SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Talak Namun Hanya
Bergurau
• Orang yang serius (jaad) adalah orang yang mengucapkan talak
dengan ucapan dan benar-benar memaksudkan (meniatkan) untuk
mentalak. Sedangkan orang yang bercanda (hazil) memaksudkan
ucapan talaknya dengan ucapan, namun tidak benar-benar meniatkan
untuk mentalak. Seperti ucapan ketika bercanda dengan istri, “Saya
talak (ceraikan) kamu”. Padahal ucapan itu hanya bercanda atau
main-main. Apakah talak dari orang yang bercanda sama dengan
orang yang serius?
• Menurut mayoritas ulama, siapa yang mengucapkan kata “talak”
(cerai) walau dalam keadaan bercanda atau main-main asalkan lafazh
talak tersebut keluar shorih (tegas), maka talak tersebut jatuh jika
yang mengucapkan talak tersebut baligh (dewasa) dan berakal.
Sehingga tidak ada alasan jika ada yang berucap, “Saya kan hanya
bergurau”, atau “Saya kan hanya main-main”. Meskipun ketika itu ia
juga tidak berniat untuk mentalak istrinya.
• Dalil yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut:
• Allah Ta’ala berfirman,
• ْ‫ع‬َ‫م‬ِ‫ب‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ك‬ِ‫س‬ْ‫م‬َ‫أ‬َ‫ف‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ج‬َ‫أ‬ َ‫ن‬ْ‫غ‬َ‫ل‬َ‫ب‬َ‫ف‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫الن‬ ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ق‬َّ‫ل‬َ‫ط‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ُ‫ك‬ِ‫س‬ْ‫م‬ُ‫ت‬ َ‫َل‬ َ‫و‬ ٍ‫وف‬ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ِ‫ب‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ح‬ ِ‫ر‬َ‫س‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ٍ‫وف‬ُ‫ر‬َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬‫ا‬ً‫ار‬ َ‫ر‬ ِ‫ض‬
ُ‫ذ‬ ِ‫خ‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ َ‫َل‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ َ‫م‬َ‫ل‬َ‫ظ‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ف‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ ْ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ف‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬ ‫ُوا‬‫د‬َ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ِ‫ل‬ِ َّ‫اَّلل‬ َ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ع‬ِ‫ن‬ ‫وا‬ُ‫ر‬ُ‫ك‬ْ‫ذ‬‫ا‬ َ‫و‬ ‫ا‬ ً‫و‬ُ‫ز‬ُ‫ه‬ ِ َّ‫اَّلل‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫آ‬ ‫وا‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ َ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ ْ‫م‬
ِ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ك‬ ِ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
• “Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir
iddahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang ma’ruf, atau
ceraikanlah mereka dengan cara yang ma’ruf (pula). Janganlah kamu rujuki
mereka untuk memberi kemudharatan, karena dengan demikian kamu
menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat demikian, maka sungguh ia telah
berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Janganlah kamu jadikan hukum-
hukum Allah permainan, dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang
telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab dan Al Hikmah (As
Sunnah)” (QS. Al Baqarah: 231).
• Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
• َّ‫الر‬ َ‫و‬ ُ‫ق‬َ‫ال‬َّ‫الط‬ َ‫و‬ ُ‫ح‬‫ا‬َ‫ك‬ِ‫الن‬ ٌّ‫د‬ ِ‫ج‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬ُ‫ل‬ ْ‫ز‬َ‫ه‬ َ‫و‬ ٌّ‫د‬ ِ‫ج‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬ُّ‫د‬ ِ‫ج‬ ٌ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ُ‫ة‬َ‫ع‬ْ‫ج‬
• “Tiga perkara yang serius dan bercandanya sama-sama dianggap
serius: (1) nikah, (2) talak, dan (3) rujuk”.[1]
• Bahkan para ulama sepakat akan sahnya talak dari orang yang
bercanda, bergurau atau sekedar main-main, asalkan ia
memaksudkan tegas dengan lafazh talak.[2]
• Ibnul Mundzir rahimahullah berkata, “Para ulama dari yang saya
ketahui berijma’ (sepakat) bahwa talak yang diucapkan serius
maupun bercanda adalah sama saja (tetap jatuh talak)”.[3]
• Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Orang yang mentalak dalam
keadaan ridho, marah, serius maupun bercanda, talaknya
teranggap”.[4]
• Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah berkata, “Talak dengan
ucapan tegas tidak diperlukan adanya niat. Bahkan talak tersebut
jatuh walau tanpa disertai niat. Tidak ada beda pendapat dalam
masalah ini. Karena yang teranggap di sini adalah ucapan dan itu
sudah cukup walau tak ada niat sedikit pun selama lafazh talaknya
tegas (shorih) seperti dalam jual beli, baik ucapan tadi hanyalah
gurauan atau serius”.[5]
• Talak dalam keadaan bercanda dikatakan jatuh talak disebabkan karena
talak adalah suatu perkara yang besar berkaitan dengan kehormatan
wanita dan ia adalah manusia yang merupakan semulia-mulianya makhluk
di sisi Allah. Sehingga tidak pantas seorang melanggar harga diri orang lain
dengan bergurau.[6]
• Bahasan ini menunjukkan pula bagaimana kita harus menjaga lisan dengan
baik. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
• َ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ،‫ا‬ً‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ِ‫ر‬ ِ‫اآلخ‬ ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ َّ‫اَّلل‬ِ‫ب‬ ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ْ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ص‬
• “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang
baik dan jika tidak maka diamlah”.[7]
• Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata,
“Pendapat yang mengatakan jatuhnya talak bagi orang bergurau ada
manfaat di dalamnya. Hal ini akan meredam tingkah laku orang yang
sering bercanda. Jika seseorang tahu bahwa bermain-main dengan
talak dan semacamnya bisa teranggap, tentu ia tidak akan nekat
bergurau seperti itu selamanya. Sebagian ulama ada yang
berpendapat tidak teranggapnya talak dari orang yang bercanda.
Pendapat ini lebih akan mengantarkan seseorang untuk bermain-
main dengan ayat-ayat Allah”.[8]
• Semoga dengan mengetahui hal ini kita lebih hati-hati lagi dalam
berucap, walau hanya sekedar bercanda atau bersandiwara dengan
istri, maka tetap jatuh talak, meskipun itu hanya bercanda atau
bergurau.

More Related Content

More from MaulanaFirdaus19

Sesi 9, Ukhuwah Islamiyyah
Sesi 9, Ukhuwah IslamiyyahSesi 9, Ukhuwah Islamiyyah
Sesi 9, Ukhuwah IslamiyyahMaulanaFirdaus19
 
Sesi 7, Standar Kebahagiaan
Sesi 7, Standar KebahagiaanSesi 7, Standar Kebahagiaan
Sesi 7, Standar KebahagiaanMaulanaFirdaus19
 
Sesi 6, Standar Perbuatan Manusia, Part-2
Sesi 6, Standar Perbuatan Manusia, Part-2Sesi 6, Standar Perbuatan Manusia, Part-2
Sesi 6, Standar Perbuatan Manusia, Part-2MaulanaFirdaus19
 
Sesi 5, Standar Perbuatan Manusia, Part-1
Sesi 5, Standar Perbuatan Manusia, Part-1Sesi 5, Standar Perbuatan Manusia, Part-1
Sesi 5, Standar Perbuatan Manusia, Part-1MaulanaFirdaus19
 
Kedudukan Dan Pengujian Otensitas Sejarah (Tarikh) Islam
Kedudukan Dan Pengujian Otensitas Sejarah (Tarikh) IslamKedudukan Dan Pengujian Otensitas Sejarah (Tarikh) Islam
Kedudukan Dan Pengujian Otensitas Sejarah (Tarikh) IslamMaulanaFirdaus19
 
09 merevisi hadits-hadits jihad, beranikah
09 merevisi hadits-hadits jihad, beranikah09 merevisi hadits-hadits jihad, beranikah
09 merevisi hadits-hadits jihad, beranikahMaulanaFirdaus19
 
Politik Dinasti Menurut Hadits Nabi SAW
Politik Dinasti Menurut Hadits Nabi SAWPolitik Dinasti Menurut Hadits Nabi SAW
Politik Dinasti Menurut Hadits Nabi SAWMaulanaFirdaus19
 
Apa Yang Harus Dilakukan Saat Kerusakan Semakin Meluas?
Apa Yang Harus Dilakukan Saat Kerusakan Semakin Meluas?Apa Yang Harus Dilakukan Saat Kerusakan Semakin Meluas?
Apa Yang Harus Dilakukan Saat Kerusakan Semakin Meluas?MaulanaFirdaus19
 
7. hukum mentalak dalam keadaan mabuk
7. hukum mentalak dalam keadaan mabuk7. hukum mentalak dalam keadaan mabuk
7. hukum mentalak dalam keadaan mabukMaulanaFirdaus19
 
5. hukum mentalak dalam keadaan marah (abu zaid)
5. hukum mentalak dalam keadaan marah (abu zaid)5. hukum mentalak dalam keadaan marah (abu zaid)
5. hukum mentalak dalam keadaan marah (abu zaid)MaulanaFirdaus19
 
Memaknai Hijrah Zaman Now (Ibnu Aziz Fathoni)
Memaknai Hijrah Zaman Now (Ibnu Aziz Fathoni)Memaknai Hijrah Zaman Now (Ibnu Aziz Fathoni)
Memaknai Hijrah Zaman Now (Ibnu Aziz Fathoni)MaulanaFirdaus19
 
3. seputar hijrah dalam islam (kh.shiddiq al jawi)
3. seputar hijrah dalam islam (kh.shiddiq al jawi)3. seputar hijrah dalam islam (kh.shiddiq al jawi)
3. seputar hijrah dalam islam (kh.shiddiq al jawi)MaulanaFirdaus19
 
Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)MaulanaFirdaus19
 
Hukum Seputar Nafkah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
Hukum Seputar Nafkah (KH. Shiddiq Al-Jawi)Hukum Seputar Nafkah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
Hukum Seputar Nafkah (KH. Shiddiq Al-Jawi)MaulanaFirdaus19
 
Sesi 4, Konsekuensi Keimanan Part-2
Sesi 4, Konsekuensi Keimanan Part-2Sesi 4, Konsekuensi Keimanan Part-2
Sesi 4, Konsekuensi Keimanan Part-2MaulanaFirdaus19
 
Sesi 3, Konsekuensi Keimanan (part 1)
Sesi 3, Konsekuensi Keimanan (part 1)Sesi 3, Konsekuensi Keimanan (part 1)
Sesi 3, Konsekuensi Keimanan (part 1)MaulanaFirdaus19
 
Fiqih Zakat Fitrah Dan Zakat Uang
Fiqih Zakat Fitrah Dan Zakat UangFiqih Zakat Fitrah Dan Zakat Uang
Fiqih Zakat Fitrah Dan Zakat UangMaulanaFirdaus19
 
Politik Dinasti Menurut Hadits Nabi
Politik Dinasti Menurut Hadits NabiPolitik Dinasti Menurut Hadits Nabi
Politik Dinasti Menurut Hadits NabiMaulanaFirdaus19
 

More from MaulanaFirdaus19 (20)

Sesi 9, Ukhuwah Islamiyyah
Sesi 9, Ukhuwah IslamiyyahSesi 9, Ukhuwah Islamiyyah
Sesi 9, Ukhuwah Islamiyyah
 
Sesi 8, Kepribadian Islam
Sesi 8, Kepribadian IslamSesi 8, Kepribadian Islam
Sesi 8, Kepribadian Islam
 
Sesi 7, Standar Kebahagiaan
Sesi 7, Standar KebahagiaanSesi 7, Standar Kebahagiaan
Sesi 7, Standar Kebahagiaan
 
Sesi 6, Standar Perbuatan Manusia, Part-2
Sesi 6, Standar Perbuatan Manusia, Part-2Sesi 6, Standar Perbuatan Manusia, Part-2
Sesi 6, Standar Perbuatan Manusia, Part-2
 
Sesi 5, Standar Perbuatan Manusia, Part-1
Sesi 5, Standar Perbuatan Manusia, Part-1Sesi 5, Standar Perbuatan Manusia, Part-1
Sesi 5, Standar Perbuatan Manusia, Part-1
 
Kedudukan Dan Pengujian Otensitas Sejarah (Tarikh) Islam
Kedudukan Dan Pengujian Otensitas Sejarah (Tarikh) IslamKedudukan Dan Pengujian Otensitas Sejarah (Tarikh) Islam
Kedudukan Dan Pengujian Otensitas Sejarah (Tarikh) Islam
 
09 merevisi hadits-hadits jihad, beranikah
09 merevisi hadits-hadits jihad, beranikah09 merevisi hadits-hadits jihad, beranikah
09 merevisi hadits-hadits jihad, beranikah
 
Politik Dinasti Menurut Hadits Nabi SAW
Politik Dinasti Menurut Hadits Nabi SAWPolitik Dinasti Menurut Hadits Nabi SAW
Politik Dinasti Menurut Hadits Nabi SAW
 
Apa Yang Harus Dilakukan Saat Kerusakan Semakin Meluas?
Apa Yang Harus Dilakukan Saat Kerusakan Semakin Meluas?Apa Yang Harus Dilakukan Saat Kerusakan Semakin Meluas?
Apa Yang Harus Dilakukan Saat Kerusakan Semakin Meluas?
 
7. hukum mentalak dalam keadaan mabuk
7. hukum mentalak dalam keadaan mabuk7. hukum mentalak dalam keadaan mabuk
7. hukum mentalak dalam keadaan mabuk
 
5. hukum mentalak dalam keadaan marah (abu zaid)
5. hukum mentalak dalam keadaan marah (abu zaid)5. hukum mentalak dalam keadaan marah (abu zaid)
5. hukum mentalak dalam keadaan marah (abu zaid)
 
Memaknai Hijrah Zaman Now (Ibnu Aziz Fathoni)
Memaknai Hijrah Zaman Now (Ibnu Aziz Fathoni)Memaknai Hijrah Zaman Now (Ibnu Aziz Fathoni)
Memaknai Hijrah Zaman Now (Ibnu Aziz Fathoni)
 
3. seputar hijrah dalam islam (kh.shiddiq al jawi)
3. seputar hijrah dalam islam (kh.shiddiq al jawi)3. seputar hijrah dalam islam (kh.shiddiq al jawi)
3. seputar hijrah dalam islam (kh.shiddiq al jawi)
 
Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
Hukum-Hukum Hijrah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
 
Hukum Seputar Nafkah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
Hukum Seputar Nafkah (KH. Shiddiq Al-Jawi)Hukum Seputar Nafkah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
Hukum Seputar Nafkah (KH. Shiddiq Al-Jawi)
 
Sesi 4, Konsekuensi Keimanan Part-2
Sesi 4, Konsekuensi Keimanan Part-2Sesi 4, Konsekuensi Keimanan Part-2
Sesi 4, Konsekuensi Keimanan Part-2
 
Sesi 3, Konsekuensi Keimanan (part 1)
Sesi 3, Konsekuensi Keimanan (part 1)Sesi 3, Konsekuensi Keimanan (part 1)
Sesi 3, Konsekuensi Keimanan (part 1)
 
Sesi 2, Jalan Menuju Iman
Sesi 2, Jalan Menuju ImanSesi 2, Jalan Menuju Iman
Sesi 2, Jalan Menuju Iman
 
Fiqih Zakat Fitrah Dan Zakat Uang
Fiqih Zakat Fitrah Dan Zakat UangFiqih Zakat Fitrah Dan Zakat Uang
Fiqih Zakat Fitrah Dan Zakat Uang
 
Politik Dinasti Menurut Hadits Nabi
Politik Dinasti Menurut Hadits NabiPolitik Dinasti Menurut Hadits Nabi
Politik Dinasti Menurut Hadits Nabi
 

Recently uploaded

Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024milliantefraim
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.KennayaWjaya
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.MeidarLamskingBoangm
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)ErnestBeardly1
 
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHerman022
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Adam Hiola
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
 

Recently uploaded (7)

Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 

6. hukum mentalak namun hanya bergurau (abu zaid)

  • 2. • Orang yang serius (jaad) adalah orang yang mengucapkan talak dengan ucapan dan benar-benar memaksudkan (meniatkan) untuk mentalak. Sedangkan orang yang bercanda (hazil) memaksudkan ucapan talaknya dengan ucapan, namun tidak benar-benar meniatkan untuk mentalak. Seperti ucapan ketika bercanda dengan istri, “Saya talak (ceraikan) kamu”. Padahal ucapan itu hanya bercanda atau main-main. Apakah talak dari orang yang bercanda sama dengan orang yang serius?
  • 3. • Menurut mayoritas ulama, siapa yang mengucapkan kata “talak” (cerai) walau dalam keadaan bercanda atau main-main asalkan lafazh talak tersebut keluar shorih (tegas), maka talak tersebut jatuh jika yang mengucapkan talak tersebut baligh (dewasa) dan berakal. Sehingga tidak ada alasan jika ada yang berucap, “Saya kan hanya bergurau”, atau “Saya kan hanya main-main”. Meskipun ketika itu ia juga tidak berniat untuk mentalak istrinya. • Dalil yang mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut:
  • 4. • Allah Ta’ala berfirman, • ْ‫ع‬َ‫م‬ِ‫ب‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ك‬ِ‫س‬ْ‫م‬َ‫أ‬َ‫ف‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ج‬َ‫أ‬ َ‫ن‬ْ‫غ‬َ‫ل‬َ‫ب‬َ‫ف‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫الن‬ ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ق‬َّ‫ل‬َ‫ط‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ُ‫ك‬ِ‫س‬ْ‫م‬ُ‫ت‬ َ‫َل‬ َ‫و‬ ٍ‫وف‬ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ِ‫ب‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ح‬ ِ‫ر‬َ‫س‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ٍ‫وف‬ُ‫ر‬َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬‫ا‬ً‫ار‬ َ‫ر‬ ِ‫ض‬ ُ‫ذ‬ ِ‫خ‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ َ‫َل‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ َ‫م‬َ‫ل‬َ‫ظ‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ف‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ ْ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ف‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬ ‫ُوا‬‫د‬َ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ِ‫ل‬ِ َّ‫اَّلل‬ َ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ع‬ِ‫ن‬ ‫وا‬ُ‫ر‬ُ‫ك‬ْ‫ذ‬‫ا‬ َ‫و‬ ‫ا‬ ً‫و‬ُ‫ز‬ُ‫ه‬ ِ َّ‫اَّلل‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫آ‬ ‫وا‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ َ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ ِ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ك‬ ِ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ • “Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang ma’ruf, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma’ruf (pula). Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan, karena dengan demikian kamu menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat demikian, maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Janganlah kamu jadikan hukum- hukum Allah permainan, dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab dan Al Hikmah (As Sunnah)” (QS. Al Baqarah: 231).
  • 5. • Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, • َّ‫الر‬ َ‫و‬ ُ‫ق‬َ‫ال‬َّ‫الط‬ َ‫و‬ ُ‫ح‬‫ا‬َ‫ك‬ِ‫الن‬ ٌّ‫د‬ ِ‫ج‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬ُ‫ل‬ ْ‫ز‬َ‫ه‬ َ‫و‬ ٌّ‫د‬ ِ‫ج‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬ُّ‫د‬ ِ‫ج‬ ٌ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ُ‫ة‬َ‫ع‬ْ‫ج‬ • “Tiga perkara yang serius dan bercandanya sama-sama dianggap serius: (1) nikah, (2) talak, dan (3) rujuk”.[1]
  • 6. • Bahkan para ulama sepakat akan sahnya talak dari orang yang bercanda, bergurau atau sekedar main-main, asalkan ia memaksudkan tegas dengan lafazh talak.[2] • Ibnul Mundzir rahimahullah berkata, “Para ulama dari yang saya ketahui berijma’ (sepakat) bahwa talak yang diucapkan serius maupun bercanda adalah sama saja (tetap jatuh talak)”.[3] • Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Orang yang mentalak dalam keadaan ridho, marah, serius maupun bercanda, talaknya teranggap”.[4]
  • 7. • Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah berkata, “Talak dengan ucapan tegas tidak diperlukan adanya niat. Bahkan talak tersebut jatuh walau tanpa disertai niat. Tidak ada beda pendapat dalam masalah ini. Karena yang teranggap di sini adalah ucapan dan itu sudah cukup walau tak ada niat sedikit pun selama lafazh talaknya tegas (shorih) seperti dalam jual beli, baik ucapan tadi hanyalah gurauan atau serius”.[5]
  • 8. • Talak dalam keadaan bercanda dikatakan jatuh talak disebabkan karena talak adalah suatu perkara yang besar berkaitan dengan kehormatan wanita dan ia adalah manusia yang merupakan semulia-mulianya makhluk di sisi Allah. Sehingga tidak pantas seorang melanggar harga diri orang lain dengan bergurau.[6] • Bahasan ini menunjukkan pula bagaimana kita harus menjaga lisan dengan baik. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, • َ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ،‫ا‬ً‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ِ‫ر‬ ِ‫اآلخ‬ ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ َّ‫اَّلل‬ِ‫ب‬ ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ْ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ص‬ • “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka diamlah”.[7]
  • 9. • Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Pendapat yang mengatakan jatuhnya talak bagi orang bergurau ada manfaat di dalamnya. Hal ini akan meredam tingkah laku orang yang sering bercanda. Jika seseorang tahu bahwa bermain-main dengan talak dan semacamnya bisa teranggap, tentu ia tidak akan nekat bergurau seperti itu selamanya. Sebagian ulama ada yang berpendapat tidak teranggapnya talak dari orang yang bercanda. Pendapat ini lebih akan mengantarkan seseorang untuk bermain- main dengan ayat-ayat Allah”.[8]
  • 10. • Semoga dengan mengetahui hal ini kita lebih hati-hati lagi dalam berucap, walau hanya sekedar bercanda atau bersandiwara dengan istri, maka tetap jatuh talak, meskipun itu hanya bercanda atau bergurau.