SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
1
PERDAGANGAN DAN EKONOMI DALAM PERADABAN ISLAM
Disusun Oleh:
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupunpikirannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yangmembangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5
C. Tujuan ......................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A.Dasar Hukum Etika Perdagangan Islam ..................................................................... 6
B.Etika Perdagangan Dalam Islam ................................................................................. 8
C. Jenis-jenis Pasar Dalam Perdagangan Islam ............................................................ 20
D. Perdagangan Yang Di Larang Dalam Islam ............................................................. 22
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 28
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdagangan atau perniagaan pada umumnya adalah pekerjaan
membeli barang dari suatu tempat dan suatu waktu dan menjual barang
tersebut di tempat dan waktu lainnnya untuk memperoleh
keuntungan.Perdagangan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
kegiatan perekonomian suatu negara.Giatnya aktivitas perdagangan suatu
negara menjadi indikasi tingkat kemakmuran masyarakatnya serta menjadi
tolok ukur tingkat perekonomian negara itu sendiri.Sehingga bisa dibilang
perdagangan merupakan urat nadi perekonomian suatu negara.Melalui
perdagangan pula suatu negara bisa menjalin hubungan diplomatik dengan
negara tetangga sehingga secara tidak langsung perdagangan juga
berhubungan erat dengan dunia politik.
Al-quran, perdagangan dijelaskan dalam tiga bentuk, yaitu tijarah
(perdagangan), bay’ (menjual) dan Syira’ (membeli) dengan tujuan
memperoleh keuntungan. Selain istilah tersebut masih banyak lagi istilah-
istilah lain yang berkaitan dengan perdagangan, seperti dayn, amwal, rizq,
syirkah, dharb, dan sejumlah perintah melakukan perdagangan global.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dagang adalah pekerjaan yang
berhubungan dengan menjual dan membeli barang untuk memperoleh
keuntungan, jual-beli, niaga. Berdagang sama dengan berjual beli,
berniaga. Bisnis usaha dagang, usaha komersial di dunia perdagangan;
bidang usaha.
Islam secara tegas telah menghalalkan usaha perdagangan,
perniagaan dan atau jual beli. Namun tentu saja untuk orang yang
menjalankan usaha perdagangan secara islam, dituntut menggunakan tata
cara khusus, ada aturan yang mengatur bagaimana seharusnya seorang
muslim berusaha di bidang perdagangan agar mendapatkan berkah dan
ridha Allah SWT di dunia dan akhirat.
Aturan dalam perdagangan islam menjelaskan berbagai etika yang
harus dilakukan oleh para pedagang muslim dalam melaksanakan jual beli.
Diharapkan dengan menggunakan dan mematuhi etika perdagangan islam
tersebut, suatu usaha perdagangan dan seorang muslim akan maju dan
berkembang pesat lantaran selalu mendapat berkah Allah SWT di dunia
dan di akhirat. Etika perdagangan islam menjamin, baik pedagang maupun
pembeli, masing-masing akan saling mendapat keuntungan.
Pada hakikatnya aturan yang paling mendasar untuk menegakkan
yang benar dan yang salah dalam perniagaan adalah menurut fiqh yang
5
bersumber dari Al-qur’an dan sunnah.Kaitannya dengan perniagaan, Islam
telah mengatur relasi manusia dengan sesama dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari termasuk di dalamnya dituntun bagaimana
cara pengelolaan pasar dan segala bentuk mekanismenya. Dalam Islam
pasar sangatlah penting dalam perekonomian. Pasar telah terjadi pada
masa Rasulullah salallahu alaihi wassalam dan Khulafaur Rasyidin dan
menjadi sunnatullah yang telah dijalankan selama berabad-abad. Pasar
adalah tempat dimana terjadi jual beli barang dan jasa. Artinya pasar
adalah tempat umum bagi khalayak. Pasar tidak dimiliki, namun setiap
orang yang datang berhak menggunakan lapaknya, dan berjual beli sampai
malam.
Kebebasan pasar adalah hal pokok dalam membahas perniagaan
islam. Sayangnya pernyataan “kebebasan pasar” telah dicemari oleh para
ekonom-ribawi. Perbedaan terpenting pasar bebas islam dan pasar
kapitalistik adalah hal seperti bunga, pasar uang, surat hutang, kredit
berbunga,bursa efek dianggap sebagai bagian kebebasan pasar maka bagi
kita umat islam riba adalah pelanggaran dan ketidakadilan yang dilarang
oleh Allah dan rasulnya.
Dengan kata lain riba menghancurkan kebebasan. Dalam pasar
bebas islam diperlukan alat tukar yang bebas dipilih oleh khalayak. Perlu
diingat bahwa aspek terpenting dalam islam adalah saling ridha
(antarodhin). Riba, paksaan, hak istimewa, pajak, monopoli, semuanya
meluluhlantakan hakikat kebebasan pasar yang fitrah model madinah.
Berdasrkan latar belakang yang telah diuraikan pada maklah ini
akan dibahas mengenai perdagangan dan etikanya dalam islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perdagangan dan etikanya dalam islam ?
2. Apa saja dasar hukum perdagangan dan etikanya dalam islam?
3. Apa saja jenis-jenis pasar dalam perdagangan islam ?
4. Apa saja perdagangan yang dilarang dalam islam ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perdagangan dan etikanya dalam islam.
2. Untuk mengetahuidasar hukum perdagangan dan etikanya dalam islam
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pasar dalam perdagangan islam.
4. Untuk mengetahui perdagangan yang diarang dalam islam.
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perdagangan dan Etikanya dalam Islam
Dalam kegiatan perdagangan, pelaku usaha dan konsumen sama-
sama mempunyai kebutuhan dan kepentingan. Pelaku usaha harus
mempunyai tanggungjawab terhadap konsumen, karyawan dan
lingkungan. Untuk itu dalam melakukan kegiatan perniagaan perlu adanya
melaksanakan aturan-aturan dan nilai-nilai yang mengatur kegiatan
perniagaan dalam Islam agar mendapatkan berkah dan ridha Allah SWT di
dunia dan akhirat. Berikut ini akan dibahas mengenai perdangan dan
etikanya dalam islam.
1. Perdagangan dalam Islam
Perdagangan merupakan sebuah aktivitas memperjual-belikan
suatu barang, (Bahasa, 1990: 80), yang dalam istilah arab disebut Al-
Bai’ ‫)البيع‬jual) dan Syira‫)والشراء‬ beli) digunakan dalam definisi yang
sama (Sayid Sabiq, 1996: 47).
Dalam al-Qur’an kata perdagangan juga dapat ditemukan
dalam tiga bentuk.Bentuk kata tersebut, yaitu tijarah (perdagangan),
bai’ (menjual) dan syira’ (membeli).Selain istilah tersebut masih
banyak lagi term-term lain yang berkaitan denganperdagangan, seperti
dayn, amwal, rizq, syirkah, dharb, dan sejumlah perintah melakukan
perdagangan global.
Kata tijarah adalah mashdar dari kata kerja yang berarti
menjual dan membeli.Dari kata dasar t-j-r, tajara, tajran watijaratan,
yang bermakna berdagang, berniaga. Attijaratun walmutjar;
perdagangan atau perniagaan, attijariyyu wal mutjariyyu; yangberarti,
mengenai perdagangan atau perniagaan. Kata tijarah ini disebut
sebanyak 8 kali dalam al-Quran yang tersebar dalam tujuh surat, yaitu
surah al-Baqarah: 16 dan 282, anNisa’: 29, at-Taubah: 24, an-Nur: 37,
Fathir: 29, Shaf: 10 dan al-Jum’ah: 11. Pada surahal-Baqarah disebut
dua kali, sedangkan pada surah lainnya hanya disebut masing-masing
satu kali.
Sedangkan kata ba’a (menjual) disebut sebanyak 4 kali dalam
al-Quran, yaitu 1). Surah al-Baqarah: 254, 2). al-Baqarah: 275, 3).
Surah Ibrahim: 31 dan 4. Surah AlJum’ah: 9. Penyebutan kata ba’a,
terdapat dalam Alquran dalam berbagai variasinya.
7
Selanjutnya term perdagangan lainnya yang juga dipergunakan
al-Qur’an adalah as-syira. Kata ini terdapat dalam 25 ayat. Dua ayat di
antaranya berkonotasi perdagangan dalam konteks bisnis yang
sebenarnya, yaitu yang kisah al-Quran yang menjelaskan tentang Nabi
Yusuf yang dijual. (surah Yusuf ayat 21 dan 22).
Dalam kajian syar’i, perdagangan adalah suatu proses
pertukaran harta atas dasar saling rela atau memindahkan atau
menukarkan hak milik kepada orang lain dibenarkan oleh
syara’.Sedangkan secara terminologi, para ahli fikih menyampaikan
definisi perdagangan yang berbeda-beda antara lain sebagai berikut:
a. Madzhab Hanafiyah
Perdagangan adalah menukarkan harta dengan harta melalui
tata cara tertentu, atau mempertukarkan sesuatu yang disenangi
dengan sesuatu yang lain melalui tatacara tertentu yang dapat
dipahami sebagai al-Bai', seperti melalui ijab dan Ta'athi
(saling menyerahkan).
b. Imam Nawawi
Menyampaikan bahwa definisi perdaganan yaitu
mempertukarkan harta dengan harta untuk tujuan pemilikan.
c. Ibn Qodamah
Menjelaskan definisi perdagangan yaitu mempertukarkan harta
dengan harta untuk tujuan pemilikan dan menyerahkan milik.
d. Menurut al-Qurthubi
At-Tijarah merupakan sebutan untuk kegiatan tukar menukar
barang didalamnya mencakup bentuk jual beli yang di
bolehkan dan memiliki tujuan.
2. Etika Perdagangan dalam Islam
Istilah yang paling dekat dengan etika dalam al-Qur'an adalah
khuluq, Imam Fakhruddin Ar-Razy dalam tafsirnya Mafatihul Ghaib
mendefinisikan khuluq sebagai kemampuan jiwa yang memudahkan
seseorang dalam mengerjakan perbuatanperbuatan terpuji. Sedangkan
Ibn Abbas memberi makna khuluq sebagai ad-Diin, yang diartikan
secara bahasa dengan Agama (Imam Muhammad Fakhrur Ar-Razy,
1981: 80).
Sistem etika Islam secara umum memilki perbedaan mendasar
dibandingkan dengan sistem etika Barat. Pemaparan pemikiran yang
melahirkan sistem etika Barat cenderung memperlihatkan perjalanan
yang dinamis dengan cirinya berubah-ubah dan bersifat sementara
8
sesuai dinamika peradaban yang dominan. Sedangkan dalam Islam
mengajarkan kesatuan hubungan antar manusia dengan penciptanya.
Kehidupan duniawi dan ukhrawi berdasarkan sumber utama yang jelas
yaitu Al-Qur’an dan Hadits.
Etika tidak terlepas dari kata ethos dalam bahasa Yunani yang
berarti kebiasaan (custum) atau karakter (character). Disini etika dapat
dimaknai sebagai dasar moralitas seseorang dan disaat bersamaan juga
sebagai filsuf berprilaku. Selain itu etika juga disebut dengan istilah
“akhlak”.
Dalam pelajaran filsafat etika merupakan bagian daripadanya,
dimana para ahli memberikan ta’rif dalam redaksi kalimat yang
berbeda, antara lain:
a. Etika ialah ilmu tantang tingkah laku manusia prinsip-prinsip yang
disistimatisir tentang tindakan moral yang betul (webster’s Dict).
b. Bagian filsafat yang memperkembangkan teori tentang tindakan,
hujah- hujahnya dan tujuan yang diarahkan kepada makna tindakan
(Ensiklopedi Winkler Prins).
c. Ilmu tentang filsafat moral, tidak mengenai fakta, tetapi tentag
nilai-nilai, tidak mengenai sifat tindakan manusia, tetapi tantang
idenya, karena itu bukan bukan ilmu yang positif tetapi ilmu yang
formatif (New).
d. Etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia kejenjang
akhlak yang luhur dan meluruskan perbuatan manusia dibawah
pancaran sinar petunjuk Allah Swt, menuju keridhaan-Nya.
Dengan melaksanakan etika Islam niscaya akan selamatlah
manusia dari pikiran-pikiran dan perbuatan- perbuatan yang keliru
dan menyesatkan.
Jika dikaitkan dengan perdagangan, etika perdagangan berati
seperangkap prinsip dan norma dimana para pelaku bisnis harus
berkomitmen dalam bertransaksi, berprilaku, dan berelasi guna
mencapai tujuan-tujuan bisnisnya dengan selamat.
Penggabungan etika dan bisnis dapat berarti memaksakan
norma-norma agama bagi dunia bisnis, memasang kode etik profesi
bisnis, merevisi sistem dan hukum ekonomi, meningkatkan
keterampilan dan memenuhi tuntutan-tuntutan etika pihak-pihak luar
untuk mencari aman, dan sebagainya. Bisnis yang beretika adalah
bisnis yang memiliki komitmen ketulusan dalam menjaga kontrak
sosial yang sudah berjalan.
9
Etika bisnis seorang muslim dibentuk oleh iman yang menjadi
pandangan hidupnya, yang memberi norma-norma dasar untuk
membangun dan membina segala aktivitas muamalahnya. Seorang
muslim dituntut oleh imannya untuk menjadi orang yang bertakwa dan
bermoral amanah, berilmu, cakap, cerdas, cermat, hemat, rajin, tekun
dan bertekad bekerja sebaik mungkin untuk menghasilkan yang
terbaik. Etika perdagangan berarti seperangkat prinsip dan norma di
mana para pelaku bisnis harus komit dalam bertransaksi, berperilaku,
dan berelasi guna mencapai tujuan-tujuan bisnisnya dengan selamat.
Selain itu etika bisnis juga dapat berarti pemikiran, atau refleksi atau
moralitas dalam ekonomi dan bisnis, yaitu refleksi tentang perbuatan
baik, buruk, terpuji, tercela, benar, salah, wajar, pantas dari perilaku
seseorang dalam berbisnis atau bekerja.
Manusia muslim, individu maupun kelompok dalam lapangan
ekonomi atau bisnis di satu sisi diberi kebebasan untuk mencari untung
sebesar-besarnya. Namun di sisi lain, ia terikat dengan iman dan etika
sehingga ia tidak bebas mutlak dalam menginfestasikan modalnya,
atau membelanjakan hartanya.
Masyarakat muslim tidak bebas tanpa kendali dalam
memproduksi segala sumber daya alam, memproduksikannya atau
mengonsumsinya. Ia terikat dengan akidah dan etika mulia, disamping
juga dengan hukum-hukum islam. Etika bisnis merupakan benteng
yang dapat melindungi pelaku bisnis dari godaan memperoleh
keutungan yang tidak wajar, godaan untuk menang sendiri dalam
sebuah arena yang sesungguhnya diperuntukan bagi kegiatan saling
mengisi dan bukan arena saling menghabisi. Dalam setiap aktivitas
bisnis, aspek etika merupakan hal mendasar yang harus selalu di
perhatikan, misalnya berbisnis dengan baik, didasari iman dan takwa,
sikap baik budi, jujur dan amanah, kuat kesesuaian upah, tidak menipu,
tidak merampas, tidak mengabaikan sesuatu, tidak semena-mena
(proporsional), ahli dan profesional, serta tidak melakukan pekerjaan
yang bertentangan dengan hukum Allah atau syariat islam. Etika bagi
seseorang terwujud dalam kesadaran moral (moral conciousness) yang
memuat keyakinan “benar dan tidak” sesuatu. Ia akan salah bila
melakukan sesuatu yang di yakininya tidak benar berangkat dari
norma-norma moral dan perasaan self-respect (menghargai diri) bila ia
meninggalkannya. Adapun Etika yang harus di miliki dalam sebuah
perdagangan adalah:
10
1. Shidiq (Jujur)
Seorang pedagang wajib berlaku jujur dalam melakukan
usaha jual beli. Jujur dalam arti luas yaitu tidak berbohong, tidak
menipu, tidak memanipulasi fakta, tidak bekhianat, serta tidak
pernah ingkar janji dan lain sebagainya. Sikap jujur diperlukan
karena berbagai tindakan tidak jujur, selain merupakan perbuatan
yang jelas-jelas berdosa, jika biasa dilakukan dalam berdagang
juga akan berpengaruh negatif kepada kehidupan pribadi dan
keluarga pedagang itu sendiri. Bahkan lebih jauh lagi, sikap dan
tindakan yang seperti itu akan mempengaruhi kehidupan
bermasyarakat.
Dalam Al Qur’an, keharusan bersikap jujur dalam
berdagang, berniaga dan atau jual beli, sudah diterangkan dengan
sangat jelas dan tegas. Keharusan bersikap jujur tersebut terdapat
pada beberapa ayat yang berkaitan dengan pelaksanaan timbangan,
sebagaimana firman Allah SWT:
ُ
َ ًَِ‫ل‬‫ا‬ُ‫ا‬ُ‫ل‬ ُ‫و‬َُِ‫ا‬ُ‫ه‬ً‫ع‬ َ‫و‬ ‫ُوا‬
َُ‫ل‬ِ‫إ‬‫ا‬ً‫ن‬ُ‫ف‬َ‫ن‬ُ‫ف‬ُِ‫ل‬َ‫ك‬ ُ
‫ُناَل‬َُ‫ُط‬ً‫ا‬ُ‫ق‬ً‫ٱل‬ُ‫ب‬ُ‫ك‬‫ا‬ ُ‫يز‬ُ‫م‬ً‫ٱل‬ ُ‫و‬ًُِ‫ي‬ُ‫ل‬ً‫ٱل‬۟‫وا‬َ‫ف‬ ً‫و‬ُ‫أ‬ ُ‫َو‬‫ۥ‬
َ‫ه‬‫ُوا‬‫د‬َ‫ش‬ُ‫أ‬ُ‫غ‬ًَِ‫ب‬ُ‫ي‬ٰ‫ى‬‫ُوا‬ ُ‫ح‬َ‫ف‬ُ‫ا‬ً‫ح‬ُ‫أ‬ُ‫ى‬ُ‫ا‬‫ى‬ُ ‫ُوا‬‫ل‬‫ٱ‬ُ‫ب‬ ‫ُوا‬
َُ‫إ‬ُ‫يم‬ُ ُ‫ي‬ً‫ُل‬‫َل‬ُِ‫م‬۟‫َوا‬‫ب‬ ُ‫ر‬ً‫ق‬ُ‫ت‬ ُ
َ ُ‫و‬
ُُ‫ون‬َ‫ر‬‫ُوا‬‫ك‬ُ‫ذ‬ُ ً‫م‬َ‫ل‬‫ُوا‬ُِ‫ه‬ُ‫ل‬‫ۦ‬
ُ‫ه‬ُ‫ب‬‫م‬َ‫ل‬ُٰ‫ى‬‫ُوا‬‫ص‬ ُ‫و‬ً‫م‬َ‫ل‬ُ‫ل‬ُٰ‫ا‬ۚ۟‫وا‬َ‫ف‬ ً‫و‬ُ‫أ‬ُ‫ا‬‫ُوا‬ِ‫ُٱل‬‫د‬ً‫ا‬ُ‫ه‬ُ‫ب‬ ُ‫و‬َٰ‫ى‬ُ‫ب‬ ً‫ر‬َ‫ل‬‫ا‬ُ‫ذ‬ُ‫ك‬ُِ‫ك‬ ً‫و‬ُ‫ل‬ ُ‫و‬۟‫وا‬َ‫ل‬ُ‫د‬ً‫ع‬‫ٱ‬ُ‫ن‬ً‫م‬
Artinya : “Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan
adil”. (Q.S Al An’aam(6): 152)”.
Dengan hanya menyimak ayat tersebut di atas, maka kita
sudah dapat mengambil kesimpulan bahwa; sesungguhnya Allah
SWT telah menganjurkan kepada seluruh umat manusia pada
umumnya, dan kepada para pedagang khususnya untuk berlaku
jujur dalam menimbang, menakar dan mengukur barang dagangan.
Penyimpangan dalam menimbang, menakar dan mengukur yang
merupakan wujud kecurangan dalam perdagangan, dapat
mengakibatkan kerugian dan kerusakan yang pada manusia.
Meskipun tidak begitu nampak dibandingkan dengan tindak
kejahatan yang lehih besar lagi seperti perampokan, perampasan,
pencu rian, korupsi, manipulasi, pemalsuan dan yang lainnya,
nyatanya tetap diharamkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.
Karena kebiasaan melakukan kecurangan menimbang, menakar
dan mengukur dalam dunia perdagangan akan menjadi cikal bakal
dari bentuk kejahatan lain yang jauh lebih besar. Sehingga nampak
pula bahwa adanya pengharaman serta larangan dari islam tersebut,
merupakan pencerminan dari sikap dan tindakan yang begitu bijak
11
yakni, pencegahan sejak dini dari setiap bentuk kejahatan manusia
yang akan merugikan manusia itu sendiri.
Disamping itu, tindakan penyimpangan atau kecurangan
menimbang, menakar dan mengukur dalam dunia perdagangan,
merupakan suatu perbuatan yang sangat keji dan culas, lantaran
tindak kejahatan tersebut bersembunyi pada hukum dagang yang
telah disahkan baik oleh pemerintah maupun masyarakat, atau
mengatasnamakan jual beli atas dasar suka sama suka, yang juga
telah disahkan oleh agama.
Jika penampokan, pencurian, pemerasan, perampasan,
sudah jelas merupakan tindakan memakan harta orang lain dengan
cara batil, yang dilakukan dengan jalan terang-terangan. Namun
tindak penyimpangan dan atau kecurangan dalam menimbang,
menakar dan mengukur barang dagangan, merupakan kejahatan
yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Sehingga para
pedagang yang melakukan kecurangan tersebut, pada hakikatnya
adalah juga pencuri, perampok dan perampas dan atau penjahat,
hanya mereka bersembunyi dibalik lambang keadilan yakni,
timbangan, takaran dan ukuran yang mereka gunakan dalam
perdagangan. Dengan demikian tidak ada bedanya, mereka sama-
sama penjahat. Maka alangkah kejinya tindakan mereka itu.
Sehingga wajar, jika Allah SWT dan Rasul-Nya mengharamkan
perbuatan tersebut, dan wajar pula jika para pelakunya diancam
Allah SWT akan menerima azab dan siksa yang pedih di akhirat
kelak, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur’an:
(ُُ‫ُين‬‫ن‬‫ف‬ُ‫ن‬ُ‫ط‬َ‫م‬ًُِ‫ل‬ٌُ‫ل‬ً‫ي‬ ُ‫و‬
١
(ُُ‫ون‬َ‫ف‬ ً‫ُو‬ ً‫ا‬ُ‫ي‬ُ ُ
‫ِس‬‫ُوا‬‫ف‬‫ىُال‬ُُِ‫ع‬ُ‫وا‬َ‫ل‬ُِ ً‫ك‬‫اُا‬ُ‫ا‬ُ‫ل‬ُُ‫ُين‬‫ذ‬‫ُوا‬‫)ُال‬
٢
(ُُ‫ون‬َ‫ُر‬‫ا‬ً‫َخ‬‫ي‬ًُ‫م‬َ‫ه‬‫و‬َ‫ك‬ُ‫ز‬ ُ‫ُو‬ ً‫و‬ُ‫ُأ‬ً‫م‬َ‫ه‬‫و‬َ‫ل‬ُِ‫ك‬ُ‫ا‬ُ‫ا‬ُ‫ل‬ ُ‫)ُو‬
٣
ُ)
(ُُ‫ون‬َ‫ث‬‫و‬َ‫ه‬ً‫ب‬ُ‫م‬ًُ‫م‬َ‫ا‬‫ُوا‬‫ك‬ُ‫أ‬ُُ‫ُك‬‫ئ‬ُ‫ل‬‫و‬َ‫ُأ‬ُّ‫ن‬َ‫ظ‬ُ‫ي‬َُُ‫أ‬
٤
(ٍُ‫يم‬ُ‫ظ‬ُ‫ع‬ٍُ‫م‬ ً‫و‬ُ‫ي‬ُ‫ل‬ُ)
٥
ُُ‫ين‬ُ‫م‬ُ‫ل‬ُِ‫ه‬ً‫ُال‬‫ف‬ُ‫ب‬ُ‫ر‬ُ‫ل‬ُ َ‫ِس‬‫ُوا‬‫ف‬‫ُال‬َ‫م‬‫و‬َ‫ق‬ُ‫ي‬ُُ‫م‬ ً‫و‬ُ‫ي‬ُ)
ُ
ُ
ُ
ُ
ُ
ُ
ُ
ُ
(
٦
)
Artinya : “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang,
(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang
lain, mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau
menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah
orang-orang ini menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan
dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika)
manusia berdiri menghadap Tuhan Semesta Alam ini.” (Q.S Al
Muthaffifiin (83): 1-6).
Selain ancaman azab dan siksa di akhirat kelak bagi orang-
orang yang melakukan berbagai bentuk penyimpangan dan
12
kecurangan dalam menakar, menimhang dan mengukur barang
dagangan mereka, sesungguhnya Al Qur’an juga telah menuturkan
dengan jelas dan tegas kisah orang-orang madyan yang terpaksa
harus menerima siksa dunia dari Allah SWT, lantaran menolak
peringatan dari Nabi mereka Syuaib as. Sebagamana firman Allah
SWT:
ُ‫ُوا‬‫ر‬ۡ‫ف‬ُ‫ف‬‫م‬ٌ‫ۃ‬ُ‫ف‬ُ‫ف‬‫ي‬ُ‫ب‬ ۡ
‫م‬َ‫ک‬ۡ‫ت‬ُ‫ء‬ُِٓ‫ج‬ۡ‫د‬ُ‫ق‬ؕ‫ہ‬َ‫ر‬ۡ‫ُي‬‫غ‬ٍ‫ہ‬ٰ‫ُل‬ِۡ‫ف‬ُ‫ف‬‫م‬ ۡ
‫م‬َ‫ک‬ُ‫ل‬ُِ‫م‬ُ‫ہ‬ِّٰ‫َواال‬‫د‬َ‫ب‬ۡ‫ِع‬ُ‫م‬ ۡ
‫و‬ُ‫ق‬ٰ‫ي‬ُ‫ل‬ُِ‫ل‬ِؕ‫إ‬‫ب‬ۡ‫ي‬ُ‫ه‬َ‫ش‬ ۡ
‫َم‬‫ہ‬ُِ‫خ‬ُُِ‫ف‬ُ‫ي‬ۡ‫د‬ُ‫م‬‫ي‬ٰ‫ُل‬‫ا‬ ُ‫و‬
‫و‬َ‫ف‬ ۡ
‫و‬ُُِ‫ن‬ ۡ
‫م‬َ‫ک‬ُ‫ف‬‫ب‬
‫و‬َ‫ا‬ُ‫خ‬ۡ‫ُب‬‫ت‬ ُ
َ ُ‫ُو‬‫ك‬‫ا‬ ُ‫ز‬ۡ‫ي‬ُ‫م‬ۡ‫ال‬ ُ‫و‬ُِۡ‫ُي‬‫ک‬ۡ‫اال‬
ُۡ‫م‬َ‫ک‬ُ‫ل‬ٰ‫ا‬ُِؕ‫ہ‬ ُ‫ح‬ ُ
‫ناَل‬ ۡ‫ُص‬‫ا‬ُ‫د‬ۡ‫ه‬ُ‫ب‬ ُ
‫ض‬ ۡ
‫ر‬ُ ۡ
َِ‫ي‬ُ‫ف‬‫ا‬ ۡ
‫َو‬‫د‬ُ‫ا‬ۡ‫ن‬َ‫ت‬ ُ
َ ُ‫و‬ ۡ‫َم‬‫ہ‬ُ‫ء‬ُِٓ‫ي‬ۡ‫ش‬ُُِ‫ع‬ِ‫ُوا‬‫ف‬‫اال‬
ُُ‫ن‬ۡ‫ي‬ُ‫ف‬ُ‫م‬ ۡ
‫ؤ‬ُّ‫م‬ ۡ
‫م‬َ ۡ‫ف‬َ‫ک‬ۡ‫ُك‬ِ ۡ
‫م‬َ‫ک‬‫ُوا‬‫ل‬ٌ‫ر‬ۡ‫ُي‬‫خ‬
Artinya : “Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan
saudara mereka Syuaib. Ia berkata:”Hai kaumku, sembahlah
Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.
Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari
Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan
janganlah membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan
memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-
betul kamu orang-orang yang beriman”. (Q.S Al A’raaf(7): 85).
Ayat tersebut di atas, hendaknya menjadi peringatan bagi
kita, bahwa ternyata perbuatan curang dalam menimbang, menakar
dan mengukur barang dagangan, sama sekali tidak memberikan
keuntungan, kehahagiaan bagi para pelakunya, bahkan hanya
menimbulkan murka Allah. Sedangkan azab dan siksa serta
hukuman bagi para pelaku kejahatan tersebut, nyatanya tidak selalu
diturunkan Allah SWTI kelak dii akhirat saja, namun juga
diturunkan di dunia. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW dalam
banyak haditsnya, kerap kali mengingatkan para pedagang untuk
berlaku jujur dalam berdagang.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
”Wahai para pedagang, hindarilah kebohongan”. (HR. Thabrani).
“Seutama-utama usaha dari seseorang adalah usaha para
pedagang yang bila berbicara tidak berbohiong, bila dipercaya
tidak berkhianat, bila berjanji tidak ingkar, bila membeli tidak
menyesal, bila menjual tidak mengada -gada, bila mempunyai
kewajiban tidak menundanya dan bila mempunyai hak tidak
menyulitkan”. (HR. Ahmad, Thabrani dan Hakim).
13
“Pedagang dan pembeli keduanya boleh memilih selagi belum
berpisah. Apabila keduanya jujur dan terang-terangan, maka jual
belinya akan diberkahi. Dan apabila keduanya tidak rnau berterus
terang serta berbohong, maka jual belinya tidak diberkahi.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Rasulullah SAW menegaskan pula, bahwa pedagang yang
jujur dalam melaksakan jual beli, di akhirat kelak akan
ditempatkan di tempat yang mulia. Suatu ketika akan bersama-
sama para Nabi dan para Syahid. Suatu ketika di bawah Arsy, dan
ketika lain akan berada di suatu tempat yang tidak terhalang
baginya masuk ke dalam surga.
Sabda Rasulullah SAW:
“Pedagang yang jujur serta terpercaya (tempatnya) bersama para
Nabi, orang-orang yang jujur, dan orang-orang yang mati Syahid
pada hari kiamat”. (HR. Bukhari, Hakim, Tirmidzi dan Ibnu
Majjah).
“Pedagang yang jujur di bawah Arsy pada hari kiamat”. (HR. Al-
Ashbihani)
“Pedagang yang jujur tidak terhalang dari pintu-pintu surga”.
(HR. Tirmidzi).
Allah Ta’ala berfirman (dalam hadits Qudsi):
“Aku yang ketiga (bersama) dua orang yang berserikat dalam
usaha (dagang) selama yang seorang tidak berkhianat (curang)
kepada yang lainnya. Apabila berlaku curang, maka Aku keluar
dari mereka.” (HR. Abu Dawud)
“Sesama Muslim adalah saudara. Oleh karena itu seseorang tidak
boleh menjual barang yang ada cacatnya kepada saudaranya,
namun ia tidak menjelaskan cacat tersebut.” (HR. Ahmad dan lbnu
Majaah).
“Tidak halal bagi seseorang menjual sesuatu barang dengan tidak
menerangkan (cacat) yang ada padanya, dan tidak halal bagi
orang yang tahu (cacal) itu, tapi tidak menerangkannya.” (HR.
Baihaqie). “Sebaik-baik orang Mu‘min itu ialah, mudah cara
14
menjualnya, mudah cara membelinya, mudah cara membayarnya
dan mudah cara menagihnya.” (HR. Thabarani).
2. Amanah (Tanggung jawab)
Setiap pedagang harus bertanggung jawab atas usaha dan
pekerjaan dan atau jabatan sebagai pedagang yang telah dipilihnya
tersebut. Tanggung jawab disini artinya, mau dan mampu menjaga
amanah (kepercayaan) masyarakat yang memang secara otomatis
terbeban di pundaknya.
Dalam pandangan Islam setiap pekerjaan manusia adalah
mulia. Berdagang, berniaga dan atau jual beli juga merupakan
suatu pekerjaan mulia, lantaran tugasnya antara lain memenuhi
kebutuhan seluruh anggota masyarakat akan barang dan atau jasa
untuk kepentingan hidup dan kehidupannya. Dengan demikian,
kewajiban dan tanggungjawab para pedagang antara lain
menyediakan barang dan atau jasa kebutuhan masyarakat dengan
harga yang wajar, jumlah yang cukup serta kegunaan dan manfaat
yang memadai. Dan oleh sebab itu, tindakan yang sangat dilarang
oleh islam sehubungan dengan adanya tugas, kewajiban dan
tanggung jawab dari para pedagang tersebut adalah menimbun
barang dagangan.
Menimbun barang dagangan dengan tujuan meningkatkan
pemintaan dengan harga selangit sesuai keinginan penimbun
barang, merupakan salah satu bentuk kecurangan dari para
pedagang dalam rangka memperoleh keuntungan yang berlipat
ganda. Menimbun barang dagangan, terutama barang-barang
kehutuhan pokok dilarang keras oleh islam. Lantaran perbuatan
tersebut hanya akan menimbulkan keresahan dalam masyarakat.
Dalam prakteknya, penimbunan barang kebutuhan pokok
masyarakat oleh pedagang akan menimbulkan atau akan diikuti
oleh berhagai hal yang negatif seperti, harga-harga barang di pasar
melonjak tak terkendali, barang-barang tertentu sulit didapat,
keseimbangan permintaan dan penawaran terganggu, munculnya
para spekulan yang memanfaatkan kesempatan dengan mencari
keuntungan di atas kesengsaraan masyarakat dan lain sebagainya.
Ada banyak hadits Rasulullah yang menyinggung tentang
penimbunan barang dagangan, baik dalam bentuk peringatan,
larangan maupun ancaman, yang antara lain sebagai berikut:
Sabda Rasulullah (yang artinya):
15
“Allah tidak akan berbelas kasihan terhadap orang-orang yang
tidak mempunyai belas kasihan terhadap orang lain.” (HR.
Bukhari).
“Barangsiapa yang melakukan penimbunan terhadap makanan
kaum Muslimin, Allah akan menimpanya dengan kerugian atau
akan terkena penyakit lepra.” (HR. Ahmad).
“Orang yang mendatangkan barang dagangan untuk dijual, selalu
akan memperoleh rejeki, dan orang yang menimbun barang
dagangannya akan dilaknat Allah.” (HR. lbnu Majjah).
“Barangsiapa yang menimbun makanan, maka ia adalah orang
yang berdosa.” (HR. Muslim dan Abu Daud). “Barangsiapa yang
menimbun makanan selama 40 hari, maka ia akan lepas dari
tanggung jawab Allah dan Allah pun akan cuci tangan dari
perbuatannya.” (HR. Ahmad)
3. Tidak Menipu
Dalam suatu hadits dinyatakan, seburuk-buruk tempat
adalah pasar. Hal ini lantaran pasar atau termpat di mana orang jual
beli itu dianggap sebagal sebuah tempat yang di dalamnya penuh
dengan penipuan, sumpah palsu, janji palsu, keserakahan,
perselisihan dan keburukan tingkah polah manusia lainnya.
Sabda Rasulullah SAW:
“Sebaik-baik tempat adalah masjid, dan seburk-buruk tempat
adalah pasar”. (HR. Thabrani).
“Siapa saja menipu, maka ia tidak termasuk golonganku”.
(HR. Bukhari).
Setiap sumpah yang keluar dan mulut manusia harus
dengan nama Allah. Dan jika sudah dengan nama Allah, maka
harus benar dan jujur. Jika tidak henar, maka akibatnya sangatlah
fatal. Oleh sehab itu, Rasulululah SAW selalu memperingatkan
kepada para pedagang untuk tidak mengobral janji atau berpromosi
secara berlebihan yang cenderung mengada-ngada, semata-mata
agar barang dagangannya laris terjual, lantaran jika seorang
pedagang berani bersumpah palsu, akibat yang akan menimpa
dirinya hanyalah kerugian.
Sabda Rasulullah SAW:
16
“Jangan bersumpah kecuali dengan nama Allah. Barangsiapa
bersumpah dengan nama Allah, dia harus jujur (benar).
Barangsiapa disumpah dengan nama Allah ia harus rela (setuju).
Jika tidak rela (tidak setuju), niscaya lepaslah ia dari pertolongan
Allah.” (HR. lbnu Majaah dan Aththusi).
“Ada tiga kelompok orang yang kelak pada hari kiamat Allah tidak
akan berkata-kata, tidak akan melihat, tidak akanpula mensucikan
mereka. Bagi mereka azab yang pedih. Abu Dzarr berkata,
“Rasulullah mengulang-ulangi ucapannya itu, dan aku hertanya,”
Siapakah mereka itu, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang
yang pakaiannya menyentuh tanah karena kesombongannya,
orang yang menyiarkan pemberiannya (mempublikasikan
kebaikannya), dan orang yang menjual dagangannya dengan
sumpah palsu.” (HR. Muslim).
“Sumpah dengan maksud melariskan barang dagangan adalah
penghapus barokah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
“Berhati-hatilah, jangan kamu bersumpah dalam penjualan. Itu
memang melariskan jualan tapi menghilangkan barokah
(memusnahkan perdagangan).” (HR. Muslim).
Sementara itu, apa yang kita alami selama ini, jual beli,
perdagangan dan atau perniagaan di zaman sekarang terutama di
pasar-pasar bebas tidak banyak lagi ditemukan orang yang mau
memperhatikan etika perdagangan islam. Bahkan nyaris, setiap
orang-penjual maupun pembeli tidak mampu lagi membedakan
barang yang halal dan yang haram, dimana sudah dikatkan oleh
Rasulullah SAW bahwa keadaan ini sesungguhnya akan terjadi,
sebagaimana dinyatakan dalam haditsnya, dari Abu Hurairah, dari
Nabi SAW, bersabda:
“Akan datang pada manusia suatu zaman yang seseorang tidak
memperhatikan apakah yang diambilnya itu dan barang yang halal
atau haram.” (HR. Bukhari).
Memang sangat disayangkan, bahwa hal seperti ini harus
terjadi. Sementara tidak hanya sekali saja Rasulullah SAW
memberi peringatan kepada para pedagang untuk berbuat jujur,
tidak menipu dalam berjual beli agar tidak merugikan orang lain.
Sebagaimana pernyataan beberapa hadits di bawah ini:
17
Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah seseorang menjual akan suatu barang yang telah
dibeli oleh orang lain”. (HR. Bukhari). Dari lbnu Umar: Bahwa
seorang laki-laki menyatakan pada Nabi SAW bahwa ia tertipu
ketika berjual heli. Maka Nabi menyatakan: “Jika engkau
berjualbeli maka katakanlah: Tidak boleh menipu”. (HR. Bukhari).
4. Menepati Janji
Seorang pedagang juga dituntut untuk selalu menepati
janjinya, baik kepada para pembeli maupun diantara sesama
pedagang, terlebih lagi kepada Allah SWT. Janji yang harus
ditepati oleh para pedagang kepada para pembeli misalnya tepat
waktu pengiriman, menyerahkan barang yang kwalitasnya,
kwantitasnya, warna, ukuran dan atau spesifikasinya sesuai dengan
perjanjian semula, memberi layanan purna jual, garansi dan lain
sebagainya. Sedangkan janji yang harus ditepati kepada sesama
para pedagang misalnya, pembayaran dengan jumlah dan waktu
yang tepat.
Sementara janji kepada Allah yang harus ditepati oleh para
pedagang muslim misalnya adalah shalatnya. Sebagaimana firman
Allah dalam Al Qur’an:
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di
muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-
banyaknya supaya kamu beruntung. Dan apabila mereka melihat
perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju
kepadaNya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri
(berkhutbah). Katakanlah: ”Apa yang di sisi Allah adalah lebih
baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah sebaik-baik
pemberi rezki” (Q.S Al Jumu’ah (62):10-11)
Dengan demikian, sesibuk-sibuknya urusan dagang, urusan
bisnis dan atau urusan jual beli yang sedang ditangani sebagai
pedagang muslim janganlah pernah sekali-kali meninggalkan
shalat. Lantaran Allah SWT masih memberi kesempatan yang
sangat luas kepada kita untuk mencari dan mendapatkan rejeki
setelah shalat, yakni yang tercermin melalui perintah-Nya, yaitu
bertebaran di muka bumi dengan mengingat Allah SWT sebanyak-
banyaknya supaya beruntung.
5. Murah Hati
Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW menganjurkan agar
para pedagang selalu bermurah hati dalam melaksanakan jual beli.
18
Murah hati dalam pengertian; ramah tamah, sopan santun, murah
senyum, suka mengalah, namun tetap penuh tanggungjawab.
Sabda Rasulullah SAW:
“Allah berbelas kasih kepada orang yang murah hati ketika ia
menjual, bila membeli dan atau ketika menuntut hak”. (HR.
Bukhari).
“Allah memberkahi penjualan yang mudah, pembelian yang
mudah, pembayaran yang mudah dan penagihan yang mudah”.
(HR. Aththahawi).
6. Tidak Melupakan Akhirat
Jual beli adalah perdagangan dunia, sedangkan
melaksanakan kewajiban syariat islam adalah perdagangan akhirat.
Keuntungan akhirat pasti lebih utama ketimbang keuntungan
dunia. Maka para pedagang muslim sekali-kali tidak boleh terlalu
menyibukkan dirinya semata-mata untuk mencari keuntungan
materi dengan meninggalkan keuntungan akhirat. Sehingga jika
datang waktu shalat, mereka wajib melaksanakannya sebelum
habis waktunya. Alangkah baiknya, jika mereka bergegas bersama-
sama melaksanakan shalat berjamaah, ketika adzan telah
dikumandangkan. Begitu pula dengan pelaksanaan kewajiban
memenuhi rukun islam yang lain. Sekali-kali seorang pedagang
muslim hendaknya tidak melalaikan kewajiban agamanya dengan
alasan kesibukan perdagangan.
Disamping itu, ada beberapa hal yang terkait dengan etika
perdagangan islam, yaitu:
a. Penjual berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada
konsumen, sehingga konsumen akan merasa telah berbelanja sesuai
syariah islam, dimana konsumen tidak membeli barang sesuai
keinginan tetapi menurut kebutuhan.
b. Penjual menjalankan bisnisnya secara jujur yakni kualitas barang
yang dijual sesuai dengan harganya, dan pembeli tidak dirangsang
untuk membeli barang sebanyak-banyaknya.
c. Hal yang paling baik bukan masalah harga yang diatur sesuai
mekanisme pasar, namun status kehalalan barang yang dijual
adalah lebih utama. Dengan konsep perdagangan syariah,
konsumen yang sebagian besar masyarakat awam akan merasa
terlindungi dari pembelian barang dengan tidak sengaja yang
mengandung unsur haram yang terkandung di dalamnya. Barang-
barang yang dijual dengan perdagangan syariah juga diperoleh
19
dengan cara tidak melanggar hukum diantaranya bukan barang
selundupan, memiliki izin SNI dan sebagian lagi memiliki label
halal.
d. Sesungguhnya barang dan komoditi yang dijual haruslah berlaku
pada pasar terbuka, sehingga pembeli telah mengetahui keadaan
pasar sebelum melakukan pembelian secara besar-besaran. Penjual
tidak diperkenankan mengambil keuntungan dari ketidaktahuan
pembeli akan keadaan pasar dan harga yang berlaku.
B. Dasar Hukum Perdagangan dan Etikanya dalam Islam
1. Al-Qur’an
Sebagaimana yang diketahui bahwa al-qur’an adalah sumber
nilai dan sumber dari segala sumber untuk pegangan hidup umat
islam.Dalam al-Quran disebutkan bahwa perdagangan merupakan
salah satu jalan mencari rezeki yang diperintahkan oleh Allah dengan
cara yang ma’ruf. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa’ 29:
ُ‫ف‬ً‫ي‬ُ‫ب‬ًُ‫م‬َ‫ل‬ُ‫ل‬‫ا‬ ُ‫و‬ً‫م‬ُ‫أ‬ُ‫وا‬ََِ‫ك‬ً‫ُأ‬‫ت‬ُ ُ
َُ‫وا‬َ‫ف‬ُ‫م‬‫ُآ‬ُ‫ُين‬‫ذ‬‫ُوا‬‫ل‬‫ُِا‬ُ‫ا‬ُّ‫ي‬ُ‫أ‬ُُِ‫ي‬
ُ
ً‫ف‬ُ‫ُم‬ ٍ
‫اض‬ ُ‫ُر‬‫ت‬ًُ‫ن‬ُ‫ع‬ُ‫إ‬‫ة‬ ُ‫ِر‬ُ‫ج‬ُ‫ت‬ُُ‫ون‬َ‫ل‬ُ‫ت‬ًُ‫ن‬ُ‫أ‬ُ ‫ُوا‬
َُ‫ل‬ُُ‫ل‬ُ‫ِط‬ُ‫ب‬ً‫ِل‬ُ‫ب‬ًُ‫م‬َ‫ل‬
ُ ُ
َ ُ‫ُو‬ًُ‫م‬َ‫ل‬
ِ‫إ‬‫م‬‫ي‬ ُ‫ح‬ُ‫ُر‬ً‫م‬َ‫ل‬ُ‫ب‬ُُ‫ِن‬ُ‫ك‬ُُ ‫ُوا‬
‫َُّللا‬‫ُوا‬‫ن‬ُ‫ل‬ًُُ‫م‬َ‫ل‬ُ‫ا‬َ‫ن‬ً‫ك‬ُ‫أ‬ُ‫وا‬ََِ ً‫ق‬ُ‫ت‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu. (An-Nisa’: 29).
Tidak curang, sejauh dengan dorongan untuk bersikap jujur dan benar, Islam
sangat mencela timbulnya kecurangan dalam praktik bisnis, sehingga
menimbulkan bahaya dan kerugian kepada orang lain. Seperti mengurangi
timbangan dan takaran, sejalan dengan perintah menyempurnakan takaran
dan timbanga. Allah sangat mengecam orang yang berlaku curang hal
tersebut dijelaskan dalam QS AlMutaffifin ayat 1 - 3:
Artinya: “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, “(yaitu) orang-
orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta
20
dipenuhi, “Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain,
mereka mengurangi. (QS Al-Mutaffifin Ayat 1 - 3).
‫ِإ‬ْ‫م‬ُ‫ت‬‫أ‬َ ‫أ‬َ‫ٱ‬ِ‫ِإ‬ْ‫ٱ‬‫ِإ‬
ْ‫ل‬‫ٱ‬‫ِب‬‫ٱ‬‫س‬‫ا‬َّ‫ن‬‫ٱل‬‫ِل‬ َٰ‫أ‬َ‫ِإ‬‫م‬‫أ‬‫أ‬‫ِإ‬‫ن‬‫ٱ‬‫ام‬ً‫ق‬‫ي‬ ‫ٱ‬
‫ر‬‫أ‬‫ف‬۟‫َا‬‫م‬‫ل‬‫م‬‫ك‬‫ِإ‬‫أ‬‫أ‬ُ‫ٱ‬‫ل‬‫ٱ‬‫َّام‬‫ك‬‫م‬‫ح‬‫ِإ‬‫ل‬‫ىل‬‫أ‬‫ل‬‫ٱ‬‫إ‬ٓ‫ا‬‫أ‬‫ه‬‫ٱ‬‫ب‬۟‫َا‬‫م‬‫ل‬‫ِإ‬‫د‬‫م‬‫ت‬‫أ‬َ‫ٱ‬‫ل‬‫ٱ‬‫ط‬َٰ‫أ‬‫ِب‬‫ِإ‬‫ل‬‫ل‬‫ٱ‬‫ِب‬ِ‫م‬‫ك‬‫أ‬‫ن‬‫ِإ‬‫ي‬‫أ‬‫ِب‬ِ‫م‬‫ك‬‫أ‬‫ل‬ َٰ‫أ‬َ‫ِإ‬‫م‬‫أ‬َ۟‫ا‬ َٓ‫م‬‫ل‬‫م‬‫ك‬‫ِإ‬‫أ‬‫أ‬‫ت‬ ‫أ‬
‫َل‬ ‫أ‬‫و‬
ُُ‫ون‬َ‫م‬ًُِ‫ه‬ُ‫ت‬
Artinya : “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta
sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan
(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim,
supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda
orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu
mengetahui”. (Q.S. Al-Baqarah: 188).
‫أ‬ ‫ِإ‬
ْ‫ل‬‫أ‬‫ن‬‫ِإ‬‫ي‬‫أ‬‫ب‬ًًۢ‫أ‬‫ل‬‫مو‬‫د‬‫أ‬‫ت‬َ‫م‬‫ك‬‫أ‬‫ي‬ ‫أ‬
َ‫ِإ‬‫ى‬‫أ‬‫ك‬‫ٱ‬‫ل‬‫ي‬‫ٱ‬‫ِب‬ََّّ‫لل‬‫ٱ‬‫ن‬‫ِإ‬‫ب‬‫بٱ‬ ‫أ‬َ‫ٱ‬‫ن‬‫ي‬‫ٱ‬‫ك‬َٰ‫أ‬َّ‫أ‬ِ‫ِإ‬‫ل‬‫بٱ‬ ‫أ‬ََٰ‫ى‬‫أ‬َِٰ‫أ‬ُ‫أ‬‫ي‬‫ِإ‬‫ل‬‫بٱ‬ ‫أ‬ََٰ‫ى‬‫أ‬‫ب‬‫ِإ‬‫ر‬‫م‬‫ق‬‫ِإ‬‫ل‬‫ٱىل‬‫ذ‬‫ٱ‬‫ل‬ ‫أ‬َ‫ٱ‬‫ل‬َ‫م‬‫س‬َّ‫لر‬‫ٱ‬‫ل‬‫أ‬َ‫ٱ‬‫ه‬َّ‫ل‬‫ٱ‬‫ل‬‫أ‬‫ف‬َٰ‫ى‬‫أ‬‫ر‬‫م‬‫ق‬‫ِإ‬‫ل‬‫ٱ‬‫ِل‬‫ِإ‬‫ه‬‫أ‬‫أ‬‫ِإ‬‫ن‬‫ٱ‬‫ۦم‬
‫ٱ‬‫ه‬‫ٱ‬‫ل‬َ‫م‬‫س‬‫أ‬‫ر‬َٰ‫ى‬‫أ‬‫ل‬‫أ‬‫ع‬‫م‬‫ه‬َّ‫ل‬‫بٱل‬‫أ‬‫ء‬ٓ‫ا‬‫أ‬‫ف‬‫أ‬َٓ‫ا‬َّ‫م‬
‫ٱ‬‫ب‬‫ا‬‫أ‬‫ق‬‫ٱ‬‫ع‬‫ِإ‬‫ل‬‫مبٱ‬‫د‬‫ٱي‬‫د‬‫أ‬‫ش‬‫أ‬‫ه‬َّ‫ل‬‫لل‬َّ‫ت‬‫ٱ‬‫إ‬َۖ‫أ‬‫ه‬َّ‫ل‬‫بٱل‬۟‫َا‬‫م‬‫ق‬َّ‫ت‬‫بٱ‬ ‫أ‬‫و‬ۚ۟‫َا‬‫م‬‫ه‬‫أ‬ُ‫لت‬‫أ‬‫ف‬‫م‬‫ه‬‫ِإ‬‫ن‬‫أ‬‫ع‬‫ِإ‬ِ‫م‬‫ك‬َٰ‫أى‬‫ه‬‫أ‬‫ت‬‫ا‬‫أ‬‫م‬ ‫أ‬َ‫م‬‫ه‬‫و‬‫م‬‫ذ‬‫م‬‫خ‬‫أ‬‫ف‬‫م‬‫ل‬َ‫م‬‫س‬َّ‫للر‬‫م‬ِ‫م‬‫ك‬َٰ‫ى‬‫أ‬‫ت‬‫ا‬‫أ‬‫ء‬ٓ‫ا‬‫أ‬‫م‬ ‫أ‬َ‫ِإ‬ِ‫م‬‫ك‬‫ن‬‫ٱ‬‫م‬‫ٱ‬‫ٓء‬‫ا‬‫أ‬‫ي‬‫ٱ‬‫ن‬‫ِإ‬‫غ‬
Artinya : “ Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah
kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk
kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam
perjalanan, supaya harta itu jangan beredar diantara orang-orang
kaya saja diantara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu,
Maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka
tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Amat keras hukumannya. (QS. Al-Hasyr : 7).
‫َا‬‫م‬‫ل‬‫ا‬‫أ‬‫ق‬ ‫ِإ‬ِ‫م‬‫ه‬َّ‫ت‬‫أ‬‫أ‬‫ٱ‬‫ِب‬‫أ‬‫ك‬‫ٱ‬‫ل‬ َٰ‫أ‬‫ذ‬ ‫ٱ‬َّ‫أ‬ِ‫ِإ‬‫ل‬‫ا‬‫أ‬‫ن‬ ‫ٱ‬ِ‫م‬‫ت‬‫ا‬‫أ‬‫ط‬‫ِإ‬‫ي‬َّ‫ش‬‫ال‬‫م‬‫ه‬‫م‬‫ط‬َّ‫ِب‬‫أ‬‫خ‬‫أ‬ُ‫أ‬‫ي‬‫ي‬‫ٱ‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬‫م‬‫م‬َ‫م‬‫ق‬‫أ‬‫ي‬‫ا‬‫أ‬ِ‫أ‬‫ك‬ َّ‫َل‬‫ٱ‬‫إ‬‫أ‬‫ت‬َ‫م‬‫م‬َ‫م‬‫ق‬‫أ‬‫ي‬ ‫أ‬‫اَل‬‫أ‬‫ب‬ ‫ٱ‬‫الر‬‫أ‬‫ت‬َ‫م‬‫ل‬‫م‬‫ك‬‫ِإ‬‫أ‬‫أ‬‫ي‬‫أ‬‫ن‬‫ي‬‫ٱ‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬
‫أ‬ِ‫م‬‫ه‬‫أ‬‫ل‬‫أ‬‫ف‬ َٰ‫ى‬‫أ‬‫ه‬‫أ‬ُ‫ِإ‬‫ت‬‫ا‬‫أ‬‫ف‬‫ٱ‬‫ه‬‫ٱ‬‫ب‬ ‫أ‬‫ر‬‫ِإ‬‫ن‬ ‫ٱ‬‫م‬ًٌۢ‫أ‬‫ظ‬‫ٱ‬‫ع‬ ‫ِإ‬َ‫أ‬ِ‫م‬‫ه‬‫أ‬‫ء‬‫ا‬‫أ‬‫ج‬‫ِإ‬‫ن‬‫أ‬ِ‫أ‬‫ف‬‫ا‬‫أ‬‫ب‬ ‫ٱ‬‫الر‬‫أ‬‫م‬ َّ‫ر‬ ‫أ‬‫ح‬ ‫أ‬َ‫أ‬‫ع‬‫ِإ‬‫ي‬‫أ‬‫ِب‬‫ِإ‬‫ل‬‫ا‬‫م‬‫ه‬َّ‫ل‬‫ل‬ ََّ‫أ‬‫ح‬‫أ‬َ ‫أ‬‫و‬ۗ‫ا‬‫أ‬‫ب‬ ‫ٱ‬‫لر‬ ‫م‬َ‫ِإ‬‫ث‬ ‫ٱ‬ِ‫م‬‫ع‬‫ِإ‬‫ي‬‫أ‬‫ِب‬‫ِإ‬‫ل‬‫اا‬‫أ‬َِّ‫ت‬‫ٱ‬‫إ‬
‫أ‬‫ن‬‫مو‬‫د‬‫ٱ‬‫ل‬‫ا‬‫أ‬‫خ‬‫ا‬‫أ‬‫ه‬‫ي‬‫ٱ‬‫ف‬ ‫ِإ‬ِ‫م‬‫ه‬ َۖ‫ٱ‬‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬‫م‬‫ب‬‫ا‬‫أ‬‫ح‬‫ِإ‬‫ص‬‫أ‬‫أأ‬‫ك‬‫ٱ‬‫ئ‬ َٰ‫أ‬‫ل‬‫و‬‫م‬‫أ‬‫أ‬‫ف‬‫أ‬‫د‬‫ا‬‫أ‬‫ع‬‫ِإ‬‫ن‬‫أ‬‫م‬ ‫أ‬َ َۖ‫ٱ‬‫ه‬َّ‫ل‬‫ىال‬‫أ‬‫ل‬‫ٱ‬‫إ‬‫م‬‫ه‬ ‫م‬‫ر‬ ‫ِإ‬‫م‬‫أ‬َ ‫أ‬َ‫أ‬‫ف‬‫أ‬‫ل‬‫أ‬‫س‬‫ا‬
Artinya : “ Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian
itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya
dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
21
kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang
itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.
(Al-Baqarah: 275).
2. Hadist
Di dalam hadits juga banyak berbicara mengenai
perdaganagan/jual beli di antaranya adalah hadis berikiut yang artinya:
Dari rifa’ah, ia berkata rasulullah saw bersabda,
“sesungguhnya para pedagang akan di bangkitkan pada hari
kiamat kelak sebagai orang yang banyak melakukan kajahatan,
kecuali orang yang bertakwa kepada Allah berbuat baik dan
jujur (dalam perkataannya).” (HR. Abu Dawud).
Rasulullah juga turut menjelaskan dalam hadis sahihnya
tentang perdangan yang tidak dibenarkan. Bagaimana sikap yang
semetinya dikembangkan para pedagang. Berikut adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Al-Ashbahani yang artinya:
Dari Mu’az bin Jabal, bahwa Rasulullah saw bersabda,
”Sesungguhnya sebaikbaik usaha adalah usaha perdagangan
yang apabila mereka berbicara tidak berdusta, jika berjanji
tidak menyalahi, jika dipercaya tidak khianat, jika membeli
tidak mencela produk, jika menjual tidak memuji-muji barang
dagangan, jika berhutang tidak melambatkan pembayaran, jika
memiliki piutang tidak mempersulit.” (H.R.Baihaqi dan
dikeluarkan oleh As-Ashbahani).
Dalam hadits yang lain Rasulullah juga bersabda bersabda
tentang pintu rizki. Menurut Rasulullah rizki perdagangan merupakan
pintu kedekatan kita pada rizki. Berikut sabda Rarulullah yang artinya:
“Hendaklah kamu berdagang, karena di dalamnya terdapat
90% pintu rezeki.” (H.R.Ahmad).
C. Jenis-jenis Pasar Dalam Perdagangan Islam
Dalam Perdagangan islam pada masa Nabi Muhammad dikenal
beberapa pasar di jazirah arab yakni:
22
No Nama Festival Dagang Waktu
1 Dumatul Jandal (terletak di ujung utara Hijaz
dan dekat Perbatasan syiriah)
1-30 Rabiul awal
2 Musyaqqar (sebuah kota terkenal di hijar,
Sekarang di sebut Al-ahsa)
1-30 Jumada Al-Ula
3 Suhar (Sebuah Kota di oman) 20-25 Rajab
4 Dhaba (Salah satu kota dari dua laut Oman) 30- ? rajab
5 Syir ( Sebuah kota di pantai laut arabia) 1-15 Syaban
6 Aden (Terletak di yaman, pasar ini banyak di
datangi orang dari timur dan selatan kota
makkah)
1-10 Ramadhan
7 Sana (Ibu kota Yaman/ yang ramai dan
diadakan pada bulan ramadhan)
10-30 Ramadhan
8 Rabiyah ( Kota di Hadramaut) 15-30 Dzul qa`dah
9 Ukaz (dekat Thalif) basar ini melebihi
kemegahan pasar-pasar lainnya dalam hal
hubungan dagang, sastra dan lainnya
15-30 Dzul qa`dah
10 Dzul Majaz (sebuh tempat di antara akaz dan
makkah)
1-7 Dzulhijah
11 Mina (perpindahan pasar dzul majaz) 9-11 dzulhijah
12 Nazat (Wilayah Khaibar) 10-30 Muharam
13 Hijr (Sebuah kota di yamamah) 10-30 Muharam
23
Pada saat ini, umat muslim akan bisa dilayani dengan lebih baik
dengan didirikannya pasar-pasar daripada dengan didirikannya lebih
banyak mesjid. Dampak yang akan dialami dalam kehidupan dan
kesejahteraan umat muslim akan jauh melampaui dimensi sosial dan
politik yang dilimiliki oleh aktivitas seputar mesjid pada saat ini. Memang
benar dewasa ini kondisi yang ada menyulitkan kita untuk menerapkan
hukum dan aturan pasar sesuai dengan syari’at secara utuh, akan tetapi
kondisi seperti ini terjadi pula pada mesjid. Di dunia barat, banyak majelis
masjid menerima keluhan-keluhan dari pemerintah setempat yang merasa
terganggu dengan suara adzan, sementara di daerah-daerah lain, masih
banyak mesjid yang lahannya merupakan lahan yang disewa dari non
muslim.
Dalam mempelajari permasalahan Pasar Islam Terbuka, jangan
sampai kita dipusingkan atau merasa rendah diri karena istilah “pasar” itu
sendiri. Karena bahkan dalam bentuk yang paling sederhananya, Pasar
Islam Terbuka melampaui mal-mal masa kini dalam hal aksesibilitas,
fasilitas, pilihan dan kemudahan-kemudahannya. Walaupun tata letak dan
perencanaan pasar akan berbeda, tergantung kepada lokasi dan kondisi
geografi, beberapa area dan peruntukan yang akan dijelaskan di bawah ini
merupakan yang paling umum dan didapati di mana-mana:
1. Area parkir
2. Gudang dan penyimpanan
3. Workshop
4. Berbagai macam area penjualan
5. Fasilitas perkantoran
6. Area untuk pameran dan acara-acara seni dan kebudayaan
7. Fasilitas transportasi umum
8. Pengadilan
9. Kantor pasar
10. Mesjid
Area-area tersebut di atas akan tergantung kepada besarnya area
pasar, iklim dan tradisi lokal nantinya akan berpengaruh kepada
pengaturan tata letak area penjualan. Contohnya, kita dapat saja mendapati
bahwa area penjualan sayuran, buah-buahan dan bahan makanan lainnya
terpisah dengan area penjualan pakaian, barang pecah-belah dan alat
rumah tangga, elektronik, meubel, perhiasan dan barang-barang mewah,
makanan jadi, alat-alat pertukangan, alat transportasi dan kendaraan serta
area lelang. Baik pedagang kecil lokal maupun importir besar (walaupun
tidak selalu berada dalam lokasi yang berdampingan) akan berada dalam
24
satu area pasar, keduanya pun dapat bertemu langsung dengan masyarakat
dan pembeli.
Elemen-elemen penting dalam suatu Pasar Islam Terbuka adalah:
1. Tidak adanya biaya sewa untuk area penjualan.
2. Hanya berjualan pada area yang telah ditentukan.
3. Tidak berdagang di workshop, kantor dan gudang.
4. Semua bentuk perdagangan dan transaksi terbuka untuk diawas.
5. Tidak ada area, kios, maupun toko yang permanen. Pemesanan
tempat tidakdiperkenankan.
6. Semua kios/area penjualan berdasarkan “yang paling pertama
hadir, mendapat tempat yang terbaik”. Sama seperti sholat
berjama’ah di masjid, dimana yang datang paling awal
mendapatkan shaf yang terdepan.
7. Tidak menjual barang-barang illegal dan haram.
8. Berada dalam pengawasan seorang Muhtasib.
9. Praktek riba tidak diperkenankan.
Penanggung jawab pasar hanya bertindak jika ada seseorang yang
jelas-jelas melanggar hak orang lain atau ketika terjadi ketidakadilan
dalam setiap hal. Pentingnya peranan politik, perdagangan dan strategis
umat muslim dalam memegang kendali jalur distribusi perdagangan, baik
secara lokal maupun internasional, tidak dapat diremehkan dan merupakan
suatu elemen yang penting.
D. Perdagangan Yang Di Larang Dalam Islam
1. Talqi – Jalab
Talqi-jalab adalah suatu kegiatan yang umum dilakukan oleh
orang-orang Madinah, yaitu manakala para petani membawa hasil
ke kota, lalu menjualnya kepada orang-orang di kota, kemudian
orang kota tersebut menjual hasil panen tersebut, dengan harga
yang mereka tetapkan sendiri. Rosululloh tidak menyukai cara
perdagangan seperti ini, karena beliau menganggap perbuatan
tersebut mencurangi seseorang.
2. Perdagangan melalui Al-Hadir-Libad
Ada beberapa orang bekerja sebagai agen-agen penjualan hasil
panen dan semua hasil panen dijual melalui mereka. Mereka
memperoleh keuntungan baik dari penjual maupun dari pembeli
dan seringkali mencabut keuntungan sebenarnya yang harus
diterima petani dan kepada para pembeli tidak diberi harga yang
25
benar dan wajar. Rosululloh melarang bentuk perdagangan dengan
menarik keuntungan dari penjual dan pembeli.
3. Perdagangan dengan cara Munabazah
Dalam perdagangan secara munabazah, seseorang menjajakan
pakaian yang dia miliki untuk dijual kepada orang lain dan
penjualan tersebut menjadi sah, meskipun orang tersebut tidak
memegang atau melihat barang tersebut. Berarti bahwa penjual
langsung melemparkan barang kepada pembeli dan penjualan itu
sah. Pembeli tidak ada kesempatan untuk memeriksa pakaian
tersebut atau harganya. Ada kemungkinan penipuan atau
kecurangan atau penggmbaran yang keliru dalam bentuk
perdagangan seperti ini, sehingga Rosululloh melarang
perdagangan dengan cara munabazah.
4. Perdagangan dengan cara Mulamasah
Dalam perdangangan secara mulamasah, seseorang menjual sebuah
pakaian dengan boleh memegang tapi tanpa perlu membuka atau
memeriksanya. Hal ini juga dilarang Rosululloh karena
keburukannya sama seperti munabazah.
5. Perdagangan dengan cara Habal-Al-Habala
Bentuk perdagangan ini sangat umum di negara Arab pada waktu
itu. Dalam perdagangan ini,seseorang menjual seekor unta betina
dengan berjanji membayar apabila unta itu melahirkan seekor anak
unta jantan atau betina. Cara perdagangan seperti inipun dilarang
oleh Rosululloh karena mengandung unsur perkiraan atau
spekulasi.
6. Perdagangan dengan cara Al-Hasat
Dalam bentuk perdagangan seperti ini, penjual akan
menyampaikan kepada pembeli bahwa apabila pembeli
melemparkan pecahan-pecahan batu kepada penjual, maka
penjualan akan dianggap sah. Cara seperti ini juga diharamkan oleh
Rosululloh karena sama buruknya dengan perdagangan secara
munabazah dan mulamasah.
7. Perdagangan dengan cara muzabanah
Dalam bentuk perdagangan ini, buah-buahan ketika masih di atas
pohon sudah ditaksir dan dijual sebagai alat penukar untuk
memeperoleh kurma dan anggur kering, atas sederhananya menjual
buah-buahan segar untuk memperoleh buah-buahan kering.
Rosululloh melarang cara seperti ini karena didasari atas perkiraan
dan dapat merugikan satu pihak jika perkiraan ternyata salah.
26
8. Perdagangan dengan cara Muhaqolah
Dalam sistem muhaqolah ini, panen yang belum dituai dijual untuk
memperoleh hasil panen yang kering. Rosululloh melarang cara
perdagangan seperti ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Abdullah Ibn Umar, Abu Said al Khudri dan Said Ibn Mussayyib.
Bentuk ini sama dengan bentuk muzabanah dengan semua
kemudharatannya.
9. Perdagangan tanpa hak pemilikian
Perdagangan barang-barang khususnya yang tidak tahan lama,
tanpa perolehan hak milik juga dilarang oleh Rosululloh karena
mengandung unsur keraguan dan penipuan. Diriwayatkan oleh Ibn
Umar bahwa Rosululloh bersabda:
“Siapapun yang membeli gandum tidak berhak menjualnya
sebelum memperoleh hak miliknya.”
10. Perdagangan dengan cara Sarf
Perdagangan dengan cara sarf berarti menggunakan transaksi di
mana emas dan perak dipakai sebagai alat tukar untuk memperoleh
emas dan perak. Rosululloh bersabda bahwa pertukaran emas
dengan emas merupakan riba kecuali dari tangan ke tangan, kurma
dengan kurma adalah riba kecuali dari tangan ke tangan, dan garam
dengan garam adalah riba kecuali dari tangan ke tangan.
11. Perdagangan dengan cara Al-Ghoror
Perdagangan yang dilakukan dengan cara melakukan penipuan
terhadap pihak lan.
12. Misrot
Misrot adalah hewan yang mempunyai susu, tapi susunya tidak
diperas. Kebanyakan orang apabila berkeinginan menjual binatang
ini terlebih dahulu diperah selama beberapa hari untuk menipu
pembeli. Ini adalah salah satu cara dimana pembeli binatang
merasa ditipu dan diminta untuk membayar dengan harga yang
lebih mahal.
13. Najsh
Sederhananya, najsh itu bermakna terjadinya sesuatu kenaikan
harga karena seseorang telah mendengar bahwa harga barang
tersebut telah naik, lalu membelinya tetapi tidak karena ingin
membelinya melainkan karena ingin menjualnya kembali dengan
menetapkan harga yang lebih tinggi, atau berminat terhadap barang
yang dijual dengan tujuan untuk menipu orang lain.
14. Penjualan dengan sumpah
27
Penjual menjual barangnya (dalam harga tinggi) dengan
melakukan sumpah tentang tingginya kualitas barang tersebut.
15. Pemalsuan
Rasulullah melarang pemalsuan barang-barang yang akan dijual
sebagaiman yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori.
16. Perdagangan dengan cara menyembunyikan
Cara seperti ini yaitu menyembunyikan gandum dan barang-barang
lainnya untuk menaikkan harga dengan sengaja.
17. Monopoli
Monopoli akan muncul manakala pusat kontrol pasokan (supply)
barang atau jasa dipegang oleh satu orang atau sekelompok orang.
Mereka yang mengontrol pasokan barang atau jasa dan
menetapkan harga yang menguntungkan baginya, tetapi
keuntungannya tidak bermanfaat bagi masyarakat.
28
BAB III
KESIMPULAN
Perniagaan atau bisnis dalam perspektif Islam adalah perniagaan yang
dilakukan berdasarkan etika dan normanorma agama, dan bukan hanya sekadar
mengejar keuntungan. Perniagaan yang didasarkan pada etika dan norma-norma
agama akan menciptakan dan mewujudkan kehidupan manusia yang damai dan
dinamis, demikian pula sebaliknya. Keberuntungan perdagangan secara hakiki di
dunia akan berlanjut di akhirat nanti. Al-Qur`an sebagai pedoman utama umat
Islam telah memberikan rambu-rambu bagaimana manusia dapat memperoleh
harta, karena sesungguhnya aktivitas manusia dalam memperoleh harta tidak
hanya berhubungan dengan sesama manusia, tetapi hakikatnya juga berhungan
dengan Allah. Pada hakikatnya aturan yang paling mendasar untuk menegakkan
yang benar dan yang salah dalam perniagaan adalah menurut fiqh yang bersumber
dari Al-qur’an dan sunnah. Islam memang menghalalkan usaha perdagangan,
perniagaan dan atau jual beli. Namun tentu saja untuk orang yang menjalankan
usaha perdagangan secara islam, dituntut menggunakan tata cara khusus, ada
aturan mainnya yang mengatur bagaimana seharusnya seorang muslim berusaha
di bidang perdagangan agar mendapatkan berkah dan ridha Allah SWT di dunia
dan akhirat.
Secara lebih khusus aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam kegiatan
perdagangan dalam Islam adalah tentang tatacara dalam berdagang tersebut dan
hal-hal yang dilarang dalam berdagang. Semuanya itu harus selaras dan simultan
diterapkan dalam praktek berdagang sesuai nilai-nilai Islam yang ada. Secara
umum perdagangan dalam Islam adalah terpenuhinya kebutuhan secara wajar dan
berkeadilan sebagai sarana ibadah kepada Allah.
Beberapa adab dalam berdagang sehingga tercipta masyarakat yang
haramoni dan sejahtera dan mendapat ridha dari Allah SWT yaitu diantaraya
Amanah, Ihsan, Bekerjasama/Bermusyawarah antara penjual dan pembeli ,
Tekun, Menjauhi perkara yang haram, Melindungi penjual dan pembeli.
Orientasi yang harus dibangun dalam melakukan kegiatan berdagang
adalah mengarahkannya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Kegiatan
berdagang itu sendiri harus dalam ukuran-ukuran yang proporsional, dengan
menghindari pemborosan, kemewahan, dll. Larangan dalam hal yang berdagang
tersebut berkaitan dari aspek-aspek yang akan dapat menimbulkan hal-hal negatif
bahkan fatal dalam kehidupan ekonomi, di antaranya: timbulnya banyak penyakit,
kelaparan atau kemiskinan, terjadi atau bertambahnya pengangguran, rendanya
kualitas sumberdaya manusia.
29
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Abdullah Yusuf. 1993. Quran Terjemahan dan Tafsirnya, terj. Ali Audah. Jakarta:
Pustaka Firadaus
Agustianto, Perdagangan Dalam al-Quran, http://www.scribd.com/doc/4685619/
perdagangan–dalam–alquran.
Hadimulyo. 1997. Etika Bisnis dalam Jurnal Ulumul Quran. No. 3/VII/’97
http://repository.radenintan.ac.id/101/3/Bab_II.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/19769/8/8.%20BAB%20III%20%281%29.pdf
https://pustakamediasyariah.blogspot.com/2015/05/makalah-pes-perdagangan-dalam-
islam.html

More Related Content

Similar to ETIKA PERDAGANGAN ISLAM

mudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran haditsmudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran haditsAlalan Tanala
 
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Trie Nakita Sabrina
 
JUAL BELI DALAM ISLAM.docx
JUAL BELI DALAM ISLAM.docxJUAL BELI DALAM ISLAM.docx
JUAL BELI DALAM ISLAM.docxRahmat Hidayat
 
Etika berbisnis dalam islam
Etika berbisnis dalam islamEtika berbisnis dalam islam
Etika berbisnis dalam islamAgus Setia
 
PPT Konsep Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptx
PPT Konsep  Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptxPPT Konsep  Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptx
PPT Konsep Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptxSenjaMahesa
 
@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosen
@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosen@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosen
@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosenAlalan Tanala
 
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdaganganMakalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdaganganMiftah Iqtishoduna
 
Teori Konsumsi
Teori KonsumsiTeori Konsumsi
Teori KonsumsiRia Widia
 
Bab 8 perekonomian dalam islam
Bab 8 perekonomian dalam islamBab 8 perekonomian dalam islam
Bab 8 perekonomian dalam islamwahyudinia112
 
materi muamalah kelas 3 smp
materi muamalah kelas 3 smpmateri muamalah kelas 3 smp
materi muamalah kelas 3 smpPutri Meilani
 
Makalah agama islam 3 syirah nabawiyah
Makalah agama islam 3 syirah nabawiyahMakalah agama islam 3 syirah nabawiyah
Makalah agama islam 3 syirah nabawiyahDindaNova1
 
Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)
Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)
Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)Khusnul Kotimah
 
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.8 prinsip ekonom iislam
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.8 prinsip ekonom iislamRPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.8 prinsip ekonom iislam
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.8 prinsip ekonom iislamyasirmaster web.id
 
01 0kenapa-muncul-ekonomi-islam
01 0kenapa-muncul-ekonomi-islam01 0kenapa-muncul-ekonomi-islam
01 0kenapa-muncul-ekonomi-islamMytha Arena
 
Sistem ekonomi islam kel 7
Sistem ekonomi islam kel 7Sistem ekonomi islam kel 7
Sistem ekonomi islam kel 7NofiTriyanti
 

Similar to ETIKA PERDAGANGAN ISLAM (20)

mudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran haditsmudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran hadits
 
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
 
JUAL BELI DALAM ISLAM.docx
JUAL BELI DALAM ISLAM.docxJUAL BELI DALAM ISLAM.docx
JUAL BELI DALAM ISLAM.docx
 
Etika berbisnis dalam islam
Etika berbisnis dalam islamEtika berbisnis dalam islam
Etika berbisnis dalam islam
 
PPT Konsep Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptx
PPT Konsep  Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptxPPT Konsep  Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptx
PPT Konsep Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptx
 
@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosen
@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosen@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosen
@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosen
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdaganganMakalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
 
Teori Konsumsi
Teori KonsumsiTeori Konsumsi
Teori Konsumsi
 
Assignment fiqh muamalat
Assignment fiqh muamalatAssignment fiqh muamalat
Assignment fiqh muamalat
 
Bab 8 perekonomian dalam islam
Bab 8 perekonomian dalam islamBab 8 perekonomian dalam islam
Bab 8 perekonomian dalam islam
 
Agam dan budaya kwu
Agam dan budaya kwuAgam dan budaya kwu
Agam dan budaya kwu
 
materi muamalah kelas 3 smp
materi muamalah kelas 3 smpmateri muamalah kelas 3 smp
materi muamalah kelas 3 smp
 
Mu'amalah xi
Mu'amalah xiMu'amalah xi
Mu'amalah xi
 
Makalah agama islam 3 syirah nabawiyah
Makalah agama islam 3 syirah nabawiyahMakalah agama islam 3 syirah nabawiyah
Makalah agama islam 3 syirah nabawiyah
 
Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)
Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)
Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)
 
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.8 prinsip ekonom iislam
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.8 prinsip ekonom iislamRPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.8 prinsip ekonom iislam
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.8 prinsip ekonom iislam
 
01 0kenapa-muncul-ekonomi-islam
01 0kenapa-muncul-ekonomi-islam01 0kenapa-muncul-ekonomi-islam
01 0kenapa-muncul-ekonomi-islam
 
prinsip muamalat
prinsip muamalatprinsip muamalat
prinsip muamalat
 
Sistem ekonomi islam kel 7
Sistem ekonomi islam kel 7Sistem ekonomi islam kel 7
Sistem ekonomi islam kel 7
 

Recently uploaded

ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...FORTRESS
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANdewihartinah
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"HaseebBashir5
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxYogiAJ
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppterlyndakasim2
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024HelmyTransformasi
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehFORTRESS
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaHaseebBashir5
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"HaseebBashir5
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxSintaDosi
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaNovrinKartikaTumbade
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelHaseebBashir5
 
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYAPRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYALex PRTOTO
 
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYA
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYASITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYA
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYAThomz PRTOTO
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianHaseebBashir5
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxerlyndakasim2
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...HaseebBashir5
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohkhunagnes1
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 

Recently uploaded (20)

ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
 
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYAPRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
 
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYA
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYASITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYA
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYA
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 

ETIKA PERDAGANGAN ISLAM

  • 1. 1 PERDAGANGAN DAN EKONOMI DALAM PERADABAN ISLAM Disusun Oleh:
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupunpikirannya. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yangmembangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Penulis
  • 3. 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................................... 2 DAFTAR ISI................................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................................... 4 B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5 C. Tujuan ......................................................................................................................... 5 BAB II PEMBAHASAN A.Dasar Hukum Etika Perdagangan Islam ..................................................................... 6 B.Etika Perdagangan Dalam Islam ................................................................................. 8 C. Jenis-jenis Pasar Dalam Perdagangan Islam ............................................................ 20 D. Perdagangan Yang Di Larang Dalam Islam ............................................................. 22 BAB III PENUTUP Kesimpulan ................................................................................................................... 26 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 28
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan atau perniagaan pada umumnya adalah pekerjaan membeli barang dari suatu tempat dan suatu waktu dan menjual barang tersebut di tempat dan waktu lainnnya untuk memperoleh keuntungan.Perdagangan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara.Giatnya aktivitas perdagangan suatu negara menjadi indikasi tingkat kemakmuran masyarakatnya serta menjadi tolok ukur tingkat perekonomian negara itu sendiri.Sehingga bisa dibilang perdagangan merupakan urat nadi perekonomian suatu negara.Melalui perdagangan pula suatu negara bisa menjalin hubungan diplomatik dengan negara tetangga sehingga secara tidak langsung perdagangan juga berhubungan erat dengan dunia politik. Al-quran, perdagangan dijelaskan dalam tiga bentuk, yaitu tijarah (perdagangan), bay’ (menjual) dan Syira’ (membeli) dengan tujuan memperoleh keuntungan. Selain istilah tersebut masih banyak lagi istilah- istilah lain yang berkaitan dengan perdagangan, seperti dayn, amwal, rizq, syirkah, dharb, dan sejumlah perintah melakukan perdagangan global. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dagang adalah pekerjaan yang berhubungan dengan menjual dan membeli barang untuk memperoleh keuntungan, jual-beli, niaga. Berdagang sama dengan berjual beli, berniaga. Bisnis usaha dagang, usaha komersial di dunia perdagangan; bidang usaha. Islam secara tegas telah menghalalkan usaha perdagangan, perniagaan dan atau jual beli. Namun tentu saja untuk orang yang menjalankan usaha perdagangan secara islam, dituntut menggunakan tata cara khusus, ada aturan yang mengatur bagaimana seharusnya seorang muslim berusaha di bidang perdagangan agar mendapatkan berkah dan ridha Allah SWT di dunia dan akhirat. Aturan dalam perdagangan islam menjelaskan berbagai etika yang harus dilakukan oleh para pedagang muslim dalam melaksanakan jual beli. Diharapkan dengan menggunakan dan mematuhi etika perdagangan islam tersebut, suatu usaha perdagangan dan seorang muslim akan maju dan berkembang pesat lantaran selalu mendapat berkah Allah SWT di dunia dan di akhirat. Etika perdagangan islam menjamin, baik pedagang maupun pembeli, masing-masing akan saling mendapat keuntungan. Pada hakikatnya aturan yang paling mendasar untuk menegakkan yang benar dan yang salah dalam perniagaan adalah menurut fiqh yang
  • 5. 5 bersumber dari Al-qur’an dan sunnah.Kaitannya dengan perniagaan, Islam telah mengatur relasi manusia dengan sesama dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari termasuk di dalamnya dituntun bagaimana cara pengelolaan pasar dan segala bentuk mekanismenya. Dalam Islam pasar sangatlah penting dalam perekonomian. Pasar telah terjadi pada masa Rasulullah salallahu alaihi wassalam dan Khulafaur Rasyidin dan menjadi sunnatullah yang telah dijalankan selama berabad-abad. Pasar adalah tempat dimana terjadi jual beli barang dan jasa. Artinya pasar adalah tempat umum bagi khalayak. Pasar tidak dimiliki, namun setiap orang yang datang berhak menggunakan lapaknya, dan berjual beli sampai malam. Kebebasan pasar adalah hal pokok dalam membahas perniagaan islam. Sayangnya pernyataan “kebebasan pasar” telah dicemari oleh para ekonom-ribawi. Perbedaan terpenting pasar bebas islam dan pasar kapitalistik adalah hal seperti bunga, pasar uang, surat hutang, kredit berbunga,bursa efek dianggap sebagai bagian kebebasan pasar maka bagi kita umat islam riba adalah pelanggaran dan ketidakadilan yang dilarang oleh Allah dan rasulnya. Dengan kata lain riba menghancurkan kebebasan. Dalam pasar bebas islam diperlukan alat tukar yang bebas dipilih oleh khalayak. Perlu diingat bahwa aspek terpenting dalam islam adalah saling ridha (antarodhin). Riba, paksaan, hak istimewa, pajak, monopoli, semuanya meluluhlantakan hakikat kebebasan pasar yang fitrah model madinah. Berdasrkan latar belakang yang telah diuraikan pada maklah ini akan dibahas mengenai perdagangan dan etikanya dalam islam. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan perdagangan dan etikanya dalam islam ? 2. Apa saja dasar hukum perdagangan dan etikanya dalam islam? 3. Apa saja jenis-jenis pasar dalam perdagangan islam ? 4. Apa saja perdagangan yang dilarang dalam islam ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui perdagangan dan etikanya dalam islam. 2. Untuk mengetahuidasar hukum perdagangan dan etikanya dalam islam 3. Untuk mengetahui jenis-jenis pasar dalam perdagangan islam. 4. Untuk mengetahui perdagangan yang diarang dalam islam.
  • 6. 6 BAB II PEMBAHASAN A. Perdagangan dan Etikanya dalam Islam Dalam kegiatan perdagangan, pelaku usaha dan konsumen sama- sama mempunyai kebutuhan dan kepentingan. Pelaku usaha harus mempunyai tanggungjawab terhadap konsumen, karyawan dan lingkungan. Untuk itu dalam melakukan kegiatan perniagaan perlu adanya melaksanakan aturan-aturan dan nilai-nilai yang mengatur kegiatan perniagaan dalam Islam agar mendapatkan berkah dan ridha Allah SWT di dunia dan akhirat. Berikut ini akan dibahas mengenai perdangan dan etikanya dalam islam. 1. Perdagangan dalam Islam Perdagangan merupakan sebuah aktivitas memperjual-belikan suatu barang, (Bahasa, 1990: 80), yang dalam istilah arab disebut Al- Bai’ ‫)البيع‬jual) dan Syira‫)والشراء‬ beli) digunakan dalam definisi yang sama (Sayid Sabiq, 1996: 47). Dalam al-Qur’an kata perdagangan juga dapat ditemukan dalam tiga bentuk.Bentuk kata tersebut, yaitu tijarah (perdagangan), bai’ (menjual) dan syira’ (membeli).Selain istilah tersebut masih banyak lagi term-term lain yang berkaitan denganperdagangan, seperti dayn, amwal, rizq, syirkah, dharb, dan sejumlah perintah melakukan perdagangan global. Kata tijarah adalah mashdar dari kata kerja yang berarti menjual dan membeli.Dari kata dasar t-j-r, tajara, tajran watijaratan, yang bermakna berdagang, berniaga. Attijaratun walmutjar; perdagangan atau perniagaan, attijariyyu wal mutjariyyu; yangberarti, mengenai perdagangan atau perniagaan. Kata tijarah ini disebut sebanyak 8 kali dalam al-Quran yang tersebar dalam tujuh surat, yaitu surah al-Baqarah: 16 dan 282, anNisa’: 29, at-Taubah: 24, an-Nur: 37, Fathir: 29, Shaf: 10 dan al-Jum’ah: 11. Pada surahal-Baqarah disebut dua kali, sedangkan pada surah lainnya hanya disebut masing-masing satu kali. Sedangkan kata ba’a (menjual) disebut sebanyak 4 kali dalam al-Quran, yaitu 1). Surah al-Baqarah: 254, 2). al-Baqarah: 275, 3). Surah Ibrahim: 31 dan 4. Surah AlJum’ah: 9. Penyebutan kata ba’a, terdapat dalam Alquran dalam berbagai variasinya.
  • 7. 7 Selanjutnya term perdagangan lainnya yang juga dipergunakan al-Qur’an adalah as-syira. Kata ini terdapat dalam 25 ayat. Dua ayat di antaranya berkonotasi perdagangan dalam konteks bisnis yang sebenarnya, yaitu yang kisah al-Quran yang menjelaskan tentang Nabi Yusuf yang dijual. (surah Yusuf ayat 21 dan 22). Dalam kajian syar’i, perdagangan adalah suatu proses pertukaran harta atas dasar saling rela atau memindahkan atau menukarkan hak milik kepada orang lain dibenarkan oleh syara’.Sedangkan secara terminologi, para ahli fikih menyampaikan definisi perdagangan yang berbeda-beda antara lain sebagai berikut: a. Madzhab Hanafiyah Perdagangan adalah menukarkan harta dengan harta melalui tata cara tertentu, atau mempertukarkan sesuatu yang disenangi dengan sesuatu yang lain melalui tatacara tertentu yang dapat dipahami sebagai al-Bai', seperti melalui ijab dan Ta'athi (saling menyerahkan). b. Imam Nawawi Menyampaikan bahwa definisi perdaganan yaitu mempertukarkan harta dengan harta untuk tujuan pemilikan. c. Ibn Qodamah Menjelaskan definisi perdagangan yaitu mempertukarkan harta dengan harta untuk tujuan pemilikan dan menyerahkan milik. d. Menurut al-Qurthubi At-Tijarah merupakan sebutan untuk kegiatan tukar menukar barang didalamnya mencakup bentuk jual beli yang di bolehkan dan memiliki tujuan. 2. Etika Perdagangan dalam Islam Istilah yang paling dekat dengan etika dalam al-Qur'an adalah khuluq, Imam Fakhruddin Ar-Razy dalam tafsirnya Mafatihul Ghaib mendefinisikan khuluq sebagai kemampuan jiwa yang memudahkan seseorang dalam mengerjakan perbuatanperbuatan terpuji. Sedangkan Ibn Abbas memberi makna khuluq sebagai ad-Diin, yang diartikan secara bahasa dengan Agama (Imam Muhammad Fakhrur Ar-Razy, 1981: 80). Sistem etika Islam secara umum memilki perbedaan mendasar dibandingkan dengan sistem etika Barat. Pemaparan pemikiran yang melahirkan sistem etika Barat cenderung memperlihatkan perjalanan yang dinamis dengan cirinya berubah-ubah dan bersifat sementara
  • 8. 8 sesuai dinamika peradaban yang dominan. Sedangkan dalam Islam mengajarkan kesatuan hubungan antar manusia dengan penciptanya. Kehidupan duniawi dan ukhrawi berdasarkan sumber utama yang jelas yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Etika tidak terlepas dari kata ethos dalam bahasa Yunani yang berarti kebiasaan (custum) atau karakter (character). Disini etika dapat dimaknai sebagai dasar moralitas seseorang dan disaat bersamaan juga sebagai filsuf berprilaku. Selain itu etika juga disebut dengan istilah “akhlak”. Dalam pelajaran filsafat etika merupakan bagian daripadanya, dimana para ahli memberikan ta’rif dalam redaksi kalimat yang berbeda, antara lain: a. Etika ialah ilmu tantang tingkah laku manusia prinsip-prinsip yang disistimatisir tentang tindakan moral yang betul (webster’s Dict). b. Bagian filsafat yang memperkembangkan teori tentang tindakan, hujah- hujahnya dan tujuan yang diarahkan kepada makna tindakan (Ensiklopedi Winkler Prins). c. Ilmu tentang filsafat moral, tidak mengenai fakta, tetapi tentag nilai-nilai, tidak mengenai sifat tindakan manusia, tetapi tantang idenya, karena itu bukan bukan ilmu yang positif tetapi ilmu yang formatif (New). d. Etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia kejenjang akhlak yang luhur dan meluruskan perbuatan manusia dibawah pancaran sinar petunjuk Allah Swt, menuju keridhaan-Nya. Dengan melaksanakan etika Islam niscaya akan selamatlah manusia dari pikiran-pikiran dan perbuatan- perbuatan yang keliru dan menyesatkan. Jika dikaitkan dengan perdagangan, etika perdagangan berati seperangkap prinsip dan norma dimana para pelaku bisnis harus berkomitmen dalam bertransaksi, berprilaku, dan berelasi guna mencapai tujuan-tujuan bisnisnya dengan selamat. Penggabungan etika dan bisnis dapat berarti memaksakan norma-norma agama bagi dunia bisnis, memasang kode etik profesi bisnis, merevisi sistem dan hukum ekonomi, meningkatkan keterampilan dan memenuhi tuntutan-tuntutan etika pihak-pihak luar untuk mencari aman, dan sebagainya. Bisnis yang beretika adalah bisnis yang memiliki komitmen ketulusan dalam menjaga kontrak sosial yang sudah berjalan.
  • 9. 9 Etika bisnis seorang muslim dibentuk oleh iman yang menjadi pandangan hidupnya, yang memberi norma-norma dasar untuk membangun dan membina segala aktivitas muamalahnya. Seorang muslim dituntut oleh imannya untuk menjadi orang yang bertakwa dan bermoral amanah, berilmu, cakap, cerdas, cermat, hemat, rajin, tekun dan bertekad bekerja sebaik mungkin untuk menghasilkan yang terbaik. Etika perdagangan berarti seperangkat prinsip dan norma di mana para pelaku bisnis harus komit dalam bertransaksi, berperilaku, dan berelasi guna mencapai tujuan-tujuan bisnisnya dengan selamat. Selain itu etika bisnis juga dapat berarti pemikiran, atau refleksi atau moralitas dalam ekonomi dan bisnis, yaitu refleksi tentang perbuatan baik, buruk, terpuji, tercela, benar, salah, wajar, pantas dari perilaku seseorang dalam berbisnis atau bekerja. Manusia muslim, individu maupun kelompok dalam lapangan ekonomi atau bisnis di satu sisi diberi kebebasan untuk mencari untung sebesar-besarnya. Namun di sisi lain, ia terikat dengan iman dan etika sehingga ia tidak bebas mutlak dalam menginfestasikan modalnya, atau membelanjakan hartanya. Masyarakat muslim tidak bebas tanpa kendali dalam memproduksi segala sumber daya alam, memproduksikannya atau mengonsumsinya. Ia terikat dengan akidah dan etika mulia, disamping juga dengan hukum-hukum islam. Etika bisnis merupakan benteng yang dapat melindungi pelaku bisnis dari godaan memperoleh keutungan yang tidak wajar, godaan untuk menang sendiri dalam sebuah arena yang sesungguhnya diperuntukan bagi kegiatan saling mengisi dan bukan arena saling menghabisi. Dalam setiap aktivitas bisnis, aspek etika merupakan hal mendasar yang harus selalu di perhatikan, misalnya berbisnis dengan baik, didasari iman dan takwa, sikap baik budi, jujur dan amanah, kuat kesesuaian upah, tidak menipu, tidak merampas, tidak mengabaikan sesuatu, tidak semena-mena (proporsional), ahli dan profesional, serta tidak melakukan pekerjaan yang bertentangan dengan hukum Allah atau syariat islam. Etika bagi seseorang terwujud dalam kesadaran moral (moral conciousness) yang memuat keyakinan “benar dan tidak” sesuatu. Ia akan salah bila melakukan sesuatu yang di yakininya tidak benar berangkat dari norma-norma moral dan perasaan self-respect (menghargai diri) bila ia meninggalkannya. Adapun Etika yang harus di miliki dalam sebuah perdagangan adalah:
  • 10. 10 1. Shidiq (Jujur) Seorang pedagang wajib berlaku jujur dalam melakukan usaha jual beli. Jujur dalam arti luas yaitu tidak berbohong, tidak menipu, tidak memanipulasi fakta, tidak bekhianat, serta tidak pernah ingkar janji dan lain sebagainya. Sikap jujur diperlukan karena berbagai tindakan tidak jujur, selain merupakan perbuatan yang jelas-jelas berdosa, jika biasa dilakukan dalam berdagang juga akan berpengaruh negatif kepada kehidupan pribadi dan keluarga pedagang itu sendiri. Bahkan lebih jauh lagi, sikap dan tindakan yang seperti itu akan mempengaruhi kehidupan bermasyarakat. Dalam Al Qur’an, keharusan bersikap jujur dalam berdagang, berniaga dan atau jual beli, sudah diterangkan dengan sangat jelas dan tegas. Keharusan bersikap jujur tersebut terdapat pada beberapa ayat yang berkaitan dengan pelaksanaan timbangan, sebagaimana firman Allah SWT: ُ َ ًَِ‫ل‬‫ا‬ُ‫ا‬ُ‫ل‬ ُ‫و‬َُِ‫ا‬ُ‫ه‬ً‫ع‬ َ‫و‬ ‫ُوا‬ َُ‫ل‬ِ‫إ‬‫ا‬ً‫ن‬ُ‫ف‬َ‫ن‬ُ‫ف‬ُِ‫ل‬َ‫ك‬ ُ ‫ُناَل‬َُ‫ُط‬ً‫ا‬ُ‫ق‬ً‫ٱل‬ُ‫ب‬ُ‫ك‬‫ا‬ ُ‫يز‬ُ‫م‬ً‫ٱل‬ ُ‫و‬ًُِ‫ي‬ُ‫ل‬ً‫ٱل‬۟‫وا‬َ‫ف‬ ً‫و‬ُ‫أ‬ ُ‫َو‬‫ۥ‬ َ‫ه‬‫ُوا‬‫د‬َ‫ش‬ُ‫أ‬ُ‫غ‬ًَِ‫ب‬ُ‫ي‬ٰ‫ى‬‫ُوا‬ ُ‫ح‬َ‫ف‬ُ‫ا‬ً‫ح‬ُ‫أ‬ُ‫ى‬ُ‫ا‬‫ى‬ُ ‫ُوا‬‫ل‬‫ٱ‬ُ‫ب‬ ‫ُوا‬ َُ‫إ‬ُ‫يم‬ُ ُ‫ي‬ً‫ُل‬‫َل‬ُِ‫م‬۟‫َوا‬‫ب‬ ُ‫ر‬ً‫ق‬ُ‫ت‬ ُ َ ُ‫و‬ ُُ‫ون‬َ‫ر‬‫ُوا‬‫ك‬ُ‫ذ‬ُ ً‫م‬َ‫ل‬‫ُوا‬ُِ‫ه‬ُ‫ل‬‫ۦ‬ ُ‫ه‬ُ‫ب‬‫م‬َ‫ل‬ُٰ‫ى‬‫ُوا‬‫ص‬ ُ‫و‬ً‫م‬َ‫ل‬ُ‫ل‬ُٰ‫ا‬ۚ۟‫وا‬َ‫ف‬ ً‫و‬ُ‫أ‬ُ‫ا‬‫ُوا‬ِ‫ُٱل‬‫د‬ً‫ا‬ُ‫ه‬ُ‫ب‬ ُ‫و‬َٰ‫ى‬ُ‫ب‬ ً‫ر‬َ‫ل‬‫ا‬ُ‫ذ‬ُ‫ك‬ُِ‫ك‬ ً‫و‬ُ‫ل‬ ُ‫و‬۟‫وا‬َ‫ل‬ُ‫د‬ً‫ع‬‫ٱ‬ُ‫ن‬ً‫م‬ Artinya : “Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil”. (Q.S Al An’aam(6): 152)”. Dengan hanya menyimak ayat tersebut di atas, maka kita sudah dapat mengambil kesimpulan bahwa; sesungguhnya Allah SWT telah menganjurkan kepada seluruh umat manusia pada umumnya, dan kepada para pedagang khususnya untuk berlaku jujur dalam menimbang, menakar dan mengukur barang dagangan. Penyimpangan dalam menimbang, menakar dan mengukur yang merupakan wujud kecurangan dalam perdagangan, dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan yang pada manusia. Meskipun tidak begitu nampak dibandingkan dengan tindak kejahatan yang lehih besar lagi seperti perampokan, perampasan, pencu rian, korupsi, manipulasi, pemalsuan dan yang lainnya, nyatanya tetap diharamkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Karena kebiasaan melakukan kecurangan menimbang, menakar dan mengukur dalam dunia perdagangan akan menjadi cikal bakal dari bentuk kejahatan lain yang jauh lebih besar. Sehingga nampak pula bahwa adanya pengharaman serta larangan dari islam tersebut, merupakan pencerminan dari sikap dan tindakan yang begitu bijak
  • 11. 11 yakni, pencegahan sejak dini dari setiap bentuk kejahatan manusia yang akan merugikan manusia itu sendiri. Disamping itu, tindakan penyimpangan atau kecurangan menimbang, menakar dan mengukur dalam dunia perdagangan, merupakan suatu perbuatan yang sangat keji dan culas, lantaran tindak kejahatan tersebut bersembunyi pada hukum dagang yang telah disahkan baik oleh pemerintah maupun masyarakat, atau mengatasnamakan jual beli atas dasar suka sama suka, yang juga telah disahkan oleh agama. Jika penampokan, pencurian, pemerasan, perampasan, sudah jelas merupakan tindakan memakan harta orang lain dengan cara batil, yang dilakukan dengan jalan terang-terangan. Namun tindak penyimpangan dan atau kecurangan dalam menimbang, menakar dan mengukur barang dagangan, merupakan kejahatan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Sehingga para pedagang yang melakukan kecurangan tersebut, pada hakikatnya adalah juga pencuri, perampok dan perampas dan atau penjahat, hanya mereka bersembunyi dibalik lambang keadilan yakni, timbangan, takaran dan ukuran yang mereka gunakan dalam perdagangan. Dengan demikian tidak ada bedanya, mereka sama- sama penjahat. Maka alangkah kejinya tindakan mereka itu. Sehingga wajar, jika Allah SWT dan Rasul-Nya mengharamkan perbuatan tersebut, dan wajar pula jika para pelakunya diancam Allah SWT akan menerima azab dan siksa yang pedih di akhirat kelak, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur’an: (ُُ‫ُين‬‫ن‬‫ف‬ُ‫ن‬ُ‫ط‬َ‫م‬ًُِ‫ل‬ٌُ‫ل‬ً‫ي‬ ُ‫و‬ ١ (ُُ‫ون‬َ‫ف‬ ً‫ُو‬ ً‫ا‬ُ‫ي‬ُ ُ ‫ِس‬‫ُوا‬‫ف‬‫ىُال‬ُُِ‫ع‬ُ‫وا‬َ‫ل‬ُِ ً‫ك‬‫اُا‬ُ‫ا‬ُ‫ل‬ُُ‫ُين‬‫ذ‬‫ُوا‬‫)ُال‬ ٢ (ُُ‫ون‬َ‫ُر‬‫ا‬ً‫َخ‬‫ي‬ًُ‫م‬َ‫ه‬‫و‬َ‫ك‬ُ‫ز‬ ُ‫ُو‬ ً‫و‬ُ‫ُأ‬ً‫م‬َ‫ه‬‫و‬َ‫ل‬ُِ‫ك‬ُ‫ا‬ُ‫ا‬ُ‫ل‬ ُ‫)ُو‬ ٣ ُ) (ُُ‫ون‬َ‫ث‬‫و‬َ‫ه‬ً‫ب‬ُ‫م‬ًُ‫م‬َ‫ا‬‫ُوا‬‫ك‬ُ‫أ‬ُُ‫ُك‬‫ئ‬ُ‫ل‬‫و‬َ‫ُأ‬ُّ‫ن‬َ‫ظ‬ُ‫ي‬َُُ‫أ‬ ٤ (ٍُ‫يم‬ُ‫ظ‬ُ‫ع‬ٍُ‫م‬ ً‫و‬ُ‫ي‬ُ‫ل‬ُ) ٥ ُُ‫ين‬ُ‫م‬ُ‫ل‬ُِ‫ه‬ً‫ُال‬‫ف‬ُ‫ب‬ُ‫ر‬ُ‫ل‬ُ َ‫ِس‬‫ُوا‬‫ف‬‫ُال‬َ‫م‬‫و‬َ‫ق‬ُ‫ي‬ُُ‫م‬ ً‫و‬ُ‫ي‬ُ) ُ ُ ُ ُ ُ ُ ُ ُ ( ٦ ) Artinya : “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang ini menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan Semesta Alam ini.” (Q.S Al Muthaffifiin (83): 1-6). Selain ancaman azab dan siksa di akhirat kelak bagi orang- orang yang melakukan berbagai bentuk penyimpangan dan
  • 12. 12 kecurangan dalam menakar, menimhang dan mengukur barang dagangan mereka, sesungguhnya Al Qur’an juga telah menuturkan dengan jelas dan tegas kisah orang-orang madyan yang terpaksa harus menerima siksa dunia dari Allah SWT, lantaran menolak peringatan dari Nabi mereka Syuaib as. Sebagamana firman Allah SWT: ُ‫ُوا‬‫ر‬ۡ‫ف‬ُ‫ف‬‫م‬ٌ‫ۃ‬ُ‫ف‬ُ‫ف‬‫ي‬ُ‫ب‬ ۡ ‫م‬َ‫ک‬ۡ‫ت‬ُ‫ء‬ُِٓ‫ج‬ۡ‫د‬ُ‫ق‬ؕ‫ہ‬َ‫ر‬ۡ‫ُي‬‫غ‬ٍ‫ہ‬ٰ‫ُل‬ِۡ‫ف‬ُ‫ف‬‫م‬ ۡ ‫م‬َ‫ک‬ُ‫ل‬ُِ‫م‬ُ‫ہ‬ِّٰ‫َواال‬‫د‬َ‫ب‬ۡ‫ِع‬ُ‫م‬ ۡ ‫و‬ُ‫ق‬ٰ‫ي‬ُ‫ل‬ُِ‫ل‬ِؕ‫إ‬‫ب‬ۡ‫ي‬ُ‫ه‬َ‫ش‬ ۡ ‫َم‬‫ہ‬ُِ‫خ‬ُُِ‫ف‬ُ‫ي‬ۡ‫د‬ُ‫م‬‫ي‬ٰ‫ُل‬‫ا‬ ُ‫و‬ ‫و‬َ‫ف‬ ۡ ‫و‬ُُِ‫ن‬ ۡ ‫م‬َ‫ک‬ُ‫ف‬‫ب‬ ‫و‬َ‫ا‬ُ‫خ‬ۡ‫ُب‬‫ت‬ ُ َ ُ‫ُو‬‫ك‬‫ا‬ ُ‫ز‬ۡ‫ي‬ُ‫م‬ۡ‫ال‬ ُ‫و‬ُِۡ‫ُي‬‫ک‬ۡ‫اال‬ ُۡ‫م‬َ‫ک‬ُ‫ل‬ٰ‫ا‬ُِؕ‫ہ‬ ُ‫ح‬ ُ ‫ناَل‬ ۡ‫ُص‬‫ا‬ُ‫د‬ۡ‫ه‬ُ‫ب‬ ُ ‫ض‬ ۡ ‫ر‬ُ ۡ َِ‫ي‬ُ‫ف‬‫ا‬ ۡ ‫َو‬‫د‬ُ‫ا‬ۡ‫ن‬َ‫ت‬ ُ َ ُ‫و‬ ۡ‫َم‬‫ہ‬ُ‫ء‬ُِٓ‫ي‬ۡ‫ش‬ُُِ‫ع‬ِ‫ُوا‬‫ف‬‫اال‬ ُُ‫ن‬ۡ‫ي‬ُ‫ف‬ُ‫م‬ ۡ ‫ؤ‬ُّ‫م‬ ۡ ‫م‬َ ۡ‫ف‬َ‫ک‬ۡ‫ُك‬ِ ۡ ‫م‬َ‫ک‬‫ُوا‬‫ل‬ٌ‫ر‬ۡ‫ُي‬‫خ‬ Artinya : “Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka Syuaib. Ia berkata:”Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul- betul kamu orang-orang yang beriman”. (Q.S Al A’raaf(7): 85). Ayat tersebut di atas, hendaknya menjadi peringatan bagi kita, bahwa ternyata perbuatan curang dalam menimbang, menakar dan mengukur barang dagangan, sama sekali tidak memberikan keuntungan, kehahagiaan bagi para pelakunya, bahkan hanya menimbulkan murka Allah. Sedangkan azab dan siksa serta hukuman bagi para pelaku kejahatan tersebut, nyatanya tidak selalu diturunkan Allah SWTI kelak dii akhirat saja, namun juga diturunkan di dunia. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW dalam banyak haditsnya, kerap kali mengingatkan para pedagang untuk berlaku jujur dalam berdagang. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: ”Wahai para pedagang, hindarilah kebohongan”. (HR. Thabrani). “Seutama-utama usaha dari seseorang adalah usaha para pedagang yang bila berbicara tidak berbohiong, bila dipercaya tidak berkhianat, bila berjanji tidak ingkar, bila membeli tidak menyesal, bila menjual tidak mengada -gada, bila mempunyai kewajiban tidak menundanya dan bila mempunyai hak tidak menyulitkan”. (HR. Ahmad, Thabrani dan Hakim).
  • 13. 13 “Pedagang dan pembeli keduanya boleh memilih selagi belum berpisah. Apabila keduanya jujur dan terang-terangan, maka jual belinya akan diberkahi. Dan apabila keduanya tidak rnau berterus terang serta berbohong, maka jual belinya tidak diberkahi.” (HR. Bukhari dan Muslim). Rasulullah SAW menegaskan pula, bahwa pedagang yang jujur dalam melaksakan jual beli, di akhirat kelak akan ditempatkan di tempat yang mulia. Suatu ketika akan bersama- sama para Nabi dan para Syahid. Suatu ketika di bawah Arsy, dan ketika lain akan berada di suatu tempat yang tidak terhalang baginya masuk ke dalam surga. Sabda Rasulullah SAW: “Pedagang yang jujur serta terpercaya (tempatnya) bersama para Nabi, orang-orang yang jujur, dan orang-orang yang mati Syahid pada hari kiamat”. (HR. Bukhari, Hakim, Tirmidzi dan Ibnu Majjah). “Pedagang yang jujur di bawah Arsy pada hari kiamat”. (HR. Al- Ashbihani) “Pedagang yang jujur tidak terhalang dari pintu-pintu surga”. (HR. Tirmidzi). Allah Ta’ala berfirman (dalam hadits Qudsi): “Aku yang ketiga (bersama) dua orang yang berserikat dalam usaha (dagang) selama yang seorang tidak berkhianat (curang) kepada yang lainnya. Apabila berlaku curang, maka Aku keluar dari mereka.” (HR. Abu Dawud) “Sesama Muslim adalah saudara. Oleh karena itu seseorang tidak boleh menjual barang yang ada cacatnya kepada saudaranya, namun ia tidak menjelaskan cacat tersebut.” (HR. Ahmad dan lbnu Majaah). “Tidak halal bagi seseorang menjual sesuatu barang dengan tidak menerangkan (cacat) yang ada padanya, dan tidak halal bagi orang yang tahu (cacal) itu, tapi tidak menerangkannya.” (HR. Baihaqie). “Sebaik-baik orang Mu‘min itu ialah, mudah cara
  • 14. 14 menjualnya, mudah cara membelinya, mudah cara membayarnya dan mudah cara menagihnya.” (HR. Thabarani). 2. Amanah (Tanggung jawab) Setiap pedagang harus bertanggung jawab atas usaha dan pekerjaan dan atau jabatan sebagai pedagang yang telah dipilihnya tersebut. Tanggung jawab disini artinya, mau dan mampu menjaga amanah (kepercayaan) masyarakat yang memang secara otomatis terbeban di pundaknya. Dalam pandangan Islam setiap pekerjaan manusia adalah mulia. Berdagang, berniaga dan atau jual beli juga merupakan suatu pekerjaan mulia, lantaran tugasnya antara lain memenuhi kebutuhan seluruh anggota masyarakat akan barang dan atau jasa untuk kepentingan hidup dan kehidupannya. Dengan demikian, kewajiban dan tanggungjawab para pedagang antara lain menyediakan barang dan atau jasa kebutuhan masyarakat dengan harga yang wajar, jumlah yang cukup serta kegunaan dan manfaat yang memadai. Dan oleh sebab itu, tindakan yang sangat dilarang oleh islam sehubungan dengan adanya tugas, kewajiban dan tanggung jawab dari para pedagang tersebut adalah menimbun barang dagangan. Menimbun barang dagangan dengan tujuan meningkatkan pemintaan dengan harga selangit sesuai keinginan penimbun barang, merupakan salah satu bentuk kecurangan dari para pedagang dalam rangka memperoleh keuntungan yang berlipat ganda. Menimbun barang dagangan, terutama barang-barang kehutuhan pokok dilarang keras oleh islam. Lantaran perbuatan tersebut hanya akan menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Dalam prakteknya, penimbunan barang kebutuhan pokok masyarakat oleh pedagang akan menimbulkan atau akan diikuti oleh berhagai hal yang negatif seperti, harga-harga barang di pasar melonjak tak terkendali, barang-barang tertentu sulit didapat, keseimbangan permintaan dan penawaran terganggu, munculnya para spekulan yang memanfaatkan kesempatan dengan mencari keuntungan di atas kesengsaraan masyarakat dan lain sebagainya. Ada banyak hadits Rasulullah yang menyinggung tentang penimbunan barang dagangan, baik dalam bentuk peringatan, larangan maupun ancaman, yang antara lain sebagai berikut: Sabda Rasulullah (yang artinya):
  • 15. 15 “Allah tidak akan berbelas kasihan terhadap orang-orang yang tidak mempunyai belas kasihan terhadap orang lain.” (HR. Bukhari). “Barangsiapa yang melakukan penimbunan terhadap makanan kaum Muslimin, Allah akan menimpanya dengan kerugian atau akan terkena penyakit lepra.” (HR. Ahmad). “Orang yang mendatangkan barang dagangan untuk dijual, selalu akan memperoleh rejeki, dan orang yang menimbun barang dagangannya akan dilaknat Allah.” (HR. lbnu Majjah). “Barangsiapa yang menimbun makanan, maka ia adalah orang yang berdosa.” (HR. Muslim dan Abu Daud). “Barangsiapa yang menimbun makanan selama 40 hari, maka ia akan lepas dari tanggung jawab Allah dan Allah pun akan cuci tangan dari perbuatannya.” (HR. Ahmad) 3. Tidak Menipu Dalam suatu hadits dinyatakan, seburuk-buruk tempat adalah pasar. Hal ini lantaran pasar atau termpat di mana orang jual beli itu dianggap sebagal sebuah tempat yang di dalamnya penuh dengan penipuan, sumpah palsu, janji palsu, keserakahan, perselisihan dan keburukan tingkah polah manusia lainnya. Sabda Rasulullah SAW: “Sebaik-baik tempat adalah masjid, dan seburk-buruk tempat adalah pasar”. (HR. Thabrani). “Siapa saja menipu, maka ia tidak termasuk golonganku”. (HR. Bukhari). Setiap sumpah yang keluar dan mulut manusia harus dengan nama Allah. Dan jika sudah dengan nama Allah, maka harus benar dan jujur. Jika tidak henar, maka akibatnya sangatlah fatal. Oleh sehab itu, Rasulululah SAW selalu memperingatkan kepada para pedagang untuk tidak mengobral janji atau berpromosi secara berlebihan yang cenderung mengada-ngada, semata-mata agar barang dagangannya laris terjual, lantaran jika seorang pedagang berani bersumpah palsu, akibat yang akan menimpa dirinya hanyalah kerugian. Sabda Rasulullah SAW:
  • 16. 16 “Jangan bersumpah kecuali dengan nama Allah. Barangsiapa bersumpah dengan nama Allah, dia harus jujur (benar). Barangsiapa disumpah dengan nama Allah ia harus rela (setuju). Jika tidak rela (tidak setuju), niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah.” (HR. lbnu Majaah dan Aththusi). “Ada tiga kelompok orang yang kelak pada hari kiamat Allah tidak akan berkata-kata, tidak akan melihat, tidak akanpula mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih. Abu Dzarr berkata, “Rasulullah mengulang-ulangi ucapannya itu, dan aku hertanya,” Siapakah mereka itu, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang pakaiannya menyentuh tanah karena kesombongannya, orang yang menyiarkan pemberiannya (mempublikasikan kebaikannya), dan orang yang menjual dagangannya dengan sumpah palsu.” (HR. Muslim). “Sumpah dengan maksud melariskan barang dagangan adalah penghapus barokah.” (HR. Bukhari dan Muslim). “Berhati-hatilah, jangan kamu bersumpah dalam penjualan. Itu memang melariskan jualan tapi menghilangkan barokah (memusnahkan perdagangan).” (HR. Muslim). Sementara itu, apa yang kita alami selama ini, jual beli, perdagangan dan atau perniagaan di zaman sekarang terutama di pasar-pasar bebas tidak banyak lagi ditemukan orang yang mau memperhatikan etika perdagangan islam. Bahkan nyaris, setiap orang-penjual maupun pembeli tidak mampu lagi membedakan barang yang halal dan yang haram, dimana sudah dikatkan oleh Rasulullah SAW bahwa keadaan ini sesungguhnya akan terjadi, sebagaimana dinyatakan dalam haditsnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, bersabda: “Akan datang pada manusia suatu zaman yang seseorang tidak memperhatikan apakah yang diambilnya itu dan barang yang halal atau haram.” (HR. Bukhari). Memang sangat disayangkan, bahwa hal seperti ini harus terjadi. Sementara tidak hanya sekali saja Rasulullah SAW memberi peringatan kepada para pedagang untuk berbuat jujur, tidak menipu dalam berjual beli agar tidak merugikan orang lain. Sebagaimana pernyataan beberapa hadits di bawah ini:
  • 17. 17 Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah seseorang menjual akan suatu barang yang telah dibeli oleh orang lain”. (HR. Bukhari). Dari lbnu Umar: Bahwa seorang laki-laki menyatakan pada Nabi SAW bahwa ia tertipu ketika berjual heli. Maka Nabi menyatakan: “Jika engkau berjualbeli maka katakanlah: Tidak boleh menipu”. (HR. Bukhari). 4. Menepati Janji Seorang pedagang juga dituntut untuk selalu menepati janjinya, baik kepada para pembeli maupun diantara sesama pedagang, terlebih lagi kepada Allah SWT. Janji yang harus ditepati oleh para pedagang kepada para pembeli misalnya tepat waktu pengiriman, menyerahkan barang yang kwalitasnya, kwantitasnya, warna, ukuran dan atau spesifikasinya sesuai dengan perjanjian semula, memberi layanan purna jual, garansi dan lain sebagainya. Sedangkan janji yang harus ditepati kepada sesama para pedagang misalnya, pembayaran dengan jumlah dan waktu yang tepat. Sementara janji kepada Allah yang harus ditepati oleh para pedagang muslim misalnya adalah shalatnya. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak- banyaknya supaya kamu beruntung. Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadaNya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah: ”Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah sebaik-baik pemberi rezki” (Q.S Al Jumu’ah (62):10-11) Dengan demikian, sesibuk-sibuknya urusan dagang, urusan bisnis dan atau urusan jual beli yang sedang ditangani sebagai pedagang muslim janganlah pernah sekali-kali meninggalkan shalat. Lantaran Allah SWT masih memberi kesempatan yang sangat luas kepada kita untuk mencari dan mendapatkan rejeki setelah shalat, yakni yang tercermin melalui perintah-Nya, yaitu bertebaran di muka bumi dengan mengingat Allah SWT sebanyak- banyaknya supaya beruntung. 5. Murah Hati Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW menganjurkan agar para pedagang selalu bermurah hati dalam melaksanakan jual beli.
  • 18. 18 Murah hati dalam pengertian; ramah tamah, sopan santun, murah senyum, suka mengalah, namun tetap penuh tanggungjawab. Sabda Rasulullah SAW: “Allah berbelas kasih kepada orang yang murah hati ketika ia menjual, bila membeli dan atau ketika menuntut hak”. (HR. Bukhari). “Allah memberkahi penjualan yang mudah, pembelian yang mudah, pembayaran yang mudah dan penagihan yang mudah”. (HR. Aththahawi). 6. Tidak Melupakan Akhirat Jual beli adalah perdagangan dunia, sedangkan melaksanakan kewajiban syariat islam adalah perdagangan akhirat. Keuntungan akhirat pasti lebih utama ketimbang keuntungan dunia. Maka para pedagang muslim sekali-kali tidak boleh terlalu menyibukkan dirinya semata-mata untuk mencari keuntungan materi dengan meninggalkan keuntungan akhirat. Sehingga jika datang waktu shalat, mereka wajib melaksanakannya sebelum habis waktunya. Alangkah baiknya, jika mereka bergegas bersama- sama melaksanakan shalat berjamaah, ketika adzan telah dikumandangkan. Begitu pula dengan pelaksanaan kewajiban memenuhi rukun islam yang lain. Sekali-kali seorang pedagang muslim hendaknya tidak melalaikan kewajiban agamanya dengan alasan kesibukan perdagangan. Disamping itu, ada beberapa hal yang terkait dengan etika perdagangan islam, yaitu: a. Penjual berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen, sehingga konsumen akan merasa telah berbelanja sesuai syariah islam, dimana konsumen tidak membeli barang sesuai keinginan tetapi menurut kebutuhan. b. Penjual menjalankan bisnisnya secara jujur yakni kualitas barang yang dijual sesuai dengan harganya, dan pembeli tidak dirangsang untuk membeli barang sebanyak-banyaknya. c. Hal yang paling baik bukan masalah harga yang diatur sesuai mekanisme pasar, namun status kehalalan barang yang dijual adalah lebih utama. Dengan konsep perdagangan syariah, konsumen yang sebagian besar masyarakat awam akan merasa terlindungi dari pembelian barang dengan tidak sengaja yang mengandung unsur haram yang terkandung di dalamnya. Barang- barang yang dijual dengan perdagangan syariah juga diperoleh
  • 19. 19 dengan cara tidak melanggar hukum diantaranya bukan barang selundupan, memiliki izin SNI dan sebagian lagi memiliki label halal. d. Sesungguhnya barang dan komoditi yang dijual haruslah berlaku pada pasar terbuka, sehingga pembeli telah mengetahui keadaan pasar sebelum melakukan pembelian secara besar-besaran. Penjual tidak diperkenankan mengambil keuntungan dari ketidaktahuan pembeli akan keadaan pasar dan harga yang berlaku. B. Dasar Hukum Perdagangan dan Etikanya dalam Islam 1. Al-Qur’an Sebagaimana yang diketahui bahwa al-qur’an adalah sumber nilai dan sumber dari segala sumber untuk pegangan hidup umat islam.Dalam al-Quran disebutkan bahwa perdagangan merupakan salah satu jalan mencari rezeki yang diperintahkan oleh Allah dengan cara yang ma’ruf. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa’ 29: ُ‫ف‬ً‫ي‬ُ‫ب‬ًُ‫م‬َ‫ل‬ُ‫ل‬‫ا‬ ُ‫و‬ً‫م‬ُ‫أ‬ُ‫وا‬ََِ‫ك‬ً‫ُأ‬‫ت‬ُ ُ َُ‫وا‬َ‫ف‬ُ‫م‬‫ُآ‬ُ‫ُين‬‫ذ‬‫ُوا‬‫ل‬‫ُِا‬ُ‫ا‬ُّ‫ي‬ُ‫أ‬ُُِ‫ي‬ ُ ً‫ف‬ُ‫ُم‬ ٍ ‫اض‬ ُ‫ُر‬‫ت‬ًُ‫ن‬ُ‫ع‬ُ‫إ‬‫ة‬ ُ‫ِر‬ُ‫ج‬ُ‫ت‬ُُ‫ون‬َ‫ل‬ُ‫ت‬ًُ‫ن‬ُ‫أ‬ُ ‫ُوا‬ َُ‫ل‬ُُ‫ل‬ُ‫ِط‬ُ‫ب‬ً‫ِل‬ُ‫ب‬ًُ‫م‬َ‫ل‬ ُ ُ َ ُ‫ُو‬ًُ‫م‬َ‫ل‬ ِ‫إ‬‫م‬‫ي‬ ُ‫ح‬ُ‫ُر‬ً‫م‬َ‫ل‬ُ‫ب‬ُُ‫ِن‬ُ‫ك‬ُُ ‫ُوا‬ ‫َُّللا‬‫ُوا‬‫ن‬ُ‫ل‬ًُُ‫م‬َ‫ل‬ُ‫ا‬َ‫ن‬ً‫ك‬ُ‫أ‬ُ‫وا‬ََِ ً‫ق‬ُ‫ت‬ Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (An-Nisa’: 29). Tidak curang, sejauh dengan dorongan untuk bersikap jujur dan benar, Islam sangat mencela timbulnya kecurangan dalam praktik bisnis, sehingga menimbulkan bahaya dan kerugian kepada orang lain. Seperti mengurangi timbangan dan takaran, sejalan dengan perintah menyempurnakan takaran dan timbanga. Allah sangat mengecam orang yang berlaku curang hal tersebut dijelaskan dalam QS AlMutaffifin ayat 1 - 3: Artinya: “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, “(yaitu) orang- orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta
  • 20. 20 dipenuhi, “Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. (QS Al-Mutaffifin Ayat 1 - 3). ‫ِإ‬ْ‫م‬ُ‫ت‬‫أ‬َ ‫أ‬َ‫ٱ‬ِ‫ِإ‬ْ‫ٱ‬‫ِإ‬ ْ‫ل‬‫ٱ‬‫ِب‬‫ٱ‬‫س‬‫ا‬َّ‫ن‬‫ٱل‬‫ِل‬ َٰ‫أ‬َ‫ِإ‬‫م‬‫أ‬‫أ‬‫ِإ‬‫ن‬‫ٱ‬‫ام‬ً‫ق‬‫ي‬ ‫ٱ‬ ‫ر‬‫أ‬‫ف‬۟‫َا‬‫م‬‫ل‬‫م‬‫ك‬‫ِإ‬‫أ‬‫أ‬ُ‫ٱ‬‫ل‬‫ٱ‬‫َّام‬‫ك‬‫م‬‫ح‬‫ِإ‬‫ل‬‫ىل‬‫أ‬‫ل‬‫ٱ‬‫إ‬ٓ‫ا‬‫أ‬‫ه‬‫ٱ‬‫ب‬۟‫َا‬‫م‬‫ل‬‫ِإ‬‫د‬‫م‬‫ت‬‫أ‬َ‫ٱ‬‫ل‬‫ٱ‬‫ط‬َٰ‫أ‬‫ِب‬‫ِإ‬‫ل‬‫ل‬‫ٱ‬‫ِب‬ِ‫م‬‫ك‬‫أ‬‫ن‬‫ِإ‬‫ي‬‫أ‬‫ِب‬ِ‫م‬‫ك‬‫أ‬‫ل‬ َٰ‫أ‬َ‫ِإ‬‫م‬‫أ‬َ۟‫ا‬ َٓ‫م‬‫ل‬‫م‬‫ك‬‫ِإ‬‫أ‬‫أ‬‫ت‬ ‫أ‬ ‫َل‬ ‫أ‬‫و‬ ُُ‫ون‬َ‫م‬ًُِ‫ه‬ُ‫ت‬ Artinya : “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui”. (Q.S. Al-Baqarah: 188). ‫أ‬ ‫ِإ‬ ْ‫ل‬‫أ‬‫ن‬‫ِإ‬‫ي‬‫أ‬‫ب‬ًًۢ‫أ‬‫ل‬‫مو‬‫د‬‫أ‬‫ت‬َ‫م‬‫ك‬‫أ‬‫ي‬ ‫أ‬ َ‫ِإ‬‫ى‬‫أ‬‫ك‬‫ٱ‬‫ل‬‫ي‬‫ٱ‬‫ِب‬ََّّ‫لل‬‫ٱ‬‫ن‬‫ِإ‬‫ب‬‫بٱ‬ ‫أ‬َ‫ٱ‬‫ن‬‫ي‬‫ٱ‬‫ك‬َٰ‫أ‬َّ‫أ‬ِ‫ِإ‬‫ل‬‫بٱ‬ ‫أ‬ََٰ‫ى‬‫أ‬َِٰ‫أ‬ُ‫أ‬‫ي‬‫ِإ‬‫ل‬‫بٱ‬ ‫أ‬ََٰ‫ى‬‫أ‬‫ب‬‫ِإ‬‫ر‬‫م‬‫ق‬‫ِإ‬‫ل‬‫ٱىل‬‫ذ‬‫ٱ‬‫ل‬ ‫أ‬َ‫ٱ‬‫ل‬َ‫م‬‫س‬َّ‫لر‬‫ٱ‬‫ل‬‫أ‬َ‫ٱ‬‫ه‬َّ‫ل‬‫ٱ‬‫ل‬‫أ‬‫ف‬َٰ‫ى‬‫أ‬‫ر‬‫م‬‫ق‬‫ِإ‬‫ل‬‫ٱ‬‫ِل‬‫ِإ‬‫ه‬‫أ‬‫أ‬‫ِإ‬‫ن‬‫ٱ‬‫ۦم‬ ‫ٱ‬‫ه‬‫ٱ‬‫ل‬َ‫م‬‫س‬‫أ‬‫ر‬َٰ‫ى‬‫أ‬‫ل‬‫أ‬‫ع‬‫م‬‫ه‬َّ‫ل‬‫بٱل‬‫أ‬‫ء‬ٓ‫ا‬‫أ‬‫ف‬‫أ‬َٓ‫ا‬َّ‫م‬ ‫ٱ‬‫ب‬‫ا‬‫أ‬‫ق‬‫ٱ‬‫ع‬‫ِإ‬‫ل‬‫مبٱ‬‫د‬‫ٱي‬‫د‬‫أ‬‫ش‬‫أ‬‫ه‬َّ‫ل‬‫لل‬َّ‫ت‬‫ٱ‬‫إ‬َۖ‫أ‬‫ه‬َّ‫ل‬‫بٱل‬۟‫َا‬‫م‬‫ق‬َّ‫ت‬‫بٱ‬ ‫أ‬‫و‬ۚ۟‫َا‬‫م‬‫ه‬‫أ‬ُ‫لت‬‫أ‬‫ف‬‫م‬‫ه‬‫ِإ‬‫ن‬‫أ‬‫ع‬‫ِإ‬ِ‫م‬‫ك‬َٰ‫أى‬‫ه‬‫أ‬‫ت‬‫ا‬‫أ‬‫م‬ ‫أ‬َ‫م‬‫ه‬‫و‬‫م‬‫ذ‬‫م‬‫خ‬‫أ‬‫ف‬‫م‬‫ل‬َ‫م‬‫س‬َّ‫للر‬‫م‬ِ‫م‬‫ك‬َٰ‫ى‬‫أ‬‫ت‬‫ا‬‫أ‬‫ء‬ٓ‫ا‬‫أ‬‫م‬ ‫أ‬َ‫ِإ‬ِ‫م‬‫ك‬‫ن‬‫ٱ‬‫م‬‫ٱ‬‫ٓء‬‫ا‬‫أ‬‫ي‬‫ٱ‬‫ن‬‫ِإ‬‫غ‬ Artinya : “ Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar diantara orang-orang kaya saja diantara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya. (QS. Al-Hasyr : 7). ‫َا‬‫م‬‫ل‬‫ا‬‫أ‬‫ق‬ ‫ِإ‬ِ‫م‬‫ه‬َّ‫ت‬‫أ‬‫أ‬‫ٱ‬‫ِب‬‫أ‬‫ك‬‫ٱ‬‫ل‬ َٰ‫أ‬‫ذ‬ ‫ٱ‬َّ‫أ‬ِ‫ِإ‬‫ل‬‫ا‬‫أ‬‫ن‬ ‫ٱ‬ِ‫م‬‫ت‬‫ا‬‫أ‬‫ط‬‫ِإ‬‫ي‬َّ‫ش‬‫ال‬‫م‬‫ه‬‫م‬‫ط‬َّ‫ِب‬‫أ‬‫خ‬‫أ‬ُ‫أ‬‫ي‬‫ي‬‫ٱ‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬‫م‬‫م‬َ‫م‬‫ق‬‫أ‬‫ي‬‫ا‬‫أ‬ِ‫أ‬‫ك‬ َّ‫َل‬‫ٱ‬‫إ‬‫أ‬‫ت‬َ‫م‬‫م‬َ‫م‬‫ق‬‫أ‬‫ي‬ ‫أ‬‫اَل‬‫أ‬‫ب‬ ‫ٱ‬‫الر‬‫أ‬‫ت‬َ‫م‬‫ل‬‫م‬‫ك‬‫ِإ‬‫أ‬‫أ‬‫ي‬‫أ‬‫ن‬‫ي‬‫ٱ‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫أ‬ِ‫م‬‫ه‬‫أ‬‫ل‬‫أ‬‫ف‬ َٰ‫ى‬‫أ‬‫ه‬‫أ‬ُ‫ِإ‬‫ت‬‫ا‬‫أ‬‫ف‬‫ٱ‬‫ه‬‫ٱ‬‫ب‬ ‫أ‬‫ر‬‫ِإ‬‫ن‬ ‫ٱ‬‫م‬ًٌۢ‫أ‬‫ظ‬‫ٱ‬‫ع‬ ‫ِإ‬َ‫أ‬ِ‫م‬‫ه‬‫أ‬‫ء‬‫ا‬‫أ‬‫ج‬‫ِإ‬‫ن‬‫أ‬ِ‫أ‬‫ف‬‫ا‬‫أ‬‫ب‬ ‫ٱ‬‫الر‬‫أ‬‫م‬ َّ‫ر‬ ‫أ‬‫ح‬ ‫أ‬َ‫أ‬‫ع‬‫ِإ‬‫ي‬‫أ‬‫ِب‬‫ِإ‬‫ل‬‫ا‬‫م‬‫ه‬َّ‫ل‬‫ل‬ ََّ‫أ‬‫ح‬‫أ‬َ ‫أ‬‫و‬ۗ‫ا‬‫أ‬‫ب‬ ‫ٱ‬‫لر‬ ‫م‬َ‫ِإ‬‫ث‬ ‫ٱ‬ِ‫م‬‫ع‬‫ِإ‬‫ي‬‫أ‬‫ِب‬‫ِإ‬‫ل‬‫اا‬‫أ‬َِّ‫ت‬‫ٱ‬‫إ‬ ‫أ‬‫ن‬‫مو‬‫د‬‫ٱ‬‫ل‬‫ا‬‫أ‬‫خ‬‫ا‬‫أ‬‫ه‬‫ي‬‫ٱ‬‫ف‬ ‫ِإ‬ِ‫م‬‫ه‬ َۖ‫ٱ‬‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬‫م‬‫ب‬‫ا‬‫أ‬‫ح‬‫ِإ‬‫ص‬‫أ‬‫أأ‬‫ك‬‫ٱ‬‫ئ‬ َٰ‫أ‬‫ل‬‫و‬‫م‬‫أ‬‫أ‬‫ف‬‫أ‬‫د‬‫ا‬‫أ‬‫ع‬‫ِإ‬‫ن‬‫أ‬‫م‬ ‫أ‬َ َۖ‫ٱ‬‫ه‬َّ‫ل‬‫ىال‬‫أ‬‫ل‬‫ٱ‬‫إ‬‫م‬‫ه‬ ‫م‬‫ر‬ ‫ِإ‬‫م‬‫أ‬َ ‫أ‬َ‫أ‬‫ف‬‫أ‬‫ل‬‫أ‬‫س‬‫ا‬ Artinya : “ Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
  • 21. 21 kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (Al-Baqarah: 275). 2. Hadist Di dalam hadits juga banyak berbicara mengenai perdaganagan/jual beli di antaranya adalah hadis berikiut yang artinya: Dari rifa’ah, ia berkata rasulullah saw bersabda, “sesungguhnya para pedagang akan di bangkitkan pada hari kiamat kelak sebagai orang yang banyak melakukan kajahatan, kecuali orang yang bertakwa kepada Allah berbuat baik dan jujur (dalam perkataannya).” (HR. Abu Dawud). Rasulullah juga turut menjelaskan dalam hadis sahihnya tentang perdangan yang tidak dibenarkan. Bagaimana sikap yang semetinya dikembangkan para pedagang. Berikut adalah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Ashbahani yang artinya: Dari Mu’az bin Jabal, bahwa Rasulullah saw bersabda, ”Sesungguhnya sebaikbaik usaha adalah usaha perdagangan yang apabila mereka berbicara tidak berdusta, jika berjanji tidak menyalahi, jika dipercaya tidak khianat, jika membeli tidak mencela produk, jika menjual tidak memuji-muji barang dagangan, jika berhutang tidak melambatkan pembayaran, jika memiliki piutang tidak mempersulit.” (H.R.Baihaqi dan dikeluarkan oleh As-Ashbahani). Dalam hadits yang lain Rasulullah juga bersabda bersabda tentang pintu rizki. Menurut Rasulullah rizki perdagangan merupakan pintu kedekatan kita pada rizki. Berikut sabda Rarulullah yang artinya: “Hendaklah kamu berdagang, karena di dalamnya terdapat 90% pintu rezeki.” (H.R.Ahmad). C. Jenis-jenis Pasar Dalam Perdagangan Islam Dalam Perdagangan islam pada masa Nabi Muhammad dikenal beberapa pasar di jazirah arab yakni:
  • 22. 22 No Nama Festival Dagang Waktu 1 Dumatul Jandal (terletak di ujung utara Hijaz dan dekat Perbatasan syiriah) 1-30 Rabiul awal 2 Musyaqqar (sebuah kota terkenal di hijar, Sekarang di sebut Al-ahsa) 1-30 Jumada Al-Ula 3 Suhar (Sebuah Kota di oman) 20-25 Rajab 4 Dhaba (Salah satu kota dari dua laut Oman) 30- ? rajab 5 Syir ( Sebuah kota di pantai laut arabia) 1-15 Syaban 6 Aden (Terletak di yaman, pasar ini banyak di datangi orang dari timur dan selatan kota makkah) 1-10 Ramadhan 7 Sana (Ibu kota Yaman/ yang ramai dan diadakan pada bulan ramadhan) 10-30 Ramadhan 8 Rabiyah ( Kota di Hadramaut) 15-30 Dzul qa`dah 9 Ukaz (dekat Thalif) basar ini melebihi kemegahan pasar-pasar lainnya dalam hal hubungan dagang, sastra dan lainnya 15-30 Dzul qa`dah 10 Dzul Majaz (sebuh tempat di antara akaz dan makkah) 1-7 Dzulhijah 11 Mina (perpindahan pasar dzul majaz) 9-11 dzulhijah 12 Nazat (Wilayah Khaibar) 10-30 Muharam 13 Hijr (Sebuah kota di yamamah) 10-30 Muharam
  • 23. 23 Pada saat ini, umat muslim akan bisa dilayani dengan lebih baik dengan didirikannya pasar-pasar daripada dengan didirikannya lebih banyak mesjid. Dampak yang akan dialami dalam kehidupan dan kesejahteraan umat muslim akan jauh melampaui dimensi sosial dan politik yang dilimiliki oleh aktivitas seputar mesjid pada saat ini. Memang benar dewasa ini kondisi yang ada menyulitkan kita untuk menerapkan hukum dan aturan pasar sesuai dengan syari’at secara utuh, akan tetapi kondisi seperti ini terjadi pula pada mesjid. Di dunia barat, banyak majelis masjid menerima keluhan-keluhan dari pemerintah setempat yang merasa terganggu dengan suara adzan, sementara di daerah-daerah lain, masih banyak mesjid yang lahannya merupakan lahan yang disewa dari non muslim. Dalam mempelajari permasalahan Pasar Islam Terbuka, jangan sampai kita dipusingkan atau merasa rendah diri karena istilah “pasar” itu sendiri. Karena bahkan dalam bentuk yang paling sederhananya, Pasar Islam Terbuka melampaui mal-mal masa kini dalam hal aksesibilitas, fasilitas, pilihan dan kemudahan-kemudahannya. Walaupun tata letak dan perencanaan pasar akan berbeda, tergantung kepada lokasi dan kondisi geografi, beberapa area dan peruntukan yang akan dijelaskan di bawah ini merupakan yang paling umum dan didapati di mana-mana: 1. Area parkir 2. Gudang dan penyimpanan 3. Workshop 4. Berbagai macam area penjualan 5. Fasilitas perkantoran 6. Area untuk pameran dan acara-acara seni dan kebudayaan 7. Fasilitas transportasi umum 8. Pengadilan 9. Kantor pasar 10. Mesjid Area-area tersebut di atas akan tergantung kepada besarnya area pasar, iklim dan tradisi lokal nantinya akan berpengaruh kepada pengaturan tata letak area penjualan. Contohnya, kita dapat saja mendapati bahwa area penjualan sayuran, buah-buahan dan bahan makanan lainnya terpisah dengan area penjualan pakaian, barang pecah-belah dan alat rumah tangga, elektronik, meubel, perhiasan dan barang-barang mewah, makanan jadi, alat-alat pertukangan, alat transportasi dan kendaraan serta area lelang. Baik pedagang kecil lokal maupun importir besar (walaupun tidak selalu berada dalam lokasi yang berdampingan) akan berada dalam
  • 24. 24 satu area pasar, keduanya pun dapat bertemu langsung dengan masyarakat dan pembeli. Elemen-elemen penting dalam suatu Pasar Islam Terbuka adalah: 1. Tidak adanya biaya sewa untuk area penjualan. 2. Hanya berjualan pada area yang telah ditentukan. 3. Tidak berdagang di workshop, kantor dan gudang. 4. Semua bentuk perdagangan dan transaksi terbuka untuk diawas. 5. Tidak ada area, kios, maupun toko yang permanen. Pemesanan tempat tidakdiperkenankan. 6. Semua kios/area penjualan berdasarkan “yang paling pertama hadir, mendapat tempat yang terbaik”. Sama seperti sholat berjama’ah di masjid, dimana yang datang paling awal mendapatkan shaf yang terdepan. 7. Tidak menjual barang-barang illegal dan haram. 8. Berada dalam pengawasan seorang Muhtasib. 9. Praktek riba tidak diperkenankan. Penanggung jawab pasar hanya bertindak jika ada seseorang yang jelas-jelas melanggar hak orang lain atau ketika terjadi ketidakadilan dalam setiap hal. Pentingnya peranan politik, perdagangan dan strategis umat muslim dalam memegang kendali jalur distribusi perdagangan, baik secara lokal maupun internasional, tidak dapat diremehkan dan merupakan suatu elemen yang penting. D. Perdagangan Yang Di Larang Dalam Islam 1. Talqi – Jalab Talqi-jalab adalah suatu kegiatan yang umum dilakukan oleh orang-orang Madinah, yaitu manakala para petani membawa hasil ke kota, lalu menjualnya kepada orang-orang di kota, kemudian orang kota tersebut menjual hasil panen tersebut, dengan harga yang mereka tetapkan sendiri. Rosululloh tidak menyukai cara perdagangan seperti ini, karena beliau menganggap perbuatan tersebut mencurangi seseorang. 2. Perdagangan melalui Al-Hadir-Libad Ada beberapa orang bekerja sebagai agen-agen penjualan hasil panen dan semua hasil panen dijual melalui mereka. Mereka memperoleh keuntungan baik dari penjual maupun dari pembeli dan seringkali mencabut keuntungan sebenarnya yang harus diterima petani dan kepada para pembeli tidak diberi harga yang
  • 25. 25 benar dan wajar. Rosululloh melarang bentuk perdagangan dengan menarik keuntungan dari penjual dan pembeli. 3. Perdagangan dengan cara Munabazah Dalam perdagangan secara munabazah, seseorang menjajakan pakaian yang dia miliki untuk dijual kepada orang lain dan penjualan tersebut menjadi sah, meskipun orang tersebut tidak memegang atau melihat barang tersebut. Berarti bahwa penjual langsung melemparkan barang kepada pembeli dan penjualan itu sah. Pembeli tidak ada kesempatan untuk memeriksa pakaian tersebut atau harganya. Ada kemungkinan penipuan atau kecurangan atau penggmbaran yang keliru dalam bentuk perdagangan seperti ini, sehingga Rosululloh melarang perdagangan dengan cara munabazah. 4. Perdagangan dengan cara Mulamasah Dalam perdangangan secara mulamasah, seseorang menjual sebuah pakaian dengan boleh memegang tapi tanpa perlu membuka atau memeriksanya. Hal ini juga dilarang Rosululloh karena keburukannya sama seperti munabazah. 5. Perdagangan dengan cara Habal-Al-Habala Bentuk perdagangan ini sangat umum di negara Arab pada waktu itu. Dalam perdagangan ini,seseorang menjual seekor unta betina dengan berjanji membayar apabila unta itu melahirkan seekor anak unta jantan atau betina. Cara perdagangan seperti inipun dilarang oleh Rosululloh karena mengandung unsur perkiraan atau spekulasi. 6. Perdagangan dengan cara Al-Hasat Dalam bentuk perdagangan seperti ini, penjual akan menyampaikan kepada pembeli bahwa apabila pembeli melemparkan pecahan-pecahan batu kepada penjual, maka penjualan akan dianggap sah. Cara seperti ini juga diharamkan oleh Rosululloh karena sama buruknya dengan perdagangan secara munabazah dan mulamasah. 7. Perdagangan dengan cara muzabanah Dalam bentuk perdagangan ini, buah-buahan ketika masih di atas pohon sudah ditaksir dan dijual sebagai alat penukar untuk memeperoleh kurma dan anggur kering, atas sederhananya menjual buah-buahan segar untuk memperoleh buah-buahan kering. Rosululloh melarang cara seperti ini karena didasari atas perkiraan dan dapat merugikan satu pihak jika perkiraan ternyata salah.
  • 26. 26 8. Perdagangan dengan cara Muhaqolah Dalam sistem muhaqolah ini, panen yang belum dituai dijual untuk memperoleh hasil panen yang kering. Rosululloh melarang cara perdagangan seperti ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibn Umar, Abu Said al Khudri dan Said Ibn Mussayyib. Bentuk ini sama dengan bentuk muzabanah dengan semua kemudharatannya. 9. Perdagangan tanpa hak pemilikian Perdagangan barang-barang khususnya yang tidak tahan lama, tanpa perolehan hak milik juga dilarang oleh Rosululloh karena mengandung unsur keraguan dan penipuan. Diriwayatkan oleh Ibn Umar bahwa Rosululloh bersabda: “Siapapun yang membeli gandum tidak berhak menjualnya sebelum memperoleh hak miliknya.” 10. Perdagangan dengan cara Sarf Perdagangan dengan cara sarf berarti menggunakan transaksi di mana emas dan perak dipakai sebagai alat tukar untuk memperoleh emas dan perak. Rosululloh bersabda bahwa pertukaran emas dengan emas merupakan riba kecuali dari tangan ke tangan, kurma dengan kurma adalah riba kecuali dari tangan ke tangan, dan garam dengan garam adalah riba kecuali dari tangan ke tangan. 11. Perdagangan dengan cara Al-Ghoror Perdagangan yang dilakukan dengan cara melakukan penipuan terhadap pihak lan. 12. Misrot Misrot adalah hewan yang mempunyai susu, tapi susunya tidak diperas. Kebanyakan orang apabila berkeinginan menjual binatang ini terlebih dahulu diperah selama beberapa hari untuk menipu pembeli. Ini adalah salah satu cara dimana pembeli binatang merasa ditipu dan diminta untuk membayar dengan harga yang lebih mahal. 13. Najsh Sederhananya, najsh itu bermakna terjadinya sesuatu kenaikan harga karena seseorang telah mendengar bahwa harga barang tersebut telah naik, lalu membelinya tetapi tidak karena ingin membelinya melainkan karena ingin menjualnya kembali dengan menetapkan harga yang lebih tinggi, atau berminat terhadap barang yang dijual dengan tujuan untuk menipu orang lain. 14. Penjualan dengan sumpah
  • 27. 27 Penjual menjual barangnya (dalam harga tinggi) dengan melakukan sumpah tentang tingginya kualitas barang tersebut. 15. Pemalsuan Rasulullah melarang pemalsuan barang-barang yang akan dijual sebagaiman yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori. 16. Perdagangan dengan cara menyembunyikan Cara seperti ini yaitu menyembunyikan gandum dan barang-barang lainnya untuk menaikkan harga dengan sengaja. 17. Monopoli Monopoli akan muncul manakala pusat kontrol pasokan (supply) barang atau jasa dipegang oleh satu orang atau sekelompok orang. Mereka yang mengontrol pasokan barang atau jasa dan menetapkan harga yang menguntungkan baginya, tetapi keuntungannya tidak bermanfaat bagi masyarakat.
  • 28. 28 BAB III KESIMPULAN Perniagaan atau bisnis dalam perspektif Islam adalah perniagaan yang dilakukan berdasarkan etika dan normanorma agama, dan bukan hanya sekadar mengejar keuntungan. Perniagaan yang didasarkan pada etika dan norma-norma agama akan menciptakan dan mewujudkan kehidupan manusia yang damai dan dinamis, demikian pula sebaliknya. Keberuntungan perdagangan secara hakiki di dunia akan berlanjut di akhirat nanti. Al-Qur`an sebagai pedoman utama umat Islam telah memberikan rambu-rambu bagaimana manusia dapat memperoleh harta, karena sesungguhnya aktivitas manusia dalam memperoleh harta tidak hanya berhubungan dengan sesama manusia, tetapi hakikatnya juga berhungan dengan Allah. Pada hakikatnya aturan yang paling mendasar untuk menegakkan yang benar dan yang salah dalam perniagaan adalah menurut fiqh yang bersumber dari Al-qur’an dan sunnah. Islam memang menghalalkan usaha perdagangan, perniagaan dan atau jual beli. Namun tentu saja untuk orang yang menjalankan usaha perdagangan secara islam, dituntut menggunakan tata cara khusus, ada aturan mainnya yang mengatur bagaimana seharusnya seorang muslim berusaha di bidang perdagangan agar mendapatkan berkah dan ridha Allah SWT di dunia dan akhirat. Secara lebih khusus aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam kegiatan perdagangan dalam Islam adalah tentang tatacara dalam berdagang tersebut dan hal-hal yang dilarang dalam berdagang. Semuanya itu harus selaras dan simultan diterapkan dalam praktek berdagang sesuai nilai-nilai Islam yang ada. Secara umum perdagangan dalam Islam adalah terpenuhinya kebutuhan secara wajar dan berkeadilan sebagai sarana ibadah kepada Allah. Beberapa adab dalam berdagang sehingga tercipta masyarakat yang haramoni dan sejahtera dan mendapat ridha dari Allah SWT yaitu diantaraya Amanah, Ihsan, Bekerjasama/Bermusyawarah antara penjual dan pembeli , Tekun, Menjauhi perkara yang haram, Melindungi penjual dan pembeli. Orientasi yang harus dibangun dalam melakukan kegiatan berdagang adalah mengarahkannya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Kegiatan berdagang itu sendiri harus dalam ukuran-ukuran yang proporsional, dengan menghindari pemborosan, kemewahan, dll. Larangan dalam hal yang berdagang tersebut berkaitan dari aspek-aspek yang akan dapat menimbulkan hal-hal negatif bahkan fatal dalam kehidupan ekonomi, di antaranya: timbulnya banyak penyakit, kelaparan atau kemiskinan, terjadi atau bertambahnya pengangguran, rendanya kualitas sumberdaya manusia.
  • 29. 29 DAFTAR PUSTAKA Ali, Abdullah Yusuf. 1993. Quran Terjemahan dan Tafsirnya, terj. Ali Audah. Jakarta: Pustaka Firadaus Agustianto, Perdagangan Dalam al-Quran, http://www.scribd.com/doc/4685619/ perdagangan–dalam–alquran. Hadimulyo. 1997. Etika Bisnis dalam Jurnal Ulumul Quran. No. 3/VII/’97 http://repository.radenintan.ac.id/101/3/Bab_II.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/19769/8/8.%20BAB%20III%20%281%29.pdf https://pustakamediasyariah.blogspot.com/2015/05/makalah-pes-perdagangan-dalam- islam.html