2. PENGARUH JENIS BIOSUBSTRAT PENEMPEL
TELUR TERHADAP PRODUKSI LARVA IKAN
MAS (Cyprinus carpio)
Nama: Panny Nadya Tambunan
NPM : 17.02.020
Dosen Pembimbing:
1. Maretty T. D. Butar Butar, S.Pi., M.Si
2. Nenima Halawa, S.Pi
5. State of the art
Peneliti Sampel Hasil
Wahyuningsih et al.
(2012)
Ikan Komet Nilai fertilitas pada
substrat eceng gondok
86,15% dan nilai daya
tetas pada substrat kayu
apu 83,52%.
Yufika et al. (2019) Ikan Mas Koki Telur yang dihasilkan
sebesar 714,67 butir
telur, telur yang
terbuahi 86,37% dan
jumlah telur menetas
81,08%.
6. Peneliti Sampel Hasil
Sinaga (2019) Ikan pelangi Nilai persentase derajat
penetasan telur ikan
pelangi tertinggi ada
pada biosubstrat eceng
gondok sebesar 98,56%.
Laila dan Purwasih
(2020)
Ikan Mas Koki Oranda Fekunditas tertinggi
terdapat ada perlakuan
Eceng Gondok dengan
jumlah 3420 butir telur
dan daya tetas tertinggi
mencapai 71,86%.
7. Peneliti Sampel Hasil
Laila et al. (2020) Ikan Sepat Siam Jumlah telur dan daya
tetas larva pada eceng
gondok, apu-apu dan
kiambang berturut-turut
3510 butir, 57,57%; 490
butir, 45,51%; 1380
butir, 55,28%.
Manurung (2020) Ikan Mas (Cyprinus
carpio)
Biosubstrat: eceng
gondok, apu-apu dan
kangkung air.
Penggunaan biosubstrat
eceng gondok
menghasilkan daya tetas
tertinggi 80,37%.
8. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengaruh jenis
biosubstrat penempelan telur
terhadap produktivitas larva atau
hatching rate Ikan Mas?
Biosubstrat jenis apakah yang
banyak menghasilkan larva Ikan
Mas tertinggi ?
9. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh jenis
biosubstrat penempelan telur
terhadap produktivitas larva atau
hatching rate Ikan Mas
Untuk mendapatkan biosubstrat
terbaik dalam menghasikan larva
Ikan Mas.
10. Manfaat Penelitian
Mahasiswa dapat
mengetahui pengaruh
jenis Biosubstrat yang
berbeda terhadap
produktivitas larva atau
hatching rate Ikan Mas.
Memberikan informasi
biosubstrat yang tepat
kepada para
pembudidaya Ikan Mas.
12. Kerangka Pemikiran
JENIS BIOSUBSTRAT YANG BERBEDA
DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
LARVA
Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
H0 : Tidak ada pengaruh jenis biosubstrat penempel telur terhadap
produksi larva Ikan Mas (C. carpio)
H1 : Ada pengaruh jenis biosubstrat penempel telur terhadap produksi
larva Ikan Mas (C. carpio)
PERLAKUAN PENELITIAN
P1 = Biosubstrat Kiambang (Salvinia Molesta)
P2 = Biosubstrat Apu-apu (Pistia stratiotes)
P3 = Biosubstrat Eceng gondok (Eicchornia crassipies)
18. BAHAN
Bahan Kegunaan
Indukan Ikan Mas
(C. carpio)
Bahan pemijahan
Kiambang (S. molesta),
eceng gondok (E. crassipies)
dan apu-apu (P. stratiotes)
Bioubstrat penempelan telur
Kuning telur Asupan makanan pada stadia prolarva
Fengli-0 Asupan makanan pada stadia postlarva
28. Bahan Baku
• Jumlah biosubstrat kiambang yang
digunakan sebanyak 85 buah dengan
panjang 30 cm (kisaran berat 1,5 kg).
Biosubstrat
kiambang
• Jumlah biosubstrat apu-apu yang
digunakan sebanyak 42 buah (kisaran
berat 4,5 kg).
Biosubstrat
Apu-apu
• Jumlah biosubstrat eceng gondok
yang digunakan sebanyak 38 buah
(kisaran berat3,5 kg).
Biosubstrat
Eceng Gondok
29. Metode Pemijahan
Pemijahan secara alami (rasio jantan dan betina 1:1).
Pemijahan alami biasanya dilakukan pada jenis-jenis
ikan yang mudah dipijahkan sepanjang tahun
(Susanto dan Amri, 1997).
Manurung (2020) melaporkan yang digunakan dalam
pemijahan ikan mas adalah biosubstrat kangkung air
(Ipomoea aquatica), apu-apu (P. stratiotes), eceng
gondok (E. crassipies).
Wahyuningsih et al. (2012) menggunakan kayu
apu (P. stratiotes), eceng gondok (E. crassipies),
ganggang air (Hydrilla verticillata) dan tali rafia
sebagai biosubstrat penempelan telur.
30. Berat Gonad Ikan
Perlakuan Berat
Gonad
Betina (gr)
Berat Gonad
Jantan (gr)
Kiambang (P1) 184,667 177,667
Apu-apu ( P2) 104 162
Eceng gondok( P3) 117,333 153,667
Telur ikan mas berbentuk bulat dengan rata-rata berat
dari satu butir telur adalah 0,163 gr.
Suseno (2000) melaporkan sifat telur ikan mas yaitu
menempel pada biosubstrat. Telur ikan mas memiliki
bentuk bulat, berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm,
dan berbobot 0,17-0,20 mg.
31. Indeks Kematangan Gonad (IKG)
Penentuan indeks kematangan gonad ikan (IKG) dengan
membandingkan bobot gonad dengan bobot tubuh indukan yang
dinyatakan dalam persen (Habibi et al. 2013).
Hasil pengamatan dan perhitungan terhadap rata-rata
nilai IKG Ikan Mas jantan 14,390% dan betina17,334%.
Rochmatin (2014) menjelaskan bahwa hal ini
disebabkan pertambahan bobot ovarium selalu lebih
besar dari pada penambahan bobot testis.
Auliyah et al. (2018) menyatakan IKG yang lebih kecil dari 20%,
menandakan bahwa ikan termasuk ke dalam kelompok ikan
bernilai IKG rendah dan dikategorikan sebagai ikan yang dapat
memijah lebih dari satu kali pada setiap tahunnya.
32. KECEPATAN PEMIJAHAN
Proses pemijahan ditandai dengan
bunyi percikan air yang dihasilkan
akibat proses pengejaran induk
betina oleh induk jantan.
Kecepatan pemijahan terjadi setelah 2
hari indukan diletakkan pada bak
pemijahan. Pemijahan Ikan Mas terjadi
sekitar pukul 22.00-03.00 WIB.
33. FEKUNDITAS
Nilai fekunditas telur Ikan
Mas yang diperoleh pada
biosubstrat kiambang, Apu-
apu, dan Eceng gondok dengan
nilai berturut-turut 49074 butir
telur, 27637 butir telur dan
31180 butir telur.
Faktor yang mempengaruhi
fekunditas : spesies, umur, ukuran
ketersediaan pakan (Harianti 2013).
Manurung (2020) melaporkan
terdapat sebanyak 260 butir
telur dalam 1 gram. Nilai
fekunditas telur Ikan Mas
yang diperoleh pada bak fiber
1,2 dan 3 berturut-turut
29640 butir telur, 32760 butir
telur dan 16120 butir telur.
Nilai rata-rata fekunditas
telur Ikan Mas adalah 26173
butir telur.
34. DAYA TETAS TELUR (HR)
0.000
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
P1 P2 P3
41,898 c
71,329 b
81,093 a
%
Perlakuan
Hatching Rate
35. • Manurung (2020) melaporkan daya tetas
telur ikan mas pada biosubstrat kangkung
air, apu-apu, dan eceng gondok berturut-
turut 61,63%, 71,19%, dan 80,37%.
• Laila et al. (2020) melaporkan tanaman
apu-apu menghasilkan daya tetas larva
ikan sepat siam pada eceng gondok,
57,57% kiambang 55,28% dan apu-apu
45,51%.
• Kelebihan substrat eceng gondok (E.
crassipies) : bersifat alami, akarnya yang
lebat membuat ikan lebih nyaman saat
pemijahan, daunnya sebagai tempat
berteduh dari sinar matahari, dan tidak
menyebabkan luka pada tubuh induk (
Wahyunningsih et al. 2012).
36. Lanjutan
HR
Uji analisis keragaman
(Anova) : F hitung > F
tabel 5% (834,395>5,143)
dan nilai determinan
99,642% .
Masing-masing perlakuan
menunjukkan perbedaan yang nyata
(dapat dilihat dari notasi yang
berbeda).
37. Profil Telur Ikan Mas
Telur ikan mas berada di
fase menetas pra-embrio.
38. Metode yang saya gunakan dalam penelitian untuk melihat profil
telur ikan mas adalah mikroskopik dengan menggunakan
Mikroscope tipe 107BN.
Sampel telur yang digunakan adalah sampel telur hasil
pemijahan setelah 48 jam.
Telur berbentuk bulat, berwarna bening dengan bobot telur
berkisar 0,11-0,26 gr.
Telur ikan mas berada di fase menetas pra-embrio.
39. KUALITAS AIR
Parameter Penetasan Pemeliharaan larva
Suhu 26-27ºC 26-28ºC
pH 6-7 7-8
Air yang jelek menghambat pertumbuhan
embrio dan akan memudahkan patogen
menyerang telur tersebut Laila dan
Purwasih (2020).
41. Biosubstrat yang
berbeda memberikan
pengaruh terhadap nilai
hatching rate larva Ikan
Mas.
Jenis biosubstrat yang
menghasilkan larva
tertinggi adalah eceng
gondok dengan nilai
Hatching Rate 81,093%.
KESIMPULAN
42. Sara
n
Disarankan kepada
pembudidaya atau
petani ikan untuk
menggunakan
biosubstrat eceng
gondok untuk
menghasilkan larva
tertinggi.
Perlu diadakan
penelitian lanjut
tentang fase perubahan
telur ikan mas.