2. Thinking and reasoning sebagai
proses berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking)
Apa itu masalah dan bagaimana
menyelesaikanya
Model-model pengambilan
keputusan
Pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan dalam
sudut pandang Islam
Dasar-dasar
Proses Berpikir
Pemecahan Masalah Pengambilan Keputusan
Unity of Science
3. 3 Hal Mendasar
tentang Proses Berpikir
(Thinking)
● Kita SADAR terhadap apa yang yang dihasilkan oleh pemikiran
kita, tapi cenderung tidak menyadari prosesnya.
● Seberapa luas kita mampu berpikir itu tergantung tujuannya.
Semakin jelas tujuannya maka pemikiran akan lebih terpusat.
● Memikirkan hal yang berbeda, akan membutuhkan pengetahuan
dalam bentuk dan jumlah yang sangat bervariasi.
4. 2 Cara Menalar
(Reasoning)
● DEDUKTIF, yaitu :proses penalaran yang diawali dengan melihat
suatu masalah secara menyeluruh kemudian mencari detil-
detilnya sehingga ditemukan kemungkinan paling kecil yang
tersisa.
● INDUKTIF, yaitu :penalaran yang diawali dengan mencermati
suatu masalah secara detil per bagian, kemudian mencari
padanan sehingga dapat digunakan untuk memberikan
kesimpulan dari keseluruhan
5. Melibatkan kreativitas dalam
menemukan solusi
Sebagian besar proses berpikir
adalah untuk memecahkan
masalah
Melibatkan proses
penilaian/pertimbangan
(judgment)
Dapat terjadi secara
deduktif/induktif.
Pemecahan Masalah
(problem solving)
Pengambilan Keputusan
(decision making)
Proses Berpikir dan Menalar adalah proses
kognitif tingkat tinggi yang meliputi:
7. Problem solving dilakukan ketika
dibutuhkan suatu cara untuk
mengatasi hambatan yang bertujuan
untuk menjawab pertanyaan atau
mencapai tujuan.
8. Tipe Masalah
Ill-structured problems
Well-structured
problems
• Memungkinkan problem solver
kesulitan untuk membentuk
gambaran mental mengenai
bagaimana solusi yang tepat karena
tidak terstruktur.
• Dalam penyelesaikan masalah ini,
lebih tepat menggunakan insight
yang akan membantu mendapatkan
cara yang tepat untuk mencapai
tujuan.
• Masalah terstruktur dengan baik.
• Biasanya terdapat pada soal-soal
ujian seperti yang terdapat di
lingkungan sekolah. Ex: matematika,
sejarah, geografi.
• Tujuan :memperoleh jawaban.
• Penilaian ‘benar’ dan ‘salah’.
9. THE PROBLEM SOLVING CYCLE
Sternberg 1999
7
Evaluating Problem
Solving
4
Organizing
information about
problem solving
3
Constructing a
strategy for
problem solving
2
Definition of
problem
1
Problem
identification
5
Allocation of
resources
6
Monitoring Problem
Solving
10. The Means-Ends Heuristic
● Terdiri dari dua komponen: (1) membagi masalah ke
dalam sub masalah-sub masalah yang lebih kecil, (2)
berusaha untuk mengurangi perbedaan antara
initial state (kondisi awal) dan goal state (tujuan)
pada masing-masing sub masalah.
● Usaha yang dilakukan adalah memperkecil ‘trial’
atau usaha memunculkan berbagai cara hingga
didapatkan sedikit cara yang mendekati keakuratan
dengan solusi atau tujuan yang ingin kita capai.
● Misalnya: saat main game, kita mencoba terapkan
berbagai cara agar naik level.
Pendekatan dalam
Pemecahan Masalah
11. The Analogy Approach
• Melihat contoh permasalahan yang mirip untuk
mendapatkan suatu solusi. Pendekatan ini
dipengaruhi oleh proses belajar (situated learning).
• Ada 3 struktur dalam pendekatan analogi:
– problem isomorphs – kelompok masalah dengan
struktur dan solusi yang mirip.
– target problem – masalah yang sedang dihadapi
untuk segera diselesaikan
– source problem – untuk memecahkan target problem,
maka dilihat masalah yang mirip dengan yang
pernah diselesaikan sebelumnya
Pendekatan dalam
Pemecahan Masalah
12. The Analogy Approach
• muncul 2 masalah atau lebih yang berbeda
• seseorang dihadapkan pada masalah yang hampir
sama secara beruntun sebelum menghadapi target
problem
• seseorang berusaha menyelesaikan source problem,
dan bukan belajar menyelesaikan masalah dengan
solusi baru
Pendekatan dalam
Pemecahan Masalah
13. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROBLEM SOLVING
• Expertise/keahlian.
Individu yang memiliki keahlian akan mampu menampilkan tugas dengan sangat baik
pada permasalahan tertentu dan dibutuhkan waktu paling sedikit 10 tahun intensif berlatih
menjadi seorang ahli.
Beberapa hal yang membedakan kemampuan seorang ahli dengan amatir dalam hal
pemecahan masalah, yaitu :(1)Pengetahuan Dasar (2)Memory (3)Representation
(4)Pendekatan pemecahan masalah (5)merinci kondisi awal masalah (6)Kecepatan dan
akurasi (7)Metakognitif skiils
• Mental set.
Berkaitan dengan kecenderungan yang sama dengan pengalaman sebelumnya dalam
menyelesaikan masalah.
• Functional fixedness
Functional fixedness berkaitan dengan cara pandang/apa yang kita pikirkan terhadap
objek masalah. Artinya, fungsi atau kegunaan suatu objek dapat berubah atau tetap.
• Insight & non-insight problems.
Jika insight problem digunakan untuk menyelesaikan masalah, maka solusi masalah tiba-
tiba masuk ke dalam pikiran, dan disadari bahwa penyelesaian yang sudah dilakukan
adalah benar.
Jika non-insight problem digunakan dalam menyelesaikan masalah, maka penyelesaian
cenderung bertahap menggunakan ketrampilan reasoning (penalaran) dan satu set
prosedur rutin.
15. Classical Decision Theory.
● Model paling awal dan sederhana yang umumnya digunakan oleh para ahli
ekonomi, statistik, dan filsafat, bukan psikologi. Teori ini merefleksikan penguatan
dalam bidang ekonomi, seperti penurunan penggunaan nilai matematis dalam
menentukan perilaku manusia di bidang ekonomi.
Satisficing.
● Seseorang cenderung menggunakan pemikiran rasional namun terbatas
(bounded rationality). Kita cenderung menggunakan strategi pengambilan
keputusan berdasarkan kepuasan. Apabila kita merasa puas, maka kita tidak
akan mempertimbangkan lagi kemungkinan-kemungkinan dan lebih berhati-hati
dalam memutuskan.
Pendekatan dalam Pengambilan Keputusan
16. Elimination by aspects.
● Proses eliminasi aspek misalnya kita fokus pada salah satu aspek dari beberapa
macam aspek yang ada, kemudian kita menentukan kriteria minimal dari aspek
tersebut.
Heuristics dan Bias.
● Menurut Tversky dan Kahneman, teori ini menyatakan bahwa seseorang lebih
senang mengambil keputusan berdasarkan prasangka (bias) dan jalan pintas
(short cuts). Hal ini disebabkan karena banyaknya hal yang harus diputuskan
sehingga kemungkinan untuk melakukan kesalahan menjadi tinggi.
Representativeness.
● Proses pengambilan keputusan ini menggunakan logika matematika dengan
memperhatikan kemungkinan yang muncul berdasarkan pola-pola sebelumnya.
Pendekatan dalam Pengambilan Keputusan
17. ”PROBLEM SOLVING & DECISION MAKING”
DALAM ISLAM
Al Qur’an Surat Al Ahzab ayat 36,
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan
yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu ketetapan,
akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan
barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah
sesat, sesat yang nyata”. (http://id.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islam)
”Sebagai makhluk ciptaan Allah, manusia pun tidak pernah bisa lepas dari ujian. Baik itu
ujian yang berbentuk musibah ataupun nikmat. Ada saatnya kita merasa sedih ketika ujian
datang tiada henti. Namun sesungguhnya, jika kita bisa peka bahwa itu semua memiliki
hikmah, salah satunya sebagai pendidikan bagi kita untuk menjadi seorang ahli dalam
memecahkan masalah. Manusia akan menjadi lebih peka ketika berhadapan dengan
masalah, keyakinan dan kepasrahan kepada Allah akan semakin dekat. Dengan demikian,
ketika kita dihadapkan pada masalah duniawi justru membuat kita menjadi tangguh dan
peka serta lebih cepat dalam menyelesaikan masalah. Bukan tidak mungkin ini akan
membantu orang lain dalam menyelesaikan masalah.”