Dokumen tersebut membahas manajemen likuiditas pada Bank Central Asia Tbk. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang: (1) pengertian likuiditas secara teoritis dan pengukurannya melalui rasio-rasio keuangan, (2) metode analisis CAMEL untuk menilai kondisi keuangan bank, dan (3) analisis likuiditas Bank BCA tahun 2016-2017 berdasarkan rasio-rasio likuiditas.
1. Dosen Pengampuh Mata Kuliah: Abdul Salam M.M Disusun Oleh:
Maya Novianti :17.01.031.066
Kartika Sari :17.01.031.059
Kurnima :17.01.031.061
Manajemen Perbankan (Resiko Likuiditas PT BANK Central Asia Tbk)
2. 1. Latar Belakang
Pengendalian likuiditas
adalah persoalan dilematis, artinya kalau bank menghendaki untuk memelihara likuiditas tinggi maka profit
akan rendah, sebaliknya kalau likuiditas rendah maka profit menjadi tinggi. Bank yang memiliki likuiditas
tinggi, aktivitasnya relatif besar pada aktiva jangka pendek, sedangkan bank yang likuiditasnya rendah
secara umum porsi dana yang tertanam lebih besar pada aktiva jangka panjang.
PENDAHULUAN
3. Rumusan Masalah
1. Apa definisi likuiditas menurut teori?
2. Bagaimana metode camel analysis?
3. Bagaimana pengukuran likuiditas pada bank?
4. Bagaimana instrument likuiditas pada bank?
4. Tujuan:
1. Untuk mengetahui definisi likuiditas menurut teori
2. Untuk mengetahui metode camel analysis
3. Untuk mengetahui pengukuran likuiditas pada bank
4. Untuk mengetahui instrument likuiditas pada bank
6. Rasio Likuiditas Merupakan suatu indikator
yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar semua kewajiban financial
jangka pendek pada saat jatuh tempo
dengan .menggunakan aktiva lancar yang
tersedia.
Teori-teori
Likuiditas
8. Manfaat-Manfaat Likuiditas
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih.
2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek
dengan aktiva lancar secara keseluruhan.
3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek
dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang.
4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan
modal kerja perusahaaan.
5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
6. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan
kas dan utang.
7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan
membandingkannya untuk beberapa periode.
8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan dari masing-masing komponen
yang ada di aktiva lancar dan hutang lancar.
9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan
melihat rasio likuiditanya yang ada pada saat ini.
9. Faktor-faktor yang yang mempengaruhi likuiditas
Menurut Syafruda Hani (2015, hal.121) menyatakan bahwa, Faktor-faktor yang
dapat
mempengaruhi likuiditas adalah unsur pembentuk likuisitas itu sendiri yakni
bagian dari aktiva lancar dan kewajiban lancar, termasuk perputaran kas, dan
arus kas operasi, ukuran perusahaan, kesempatan tumbuh (growth opportunitie
s), keragaman arus kas operasi, rasio utang atau struktur utang.
10. D
D
Metode Camel Analysis
Analisa rasio CAMEL yaitu suatu analisis keuangan bank dan alat
pengukuran kinerja bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk
mengetahui tentang tingkat kesehatan bank yang bersangkutan dari
berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan
suatu
bank dengan menilai faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank.
a. Capital (permodalan)
b. Bank akan dinilai berdasarkan kualitas aktiva produktif (KAP) dan
rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif
yang diklarifikasikan (PPAPWD).
c. Earning (rentabilitas) Analisis rasio rentabilitas bank.
d. Liquidity (likuiditas) Likuiditas.
11. Analisis Likuiditas pada Bank BCA. Tbk (Bank Central Asia) tahun
2017-2018
Pendirian dan informasi umum Bank
PT Bank Central Asia Tbk (“Bank”) didirikan di negara Republik Indonesia
dengan Akta Notaris Raden Mas Soeprapto tanggal 10 Agustus 1955 No.
38 dengan nama “N.V. Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang
Knitting Factory”. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No.
J.A.5/89/19 tanggal 10 Oktober 1955 dan diumumkan dalam Tambahan
No. 595 pada Berita Negara No. 62 tanggal 3 Agustus 1956. Nama Bank
telah diubah beberapa kali, terakhir menjadi PT Bank Central Asia
berdasarkan Akta Wargio Suhardjo, S.H., pengganti Notaris Ridwan
Suselo, tanggal 21 Mei 1974 No. 144.
12. 1. Rumus Likuiditas
Rasio Lancar:
2016: 154,50
2017: 146,79
Interpretasi :
Current ratio mengindikasikan seberapa besar asset dapat menanggung Rp 1 hutang.dala
m hal ini, PT Holcim Indonesia tbk memiliki asset penjamin hutang yang naik turun setiap tahunnya
dengan kenaikkan yang terjadi pada tahun 2017.
2. Rasio Cepat
2016: 152,80
2017: 144,76
Quick Ratio memperlihatkan seberapa cepat persediaan mampu membayar per Rp1 hutang
. Dalam hal ini, Bank BCA Indonesia Tbk memiliki quick ratio tertinggi pada tahun 2016 dan mengalami
penurunan pada tahum 2017.
13. 3. Rasio Kas
2016: 3,80
2017: 3,41
Rasio ini menjelaskan tentang seberapa cepat piutang dapat ditagih dan dicairkan.
Dalam hal ini, Bank BCA Indonesia Tbk memiliki rasio waktu penagihan tertinggi pada tahun 2
016, dan kemudian menurun tipis pada tahun 2017.
4. Rasio Perputaran Piutang Usaha
2016 : 73,90
2017 : 1,46
Yaitu perbandingan antara penjualan dan persediaan barang untuk mengetahui ber
apa kali perusahaan untuk menjal barang dalam satu tahundibandiangkan dengan persedian b
arang yang dimiliki. Pada Bank BCA Indonesia Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya.
14. KESIMPULAN
Liquidity (likuiditas) Likuiditas adalah kemampuan bank untuk membayar semua hutang-hutangny
a terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan
dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Adapun faktor
likuiditas yang dinilai dalam analisa CAMEL adalah: a. LDR (Loan to Deposito Ratio) ini mengga
mbarkan kemampuan suatu bank
membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah dengan mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. b. Cash Ratio (CR) menunjukkan bahwa jumlah
kredit yang diberikan tidak melebihi
total dana yang diterima guna menyediakan dana bagi bank untuk menjalankan
operasinya.