Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Discovery berbantuan simulasi PhET terhadap keterampilan proses sains peserta didik di SMA Negeri 2 Makassar.
2. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan desain Static-Group Comparison Design. Variabel penelitian terdiri atas model pembel
1. SEMINAR HASIL
NUR WAHYUNI YUSUF
1612042008
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY
BERBANTUAN SIMULASI PHET TERHADAP KETERAMPILAN
PROSES SAINS PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 2 MAKASSAR
2. LATAR BELAKANG
Pembelajaran
Fisika
Pembelajaran Fisika
merupakan pembelajaran
yang melibatkan peserta
didik dalam mempelajari
alam dan gejala-gejalanya
melalui serangkaian proses
ilmiah dalam memperoleh
pengetahuan, keterampilan
dan juga sikap agar tujuan
pembelajaran tercapai
dimana peserta didik
dituntut mempunyai
kemampuan memahami
konsep dan memecahkan
masalah
Tujuan
Pembelajaran
Fisika
Peserta didik dianjurkan
untuk melakukan
percobaan, antara lain
merumuskan masalah;
mengajukan dan menguji
hipotesis; menentukan
variabel; merancang dan
merakit instrumen;
mengumpulkan, mengolah
dan menafsirkan data;
menarik kesimpulan, serta
mengkomunikasikan hasil
percobaan secara lisan dan
tertulis.
Hasil
Observasi
1. Peserta didik tidak menguasai
konsep fisika namun hanya
menghafal sesuatu yang ada di
buku
2. Peserta didik mempunyai dasar
matematika yang bagus sehingga
senang mengerjakan soal namun
hanya memasukkan kedalam
persamaan saja dan
mengesampingkan teorinya
3. Peserta didik yang acuh karena
beranggapan bahwa fisika itu
sulit, banyak rumus,
membosankan, menakutkan
4. Model pembelajaran diterapkan
di sekolah masih berpusat pada
gurunya
Solusi
Model pembelajaran yang
cocok sesuai dengan
permasalah diatas yaitu
model pembelajaran
Discovery dikarenakan
model pembelajaran ini
mengembangkan cara
belajar siswa yang aktif dan
juga model pembelajaran ini
mengajarkan untuk
menemukan konsep yang
dipelajari sehingga hasil
yang diperoleh akan tahan
lama dalam ingatan dan
tidak akan mudah dilupakan
oleh siswa.
Penggunaan aplikasi
multimedia berupa PhET
akan meningkatkan
efesiensi, motivasi, serta
memfasilitasi belajar aktif,
belajar eksperimental,
konsisten dengan belajar
yang berpusat pada siswa.
KPS
Pembelajaran dengan
menggunakan simulasi PhET
membuat siswa tertarik dan
semangat melakukan
praktikum sehingga
keterampilan peserta didik
dapat
dikembangkan.Penggunaan
simulasi PhET dalam
pembelajaran dapat
membangun konsep dan
keterampilan proses sains
peserta didik. .
Permen Pendidikan
Nasional no.23
tahun 2006
Sugiarti, 2015,
p. 134
BAB
I
3. RUMUSAN MASALAH
1. Seberapa besar Keterampilan Proses Sains yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran Discovery berbantuan simulasi PhET pada peserta didik
kelas XI MIPA 7 SMA Negeri 2 Makassar tahun ajaran 2020/2021?
2. Seberapa besar Keterampilan Proses Sains yang diajar dengan menggunakan
pembelajaran konvensional pada peserta didik kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 2
Makassar tahun ajaran 2020/2021?
3. Apakah terdapat perbedaan Keterampilan Proses Sains yang diajar
menggunakan model Discovery berbantuan simulasi PhET dan yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada peserta didik
kelas XI MIPA SMA Negeri 2 Makassar tahun ajaran 2020/2021?
4. TUJUAN PENELITIAN
1. Keterampilan Proses Sains yang diajar menggunakan model pembelajaran
Discovery berbantuan simulasi PhET pada peserta didik kelas XI MIPA 7 SMA
Negeri 2 Makassar tahun ajaran 2020/2021.
2. Keterampilan Proses Sains yang diajar menggunakan pembelajaran
konvensional pada peserta didik kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 2 Makassar
tahun ajaran 2020/2021.
3. Perbedaan Keterampilan Proses Sains yang diajar menggunakan model
pembelajaran Discovery berbantuan simulasi PhET dan yang diajar
menggunakan pembelajaran konvensional pada peserta didik kelas XI MIPA
SMA Negeri 2 Makassar tahun ajaran 2020/2021.
5. MANFAAT PENELITIAN
Sebagai bahan informasi mengenai Keterampilan Proses Sains peserta didik yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran Discovery berbantuan simulasi
PhET.
Bagi pendidik, khususnya pendidik mata pelajaran fisika di SMA Negeri 2 Makassar,
dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan salah satu alternatif dalam memilih
model pembelajaran
Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang keterampilan
proses sains pada peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri 2 Makassar yang
selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dalam memilih model
pembelajaran fisika yang tepat
Bagi peneliti, penelitian ini menjadi media belajar dalam usaha melatih diri
menyatakan atau menyusun buah pikiran secara tertulis dan sistematis, sekaligus
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.
7. KAJIAN PUSTAKA
Hipotesis
Kerangka Pikir
Keterampilan Proses Sains
Simulasi PhET
Discovery Learning
Model pembelajaran Discovery learning pertama kali diperkenalkan oleh Jerome Bruner yang
menekankan bahwa pembelajaran harus mampu peserta didik untuk mempelajari apa yang telah
dimiliki (Rifa'i & Anni, 2011, p. 233) .Discovery Learning merupakan suatu model pembelajaran yang
menitik beratkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, model pembelajaran ini menekankan
pada guru untuk memberikan masalah pada peserta didik kemudian peserta didik yang
memecahkan sendiri masalahnya dengan melakukan percobaan yaitu mengamati, mencerna,
menggolong-golongkan, membuat dugaan, mengumpulkan data, menganalisis dan menarik
kesimpulan (Anggoro, 2016, p. 15).
Menurut, Kemendikbud (2013) Sintax Model Discovery Learning :
1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
2. Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)
3. Data collection (Pengumpulan Data)
4. Data Processing (Pengolahan Data)
5. Verification (Pembuktian)
6. Generalization (menarik kesimpulan/ generalisasi)
PhET adalah simulasi yang dibuat oleh University of Colorado yang berisi simulasi
pembelajaran fisika, biologi, dan kimia untuk kepentingan pengajaran di kelas atau belajar
individu. Simulasi PhET menekankan hubungan antara fenomena kehidupan nyata dengan
ilmu yang mendasari, mendukung, pendekatan interaktif dan konstruktivis, memberikan
umpan balik, dan menyediakan tempat kerja kreatif (Prihatiningtyas, Prastowo, & Jatmiko,
2013, p. 19).
• Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang digunakan para
ilmuwan untuk dapat memecahkan suatu permasalahan dunia sains, dimulai dari
memahami masalah, merumuskan hipotesis, merancang percobaan, membuktikan
hipotesis, mengumpulkandata serta merumuskan kesimpulan (Erina & Kuswanto, 2015, p.
203).
• Indikator Keterampilan Proses Sains (Trianto, 2011 h. 168) yaitu : Melakukan Pengamatan,
Merafsirkan, Mengelompokkan, Memprediksi, Berkomunikasi, Berhipotesis, dan
Merencenakan Percobaan
Keterampilan Proses
Sains Peserta Didik
Penentuan Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Discovery Berbantuan
Simulasi PhET pada Kelas Eksperimen
1. Stimulation (stimulasi/pemberian
rangsangan)
2. Problem statement
(pernyataan/identifikasi masalah)
3. Data collection (Pengumpulan Data)
4. Data Processing (Pengolahan Data)
5. Verification (Pembuktian)
6. Generalization (menarik kesimpulan/
generalisasi)
Model Pembelajaran Konvensional (Model
Pembelajaran Langsung)
1. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran
2. Mempersiapkan siswa untuk belajar
3. Guru menyajikan informasi tahap
demi tahap
4. Guru memberikan tugas kepada
siswa
5. Guru mengecek apakah siswa telah
berhasil melakukan tugas dengan
baik.
Terdapat Perbedaan
yang Signifikan
Terdapat perbedaan yang signifikan antara
keterampilan proses sains yang diajar
dengan menggunakan model
pembelajaran discovery berbantuan
simulasi PhET dan yang diajar dengan
menggunakan pembelajaran
konvensional pada peserta didik kelas XI
MIPA SMA Negeri 2 Makassar tahun
ajaran 2020/2021
8. Quasi Eksperimental
SMA Negeri
2 Makassar
METODE
PENELITIAN
Lokasi
Jenis Penelitian
Pemberian Post Test pada Kelas
Eksperimen dan Kontrol
Teknik Pengumpulan Data
Populasi : 252 Orang (XI MIPA 1-7)
Sampel : XI MIPA 7 dan XI MIPA 2
Populasi & Sampel
Static-Group
Comparison Design :
X O1
O2
Desain Penelitian
1.Instrumen KPS
2.Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
3.Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD)
Instrumen dan Perangkat
Pembelajaran
BAB
III
11. VALIDASI PAKAR
Penilaian Pakar 1
Relevansi
lemah (butir
bernilai 1
atau 2)
Relevansi
kuat(butir
bernilai 3
atau 4)
Penilaian
Pakar 2
Relevansi
lemah (butir
bernilai 1
atau 2)
A B
Relevansi
kuat (butir
bernilai 3
atau 4)
C D
13. HASIL VALIDASI INSTRUMEN
OLEH PAKAR
BAB
III
Tabel Gregory
Ahli 1
Skor 1-2
(Tidak relevan)
Skor 3-4
(Relevan)
Ahli 2
Skor 1-2
(Tidak
relevan)
A
(0)
B
(0)
Skor 3-4
(Relevan)
C
(0)
D
(30)
Koefisien konsistensi antar dua pakar diperoleh
nilai sebesar 1.
14. HASILANALISIS DESKRIPTIF
SKOR KPS
Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah Sampel 35 31
Skor Tertinggi 23 20
Skor Terendah 9 4
Skor Rata-rata 17.63 10.79
Skor Ideal 23 23
Varians 9.18 16.41
Standar Deviasi 3.03 4.05
15. PERSENTASE KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA KELAS
EKSPERIMEN DAN KONTROL
Interval
Skor
Kriteria KPS
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Frekuensi Persentase
(%)
Frekuensi Persentase
(%)
0 - 4 Sangat Rendah 0 0.0 2 6.5
5 - 9 Rendah 1 2.9 9 29.0
10 - 14 Sedang 5 14.3 17 54.8
15 - 19 Tinggi 17 48.6 2 6.5
20 - 24 Sangat Tinggi 12 34.3 1 3.2
Jumlah 35 100 31 100
22. KESIMPULAN
Keterampilan proses sains peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri 2 Makassar Tahun Ajaran 2019/2020 yang diajar
menggunakan model pembelajaran Discovery berbantuan simulasi PhET dalam pembelajaran Fisika dengan rentang skor
rata-rata 15 sampai dengan 19 dan berada pada kategori tinggi.
Keterampilan proses sains peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri 2 Makassar Tahun Ajaran 2019/2020 yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran fisika rentang skor rata-rata 10 sampai dengan
14 dan berada pada kategori sedang.
Terdapat perbedaan keterampilan proses sains antara kelompok yang diajar menggunakan model
pembelajaran Discovery dan yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dalam
pembelajaran fisika pada peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri 2 Makassar Tahun Ajaran 2019/2020