SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
Kejahatan
Terhadap Nyawa
ILMU KEDOKTERAN KEHAKIMAN
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUARA BUNGO
M. Nanda Setiawan, S.H., M.H.
A. Identifikasi
Identifikasi dapat dilakukan bagi kepentingan
penyidikan perkara dan bagi tugas-tugas kepolisian
yang lain. Identifikasi bagi kepentingan penyidikan
dapat dilakukan terhadap korban mati yang tidak
dikenal sebab seringkali korban kejahatan ditemukan
di tempat yang jauh dari tempat tinggalnya sehingga
tidak ada orang yang dapat mengenalinya atau dapat
pula ditemukan dalam keadaan sudah membusuk
atau rusak. Pada kasus-kasus seperti ini identifikasi
menjadi sangat penting mengingat penyidikan akan
menjadi lebih sulit jikalau identitas korban tidak
diketahui lebih dahulu.
Aspek Hukum Pidana, identifikasi merupakan dasar bagi polisi untuk
mengarahkan penyelidikan guna menemukan pelaku ataupun korban pada
kasus tindak pidana seperti: pembunuhan, penganiayaan, perkosaan,
penculikan anak, dan kasus lainnya.
Aspek Hukum Perdata, identifikasi diperlukan untuk pembuatan surat kematian,
klaim asuransi, pembagian harta warisan, kasus bayi yang tertukar atau
diragukan orang tuanya, dan kasus perdata lainnya.
Identifikasi dalam kedokteran forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan
tujuan membantu penyidik dalam menentukan identitas seseorang, baik dalam
keadaan hidup maupun mati. Ketepatan dalam melakukan identifikasi untuk
penentuan identitas seseorang memegang peranan penting yang dapat ditinjau
dari beberapa aspek, diantaranya:
Aspek Hukum Administrasi, identifikasi forensik dapat dimanfaatan sebagai
pencatatan data kependudukan sebagaimana yang telah ditentukan dalam
Pasal 44 Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan.
Aspek Sosial Kemasyarakatan, identifikasi forensik diperlukan sebagai
kebutuhan etis yang berhubungan dengan norma kesusilaan dan kemanusiaan,
khususnya dalam kasus kecelakaan atau bencana alam yang menelan banyak
korban, identifikasi bermanfaat dalam tata cara pemakaman menurut agama
dan kepercayaan korban.
Menentukan identitas personal dengan tepat amatlah penting dalam penyidikan,
karena jika terdapat kekeliruan maka akan berakibat fatal dalam proses peradilan
berikut, akan mengemukakan objek dari identifikasi, metode atau cara identifikasi,
tindakan atau bantuan dokter pada proses identifikasi serta identifikasi secara
biologi molekuler.
1. Objek Identifikasi
Identifikasi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu identifikasi
untuk orang hidup dan identifikasi
untuk orang yang sudah
meninggal.
1) Pemeriksaan fisik yang meliputi antara lain:
a) Umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan;
b) Deformitas;
c) Parut, tato;
d) Gigi, warna mata, kulit dan rambut;
e) Ukuran sepatu dan topi;
f) Disability (tuli atau buta).
a. Identifikasi Orang Hidup
Identifikasi seorang inividu adalah pengenalan individu berdasarkan
ciri-ciri atau sifat-sifat yang membedakannya dari yang lain, pada
dasarnya meliputi anatomi, odontologis dan golongan darah. Pada
identifikasi ini dilakukan pemeriksaan dan pengamatan menyeluruh
yang terdiri antara lain:
kawin, pakaian).
a. Identifikasi Orang Hidup
2) Pemeriksaan sidik jari.
3) Penentuan golongan darah.
4) Ciri-ciri tubuh tertentu (perawakan, cara berjalan).
5) Fotografi.
6) Benda-benda milik pribadi (KTP, SIM, ijazah, cincin
b. Identifikasi Orang Mati
Identifikasi terhadap orang yang sudah
meninggal dunia dapat dilakukan terhadap:
1) Jenazah yang masih baru dan utuh.
2) Jenazah yang sudah membusuk dan
utuh.
3) Bagian-bagian dari tubuh jenazah.
b. Identifikasi Orang Mati
pihak kepolisian hampir sama seperti yang dilakukan terhadap orang
hidup. Adapun pemeriksaan pada identifikasi jenazah meliputi:
1) Umum. Pemeriksaan pada identifikasi jenazah secara umum ini
meliputi:
a) Kerangka manusia atau bukan;
b) Penentuan jumlah korban;
c) Penentuan jenis kelamin;
d) Perkiraan tinggi badan;
e) Perkiraan umur;
f) Penentuan ras.
b. Identifikasi Orang Mati
2) Khusus. Pemeriksaan pada identifikasi jenazah secara umum ini
meliputi:
a) Pemeriksaan sidik jari;
b) Pemeriksaan golongan darah;
c) Tanda-tanda pekerjaan/kebiasaan;
d) Gigi-geligi;
e) Warna kulit, mata, rambut;
f) Cacat, kelainan bawaan;
g) Tato;
h) Kelainan patologis/parut.
2. Metode
Identifikasi
a. Metode Visual
Dalam hal ini dilakukan oleh pihak keluarga atau
rekan dekatnya, yakni dengan memperhatikan
korban secara cermat dan teliti, terutama pada
bagian wajahnya, sehingga jati diri korban dapat
diketahui. Walaupun metode ini sederhana,
namun perlu diketahui bahwa metode ini baru
dapat dilakukan bila keadaan tubuh terutama
wajah korban masih dalam keadaan baik dan
belum terjadi pembusukan yang lanjut.
Pakaian
Perhiasan
Perhiasan-perhiasan seperti: anting-anting, kalung, gelang serta cincin
yang ada pada tubuh korban.
Pelaksanaan identifikasi dengan ini dilakukan dengan pencatatan yang
teliti atas pakaian, bahan yang digunakan, mode, serta adanya ciri
tulisan/gambar seperti: merek pakaian, penjahit, laundry, dan inisial
nama, dapat memberikan informasi yang berharga tentang pemilik
pakaian tersebut. Bagi korban yang tidak dikenal, menyimpan seluruh
pakaian atau potongan-potongan dengan ukuran 10 cm x 10 cm,
merupakan tindakan yang tepat agar korban masih dapat dikenali
walaupun tubuhnya telah dikubur.
Dokumen
Medis
Bentuk gigi dan rahang merupakan ciri khusus dari seseorang, sedemikian
khususnya sehingga dapat dikatakan tidak ada gigi atau rahang yang identik pada
dua orang yang berbeda.
Dalam hal ini dapat berupa Kartu Tanda Penduduk, Surat Izin Mengemudi, paspor,
kartu golongan darah, tanda pembayaran, dan lain sebagainya yang ditemukan
dalam dompet atau tas korban dapat membantu menunjukkan identitas
korban.Namun perlu diingat bahwa pada kecelakaan massal, dokumen yang
terdapat dalam dompet atau tas yang berada di dekat jenazah belum tentu adalah
milik jenazah yang bersangkutan.
Pelaksanaan identifikasi dengan medis ini dilakukan dengan pemeriksaan fisik
secara keseluruhan meliputi: bentuk tubuh, tinggi, berat badan, warna mata,
adanya cacat tubuh, kelainan bawaan, jaringan parut bekas operasi, dan tato dapat
membantu menentukan identitas korban.
f. Gigi
Sidik Jari
Serologi
Merupakan penentuan golongan darah yang diambil
baik dari dalam tubuh korban, maupun bercak darah
yang berasal dari bercak-bercak yang terdapat pada
pakaian, senjata, dan lainnya, akan dapat mengetahui
golongan darah si korban. Apabila orang yang diperiksa
itu kebetulan termasuk golongan secretor (penentuan.
golongan darah dapat dilakukan dari seluruh cairan
tubuh), maka pemeriksaan ini selain untuk menentukan
identitas seseorang dalam arti sempit, akan bermanfaat
pula didalam membantu penyidikan.
Dapat dikatakan bahwa tidak ada dua orang yang
mempunyai sidik jari yang sama, walaupun kedua orang
tersebut kembar sekalipun. Sehingga, sidik jari
merupakan sarana yang terpenting khususnya bagi
kepolisian dalam mengetahui identitas seseorang. Selain
karena kekhususannya, juga mudah dilakukan secara
massal dan pembiayaannya murah.
Ekslusi
Metode ini umumnya hanya digunakan pada kasus dimana banyak
terdapat korban (kecelakaan massal), seperti peristiwa kecelakaan
pesawat, kecelakaan kereta api, dan kecelakaan angkutan lain yang
membawa banyak penumpang.Dari daftar penumpang (passanger list)
akan dapat diketahui siapa-siapa saja yang menjadi korban. Apabila dari
sekian banyak korban, tinggal satu yang belum dapat dikenali dikarenakan
kondisi mayat sudah sedemikian rusaknya, maka atas bantuan daftar
penumpang dapatlah diketahui siapa nama korban tersebut.
Sekian Terimakasih

More Related Content

Similar to 6. Kejahatan Terhadap Nyawa_compressed.pdf

Peran dokter gigi dalam tindak pidana
Peran dokter gigi dalam tindak pidanaPeran dokter gigi dalam tindak pidana
Peran dokter gigi dalam tindak pidanadentalid
 
bahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologi
bahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologibahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologi
bahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologiRobyJuniawan
 
Odontologi Forensik
Odontologi ForensikOdontologi Forensik
Odontologi Forensikdentalid
 
Buku clinical skill forensik
Buku clinical skill forensikBuku clinical skill forensik
Buku clinical skill forensikrahmadhini ELKRI
 
Pemeriksaan fisik pengantar (1) dr. Toto S
Pemeriksaan fisik pengantar (1) dr. Toto SPemeriksaan fisik pengantar (1) dr. Toto S
Pemeriksaan fisik pengantar (1) dr. Toto STotoSiswantoro
 
Agama kelompok 2 ....
Agama kelompok 2 ....Agama kelompok 2 ....
Agama kelompok 2 ....Janwar Olang
 
Identifikasi tindak pidana kehutanan
Identifikasi tindak pidana kehutananIdentifikasi tindak pidana kehutanan
Identifikasi tindak pidana kehutananSudirman Sultan
 
identifikasi kasus blok 30
identifikasi kasus blok 30identifikasi kasus blok 30
identifikasi kasus blok 30Letitia Kale
 

Similar to 6. Kejahatan Terhadap Nyawa_compressed.pdf (9)

Presentation2.ppt
Presentation2.pptPresentation2.ppt
Presentation2.ppt
 
Peran dokter gigi dalam tindak pidana
Peran dokter gigi dalam tindak pidanaPeran dokter gigi dalam tindak pidana
Peran dokter gigi dalam tindak pidana
 
bahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologi
bahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologibahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologi
bahan ajar KRIMINOLOGI dan materi untuk mengetahui apa itu kriminologi
 
Odontologi Forensik
Odontologi ForensikOdontologi Forensik
Odontologi Forensik
 
Buku clinical skill forensik
Buku clinical skill forensikBuku clinical skill forensik
Buku clinical skill forensik
 
Pemeriksaan fisik pengantar (1) dr. Toto S
Pemeriksaan fisik pengantar (1) dr. Toto SPemeriksaan fisik pengantar (1) dr. Toto S
Pemeriksaan fisik pengantar (1) dr. Toto S
 
Agama kelompok 2 ....
Agama kelompok 2 ....Agama kelompok 2 ....
Agama kelompok 2 ....
 
Identifikasi tindak pidana kehutanan
Identifikasi tindak pidana kehutananIdentifikasi tindak pidana kehutanan
Identifikasi tindak pidana kehutanan
 
identifikasi kasus blok 30
identifikasi kasus blok 30identifikasi kasus blok 30
identifikasi kasus blok 30
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 

6. Kejahatan Terhadap Nyawa_compressed.pdf

  • 1. Kejahatan Terhadap Nyawa ILMU KEDOKTERAN KEHAKIMAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUARA BUNGO M. Nanda Setiawan, S.H., M.H.
  • 2. A. Identifikasi Identifikasi dapat dilakukan bagi kepentingan penyidikan perkara dan bagi tugas-tugas kepolisian yang lain. Identifikasi bagi kepentingan penyidikan dapat dilakukan terhadap korban mati yang tidak dikenal sebab seringkali korban kejahatan ditemukan di tempat yang jauh dari tempat tinggalnya sehingga tidak ada orang yang dapat mengenalinya atau dapat pula ditemukan dalam keadaan sudah membusuk atau rusak. Pada kasus-kasus seperti ini identifikasi menjadi sangat penting mengingat penyidikan akan menjadi lebih sulit jikalau identitas korban tidak diketahui lebih dahulu.
  • 3. Aspek Hukum Pidana, identifikasi merupakan dasar bagi polisi untuk mengarahkan penyelidikan guna menemukan pelaku ataupun korban pada kasus tindak pidana seperti: pembunuhan, penganiayaan, perkosaan, penculikan anak, dan kasus lainnya. Aspek Hukum Perdata, identifikasi diperlukan untuk pembuatan surat kematian, klaim asuransi, pembagian harta warisan, kasus bayi yang tertukar atau diragukan orang tuanya, dan kasus perdata lainnya. Identifikasi dalam kedokteran forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik dalam menentukan identitas seseorang, baik dalam keadaan hidup maupun mati. Ketepatan dalam melakukan identifikasi untuk penentuan identitas seseorang memegang peranan penting yang dapat ditinjau dari beberapa aspek, diantaranya:
  • 4. Aspek Hukum Administrasi, identifikasi forensik dapat dimanfaatan sebagai pencatatan data kependudukan sebagaimana yang telah ditentukan dalam Pasal 44 Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Aspek Sosial Kemasyarakatan, identifikasi forensik diperlukan sebagai kebutuhan etis yang berhubungan dengan norma kesusilaan dan kemanusiaan, khususnya dalam kasus kecelakaan atau bencana alam yang menelan banyak korban, identifikasi bermanfaat dalam tata cara pemakaman menurut agama dan kepercayaan korban. Menentukan identitas personal dengan tepat amatlah penting dalam penyidikan, karena jika terdapat kekeliruan maka akan berakibat fatal dalam proses peradilan berikut, akan mengemukakan objek dari identifikasi, metode atau cara identifikasi, tindakan atau bantuan dokter pada proses identifikasi serta identifikasi secara biologi molekuler.
  • 5. 1. Objek Identifikasi Identifikasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu identifikasi untuk orang hidup dan identifikasi untuk orang yang sudah meninggal.
  • 6. 1) Pemeriksaan fisik yang meliputi antara lain: a) Umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan; b) Deformitas; c) Parut, tato; d) Gigi, warna mata, kulit dan rambut; e) Ukuran sepatu dan topi; f) Disability (tuli atau buta). a. Identifikasi Orang Hidup Identifikasi seorang inividu adalah pengenalan individu berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang membedakannya dari yang lain, pada dasarnya meliputi anatomi, odontologis dan golongan darah. Pada identifikasi ini dilakukan pemeriksaan dan pengamatan menyeluruh yang terdiri antara lain:
  • 7. kawin, pakaian). a. Identifikasi Orang Hidup 2) Pemeriksaan sidik jari. 3) Penentuan golongan darah. 4) Ciri-ciri tubuh tertentu (perawakan, cara berjalan). 5) Fotografi. 6) Benda-benda milik pribadi (KTP, SIM, ijazah, cincin
  • 8. b. Identifikasi Orang Mati Identifikasi terhadap orang yang sudah meninggal dunia dapat dilakukan terhadap: 1) Jenazah yang masih baru dan utuh. 2) Jenazah yang sudah membusuk dan utuh. 3) Bagian-bagian dari tubuh jenazah.
  • 9. b. Identifikasi Orang Mati pihak kepolisian hampir sama seperti yang dilakukan terhadap orang hidup. Adapun pemeriksaan pada identifikasi jenazah meliputi: 1) Umum. Pemeriksaan pada identifikasi jenazah secara umum ini meliputi: a) Kerangka manusia atau bukan; b) Penentuan jumlah korban; c) Penentuan jenis kelamin; d) Perkiraan tinggi badan; e) Perkiraan umur; f) Penentuan ras.
  • 10. b. Identifikasi Orang Mati 2) Khusus. Pemeriksaan pada identifikasi jenazah secara umum ini meliputi: a) Pemeriksaan sidik jari; b) Pemeriksaan golongan darah; c) Tanda-tanda pekerjaan/kebiasaan; d) Gigi-geligi; e) Warna kulit, mata, rambut; f) Cacat, kelainan bawaan; g) Tato; h) Kelainan patologis/parut.
  • 11. 2. Metode Identifikasi a. Metode Visual Dalam hal ini dilakukan oleh pihak keluarga atau rekan dekatnya, yakni dengan memperhatikan korban secara cermat dan teliti, terutama pada bagian wajahnya, sehingga jati diri korban dapat diketahui. Walaupun metode ini sederhana, namun perlu diketahui bahwa metode ini baru dapat dilakukan bila keadaan tubuh terutama wajah korban masih dalam keadaan baik dan belum terjadi pembusukan yang lanjut.
  • 12. Pakaian Perhiasan Perhiasan-perhiasan seperti: anting-anting, kalung, gelang serta cincin yang ada pada tubuh korban. Pelaksanaan identifikasi dengan ini dilakukan dengan pencatatan yang teliti atas pakaian, bahan yang digunakan, mode, serta adanya ciri tulisan/gambar seperti: merek pakaian, penjahit, laundry, dan inisial nama, dapat memberikan informasi yang berharga tentang pemilik pakaian tersebut. Bagi korban yang tidak dikenal, menyimpan seluruh pakaian atau potongan-potongan dengan ukuran 10 cm x 10 cm, merupakan tindakan yang tepat agar korban masih dapat dikenali walaupun tubuhnya telah dikubur.
  • 13. Dokumen Medis Bentuk gigi dan rahang merupakan ciri khusus dari seseorang, sedemikian khususnya sehingga dapat dikatakan tidak ada gigi atau rahang yang identik pada dua orang yang berbeda. Dalam hal ini dapat berupa Kartu Tanda Penduduk, Surat Izin Mengemudi, paspor, kartu golongan darah, tanda pembayaran, dan lain sebagainya yang ditemukan dalam dompet atau tas korban dapat membantu menunjukkan identitas korban.Namun perlu diingat bahwa pada kecelakaan massal, dokumen yang terdapat dalam dompet atau tas yang berada di dekat jenazah belum tentu adalah milik jenazah yang bersangkutan. Pelaksanaan identifikasi dengan medis ini dilakukan dengan pemeriksaan fisik secara keseluruhan meliputi: bentuk tubuh, tinggi, berat badan, warna mata, adanya cacat tubuh, kelainan bawaan, jaringan parut bekas operasi, dan tato dapat membantu menentukan identitas korban. f. Gigi
  • 14. Sidik Jari Serologi Merupakan penentuan golongan darah yang diambil baik dari dalam tubuh korban, maupun bercak darah yang berasal dari bercak-bercak yang terdapat pada pakaian, senjata, dan lainnya, akan dapat mengetahui golongan darah si korban. Apabila orang yang diperiksa itu kebetulan termasuk golongan secretor (penentuan. golongan darah dapat dilakukan dari seluruh cairan tubuh), maka pemeriksaan ini selain untuk menentukan identitas seseorang dalam arti sempit, akan bermanfaat pula didalam membantu penyidikan. Dapat dikatakan bahwa tidak ada dua orang yang mempunyai sidik jari yang sama, walaupun kedua orang tersebut kembar sekalipun. Sehingga, sidik jari merupakan sarana yang terpenting khususnya bagi kepolisian dalam mengetahui identitas seseorang. Selain karena kekhususannya, juga mudah dilakukan secara massal dan pembiayaannya murah.
  • 15. Ekslusi Metode ini umumnya hanya digunakan pada kasus dimana banyak terdapat korban (kecelakaan massal), seperti peristiwa kecelakaan pesawat, kecelakaan kereta api, dan kecelakaan angkutan lain yang membawa banyak penumpang.Dari daftar penumpang (passanger list) akan dapat diketahui siapa-siapa saja yang menjadi korban. Apabila dari sekian banyak korban, tinggal satu yang belum dapat dikenali dikarenakan kondisi mayat sudah sedemikian rusaknya, maka atas bantuan daftar penumpang dapatlah diketahui siapa nama korban tersebut.