SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
Fisika Kuantum
nurhidayah1401@gmail.com
Operator
Suat instruksi matematis yang dikenakan pada fungsi
gelombang akan menghasilkan fungsi lainnya.
ˆ
ˆ
ˆ
ˆ ( )
O operator
X operator posisi
P operator momentum
H Operator Hamiltonan operator energi




Contoh
ˆ
ˆ ( , ) ( ) .
( , )
ˆ ( , ) ( , )
bt bt
bt
d
O
dt
O r t A be b Ae
r t Ae
O r t b r t
 


    
 
   
Fungsi Semula
Fungsi
eigen
Nilai eigen
 
2 2
2
2
2
ˆ
ˆ ( ) ( )
2 2
( )
2
( )
2
r
P
H V r V r
m m
i
r V r
m
V r
m r

    



 

  

Komutator
Di dalam mekanika kuantum, variabel-vanabel dinamis pada
umumnya tidak komut. Misalkan A dan B adalah dua variabel
dinamis, umumnya berlaku
Selanjutnya, didefinisikan hubungan komutasi atau
komutator antara A dan B ,
AB BA

ˆ ˆ ˆ
ˆ ˆ ˆ
, 0
ˆ ˆ ˆ
ˆ ˆ ˆ
,
A B AB BA
B A AB BA
    
 
   
 
2
2
2
ˆ ˆ
, 0
ˆ ˆ
, 0
ˆ ˆ
, 0
x
y
z
L L
L L
L L
  
 
 
  
 
 
  
 
 
Contoh Operator yang tak
rukun
Contoh Operator
Komutasi (bersifat rukun)
0,
1,
ˆ
ˆ ,
{
i j ij
jika i j
ij jika i j
x P i 



  
 

Mekanika Gelombang
Notasi Dirac:
( , ) ( , ) 1
*
N r t r t
f g f g dV
   
 
Jika : BraxKet=1 , maka ternormalkan
Misal:
ˆ ( , ) ( , )
H r t E r t
  
Suatu operator dikatakan Hermitian
jika:
†
ˆ ˆ
A A

Ingat!!
 
 
 
*
†
*
†
†
† †
ˆ ˆ
ˆ ˆ
ˆ ˆ
ˆ ˆ
ˆ
ˆ
A A
A A
AB B A
BA




*( , ). ( , )d 0
n m
r t r t r
  

Jika :
Artinya : 𝜙𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝜙𝑚 bersifat orthogonal
*( , ). ( , )d 1
n m
r t r t r
  

Jika :
Artinya : 𝜙𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝜙𝑚 bersifat orthonormal
Asas-asasDalam MekanikaKuantum
1. Fungsi gelombang
2. Observabel 
3. Persamaan Swanilai
4. Nilai Harap
5. Persamaan Gerak Kuantum : Persamaan Schrodinger

ˆ ψ ψm
 
 
ˆ
ψ ψ
ψ ψ

 
Setiap sistem mikro terdapat suatu fungsi gelombang IΨ
atau fungsi keadaan yang memuat informasi lengkap
mengenai sistem tersebut.
ψ ψ ψ 1
N    Syarat normalisasi dari IΨ
Dalam bentuk mekanika gelombang
ψ*ψdr 1
ψ ψ
ψ* ψ
N  



Setiap observabel  dinyatakan atau diwakili oleh suatu
operator Ω yang linear dan hermitian adalah yang
memenuhi:
†
ˆ ˆ
ψ ψ ψ ψ *
N    
Sifat hermitian dari suatu operator sama dengan
ˆ ˆ
,
H  † †
ˆ ˆ
,
H 
Pengukuran observabel yang beroperatorkan Ω terhadap
suatu sitem dengan fungsi gelombang IΨ akan
menghasilkan nilai pasti.
ˆ ψ ψ
 

 
 Adalah pasti atau swanilai.
Agar  real diperlukan  yang bersifat Hermitian, syarat real:
*
 

Eigen nilai/ swanilai  real :
†
†
ˆ ψ ψ ........................(1)
ˆ
ψ ψ ψ ψ .........(2)
ˆ
ψ ψ * * ψ ψ .....(3)
ˆ ˆ
( ) ψ ψ ψ ψ *
ˆ ˆ
 
   
   
   



 
 
 
   
  
 
ψ ψ * ψ ψ
* ψ ψ 0
ψ ψ 0
* 0
*
   
 
 
 
 
 
 

 

 

Swanilai yang harus bersifat real.
Dari eigen nilai yang real dapatlah disusun swavektor yang
lengkap dan orthogonal
ψ ψ 0 ψ ψ
m n m n
  
Setiap eigen vektor mempunyai nilai yang berbeda disebut
dengan eigen vektor tak merosot atau tak terdegenarasi.
Nilai harap dari suatu pengukuran observabel p,r,x,H, dsb
yang bersepadanan dengan operatornya.
Pada suatu sistem dinyatakan dengan fungsi gelombang
IΨ diberikan oleh nilai harap
• Nilai harap momentum garis
ˆ
ψ P ψ
p
ψ ψ

Dengan ketidakpastian
2
2
P= P P
 
• Nilai harap posisi
ˆ
ψ x ψ
x
ψ ψ

Dengan ketidakpastian
• Nilai harap energi
ˆ
ψ H ψ
ψ ψ
E 
Dengan ketidakpastian
2
2
E= E E
 
Keadaan Kuantum:
  
1 2 3
3 2 1 1 2 3
3 3 2 2 1 1
ψ ψ 2 ψ 3 ψ
ψ ψ ψ 3 ψ 2 ψ ψ 2 ψ 3 ψ
9 ψ ψ 4 ψ ψ ψ ψ
9 4 1 14
  
    
  
   
Contoh Soal
1. Keadaan kuantum bersifat ortogonal dan masing-masing
memiliki tenaga pasti dengan tingkat tenaga pasti E0, 3E0, dan 5E0. Sebuah
partikel pada saat t=0 menduduki keadaan kuantum
berapa nilai harap tenaga dan ketidakpastiannya?
1 2 3
ψ , ψ , ψ
1 2 3
ψ ψ 2 ψ 5 ψ
  
Keadaan Stasioner
Suatu keadaan yang memiliki energi pasti, yaitu:
E=0, artinya energi tetap dan memiliki
persamaan swanilai atau schrodinger yang gayut
waktu.
2 2
2
0
jika ,maka 2
,maka 0
n ax n ax
n ax
n genap x e dx x e dx
n ganjil x e dx
 
 




 
 
 

n F(n) n F(n)
0 1
2
𝜋
𝑎
1 1
2𝑎
2 1
4
𝜋
𝑎3
3 1
2𝑎2
4 3
8
𝜋
𝑎5
5 1
𝑎3
6 15
16
𝜋
𝑎7
7 1
3𝑎4
Sebuah partikel dengan massa m memiliki fungsi gelombang
Dengan A, , dan b adalah konstanta.
a. Tentukan A agar (x) ternormalkan
b. Tentukanlah nilai harap posisi dan ketakpastiannya
c. Tentukanlah nilai harap momentum dan ketakpastiannya
d. Apakah x.P memenuhi asas ketakpastian Heisenberg (x.P =h/2)
e. Hitunglah nilai harap energi kinetik 𝑇 dan ketakpastiannya
f. Stasionerkah keadaan kuantum tersebut.
 
2
( )
x b
x Ae 
  

Sebuah partikel dengan massa m memiliki fungsi gelombang
Dengan A, , dan b adalah konstanta.
a. Tentukan A agar (x) ternormalkan
b. Tentukanlah nilai harap posisi dan ketakpastiannya
c. Tentukanlah nilai harap momentum dan ketakpastiannya
d. Apakah x.P memenuhi asas ketakpastian Heisenberg (x.P =h/2)
e. Hitunglah nilai harap energi kinetik 𝑇 dan ketakpastiannya
f. Stasionerkah keadaan kuantum tersebut.
 
2
x
x Axe 
 

Rumus Persamaan Gerak Kuantum
Pada saat awal mula-mula t=0 sampai dengan t tertentu:
Keadaan diatas dikatakan dengan keadaan evolusi.
Akan berlaku persamaan schrodinger
 Persamaan Schrodinger gayut waktu
 Persamaan swanilai
   
ˆ
ψ , ,
i r t H r t
t



   
   
ψ , 0 ψ
ψ , ψ ,
r t r
r t r t
 

   
Ĥψ , ψ ,
r t E r t

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   
 

   
 
 
 
 
2
ψ ,
ψ 0
ψ ,
0
ψ
ψ ,
i ψ ,
ψ ,
ψ , ψ ,
ψ , ψ ,
ψ ,
ψ ,
ψ ,
ψ ,
ln ψ ,
ln ψ , ln ψ
ψ ,
ln
ψ
ψ ,
ψ
r t t
r t
r t t
r
r t dt
E r t
t r t i
r t E r t dt
dt
i
t r t i r t i
d r t i
Edt
r t i
d r t i
E dt
r t
i
r t E t
i
r t r Et
r t i
Et
r
r t
r

 

 
 

 
 
 


 
   
 
  
 
 
 
 
 

 
   
ψ , ψ
i
Et
i
Et
e
r t r e



Keadaan kuantum suatu zarah bermassa m dibatasi geraknya
dalam ruang satu dimensi sepnjang sumbu x disajikan oleh
fungsi gelombang , tentukan energi E dan
potensialnya V(x) jika keadaan tersebut keadaan stasioner.
 
2
ψ ax
x Ae

   
   
     
2 2
2
2 2
2
2 2 2
2
ˆψ ψ
( ) ψ ψ
2
ψ ( )ψ ψ
2
2
( )
H x E x
V x x E x
m x
x V x x E x
m x
Sehingga
a a
E dan V x x
m m

 

  
 

 

  

 
Penyelesaian:
Keadaan kuantum suatu zarah bermassa m
dibatasi geraknya dalam ruang satu dimensi
sepanjang sumbu x disajikan oleh fungsi
gelombang , tentukan energi E
dan potensialnya V(x) jika keadaan tersebut
keadaan stasioner.
2
)
(
)
( b
x
Ae
x 

 

Implikasi Azas Mekanika Kuantum
Asaz Ketakpastian Heiseberg
  
1 2 1 2
1 ˆ ˆ
,
2i
 
    
 
Posisi dan momentum
1 ˆ
ˆ
. ,
2
1
.
2
.
2
x P x P
i
x P i
i
x P
 
    
  
  
Waktu dan energi
1 ˆ
ˆ
. ,
2
t E t E
i
 
    
"Tidak mungkin mengetahui atau mendapatkan
posisi dan momentum suatu partikel dengan
tepat secara serempak atau bersamaan
Persamaan Gerak Heisenberg
  
1 2 1 2
1 ˆ ˆ
,
2
ˆ ˆ ˆ
,
:observabel
ˆ , i
i i
i
d i
H
dt t
Ex x
x
d i
x H x
dt t
 
    
 

 
   
  
 

 
 
  
2
2
ˆ ˆ
) ( )
2
ˆ ˆ
( ),
2
j
j
i
p
H V x
m
p
i
V x x
m
  
 
 
 
 
 
2
2
1 ˆ ˆ
) ,
2
ˆ ˆ ˆ
ˆ ˆ
, . ,
ˆ ˆ ˆ ˆ
ˆ ˆ
, ,
ˆ
2
j i
j i j j i
j j i j i j
j
P x
m
P x P P x
P P x P x P
i P
 
  
   

   
   
 
   
 
Aplikasi Pers. Gerak Heisenberg untuk melukiskan
asas korespodensi( perpadanan) yang
dikemukakan oleh Ehrenfest
Untuk membuktikan persamaan gerak Heisenberg,
ditinjau persamaan nilai harap
Diderivatifkan terhadap waktu dengan meninjau asas
ke 5 mekanika kuantum
S.R.S diperolehlah persamaan gerak Heisenberg.
ˆ
ψ ψ
ψ ψ
1 ˆ
ψ ψ
N

 
  
†
ˆ
ψ ψ
dualnya
ˆ
ψ ψ
d i
H
dt
d i
H
dt

 
Contoh:
Buktikan bahwa
Penyelesaian:
d P V
dt x

 

   
2
2
ˆ
ˆ ˆ
,
ˆ ˆ
ˆ
( ),
2
ˆ ˆ
ˆ ˆ ˆ
, ( ),
2
ˆ
1 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ
, , ( ),
2
ˆ ˆ
( ),
j
i
j
i i
j j i j j i i
i
d P i P
H P
dt t
P
i P
V x P
m t
P
i P
P V x P
m t
i P
P P P P P P V x P
m t
i
V x P

 
 
  
  
  
 

 
 
  
 
  
    
 
 

   
   
 
  
 
  
ˆ ˆ
( ),
( )
( )
i
d P i
V x P
dt
i V x
i
x
V x
x
 
  




 

Untuk x

 
     
 
 
m
p
t
x
m
p
i
i
dt
x
d
m
p
i
p
i
m
p
x
p
x
p
p
m
x
p
m
t
x
x
x
V
m
p
i
dt
x
d
x
V
m
p
H
t
x
x
H
i
dt
x
d
ˆ
ˆ
0
ˆ
ˆ
ˆ
ˆ
2
2
1
ˆ
ˆ
,
ˆ
ˆ
,
ˆ
ˆ
2
1
ˆ
,
ˆ
2
1
ˆ
ˆ
),
(
2
ˆ
ˆ
)
(
2
ˆ
ˆ
dimana
ˆ
ˆ
,
ˆ
ˆ
2
2
2











































Aplikasi Pers. Gerak
Heisenberg untuk melukiskan
asas korespodensi
(perpadanan) yang
dikemukakan oleh Ehrenfest.
Osilator Harmonis
Persamaan Schrodinger
Dengan penyelesaian pers. Schrodinger dengan sautu
fungsi gelombang.
Untuk keadaan dasar diperoleh energi keadaan dasar
Secara umum
2 2
2
2
ψ 1
ψ ψ
2 2
d
kx E
m dx
  
1
2
E 

 
2
n
ψ f ( ) ax
n x A x e

n
n x
x
f 
 x
didalam
polinomial
sebuah
)
(
Energi Osilator Harmonis dapat ditulis
1
2
n
E n 
 
 
 
 
0
1
2
1
0
2
3
1
2
5
2
2
n E
n E
n E
dst



  
  
  
Operator Hermitian OHS
Dengan Metode Aljabar:
a+= Operator eskalator naik
a- = Operator eskalator naik
2 2
2 2
2
ψ 1
ψ ψ
2 2
d
m x E
m dx

  
†
ˆ ˆ
ˆ ˆ
a a
a a




Bagaimana bentuk perkalian ???
ˆ ˆ
a a
 
Jika dikenakan fungsi gelombang 
Dengan cara yang sama
Sehingga
Jika  merupakan penyelesaian persamaan Schrodinger yang
memiliki energi E, maka 𝑎+ψ juga merupakan penyelesaian
persamaan Schrodinger tetapi memiliki energi (𝐸 + ℏ𝜔).
Bukti:
Oleh karena 𝑎+ dapat menaikkan energi satu state maka 𝑎+
disebut operator eskalator naik.
Sebaliknya
Jika  merupakan penyelesaian persamaan Schrodinger yang
memiliki energi E, maka 𝑎−ψ juga merupakan penyelesaian
persamaan Schrodinger tetapi memiliki energi (𝐸 − ℏ𝜔).
Bukti:
Oleh karena 𝑎− dapat menurunkan energi satu state maka 𝑎−
disebut operator eskalator turun.
Bagaimana jika operator eskalator turun 𝑎− dikenakan pada
fungsi gelombang keadaan dasar 0 ???
Sifat hermitian:
†
†
ˆ ˆ
ˆ ˆ
a a
H H


Operator Hermitian untuk osilator Harmonis Sederhana
2
2 2
2
2 2
2
2 2
2 2
2
1
ˆ
2 2
ˆψ ψ
1
ψ ψ
2 2
1
ψ ψ
2 2
1
ψ ψ
2 2
P
H m x
m
H E
P
m x E
m
P
m x Eu
m
P m
x E
mu u




 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
2
2 2 2
2 2
2
2
ˆ
ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ
) P P P
ˆ
ˆ ˆ
ˆ
)Q Q
P
P um P um
um
m x u
x
u m


     
   
Dimensi energi, agar
tak berdimensi maka
E=Eu
Sehingga
Dengan penjabaran
Dan definisikan
s.r.s
 
  
 
  
 
2 2
2 2
ˆ
P̂ Q
ψ ψ
2 2
ˆ ˆ
ˆ ˆ
Q P Q P
1 ˆ ˆ ˆ
ˆ ˆ ˆ
P Q QP PQ
2 2
2 2
ˆ ˆ
ˆ ˆ
Q+ P Q P
ˆ ˆ
ˆ ˆ
QP PQ
2
2 2
E
i i i
atau
i i i
 
 
 
 
 
 
   

  
     
ˆ ˆ ˆ ˆ
ˆ ˆ ˆ ˆ
Q P Q P Q P Q P
i i dan i i
   
ˆ
ˆ,
x P i
  
 
ˆ ˆ
Q,P i
  
 
Maka
 
  
 
  
  
2 2
ˆ ˆ
ˆ ˆ
Q P Q P
1 ˆ ˆ ˆ
ˆ ˆ ˆ
P Q QP PQ
2 2
2 2
ˆ ˆ
ˆ ˆ
Q P Q P 1
2
2 2
ˆ ˆ
ˆ ˆ
Q P Q P 1
2
2 2
i i i
i i
i i
 
   
 
 
 
 
Dengan
s.r.s
 
  †
ˆ ˆ
Q P
ˆ
2
ˆ ˆ
Q P
ˆ
2
i
a
i
a




 
2 2 † †
1 1 1
ˆ
ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ
P Q atau
2 2 2
aa a a
   
Persamaan Swanilai dengan operator Hamiltonan dalam
bentuk 𝑎 dan 𝑎†
Bagaimana kaedah komutasi 𝑎 dan
𝑎†
???
†
†
1
ˆ ˆ
) ψ =Eψ
2
1
ˆ ˆ
) ψ =Eψ
2
a aa
b a a
 
 
 

 
 
 

 
 
 
ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ
, 0
a a aa aa
  
† † † † † †
ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ
, 0
a a a a a a
    
 
       
   
 
   
 
   
† † †
2 2 2 2
2 2 2 2
2 2 2 2
ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ
,
ˆ ˆ ˆ ˆ
ˆ ˆ ˆ ˆ
Q P Q P Q P Q P
2 2 2 2
1 1
ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ
ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ
Q QP+ PQ P Q QP PQ P
2 2
1 1
ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ
ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ
Q P QP PQ Q P QP PQ
2 2
1 1
ˆ ˆ ˆ ˆ
ˆ ˆ ˆ ˆ
Q P Q,P Q P Q,P
2 2
1
a a aa a a
i i i i
i i i i
i i
i i
   
 
   
   
      
       
   
     
   

Bagaimana dengan
†
†
ˆ ˆ
ˆ ˆ
a a
dan
a a


Operator Eskalator Turun
1
2 2
2
1
† 2
2
2
1
1
ˆ ψ ψ
ˆ ψ ψ
ˆ ˆ
ψ ψ
ψ ψ
ˆ ψ ψ
ˆ ψ ψ
E E
n n n
n n n
n n n
n
n
n n n
n n
a
a
aa
N
n
n
maka
a
a n



















Operator Eskalator Naik
†
1
ˆ ψ 1 ψ
n n
a n 
 
Ex:
†
1 1 1
ˆ ψ 1 1 ψ
ψ
n n
n
a n
n
  
  

Jika:
Dan
Maka
†
1
†
1
ˆ ψ ψ
ˆ
ψ ψ
n n
n n
a n
a
n




†
2 1
†
1 2
ˆ ψ 1 ψ
ˆ
ψ ψ
1
n n
n n
a n
a
n
 
 
 


 
† †
2
†
0
ˆ ˆ
ψ ψ
1
ˆ
ψ ψ
!
n n
n
n
a a
n n
a
n




Dengan
energi
1
2
E n 
 
 
 
 
Normalisasi












































2
1
2
1
2
1
2
1
1
.
2
1
ˆ
ˆ
2
1
ˆ
ˆ
ˆ
ˆ
ˆ
n
E
E
u
u
u
u
u
a
a
u
a
a
u
H
a
a
N
n
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
Hubungan antara 𝑎, 𝑎+
dengan 𝑄
 
  †
ˆ ˆ
Q P
ˆ
2
ˆ ˆ
Q P
ˆ
2
i
a
i
a




 


 a
a
Q ˆ
ˆ
2
1
ˆ
Hubungan antara 𝑎, 𝑎+
dengan 𝑃
 


 a
a
i
P ˆ
ˆ
2
1
ˆ
Hubungan antara 𝑎, 𝑎+
dengan 𝑥
 
 






a
a
m
x
a
a
x
m
ˆ
ˆ
2
ˆ
ˆ
ˆ
2
1
ˆ




Hubungan antara 𝑎, 𝑎+
dengan 𝑝
 
 






a
a
m
i
p
a
a
i
m
p
ˆ
ˆ
2
1
ˆ
ˆ
ˆ
2
1
ˆ




Contoh Soal
Sebuah osilator harmonik satu dimensi dengan massa m dan frekuensi
sudut pada awal menduduki keadaan kuantum.
merupakan keadaan stasioner pada aras energi
ke-n.
a) Tentukan energi OHS pada keadaan awal tersebut
b) Tentukan nilai harap posisi pada saat t sembarang
1 3
ψ ψ 2 ψ
n  
a.
n
n
n
n
n
n
u
a
a
x
m
m
p
H
E



















2
1
ˆ
ˆ
atau
ˆ
2
1
2
ˆ
ˆ
2
2
2
   
   
 
n
n
n
n
n
n
n
n
n
n
n
n
n
n
a
a
a
a
a
a
m
m
a
a
m
m
x
m
m
p
x
m
m
p
E




















2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
ˆ
ˆ
ˆ
ˆ
4
ˆ
ˆ
2
2
ˆ
ˆ
2
2
1
ˆ
2
1
2
ˆ
ˆ
2
1
2
ˆ






















More Related Content

Similar to Fisika Kuantum1.pptx

Bab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodingerBab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
Nur Yunani Yuna
 
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
Operator Warnet Vast Raha
 
2 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 12 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 1
Jaka Jaka
 
2 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 12 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 1
7abidin
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
keynahkhun
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
keynahkhun
 
Soal uts fistum 2010 2011
Soal uts fistum 2010 2011Soal uts fistum 2010 2011
Soal uts fistum 2010 2011
Arif Nesta
 

Similar to Fisika Kuantum1.pptx (20)

Bab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodingerBab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
 
Mekanika 2
Mekanika 2Mekanika 2
Mekanika 2
 
Mekanika II
Mekanika IIMekanika II
Mekanika II
 
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
 
Pendahuluan1
Pendahuluan1Pendahuluan1
Pendahuluan1
 
Fisika Dasar
Fisika Dasar Fisika Dasar
Fisika Dasar
 
Fisika modern
Fisika modernFisika modern
Fisika modern
 
Fisika modern
Fisika modernFisika modern
Fisika modern
 
Mekanika (fungsi hamilton)
Mekanika (fungsi hamilton)Mekanika (fungsi hamilton)
Mekanika (fungsi hamilton)
 
Osilasi sistem
Osilasi sistemOsilasi sistem
Osilasi sistem
 
2 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 12 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 1
 
2 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 12 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 1
 
Mekanika kuantum
Mekanika kuantumMekanika kuantum
Mekanika kuantum
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Fisika kuantum edit
Fisika kuantum editFisika kuantum edit
Fisika kuantum edit
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 
Soal uts fistum 2010 2011
Soal uts fistum 2010 2011Soal uts fistum 2010 2011
Soal uts fistum 2010 2011
 
Kalkulus 1
Kalkulus 1Kalkulus 1
Kalkulus 1
 
materi untuk Integral Ganda matematika.pptx
materi untuk Integral Ganda matematika.pptxmateri untuk Integral Ganda matematika.pptx
materi untuk Integral Ganda matematika.pptx
 
Xi kinematika
Xi kinematikaXi kinematika
Xi kinematika
 

Recently uploaded

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 

Recently uploaded (20)

Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 

Fisika Kuantum1.pptx

  • 2. Operator Suat instruksi matematis yang dikenakan pada fungsi gelombang akan menghasilkan fungsi lainnya. ˆ ˆ ˆ ˆ ( ) O operator X operator posisi P operator momentum H Operator Hamiltonan operator energi    
  • 3. Contoh ˆ ˆ ( , ) ( ) . ( , ) ˆ ( , ) ( , ) bt bt bt d O dt O r t A be b Ae r t Ae O r t b r t                Fungsi Semula Fungsi eigen Nilai eigen
  • 4.
  • 5.
  • 6.   2 2 2 2 2 ˆ ˆ ( ) ( ) 2 2 ( ) 2 ( ) 2 r P H V r V r m m i r V r m V r m r                
  • 7. Komutator Di dalam mekanika kuantum, variabel-vanabel dinamis pada umumnya tidak komut. Misalkan A dan B adalah dua variabel dinamis, umumnya berlaku Selanjutnya, didefinisikan hubungan komutasi atau komutator antara A dan B , AB BA  ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ , 0 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ , A B AB BA B A AB BA             
  • 8. 2 2 2 ˆ ˆ , 0 ˆ ˆ , 0 ˆ ˆ , 0 x y z L L L L L L                      Contoh Operator yang tak rukun Contoh Operator Komutasi (bersifat rukun) 0, 1, ˆ ˆ , { i j ij jika i j ij jika i j x P i          
  • 9. Mekanika Gelombang Notasi Dirac: ( , ) ( , ) 1 * N r t r t f g f g dV       Jika : BraxKet=1 , maka ternormalkan Misal: ˆ ( , ) ( , ) H r t E r t    Suatu operator dikatakan Hermitian jika: † ˆ ˆ A A  Ingat!!       * † * † † † † ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ A A A A AB B A BA    
  • 10. *( , ). ( , )d 0 n m r t r t r     Jika : Artinya : 𝜙𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝜙𝑚 bersifat orthogonal *( , ). ( , )d 1 n m r t r t r     Jika : Artinya : 𝜙𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝜙𝑚 bersifat orthonormal
  • 11. Asas-asasDalam MekanikaKuantum 1. Fungsi gelombang 2. Observabel  3. Persamaan Swanilai 4. Nilai Harap 5. Persamaan Gerak Kuantum : Persamaan Schrodinger  ˆ ψ ψm     ˆ ψ ψ ψ ψ   
  • 12. Setiap sistem mikro terdapat suatu fungsi gelombang IΨ atau fungsi keadaan yang memuat informasi lengkap mengenai sistem tersebut. ψ ψ ψ 1 N    Syarat normalisasi dari IΨ Dalam bentuk mekanika gelombang ψ*ψdr 1 ψ ψ ψ* ψ N      Setiap observabel  dinyatakan atau diwakili oleh suatu operator Ω yang linear dan hermitian adalah yang memenuhi: † ˆ ˆ ψ ψ ψ ψ * N     Sifat hermitian dari suatu operator sama dengan ˆ ˆ , H  † † ˆ ˆ , H 
  • 13. Pengukuran observabel yang beroperatorkan Ω terhadap suatu sitem dengan fungsi gelombang IΨ akan menghasilkan nilai pasti. ˆ ψ ψ       Adalah pasti atau swanilai. Agar  real diperlukan  yang bersifat Hermitian, syarat real: *    Eigen nilai/ swanilai  real : † † ˆ ψ ψ ........................(1) ˆ ψ ψ ψ ψ .........(2) ˆ ψ ψ * * ψ ψ .....(3) ˆ ˆ ( ) ψ ψ ψ ψ * ˆ ˆ                              
  • 14.   ψ ψ * ψ ψ * ψ ψ 0 ψ ψ 0 * 0 *                        Swanilai yang harus bersifat real. Dari eigen nilai yang real dapatlah disusun swavektor yang lengkap dan orthogonal ψ ψ 0 ψ ψ m n m n    Setiap eigen vektor mempunyai nilai yang berbeda disebut dengan eigen vektor tak merosot atau tak terdegenarasi.
  • 15. Nilai harap dari suatu pengukuran observabel p,r,x,H, dsb yang bersepadanan dengan operatornya. Pada suatu sistem dinyatakan dengan fungsi gelombang IΨ diberikan oleh nilai harap • Nilai harap momentum garis ˆ ψ P ψ p ψ ψ  Dengan ketidakpastian 2 2 P= P P   • Nilai harap posisi ˆ ψ x ψ x ψ ψ  Dengan ketidakpastian
  • 16. • Nilai harap energi ˆ ψ H ψ ψ ψ E  Dengan ketidakpastian 2 2 E= E E   Keadaan Kuantum:    1 2 3 3 2 1 1 2 3 3 3 2 2 1 1 ψ ψ 2 ψ 3 ψ ψ ψ ψ 3 ψ 2 ψ ψ 2 ψ 3 ψ 9 ψ ψ 4 ψ ψ ψ ψ 9 4 1 14               
  • 17. Contoh Soal 1. Keadaan kuantum bersifat ortogonal dan masing-masing memiliki tenaga pasti dengan tingkat tenaga pasti E0, 3E0, dan 5E0. Sebuah partikel pada saat t=0 menduduki keadaan kuantum berapa nilai harap tenaga dan ketidakpastiannya? 1 2 3 ψ , ψ , ψ 1 2 3 ψ ψ 2 ψ 5 ψ   
  • 18. Keadaan Stasioner Suatu keadaan yang memiliki energi pasti, yaitu: E=0, artinya energi tetap dan memiliki persamaan swanilai atau schrodinger yang gayut waktu.
  • 19. 2 2 2 0 jika ,maka 2 ,maka 0 n ax n ax n ax n genap x e dx x e dx n ganjil x e dx                n F(n) n F(n) 0 1 2 𝜋 𝑎 1 1 2𝑎 2 1 4 𝜋 𝑎3 3 1 2𝑎2 4 3 8 𝜋 𝑎5 5 1 𝑎3 6 15 16 𝜋 𝑎7 7 1 3𝑎4
  • 20. Sebuah partikel dengan massa m memiliki fungsi gelombang Dengan A, , dan b adalah konstanta. a. Tentukan A agar (x) ternormalkan b. Tentukanlah nilai harap posisi dan ketakpastiannya c. Tentukanlah nilai harap momentum dan ketakpastiannya d. Apakah x.P memenuhi asas ketakpastian Heisenberg (x.P =h/2) e. Hitunglah nilai harap energi kinetik 𝑇 dan ketakpastiannya f. Stasionerkah keadaan kuantum tersebut.   2 ( ) x b x Ae     
  • 21. Sebuah partikel dengan massa m memiliki fungsi gelombang Dengan A, , dan b adalah konstanta. a. Tentukan A agar (x) ternormalkan b. Tentukanlah nilai harap posisi dan ketakpastiannya c. Tentukanlah nilai harap momentum dan ketakpastiannya d. Apakah x.P memenuhi asas ketakpastian Heisenberg (x.P =h/2) e. Hitunglah nilai harap energi kinetik 𝑇 dan ketakpastiannya f. Stasionerkah keadaan kuantum tersebut.   2 x x Axe    
  • 22. Rumus Persamaan Gerak Kuantum Pada saat awal mula-mula t=0 sampai dengan t tertentu: Keadaan diatas dikatakan dengan keadaan evolusi. Akan berlaku persamaan schrodinger  Persamaan Schrodinger gayut waktu  Persamaan swanilai     ˆ ψ , , i r t H r t t            ψ , 0 ψ ψ , ψ , r t r r t r t        Ĥψ , ψ , r t E r t 
  • 23.                                              2 ψ , ψ 0 ψ , 0 ψ ψ , i ψ , ψ , ψ , ψ , ψ , ψ , ψ , ψ , ψ , ψ , ln ψ , ln ψ , ln ψ ψ , ln ψ ψ , ψ r t t r t r t t r r t dt E r t t r t i r t E r t dt dt i t r t i r t i d r t i Edt r t i d r t i E dt r t i r t E t i r t r Et r t i Et r r t r                                              ψ , ψ i Et i Et e r t r e   
  • 24.
  • 25. Keadaan kuantum suatu zarah bermassa m dibatasi geraknya dalam ruang satu dimensi sepnjang sumbu x disajikan oleh fungsi gelombang , tentukan energi E dan potensialnya V(x) jika keadaan tersebut keadaan stasioner.   2 ψ ax x Ae                2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 ˆψ ψ ( ) ψ ψ 2 ψ ( )ψ ψ 2 2 ( ) H x E x V x x E x m x x V x x E x m x Sehingga a a E dan V x x m m                    Penyelesaian:
  • 26. Keadaan kuantum suatu zarah bermassa m dibatasi geraknya dalam ruang satu dimensi sepanjang sumbu x disajikan oleh fungsi gelombang , tentukan energi E dan potensialnya V(x) jika keadaan tersebut keadaan stasioner. 2 ) ( ) ( b x Ae x     
  • 27. Implikasi Azas Mekanika Kuantum Asaz Ketakpastian Heiseberg    1 2 1 2 1 ˆ ˆ , 2i          Posisi dan momentum 1 ˆ ˆ . , 2 1 . 2 . 2 x P x P i x P i i x P              Waktu dan energi 1 ˆ ˆ . , 2 t E t E i        "Tidak mungkin mengetahui atau mendapatkan posisi dan momentum suatu partikel dengan tepat secara serempak atau bersamaan
  • 28. Persamaan Gerak Heisenberg    1 2 1 2 1 ˆ ˆ , 2 ˆ ˆ ˆ , :observabel ˆ , i i i i d i H dt t Ex x x d i x H x dt t                              2 2 ˆ ˆ ) ( ) 2 ˆ ˆ ( ), 2 j j i p H V x m p i V x x m              2 2 1 ˆ ˆ ) , 2 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ , . , ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ , , ˆ 2 j i j i j j i j j i j i j j P x m P x P P x P P x P x P i P                           Aplikasi Pers. Gerak Heisenberg untuk melukiskan asas korespodensi( perpadanan) yang dikemukakan oleh Ehrenfest
  • 29. Untuk membuktikan persamaan gerak Heisenberg, ditinjau persamaan nilai harap Diderivatifkan terhadap waktu dengan meninjau asas ke 5 mekanika kuantum S.R.S diperolehlah persamaan gerak Heisenberg. ˆ ψ ψ ψ ψ 1 ˆ ψ ψ N       † ˆ ψ ψ dualnya ˆ ψ ψ d i H dt d i H dt   
  • 30. Contoh: Buktikan bahwa Penyelesaian: d P V dt x         2 2 ˆ ˆ ˆ , ˆ ˆ ˆ ( ), 2 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ , ( ), 2 ˆ 1 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ , , ( ), 2 ˆ ˆ ( ), j i j i i j j i j j i i i d P i P H P dt t P i P V x P m t P i P P V x P m t i P P P P P P P V x P m t i V x P                                                          ˆ ˆ ( ), ( ) ( ) i d P i V x P dt i V x i x V x x            
  • 31. Untuk x              m p t x m p i i dt x d m p i p i m p x p x p p m x p m t x x x V m p i dt x d x V m p H t x x H i dt x d ˆ ˆ 0 ˆ ˆ ˆ ˆ 2 2 1 ˆ ˆ , ˆ ˆ , ˆ ˆ 2 1 ˆ , ˆ 2 1 ˆ ˆ ), ( 2 ˆ ˆ ) ( 2 ˆ ˆ dimana ˆ ˆ , ˆ ˆ 2 2 2                                            Aplikasi Pers. Gerak Heisenberg untuk melukiskan asas korespodensi (perpadanan) yang dikemukakan oleh Ehrenfest.
  • 32. Osilator Harmonis Persamaan Schrodinger Dengan penyelesaian pers. Schrodinger dengan sautu fungsi gelombang. Untuk keadaan dasar diperoleh energi keadaan dasar Secara umum 2 2 2 2 ψ 1 ψ ψ 2 2 d kx E m dx    1 2 E     2 n ψ f ( ) ax n x A x e  n n x x f   x didalam polinomial sebuah ) (
  • 33. Energi Osilator Harmonis dapat ditulis 1 2 n E n          0 1 2 1 0 2 3 1 2 5 2 2 n E n E n E dst            
  • 34. Operator Hermitian OHS Dengan Metode Aljabar: a+= Operator eskalator naik a- = Operator eskalator naik 2 2 2 2 2 ψ 1 ψ ψ 2 2 d m x E m dx     † ˆ ˆ ˆ ˆ a a a a    
  • 35. Bagaimana bentuk perkalian ??? ˆ ˆ a a   Jika dikenakan fungsi gelombang  Dengan cara yang sama Sehingga
  • 36. Jika  merupakan penyelesaian persamaan Schrodinger yang memiliki energi E, maka 𝑎+ψ juga merupakan penyelesaian persamaan Schrodinger tetapi memiliki energi (𝐸 + ℏ𝜔). Bukti: Oleh karena 𝑎+ dapat menaikkan energi satu state maka 𝑎+ disebut operator eskalator naik.
  • 37. Sebaliknya Jika  merupakan penyelesaian persamaan Schrodinger yang memiliki energi E, maka 𝑎−ψ juga merupakan penyelesaian persamaan Schrodinger tetapi memiliki energi (𝐸 − ℏ𝜔). Bukti: Oleh karena 𝑎− dapat menurunkan energi satu state maka 𝑎− disebut operator eskalator turun.
  • 38. Bagaimana jika operator eskalator turun 𝑎− dikenakan pada fungsi gelombang keadaan dasar 0 ???
  • 39. Sifat hermitian: † † ˆ ˆ ˆ ˆ a a H H   Operator Hermitian untuk osilator Harmonis Sederhana 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 ˆ 2 2 ˆψ ψ 1 ψ ψ 2 2 1 ψ ψ 2 2 1 ψ ψ 2 2 P H m x m H E P m x E m P m x Eu m P m x E mu u                                2 2 2 2 2 2 2 2 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ) P P P ˆ ˆ ˆ ˆ )Q Q P P um P um um m x u x u m             Dimensi energi, agar tak berdimensi maka E=Eu
  • 40. Sehingga Dengan penjabaran Dan definisikan s.r.s             2 2 2 2 ˆ P̂ Q ψ ψ 2 2 ˆ ˆ ˆ ˆ Q P Q P 1 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ P Q QP PQ 2 2 2 2 ˆ ˆ ˆ ˆ Q+ P Q P ˆ ˆ ˆ ˆ QP PQ 2 2 2 E i i i atau i i i                           ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ Q P Q P Q P Q P i i dan i i     ˆ ˆ, x P i      ˆ ˆ Q,P i     
  • 41. Maka              2 2 ˆ ˆ ˆ ˆ Q P Q P 1 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ P Q QP PQ 2 2 2 2 ˆ ˆ ˆ ˆ Q P Q P 1 2 2 2 ˆ ˆ ˆ ˆ Q P Q P 1 2 2 2 i i i i i i i               Dengan s.r.s     † ˆ ˆ Q P ˆ 2 ˆ ˆ Q P ˆ 2 i a i a       2 2 † † 1 1 1 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ P Q atau 2 2 2 aa a a    
  • 42. Persamaan Swanilai dengan operator Hamiltonan dalam bentuk 𝑎 dan 𝑎† Bagaimana kaedah komutasi 𝑎 dan 𝑎† ??? † † 1 ˆ ˆ ) ψ =Eψ 2 1 ˆ ˆ ) ψ =Eψ 2 a aa b a a                  
  • 43.   ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ , 0 a a aa aa    † † † † † † ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ , 0 a a a a a a                                † † † 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ , ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ Q P Q P Q P Q P 2 2 2 2 1 1 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ Q QP+ PQ P Q QP PQ P 2 2 1 1 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ Q P QP PQ Q P QP PQ 2 2 1 1 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ Q P Q,P Q P Q,P 2 2 1 a a aa a a i i i i i i i i i i i i                                            
  • 44. Bagaimana dengan † † ˆ ˆ ˆ ˆ a a dan a a  
  • 45. Operator Eskalator Turun 1 2 2 2 1 † 2 2 2 1 1 ˆ ψ ψ ˆ ψ ψ ˆ ˆ ψ ψ ψ ψ ˆ ψ ψ ˆ ψ ψ E E n n n n n n n n n n n n n n n n a a aa N n n maka a a n                    Operator Eskalator Naik † 1 ˆ ψ 1 ψ n n a n    Ex: † 1 1 1 ˆ ψ 1 1 ψ ψ n n n a n n       
  • 46. Jika: Dan Maka † 1 † 1 ˆ ψ ψ ˆ ψ ψ n n n n a n a n     † 2 1 † 1 2 ˆ ψ 1 ψ ˆ ψ ψ 1 n n n n a n a n           † † 2 † 0 ˆ ˆ ψ ψ 1 ˆ ψ ψ ! n n n n a a n n a n     Dengan energi 1 2 E n         
  • 48. Hubungan antara 𝑎, 𝑎+ dengan 𝑄     † ˆ ˆ Q P ˆ 2 ˆ ˆ Q P ˆ 2 i a i a          a a Q ˆ ˆ 2 1 ˆ Hubungan antara 𝑎, 𝑎+ dengan 𝑃      a a i P ˆ ˆ 2 1 ˆ Hubungan antara 𝑎, 𝑎+ dengan 𝑥           a a m x a a x m ˆ ˆ 2 ˆ ˆ ˆ 2 1 ˆ     Hubungan antara 𝑎, 𝑎+ dengan 𝑝           a a m i p a a i m p ˆ ˆ 2 1 ˆ ˆ ˆ 2 1 ˆ    
  • 49. Contoh Soal Sebuah osilator harmonik satu dimensi dengan massa m dan frekuensi sudut pada awal menduduki keadaan kuantum. merupakan keadaan stasioner pada aras energi ke-n. a) Tentukan energi OHS pada keadaan awal tersebut b) Tentukan nilai harap posisi pada saat t sembarang 1 3 ψ ψ 2 ψ n  
  • 50. a. n n n n n n u a a x m m p H E                    2 1 ˆ ˆ atau ˆ 2 1 2 ˆ ˆ 2 2 2           n n n n n n n n n n n n n n a a a a a a m m a a m m x m m p x m m p E                     2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 ˆ ˆ ˆ ˆ 4 ˆ ˆ 2 2 ˆ ˆ 2 2 1 ˆ 2 1 2 ˆ ˆ 2 1 2 ˆ                     