2. Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:
َكَش نِئَل ْمُكُّبَر َنَّذَأَت ْذِإ َو
َو ۖ ْمُكَّنَدي ِ
زَ َ
َل ْمُت ْر
ْمُت ْرَفَك نِئَل
يدِدَشَل ىِباَذَع َّنِإ
Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
(QS. Ibrahim : 7).
6. • Buku ‘The Secret’ adalah buku yang ditulis oleh Rhonda Byrne yang berisi tentang
kekuatan pikiran untuk terwujud dalam kehidupan nyata. Hal itu bisa terjadi karena
pikiran punya daya magnetis yang bisa mengaktifkan HUKUM TARIK MENARIK untuk
menarik segala sesuatu yang ada di benak kita ke dalam kehidupan kita.
• Hukum tarik menarik bekerja dengan cara menerima pikiran dominan yang secara terus
menerus kita pelihara dalam benak kita, baik itu pikiran positif maupun pikiran negatif.
Kemudian pikiran dominan itu akan dipantulkan kembali pada kita, sebagai pengalaman
hidup kita. Jadi, pada dasarnya, hidup kita saat ini merupakan pantulan dari pikiran
dominan kita di masa lalu, sedangkan pikiran dominan kita saat ini akan menentukan
hidup kita di masa depan.
• Jika kita amati, banyak orang di sekeliling kita menjalani kehidupan yang sarat dengan
permasalahan. Hal itu disebabkan karena banyak orang, baik secara sadar maupun
secara di alam bawah sadar mereka, memelihara pikiran dominan yang sifatnya
negatif, dengan cara berfokus pada hal-hal yang justru TIDAK mereka inginkan. Hal itu
diperparah dengan kecenderungan suka mengeluh, sehingga keluhan itu juga menjadi
pikiran dominan mereka, yang pada akhirnya justru hal yang dikeluhkan itu akan dilipat
gandakan oleh hukum tarik menarik.
• The Secret, Rhonda Byrne. Atria Books, New York. 2006 ISBN 1-58270-170-7
7. Khusnudzon
Prasangka baik atau positive thinking
dalam terminologi Islam dikenal dengan istilah husnudzon.
Secara istilah, husnudzon adalah sikap orang yang selalu
berpikir positif terhadap apa yang telah diperbuat oleh orang
lain
8. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dia berkata, :
”Allah Ta’ala berfirman,
يِب يِدْبَع ِِّنَظ َدْنِع َانَأ
”Aku tergantung persangkaan hamba-Ku kepada-Ku.
يِنَرَكَذ اَذِإ ُهَعَم َانَأ َو
Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku.
يِسْفَن في ُهُت ْرَكَذ ِهِسْفَن يِف يِنَرَكَذ ْنِإَف
Kalau dia mengingat-Ku pada dirinya,
maka Aku mengingatnya pada diri-Ku.
ُهْنِم ٍ
ْريَخ ٍألَم يِف ُهُت ْرَكَذ ٍألَم يِف يِنَرَكَذ ْنِإ َو و
ْم
Kalau dia mengingat-Ku di keramaian,
maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka.
9. َرِذ ِهْيَلِإ ُْتبَّرَقَت ٍ
ْربِشِب َّىَلِإ َبَّرَقَت ْنِإ َو
اًعا
Kalau dia mendekat sejengkal kepada-Ku,
maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta.
ًعاَب ِهْيَلِإ ُْتبَّرَقَت اًعاَرِذ َّىَلِإ َبَّرَقَت ْنِإ َو
ا
Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta,
maka Aku akan mendekatinya sedepa.
ًةَل َو ْرَه ُهُتْيَتَأ يِشْمَي يِناَتَأ ْنِإ َو
Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan,
maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.”
[Hadits Qudsi riwayat Al-Bukhari, no. 7405 dan Muslim, no. 2675]
.
10. Macam-Macam Husnudzon :
Dalam ilmu akhlak, husnudzon dikelompokkan ke dalam tiga bagian,
yaitu:
1) Husnudzon kepada Allah Swt, yakni dengan cara berprasangka baik
dengan apa yang telah ditakdirkan oleh Allah SWT.
2) Husnudzon kepada diri sendiri, dengan cara percaya diri terhadap
kemampuan diri sendiri.
3) Husnudzon kepada orang lain, dengan cara semua orang dipandang
baik sebelum terbukti kesalahan atau kekeliruannya, sehingga
tidak menimbulkan kekacauan.
11. Syekh Ahmad Syihabuddin bin Salamah al Qalyubi
Dalam kitab ‘An Nawaadir’ menceritakan, pada suatu malam datanglah
gerombolan perampok yang keluar hendak merampok di suatu tempat.
• Setelah itu, perampok tersebut hendak istirahat karena malam sudah semakin
larut. Maka mereka mencari tempat penginapan untuk istirahat.
• Kemudian ketika sudah menemukan tempat penginapan, gerombolan itu
menyembunyikan profesi sebenarnya agar pemilik rumah mengizinkannya untuk
menumpang tidur. Mereka mengaku sedang melakukan perjalanan untuk
berjuang di jalan Allah.
• Pemilik rumah sangat senang karena kedatangan “para pejuang Islam” dan
membukakan pintu lebar-lebar serta menjamu mereka dengan pelayanan
terbaiknya dengan harapan mendapatkan pahala dan keberkahan. Dalam
hatinya tidak menaruh sedikitpun prasangka buruk (suudzon), padahal ia tidak
mengenalnya.
12. Kebetulan, pemilik penginapan tersebut memiliki anak yang menderita penyakit
lumpuh. Setelah gerombolan perampok tersebut selesai makan dan minum, diam-
diam pemilik rumah mengambil dan mengumpulkan sisa-sisa air minum dalam
sebuah wadah.
• Setelah mengumpulkan sisa-sisa air minum gerombolan perampok tersebut,
kemudian ia berkata kepada istrinya:
• “Wahai istriku, oleskan air ini ke seluruh tubuh anak kita, semoga saja anak kita
bisa sembuh dengan lantaran berkah dari para tentara Allah ini”. Lalu istrinya
mengerjakan perintahnya dengan baik. Atas izin Allah, anaknya sembuh total
dan terlihat sangat bugar.
• Sifat berbaik sangka (husnudzon) pemilik penginapan tersebut membuatnya
mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Padahal penyakit anaknya tergolong
mustahil disembuhkan. Lepas dari yang ia yakini adalah keliru, namun sifat
husnudzon terbukti menghasilkan keberkahan.
13. • Pagi harinya, gerombolan perampok ini berangkat untuk merampok di suatu
tempat. Setelah puas melakukan perampokan, mereka kembali menuju rumah
penginapan tadi untuk bermalam.
• Setelah sampai ke penginapan, gerombolan perampok tersebut kaget melihat
seorang anak yang semula lumpuh kini bisa berjalan normal seperti anak-anak
pada umumnya.
• Karena masih tidak percaya dengan yang dilihat, mereka menanyakan kepada
bapaknya anak tersebut, “Apa benar anak ini yang tempo hari tidak bisa
berjalan (lumpuh)?”.
• “iya benar!”, Jawab Bapak anak tersebut. “Aku mengambil sisa makanan dan
air minum kalian dan mengoleskanya pada sekujur tubuhnya. Dengan berkah
kalian, tidak disangka Allah memberi kesembuhan padanya”, imbuhnya.
14. • Setelah mendengar penuturan sang pemilik penginapan, para perampok itu
kaget dan akhirnya mereka membuka jati diri yang sebenarnya.
• Mereka berkata: “Ketahuilah wahai pemilik penginapan! Kami ini sebenarnya
adalah kawanan perampok yang keluar untuk merampok, bukan pejuang Islam”.
Allah menyembuhkan putramu lantaran ketulusan niatmu. Dan saat ini juga
kami bertobat kepada Allah.”
• Setelah mereka bertobat, jadilah mereka pasukan perang, benar-benar mujahid
fi sabilillah sampai ajal menjemputnya.
• Dari kisah tersebut di atas, hikmah husnudzon atau berbaik sangka
menghasilkan energi positif yang mampu menghasilkan keberkahan berupa
kesembuhan dari penyakit yang parah.
• Selain itu, dapat menyadarkan manusia untuk kembali pada jalan yang benar.
15. Berikut ini adalah macam-macam bentuk berbaik sangka kepada Allah SWT.
• Berbaik sangka dalam nikmat Allah SWT
Berbaik sangka terhadap segala nikmat dan karunia dari Allah SWT tentu akan membuat
kita lebih bersyukur. Nikmat yang diberikan Allah SWT seperti nikmat sehat, harta,
keluarga, dan masih banyak lainnya.
• Berbaik sangka dalam musibah dari Allah SWT
Musibah yang kita alami merupakan ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-
Nya. Jika musibah datang, kita perlu bersabar, menerima dan selalu berprasangka baik
kepada Allah SWT.
• Berbaik sangka atas ciptaan Allah SWT
Allah SWT menciptakan segala bentuk makhluk tentu memiliki tujuan yang bermanfaat.
Tidak ada hal yang sia-sia yang Allah SWT ciptakan. Kita harus berprasangka baik
kepada Allah SWT dengan senantiasa merawat lingkungan dan bersyukur atas apa yang
diciptakan-Nya.
• Berbaik sangka dalam ketaatan kepada Allah SWT
Bentuk berbaik sangka kepada Allah SWT adalah dengan taat atas segala perintah-Nya.
Tentu benyak hikmah yang kita dapatkan ketika kita mentaati segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya.
16. َال
َوُه َو َّالِإ ْمُكُدَحَأ َّنَتوُمَي
َّنَّالظ ِ َّ
اَلِلِب ُنِسْحُي
“Janganlah salah seorang di antara kalian mati melainkan ia harus berhusnuzhon pada Allah”
(HR. Muslim no. 2877).
17. Hikmah selalu ber-husnudzon antara lain:
1. Melahirkan kesadaran bagi umat manusia, bahwa segala sesuatu di alam
semesta ini berjalan sesuai dengan aturan dan hukum yang telah ditetapkan
dengan pasti oleh Allah SWT.
2. Mendorong manusia untuk berusaha dan beramal dengan sungguh-sungguh,
untuk mencapai kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat dan mengikuti
hukum sebab akibat yang berlaku sesuai ketetapan Allah SWT.
3. Mendorong manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT, yang
memiliki kekuasaan dan kehendak yang mutlak dan memiliki kebijaksanaan,
keadilan, dan kasih sayang kepada makhluk-Nya.
4. Menanamkan sikap tawakal dalam diri manusia, karena menyadari bahwa
manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, sedangkan hasilnya diserahkan
kepada Allah SWT sebagai zat yang menciptakan dan mengatur kehidupan
manusia.
5. Sikap husnudzon mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman hidup,
karena meyakini apa pun yang terjadi adalah atas kehendak Allah.
18. Selalu husnudzon memiliki banyak manfaat, yaitu:
1) Menumbuhkan perasaan cinta kepada Allah;
2) Menumbuhkan perasaan syukur kepada Allah atas segala nikmat-
Nya;
3) Menumbuhkan sikap sabar dan tawakal;
4) Menumbuhkan keinginan untuk berusaha beroleh rahmat dan
nikmat Allah SWT;
5) Menjadi seorang yang Al–afwu (pemaaf);
6) Selalu bersikap Ar–rahmah (kasih sayang); dan
7) Suka At–ta’awwun (tolong menolong)