SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
PERATURAN
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
NOMOR 4 TAHUN 2017
TENTANG
TATA CARA SERTIFIKASI TENAGA PROFESIONAL
DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 40 Peraturan Kepala
Badan Informasi Geospasial Nomor 1 Tahun 2016
tentang Sistem Penilaian Kesesuaian di Bidang Informasi
Geospasial, perlu menetapkan Peraturan Badan
Informasi Geospasial tentang Tata Cara Sertifikasi
Tenaga Profesional di Bidang Informasi Geospasial;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5214);
-2-
2. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011
tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 31,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5502);
3. Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2011 tentang
Badan Informasi Geospasial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 144),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 127 Tahun 2015 tentang Perubahan
Atas Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2011
tentang Badan Informasi Geospasial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 255);
4. Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor
1 Tahun 2016 tentang Sistem Penilaian Kesesuaian
di Bidang Informasi Geospasial sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Kepala Badan Informasi
Geospasial Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan
Atas Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial
Nomor 1 Tahun 2016 tentang Sistem Penilaian
Kesesuaian di Bidang Informasi Geospasial;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI TENAGA
PROFESIONAL DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL.
-3-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan:
1. Data Geospasial yang selanjutnya disingkat DG
adalah data tentang lokasi geografis, dimensi atau
ukuran, dan/atau karakteristik objek alam
dan/atau buatan manusia yang berada di bawah,
pada, atau di atas permukaan bumi.
2. Informasi Geospasial yang selanjutnya disingkat IG
adalah DG yang sudah diolah sehingga dapat
digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan
kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau
pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan
ruang kebumian.
3. Tenaga Profesional adalah sumber daya manusia
yang memiliki kompetensi di bidang
penyelenggaraan IG yang dibuktikan dengan
kepemilikan sertifikat bidang IG.
4. Sertifikasi adalah rangkaian kegiatan untuk menilai
dan memberikan jaminan tertulis bahwa Tenaga
Profesional telah memenuhi persyaratan acuan
dan/atau regulasi.
5. Sertifikat Kesesuaian yang selanjutnya disebut
Sertifikat adalah surat keterangan tertulis yang
menyatakan bahwa Tenaga Profesional telah
memenuhi persyaratan acuan dan/atau regulasi.
-4-
6. Badan Informasi Geospasial yang selanjutnya
disebut Badan adalah Lembaga Pemerintah
Nonkementerian yang mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang IG.
7. Lembaga Penilaian Kesesuaian Tenaga Profesional di
Bidang Informasi Geospasial yang selanjutnya
disebut LPK Tenaga Profesional adalah lembaga
yang melaksanakan sertifikasi Tenaga Profesional
dan menerbitkan Sertifikat yang telah diakreditasi
oleh Badan Informasi Geospasial.
8. Pemohon adalah setiap orang yang mengajukan
permohonan sertifikasi kepada LPK Tenaga
Profesional.
Pasal 2
(1) Kegiatan penyelenggaraan IG oleh Instansi
Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat
dilaksanakan oleh badan usaha.
(2) Badan usaha yang melaksanakan IG sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki Tenaga
Profesional yang mempunyai Sertifikat di bidang IG.
Pasal 3
(1) Sertifikat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (2) diterbitkan melalui kegiatan sertifikasi.
(2) Sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diselenggarakan oleh LPK Tenaga Profesional.
-5-
(3) Sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan terhadap Tenaga Profesional yang
menyelenggarakan kegiatan di bidang:
a. survei terestris;
b. hidrografi;
c. fotogrametri;
d. penginderaan jauh;
e. sistem informasi geografis;
f. kartografi; dan
g. survei kewilayahan.
BAB II
SERTIFIKASI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
Sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
dilaksanakan melalui kegiatan:
a. permohonan Sertifikasi;
b. verifikasi;
c. pembayaran biaya uji kompetensi;
d. uji kompetensi;
e. keputusan Sertifikasi;
f. penerbitan Sertifikat; dan
g. survailen.
-6-
Bagian Kedua
Permohonan Sertifikasi
Pasal 5
Permohonan Sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf a diajukan Pemohon kepada LPK Tenaga
Profesional secara tertulis.
Pasal 6
(1) Permohonan Sertifikasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 wajib dilampiri dengan dokumen
administrasi.
(2) Dokumen administrasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling sedikit terdiri atas:
a. formulir permohonan Sertifikasi yang memuat:
1. daftar riwayat hidup; dan
2. lingkup kegiatan yang dimohonkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(3).
b. salinan ijazah terakhir, sertifikat pelatihan,
sertifikat kompetensi, dan/atau bukti
pengalaman kerja yang telah dilegalisir;
c. salinan dokumen identitas Pemohon; dan
d. surat keterangan sehat dari dokter.
-7-
Bagian Ketiga
Verifikasi
Pasal 7
(1) Verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf b dilaksanakan terhadap dokumen
administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (2).
(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan paling lama 5 (lima) hari kerja sejak
permohonan Sertifikasi diterima.
Pasal 8
(1) Verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
dilaksanakan dengan memperhatikan standar
persyaratan uji peserta.
(2) Standar persyaratan uji peserta sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala
Badan.
Pasal 9
(1) Dalam hal hasil verifikasi dinyatakan bahwa
dokumen administrasi tidak lengkap atau tidak
sesuai, LPK Tenaga Profesional mengembalikan
dokumen kepada Pemohon untuk diperbaiki.
-8-
(2) Perbaikan dokumen oleh Pemohon sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lambat
5 (lima) hari kerja sejak tanggal pengembalian
dokumen oleh LPK Tenaga Profesional.
(3) Dalam hal Pemohon tidak dapat memperbaiki
dokumen sampai dengan berakhirnya jangka waktu
perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
permohonan Sertifikasi dinyatakan ditolak.
Pasal 10
Dalam hal hasil verifikasi dinyatakan bahwa dokumen
administrasi lengkap dan sesuai, Pemohon ditetapkan
sebagai peserta uji kompetensi.
Bagian Keempat
Pembayaran Biaya Uji Kompetensi
Pasal 11
(1) Pembayaran biaya uji kompetensi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, dilaksanakan
setelah Pemohon ditetapkan sebagai peserta uji
kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.
(2) Besaran biaya uji kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah).
(3) Pemohon yang tidak membayar biaya uji kompetensi
dinyatakan tidak dapat mengikuti uji kompetensi.
-9-
Bagian Kelima
Uji Kompetensi
Pasal 12
(1) LPK Tenaga Profesional mengumumkan
pelaksanaan uji kompetensi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf d.
(2) Pengumuman pelaksanaan uji kompetensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memuat:
a. nama peserta;
b. waktu pelaksanaan; dan
c. lokasi pelaksanaan.
(3) Pengumuman pelaksanaan uji kompetensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
paling lambat 10 (sepuluh) hari kalender sebelum
pelaksanaan uji kompetensi.
Pasal 13
(1) Pelaksanaan uji kompetensi terdiri atas:
a. ujian tertulis;
b. wawancara; dan/atau
c. ujian praktik.
(2) Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dengan mengacu pada Materi Uji
Kompetensi.
-10-
(3) Materi uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disusun dengan mengacu pada Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang IG dan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang IG.
(4) Materi uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) ditetapkan oleh LPK Tenaga Profesional.
Pasal 14
Uji kompetensi dilaksanakan oleh penguji yang ditunjuk
oleh LPK Tenaga Profesional.
Pasal 15
(1) Penguji melaporkan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LPK Tenaga Profesional.
(2) Laporan pelaksanaan uji kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. hasil uji kompetensi; dan
b. rekomendasi penguji.
Bagian Keenam
Keputusan Sertifikasi
Pasal 16
(1) Keputusan Sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf e, ditetapkan oleh LPK Tenaga
Profesional berdasarkan laporan pelaksanaan uji
kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.
-11-
(2) Dalam hal keputusan Sertifikasi menetapkan bahwa
peserta uji kompetensi dinyatakan lulus, LPK
Tenaga Profesional menerbitkan Sertifkat.
(3) Dalam hal keputusan Sertifikasi menetapkan bahwa
peserta uji kompetensi dinyatakan tidak lulus, LPK
Tenaga Profesional memberitahukan kepada peserta
uji kompetensi.
Bagian Ketujuh
Penerbitan Sertifikat
Pasal 17
Sertifikat sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2)
paling sedikit memuat:
a. logo Badan, Komite Akreditasi Nasional, dan LPK
Tenaga Profesional;
b. nama, alamat, dan nomor akreditasi LPK Tenaga
Profesional;
c. nomor keputusan Sertifikasi;
d. nomor Sertifikat;
e. lingkup kegiatan;
f. tanggal penerbitan Sertifikat;
g. masa berlaku Sertifikat; dan
h. tanda tangan Pimpinan LPK Tenaga Profesional.
-12-
Pasal 18
Nomor Sertifikat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
huruf d diterbitkan oleh Badan.
Pasal 19
Sertifikat berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak
diterbitkan dan dapat diperpanjang.
Bagian Kedelapan
Survailen
Pasal 20
(1) Survailen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf g merupakan sarana untuk memastikan dan
memelihara kompetensi pemegang Sertifikat.
(2) Survailen sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dengan cara sensus terhadap seluruh
pemegang Sertifikat.
(3) Sensus terhadap seluruh pemegang Sertifikat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
dilaksanakan dengan menggunakan metode
kuesioner.
(4) Survailen dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali
selama jangka waktu berlakunya Sertifikat.
-13-
Pasal 21
Ketentuan mengenai pelaksanaan Sertifikasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 20 berlaku
secara mutatis mutandis terhadap perpanjangan
Sertifikat.
BAB III
SKEMA SERTIFIKASI
Pasal 22
(1) Pelaksanaan teknis Sertifikasi dituangkan dalam
skema Sertifikasi.
(2) Skema Sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mengacu pada Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia Bidang IG dan Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang IG.
(3) Skema sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) berikut pengembangannya ditetapkan oleh LPK
Tenaga Profesional.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 23
Setiap pemegang Sertifikat berhak melakukan kegiatan
sesuai dengan lingkup kegiatan sebagaimana tercantum
dalam Sertifikat.
-14-
Pasal 24
Setiap pemegang Sertifikat wajib:
a. menjaga pemenuhan persyaratan sebagai Tenaga
Profesional;
b. menyampaikan dan menjamin bahwa semua
informasi yang diberikan kepada LPK Tenaga
Profesional adalah yang terbaru, benar, dan dapat
dipertanggungjawabkan;
c. menjaga kompetensinya dengan terus menerus
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta belajar mengembangkan
pengetahuannya;
d. memberikan pelayanan kepada klien berdasarkan
aturan dan kriteria sertifikasi, pemeliharaan, serta
menjaga kredibilitas Tenaga Profesional;
e. bertanggung jawab terhadap semua keluhan terkait
Sertifikat yang dimiliki;
f. menjamin tidak menggunakan Sertifikat yang dimiliki
untuk kepentingan di luar lingkup kegiatan;
g. menjamin bahwa tidak akan menyalahgunakan
Sertifikat yang dimiliki;
h. memfasilitasi LPK Tenaga Profesional dan penguji
dalam melakukan pengujian, survailen, dan verifikasi
terhadap aktivitas pemegang Sertifikat;
-15-
i. membantu LPK Tenaga Profesional atau personilnya
dalam melakukan investigasi dan penyelesaian
keluhan klien yang diajukan pihak lain tentang
kegiatan pemegang sertifikat; dan
j. menindaklanjuti hasil survailen.
BAB V
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 25
(1) Setiap pemegang Sertifikat yang melanggar ketentuan
Pasal 24 dikenakan sanksi administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa:
a. peringatan tertulis;
b. pembekuan Sertifikat sementara; dan
c. pencabutan Sertifikat.
Pasal 26
(1) Sanksi administratif berupa peringatan tertulis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) huruf
a diberikan dalam bentuk surat yang memuat:
a. rincian pelanggaran;
b. kewajiban untuk melaksanakan perbaikan; dan
c. tindakan pengenaan sanksi berikutnya yang akan
diberikan.
-16-
(2) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan paling banyak 2 (dua) kali dengan
tenggang waktu masing-masing 14 (empat belas) hari
kalender terhitung sejak diterimanya peringatan
tertulis.
(3) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diterbitkan oleh LPK Tenaga Profesional.
Pasal 27
(1) Sanksi administratif berupa pembekuan Sertifikat
sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
ayat (2) huruf b dikenakan kepada pemegang
Sertifikat yang tidak mengindahkan peringatan
tertulis kedua sebagaimana dimaksud dalam Pasal
26 ayat (2).
(2) Pembekuan Sertifikat sementara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan
menerbitkan keputusan pembekuan Sertifikat
sementara.
(3) Keputusan pembekuan Sertifikat sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus memuat
jangka waktu pengenaan sanksi administratif.
(4) Keputusan pembekuan Sertifikat sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan oleh
LPK Tenaga Profesional.
-17-
(5) Setelah penerbitan keputusan pembekuan Sertifikat
sementara, LPK Tenaga Profesional wajib melakukan
pengawasan agar pemegang Sertifikat tidak
melakukan kegiatan sampai dengan terpenuhinya
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam keputusan
pembekuan Sertifikat sementara.
Pasal 28
(1) Sanksi administratif berupa pencabutan Sertifikat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) huruf
c dikenakan kepada pemegang Sertifikat yang tidak
mengindahkan teguran tertulis kedua sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) atau tidak ada
tindakan perbaikan sampai dengan berakhirnya
jangka waktu pengenaan sanksi administratif berupa
pembekuan Sertifikat sementara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3).
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan dengan cara menerbitkan
keputusan pencabutan Sertifikat.
(3) Keputusan pencabutan Sertifikat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diterbitkan oleh LPK Tenaga
Profesional.
-18-
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Bogor,
pada tanggal 31 Juli 2017
KEPALA
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL,
HASANUDDIN Z. ABIDIN
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Hukum,
ttd.
Ida Suryani

More Related Content

Similar to SERTIFIKASI PROFESIONAL GEOSPASIAL

04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. igMohammad Singgih
 
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. igMohammad Singgih
 
Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...
Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...
Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...MTauhid2
 
Peraturan KEMENKUMHAM tentang Pengangkatan Notaris [2017]
Peraturan KEMENKUMHAM tentang Pengangkatan Notaris [2017]Peraturan KEMENKUMHAM tentang Pengangkatan Notaris [2017]
Peraturan KEMENKUMHAM tentang Pengangkatan Notaris [2017]Azka Aldrich
 
01 PermenLHK No. 6 tahun 2018 (Penyesuaian untuk POIPPU).pdf
01 PermenLHK No. 6 tahun 2018 (Penyesuaian untuk POIPPU).pdf01 PermenLHK No. 6 tahun 2018 (Penyesuaian untuk POIPPU).pdf
01 PermenLHK No. 6 tahun 2018 (Penyesuaian untuk POIPPU).pdfjumawanalexa
 
BRIN - 20230710 - Standar dan Tata Cara Pelaksanaan Audit Infrastruktur _ Aud...
BRIN - 20230710 - Standar dan Tata Cara Pelaksanaan Audit Infrastruktur _ Aud...BRIN - 20230710 - Standar dan Tata Cara Pelaksanaan Audit Infrastruktur _ Aud...
BRIN - 20230710 - Standar dan Tata Cara Pelaksanaan Audit Infrastruktur _ Aud...SPIPMaturitas
 
497e2_PPBJ-Modul_04-07__Materi_04__versi_9.2.pdf
497e2_PPBJ-Modul_04-07__Materi_04__versi_9.2.pdf497e2_PPBJ-Modul_04-07__Materi_04__versi_9.2.pdf
497e2_PPBJ-Modul_04-07__Materi_04__versi_9.2.pdfTotaPasaribu1
 
Keputusan Deputi II Nomor 63 Tahun 2022_1992_1.pdf
Keputusan Deputi II Nomor 63 Tahun 2022_1992_1.pdfKeputusan Deputi II Nomor 63 Tahun 2022_1992_1.pdf
Keputusan Deputi II Nomor 63 Tahun 2022_1992_1.pdfompepen
 
Permen lhk no. p.5.menlhk.setjen.kum.1.2.2018
Permen lhk no. p.5.menlhk.setjen.kum.1.2.2018Permen lhk no. p.5.menlhk.setjen.kum.1.2.2018
Permen lhk no. p.5.menlhk.setjen.kum.1.2.2018AgusGunawan616675
 
BAHAN PAPARAN LSP- 17-07-2022.pptx
BAHAN PAPARAN LSP- 17-07-2022.pptxBAHAN PAPARAN LSP- 17-07-2022.pptx
BAHAN PAPARAN LSP- 17-07-2022.pptxFathur74
 
Pp nomor 20 tahun 2015 (pp20 2015bt) - akuntan publik
Pp nomor 20 tahun 2015 (pp20 2015bt) - akuntan publikPp nomor 20 tahun 2015 (pp20 2015bt) - akuntan publik
Pp nomor 20 tahun 2015 (pp20 2015bt) - akuntan publikRaden Saputra
 
Permentan 68 2015 pemeriksa pvt
Permentan 68 2015 pemeriksa pvtPermentan 68 2015 pemeriksa pvt
Permentan 68 2015 pemeriksa pvtPRITIYANTI
 
standar kinerja unit pengelola kecamatan
standar kinerja unit pengelola kecamatanstandar kinerja unit pengelola kecamatan
standar kinerja unit pengelola kecamatandeivie rondonuwu
 
Badan pengawasan keuangan dan pembangunan
Badan pengawasan keuangan dan pembangunanBadan pengawasan keuangan dan pembangunan
Badan pengawasan keuangan dan pembangunanSeptian Muna Barakati
 
2018-03-26 Tugas Fungsi Dit Sistem Perbendaharaaan yang Dilimpahkan ke Vertik...
2018-03-26 Tugas Fungsi Dit Sistem Perbendaharaaan yang Dilimpahkan ke Vertik...2018-03-26 Tugas Fungsi Dit Sistem Perbendaharaaan yang Dilimpahkan ke Vertik...
2018-03-26 Tugas Fungsi Dit Sistem Perbendaharaaan yang Dilimpahkan ke Vertik...Ahmad Abdul Haq
 

Similar to SERTIFIKASI PROFESIONAL GEOSPASIAL (20)

04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig
 
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig
 
Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...
Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...
Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...
 
Peraturan KEMENKUMHAM tentang Pengangkatan Notaris [2017]
Peraturan KEMENKUMHAM tentang Pengangkatan Notaris [2017]Peraturan KEMENKUMHAM tentang Pengangkatan Notaris [2017]
Peraturan KEMENKUMHAM tentang Pengangkatan Notaris [2017]
 
01 PermenLHK No. 6 tahun 2018 (Penyesuaian untuk POIPPU).pdf
01 PermenLHK No. 6 tahun 2018 (Penyesuaian untuk POIPPU).pdf01 PermenLHK No. 6 tahun 2018 (Penyesuaian untuk POIPPU).pdf
01 PermenLHK No. 6 tahun 2018 (Penyesuaian untuk POIPPU).pdf
 
217 Ahli Geodesi
217 Ahli Geodesi 217 Ahli Geodesi
217 Ahli Geodesi
 
BRIN - 20230710 - Standar dan Tata Cara Pelaksanaan Audit Infrastruktur _ Aud...
BRIN - 20230710 - Standar dan Tata Cara Pelaksanaan Audit Infrastruktur _ Aud...BRIN - 20230710 - Standar dan Tata Cara Pelaksanaan Audit Infrastruktur _ Aud...
BRIN - 20230710 - Standar dan Tata Cara Pelaksanaan Audit Infrastruktur _ Aud...
 
497e2_PPBJ-Modul_04-07__Materi_04__versi_9.2.pdf
497e2_PPBJ-Modul_04-07__Materi_04__versi_9.2.pdf497e2_PPBJ-Modul_04-07__Materi_04__versi_9.2.pdf
497e2_PPBJ-Modul_04-07__Materi_04__versi_9.2.pdf
 
Keputusan Deputi II Nomor 63 Tahun 2022_1992_1.pdf
Keputusan Deputi II Nomor 63 Tahun 2022_1992_1.pdfKeputusan Deputi II Nomor 63 Tahun 2022_1992_1.pdf
Keputusan Deputi II Nomor 63 Tahun 2022_1992_1.pdf
 
Permen lhk no. p.5.menlhk.setjen.kum.1.2.2018
Permen lhk no. p.5.menlhk.setjen.kum.1.2.2018Permen lhk no. p.5.menlhk.setjen.kum.1.2.2018
Permen lhk no. p.5.menlhk.setjen.kum.1.2.2018
 
BAHAN PAPARAN LSP- 17-07-2022.pptx
BAHAN PAPARAN LSP- 17-07-2022.pptxBAHAN PAPARAN LSP- 17-07-2022.pptx
BAHAN PAPARAN LSP- 17-07-2022.pptx
 
Cpns bmkg 2013
Cpns bmkg 2013Cpns bmkg 2013
Cpns bmkg 2013
 
Pp nomor 20 tahun 2015 (pp20 2015bt) - akuntan publik
Pp nomor 20 tahun 2015 (pp20 2015bt) - akuntan publikPp nomor 20 tahun 2015 (pp20 2015bt) - akuntan publik
Pp nomor 20 tahun 2015 (pp20 2015bt) - akuntan publik
 
Permentan 68 2015 pemeriksa pvt
Permentan 68 2015 pemeriksa pvtPermentan 68 2015 pemeriksa pvt
Permentan 68 2015 pemeriksa pvt
 
Materi Rakor - Bidang PAK.pptx
Materi Rakor - Bidang PAK.pptxMateri Rakor - Bidang PAK.pptx
Materi Rakor - Bidang PAK.pptx
 
Cpns kalteng 2013
Cpns kalteng 2013Cpns kalteng 2013
Cpns kalteng 2013
 
standar kinerja unit pengelola kecamatan
standar kinerja unit pengelola kecamatanstandar kinerja unit pengelola kecamatan
standar kinerja unit pengelola kecamatan
 
Badan pengawasan keuangan dan pembangunan
Badan pengawasan keuangan dan pembangunanBadan pengawasan keuangan dan pembangunan
Badan pengawasan keuangan dan pembangunan
 
Badan pengawasan keuangan dan pembangunan
Badan pengawasan keuangan dan pembangunanBadan pengawasan keuangan dan pembangunan
Badan pengawasan keuangan dan pembangunan
 
2018-03-26 Tugas Fungsi Dit Sistem Perbendaharaaan yang Dilimpahkan ke Vertik...
2018-03-26 Tugas Fungsi Dit Sistem Perbendaharaaan yang Dilimpahkan ke Vertik...2018-03-26 Tugas Fungsi Dit Sistem Perbendaharaaan yang Dilimpahkan ke Vertik...
2018-03-26 Tugas Fungsi Dit Sistem Perbendaharaaan yang Dilimpahkan ke Vertik...
 

More from Mohammad Singgih

PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022
PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022
PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022Mohammad Singgih
 
02. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 2016
02. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 201602. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 2016
02. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 2016Mohammad Singgih
 
Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...
Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...
Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...Mohammad Singgih
 
Permen PU No. 08/PRT/M/2012
Permen PU No. 08/PRT/M/2012Permen PU No. 08/PRT/M/2012
Permen PU No. 08/PRT/M/2012Mohammad Singgih
 
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016Mohammad Singgih
 
Perpres 099.2015 Percepatan Perkeretaapian
Perpres 099.2015 Percepatan PerkeretaapianPerpres 099.2015 Percepatan Perkeretaapian
Perpres 099.2015 Percepatan PerkeretaapianMohammad Singgih
 
Perpres 098.2015 ttg Percepatan LRT
Perpres 098.2015 ttg Percepatan LRTPerpres 098.2015 ttg Percepatan LRT
Perpres 098.2015 ttg Percepatan LRTMohammad Singgih
 
Perpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
Perpres no 66 tahun 2015 ttg BappenasPerpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
Perpres no 66 tahun 2015 ttg BappenasMohammad Singgih
 
Mekanisme pendirian-pt-baru
Mekanisme pendirian-pt-baruMekanisme pendirian-pt-baru
Mekanisme pendirian-pt-baruMohammad Singgih
 
Uu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggi
Uu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggiUu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggi
Uu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggiMohammad Singgih
 
Uu no.11 th 2014 keinsinyuran
Uu no.11 th 2014   keinsinyuranUu no.11 th 2014   keinsinyuran
Uu no.11 th 2014 keinsinyuranMohammad Singgih
 
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaianUu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaianMohammad Singgih
 
10. cpc series m-77ver1_1e
10. cpc series m-77ver1_1e10. cpc series m-77ver1_1e
10. cpc series m-77ver1_1eMohammad Singgih
 
Pedoman 202 peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lsp
Pedoman 202   peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lspPedoman 202   peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lsp
Pedoman 202 peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lspMohammad Singgih
 
Pedoman 201 peraturan bnsp no 1 bnsp iii 2014 - persyaratan umum lsp
Pedoman 201   peraturan bnsp no 1 bnsp iii 2014 - persyaratan umum lspPedoman 201   peraturan bnsp no 1 bnsp iii 2014 - persyaratan umum lsp
Pedoman 201 peraturan bnsp no 1 bnsp iii 2014 - persyaratan umum lspMohammad Singgih
 
Pedoman 208 peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lsp
Pedoman 208   peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lspPedoman 208   peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lsp
Pedoman 208 peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lspMohammad Singgih
 
01. mra engineering des.2005
01.  mra engineering   des.200501.  mra engineering   des.2005
01. mra engineering des.2005Mohammad Singgih
 

More from Mohammad Singgih (20)

PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022
PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022
PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022
 
02. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 2016
02. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 201602. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 2016
02. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 2016
 
Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...
Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...
Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...
 
UU No 2 Tahun 2017
UU No 2 Tahun 2017UU No 2 Tahun 2017
UU No 2 Tahun 2017
 
Permen PU No. 08/PRT/M/2012
Permen PU No. 08/PRT/M/2012Permen PU No. 08/PRT/M/2012
Permen PU No. 08/PRT/M/2012
 
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016
 
Perpres 099.2015 Percepatan Perkeretaapian
Perpres 099.2015 Percepatan PerkeretaapianPerpres 099.2015 Percepatan Perkeretaapian
Perpres 099.2015 Percepatan Perkeretaapian
 
Perpres 098.2015 ttg Percepatan LRT
Perpres 098.2015 ttg Percepatan LRTPerpres 098.2015 ttg Percepatan LRT
Perpres 098.2015 ttg Percepatan LRT
 
Perpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
Perpres no 66 tahun 2015 ttg BappenasPerpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
Perpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
 
Mekanisme pendirian-pt-baru
Mekanisme pendirian-pt-baruMekanisme pendirian-pt-baru
Mekanisme pendirian-pt-baru
 
Uu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggi
Uu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggiUu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggi
Uu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggi
 
Uu no.11 th 2014 keinsinyuran
Uu no.11 th 2014   keinsinyuranUu no.11 th 2014   keinsinyuran
Uu no.11 th 2014 keinsinyuran
 
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaianUu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
 
10. cpc series m-77ver1_1e
10. cpc series m-77ver1_1e10. cpc series m-77ver1_1e
10. cpc series m-77ver1_1e
 
Pedoman 202 peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lsp
Pedoman 202   peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lspPedoman 202   peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lsp
Pedoman 202 peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lsp
 
Pedoman 201 peraturan bnsp no 1 bnsp iii 2014 - persyaratan umum lsp
Pedoman 201   peraturan bnsp no 1 bnsp iii 2014 - persyaratan umum lspPedoman 201   peraturan bnsp no 1 bnsp iii 2014 - persyaratan umum lsp
Pedoman 201 peraturan bnsp no 1 bnsp iii 2014 - persyaratan umum lsp
 
Pedoman 208 peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lsp
Pedoman 208   peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lspPedoman 208   peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lsp
Pedoman 208 peraturan bnsp no 3 bnsp iii 2014 - pedoman lisensi lsp
 
14. kbli 2009
14. kbli   200914. kbli   2009
14. kbli 2009
 
11. cpc provisional 1990
11. cpc provisional   199011. cpc provisional   1990
11. cpc provisional 1990
 
01. mra engineering des.2005
01.  mra engineering   des.200501.  mra engineering   des.2005
01. mra engineering des.2005
 

Recently uploaded

Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxssuser8905b3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (14)

Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 

SERTIFIKASI PROFESIONAL GEOSPASIAL

  • 1. PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI TENAGA PROFESIONAL DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 40 Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 1 Tahun 2016 tentang Sistem Penilaian Kesesuaian di Bidang Informasi Geospasial, perlu menetapkan Peraturan Badan Informasi Geospasial tentang Tata Cara Sertifikasi Tenaga Profesional di Bidang Informasi Geospasial; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5214);
  • 2. -2- 2. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5502); 3. Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2011 tentang Badan Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 144), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 127 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2011 tentang Badan Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 255); 4. Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 1 Tahun 2016 tentang Sistem Penilaian Kesesuaian di Bidang Informasi Geospasial sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 1 Tahun 2016 tentang Sistem Penilaian Kesesuaian di Bidang Informasi Geospasial; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI TENAGA PROFESIONAL DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL.
  • 3. -3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Data Geospasial yang selanjutnya disingkat DG adalah data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi. 2. Informasi Geospasial yang selanjutnya disingkat IG adalah DG yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian. 3. Tenaga Profesional adalah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidang penyelenggaraan IG yang dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat bidang IG. 4. Sertifikasi adalah rangkaian kegiatan untuk menilai dan memberikan jaminan tertulis bahwa Tenaga Profesional telah memenuhi persyaratan acuan dan/atau regulasi. 5. Sertifikat Kesesuaian yang selanjutnya disebut Sertifikat adalah surat keterangan tertulis yang menyatakan bahwa Tenaga Profesional telah memenuhi persyaratan acuan dan/atau regulasi.
  • 4. -4- 6. Badan Informasi Geospasial yang selanjutnya disebut Badan adalah Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang IG. 7. Lembaga Penilaian Kesesuaian Tenaga Profesional di Bidang Informasi Geospasial yang selanjutnya disebut LPK Tenaga Profesional adalah lembaga yang melaksanakan sertifikasi Tenaga Profesional dan menerbitkan Sertifikat yang telah diakreditasi oleh Badan Informasi Geospasial. 8. Pemohon adalah setiap orang yang mengajukan permohonan sertifikasi kepada LPK Tenaga Profesional. Pasal 2 (1) Kegiatan penyelenggaraan IG oleh Instansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat dilaksanakan oleh badan usaha. (2) Badan usaha yang melaksanakan IG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki Tenaga Profesional yang mempunyai Sertifikat di bidang IG. Pasal 3 (1) Sertifikat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) diterbitkan melalui kegiatan sertifikasi. (2) Sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh LPK Tenaga Profesional.
  • 5. -5- (3) Sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan terhadap Tenaga Profesional yang menyelenggarakan kegiatan di bidang: a. survei terestris; b. hidrografi; c. fotogrametri; d. penginderaan jauh; e. sistem informasi geografis; f. kartografi; dan g. survei kewilayahan. BAB II SERTIFIKASI Bagian Kesatu Umum Pasal 4 Sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilaksanakan melalui kegiatan: a. permohonan Sertifikasi; b. verifikasi; c. pembayaran biaya uji kompetensi; d. uji kompetensi; e. keputusan Sertifikasi; f. penerbitan Sertifikat; dan g. survailen.
  • 6. -6- Bagian Kedua Permohonan Sertifikasi Pasal 5 Permohonan Sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a diajukan Pemohon kepada LPK Tenaga Profesional secara tertulis. Pasal 6 (1) Permohonan Sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 wajib dilampiri dengan dokumen administrasi. (2) Dokumen administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas: a. formulir permohonan Sertifikasi yang memuat: 1. daftar riwayat hidup; dan 2. lingkup kegiatan yang dimohonkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3). b. salinan ijazah terakhir, sertifikat pelatihan, sertifikat kompetensi, dan/atau bukti pengalaman kerja yang telah dilegalisir; c. salinan dokumen identitas Pemohon; dan d. surat keterangan sehat dari dokter.
  • 7. -7- Bagian Ketiga Verifikasi Pasal 7 (1) Verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b dilaksanakan terhadap dokumen administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2). (2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lama 5 (lima) hari kerja sejak permohonan Sertifikasi diterima. Pasal 8 (1) Verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilaksanakan dengan memperhatikan standar persyaratan uji peserta. (2) Standar persyaratan uji peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Badan. Pasal 9 (1) Dalam hal hasil verifikasi dinyatakan bahwa dokumen administrasi tidak lengkap atau tidak sesuai, LPK Tenaga Profesional mengembalikan dokumen kepada Pemohon untuk diperbaiki.
  • 8. -8- (2) Perbaikan dokumen oleh Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak tanggal pengembalian dokumen oleh LPK Tenaga Profesional. (3) Dalam hal Pemohon tidak dapat memperbaiki dokumen sampai dengan berakhirnya jangka waktu perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), permohonan Sertifikasi dinyatakan ditolak. Pasal 10 Dalam hal hasil verifikasi dinyatakan bahwa dokumen administrasi lengkap dan sesuai, Pemohon ditetapkan sebagai peserta uji kompetensi. Bagian Keempat Pembayaran Biaya Uji Kompetensi Pasal 11 (1) Pembayaran biaya uji kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, dilaksanakan setelah Pemohon ditetapkan sebagai peserta uji kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10. (2) Besaran biaya uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah). (3) Pemohon yang tidak membayar biaya uji kompetensi dinyatakan tidak dapat mengikuti uji kompetensi.
  • 9. -9- Bagian Kelima Uji Kompetensi Pasal 12 (1) LPK Tenaga Profesional mengumumkan pelaksanaan uji kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d. (2) Pengumuman pelaksanaan uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a. nama peserta; b. waktu pelaksanaan; dan c. lokasi pelaksanaan. (3) Pengumuman pelaksanaan uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan paling lambat 10 (sepuluh) hari kalender sebelum pelaksanaan uji kompetensi. Pasal 13 (1) Pelaksanaan uji kompetensi terdiri atas: a. ujian tertulis; b. wawancara; dan/atau c. ujian praktik. (2) Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan mengacu pada Materi Uji Kompetensi.
  • 10. -10- (3) Materi uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dengan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang IG dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang IG. (4) Materi uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh LPK Tenaga Profesional. Pasal 14 Uji kompetensi dilaksanakan oleh penguji yang ditunjuk oleh LPK Tenaga Profesional. Pasal 15 (1) Penguji melaporkan pelaksanaan uji kompetensi kepada LPK Tenaga Profesional. (2) Laporan pelaksanaan uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. hasil uji kompetensi; dan b. rekomendasi penguji. Bagian Keenam Keputusan Sertifikasi Pasal 16 (1) Keputusan Sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e, ditetapkan oleh LPK Tenaga Profesional berdasarkan laporan pelaksanaan uji kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.
  • 11. -11- (2) Dalam hal keputusan Sertifikasi menetapkan bahwa peserta uji kompetensi dinyatakan lulus, LPK Tenaga Profesional menerbitkan Sertifkat. (3) Dalam hal keputusan Sertifikasi menetapkan bahwa peserta uji kompetensi dinyatakan tidak lulus, LPK Tenaga Profesional memberitahukan kepada peserta uji kompetensi. Bagian Ketujuh Penerbitan Sertifikat Pasal 17 Sertifikat sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) paling sedikit memuat: a. logo Badan, Komite Akreditasi Nasional, dan LPK Tenaga Profesional; b. nama, alamat, dan nomor akreditasi LPK Tenaga Profesional; c. nomor keputusan Sertifikasi; d. nomor Sertifikat; e. lingkup kegiatan; f. tanggal penerbitan Sertifikat; g. masa berlaku Sertifikat; dan h. tanda tangan Pimpinan LPK Tenaga Profesional.
  • 12. -12- Pasal 18 Nomor Sertifikat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf d diterbitkan oleh Badan. Pasal 19 Sertifikat berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak diterbitkan dan dapat diperpanjang. Bagian Kedelapan Survailen Pasal 20 (1) Survailen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf g merupakan sarana untuk memastikan dan memelihara kompetensi pemegang Sertifikat. (2) Survailen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan cara sensus terhadap seluruh pemegang Sertifikat. (3) Sensus terhadap seluruh pemegang Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilaksanakan dengan menggunakan metode kuesioner. (4) Survailen dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali selama jangka waktu berlakunya Sertifikat.
  • 13. -13- Pasal 21 Ketentuan mengenai pelaksanaan Sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 20 berlaku secara mutatis mutandis terhadap perpanjangan Sertifikat. BAB III SKEMA SERTIFIKASI Pasal 22 (1) Pelaksanaan teknis Sertifikasi dituangkan dalam skema Sertifikasi. (2) Skema Sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang IG dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang IG. (3) Skema sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berikut pengembangannya ditetapkan oleh LPK Tenaga Profesional. BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 23 Setiap pemegang Sertifikat berhak melakukan kegiatan sesuai dengan lingkup kegiatan sebagaimana tercantum dalam Sertifikat.
  • 14. -14- Pasal 24 Setiap pemegang Sertifikat wajib: a. menjaga pemenuhan persyaratan sebagai Tenaga Profesional; b. menyampaikan dan menjamin bahwa semua informasi yang diberikan kepada LPK Tenaga Profesional adalah yang terbaru, benar, dan dapat dipertanggungjawabkan; c. menjaga kompetensinya dengan terus menerus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta belajar mengembangkan pengetahuannya; d. memberikan pelayanan kepada klien berdasarkan aturan dan kriteria sertifikasi, pemeliharaan, serta menjaga kredibilitas Tenaga Profesional; e. bertanggung jawab terhadap semua keluhan terkait Sertifikat yang dimiliki; f. menjamin tidak menggunakan Sertifikat yang dimiliki untuk kepentingan di luar lingkup kegiatan; g. menjamin bahwa tidak akan menyalahgunakan Sertifikat yang dimiliki; h. memfasilitasi LPK Tenaga Profesional dan penguji dalam melakukan pengujian, survailen, dan verifikasi terhadap aktivitas pemegang Sertifikat;
  • 15. -15- i. membantu LPK Tenaga Profesional atau personilnya dalam melakukan investigasi dan penyelesaian keluhan klien yang diajukan pihak lain tentang kegiatan pemegang sertifikat; dan j. menindaklanjuti hasil survailen. BAB V SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 25 (1) Setiap pemegang Sertifikat yang melanggar ketentuan Pasal 24 dikenakan sanksi administratif. (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa: a. peringatan tertulis; b. pembekuan Sertifikat sementara; dan c. pencabutan Sertifikat. Pasal 26 (1) Sanksi administratif berupa peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) huruf a diberikan dalam bentuk surat yang memuat: a. rincian pelanggaran; b. kewajiban untuk melaksanakan perbaikan; dan c. tindakan pengenaan sanksi berikutnya yang akan diberikan.
  • 16. -16- (2) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan paling banyak 2 (dua) kali dengan tenggang waktu masing-masing 14 (empat belas) hari kalender terhitung sejak diterimanya peringatan tertulis. (3) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan oleh LPK Tenaga Profesional. Pasal 27 (1) Sanksi administratif berupa pembekuan Sertifikat sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) huruf b dikenakan kepada pemegang Sertifikat yang tidak mengindahkan peringatan tertulis kedua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2). (2) Pembekuan Sertifikat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan menerbitkan keputusan pembekuan Sertifikat sementara. (3) Keputusan pembekuan Sertifikat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus memuat jangka waktu pengenaan sanksi administratif. (4) Keputusan pembekuan Sertifikat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan oleh LPK Tenaga Profesional.
  • 17. -17- (5) Setelah penerbitan keputusan pembekuan Sertifikat sementara, LPK Tenaga Profesional wajib melakukan pengawasan agar pemegang Sertifikat tidak melakukan kegiatan sampai dengan terpenuhinya kewajiban sebagaimana dimaksud dalam keputusan pembekuan Sertifikat sementara. Pasal 28 (1) Sanksi administratif berupa pencabutan Sertifikat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) huruf c dikenakan kepada pemegang Sertifikat yang tidak mengindahkan teguran tertulis kedua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) atau tidak ada tindakan perbaikan sampai dengan berakhirnya jangka waktu pengenaan sanksi administratif berupa pembekuan Sertifikat sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3). (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan cara menerbitkan keputusan pencabutan Sertifikat. (3) Keputusan pencabutan Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan oleh LPK Tenaga Profesional.
  • 18. -18- BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 28 Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Bogor, pada tanggal 31 Juli 2017 KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, HASANUDDIN Z. ABIDIN Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum, ttd. Ida Suryani