Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya mengeluarkan "energi negatif" dan menabung "energi positif" dalam diri seseorang sesuai ajaran Islam dan filsafat China. Islam menyebutnya sebagai akhlak buruk dan akhlak baik, sedangkan China menyebutnya sebagai Yin dan Yang. Walaupun berbeda konsep, intinya sama yaitu pentingnya mendominasi energi positif agar mendapat kebaikan. Dokumen tersebut juga menj
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
1. 1
Berbahagialah Dengan Cara:
“Membuang Energi Negatif dan Menabung Energi Positif”
Ada serangkaian ayat al-Quran yang menyatakan tentang perintah untuk berzakat dan bersedekah, yang di satu sisi bermakna ‘membuang’ energi negatif, dan di satu sisi bermakna ‘menabung’ energi positif.
Simaklah ayat-ayat al-Quran berikut:
عَلَيْهِمْ
يهِم بِهَا وَصَلِرُّهُمْ وَتُزَكِّتُطَهِمْ صَدَقَةًمْوَالِهِ
َ
خُذْ مِنْ أ إِنَّ
صَلََتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَالَلَُّ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan1 dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka2. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS at-Taubah/9: 103)
نبَتَتْ سَبّْعَ
َ
مْوَالَهُمْ فِِ سَبِيلِ الَلَِّ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أ
َ
مَثَلُ الََِّينَ يُنفِقُونَّ أ
سُنبُّلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ
ِ
لَ فِِ كُُسَنَابِ وَالَلَُّ يُضَاعِفُ لِمَن يشََاءُ وَالَلَُّ
وَاسِعٌ عَلِيمٌ ﴿ ١٦٢ مْوَالَهُمْ فِِ سَبِ
َ
﴾ الََِّينَ يُنفِقُونَّ أ يلِ الَلَِّ ثُمَ لََ
ذًى
َ
نفَقُوا مَنًا وَلََ أ
َ
يُتْبِّعُونَّ مَا أ جْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلََ خَوْفٌ
َ
لَهُمْ أ
﴾ عَلَيْهِمْ وَلََ هُمْ يََْزَنُونَّ ﴿ ١٦١ قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيٌْْ مِّن
ذًى
َ
صَدَقَةٍ يَتْبَّعُهَا أ وَالَلَُّ غَنِِيٌ حَلِيمٌ ﴿ ١٦٢ يُّهَا الََِّينَ آمَنُوا لََ
َ
﴾ يَا أ
ذَىٰ كََلََِّي يُنفِقُ مَالََُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلََ
َْتُبّْطِلُوا صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالْ
يُؤْمِنُ بِالَلَِّ وَالَْْوْمِ الْْخِرِ صَابَهُ
َ
فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍّ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأ
1Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda.
2Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka.
2. 2
وَ ابِلٌ فَتَََكَهُ صَلًْْا لََ يَّقْدِرُونَّ عََلَٰ شََْءٍ مِّمَا كَسَبُّوا وَالَلَُّ لََ يَّهْدِي
الْقَوْمَ الْكََفِرِينَ ﴿ ١٦٢ مْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ
َ
﴾ وَمَثَلُ الََِّينَ يُنفِقُونَّ أ
نفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَةٍ بِرَب َ
مَرْضَاتِ الَلَِّ وَتَثْبِّيتًا مِّنْ أ صَابَهَا وَابِلٌ
َ
وَةٍ أ
كُلَهَا ضِعْفَيِْْ فَإِنّ لَمْ يُصِبّْهَا وَابِلٌ فَطَلٌ
ُ
فَآتَتْ أ وَالَلَُّ بِمَا تَعْمَلُونَّ
بَصِيٌْ ﴿ ١٦٢ عْنَابٍ
َ
نّ تَكُونَّ لََُ جَنَةٌ مِّن نََِّيلٍ وَأ
َ
حَدُكُمْ أ
َ
يَوَدُّ أ
َ
﴾ أ
نْهَارُ لََُ فِيهَا مِ
َْتََْرِي مِن تََْتِهَا الْ صَابَهُ الْكِبََُ وَلََُ
َ
الثَّمَرَاتِ وَأ
ِ
ن كُُ
صَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَََقَتْ
َ
ذُرِّيَةٌ ضُعَفَاءُ فَأ كَذَ لِكَ يُبَيُِّْ الَلَُّ
لَكُمُ الْْيَاتِ لَعَلَكُمْ تَتَفَكَرُونَّ ﴿ ١٦٦ نفِقُوا
َ
يُّهَا الََِّينَ آمَنُوا أ
َ
﴾ يَا أ
مِن طَيِّبَّاتِ رْضِ
َْخْرَجْنَا لَكُم مِّنَ الْ
َ
مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَا أ وَلََ تَيَمَمُوا
نّ تُغْمِضُوا فِيهِ
َ
الَْْبِّيثَ مِنْهُ تُنفِقُونَّ وَلَسْتُم بِآخِذِيهِ إِلََ أ وَاعْلَمُوا
نَّ الَلََّ غَنِِيٌ حََِيدٌ ﴿
َ
﴾ أ ١٦٢
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah3 adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memeroleh pahala di sisi Tuhan mereka. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Perkataan yang baik dan pemberian maaf4 lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. Hai orang-orang yang beriman,
3Pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain.
4Perkataan yang baik Maksudnya menolak dengan cara yang baik, dan maksud pemberian ma'af ialah mema'afkan tingkah laku yang kurang sopan dari si penerima.
3. 3
janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir5. Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran Tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha melihat apa yang kamu perbuat. Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin memunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai- sungai; Dia memunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang Dia memunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya6. Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS al-Baqarah/2: 261-267)
Energi Negatif maupun (Energi) Positif senantiasa hadir dalam diri manusia dan memengaruhinya, oleh karena kedua energi inilah setiap manusia memiliki keragaman sikap dan prilaku serta pola pikir yang menjadikannya menjadi baik atau menjadi buruk ketika salah satu energi telah menguasai bahkan memerangkap alam bawah sadar yang sebenarnya harus diterjemahkan dengan positif pula namun karena egosentrisme manusia, seringkali sikap positif harus terkekang dan terkalahkan.
Namun demikian, jika kedua energi tersebut tidak ada juga belum dianggap sebagai manusia biasa. Karena bagaimanapun juga tanpa terkecuali mereka selalu dihiasi oleh kedua energi tersebut. Tinggal manusialah yang dapat mengendalikan energi negatif dan menonjolkan energi positif. Karena kemampuan mengendalikan energi negatif dan menonjolkan energi positif menjadikan kecenderungan seseorang akan selalu berfikir positif dalam menghadapi hidup baik dalam menilai diri sendiri maupun orang lain.
5Mereka ini tidak mendapat manfaat di dunia dari usaha-usaha mereka dan tidak pula mendapat pahala di akhirat.
6Inilah perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya karena riya, membangga-banggakan tentang pemberiannya kepada orang lain, dan menyakiti hati orang.
4. 4
Dalam ajaran Islam kedua energi tersebut disebut sebagai akhlak, atau tepatnya disebut: al-akhlâq al-madzmûmah (akhlak yang buruk) dan al- akhlâq al-mahmûdah (akhlak yang baik). Akhlak diartikan sebagai bentuk batin yang mendorong manusia melakukan sesuatu tanpa dipikirkan dan direncanakan. Jika dia berbuat baik maka secara otomatis akhlak baik menjadi dimensi penting dalam kehidupannya begitu juga jika prilaku jahat yang senantiasa menguasai dirinya maka sudah dapat dipastikan akhlaknya adalah buruk. Sedangkan dalam filsafat China disebut dengan Yin dan Yang, yang selalu memengaruhi sifat manusia. Dan dari sinilah sumber keberhasilan, apakah mereka lebih didominasi kebaikan atau bahkan sebaliknya, jika mereka lebih dipengaruhi akhlak buruknya maka secara otomatis segala sesuatu yang akan diperbuatnya merupakan kejahatan, apalagi semua yang diperbuat oleh orang lain, meskipun lawannya berniat dan telah berbuat baik maka secara otomatis segalanya menjadi buruk dan selalu mendapatkan perlawanan alias dibenci tanpa memandang sisi kebaikannya.
Meskipun dalam ajaran Islam dan filsafat China berbeda dalam memahami konsep energi baik dan buruk akan tetapi sebenarnya semua memiliki konsep yang serupa. Menghendaki setiap manusia lebih mendahulukan energi positif dari pada energi negatif, karena jika energi positif lebih kuat maka kebaikan pun akan mereka peroleh dan sebaliknya jika energi negatif yang mendominasi maka keburukan pulalah yang akan mereka dapatkan.
Terlepas dari paparan yang begitu njlimet tentang energi yang ada dalam diri manusia, di antara energi negatif tersebut adalah kebencian dalam dada, yang setiap detik selalu bertambah bahkan seperti memuncak, akibatnya apapun yang dilakukan oleh orang lain akan dianggap salah dan berkonotasi negatif, padahal sebenarnya yang dipikirkan tidak selalu koheren dengan apa yang dipahami oleh orang lain.
Apalagi jika aktivitas tersebut dilakukan oleh – misalnya -- seorang politikus, meskipun sebenarnya baik karena sikap benci yang berlebih- lebihan maka semuanya pasti dicap sebagai politisasi, atau rekayasa yang bertujuan untuk simpati atau perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Tidak menutup kemungkinan itu kawan separtai maupun lawan politik, jika aktivitas yang dilakukan berkaitan dengan berbagai momentum penting maka dapat dipastikan akan banyak prasangka buruk (sû’u zhan) yang akan diterimanya.
Namun demikian, semua akan berkaitan dengan reaksi orang lain terhadap apa yang kita lakukan, karena semua memang sudah menjadi sifat yang sengaja dipertahankan sebagai bentuk kepribadiannya. Namun demikian siapa saja yang menghendaki kebaikan, energi positif semestinya
5. 5
lebih mendominasi aktivitas sehari-hari agar kebaikan selalu hadir dalam kehidupan kita.
Kehidupan bagaikan sebuah pengembaraan. Banyak yang manusia temui sepanjang perjalanan hidupnya. Banyak hal yang tak pasti dan tak dapat diprediksi. Terkadang manusia mengalami kebahagian, kadang ia juga mengalami kesedihan. Banyak hal yang dilakukan untuk menghilangkan efek dari satu pengalaman yang didapat dari perjalanan hidup, salah satunya adalah husnu zhan.
Husnuzhan adalah suatu sikap berbaik sangka dalam segala hal, baik dalam menyikapi informasi negatif tentang orang lain atau dirinya. Husnuzhan juga dapat diartikan ber-positive thinking (berpikir positif) terhadap suatu kejadian yang tidak nyaman yang dialami oleh seseorang dengan hal- hal yang baik agar lebih bermakna dan dapat diambil hikmahnya.
Sikap husnu zhan dalam hidup sangatlah penting. Ketika manusia diberi cobaan hidup oleh Allah SWT, yang muncul terkadang adalah keputusasaan yang berujung pada kecemasan hingga mengakibatkan stres. Di sinilah peran husnuzhan membantu manusia dalam mengatasi kecemasan dan stres hidup yang disebab oleh suatu kejadian.
Dengan ber-husnu zhan akan timbul suatu ketenangan batin yang berdampak pada kebahagiaan hidup. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW,
''Hindarilah oleh kamu sekalian berburuk sangka karena buruk sangka adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kamu sekalian saling memata-matai yang lain, janganlah saling mencari-cari aib yang lain, janganlah kamu saling bersaing (kemegahan dunia), janganlah kamu saling mendengki, janganlah kamu saling membenci, dan janganlah kamu saling bermusuhan tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.'' (HR al-Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah).
6. 6
Allah SWT berfirman pada QS Yunus/10: 36 tentang orang-orang yang senantiasa berburuk sangka dalam memaknai suatu kejadian, ۚ
ۚ
''Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.'' (QS Yunus/10: 36).
Sikap su'uzhan atau buruk sangka itu tidak membuat tenteram hati. Kecurigaan dan kegelisahan datang silih berganti menyelimuti diri, dan membuat manusia menderita. Oleh karenanya, dengan husnuzhan hidup dapat lebih baik. Selain terhindar dari penyakit hati seperti iri, dengki, dan marah juga dapat terhindar dari penyakit psikologis seperti trauma, kecemasan, stres, dan depresi.
"Jadikanlah hari-hari kita dengan sikap husnuzhan." Inilah sikap pembersihan jiwa dari kotoran dan pemaknaan yang lebih berarti untuk melangkah ke arah masa depan yang lebih baik.
Mulailah dan isilah hidup ini dengan husnu zhan (prasangka positif) dan buanglah jauh-jauh sû’u zhan (prasangka negatif). Insyâallâh, semuanya akan berbuah menjadi sesuatu yang serba ‘positif’, dan kita pun akan memeroleh kebahagian karenanya.
(Dikutip dan diselaraskan dari tulisan Muhammad, dalam http://filsafat.kompasiana.com/2013/10/15/refleksi-energi-positif-dan- negatif-599189.html)