruhan lebih dari 97% proyek
telah terselesaikan. Proyek yang dibangun oleh
lebih dari 17.000 pekerja nasional ini, telah
membuka peluang baru menciptakan manfaat
berganda bagi pengusaha dan pemasok lokal.
Selagi kami menyelesaikan fasilitas-fasilitas, kami
menguji coba dan mulai mengoperasikannya.
Sekarang, kami telah memulai produksi dari tiga
tapak sumur dan lapangan minyak Banyu Urip telah
mencapai lebih dari 80.000 barel per hari.
Seiring dengan penyelesaian proyek Banyu Urip
untuk menuju produksi puncak lebih dari 200.000
barel minyak per hari di tahun 2015 nanti, kami
tetap berkomitmen untuk membantu masyarakat
lokal melalui program-program kemasyarakatan
Beberapa program kemitraan EMCL dengan
lembaga-lembaga nirlaba lokal antara lain:
• Program Kampung Hijau, sebuah program yang
mendukung program pemerintah Bojonegoro
menjadi “Lumbung Energi dan Pangan Negeri”;
• Kerja bakti bersama masyarakat dalam Program
Kerja bakti ExxonMobil;
FSO Gagak Rimang menampung minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip.
01
Karyawan berkoordinasi
memastikan pengangkatan
minyak pertama berjalan dengan
aman.
Kilas Banyu Urip
Edisi 13
Juli 2015
Pembangunan fasilitas proyek Banyu Urip telah
mencapai lebih dari 97%, melibatkan lebih dari
17.000 pekerja nasional dalam pengerjaannya.
Pengangkatan minyak komersial pertama dari
FSO Gagak Rimang telah dilakukan dengan
selamat pada 12 April 2015.
Program Pengembangan Sekolah didirikan
untuk enam SMP dan SMA di Bojonegoro dan
Tuban melibatkan lebih dari 250 guru.
EMCL menerima Penghargaan Keselamatan dari
Pemerintah Provinsi Jawa Timur atas prestasi 4
juta jam kerja orang tanpa kecelakaan di kantor
Talok.
Energi hidup disini™
2. Pengembangan lapangan minyak Banyu Urip
kini memasuki tahap akhir proses pembangunan
proyek. Aktifitas proyek yang masih berlangsung
sekarang berfokus pada penyelesaian proyek EPC-1
dan EPC-5.
Pada Fasilitas Pengolahan Pusat (EPC-1), kami telah
memulai produksi baru dari Well Pad B dan Well
Pad C sebesar lebih dari 50.000 barel minyak per
hari dari. Produksi baru telah disalurkan melalui pipa
darat EPC-2 dan pipa lepas pantai EPC-3 ke fasilitas
alir muat terapung (FSO) Gagak Rimang kita di lepas
pantai Palang, Tuban.
Pengangkatan minyak komersial pertama dari FSO
Gagak Rimang oleh PT Pertamina EP Cepu telah
dilakukan pada 12 April 2015 untuk penggunaan
pada kilang minyak domestik. Kami terus memasok
lebih dari empat juta barel minyak melalui FSO
kami. Fokus utama proyek EPC-1 saat ini adalah
penyelesaian pembangunan konstruksi dan uji
produksi (commissioning) beberapa sistem penting
dalam kesiapan dimulainya Train A start-up. Sistem-
sistem peralatan seperti tangki alat pereda api,
generator turbin gas untuk pembangkit listrik, sistem
peralatan udara dan penyedia air siap digunakan.
Di EPC-5, kontraktor kami telah menyelesaikan
berbagai pembangunan infrastruktur seperti
jembatan layang, sistem pengiriman air sungai yang
Perkembangan Proyek
“Sangu Sukses” – menyiapkan pekerja lokal menjelang penyelesaian proyek EPC-5
meliputi struktur bangunan pengambilan air sungai
di Bengawan Solo, pipa air bawah tanah sepanjang
6.2 km dari Bengawan Solo ke waduk Banyu Urip
berkapasitas 2.75 juta meter kubik. Pengisian waduk
Banyu Urip dari Bengawan Solo mulai dilakukan
pada akhir bulan Maret 2015 dan telah terisi penuh.
Pekerjaan yang masih berjalan adalah penyelesaian
35 bangunan dan sarana infrastruktur lainnya
seperti jalan utama, area parkir, sistem drainase dan
utilitas.
Selain melaksanaan program sosial, lebih dari 8.200
kesempatan kerja telah dinikmati oleh tenaga kerja
lokal selama ini. Pengusaha lokal juga diuntungkan
dengan adanya 215 peluang usaha. Kami juga
melakukan pendekatan berkesinambungan dengan
tokoh masyarakat setempat untuk memastikan
berlangsungnya komunikasi yang efektif selama
proses dan pada tahap kegiatan demobilisasi
mendatang.
Kami bangga akan kontribusi kami terhadap
ekonomi lokal dan terus mendukung untuk
perkembangannya kedepan.
Sebanyak 20 pekerja lokal proyek EPC-5 mengikuti
pelatihan “Sangu Sukses”, suatu pelatihan
keterampilan dasar mengenai lamaran kerja
untuk menunjang kesiapan pekerja menjelang
berakhirnya masa proyek. Pelatihan yang diadakan
pada 25 April 2015 ini, menyampaikan materi
antara lain bagaimana menulis surat lamaran,
persiapan wawancara kerja dan memahami
lowongan pekerjaan.
Bapak Adi Witjaksono, Kepala Dinas Tenaga Kerja
Bojonegoro hadir sebagai narasumber pada
pelatihan untuk grup pertama ini.
Ke depan, pelatihan akan dilanjutkan dengan
beberapa grup yang lain dengan total peserta
sebanyak 157 peserta.
Menteri ESDM, Sudirman
Said (ketiga dari kiri)
meninjau FSO Gagak
Rimang, setelah seremoni
pengangkatan minyak
komersial pertama pada
12 April 2015.
Teks oleh:
Ichwan Arifin
02
Kiri:
Bp. Adi Witjaksono
menyampaikan materi
saat pelatihan.
Teks oleh:
Feni K. Indiharti
3. Pagi itu, 14 Maret 2015,
lebih dari 40 karyawan
EMCL bersama warga
desa Sukoharjo,
bergotong-royong
melakukan kerja bakti di
Balai Desa Sukoharjo,
Kalitidu, Bojonegoro
yang berdekatan dengan
Lapangan Kedung Keris.
Kiri:
Penanaman pohon di
depan balai desa oleh
Kepala Desa Sukoharjo.
Kanan:
Gotong royong mengecor
lapangan bola voli.
Teks oleh:
Feni K. Indiharti
Jon M. Gibbs
menyampaikan sambutan
saat acara sarasehan
pendidikan.
Teks oleh:
Askarina Sumiran
“Program suka rela karyawan ExxonMobil ini bisa
menumbuhkan kembali budaya gotong-royong
di antara warga,” kata Dwi Setyono, Kepala Desa
Sukoharjo. “Saya berharap kegiatan semacam ini
dapat diteruskan di masa mendatang agar terjalin
kebersamaan antara masyarakat dan perusahaan,”
pungkasnya.
Memanfaatkan potensi lahan pekarangan dan
tanah milik warga yang cukup luas di Kecamatan
Gayam, Bojonegoro, bermitra dengan Yayasan
Tropis Indonesia, kami mendirikan Program
Kampung Hijau. Program yang dimulai di desa-
desa Gayam, Mojodelik, Brabowan dan Bonorejo
sejalan dengan visi Pemerintah Kabupaten
Bojonegoro sebagai “Lumbung Energi dan Pangan
Negeri”.
“Sebagai warga masyarakat, kita harus aktif
menjaga lingkungan sekitar agar tetap hijau dan
alami. Saya sangat mendukung upaya penghijauan
yang dilakukan dengan menanam tanaman
hortikultura seperti tomat, cabai, terong, labu
dan pohon buah–buahan seperti kelapa hibrida
Kampung Hijau untuk lingkungan desa yang lebih alami
Mari bersama gotong royong!
ExxonMobil membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Bojonegoro dan Tuban
dan jambu merah. Juga
tanaman lindung seperti
pohon kaliandra dan jati
putih,” ujar A. Sunjani,
Wakil Ketua DPRD
Bojonegoro yang hadir
saat pelatihan kader
lingkungan dari empat
desa tersebut.
Dengan penyuluhan dan bimbingan tenaga
ahli dari Yayasan Tropis Indonesia, diharapkan
masyarakat dapat mengoptimalkan lahan kosong
menjadi lebih produktif sekaligus mengembangan
tanaman yang memiliki nilai ekonomis untuk
membantu meningkatkan ekonomi warga lokal.
EMCL berkontribusi dalam peningkatan kualitas
pendidikan di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban
melalui Program Pengembangan Sekolah yang
diluncurkan pada 25 Maret 2015. Bertempat di
kantor Bupati Bojonegoro, kegiatan ini dihadiri oleh
Bapak Jajang Sukarna, Kepala Badan Pendidikan
dan Pelatihan Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral, Bapak Suyoto, Bupati Bojonegoro,
Bapak Jon M. Gibbs, Presiden ExxonMobil
Cepu Limited, dan Bapak Ben Suadi, Direktur
School Development Outreach, Yayasan Putera
Sampoerna.
Program ini adalah program yang diprakarsai oleh
ExxonMobil dengan nilai $1,9 juta atau senilai lebih
dari Rp24 milyar, yang sepenuhnya didanai oleh
ExxonMobil Foundation. Bermitra dengan Yayasan
03
Putera Sampoerna, fokus dari program ini adalah
untuk meningkatkan kualitas guru, tata kelola
sekolah serta pembentukan komite sekolah.
Diterapkan di enam sekolah menengah di
Bojonegoro dan di Tuban selama tiga tahun,
program ini akan melibatkan lebih dari 250 guru
SMP dan SMA.
“Kami bangga bisa bekerjasama dengan Yayasan
Putera Sampoerna Foundation dalam program
penting ini,” ungkap Presiden ExxonMobil Cepu
Limited, Jon M. Gibbs. “Melalui kemitraan dengan
masyarakat dan pemerintah setempat, kami
terus mendukung pengembangan kualitas hidup
masyarakat di mana kami beroperasi.”
Warga sudah bisa
memanen tomat di depan
rumahnya.
Teks oleh:
Feni K. Indiharti
Kerja bakti sukarela tersebut dilakukan di sekitar
balai desa yang bersebelahan dengan lokasi TK
Lestari. Kami berbagi tugas dengan penduduk,
perangkat desa dan Muspika Kecamatan Kalitidu.
Ada yang menanam pohon, mengecor lapangan
bola voli, mengecat alat bermain sekolah dan
mendongeng cerita untuk anak.
4. 04
Mengolah Papan Informasi Desa bersama Jaringan Informasi Masyarakat
Sanusi: “Perbaiki perekonomian keluarga dengan budidaya lele ”
Selamat!
Sebagai bagian dari upaya penyebaran informasi,
EMCL bersama Lembaga Informasi Masyarakat
Banyu Urip Bangkit (LIMA2B) merumuskan
program Pengelolaan Papan Informasi Desa di
Kabupaten Bojonegoro dan Tuban.
Saat ini, kami telah membangun sebanyak 85
papan informasi di 65 desa di dua kabupaten
tersebut. Kami membentuk Jaringan Informasi
Masyarakat (JIM) di tiap kecamatan di Bojonegoro,
yang secara rutin melakukan diskusi antar
koordinator JIM.
Sanusi, sehari-hari bekerja sebagai pengemudi
di EMCL melalui PT. Abhitrans, kontraktor EMCL
yang menyediakan kendaraan dan sopirnya bagi
transportasi EMCL sehari-hari di Proyek Banyu
Urip. Warga Desa Mojodelik ini, terikat kontrak kerja
dari tahun 2012 sampai dengan bulan Juni 2015.
Sebelum menjadi pengemudi, Sanusi sudah
memiliki usaha ternak ikan lele sejak tahun 2011.
Menyadari masa kerjanya akan segera habis, Sanusi
makin bersemangat untuk meningkatkan wirausaha
ternak ikan lelenya. Dia mengikuti Program
Peningkatan Penghasilan Masyarakat dengan
dampingan Yayasan Bina Swadaya (YBS) di bidang
perikanan, sesuai usahanya.
“Saya tertarik mengikuti program dari YBS ini
karena ingin menambah pengetahuan tentang
“JIM merupakan wadah untuk meneruskan
informasi baik dari perusahaan maupun dari desa
kepada masyarakat. Kita perlu mengotimalkan
JIM melalui pertemuan-pertemuan seperti ini,”
ujar Sigit, Koordinator JIM Kecamatan Ngasem.
“Karenanya, papan informasi desa yang telah
tersedia harus kita manfaatkan dengan baik pula,”
lanjut dia.
budidaya lele, dan bisa menghasilkan produk
olahan lele yang lebih bagus,” ungkapnya.
Memiliki empat kolam berukuran 3 x 7 meter,
Sanusi menebar total 10,000 bibit ikan lele yang
berumur satu bulan. Nantinya, jIka sudah tidak
bekerja di EMCL lagi, dia ingin mengembangan
empat kolam tambahan di pekarangan rumahnya
untuk budidaya lele dan bercocok tanam kembali.
Sanusi juga mendapat pelatihan untuk membuat
produk olahan dari ikan lele.
“Saya berharap, Desa Mojodelik akan menjadi
contoh Kampung Lele, dimana ikan lele yang
dihasilkan dari desa ini bisa menjadi produk olahan
lele yang berkualitas”, ujarnya.
Dengan bangga kami menerima sebuah
Penghargaan Keselamatan dari Pemerintah
Propinsi Jawa Timur untuk Kantor Lapangan
EMCL, di Desa Talok, Bojonegoro, atas prestasi
empat juta jam kerja tanpa kecelakaan!.
Upacara penghargaan ini dilakukan pada tanggal
22 Maret 2015 di Gedung Grahadi Surabaya.
Hal ini meningkatkan semangat kami semua
untuk berkomitmen memastikan kesehatan dan
keselamatan para karyawan dan kontraktor kami.
Jadi, mari kita jaga agar tidak ada yang terluka!
Teks oleh:
Feni K. Indiharti
Kiri:
Para koordinator JIM
membahas penggunaan
papan informasi secara
optimal.
Kanan:
Papan informasi di Desa
Mojodelik dimanfaatkan
secara optimal.
Teks oleh:
Feni K. Indiharti
Sanusi, membantu
penghasilan keluarga
dengan beternak lele.
Teks oleh:
Feni K. Indiharti