Dokumen tersebut membahas tentang harta yang wajib dikeluarkan zakatnya menurut pandangan fiqh zakat kontemporer. Termasuk di dalamnya adalah zakat emas, perak, uang, pertanian, binatang ternak, dan perdagangan. Dibahas pula nishab dan tarif zakat untuk setiap jenis harta tersebut. Fiqh zakat kontemporer berusaha menyesuaikan hukum zakat dengan perkembangan ekonomi modern berdasark
2. Definisi Zakat
Menurut Bahasa : tumbuh, bersih,
berkembang dan berkah
Menurut Istilah Fikih: Menyerahkan
sejumlah harta tertentu yang diwajibkan
Allah kepada orang-orang yang berhak
menerimanya
3. Landasan Kewajiban Zakat
Zakat hukumnya wajib bagi setiap muslim yang memiliki harta sampai
pada nishabnya.
Landasan hukum diwajibkannya zakat adalah :
Al Quran
4. Landasan Kewajiban Zakat
As Sunnah, Rasulullah SAW bersabda “Islam
dibangun atas lima rukun; syahadat tiada tuhan
selain Allah dan Muhammad saw utusan Allah,
menegakkan shalat, membayar zakat,
menunaikan haji dan shaum ramadhan”.
Ijma, Para ulama salaf (terdahulu, klasik)
ataupun kholaf (kontemporer) telah sepakat akan
wajibnya zakat.
5. Hukum Mengingkari & Menolak
Zakat
Seorang muslim yang tahu akan kewajiban zakat,
kemudian mengingkarinya maka dia telah jatuh
pada kekafiran, dan hukumnya hukum orang
yang murtad.
Adapun muslim yang menolak tidak mau
membayar zakat:
Di akhirat dia akan mendapat balasannya
Di dunia, Imam berhak untuk memeranginya
sehingga dia mau membayar zakat, atau Imam
berwenang untuk menyita sebagian hartanya sebagai
hukuman
6. Perbedaan Antara:
Zakat, Infaq & Shadaqah
Zakat adalah kewajiban harta yang spesifik,
memiliki syarat tertentu, alokasi tertentu dan
waktu tertentu
Infaq ialah mengeluarkan harta yang mencakup
zakat dan non zakat, disamping ada yang wajib
dan sunnah.
Shadaqah memiliki ma’na yang lebih luas dapat
berarti infaq, zakat atau kebaikan non materi.
7. Syarat Harta yang Wajib Dikeluarkan
Zakatnya
Milik Penuh
Produktif (An Nama)
Sampai nishab
Surplus dari kebutuhan primer
Bebas dari hutang
Berlalu satu tahun
8. Fiqh Zakat Kontemporer
Dengan semakin berkembangnya pola
kegiatan ekonomi maka pemahaman tentang
kewajiban zakatpun perlu diperdalam
sehingga ruh syariat yang terkandung
didalamnya dapat dirasakan tidak
bertentangan dengan kemajuan tersebut.
Maka pemahaman fiqh zakat kontemporer
dengan mengemukakan ijtihad-ijtihad para
ulama kontemporer mengenai zakat tersebut
perlu difahami oleh para pengelola zakat dan
orang-orang yang memiliki kepedulian
terhadap masalah zakat ini
9. Fiqh Zakat Kontemporer
Ketika kita berbicara mengenai fiqh zakat
kontemporer bukan berarti kita
meninggalkan peninggalan ulama-ulama kita
terdahulu (Salaf). Justru buah ijtihad mereka
harus menjadi inspirasi bagi pemecahan
masalah kontemporer yang kita hadapi,
pada dasarnya fiqh kontemporer adalah
merupakan untaian mata rantai yang tidak
dapat dipisahkan dari kesaatuan buah ijtihad
para ulama baik salaf maupun yang datang
setelahnya.
10. Fiqh Zakat Kontemporer
Dr Yusuf Qordhowi dengan karya
monumentalnya mengenai fiqh zakat
menyatakan untuk mensikapi perkembangan
perekonomian yang sangat pesatnya
diharapkan adanya beberapa syarat yang
harus dipenuhi oleh para pengelola zakat
khususnya lembaga-lembaganya, yaitu
berpedoman pada kaidah perluasan cakupan
terhadap harta yang wajib dizakati, توسيع
وعاء
الزكاة sekalipun tidak ada nash Qoti’ dari
syariah. Akan tetapi berpedoman pada dalil
yang umum. (Qordhowi, 1994, 15)
11. Fiqh Zakat Kontemporer
Pada umumnya ulama-ulama klasik sesuai
dengan nash yang ada, mengkatagorikan
bahwa harta yang kena zakat adalah :
binatang ternak, emas dan perak, barang
dagangan, harta galian dan yang terakhir
adalah hasil pertanian. Tetapi dalam ijtihad
kontenporer yang saat ini salah satunya
diwakili oleh bukunya Dr Yusuf Qordhowi,
beliau merinci banyak sekali model-model
harta kekayaan yang kena zakat, sebanyak
model dan bentuk kekayaan yang lahir dari
semakin kompleknya kegiatan perekonomian
12. Fiqh Zakat Kontemporer
Dr Qordhowi yang mewakili ijtihad
kontemporer –misalnya- membagi katagori
zakat kedalam sembilan katagori; zakat
binatang ternak, zakat emas dan perak yang
juga meliputi uang, zakat kekayaan dagang,
zakat hasil pertanian meliputi tanah
pertaanian, zakat madu dan produksi hewani,
zakat barang tambang dan hasil laut, zakat
investasi pabrik, gedung dan lain-lain, zakat
pencarian, jasa dan profesi dan zakat saham
serta obligasi.
13. Harta/Kekayaan
Yang Wajib Dikeluarkan Zakatnya
Zakat emas & perak, Zakat Perhiasan
Zakat uang
Zakat pertanian dan zakat hasil bumi
Zakat binatang ternak
Zakat harta galian (Rikaz & Maadin)
Zakat Hasil Manfaat (Al Maal Al Mustafad)
Zakat perdagangan dan perusahaan
Zakat profesi
14. Zakat Emas & Perak
Hadits yang diriwayatkan dari Ali r a, Dia berkata,
telah Bersabda Rasulullah saw: “Jika kamu
mempunyai 200 dirham dan sudah cukup setahun
maka zakatnya adalah 5 dirham, dan emas hanya
dikenakan zakat bila sudah mencapai 20 dinar dan
sudah cukup setahun, maka zakatnya adalah ½
dinar setiap bertambah maka dengan hitungan
tersebut. Tidak wajib zakat kecuali sampai cukup
masa setahun” (H.R Abu Daud)
Landasan Hukumnya
15. Zakat Emas & Perak
Nishab emas 20 dinar, 1 dinar = 4,25 gram,
maka nishab emas adalah :
20 X 4,25 gram = 85 gram
Nishab Perak adalah 200 dirham,
1 dirham = 2,975 gram, maka nishab perak
adalah 200 X 2,975 gram = 595 gram.
Nilai Nishab Emas & Perak
16. Zakat Emas & Perak
Syarat
Sampai nishob
Berlalu satu tahun
Bebas dari hutang yang menyebabkan kurang
dari nishob
Surplus dari kebutuhannya
17. Zakat Emas & Perak Perhiasan
Jika perhiasan tersebut sebagai simpanan
investasi, wajib dikeluarkan zakatnya 2.5%
dengan syarat nishob dan haul
Perhiasan yang haram digunakan dan terbuat dari
emas & perak, wajib dikeluarkan zakatnya
Jika perhiasan tersebut untuk dipakai dan dalam
batas yang wajar, tidak dikenakan zakat, jika
berlebihan termasuk kategori pertama
Penentuan nishabnya adalah senilai dengan
nishab emas 85 gram
18. Zakat Uang
Karena uang adalah merupakan barang berharga,
dan menjadi alat mengukur nilai segala sesuatu,
juga merupakan alat tukar yang kekuatannya
seperti emas & perak, maka uang dikenai zakat
sebagaimana emas & perak dikenai zakat.
Syaratnya:
Sampai nishab 85 gram emas
Berlalu satu tahun
Bebas dari hutang
Surplus dari kebutuhannya
19. Zakat Pertanian
Firman Allah : “Dan Dialah yang menjadikan kebun-
kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung,
pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan
warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari
buahnya (yang bermacam-macam itu) bila berbuah.
Dan tunaikanlah haknya (zakatnya) di hari
memetiknya”. (QS. 6 : 141)
As Sunnah, Dari Jabir, Nabi SAW bersabda: “Yang
diairi oleh sungai dan hujan 10% sedangkan yang
diairi dengan pengairan 5 %”
Hasil ijmak ulama
Landasan Hukumnya
20. Zakat Pertanian
Dari Jabir, dari Rasulullah saw “… Tidak wajib bayar zakat pada
kurma yang kurang dari 5 ausuq” (HR Muslim)
Dari hadist ini dijelaskan bahwa nishab zakat pertanian adalah 5
ausuq
Ausuq jamak dari wasaq, 1 wasaq = 60 sha’, sedangkan 1 sha’
= 2,176 kg, maka 5 wasaq adalah 5 x 60 x 2,176 = 652,8 kg
Hitungan tersebut adalah untuk makanan pokok atau gabah,
maka jika diberaskan nishab tersebut menjadi 520 kg
Sedangkan kadar zakat yang harus dikeluarkan berdasarkan
hadits dari Jabir (yang pertama) jika diairi oleh hujan atau sungai
10 %, dan apabila diairi oleh pengairan 5 %
Nishab Dan Tarifnya
21. Hasil Bumi
Yang Harus Dikeluarkan Zakatnya
Pendapat Malikiyah dan Syafiiyyah; adalah
pada hasil bumi yang dapat ditakar dan
disimpan, berlaku pada makanan pokok,
dikeluarkan pada waktu panen dan dalam
keadaan kering.
Pendapat Madzhab Imam Ahmad juga Abu
Yusuf dan Muhammad Hasan (dari Madzhab
Hanafi) adalah pada hasil bumi yang dapat
ditakar dan disimpan, sekalipun bukan
makanan pokok, dikeluarkan zakatnya ketika
sudah kering.
22. Hasli Bumi
Yang Harus Dikeluarkan Zakatnya
Pendapat Imam Abu Hanifah; semua yang keluar dari
bumi, jika maksudnya untuk dikembangkan wajib
dikeluarkan zakatnya. Hal tersebut berlandaskan pada
keumuman ayat “Hai orang-orang yang beriman!
Nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang
Kami keluarkan dari bumi untukmu”
Salah satu pendapat Imam Ahmad; Zakat hanya
diwajibkan pada empat jenis, dua jenis gandum (hinthah
dan syair) dua jenis buah-buahan (kurma dan anggur)
23. Hasil Bumi
Yang Harus Dikeluarkan Zakatnya
Pendapat yang paling kuat (sebagai mana
yang disimpulkan oleh Dr Yusuf
Qordhowi) adalah pendapat Imam Abu
Hanifah
Alasannya adalah; didukung oleh
keumuman cakupan pengertian nash-nash
Al quran dan Hadits, dan sesuai dengan
hikmah suatu syariat diturunkan.
24. Nishab Hasil Bumi Yang
Tidak Diliter
Nishab 5 ausuq adalah bagi hasil bumi
yang dapat diukur dengan takaran tersebut,
adapun bagi hasil bumi yang tidak dapat
diliter maka nishabnya yaitu sama dengan
nilai 653 kg hasil bumi yang berharga,
seperti padi untuk negeri kita atau gandum,
demikan pendapat Dr Yusuf Qordhowi.
25. Zakat Binatang Ternak
Syarat Umum
Sampai Nishab
Berlalu satu tahun
Tenaganya tidak dipergunakan untuk
produksi
Digembalakan
26. Nishab & Kadar Zakat
Binatang Ternak Unta
1 – 4 tidak ada zakat
5 – 9 seekor kambing
10 – 14 dua ekor kambing
15 – 19 tiga ekor kambing
20 – 24 empat ekor kambing
25 – 35 unta betina 1 tahun
36 – 45 unta betina 2 tahun
46 – 60 unta betina 3 tahun
61 – 75 unta betina 4 tahun
76 – 90 2 unta betina 2 tahun
91 – 120 2 unta betina 3 tahun
Setiap tambahan 50 unta,
seekor unta 3 tahun dan
40 unta seekor unta 2
tahun
27. Nishab & Kadar Zakat
Binatang Ternak Sapi
1 - 29 Tidak ada zakat
30 – 39 anak sapi
40 – 59 sapi satu tahun
60 – 69 sapi usia 2 tahun
70 – 79 2 ekor anak sapi
80 – 89 anak sapi & sapi 2 thn
90 – 99 2 sapi 2 tahun
100 – 109 3 anak sapi
110 – 119 2 anak sapi & sapi usia 2 tahun
Kemudian setiap pertambahan 30 ekor seekor
anak sapi dan 40 ekor seekor sapi usia 2 tahun
29. Kuda tunggangan, dan yang dipergunakan tidak
dikenakan zakat
Kuda yang diperjual belikan, dianggap sebagai asset
perdagangan, maka termasuk pada zakat perdagangan
2.5%
Kuda yang diternak dengan maksud investasi;
Kebanyakan ulama mengatakan tidak dikenai zakat.
Imam Abu Hanifah berpendapat dikenai zakat
sebesar 1 dinar (4.25 gram emas) dengan nishob 5
ekor jika kuda Arab, selain kuda Arab 2.5 % dari
nilai kuda tersebut, Dr Yusuf Qordhowi berpendapat
2.5 % dari nilai kuda-kuda tersebut dengan nishab 5
ekor tanpa membedakan kuda Arab dan lainnya
Nishab & Kadar Zakat
Binatang Ternak Kuda
30. Zakat Binatang Ternak Lainnya
Binatang ternak lainnya (selain yang telah disebutkan
dan ada nashnya) menurut sebahagian ulama
dikenakan zakat dengan alasan dalil yang umum
Mengenai nishab dan kadarnya ulama berbeda
pendapat
Pertama nishabnya adalah senilai dengan emas 85
gram dan besarnya zakat 2.5 % dikiaskan pada
harta kekayaan
Dr Qordhowi berpendapat, nishabnya adalah di-
analogikan pada nilai 5 ekor unta atau 40 ekor
kambing. Kadarnya 2.5 %
31. Zakat Harta Galian & Barang
Tambang
Landasan Hukum Dan Kadarnya
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW
pernah bersabda: “ Pada “rikaz” harta galian,
zakatnya seperlima (20%)”
(Bukhori Muslim)
32. Pengertian Rikaz
Jumhur ulama berpendapat bahwa rikaz
adalah harta yang terpendam dalam perut
bumi dari kekayaan masyarakat jahiliyyah
Jumhur ulama membedakan antara barang
tambang dengan rikaz.
Abu Hanifah mendefinisikan bahwa rikaz
mencakup semua kekayaan dalam perut
bumi termasuk barang tambang.
33. Syarat-Syarat Zakat Rikaz
Madzhab Syafii’ mensyaratkan bahwa rikaz
adalah kekayaan pada tanah yang tidak bertuan,
sementara jumhur mensyaratkan peninggalan
jahiliyyah
Madzhab Syafii’ mengkhususkan rikaz pada emas
dan perak saja, sementara madzhab yang lain
tidak mensyaratkan demikian
Madzhab Syafii’ mensyaratkan nishab, sementara
madzhab lainnya tidak.
34. Barang Tambang
Madzhab Abu Hanifah tidak membedakan antara rikaz
dengan barang tambang, maka besarnya zakat adalah 20
%
Sedangkan jumhur tidak membedakan antara keduanya,
secara umum zakat barang tambang sebesar 2,5 % karena
ekplorasinya membutuhkan biaya yang besar
Madzhab Maliki dan Syafii’ menyatakan jika penggalian
barang tambang tersebut tidak mengeluarkan cost, maka
besar zakatnya adalah 20 %
35. Kesimpulan Pendapat
Pada Rikaz & Barang Tambang
Zakat Rikaz berbeda dengan Zakat Barang
Tambang
Zakat Barang Tambang mencakup semua jenis,
baik padat maupun cair
Zakat Rikaz dan Barang Tambang tidak
mensyaratkan nishab dan haul
Tarif Zakat Rikaz 20% dan Zakat Barang
Tambang 2,5 % kecuali ada kemiripan
Mustahik Zakat Rikaz dan Barang Tambang sama
dengan mustahikkin zakat lainnya.
36. Zakat Hasil Laut dan Galian
Harta galian adalah yang didapatkan dari
perut bumi baik cair seperti minyak, atau
padat, atau berupa gas, atau berupa besi
sulgur, dan sebagainya. Sedangkan ikan,
mutiara, marjan dan sebangsanya adalah
merupakan harta yang didapat dari lautan
dan dasar zakat bagi harta tersebut adalah
termasuk kategori harta yang tidak
bergerak. Maka tarifnya adalah 20%
37. Zakat Hasil Laut dan Galian
Kaidah yang harus diperhatikan
Harta tersebut termasuk dalam katagori harta yang
tidak disyaratkan haul, juga tidak disyaratkan nishab
Jika harta tersebut didapat tidak melalui jerih payah
maka tarifnya adalah 20%, akan tetapi jika
dicapainya melalu jerih payah maka tarifnya adalah
10% (Dr. Yusuf Qordhowi, Fiqh Zakat)
Sedangkan Perusahaan tambang yang mendapat izin
ekplorasi hasil tambang tarif zakatnya adalah 2,5 %
seperti zakat perdagangan yang dikenakan dari modal
dan hasil. (Pendapat Jumhur Ulama)
38. Zakat Hasil Manfaat
Sesuatu yang kita pergunakan tidak wajib dikenai
zakat sesuai dengan apa yang pernah
diungkapkan Rasulullah SAW. Adapun harta
yang tidak kita gunakan, tetapi harta tersebut
mendatangkan pemasukan seperti rumah yang
disewakan, atau tanah, atau barang lainnya, maka
hal tersebut dapat dikenai zakat, dan disebut
sebagai harta yang diambil manfaatnya.
Keputusan tersebut telah diambil oleh para ulama
dalam pertemuan pambahasan zakat di Kuwait
tahun
39. Zakat Hasil Manfaat
Maka yang termasuk dalam katagori ini adalah:
Pemasukan dari hasil kontrak rumah, atau bangunan
Pemasukan dari hasil menyewakan sarana
transportasi
Pemasukan dari hasil ternak ayam telur dan yang
semisalnya
Pemasukan dari hasil ternak yang dipekerjakan atau
diambil hasilnya
Pemasukan dari hasil produk peternakan seperti wool
dan susu
Pemasukan dari ternak lebah
Pemasukan dari proyek tender bangunan dst
40. Zakat Hasil Manfaat
Untuk menghitungnya hendaknya memperhitungkan
hal-hal berikut ini:
Tarif zakat bagi harta yang diambil manfaatnya
adalah 2,5 %
Nishab yang ditentukannya adalah dianalogikan pada
nilai emas 85 gram
Mengikuti haul dengan mengakumulasikan hasil yang
didapat selama setahun, jika sampai nishab, maka
wajib dikeluarkan zakatnya sesuai tarif diatas
Biaya produksi langsung dan tidak langsung
dikurangkan atas hasil tersebut dengan selalu
berpedoman pada prinsip tidak berlebih-lebihan
dalam cost
Jika ada hutang yang berkaitan dengan produksi maka
hal tersebut dikurangkan atas hasil yang didapat.
41. Zakat Perdagangan
Landasan Hukum
Firman Allah : “Wahai orang-orang yang beriman,
keluarkanlah sebagian dari harta halal yang kamu
peroleh dari usahamu dan dari harta yang kami
keluarkan untukmu dari perut bumi” (Q S 2 : 267)
Dari Samurah bin Jundub mengatakan : “Rasulullah
saw memerintahkan kami agar mengeluarkan zakat
dari semua yang kami persiapkan untuk
diperdagangkan”
42. Ketentuan Zakat Perdagangan
Dikenakan atas modal yang diputar, keuntungan dan
piutang lancar dikurangi hutang dan kerugian. Asset
tetap yang tidak untuk diperdagangkan tidak
termasuk harta perdagangan.
Berlalu satu tahun
Mencapai nishab yaitu senilai dengan 85 gram emas
Tarip zakatnya 2,5%
Dapat dibayar dengan uang atau barang
Dikenakan pada perdagangan sendiri maupun
perseroan
Aktiva berjalan – Kewajiban Lancar
43. Zakat Investasi
Zakat Investasi dalam istilah fiqh biasa disebut
Zakat “Almustaghillat” atau Al maal almustafaad
Zakat tersebut dikenakan terhadap harta yang
diperoleh dari hasil investasi
Diantara bentuk usaha yang termasuk investasi
adalah; bangunan atau kantor yang disewakan,
saham, rental mobil, rumah kontrakan, dll
44. Analogi Zakat Investasi
Sebagian ulama Hanbali menganalogikan kedalam
zakat perdagangan, dengan tarif 2,5 % dan nishab
85 gram serta sampai haul
Sebagian ulama Maliki dan salaf seperti Ibnu
Masu’d, Ibnu Abbas dll menganalogikannya
kedalam zakat uang tapi diambil dari hasilnya saja,
tanpa mensyaratkan haul dikeluarkan ketika
menerimanya
Abu Zahrah, Abdul Wahab Kholaf & Yusuf
Qordhowi menganalogikannya kedalam zakat
pertanian yaitu dikeluarkan saat menghasilkan dari
hasilnya, tanpa memasukkan unsur modal dengan
tarif 5 % untuk penghasilan kotor dan 10 % untuk
penghasilan bersih
45. Zakat Investasi
Kebanyakan ulama kontemporer
mengambil pendapat yang kedua yaitu
dizakati dari hasil bersih, dengan nishab
senilai 85 gram emas dan tarif 2,5%
mengikuti kaidah haul
46. Zakat Perusahaan
Dalam fiqh Islam perusahaan dikenal dengan syirkah.
Pada era modern sekarang ini, perusahaan adalah
merupakan lambang kekuatan perekonomian, oleh
sebab itu tidak pantas membiarkan perusahaan terlepas
dari kewajiban zakat.
Pada dasarnya zakat adalah merupakan kewajiban
individu, sedangkan perusahaan adalah merupakan
badan hukum yuridicial personality (Syakhsiyyah
I’tibariyyah), tapi beberapa nash mendukung adanya
zakat perusahaan ini
47. Landasan Hukumnya
Hadist riwayat Buchori dalam pembahasan
zakat binatang ternak : “… janganlah
menggabungkan yang terpisah dan jangan
memisahkan sesuatu yang sudah
bergabung (berserikat) dan sesuatu yang
bercampur dari dua pihak maka keduanya
memeriksa (jumlah hartanya) untuk
dibayarkaan dengan ketentuan yang sama
(sesuai besarnya harta)”
48. Ketentuan Zakat Perusahaan
Dianalogkan pada zakat perniagaan, sesuai
dengan pendapat Muktamar Zakat
Internasional, dan berdasarkan pada
pendapat ulama. Diantaranya adalah Abu
Ishaq Asy Syatibi, “Hukumnya adalah seperti
hukum zakat perdagangan, karena dia
memproduksi dan kemudian menjualnya, atau
menjadikan apa yang diproduksinya sebagai
komoditas perdagangannya, maka dia harus
mengeluarkan zakatnya tiap tahun dari apa yang
dia miliki baik berupa stok barang yang ada
ditambah nilai dari hasil penjualan yang ada,
apabila telah mencapai nishabnya.”
49. Cara penghitungannya
Sama dengan pola penghitungan zakat
perdagangan
Aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar
Nishab senilai 85 gram emas
Tarif 2,5%
50. Zakat Profesi
Zakat profesi adalah zakat atas penghasilan yang
diperoleh dari pengembangan potensi diri yang dimiliki
seseorang dengan cara yang sesuai syariat, seperti: upah
kerja rutin, profesi dokter, pengacara, arsitek, dll.
Dari berbagai pendapat dinyatakan bahwa landasan zakat
profesi dianalogikan kepada zakat hasil pertanian yaitu
dibayarkan ketika mendapatkan hasilnya, demikian juga
dengan nishobnya yaitu sebesar 652,8 kg makanan pokok
(gabah) atau senilai 520 kg beras, dan dibayarkan dari
pendapatan kotor. Sedangkan tarifnya adalah
dianalogikan kepada zakat emas dan perak yaitu sebesar
2,5 %, atas dasar kaidah “Qias Asysyabah”.
51. Cara Penghitungannya
Zakat penghasilan ialah yang dikeluarkan dari
penghasilan kita atau pendapatan yang didapatkan dari
hasil kerja kita, hal tersebut dapat dilakukan:
Dengan cara mengakumulasikan pendapatan tiap bulan yang
mencapai nishab, kemudian ditunaikan zakatnya pada akhir
tahun
Atau ditunaikan pada tiap bulan ketika kita mendapatkannya
Tarifnya adalah 2,5%, Sedangkan nishabnya adalah 520 kg
beras dengan asumsi pendapataan kotor.
Utang jangka panjang yang dicicil tiap bulan dapat menjadi
pengurang penghasilan.
52. Landasan Zakat Profesi
Ada beberapa pendapat yang muncul mengenai
nishab dan kadar zakat profesi, yaitu:
1. Menganalogikan secara mutlak kedua kategori
di atas dengan hasil pertanian, baik nishab maupun
kadar zakatnya. Dengan demikian, nishab-nya
adalah senilai dengan hasil pertanian yaitu 653 kg
gabah, tarifnya 5%, dan dikeluarkan setiap
menerima hasil tersebut.
2. Menganalogikan secara mutlak kedua kategori
di atas dengan zakat perdagangan atau emas.
Nishab-nya 85 gram emas. Kadar zakatnya 2,5%
dan dikeluarkan setiap menerima. Kemudian,
penghitungannya diakumulasikan atau dibayar di
akhir tahun.
53. Landasannya
1. Menganalogikan nishab zakat upah kerja/gaji
dengan nishab zakat hasil pertanian. Nishab-
nya senilai 653 kg gabah dan dikonversi ke
dalam makanan pokok, yaitu beras dengan
penyusutan 20% dari gabah. Dari
penyusutan ini diperkirakan hasilnya menjadi
520 kg beras. Sedangkan, kadar zakatnya
dianalogikan dengan emas yakni 2,5%. Hal
tersebut berdasarkan qiyas atas kemiripan
(syabbah) terhadap karakteristik harta zakat
yang telah ada, yakni :
54. Model memperoleh harta penghasilan
(profesi) mirip dengan panen (hasil
pertanian). Dalam hal ini, maka harta ini
dapat di-qiyas-kan ke dalam zakat
pertanian berdasarkan nishab (653 kg
gabah kering giling atau setara dengan
520 kg beras) dan waktu pengeluaran
zakatnya (setiap kali panen).
55. Model bentuk harta yang diterima sebagai penghasilan berupa
uang. Oleh sebab itu, bentuk harta ini dapat di-qiyas-kan
dalam zakat harta (simpanan/kekayaan) berdasarkan kadar
zakat yang harus dibayarkan (2,5 %). Dengan demikian, hasil
profesi seseorang apabila telah memenuhi ketentuan wajib
zakat, maka wajib baginya untuk menunaikan zakat. Model
penganalogian tersebut tidak asing di kalangan ulama salaf,
seperti saat para ulama menganalogikan hamba sahaya. Di
satu sisi, hamba sahaya dianalogikan dengan hewan untuk
menetapkan boleh/tidaknya mereka diperjualbelikan. Namun
di sisi lain, hamba sahaya dianalogikan dengan manusia
mukallaf ketika mereka harus malaksanakan beberapa taklif,
seperti shalat dan puasa. (Al Amidi 423)