SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
KARAKTERISTIK BIOLISTRIK PADA MEMBRAN ALAMI 
DAN MEMBRAN BUATAN 
MUTIARA KHAIRUNNISA 
G74120016 
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 
DEPARTEMEN FISIKA 
BOGOR 
2014
1 
PENDAHULUAN 
Latar Belakang 
Membran adalah fasa (padat atau cair) yang berfungsi sebagai penghalang aliran 
ion atau molekul yang berada dalam larutan, yang merupakan penghubung dua daerah 
yang memiliki karakter yang berbeda. Karakter tersebut diantaranya: perbedaan 
konsentrasi, suhu, tekanan, viskositas dan komposisi larutan. Jenis, sifat dan ukuran pori 
mempengaruhi kinerja membran. Lingkungan juga berpengaruh pada sistem kerja 
membran (Rakhmanudin, 2005). 
Teknologi membran telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang, seperti 
pada teknologi industri, biologi, kimia, fisika dan kesehatan. Jika dilihat dari segi 
energi, teknologi membran tergolong teknologi yang hemat dan bersih karena saat 
mengoperasikannya tidak diperlukan energi yang besar. Selain itu juga tidak diperlukan 
zat-zat kimia pendukung yang menimbulkan masalah baru sehubungan dengan limbah 
(Huriawati, 2006). 
Membran terbagi atas dua jenis yaitu membran alami dan sintetik. Membran telur 
merupakan merupakan salah satu dari membran alami. Karakteristik membran ini 
meliputi sifat listrik, termal, mekanik dan sebagainya. Sifat kelistrikan dapat dilihat 
dengan melakukan pengukuran konduktansi, kapasitansi, impedansi dan resistansi. 
Sedangkan mekanik dengan melakukan uji tarik, uji tekan, uji getar dan uji geser. 
Telur memiliki suplai protein dengan asam amino yang hampir sempurna untuk 
memenuhi kebutuhan tubuh, begitu pula kandungan mineral dan vitaminnya. Telur juga 
mengandung asam amino esensial (asam amino yang tidak dapat diproduksi tubuh 
sehingga harus dipasok dari makanan yang lengkap). Secara fisik, telur terdiri dari 
empat bagian yaitu cangkang atau kulit luar (shell), lapisan selaput (membrane shell), 
putih telur (egg white), dan kuning telur (yolk). 
Pada proses makhluk hidupnya membran telur berfungsi sebagai pelindung 
embrio atau pelindung putih telur dan kuning telur agar tidak keluar dan terkontaminasi 
oleh zat yang tigak diinginkan. Membran telur memiliki pori-pori yang berfungsi 
sebagai media lalu lintas gas oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Dalam prosesnya 
membran telur dikategorikan sebagai media yang penting. Proses perebusan dan 
perendaman membran telur memberikan pengaruh pada sifat-sifat membran telur 
tersebut (Mahrani, 2008). 
Perumusan Masalah 
Bagaimana karakteristik pada membran alami dan membran buatan? 
Tujuan Penelitian 
Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi membran alami pada telur 
bebek,telur ayam negri dan telur ayam kampung serta membran buatan dengan 
menggunakan benang nilon.
2 
Hipotesis 
Kondisi membran telur yang direbus (matang) mengakibatkan nilai kapasitansi 
yang lebih kecil dari telur yang tidak direbus. 
TINJAUAN PUSTAKA 
Membran Telur 
Membran Telur Sebagai bahan pangan, telur merupakan gudang semua zat gizi 
yang dibutuhkan tubuh kecuali vitamin C dan K. Vitamin yang terpenting pada telur 
adalah vitamin B12 yang dapat memperbaiki fungsi saraf. Tidak hanya itu, telur juga 
mengandung lesithin (emulsifier alami) yang kaya akan cholin. Cholin terlibat dalam 
pemindahan kolesterol melalui peredaran darah dan mambantu metabolisme lemak. 
Cholin juga merupakan komponen penting dari membran sel dan jaringan saraf. 
Telur tersusun dari kuning telur (yolk), putih telur (albumen), kerabang tipis, 
kerabang telur, dan beberapa bagian lain yang cukup kompleks. Kerabang telur terdiri 
atas dua bagian, yaitu kerabang tipis (membran) baik luar dan dalam yang dihasilkan 
oleh istmus dan kerabang telur keras. Tebal kerabang telur 300 mm. Kerabang telur 
terdiri atas bahan kering 98,4% dan air 1,6%. Bahan kering terdiri dari protein 3,3%dan 
mineral 95,1%. Mineral yang paling banyak terdapat pada kerabang telur adalah CaCO3 
(98,43%), MgCO3 (0,84%), dan Ca3(PO4)2 (0,75%).Lapisan kerabang telur terdiri dari 
kutikula, membran palisadik, membrane cone, membran mamiler, dan membran 
kerabang dalam (Yuwanta, 2004). 
Cangkang telur merupakan bagian telur paling luar, berlapis keras setebal 0,2-0,4 
mm dan mengandung kalsium karbonat yang berfungsi melindungi bagian dalam telur. 
Pada kulit telur terdapat pori-pori yang dapat dilalui udara. Warnanya bervariasi mulai 
dari putih sampai kecokelatan tergantung pada jenis unggasnya. Namun perbedaan 
warna sama sekali tidak mempengaruhi kualitas telur. Lapisan tipis yang terletak antara 
kulit luar dan isi telur (putih dan kuning telur) disebut memban shell atau selaput 
lapisan yang terdiri dari lapisan membran dalam dan membran luar, keduanya mirip 
dinding yang menghalangi bakteri (Wirakusumah). 
Membran telur adalah membran alami yaitu membran dalam proses makhluk 
hidup. Membran telur dalam proses makhluk hidupnya dikategorikan sebagai alat 
filtrasi pencegah masuknya zat yang tidak diinginkan. Membran telur merupakan 
membran yang bermuatan netral. Sesuai dengan fungsi aslinya membran telur 
diusahakan pengembangannya sebagai alat filtrasi dalam aplikasi teknologi. Efektivitas 
kerja membran sangat dipengaruhi kualitas telur. Apabila telur yang digunakan 
berkualitas buruk maka akan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan 
karena membran tipisnya juga berkualitas buruk (Mahrani, 2008). 
Magnetic Stirrer Hot Plate 
Benang nilon diurai menggunakan magnetic stirrer hot plate, yaitu alat 
laboratorium yang bekerja berdasarkan bidang magnetik berputar untuk membuat stir 
bar (batang pengaduk) yang tercelup didalam cairan menjadi berputar dengan sangat 
cepat sehingga mengaduk cairan tersebut hingga merata. Bidang berputar tersebut dapat
dibuat baik dengan magnet berputar atau dengan satu set electromagnet statis yang 
diletakan di bawah bejana beaker glass. 
Magnetic stirer seringkali dilengkapi dengan lempengan pemanas untuk 
memanaskan cairan dalam beaker glass. Kelebihan dari magnetic stirrer hot plate yaitu 
dapat mengaduk, memanaskan dan mencampur cairan dalam satu bejana. Jangkauan 
suhunya berkisar antara (0-380)°C sehingga tidak merusak beaker glass yang memiliki 
toleransi suhu maksimal pemanasan ±500°C. untuk waktu pengoperasian dapat diatur 
hingga 99 jam dan putaran kecepatan pengaduk maksimalnya hingga 3500 RPM. 
Kelemahan dari magnetic stirrer hot plate adalah karena terbatasnya ukuran batang 
pengaduk dan dimensi dari lempeng pemanas sehingga kapasitas bejana atau beaker 
glass yang bisa dipanaskan diatasnya terbatas hingga ±500 mL. Selain itu, jika cairan 
yang diaduk terlalu kental atau mengandung padatan lebih banyak daripada cairan, 
maka batang pengaduk tidak dapat mengaduk secara merata. 
Pada bagian bawah hot plate, terdapat magnet yang akan bereaksi dengan stir 
bar atau batang pengaduk, sehingga saat kecepatan pengadukan diinput, stir bar akan 
berputar mengikuti pergerakan magnet yang berada di bawah hot plate. Stir bar atau 
batang pengaduk digunakan untuk mengaduk campuran cairan atau larutan. Pergerakan 
dari batang pengaduk ini sendiri digerakan oleh magnet berputar atau gabungan 
elektromagnet (contohnya koil) yang terletak dibawah bejana berisi cairan. Kaca tidak 
memberikan efek apapun terhadap medan magnet, sehingga batang pengaduk magnetik 
dapat bekerja dengan baik pada bejana kaca (misalnya beaker glass). Batang pengaduk 
biasanya dilapisi oleh teflon, atau sedikit mengandung bahan kaca. Pelapis kaca 
digunakan untuk cairan logam alkali (kecuali larutan alkali, yang akan mengikis habis), 
larutan logam alkali didalam ammonia. Kedua pelapis ini secara kimia tidak 
berpengaruh dan tidak mengkontaminasi atau bereaksi dengan campuran reaksi 
didalamnya. 
Cara kerja dari magnetic stirrer hot plate dimulai dengan mengatur temperatur 
pemanasan, kecepatan pengadukan dan waktu yang akan diberikan selama pengujian. 
Pengaturan awal ini dilakukan dengan menekan tombol mode, jika lampu indikator 
heating menyala dan display menunjukkan angka 0 maka tombol turn and push diputar 
untuk mengatur besar temperatur pemanasan yang akan diberikan. Setelah temperatur 
yang diinginkan sudah tercantum di display, tekan tombol turn and push untuk 
mengunci temperatur. Temperatur akan naik secara perlahan-lahan hingga mencapai 
temperatur yang telah diinput. 
Untuk menginput besar kecepatan putaran pengadukan, tekan tombol mode. Jika 
lampu indikator stirring sudah menyala, maka dengan menggunakan tombol turn and 
push besar kecepatan putaran bisa diinput dan dikunci. Ketika kecepatan pengadukan 
telah dikunci, batang pengaduk otomatis bergerak mengaduk cairan/larutan didalam 
bejana kaca sesuai dengan besar kecepatan yang diinput. Untuk menginput waktu, sama 
dengan pengaturan temperatur dan kecepataran. Dengan menekan tombol mode hingga 
lampu indikator timer menyala, dan memutar tombol turn and push hingga mencapai 
waktu pengujian yang diinginkan. Selama pengujian, besar temperatur,kecepatan dan 
sisa waktu bisa dilihat dengan menekan tombol mode dan informasi tersebut akan 
ditampilkan didalam display. Magnetic stirrer hot plate ini dilengkapi dengan alarm 
yang akan berbunyi otomatis jika waktu yang diinput telah habis dan setelah alarm 
berhenti berbunyi maka pergerakan batang pengaduk dan kenaikan temperatur akan 
terhenti pula (Imaningtyastuti 2012). 
3
4 
Nilon 
Nilon adalah senyawa polimer yang memiliki gugus amida pada setiap unit 
ulangannya, sehingga nilon disebut juga senyawa poliamida. Nilon bersifat 
ssemikristalin, kuat dan tahan terhadap suhu tinggi. Nilon dapat dijadikan membran 
yang memiliki sifat fisik, kimia dan mekanik yang baik, seperti memiliki ketahanan 
terhadap pH ekstrim dan suhu tinggi (Suhendi, Akbar 2007). 
Sifat-sifat nilon adalah sebagai berikut: kuat dan tahan gesekan; elastisitasnya 
besar; kalau diregang sampai 8%, benang akan kembali pada panjang semula, tetapi 
kalau terlalu regang, bentuk akan berubah; kenyal; tidak mengisap air sehingga mudah 
kering; pada umumnya tidak tahan panas; larut dalam fenol, tetapi jika menggunakan 
fenol cair akan mengerut; tahan terhadap alkali dan tidak tahan terhadap klor; tahan air 
garam; tahan ngengat/cendawan; jika dibakar terlihat meleleh, tidak menyala dan 
membentuk tepi berwarna coklat (Kurniawan A. 2002). 
Asam Klorida (HCL) 
Asam klorida adalah salah satu senyawa halida asam yang paling banyak 
diketahui dan merupakan senyawa antara untuk sintesis turunan asam lemak lain, 
antara lain sebagai bahan asilasi untuk sintesis ester, amida, dan anhidrida asam. Asam 
klorida sangat reaktif. Adanya gugus Cl yang terikat pada karbon positif karbonil, 
sehingga lebih mudah ditukar-gantikan daripada bila terikat pada karbon alkil. Oksigen 
dan klorin merupakan gugus penarik elektron yang kuat sehingga karbon lebih 
bermuatan positif. Hal ini berarti nukleofil yang lemah pun dapat menyerang karbon. 
Fenomena inilah yang menyebabkan asam klorida sangat bergunasebagai zat antara 
untuk sintesis kimia lebih lanjut. Mekanisme reaksi antara suatu asam klorida dan 
nukleofil mengisyaratkan bahwa penukargantian Cl- tidaklah sesederhana reaksi SN2. 
Reaksi asam klorida meliputi dua tahapan, yaitu adisi nukleofil pada gugus karbonil dan 
eliminasi ion klorida. Reaksi ini disebut substitusi asil nukleofil yang berarti substitusi 
nukleofil pada suatu karbon asil (RCO-) (Fessenden 1986). 
Asam klorida dengan bobot molekul tinggi dapat didestilasi pada tekanan rendah 
tanpa mengalami penguraian. Semua asam klorida mempunyai aktivitas kimia yang 
tinggi dan mudah dihidrolisis oleh air maupun uap air. Umumnya asam klorida dibuat 
dengan cara klorinasi asam lemak atau melalui garam natriumnya, baik dengan atau 
tanpa pelarut. 
Aseton 
Aseton yang juga dikenal dengan propanon, dimetil keton, 2-propanon, propan- 
2-on, dimetilformaldehida, dan β-ketopropana, adalah senyawa berbentuk cairan yang 
tidak berwarna dan mudah terbakar. Ia merupakan keton yang paling sederhana. Aseton 
larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter,dll. Ia sendiri juga 
merupakan pelarut yang penting. Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, 
dan senyawa-senyawa kimia lainnya. Selain dimanufaktur secara industri, 
aseton juga dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia dalam 
kandungan kecil.
5 
METODE 
Bahan 
Penelitian ini menggunakan membran alami yaitu telur ayam kampung, telur 
ayam negeri/ras, telur bebek dengan masing-masing dua butir telur dalam keadaan 
mentah dan matang serta membran buatan dari benang nilon. Untuk proses pembuatan 
membran menggunakan Asam Klorida (HCL) sebanyak 20 ml dan aseton sebanyak 2 
ml. 
Alat 
Pengukuran karakteristik biolistrik pada membran menggunakan LCR 
HITESTER dan LCR Meter 5Mhz dilengkapi kabel. Papan PCB berukuran (3x3)cm. 
Untuk mengurai susunan nilon digunakan magnetic stirrer hot plate. Sementara nilon 
diwadahi dalam beaker glass. Wadah berisi air aquades, kertas alumunium foil, papan 
kaca, penggiling dan selotip untuk mencetak membran. 
Prosedur 
Prosedur penelitian diawali dengan persiapan alat dan bahan. Telur ayam 
kampung, ayam negeri dan bebek direbus lalu dikupas perlahan. Lepas bagian cangkang 
yang melekat pada membran. Jangan sampai ada bagian membran yang rusak. 
Kondisikan ukuran membran masing-masing (3x3)cm lalu jepit pada papan PCB yang 
telah disediakan. Ukur karakteristik masing-masing membran dengan LCR Meter 
dengan frekuensi 100, 150, 200, 250, 300, 350, 400, 450, 500. Catat nilai impedansi(Z), 
Konduktansi(G), Kapasitansi(Cs) dan Induktansi (Rs) pada setiap masing-masing 
frekuensi. Sementara itu, timbang benang nilon sebanyak lima gram dengan timbangan. 
Gunakan nilon 4gr dengan ukuran kecil dan masukan dalam beaker glass, masukan 
pula 20 ml HCL dan 1.5 ml aseton dan batang pengaduk lalu tutup dengan alumunium 
foil. Operasikan magnetic stirrer selama 30 menit agar larutan dalam beaker glass 
homogen. 
Siapkan kaca yang sudah diberi solatip di kedua sisi yang berhadapan. Setelah 
alarm berbunyi, angkat beaker glass dan tungkan cairan membran secukupnya d sisi 
yang tidak bersolatip, lalu ratakan dengan penggiling. Masukan secara langsung ke 
wadah yang berisi aquades. Angkat membran dan keringkan.
6 
HASIL DAN PEMBAHASAN 
Hasil 
Setelah dilakukan pengujian karakterisasi dari keempat membran, diperoleh hasil 
data dan pengolahan data dalam bentuk grafik sebagai berikut : 
Membran Telur Ayam Negeri 
Tabel 1. Data Membran dari Telur Ayam Negeri Mentah 
No. 
Frekuensi 
(kHz) 
Impedansi (kilo 
ohm) 
Kapasistansi 
(pF) 
Resistansi 
(ohm) 
Konduksi 
(mS) 
1 100 31.52 56.128 13.763 13.854 
2 200 18.33 45.353 5.3015 15.779 
3 300 12.921 42.391 3.213 19.246 
4 400 10.093 40.254 2.041 20.035 
5 500 8.1795 39.523 1.4286 21.353 
6 600 6.9649 38.591 1.1245 23.181 
7 700 6.0576 37.969 914.94 24.934 
8 800 5.307 37.864 746.54 26.507 
9 900 4.7341 37.714 652.31 29.106 
10 1000 4.2636 37.678 579.25 31.864 
40 
30 
20 
10 
0 
Grafik 1. hubungan Frekuensi dengan Impedansi pada Membran 
Telur Ayam Negeri Mentah 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
Z (k ohm) 
f (kHz) 
Z (k ohm)
7 
60 
40 
20 
0 
Grafik 2. Hubungan Frekuensi dengan Kapasitansi pada 
Membran Telur Ayam Negeri Mentah 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
Cs (pF) 
f (kHz) 
Cs (pF) 
1000 
Grafik 3. Hubungan Frekuensi dengan Resistansi pada Membran 
500 
0 
-500 
Telur Ayam Negeri Mentah 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
Rs (ohm) 
f (kHz) 
Rs (ohm) 
40 
30 
20 
10 
0 
Grafik 4. Hubungan Frekuensi dengan Konduktansi pada 
Membran Telur Ayam Negeri Mentah 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
G (mS) 
f (kHz) 
G (mS)
8 
Tabel 2. Data Membran dari Telur Ayam Negeri Matang 
No. 
Frekuensi 
(kHz) 
Impedansi (k 
ohm) 
Kapasistansi 
(pF) 
Resistansi (kilo 
ohm) 
Konduksi 
(mS) 
1 100 302.03 9.9647 256.34 2.8101 
2 200 21.789 37.482 4.9009 10.323 
3 300 51.765 13.451 33.527 12.512 
4 400 11.573 34.684 1.5241 11.38 
5 500 9.4174 34.021 1.0698 12.063 
6 600 8.0027 33.319 813.58 12.704 
7 700 6.8981 33.089 607.42 12.765 
8 800 6.0211 33.119 498.7 13.726 
9 900 5.4018 32.816 374.26 12.826 
10 1000 88.669 2.6536 65.307 8.3064 
400 
350 
300 
250 
200 
150 
100 
50 
0 
Grafik 1. Hubungan Frekuensi dengan Impedansi pada 
Membran Telur Ayam Negeri Matang 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
Z (k ohm) 
f (kHz) 
Z (k ohm) 
40 
35 
30 
25 
20 
15 
10 
5 
0 
Grafik 2. Hubungan Frekuensi dengan Kapasitansi pada 
Membran Telur Ayam Negeri Matang 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
Cs (pF) 
f (kHz) 
Cs (Pf)
9 
200 
150 
100 
50 
0 
Grafik 3. Hubungan Frekuensi dengan Resistansi pada Membran 
Telur Ayam Negeri Matang 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
Rs (k ohm) 
25 
20 
15 
10 
5 
0 
Grafik 4. Hubungan Frekuensi dengan Konduktansi pada Membran 
Telur Ayam Negeri Matang 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
G (mS) 
Membran Telur Bebek 
f (kHz) 
F (kHz) 
Tabel 3. Data Membran dari Telur Bebek Mentah 
No. 
Frekuensi 
(kHz) 
Impedansi (k 
ohm) 
Kapasistansi 
(pF) 
Resistansi (kilo 
ohm) 
Rs (k ohm) 
G (mS) 
Konduksi 
(nS) 
1 100 1264.9 1.2583 2.3473 1.4671 
2 200 668.54 1.2194 145.17 324.79 
3 300 423.15 1.2675 62.282 347.84 
4 400 381.18 1.05 41.381 284.8 
5 500 298.58 1.0664 7.5504 84.69
6 600 248.76 1.0664 2.1582 34.878 
7 700 538.75 0.4273 84.41 290.81 
8 800 197.65 1.0884 11.812 302.36 
9 900 186.45 0.9539 19.916 572.9 
10 1000 171.79 0.9356 24.002 813.3 
10 
1400 
1200 
1000 
800 
600 
400 
200 
0 
Grafik 1. Hubungan Frekuensi dengan Impedansi pada Membran 
Telur Bebek Mentah 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
Z (k ohm) 
f (kHz) 
Z (k ohm) 
1.4 
1.2 
1 
0.8 
0.6 
0.4 
0.2 
0 
Grafik 2. Hubungan Frekuensi dengan Kapasitansi pada Membran 
Telur Bebek Mentah 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
Cs (pF) 
f (kHz) 
Cs (pF)
k ohm) 
G (nS) 
11 
200 
150 
100 
50 
0 
Grafik 3. Hubungan Frekuensi dengan Resistansi pada Membran 
Telur Bebek Mentah 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
R s k ohm) 
f (kHz) 
1000 
800 
600 
400 
200 
0 
Grafik 4. Hubungan Frekuensi dengan Konduktansi pada 
Membran Telur Bebek Mentah 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
G (nS) 
f (kHz) 
Tabel 4. Data Membran dari Telur Bebek Matang 
No. 
Frekuensi 
(kHz) 
Impedansi (k 
ohm) 
Kapasistansi 
(pF) 
Resistansi (kilo 
ohm) 
Konduksi 
(mS) 
1 100 48.165 33.408 7.0878 3.0553 
2 200 370.84 2.3935 164.29 1.1946 
3 300 62.584 16.832 54.069 13.804 
4 400 174.98 2.8366 104.61 3.4165 
5 500 118.99 4.0027 88.52 6.2515 
6 600 105.38 3.8296 79.424 7.1516 
7 700 67.516 5.7802 54.875 12.038 
8 800 54.011 6.677 45.05 15.443 
9 900 44.386 7.1327 36.816 18.687 
10 1000 36.607 7.5799 29.987 22.377
12 
400 
300 
200 
100 
0 
Grafik 1. Hubungan Frekuensi dengan Impedansi pada 
Membran Telur Bebek Matang 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
Z (k ohm) 
f (kHz) 
Z (k ohm) 
40 
30 
20 
10 
0 
Grafik 2. Hubungan Frekuensi dengan Kapasitansi pada Membran 
Telur Bebek Matang 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
Cs (pF) 
F (kHz) 
Cs (pF) 
200 
150 
100 
50 
0 
Grafik 3. Hubungan Frekuensi dengan Resistansi pada Membran 
Telur Bebek Matang 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
Rs (k ohm) 
f (kHz) 
Rs (k ohm)
G (mS) 
13 
25 
20 
15 
10 
5 
0 
Grafik 4. Hubungan Frekuensi dengan Konduktansi pada 
Membran Telur Bebek Matang 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
G (mS) 
Membran Telur Ayam Kampung 
F (kHz) 
Tabel 5. Data Membran dari Telur Ayam Kampung Mentah 
No. 
Frekuensi 
(kHz) 
Impedansi (k 
ohm) 
Kapasistansi 
(pF) 
Resistansi (kilo 
ohm) 
Konduksi 
(mS) 
1 100 1387.9 1.1581 193.72 100.57 
2 200 21.221 37.65 1.895 4.2079 
3 300 14.7 36.317 1.6418 7.5978 
4 400 11.172 35.827 1.2181 9.7587 
5 500 8.9613 35.745 1.0016 12.473 
6 600 7.672 34.725 0.712 12.097 
7 700 6.6462 34.395 0.6876 15.567 
8 800 5.8473 34.207 0.60544 17.7 
9 900 5.2404 33.929 0.54426 19.819 
10 1000 4709.2 34.023 0.54241 24.459 
5000 
4000 
3000 
2000 
1000 
0 
-1000 
Grafik 1. Hubungan Frekuensi dengan Impedansi pada 
Membran Telur Ayam Kampung Mentah 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
Z (k ohm) 
f (kHz) 
Z (k ohm)
14 
50 
40 
30 
20 
10 
0 
Grafik 2. Hubungan Frekuensi dengan Kapasitnsi pada 
Membran Telur Ayam Kampung Mentah 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
Cs (pF) 
f (kHz) 
Cs (pF) 
250 
200 
150 
100 
50 
0 
-50 
Grafik 3. Hubungan Frekuensi dengan Kapasitnsi pada 
Membran Telur Ayam Kampung Mentah 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
Rs (k ohm) 
f (kHz) 
Rs (k ohm) 
120 
100 
80 
60 
40 
20 
0 
-20 
Grafik 4. Hubungan Frekuensi dengan Konduksi pada 
Membran Telur Ayam Kampung Mentah 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
G (mS) 
f (kHz) 
G (mS)
15 
Grafik Membran dari Telur Ayam Kampung Matang 
Grafik 1. Hubungan Frekuensi dengan Impedansi pada 
Membran Telur Ayam Kampung Matang 
y = -1.6853x + 69.135 
R² = 0.0172 
160 
140 
120 
100 
80 
60 
40 
20 
0 
Impedansi (kΩ) 
Frekuensi (kΩ) 
Impedansi (kΩ) 
Linear (Impedansi (kΩ)) 
Grafik 2. Hubungan Frekuensi dengan Resistansi pada 
Membran Telur Ayam Kampung Matang 
y = 1.7681x + 31.143 
R² = 0.0232 
120 
100 
80 
60 
40 
20 
0 
Resistansi (kΩ) 
Frekuensi (kΩ) 
Resistansi(kΩ) 
Linear (Resistansi(kΩ))
16 
Nilon 
Grafik 3. Hubungan Frekuensi dengan Kapasitansi pada 
Membran Telur Ayam Kampung Matang 
y = -2.6472x + 27.694 
R² = 0.5412 
35 
30 
25 
20 
15 
10 
5 
0 
Kapasitansi (pF) 
Frekuensi (kΩ) 
Kapasitansi (pF) 
Linear (Kapasitansi (pF)) 
Grafik 4. Hubungan Frekuensi dengan Koduktansi pada 
Membran Telur Ayam Kampung Matang 
y = 2.2661x - 0.1484 
R² = 0.8242 
30 
25 
20 
15 
10 
5 
0 
Konduktansi (μS) 
Frekuensi (kΩ) 
Konduktansi (μS) 
Linear (Konduktansi (μS)) 
Grafik Hubungan antara Frekuensi dengan Impedansi 
y = -1.6778x + 27.56 
R² = 0.0927 
60 
50 
40 
30 
20 
10 
0 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
Impedansi (kΩ) 
Frekuensi (kΩ) 
Impedansi (kΩ) 
Linear (Impedansi (kΩ))
17 
Grafik Hubungan antara Frekuensi dengan Kapasitansi 
y = -1.2919x + 38.142 
R² = 0.2442 
50 
40 
30 
20 
10 
0 
Kapasitansi (pF) 
Frekuensi (kΩ) 
Kapasitansi (pF) 
Linear (Kapasitansi (pF)) 
Grafik Hubungan antara Frekuensi dengan Resistansi 
y = 0.9342x + 2.2285 
R² = 0.0357 
60 
50 
40 
30 
20 
10 
0 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
Resistansi (kΩ) 
Frekuensi (kΩ) 
Resistansi(kΩ) 
Linear (Resistansi(kΩ)) 
Grafik Hubungan antara Frekuensi dengan Konduktasi 
y = 4.0998x - 1.6117 
R² = 0.7612 
60 
50 
40 
30 
20 
10 
0 
Konduktansi (μS) 
Frekuensi (kΩ) 
Konduktansi (μS) 
Linear (Konduktansi (μS))
18 
Grafik Gabungan 
2000 
1800 
1600 
1400 
1200 
1000 
800 
600 
400 
200 
0 
-200 
Hubungan Frekuensi dan Impedansi dari ke -7 Membran 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
Impedansi (kΩ) 
Frekuensi (kHz) 
Sintetik 
Telur Bebek Mentah 
Telur Bebek Matang 
Telur Ayam Kampung 
Mentah 
Telur Ayam Kampung 
Matang 
Telur Ayam Negeri 
Mentah 
Telur Ayam Negeri 
Matang 
500 
400 
300 
200 
100 
0 
-100 
Hubungan Frekuensi dan Kapasitansi dari ke -7 Membran 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
Kapasitansi (pF) 
Frekuensi (kHz) 
Sintetik 
Telur Bebek Mentah 
Telur Bebek Matang 
Telur Ayam Kampung 
Mentah 
Telur Ayam Kampung 
Matang 
Telur Ayam Negeri 
Mentah 
Telur Ayam Negeri 
Matang
19 
1000 
800 
600 
400 
200 
0 
-200 
Hubungan Frekuensi dan Resistansi dari ke-7 Membran 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
Resistansi (kΩ) 
Frekuensi (kHz) 
Sintetik 
Telur Bebek Mentah 
Telur Bebek Matang 
Telur Ayam Kampung 
Mentah 
Telur Ayam Kampung 
Matang 
Telur Ayam Negeri 
Mentah 
180 
160 
140 
120 
100 
80 
60 
40 
20 
0 
Hubungan Frekuensi dan Konduktansi dari ke -7 Membran 
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 
Konduktansi (μS) 
Frekuensi (kHz) 
Sintetik 
Telur Bebek Mentah 
Telur Bebek Matang 
Telur Ayam Kampung 
Mentah 
Telur Ayam Kampung 
Matang 
Telur Ayam Negeri 
Mentah 
Telur Ayam Negeri 
Matang
20 
Pembahasan 
Salah satu sifat karakteristik membran yang terpengaruh adalah sifat fisika dari 
membran, khusunya sifat konduktansi membran. Karakterisasi sifat fisika dari suatu 
membran meliputi sifat listrik, termal, mekanik, dan sebagainya. Sifat kelistrikan dapat 
dilihat dengan melakukan pengukuran terhadap nilai konduktansi membran dan 
karkteristik Arus-Tegangan (I-V). Karakteristik ini dipengaruhi oleh aliran elektron dan 
ion-ion pada membran. Dari karakteristik arus-tegangan dapat ditentukan sifat ohmik-nya 
suatu membran, daya tahanan listrik dan energi dari arus yang melintasi membran 
(Juansah 2002). 
LCR HiTESTER adalah salah satu jenis alat ukur impedansi yang dioperasikan 
menggunakan layar sentuh (touch screen) sebagai media penghubung antara pengguna 
dengan alat. Layar sentuh interaktif ini memungkinkan pengguna untuk 
mengoperasikan alat ini dengan mudah dan simpel. Prinsip pengukuran ini didasarkan 
pada prinsip bahwa sebuah arus listrik kecil dikirimkan melalui obyek pengukuran 
(sampel) dan pada saat yang sama drop tegangan diukur di seluruh objek pengukuran. 
Dari drop tegangan diukur impedansi (Z), konduktansi (G) dan resistansi (R), sehingga 
nilai kapasitansi dapat dihitung setelah itu. Alat ini dirancang untuk keperluan 
pengukuran sampel yang berbentuk pelet atau padatan. Hal yang terpenting dari 
instrumen ini hanya memiliki satu output yang memberikan arus bolak-balik 
Nilon merupakan polimer yang banyak dipakai sebagai membran ultrafiltrasi, 
yang cenderung bersifat kuat dan tahan gesekan; elastisitasnya besar; kalau diregang 
sampai 8%, benang akan kembali pada panjang semula, tetapi kalau terlalu regang, 
bentuk akan berubah; kenyal; tidak mengisap air sehingga mudah kering; pada 
umumnya tidak tahan panas; larut dalam fenol, tetapi jika menggunakan fenol cair akan 
mengerut; tahan terhadap alkali dan tidak tahan terhadap klor; tahan air garam; tahan 
ngengat/cendawan; jika dibakar terlihat meleleh, tidak menyala dan membentuk tepi 
berwarna coklat (Kurniawan A. 2002). 
Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh grafik plot hubungan frekuensi 
dengan impedansi, konduktansi, kapasitansi, resistansi. Grafik hubungan frekuensi 
dengan impedansi menunjukan pada membran telur bebek mentah dan membran nilon 
terjadi penurunan cukup tajam. Sementara pada grafik membran telur ayam negeri dan 
membran telur kampung baik mentah atau matang mengalami penurunan yang 
signifikan. Secara keseluruhan nilai impedansi membran telur bebek paling besar. 
Grafik hubungan frekuensi dengan konduktansi pada membran telur bebek matang 
memiliki mengalami penurunan dari keadaan konstan. Membran dari nilon sangat 
meningkat dengan membran telur bebek mentah. Grafik hubungan frekuensi dengan 
kapasitansi menunjukan penurunan. Grarik hubungan frekuensi dengan Resistansi pada 
membran telur bebek matang dan mentah serta membran nilon meningkat. Sementara 
yang lainnya menurun. Besar nilai resistansi pada telur bebek sangat berbeda jauh 
dengan yang lainnya (Mashadi 2010). Terjadinya perbedaan tersebut disebabkan 
perbedaan jumlah ion-ion yang terkandung di dalam membran.
21 
SIMPULAN DAN SARAN 
Simpulan 
Karkteristik suatu membran alami dan buatan dilihat pada karakteristik biolistrik 
yang terjadi perubahan nilai induktansi, kapasitansi, konduktansi dan resistansi saat 
diuji dengan LCR Meter pada frekuensi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut karena 
terdapat perbedaan kandungan jumlah ion. 
Saran 
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menguji kondisi membran buatan dari 
jenis lain selain nilon dan dapat menguji pengaplikasian membran setelah diketahui 
perbedaan karakteristik biolistriknya. 
DAFTAR PUSTAKA 
Mahrani, Elly. 2008. Kajian Sifat Reologi Berbagai Jenis Membran Telur. [Skripsi]. 
Departemen Fisika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Bogor: 
Institut Pertanian Bogor. 
Arahman, Nasrul. 2012. Konsep dasar proses pembuatan membran berpori dengan 
metode non-solvent induced phase separation – penentuan cloud point dan diagram 
tiga phasa. Rekayasa Kimia dan Lingkungan. Vol. 9, no. 2: 68-37. 
Suhendi, Akbar. 2007. Pencirian membran mikrofiltrasi nilon-6. [Skripsi]. Bogor: 
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. 
Kurniawan A. 2002. Pengaruh fouling terhadap konduktansin listrik pada Proses filtrasi 
membran polisulfon [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan 
Alam. Institut Pertanian Bogor. 
Fessenden RJ, Fessenden JS. 1986. Kimia Organik, Jilid ke-2. Edisi ke-3. Jakarta: 
Erlangga. 
Imaningtyastuti. 2012. Analisis laju korosi sambungan las pipa stainless steel 316 pada 
kondensor di dalam media larutan NaCl. [skripsi]. Fakultas Teknik, Jurusan Teknik 
Mesin. Universitas Diponegoro. Semarang. 
Juansah J.2002. Studi karakteristik arus tegangan membran polisulfon pada berbagai 
frekuensi,konsentrasi dan suhu. Jurnal Kimia. 2 ( 7 ) : 12-18. 
Mashadi. 2010. Sistem instrumentasi sifat elektrik untuk sampel kapasitor berbasis 
karbon. [Tesis]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/Program Magister 
Fisika Kekhususan Fisika Instrumen. Depok (ID): Universitas Indonesia. 
Mulder, M. 1996. Basic Principles of Membrane Technology, 2rd Edition. London: 
Kluwer Academic Publishers 
Pinnau I, Freeman BD. 2000. Formation and Modification of Polymeric membranes: 
Overview in Membrane Formation and Modification. Ingo: American Chemical 
Society
22

More Related Content

Similar to MEMBRAN ALAMI DAN BUATAN

Pengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptx
Pengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptxPengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptx
Pengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptxHafizmuchti
 
Sterilisasi alat dan media fix
Sterilisasi alat dan media fixSterilisasi alat dan media fix
Sterilisasi alat dan media fixMaldiALKahfi
 
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)itatriewahyuni
 
Pemanfaatan kulit batang gemor 2
Pemanfaatan kulit batang gemor 2Pemanfaatan kulit batang gemor 2
Pemanfaatan kulit batang gemor 2wahyuddin S.T
 
Tugas sel fotosintesis_dan_thermodinamika
Tugas sel fotosintesis_dan_thermodinamikaTugas sel fotosintesis_dan_thermodinamika
Tugas sel fotosintesis_dan_thermodinamikaDharma Cooporation
 
Modul 2 mohamad a.sulthon
Modul 2 mohamad a.sulthonModul 2 mohamad a.sulthon
Modul 2 mohamad a.sulthonSulthon Subrata
 
Makalah Sintesis Nanozeolit
Makalah Sintesis NanozeolitMakalah Sintesis Nanozeolit
Makalah Sintesis NanozeolitAhmad Dzikrullah
 
13 PPT PR IPA 9 2020.ppt
13 PPT PR IPA 9 2020.ppt13 PPT PR IPA 9 2020.ppt
13 PPT PR IPA 9 2020.pptAstutiRauf
 
Makalah hukum I termodinamika(asli)
Makalah hukum I termodinamika(asli)Makalah hukum I termodinamika(asli)
Makalah hukum I termodinamika(asli)Dewi Ponco
 
PRESENTASI SDE.pptx
PRESENTASI SDE.pptxPRESENTASI SDE.pptx
PRESENTASI SDE.pptxekooke12
 
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...IRAWANPERWANDA
 
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...IRAWANPERWANDA
 
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...IRAWANPERWANDA
 

Similar to MEMBRAN ALAMI DAN BUATAN (20)

3. bab-i (1)
3. bab-i (1)3. bab-i (1)
3. bab-i (1)
 
Pengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptx
Pengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptxPengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptx
Pengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptx
 
Sterilisasi
SterilisasiSterilisasi
Sterilisasi
 
Sterilisasi alat dan media fix
Sterilisasi alat dan media fixSterilisasi alat dan media fix
Sterilisasi alat dan media fix
 
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
 
Pemanfaatan kulit batang gemor 2
Pemanfaatan kulit batang gemor 2Pemanfaatan kulit batang gemor 2
Pemanfaatan kulit batang gemor 2
 
Tugas sel fotosintesis_dan_thermodinamika
Tugas sel fotosintesis_dan_thermodinamikaTugas sel fotosintesis_dan_thermodinamika
Tugas sel fotosintesis_dan_thermodinamika
 
Modul 2 mohamad a.sulthon
Modul 2 mohamad a.sulthonModul 2 mohamad a.sulthon
Modul 2 mohamad a.sulthon
 
8 STERILISASI.ppt
8 STERILISASI.ppt8 STERILISASI.ppt
8 STERILISASI.ppt
 
Ppt elektroforesis
Ppt elektroforesisPpt elektroforesis
Ppt elektroforesis
 
Makalah Sintesis Nanozeolit
Makalah Sintesis NanozeolitMakalah Sintesis Nanozeolit
Makalah Sintesis Nanozeolit
 
13 PPT PR IPA 9 2020.ppt
13 PPT PR IPA 9 2020.ppt13 PPT PR IPA 9 2020.ppt
13 PPT PR IPA 9 2020.ppt
 
Makalah hukum I termodinamika(asli)
Makalah hukum I termodinamika(asli)Makalah hukum I termodinamika(asli)
Makalah hukum I termodinamika(asli)
 
Thermodinamika
ThermodinamikaThermodinamika
Thermodinamika
 
Konsep umum biologi sel
Konsep umum biologi selKonsep umum biologi sel
Konsep umum biologi sel
 
PRESENTASI SDE.pptx
PRESENTASI SDE.pptxPRESENTASI SDE.pptx
PRESENTASI SDE.pptx
 
Alkohol. second
Alkohol. secondAlkohol. second
Alkohol. second
 
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
 
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
 
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 

MEMBRAN ALAMI DAN BUATAN

  • 1. KARAKTERISTIK BIOLISTRIK PADA MEMBRAN ALAMI DAN MEMBRAN BUATAN MUTIARA KHAIRUNNISA G74120016 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN FISIKA BOGOR 2014
  • 2. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Membran adalah fasa (padat atau cair) yang berfungsi sebagai penghalang aliran ion atau molekul yang berada dalam larutan, yang merupakan penghubung dua daerah yang memiliki karakter yang berbeda. Karakter tersebut diantaranya: perbedaan konsentrasi, suhu, tekanan, viskositas dan komposisi larutan. Jenis, sifat dan ukuran pori mempengaruhi kinerja membran. Lingkungan juga berpengaruh pada sistem kerja membran (Rakhmanudin, 2005). Teknologi membran telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang, seperti pada teknologi industri, biologi, kimia, fisika dan kesehatan. Jika dilihat dari segi energi, teknologi membran tergolong teknologi yang hemat dan bersih karena saat mengoperasikannya tidak diperlukan energi yang besar. Selain itu juga tidak diperlukan zat-zat kimia pendukung yang menimbulkan masalah baru sehubungan dengan limbah (Huriawati, 2006). Membran terbagi atas dua jenis yaitu membran alami dan sintetik. Membran telur merupakan merupakan salah satu dari membran alami. Karakteristik membran ini meliputi sifat listrik, termal, mekanik dan sebagainya. Sifat kelistrikan dapat dilihat dengan melakukan pengukuran konduktansi, kapasitansi, impedansi dan resistansi. Sedangkan mekanik dengan melakukan uji tarik, uji tekan, uji getar dan uji geser. Telur memiliki suplai protein dengan asam amino yang hampir sempurna untuk memenuhi kebutuhan tubuh, begitu pula kandungan mineral dan vitaminnya. Telur juga mengandung asam amino esensial (asam amino yang tidak dapat diproduksi tubuh sehingga harus dipasok dari makanan yang lengkap). Secara fisik, telur terdiri dari empat bagian yaitu cangkang atau kulit luar (shell), lapisan selaput (membrane shell), putih telur (egg white), dan kuning telur (yolk). Pada proses makhluk hidupnya membran telur berfungsi sebagai pelindung embrio atau pelindung putih telur dan kuning telur agar tidak keluar dan terkontaminasi oleh zat yang tigak diinginkan. Membran telur memiliki pori-pori yang berfungsi sebagai media lalu lintas gas oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Dalam prosesnya membran telur dikategorikan sebagai media yang penting. Proses perebusan dan perendaman membran telur memberikan pengaruh pada sifat-sifat membran telur tersebut (Mahrani, 2008). Perumusan Masalah Bagaimana karakteristik pada membran alami dan membran buatan? Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi membran alami pada telur bebek,telur ayam negri dan telur ayam kampung serta membran buatan dengan menggunakan benang nilon.
  • 3. 2 Hipotesis Kondisi membran telur yang direbus (matang) mengakibatkan nilai kapasitansi yang lebih kecil dari telur yang tidak direbus. TINJAUAN PUSTAKA Membran Telur Membran Telur Sebagai bahan pangan, telur merupakan gudang semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh kecuali vitamin C dan K. Vitamin yang terpenting pada telur adalah vitamin B12 yang dapat memperbaiki fungsi saraf. Tidak hanya itu, telur juga mengandung lesithin (emulsifier alami) yang kaya akan cholin. Cholin terlibat dalam pemindahan kolesterol melalui peredaran darah dan mambantu metabolisme lemak. Cholin juga merupakan komponen penting dari membran sel dan jaringan saraf. Telur tersusun dari kuning telur (yolk), putih telur (albumen), kerabang tipis, kerabang telur, dan beberapa bagian lain yang cukup kompleks. Kerabang telur terdiri atas dua bagian, yaitu kerabang tipis (membran) baik luar dan dalam yang dihasilkan oleh istmus dan kerabang telur keras. Tebal kerabang telur 300 mm. Kerabang telur terdiri atas bahan kering 98,4% dan air 1,6%. Bahan kering terdiri dari protein 3,3%dan mineral 95,1%. Mineral yang paling banyak terdapat pada kerabang telur adalah CaCO3 (98,43%), MgCO3 (0,84%), dan Ca3(PO4)2 (0,75%).Lapisan kerabang telur terdiri dari kutikula, membran palisadik, membrane cone, membran mamiler, dan membran kerabang dalam (Yuwanta, 2004). Cangkang telur merupakan bagian telur paling luar, berlapis keras setebal 0,2-0,4 mm dan mengandung kalsium karbonat yang berfungsi melindungi bagian dalam telur. Pada kulit telur terdapat pori-pori yang dapat dilalui udara. Warnanya bervariasi mulai dari putih sampai kecokelatan tergantung pada jenis unggasnya. Namun perbedaan warna sama sekali tidak mempengaruhi kualitas telur. Lapisan tipis yang terletak antara kulit luar dan isi telur (putih dan kuning telur) disebut memban shell atau selaput lapisan yang terdiri dari lapisan membran dalam dan membran luar, keduanya mirip dinding yang menghalangi bakteri (Wirakusumah). Membran telur adalah membran alami yaitu membran dalam proses makhluk hidup. Membran telur dalam proses makhluk hidupnya dikategorikan sebagai alat filtrasi pencegah masuknya zat yang tidak diinginkan. Membran telur merupakan membran yang bermuatan netral. Sesuai dengan fungsi aslinya membran telur diusahakan pengembangannya sebagai alat filtrasi dalam aplikasi teknologi. Efektivitas kerja membran sangat dipengaruhi kualitas telur. Apabila telur yang digunakan berkualitas buruk maka akan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan karena membran tipisnya juga berkualitas buruk (Mahrani, 2008). Magnetic Stirrer Hot Plate Benang nilon diurai menggunakan magnetic stirrer hot plate, yaitu alat laboratorium yang bekerja berdasarkan bidang magnetik berputar untuk membuat stir bar (batang pengaduk) yang tercelup didalam cairan menjadi berputar dengan sangat cepat sehingga mengaduk cairan tersebut hingga merata. Bidang berputar tersebut dapat
  • 4. dibuat baik dengan magnet berputar atau dengan satu set electromagnet statis yang diletakan di bawah bejana beaker glass. Magnetic stirer seringkali dilengkapi dengan lempengan pemanas untuk memanaskan cairan dalam beaker glass. Kelebihan dari magnetic stirrer hot plate yaitu dapat mengaduk, memanaskan dan mencampur cairan dalam satu bejana. Jangkauan suhunya berkisar antara (0-380)°C sehingga tidak merusak beaker glass yang memiliki toleransi suhu maksimal pemanasan ±500°C. untuk waktu pengoperasian dapat diatur hingga 99 jam dan putaran kecepatan pengaduk maksimalnya hingga 3500 RPM. Kelemahan dari magnetic stirrer hot plate adalah karena terbatasnya ukuran batang pengaduk dan dimensi dari lempeng pemanas sehingga kapasitas bejana atau beaker glass yang bisa dipanaskan diatasnya terbatas hingga ±500 mL. Selain itu, jika cairan yang diaduk terlalu kental atau mengandung padatan lebih banyak daripada cairan, maka batang pengaduk tidak dapat mengaduk secara merata. Pada bagian bawah hot plate, terdapat magnet yang akan bereaksi dengan stir bar atau batang pengaduk, sehingga saat kecepatan pengadukan diinput, stir bar akan berputar mengikuti pergerakan magnet yang berada di bawah hot plate. Stir bar atau batang pengaduk digunakan untuk mengaduk campuran cairan atau larutan. Pergerakan dari batang pengaduk ini sendiri digerakan oleh magnet berputar atau gabungan elektromagnet (contohnya koil) yang terletak dibawah bejana berisi cairan. Kaca tidak memberikan efek apapun terhadap medan magnet, sehingga batang pengaduk magnetik dapat bekerja dengan baik pada bejana kaca (misalnya beaker glass). Batang pengaduk biasanya dilapisi oleh teflon, atau sedikit mengandung bahan kaca. Pelapis kaca digunakan untuk cairan logam alkali (kecuali larutan alkali, yang akan mengikis habis), larutan logam alkali didalam ammonia. Kedua pelapis ini secara kimia tidak berpengaruh dan tidak mengkontaminasi atau bereaksi dengan campuran reaksi didalamnya. Cara kerja dari magnetic stirrer hot plate dimulai dengan mengatur temperatur pemanasan, kecepatan pengadukan dan waktu yang akan diberikan selama pengujian. Pengaturan awal ini dilakukan dengan menekan tombol mode, jika lampu indikator heating menyala dan display menunjukkan angka 0 maka tombol turn and push diputar untuk mengatur besar temperatur pemanasan yang akan diberikan. Setelah temperatur yang diinginkan sudah tercantum di display, tekan tombol turn and push untuk mengunci temperatur. Temperatur akan naik secara perlahan-lahan hingga mencapai temperatur yang telah diinput. Untuk menginput besar kecepatan putaran pengadukan, tekan tombol mode. Jika lampu indikator stirring sudah menyala, maka dengan menggunakan tombol turn and push besar kecepatan putaran bisa diinput dan dikunci. Ketika kecepatan pengadukan telah dikunci, batang pengaduk otomatis bergerak mengaduk cairan/larutan didalam bejana kaca sesuai dengan besar kecepatan yang diinput. Untuk menginput waktu, sama dengan pengaturan temperatur dan kecepataran. Dengan menekan tombol mode hingga lampu indikator timer menyala, dan memutar tombol turn and push hingga mencapai waktu pengujian yang diinginkan. Selama pengujian, besar temperatur,kecepatan dan sisa waktu bisa dilihat dengan menekan tombol mode dan informasi tersebut akan ditampilkan didalam display. Magnetic stirrer hot plate ini dilengkapi dengan alarm yang akan berbunyi otomatis jika waktu yang diinput telah habis dan setelah alarm berhenti berbunyi maka pergerakan batang pengaduk dan kenaikan temperatur akan terhenti pula (Imaningtyastuti 2012). 3
  • 5. 4 Nilon Nilon adalah senyawa polimer yang memiliki gugus amida pada setiap unit ulangannya, sehingga nilon disebut juga senyawa poliamida. Nilon bersifat ssemikristalin, kuat dan tahan terhadap suhu tinggi. Nilon dapat dijadikan membran yang memiliki sifat fisik, kimia dan mekanik yang baik, seperti memiliki ketahanan terhadap pH ekstrim dan suhu tinggi (Suhendi, Akbar 2007). Sifat-sifat nilon adalah sebagai berikut: kuat dan tahan gesekan; elastisitasnya besar; kalau diregang sampai 8%, benang akan kembali pada panjang semula, tetapi kalau terlalu regang, bentuk akan berubah; kenyal; tidak mengisap air sehingga mudah kering; pada umumnya tidak tahan panas; larut dalam fenol, tetapi jika menggunakan fenol cair akan mengerut; tahan terhadap alkali dan tidak tahan terhadap klor; tahan air garam; tahan ngengat/cendawan; jika dibakar terlihat meleleh, tidak menyala dan membentuk tepi berwarna coklat (Kurniawan A. 2002). Asam Klorida (HCL) Asam klorida adalah salah satu senyawa halida asam yang paling banyak diketahui dan merupakan senyawa antara untuk sintesis turunan asam lemak lain, antara lain sebagai bahan asilasi untuk sintesis ester, amida, dan anhidrida asam. Asam klorida sangat reaktif. Adanya gugus Cl yang terikat pada karbon positif karbonil, sehingga lebih mudah ditukar-gantikan daripada bila terikat pada karbon alkil. Oksigen dan klorin merupakan gugus penarik elektron yang kuat sehingga karbon lebih bermuatan positif. Hal ini berarti nukleofil yang lemah pun dapat menyerang karbon. Fenomena inilah yang menyebabkan asam klorida sangat bergunasebagai zat antara untuk sintesis kimia lebih lanjut. Mekanisme reaksi antara suatu asam klorida dan nukleofil mengisyaratkan bahwa penukargantian Cl- tidaklah sesederhana reaksi SN2. Reaksi asam klorida meliputi dua tahapan, yaitu adisi nukleofil pada gugus karbonil dan eliminasi ion klorida. Reaksi ini disebut substitusi asil nukleofil yang berarti substitusi nukleofil pada suatu karbon asil (RCO-) (Fessenden 1986). Asam klorida dengan bobot molekul tinggi dapat didestilasi pada tekanan rendah tanpa mengalami penguraian. Semua asam klorida mempunyai aktivitas kimia yang tinggi dan mudah dihidrolisis oleh air maupun uap air. Umumnya asam klorida dibuat dengan cara klorinasi asam lemak atau melalui garam natriumnya, baik dengan atau tanpa pelarut. Aseton Aseton yang juga dikenal dengan propanon, dimetil keton, 2-propanon, propan- 2-on, dimetilformaldehida, dan β-ketopropana, adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Ia merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter,dll. Ia sendiri juga merupakan pelarut yang penting. Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya. Selain dimanufaktur secara industri, aseton juga dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia dalam kandungan kecil.
  • 6. 5 METODE Bahan Penelitian ini menggunakan membran alami yaitu telur ayam kampung, telur ayam negeri/ras, telur bebek dengan masing-masing dua butir telur dalam keadaan mentah dan matang serta membran buatan dari benang nilon. Untuk proses pembuatan membran menggunakan Asam Klorida (HCL) sebanyak 20 ml dan aseton sebanyak 2 ml. Alat Pengukuran karakteristik biolistrik pada membran menggunakan LCR HITESTER dan LCR Meter 5Mhz dilengkapi kabel. Papan PCB berukuran (3x3)cm. Untuk mengurai susunan nilon digunakan magnetic stirrer hot plate. Sementara nilon diwadahi dalam beaker glass. Wadah berisi air aquades, kertas alumunium foil, papan kaca, penggiling dan selotip untuk mencetak membran. Prosedur Prosedur penelitian diawali dengan persiapan alat dan bahan. Telur ayam kampung, ayam negeri dan bebek direbus lalu dikupas perlahan. Lepas bagian cangkang yang melekat pada membran. Jangan sampai ada bagian membran yang rusak. Kondisikan ukuran membran masing-masing (3x3)cm lalu jepit pada papan PCB yang telah disediakan. Ukur karakteristik masing-masing membran dengan LCR Meter dengan frekuensi 100, 150, 200, 250, 300, 350, 400, 450, 500. Catat nilai impedansi(Z), Konduktansi(G), Kapasitansi(Cs) dan Induktansi (Rs) pada setiap masing-masing frekuensi. Sementara itu, timbang benang nilon sebanyak lima gram dengan timbangan. Gunakan nilon 4gr dengan ukuran kecil dan masukan dalam beaker glass, masukan pula 20 ml HCL dan 1.5 ml aseton dan batang pengaduk lalu tutup dengan alumunium foil. Operasikan magnetic stirrer selama 30 menit agar larutan dalam beaker glass homogen. Siapkan kaca yang sudah diberi solatip di kedua sisi yang berhadapan. Setelah alarm berbunyi, angkat beaker glass dan tungkan cairan membran secukupnya d sisi yang tidak bersolatip, lalu ratakan dengan penggiling. Masukan secara langsung ke wadah yang berisi aquades. Angkat membran dan keringkan.
  • 7. 6 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Setelah dilakukan pengujian karakterisasi dari keempat membran, diperoleh hasil data dan pengolahan data dalam bentuk grafik sebagai berikut : Membran Telur Ayam Negeri Tabel 1. Data Membran dari Telur Ayam Negeri Mentah No. Frekuensi (kHz) Impedansi (kilo ohm) Kapasistansi (pF) Resistansi (ohm) Konduksi (mS) 1 100 31.52 56.128 13.763 13.854 2 200 18.33 45.353 5.3015 15.779 3 300 12.921 42.391 3.213 19.246 4 400 10.093 40.254 2.041 20.035 5 500 8.1795 39.523 1.4286 21.353 6 600 6.9649 38.591 1.1245 23.181 7 700 6.0576 37.969 914.94 24.934 8 800 5.307 37.864 746.54 26.507 9 900 4.7341 37.714 652.31 29.106 10 1000 4.2636 37.678 579.25 31.864 40 30 20 10 0 Grafik 1. hubungan Frekuensi dengan Impedansi pada Membran Telur Ayam Negeri Mentah 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Z (k ohm) f (kHz) Z (k ohm)
  • 8. 7 60 40 20 0 Grafik 2. Hubungan Frekuensi dengan Kapasitansi pada Membran Telur Ayam Negeri Mentah 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Cs (pF) f (kHz) Cs (pF) 1000 Grafik 3. Hubungan Frekuensi dengan Resistansi pada Membran 500 0 -500 Telur Ayam Negeri Mentah 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Rs (ohm) f (kHz) Rs (ohm) 40 30 20 10 0 Grafik 4. Hubungan Frekuensi dengan Konduktansi pada Membran Telur Ayam Negeri Mentah 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 G (mS) f (kHz) G (mS)
  • 9. 8 Tabel 2. Data Membran dari Telur Ayam Negeri Matang No. Frekuensi (kHz) Impedansi (k ohm) Kapasistansi (pF) Resistansi (kilo ohm) Konduksi (mS) 1 100 302.03 9.9647 256.34 2.8101 2 200 21.789 37.482 4.9009 10.323 3 300 51.765 13.451 33.527 12.512 4 400 11.573 34.684 1.5241 11.38 5 500 9.4174 34.021 1.0698 12.063 6 600 8.0027 33.319 813.58 12.704 7 700 6.8981 33.089 607.42 12.765 8 800 6.0211 33.119 498.7 13.726 9 900 5.4018 32.816 374.26 12.826 10 1000 88.669 2.6536 65.307 8.3064 400 350 300 250 200 150 100 50 0 Grafik 1. Hubungan Frekuensi dengan Impedansi pada Membran Telur Ayam Negeri Matang 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Z (k ohm) f (kHz) Z (k ohm) 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Grafik 2. Hubungan Frekuensi dengan Kapasitansi pada Membran Telur Ayam Negeri Matang 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Cs (pF) f (kHz) Cs (Pf)
  • 10. 9 200 150 100 50 0 Grafik 3. Hubungan Frekuensi dengan Resistansi pada Membran Telur Ayam Negeri Matang 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Rs (k ohm) 25 20 15 10 5 0 Grafik 4. Hubungan Frekuensi dengan Konduktansi pada Membran Telur Ayam Negeri Matang 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 G (mS) Membran Telur Bebek f (kHz) F (kHz) Tabel 3. Data Membran dari Telur Bebek Mentah No. Frekuensi (kHz) Impedansi (k ohm) Kapasistansi (pF) Resistansi (kilo ohm) Rs (k ohm) G (mS) Konduksi (nS) 1 100 1264.9 1.2583 2.3473 1.4671 2 200 668.54 1.2194 145.17 324.79 3 300 423.15 1.2675 62.282 347.84 4 400 381.18 1.05 41.381 284.8 5 500 298.58 1.0664 7.5504 84.69
  • 11. 6 600 248.76 1.0664 2.1582 34.878 7 700 538.75 0.4273 84.41 290.81 8 800 197.65 1.0884 11.812 302.36 9 900 186.45 0.9539 19.916 572.9 10 1000 171.79 0.9356 24.002 813.3 10 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 Grafik 1. Hubungan Frekuensi dengan Impedansi pada Membran Telur Bebek Mentah 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Z (k ohm) f (kHz) Z (k ohm) 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 Grafik 2. Hubungan Frekuensi dengan Kapasitansi pada Membran Telur Bebek Mentah 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Cs (pF) f (kHz) Cs (pF)
  • 12. k ohm) G (nS) 11 200 150 100 50 0 Grafik 3. Hubungan Frekuensi dengan Resistansi pada Membran Telur Bebek Mentah 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 R s k ohm) f (kHz) 1000 800 600 400 200 0 Grafik 4. Hubungan Frekuensi dengan Konduktansi pada Membran Telur Bebek Mentah 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 G (nS) f (kHz) Tabel 4. Data Membran dari Telur Bebek Matang No. Frekuensi (kHz) Impedansi (k ohm) Kapasistansi (pF) Resistansi (kilo ohm) Konduksi (mS) 1 100 48.165 33.408 7.0878 3.0553 2 200 370.84 2.3935 164.29 1.1946 3 300 62.584 16.832 54.069 13.804 4 400 174.98 2.8366 104.61 3.4165 5 500 118.99 4.0027 88.52 6.2515 6 600 105.38 3.8296 79.424 7.1516 7 700 67.516 5.7802 54.875 12.038 8 800 54.011 6.677 45.05 15.443 9 900 44.386 7.1327 36.816 18.687 10 1000 36.607 7.5799 29.987 22.377
  • 13. 12 400 300 200 100 0 Grafik 1. Hubungan Frekuensi dengan Impedansi pada Membran Telur Bebek Matang 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Z (k ohm) f (kHz) Z (k ohm) 40 30 20 10 0 Grafik 2. Hubungan Frekuensi dengan Kapasitansi pada Membran Telur Bebek Matang 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Cs (pF) F (kHz) Cs (pF) 200 150 100 50 0 Grafik 3. Hubungan Frekuensi dengan Resistansi pada Membran Telur Bebek Matang 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Rs (k ohm) f (kHz) Rs (k ohm)
  • 14. G (mS) 13 25 20 15 10 5 0 Grafik 4. Hubungan Frekuensi dengan Konduktansi pada Membran Telur Bebek Matang 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 G (mS) Membran Telur Ayam Kampung F (kHz) Tabel 5. Data Membran dari Telur Ayam Kampung Mentah No. Frekuensi (kHz) Impedansi (k ohm) Kapasistansi (pF) Resistansi (kilo ohm) Konduksi (mS) 1 100 1387.9 1.1581 193.72 100.57 2 200 21.221 37.65 1.895 4.2079 3 300 14.7 36.317 1.6418 7.5978 4 400 11.172 35.827 1.2181 9.7587 5 500 8.9613 35.745 1.0016 12.473 6 600 7.672 34.725 0.712 12.097 7 700 6.6462 34.395 0.6876 15.567 8 800 5.8473 34.207 0.60544 17.7 9 900 5.2404 33.929 0.54426 19.819 10 1000 4709.2 34.023 0.54241 24.459 5000 4000 3000 2000 1000 0 -1000 Grafik 1. Hubungan Frekuensi dengan Impedansi pada Membran Telur Ayam Kampung Mentah 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Z (k ohm) f (kHz) Z (k ohm)
  • 15. 14 50 40 30 20 10 0 Grafik 2. Hubungan Frekuensi dengan Kapasitnsi pada Membran Telur Ayam Kampung Mentah 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Cs (pF) f (kHz) Cs (pF) 250 200 150 100 50 0 -50 Grafik 3. Hubungan Frekuensi dengan Kapasitnsi pada Membran Telur Ayam Kampung Mentah 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Rs (k ohm) f (kHz) Rs (k ohm) 120 100 80 60 40 20 0 -20 Grafik 4. Hubungan Frekuensi dengan Konduksi pada Membran Telur Ayam Kampung Mentah 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 G (mS) f (kHz) G (mS)
  • 16. 15 Grafik Membran dari Telur Ayam Kampung Matang Grafik 1. Hubungan Frekuensi dengan Impedansi pada Membran Telur Ayam Kampung Matang y = -1.6853x + 69.135 R² = 0.0172 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Impedansi (kΩ) Frekuensi (kΩ) Impedansi (kΩ) Linear (Impedansi (kΩ)) Grafik 2. Hubungan Frekuensi dengan Resistansi pada Membran Telur Ayam Kampung Matang y = 1.7681x + 31.143 R² = 0.0232 120 100 80 60 40 20 0 Resistansi (kΩ) Frekuensi (kΩ) Resistansi(kΩ) Linear (Resistansi(kΩ))
  • 17. 16 Nilon Grafik 3. Hubungan Frekuensi dengan Kapasitansi pada Membran Telur Ayam Kampung Matang y = -2.6472x + 27.694 R² = 0.5412 35 30 25 20 15 10 5 0 Kapasitansi (pF) Frekuensi (kΩ) Kapasitansi (pF) Linear (Kapasitansi (pF)) Grafik 4. Hubungan Frekuensi dengan Koduktansi pada Membran Telur Ayam Kampung Matang y = 2.2661x - 0.1484 R² = 0.8242 30 25 20 15 10 5 0 Konduktansi (μS) Frekuensi (kΩ) Konduktansi (μS) Linear (Konduktansi (μS)) Grafik Hubungan antara Frekuensi dengan Impedansi y = -1.6778x + 27.56 R² = 0.0927 60 50 40 30 20 10 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Impedansi (kΩ) Frekuensi (kΩ) Impedansi (kΩ) Linear (Impedansi (kΩ))
  • 18. 17 Grafik Hubungan antara Frekuensi dengan Kapasitansi y = -1.2919x + 38.142 R² = 0.2442 50 40 30 20 10 0 Kapasitansi (pF) Frekuensi (kΩ) Kapasitansi (pF) Linear (Kapasitansi (pF)) Grafik Hubungan antara Frekuensi dengan Resistansi y = 0.9342x + 2.2285 R² = 0.0357 60 50 40 30 20 10 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Resistansi (kΩ) Frekuensi (kΩ) Resistansi(kΩ) Linear (Resistansi(kΩ)) Grafik Hubungan antara Frekuensi dengan Konduktasi y = 4.0998x - 1.6117 R² = 0.7612 60 50 40 30 20 10 0 Konduktansi (μS) Frekuensi (kΩ) Konduktansi (μS) Linear (Konduktansi (μS))
  • 19. 18 Grafik Gabungan 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 -200 Hubungan Frekuensi dan Impedansi dari ke -7 Membran 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Impedansi (kΩ) Frekuensi (kHz) Sintetik Telur Bebek Mentah Telur Bebek Matang Telur Ayam Kampung Mentah Telur Ayam Kampung Matang Telur Ayam Negeri Mentah Telur Ayam Negeri Matang 500 400 300 200 100 0 -100 Hubungan Frekuensi dan Kapasitansi dari ke -7 Membran 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Kapasitansi (pF) Frekuensi (kHz) Sintetik Telur Bebek Mentah Telur Bebek Matang Telur Ayam Kampung Mentah Telur Ayam Kampung Matang Telur Ayam Negeri Mentah Telur Ayam Negeri Matang
  • 20. 19 1000 800 600 400 200 0 -200 Hubungan Frekuensi dan Resistansi dari ke-7 Membran 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Resistansi (kΩ) Frekuensi (kHz) Sintetik Telur Bebek Mentah Telur Bebek Matang Telur Ayam Kampung Mentah Telur Ayam Kampung Matang Telur Ayam Negeri Mentah 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Hubungan Frekuensi dan Konduktansi dari ke -7 Membran 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Konduktansi (μS) Frekuensi (kHz) Sintetik Telur Bebek Mentah Telur Bebek Matang Telur Ayam Kampung Mentah Telur Ayam Kampung Matang Telur Ayam Negeri Mentah Telur Ayam Negeri Matang
  • 21. 20 Pembahasan Salah satu sifat karakteristik membran yang terpengaruh adalah sifat fisika dari membran, khusunya sifat konduktansi membran. Karakterisasi sifat fisika dari suatu membran meliputi sifat listrik, termal, mekanik, dan sebagainya. Sifat kelistrikan dapat dilihat dengan melakukan pengukuran terhadap nilai konduktansi membran dan karkteristik Arus-Tegangan (I-V). Karakteristik ini dipengaruhi oleh aliran elektron dan ion-ion pada membran. Dari karakteristik arus-tegangan dapat ditentukan sifat ohmik-nya suatu membran, daya tahanan listrik dan energi dari arus yang melintasi membran (Juansah 2002). LCR HiTESTER adalah salah satu jenis alat ukur impedansi yang dioperasikan menggunakan layar sentuh (touch screen) sebagai media penghubung antara pengguna dengan alat. Layar sentuh interaktif ini memungkinkan pengguna untuk mengoperasikan alat ini dengan mudah dan simpel. Prinsip pengukuran ini didasarkan pada prinsip bahwa sebuah arus listrik kecil dikirimkan melalui obyek pengukuran (sampel) dan pada saat yang sama drop tegangan diukur di seluruh objek pengukuran. Dari drop tegangan diukur impedansi (Z), konduktansi (G) dan resistansi (R), sehingga nilai kapasitansi dapat dihitung setelah itu. Alat ini dirancang untuk keperluan pengukuran sampel yang berbentuk pelet atau padatan. Hal yang terpenting dari instrumen ini hanya memiliki satu output yang memberikan arus bolak-balik Nilon merupakan polimer yang banyak dipakai sebagai membran ultrafiltrasi, yang cenderung bersifat kuat dan tahan gesekan; elastisitasnya besar; kalau diregang sampai 8%, benang akan kembali pada panjang semula, tetapi kalau terlalu regang, bentuk akan berubah; kenyal; tidak mengisap air sehingga mudah kering; pada umumnya tidak tahan panas; larut dalam fenol, tetapi jika menggunakan fenol cair akan mengerut; tahan terhadap alkali dan tidak tahan terhadap klor; tahan air garam; tahan ngengat/cendawan; jika dibakar terlihat meleleh, tidak menyala dan membentuk tepi berwarna coklat (Kurniawan A. 2002). Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh grafik plot hubungan frekuensi dengan impedansi, konduktansi, kapasitansi, resistansi. Grafik hubungan frekuensi dengan impedansi menunjukan pada membran telur bebek mentah dan membran nilon terjadi penurunan cukup tajam. Sementara pada grafik membran telur ayam negeri dan membran telur kampung baik mentah atau matang mengalami penurunan yang signifikan. Secara keseluruhan nilai impedansi membran telur bebek paling besar. Grafik hubungan frekuensi dengan konduktansi pada membran telur bebek matang memiliki mengalami penurunan dari keadaan konstan. Membran dari nilon sangat meningkat dengan membran telur bebek mentah. Grafik hubungan frekuensi dengan kapasitansi menunjukan penurunan. Grarik hubungan frekuensi dengan Resistansi pada membran telur bebek matang dan mentah serta membran nilon meningkat. Sementara yang lainnya menurun. Besar nilai resistansi pada telur bebek sangat berbeda jauh dengan yang lainnya (Mashadi 2010). Terjadinya perbedaan tersebut disebabkan perbedaan jumlah ion-ion yang terkandung di dalam membran.
  • 22. 21 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Karkteristik suatu membran alami dan buatan dilihat pada karakteristik biolistrik yang terjadi perubahan nilai induktansi, kapasitansi, konduktansi dan resistansi saat diuji dengan LCR Meter pada frekuensi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut karena terdapat perbedaan kandungan jumlah ion. Saran Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menguji kondisi membran buatan dari jenis lain selain nilon dan dapat menguji pengaplikasian membran setelah diketahui perbedaan karakteristik biolistriknya. DAFTAR PUSTAKA Mahrani, Elly. 2008. Kajian Sifat Reologi Berbagai Jenis Membran Telur. [Skripsi]. Departemen Fisika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Arahman, Nasrul. 2012. Konsep dasar proses pembuatan membran berpori dengan metode non-solvent induced phase separation – penentuan cloud point dan diagram tiga phasa. Rekayasa Kimia dan Lingkungan. Vol. 9, no. 2: 68-37. Suhendi, Akbar. 2007. Pencirian membran mikrofiltrasi nilon-6. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Kurniawan A. 2002. Pengaruh fouling terhadap konduktansin listrik pada Proses filtrasi membran polisulfon [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Fessenden RJ, Fessenden JS. 1986. Kimia Organik, Jilid ke-2. Edisi ke-3. Jakarta: Erlangga. Imaningtyastuti. 2012. Analisis laju korosi sambungan las pipa stainless steel 316 pada kondensor di dalam media larutan NaCl. [skripsi]. Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin. Universitas Diponegoro. Semarang. Juansah J.2002. Studi karakteristik arus tegangan membran polisulfon pada berbagai frekuensi,konsentrasi dan suhu. Jurnal Kimia. 2 ( 7 ) : 12-18. Mashadi. 2010. Sistem instrumentasi sifat elektrik untuk sampel kapasitor berbasis karbon. [Tesis]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/Program Magister Fisika Kekhususan Fisika Instrumen. Depok (ID): Universitas Indonesia. Mulder, M. 1996. Basic Principles of Membrane Technology, 2rd Edition. London: Kluwer Academic Publishers Pinnau I, Freeman BD. 2000. Formation and Modification of Polymeric membranes: Overview in Membrane Formation and Modification. Ingo: American Chemical Society
  • 23. 22