SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF
KENDARAAN RINGAN
ELECTRICAL
ARUS, TEGANGAN & TAHANAN
PADA RANGKAIAN SERI &
PARALEL
OTO.KR05.002.01
MODUL 4 DARI 8
BUKU
INFORMASI
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Daftar Isi Halaman
Bagian - 1 2
Pendahuluan 2
Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan 2
Disain Modul 2
Isi Modul 3
Pelaksanaan Modul 3
Definisi istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI)
4
Hasil Pelatihan 5
Pengenalan 5
Prasyarat 5
Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC) 5
Keselamatan Kerja 6
Bagian - 2 7
Prosedur Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel 7
• Rangkaian Dalam Otomotif 7
• Rangkaian Seri 8
• Rangkaian Pararel 13
• Rangkaian Seri - Paralel 16
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)OTO.KR05.002.01
Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01
Buku Informasi 2/18
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Bagian - 1
Pendahuluan
Modul ini terdiri dari tiga buku petunjuk yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku
Penilaian. Ketiga buku tersebut saling berhubungan dan menjadi referensi Modul
Pelatihan. Berikut ini adalah Buku Informasi.
Modul Pelatihan ini menggunakan Pelatihan Berbasis Kompetensi sebagai
pendekatan untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai di tempat kerja.
Pelatihan Berbasis Kompetensi memfokuskan pada keterampilan seseorang yang
harus dimilki di tempat kerja. Fokusnya adalah pada pencapaian keterampilan dan
bukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan.
Modul Pelatihan ini disusun berdasarkan pada Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI). Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) adalah
pernyataan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diakui secara nasional yang
diperlukan untuk penanganan perbaikan dibidang otomotif.
Modul Pelatihan ini digunakan sebagai Kriteria Penilaian terhadap Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) OTO.KR50.002.01
Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan
Pada modul Pelatihan ini, seseorang yang menyampaikan materi pelatihan lebih
dikenal sebagai Pelatih. Di sekolah-sekolah, institusi-institusi dan pusat-pusat
pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan guru, instruktur, pembimbing
atau sebutan lainnya.
Berkaitan dengan keterangan di atas, seseorang yang berusaha mencapai
kemampuan disebut sebagai Peserta Pelatihan. Pada sekolah-sekolah, institusi-
institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan
siswa, murid, pelajar, peserta, atau sebutan lainnya.
Pelatihan adalah proses pengajaran yang berlangsung di sekolah, institusi ataupun
Balai Latihan Kerja.
Disain Modul
Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual/mandiri :
• Pelatihan Klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih.
• Pelatihan Individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta
dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan
bantuan dari pelatih.
Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01
Buku Informasi 3/18
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Isi Modul
Buku Informasi
Buku Informasi ini adalah sumber untuk pelatih dan peserta pelatihan yang berisi :
• informasi yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan sebelum melaksanakan praktek
kerja.
Buku Kerja
Buku Kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan
Individual/mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:
• kegiatan-kegiatan akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan
memahami informasi
• kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan.
• kegiatan penilaian untuk menilai pengetahuan peserta pelatihan
• kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktek kerja.
Buku Penilaian
Buku Penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan
peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
• kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
keterampilan
• metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta
pelatihan
• sumber-sumber yang dapat digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan
• semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja
• petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek
• catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
Pelaksanaan modul
Pada Pelatihan Klasikal, pelatih akan :
• menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai
sumber pelatihan
• menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan
• menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan
pelatihan
• memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/tanggapan dan
menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja
• menggunakan Buku Penilaian untuk menilai jawaban/tanggapan dan hasil-hasil
peserta pelatihan pada Buku Kerja.
Pada Pelatihan Individual/mandiri, peserta pelatihan akan :
Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01
Buku Informasi 4/18
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
• menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan
• menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja
• memberikan jawaban pada Buku Kerja
• mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja
• memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh Pelatih.
Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI)
Prasyarat
Kompetensi yang dibutuhkan sebelum memulai suatu kompetensi tertentu.
Elemen Kompetensi
Tugas-tugas yang harus dilakukan untuk mencapai suatu keterampilan.
Kriteria Unjuk Kerja
Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjukkan keterampilan pada
setiap elemen.
Batasan Variabel
Ruang lingkup materi dan persyaratan yang memenuhi kriteria unjuk kerja yang
ditetapkan.
Panduan Penilaian
Merupakan petunjuk bagaimana peserta pelatihan dinilai berdasarkan kriteria unjuk
kerja.
Konteks
Merupakan penjelasan tentang dari mana, bagaimana dan metode penilaian apa
yang seharusnya digunakan.
Aspek-aspek yang diperlukan
Menentukan kegiatan inti yang harus dinilai.
Persyaratan Level Literasi dan Numerasi
Persyaratan Modul Literasi Level 1 dan Numerasi Level 1
Level Literasi
1 Kemampuan untuk membaca, memahami dan menghasilkan teks dasar.
2 Kemampuan untuk memahami hubungan yang kompleks pada teks dan
memahami informasi lisan dan tulisan yang diberikan.
3 Kemampuan untuk menulis, menganalisa kritik dan mengevaluasi teks.
Level Numerasi
1 Kemampuan untuk menggunakan simbul-simbul dasar, diagram, istilah
secara matematik dan dapat memahami konteks serta dapat
mengkomunikasikan secara matematik.
2 Kemampuan untuk menguji, memahami dan menggunakan konsep
matematik yang kompleks pada batasan konteks.
3 Kemampuan untuk menganalisa kritik, mengevaluasi dan menggunakan
simbol-simbol matematik, diagram, chart dan teori-teori yang kompleks.
Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01
Buku Informasi 5/18
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Hasil Pelatihan
Setelah menyelesaikan materi yang disajikan pada pelatihan ini, peserta tanpa
bantuan, harus dapat menjelaskan arus, tegangan dan tahanan pada rangkaian seri
dan paralel.
• Mengukur akibat pada aliran arus, rangkaian tahanan, dan tegangan jatuh
apabila besar tahanan pada rangkaian seri diganti – ganti.
• Prediksi terhadap arus, tegangan dan tahanan dalam rangkaian seri.
• Contoh komponen listrik dalam otomotip yang dirangkai seri.
• Mengukur akibat pada aliran arus, rangkaian tahanan, dan tegangan jatuh
apabila besar tahanan pada rangkaian paralel diganti – ganti.
• Prediksi terhadap arus, tegangan dan tahanan dalam rangkaian paralel.
• Contoh komponen listrik dalam otomotip yang dirangkai paralel.
Pengenalan
Pada program ini saudara akan dikenalkan rangkaian “ Seri dan Paralel “. Pada
umumnya rangkaian dalam otomotip terangkai dalam rangkaian paralel dengan
beberapa komponen terhubung secara seri atau kombinasi dari keduanya. Pada
kelistrikan otomotip merupakan hal yang penting adanya pemahaman akibat
rangkaian seri atau paralel untuk dapat mendiaknosa dan memperbaiki gangguan-
ganguan pada rangkaian dengan efisien.
Prasyarat
Sebelum mengikuti modul ini saudara harus sudah bisa secara lengkap mengikuti
modul :
• OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC)
Jika seorang peserta menyatakan dia mampu/cakap dalam menyelesaikan tugas-
tugas yang ditentukan pada hasil pelatihan, dia harus dapat membuktikan
kemampuannya kepada pelatih.
Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01
Buku Informasi 6/18
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Keselamatan Kerja
Umum
Peserta harus mematuhi/menuruti undang-undang tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja yang diberlakukan oleh pemerintah dan tempat kerja.
Pribadi
Peserta harus menggunakan alat-alat pelindung yang sesuai dengan ketentuan
pemerintah dan kebijakan di tempat kerja.
Berkaitan dengan listrik saudara harus memperhatikan aturan-aturan khusus.
Tegangan yang digunakan pada kegiatan praktik adalah tegangan rendah,
bagaimanapun hal ini sudah cukup memadahai .
Gunakan alat pelindung tangan dari bahan isolator ketika akan menyentuh
sambungan listrik.
Loncatan bunga api yang disebabkan oleh hubungan pendek atau sambungan yang
tidak baik dapat mengakibatkan :
Baterai dapat meledak karena gas hydrogen dari penguapan elektrolit baterai
Rusaknya catu daya.
Emas adalah penghantar yang sangat baik dan sangat berbahaya bila dipakai. Untuk
keamanan saudara lepaskan perhiasan emas dari tangan saudara, jangan ambil
resiko.
Elektrolit baterai adalah asam keras, pakailah pelindung untuk menghindari kontak
dengan asam baterai. Apabila asam baterai mengenai mata cucilah mata dengan air
yang mengalir dan pergilah ke dokter.
Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01
Buku Informasi 7/18
Kemungkinan meledak adalah nyata
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Bagian - 2
Prosedur Arus, Tegangan & Tahanan
pada Rangkaian Seri & Paralel
Rangkaian Dalam Otomotif
Pada system kelistrikan otomotif salah satu bagian rangkaian dihubungkan dengan
catu daya. Pengetahuan tentang kondisi kerja rangkaian membantu saudara dalam
mendiagnosa dan memperbaiki gangguan pada kelistrikan.
Diagram 1a. Rangkaian Seri 1b. Rangkaian Paralel
Ada dua type utama rangkaian :
1. Rangkaian Seri
2. Rangkaian Paralel
System otomotip menggunakan kedua rangkaian tersebut dan juga kombinasi dari
seri-paralel.
Rangkaian Sederhana
Sebelum belajar rangkaian sederhana, kita akan melihat rangkaian sederhana dan
mencatat kondisi yang diperlukan untuk mengalirkan arus.
Rangkaian di bawah ini adalah rangkaian paling sederhana. Pada beban listrik (bola
lampu) dihubungkan langsung ke baterai dengan kabel.
Diagram 2. Rangkaian sederhana
Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01
Buku Informasi 8/18
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Dengan kontak tertutup, rangkaian menjadi rangkaian tertutup. Yang artinya arus
dapat mengalir dari positip baterai melalui kabel, bola lampu ( menyebabkan bola
lampu menyala ) dan kembali ke baterai lewat terminal negatif.
Diagram 3. Rangkaian terputus akan menghentikan aliran arus
Dalam rangkaian permanen, sakelar digunakan untuk memutus dan menghubung
rangkaian. Sakelar dapat diletakkan pada kabel positip atau kabel negatip.
Catatan : - Rangkaian harus tertutup agar arus dapat mengalir.
- Sakelar bukan beban listrik. Ketika tertutup, dia sakelar sebagai
penghantar, sama seperti kabel.
Rangkaian Seri
Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke catu
daya lewat satu rangkaian.
Gambar.4 Dasar Rangkaian Seri
Rangkaian seri dapat berisi banyak beban listrik dalam satu rangkaian. Contoh yang
baik dari beberapa beban rangkaian dihubung seri adalah lampu pohon Natal.
( kurang lebih 20 lampu dalam rangkaian seri ).
Aplikasi dalam otomotip
• Unit sensor pengukur adalah tahanan variabel biasa yang dirangkai seri pada
masing-masing pengukur.
Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01
Buku Informasi 9/18
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
• Tahanan depan koil pengapian diseri dengan koil pengapian untuk
menurunkan tegangan ke koil pada saat mesin hidup.
• Tahanan depan kipas pendingin untuk mengatur putaran kipas angin.
Sifat-sifat Rangkaian Seri
a)
Diagram 5. Aliran arus dalam rangkaian seri
Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.
b)
Diagram 6. Penurunan tegangan pada rangkaian seri
Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama.
Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing tahanan seri
adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.
c)
Diagram 7. Jumlah tahanan rangkaian dalam rangkaian seri
Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01
Buku Informasi 10/18
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan total
rangkaian menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam rangkaian.
Arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam rangkaian
d)
Diagram 8. Akibat dari terputusnya rangkaian seri
Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran
arus terhenti.
Perhitungan Dalam Rangkaian Seri
Perhitungan tahanan total rangkaian
Diagram 9. Rumus besar tahanan total rangkaianseri. (Rt = Tahanan Total)
Tahanan yang dirangkai seri menyebabkan tahanan rangkaian menjadi lebih besar,
untuk itu tahanan total adalah jumlah besar masing-masing tahanan dalam rangkaian
seri
Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01
Buku Informasi 11/18
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Perhitungan tegangan rangkaian
Diagram 10. Rumus tegangan total dalam rangkaian seri.
Tegangan sumber dibagiakan atas masing-masing beban dalam rangkaian, untuk itu
penurunan tegangan pada masing-masing komponen/beban dijumlahkan sama
dengan besar tegangan catu daya.
Perhitungan tegangan jatuh
Diagram 11. Perhitungan tegangan dalam rangkaian seri.
Dalam rangkaian di atas kita mengetahui besar tegangan sumber, arus dan dua
tahanan. Anda perlu mengetahui tegangan jatuh pada masing-masing tahanan. Anda
perlu menuliskan rumus Hukum Ohm untuk masing-masing tahanan dan menghitung
besar tegangan jatuh pada masing-masing tahanan.
V (R1) = I x R1 V (R2) = I x R2
= 2 x 2 = 2 x 4
V (R1) = 4 volt V (R2) = 8 volt
Anda dengan mudah mengecek jawaban anda dengan menjumlahkan dua tegangan
jatuh pada dua tahanan dan hasilnya sama dengan tegangan sumber.
Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01
Buku Informasi 12/18
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Perhitungan Arus Dalam Rangkaian Seri.
Diagram 12. Perhitungan arus dalam rangkaian seri
Sungguh sering anda akan mendapatkan rangkaian dengan banyak tahanan dari
pada dengan satu tahanan. Jika itu terjadi anda perlu menghitung jumlah tahanan
terlebih dahulu dan kemudian diketemukan arus yang mengalir pada rangkaian.
Untuk menghitung tahanan total pada rangkaian (Rt) anda harus menjumlahkan
semua tahanan. Anda dapat menuliskan rumus yang tepat dan menjumlahkan besar
tahanan yang diketahui.
Rt = R1 + R2
Rt = 2 + 4
Rt = 6 ohm.
Diagram 13. Penyederhanaan rangkaian dengan tahanan total
yang sudah diketahui
Sekarang anda dapat menggambar kembali rangkaian dengan tahanan yang sama
dengan tahanan total
Tulis kembali rumus yang diperlukan, memasukkan nilai-nilai besaran listrik yang
diketahui untuk menghitung arus yang mengalir dalam rangkaian.
Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01
Buku Informasi 13/18
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
I = V
R
I = 12
6
I = 2 amper
Ingat jika anda memperbanyak tahanan, dikerjakan terlebih dahulu tahanan total
rangkaian, sederhanakan rangkaian anda dan hitung arus yang mengalir dalam
rangkaian.
Rangkaian Paralel
Diagram 14. Rangkaian Paralel
Rangkaian paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu bagian garis
edar untuk mengalirkan arus. Dalam kendaraan bermotor, sebagian besar beban
listrik dihubungkan secara parallel. Masing-masing rangkaian dapat dihubung-
putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain.
Ada banyak penggunaan rangkaian parallel dalam otomotip, seperti :
• Rangkaian lampu kepala
• Rangkaian lampu parkir dan lampu kota
• Rangkaian lampu indikator
• Rangkaian motor starter
• Rangkaian system pengisian
• Rangkaian pemanas kaca belakang
• Rangkaian lampu mundur
• Rangkaian motor penghapus kaca
Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01
Buku Informasi 14/18
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Sifat-sifat Rangkaian Paralel
(a)
Diagram 15. Tegangan dalam rangkaian parallel
Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.
(b)
Dagram 16. Aliran arus dalam rangkaian parallel.
Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu.
Arus masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
(c)
Dagram 17. Aliran arus dalam rangkaian parallel.
Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total
rangkaian mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar.
Catatan:
Tahanan total dari rangkaian parallel adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil
dalam rangkaian.
Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01
Buku Informasi 15/18
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
(d)
Diagram 18. Arus mengalir ke masing-masing cabang secara independen
Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya
pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa
terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.
Perhitungan Dalam Rangkaian Parallel
Tegangan
Diagram 19. Tegangan dalam rangkaian parallel
Dalam hubungan parallel pada rangkaian listrik, semua beban dihubungkan
langsung dengan sumber tegangan, oleh karena itu besar tegangan adalah sama
pada masing-masing bagian dari rangkaian.
Arus
Diagram 20. Perhitungan arus dalam rangkaian parallel
Aliran arus terbagi dan mengalir lebih dari satu cabang dalam rangkaian parallel.
Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01
Buku Informasi 16/18
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Perhitungan aliran arus dari jumlah cabang
I1 + I2 + I3 = IT
Perhitungan arus tiap cabang menggunakan rumus hukum Ohm
I = V
R
Diagram 21. Tahanan total rangkaian parallel
Banyak beban dijumlahakan dalam rangkaian seri, besar arus total naik, oleh karena
itu tahanan total rangkaian harus mengecil.
Rumus untuk menghitung tahanan total rangkaian parallel adalah :
1 == 1 + 1 + 1
RT R1 R2 R3
Catatan:
Takanan total rangkaian adalah selalu lebih kecil dari tahanan terkecil yang dirangkai
dalam rangkaian parallel.
Rangkaian Seri – Paralel
Rangkaian seri-paralel adalah kombinasi dari bagian rangkaian seri dan parallel.
Diagram 22. Rangkaian Seri – Paralel
Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01
Buku Informasi 17/18
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Sebagian besar rangkaian dalam kendaraan dihubungkan secara parallel dan
sumber tegangan total dihubungkan ke rangkaian, tetapi termasuk di dalamnya
tahanan seri sebagai contoh untuk pengatur kecepatan motor kipas pendingin atau
pengatur terang-gelapnya lampu instrumen digunakan rangkaian seri.
Sifat dari rangkaian seri – parallel akan tergantung bagaiamana konstruksi masing-
masing cabang. Sebuah lampu dalam rangkaian diatas ( diagram 22 ) adalah
dihubung langsung secara parallel dan menggunakan tegangan baterai secara
penuh.
Sebuah motor dengan tahanan seri diberlakukan sifat - sifat rangkaian seri dan
mempunyai tegangan kerja rendah, tergantung besar tahanan seri.
Penggunaan dalam rangkaian otomotif
Tahanan pengatur dihubung seri terhadap lampu instrumen juga dihubung secara
parallel dengan rangkaian yang lain.
Tahanan indikator busi pemanas dirangkai seri terhadap rangkaian parallel dari
beberapa busi pemanas .
Perhitungan
Berdasar pemikiran dan pengetahuan yang baik pada sifat-sifat rangkaian seri dan
parallel akan membantu anda dalam perhitungan – perhitungan.
Rumus hukum Ohm akan memungkinkan anda menghitung suatu besaran listrik
selama terdapat dua besaran listrik yang lainnya.
Perhitungan Rangkaian Seri Paralel
Rangkaian lengkap dapat dibagi dalam bagian-bagian yang terdiri dari rangkaian
sederhana seri dan parallel. Masing-masing bagian dihitung secara terpisah dan
kemudian bagian – bagian digabungkan dengan menggunakan rumus yang sama
dengan rumus yang digunakan dalam perhitungan seri dan paralel.
Diagram 23. Rangkaian Seri Paralel
Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01
Buku Informasi 18/18
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
1. Hukum Ohm dapat diaplikasikan dalam suatu rangkaian lengkap, atau
dalam satu bagian dari rangkaian, asalkan digunakan besaran listrik
mengambil dari bagian yang sama pada rangkaian.
2. Besar arus yang mengalir pada tahanan seri sama dengan jumlah arus
pada rangkaian paralel.
IR1 = IR2 + IR3
3. Arus mengalir masuk dalam rangkaian dan yang keluar rangkaian paralel
adalah sama dengan penjumlahan arus yang mengalir masing-masing
cabang
IT = IR1 = IR2 + IR3
4. Besar tegangan pada masing – masing tahanan dari rangkaian parallel
adalah sama.
VR2 = VR3
5. Jumlah tegangan dari keseluruhan rangkaian adalah sesuai dengan besar
tegangan yang digunakan.
VS = VR1 + VR2
OR
VS = VR1 + VR3
Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01
Buku Informasi 19/18

More Related Content

What's hot

50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
30 001-1-pelatihan cbt otomotif power train (3)
30 001-1-pelatihan cbt otomotif power train (3)30 001-1-pelatihan cbt otomotif power train (3)
30 001-1-pelatihan cbt otomotif power train (3)Eko Supriyadi
 
50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)
30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)
30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)Eko Supriyadi
 

What's hot (20)

50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
30 001-1-pelatihan cbt otomotif power train (3)
30 001-1-pelatihan cbt otomotif power train (3)30 001-1-pelatihan cbt otomotif power train (3)
30 001-1-pelatihan cbt otomotif power train (3)
 
50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)
30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)
30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)
 

Similar to 50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)

50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)Eko Supriyadi
 
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)Eko Supriyadi
 
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-10-k (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-10-k (3)Pelatihan cbt otomotif 10 001-10-k (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-10-k (3)Eko Supriyadi
 
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)Eko Supriyadi
 

Similar to 50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3) (13)

50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)
 
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)
 
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-10-k (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-10-k (3)Pelatihan cbt otomotif 10 001-10-k (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-10-k (3)
 
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)
 

More from Eko Supriyadi

Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabKamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabEko Supriyadi
 
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Eko Supriyadi
 
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomKata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomEko Supriyadi
 
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019   salinanPermendikbud nomor 16 tahun 2019   salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinanEko Supriyadi
 
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaBuku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaEko Supriyadi
 
1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didikEko Supriyadi
 
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaJabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaEko Supriyadi
 
Ppt penyusunan soal hots
Ppt  penyusunan soal  hotsPpt  penyusunan soal  hots
Ppt penyusunan soal hotsEko Supriyadi
 
Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Eko Supriyadi
 
Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifikPendekatan saintifik
Pendekatan saintifikEko Supriyadi
 
Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Eko Supriyadi
 
Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Eko Supriyadi
 
Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Eko Supriyadi
 
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdLk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdEko Supriyadi
 

More from Eko Supriyadi (20)

Metode pembelajaran
Metode pembelajaranMetode pembelajaran
Metode pembelajaran
 
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabKamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
 
Hots templates 2019
Hots templates  2019Hots templates  2019
Hots templates 2019
 
Buku penilaian hots
Buku penilaian hotsBuku penilaian hots
Buku penilaian hots
 
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
 
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomKata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
 
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019   salinanPermendikbud nomor 16 tahun 2019   salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
 
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaBuku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
 
1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik
 
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaJabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
 
Teori x y
Teori   x yTeori   x y
Teori x y
 
Ppt penyusunan soal hots
Ppt  penyusunan soal  hotsPpt  penyusunan soal  hots
Ppt penyusunan soal hots
 
Personality plus
Personality plusPersonality plus
Personality plus
 
Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2
 
Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifikPendekatan saintifik
Pendekatan saintifik
 
Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016
 
Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013
 
Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017
 
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdLk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
 
Literacy mh
Literacy mhLiteracy mh
Literacy mh
 

50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)

  • 1. BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF KENDARAAN RINGAN ELECTRICAL ARUS, TEGANGAN & TAHANAN PADA RANGKAIAN SERI & PARALEL OTO.KR05.002.01 MODUL 4 DARI 8 BUKU INFORMASI
  • 2. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Daftar Isi Halaman Bagian - 1 2 Pendahuluan 2 Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan 2 Disain Modul 2 Isi Modul 3 Pelaksanaan Modul 3 Definisi istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) 4 Hasil Pelatihan 5 Pengenalan 5 Prasyarat 5 Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC) 5 Keselamatan Kerja 6 Bagian - 2 7 Prosedur Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel 7 • Rangkaian Dalam Otomotif 7 • Rangkaian Seri 8 • Rangkaian Pararel 13 • Rangkaian Seri - Paralel 16 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)OTO.KR05.002.01 Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01 Buku Informasi 2/18
  • 3. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Bagian - 1 Pendahuluan Modul ini terdiri dari tiga buku petunjuk yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku Penilaian. Ketiga buku tersebut saling berhubungan dan menjadi referensi Modul Pelatihan. Berikut ini adalah Buku Informasi. Modul Pelatihan ini menggunakan Pelatihan Berbasis Kompetensi sebagai pendekatan untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai di tempat kerja. Pelatihan Berbasis Kompetensi memfokuskan pada keterampilan seseorang yang harus dimilki di tempat kerja. Fokusnya adalah pada pencapaian keterampilan dan bukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan. Modul Pelatihan ini disusun berdasarkan pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) adalah pernyataan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diakui secara nasional yang diperlukan untuk penanganan perbaikan dibidang otomotif. Modul Pelatihan ini digunakan sebagai Kriteria Penilaian terhadap Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) OTO.KR50.002.01 Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan Pada modul Pelatihan ini, seseorang yang menyampaikan materi pelatihan lebih dikenal sebagai Pelatih. Di sekolah-sekolah, institusi-institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan guru, instruktur, pembimbing atau sebutan lainnya. Berkaitan dengan keterangan di atas, seseorang yang berusaha mencapai kemampuan disebut sebagai Peserta Pelatihan. Pada sekolah-sekolah, institusi- institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan siswa, murid, pelajar, peserta, atau sebutan lainnya. Pelatihan adalah proses pengajaran yang berlangsung di sekolah, institusi ataupun Balai Latihan Kerja. Disain Modul Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri : • Pelatihan Klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih. • Pelatihan Individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih. Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01 Buku Informasi 3/18
  • 4. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Isi Modul Buku Informasi Buku Informasi ini adalah sumber untuk pelatih dan peserta pelatihan yang berisi : • informasi yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan sebelum melaksanakan praktek kerja. Buku Kerja Buku Kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual/mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi: • kegiatan-kegiatan akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi • kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. • kegiatan penilaian untuk menilai pengetahuan peserta pelatihan • kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja. Buku Penilaian Buku Penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : • kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan • metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan • sumber-sumber yang dapat digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan • semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja • petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek • catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Pelaksanaan modul Pada Pelatihan Klasikal, pelatih akan : • menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan • menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan • menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan • memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja • menggunakan Buku Penilaian untuk menilai jawaban/tanggapan dan hasil-hasil peserta pelatihan pada Buku Kerja. Pada Pelatihan Individual/mandiri, peserta pelatihan akan : Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01 Buku Informasi 4/18
  • 5. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical • menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan • menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja • memberikan jawaban pada Buku Kerja • mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja • memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh Pelatih. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Prasyarat Kompetensi yang dibutuhkan sebelum memulai suatu kompetensi tertentu. Elemen Kompetensi Tugas-tugas yang harus dilakukan untuk mencapai suatu keterampilan. Kriteria Unjuk Kerja Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjukkan keterampilan pada setiap elemen. Batasan Variabel Ruang lingkup materi dan persyaratan yang memenuhi kriteria unjuk kerja yang ditetapkan. Panduan Penilaian Merupakan petunjuk bagaimana peserta pelatihan dinilai berdasarkan kriteria unjuk kerja. Konteks Merupakan penjelasan tentang dari mana, bagaimana dan metode penilaian apa yang seharusnya digunakan. Aspek-aspek yang diperlukan Menentukan kegiatan inti yang harus dinilai. Persyaratan Level Literasi dan Numerasi Persyaratan Modul Literasi Level 1 dan Numerasi Level 1 Level Literasi 1 Kemampuan untuk membaca, memahami dan menghasilkan teks dasar. 2 Kemampuan untuk memahami hubungan yang kompleks pada teks dan memahami informasi lisan dan tulisan yang diberikan. 3 Kemampuan untuk menulis, menganalisa kritik dan mengevaluasi teks. Level Numerasi 1 Kemampuan untuk menggunakan simbul-simbul dasar, diagram, istilah secara matematik dan dapat memahami konteks serta dapat mengkomunikasikan secara matematik. 2 Kemampuan untuk menguji, memahami dan menggunakan konsep matematik yang kompleks pada batasan konteks. 3 Kemampuan untuk menganalisa kritik, mengevaluasi dan menggunakan simbol-simbol matematik, diagram, chart dan teori-teori yang kompleks. Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01 Buku Informasi 5/18
  • 6. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Hasil Pelatihan Setelah menyelesaikan materi yang disajikan pada pelatihan ini, peserta tanpa bantuan, harus dapat menjelaskan arus, tegangan dan tahanan pada rangkaian seri dan paralel. • Mengukur akibat pada aliran arus, rangkaian tahanan, dan tegangan jatuh apabila besar tahanan pada rangkaian seri diganti – ganti. • Prediksi terhadap arus, tegangan dan tahanan dalam rangkaian seri. • Contoh komponen listrik dalam otomotip yang dirangkai seri. • Mengukur akibat pada aliran arus, rangkaian tahanan, dan tegangan jatuh apabila besar tahanan pada rangkaian paralel diganti – ganti. • Prediksi terhadap arus, tegangan dan tahanan dalam rangkaian paralel. • Contoh komponen listrik dalam otomotip yang dirangkai paralel. Pengenalan Pada program ini saudara akan dikenalkan rangkaian “ Seri dan Paralel “. Pada umumnya rangkaian dalam otomotip terangkai dalam rangkaian paralel dengan beberapa komponen terhubung secara seri atau kombinasi dari keduanya. Pada kelistrikan otomotip merupakan hal yang penting adanya pemahaman akibat rangkaian seri atau paralel untuk dapat mendiaknosa dan memperbaiki gangguan- ganguan pada rangkaian dengan efisien. Prasyarat Sebelum mengikuti modul ini saudara harus sudah bisa secara lengkap mengikuti modul : • OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC) Jika seorang peserta menyatakan dia mampu/cakap dalam menyelesaikan tugas- tugas yang ditentukan pada hasil pelatihan, dia harus dapat membuktikan kemampuannya kepada pelatih. Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01 Buku Informasi 6/18
  • 7. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Keselamatan Kerja Umum Peserta harus mematuhi/menuruti undang-undang tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang diberlakukan oleh pemerintah dan tempat kerja. Pribadi Peserta harus menggunakan alat-alat pelindung yang sesuai dengan ketentuan pemerintah dan kebijakan di tempat kerja. Berkaitan dengan listrik saudara harus memperhatikan aturan-aturan khusus. Tegangan yang digunakan pada kegiatan praktik adalah tegangan rendah, bagaimanapun hal ini sudah cukup memadahai . Gunakan alat pelindung tangan dari bahan isolator ketika akan menyentuh sambungan listrik. Loncatan bunga api yang disebabkan oleh hubungan pendek atau sambungan yang tidak baik dapat mengakibatkan : Baterai dapat meledak karena gas hydrogen dari penguapan elektrolit baterai Rusaknya catu daya. Emas adalah penghantar yang sangat baik dan sangat berbahaya bila dipakai. Untuk keamanan saudara lepaskan perhiasan emas dari tangan saudara, jangan ambil resiko. Elektrolit baterai adalah asam keras, pakailah pelindung untuk menghindari kontak dengan asam baterai. Apabila asam baterai mengenai mata cucilah mata dengan air yang mengalir dan pergilah ke dokter. Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01 Buku Informasi 7/18 Kemungkinan meledak adalah nyata
  • 8. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Bagian - 2 Prosedur Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel Rangkaian Dalam Otomotif Pada system kelistrikan otomotif salah satu bagian rangkaian dihubungkan dengan catu daya. Pengetahuan tentang kondisi kerja rangkaian membantu saudara dalam mendiagnosa dan memperbaiki gangguan pada kelistrikan. Diagram 1a. Rangkaian Seri 1b. Rangkaian Paralel Ada dua type utama rangkaian : 1. Rangkaian Seri 2. Rangkaian Paralel System otomotip menggunakan kedua rangkaian tersebut dan juga kombinasi dari seri-paralel. Rangkaian Sederhana Sebelum belajar rangkaian sederhana, kita akan melihat rangkaian sederhana dan mencatat kondisi yang diperlukan untuk mengalirkan arus. Rangkaian di bawah ini adalah rangkaian paling sederhana. Pada beban listrik (bola lampu) dihubungkan langsung ke baterai dengan kabel. Diagram 2. Rangkaian sederhana Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01 Buku Informasi 8/18
  • 9. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Dengan kontak tertutup, rangkaian menjadi rangkaian tertutup. Yang artinya arus dapat mengalir dari positip baterai melalui kabel, bola lampu ( menyebabkan bola lampu menyala ) dan kembali ke baterai lewat terminal negatif. Diagram 3. Rangkaian terputus akan menghentikan aliran arus Dalam rangkaian permanen, sakelar digunakan untuk memutus dan menghubung rangkaian. Sakelar dapat diletakkan pada kabel positip atau kabel negatip. Catatan : - Rangkaian harus tertutup agar arus dapat mengalir. - Sakelar bukan beban listrik. Ketika tertutup, dia sakelar sebagai penghantar, sama seperti kabel. Rangkaian Seri Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke catu daya lewat satu rangkaian. Gambar.4 Dasar Rangkaian Seri Rangkaian seri dapat berisi banyak beban listrik dalam satu rangkaian. Contoh yang baik dari beberapa beban rangkaian dihubung seri adalah lampu pohon Natal. ( kurang lebih 20 lampu dalam rangkaian seri ). Aplikasi dalam otomotip • Unit sensor pengukur adalah tahanan variabel biasa yang dirangkai seri pada masing-masing pengukur. Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01 Buku Informasi 9/18
  • 10. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical • Tahanan depan koil pengapian diseri dengan koil pengapian untuk menurunkan tegangan ke koil pada saat mesin hidup. • Tahanan depan kipas pendingin untuk mengatur putaran kipas angin. Sifat-sifat Rangkaian Seri a) Diagram 5. Aliran arus dalam rangkaian seri Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama. b) Diagram 6. Penurunan tegangan pada rangkaian seri Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama. Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing tahanan seri adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan. c) Diagram 7. Jumlah tahanan rangkaian dalam rangkaian seri Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01 Buku Informasi 10/18
  • 11. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan total rangkaian menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam rangkaian. Arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam rangkaian d) Diagram 8. Akibat dari terputusnya rangkaian seri Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran arus terhenti. Perhitungan Dalam Rangkaian Seri Perhitungan tahanan total rangkaian Diagram 9. Rumus besar tahanan total rangkaianseri. (Rt = Tahanan Total) Tahanan yang dirangkai seri menyebabkan tahanan rangkaian menjadi lebih besar, untuk itu tahanan total adalah jumlah besar masing-masing tahanan dalam rangkaian seri Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01 Buku Informasi 11/18
  • 12. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Perhitungan tegangan rangkaian Diagram 10. Rumus tegangan total dalam rangkaian seri. Tegangan sumber dibagiakan atas masing-masing beban dalam rangkaian, untuk itu penurunan tegangan pada masing-masing komponen/beban dijumlahkan sama dengan besar tegangan catu daya. Perhitungan tegangan jatuh Diagram 11. Perhitungan tegangan dalam rangkaian seri. Dalam rangkaian di atas kita mengetahui besar tegangan sumber, arus dan dua tahanan. Anda perlu mengetahui tegangan jatuh pada masing-masing tahanan. Anda perlu menuliskan rumus Hukum Ohm untuk masing-masing tahanan dan menghitung besar tegangan jatuh pada masing-masing tahanan. V (R1) = I x R1 V (R2) = I x R2 = 2 x 2 = 2 x 4 V (R1) = 4 volt V (R2) = 8 volt Anda dengan mudah mengecek jawaban anda dengan menjumlahkan dua tegangan jatuh pada dua tahanan dan hasilnya sama dengan tegangan sumber. Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01 Buku Informasi 12/18
  • 13. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Perhitungan Arus Dalam Rangkaian Seri. Diagram 12. Perhitungan arus dalam rangkaian seri Sungguh sering anda akan mendapatkan rangkaian dengan banyak tahanan dari pada dengan satu tahanan. Jika itu terjadi anda perlu menghitung jumlah tahanan terlebih dahulu dan kemudian diketemukan arus yang mengalir pada rangkaian. Untuk menghitung tahanan total pada rangkaian (Rt) anda harus menjumlahkan semua tahanan. Anda dapat menuliskan rumus yang tepat dan menjumlahkan besar tahanan yang diketahui. Rt = R1 + R2 Rt = 2 + 4 Rt = 6 ohm. Diagram 13. Penyederhanaan rangkaian dengan tahanan total yang sudah diketahui Sekarang anda dapat menggambar kembali rangkaian dengan tahanan yang sama dengan tahanan total Tulis kembali rumus yang diperlukan, memasukkan nilai-nilai besaran listrik yang diketahui untuk menghitung arus yang mengalir dalam rangkaian. Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01 Buku Informasi 13/18
  • 14. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical I = V R I = 12 6 I = 2 amper Ingat jika anda memperbanyak tahanan, dikerjakan terlebih dahulu tahanan total rangkaian, sederhanakan rangkaian anda dan hitung arus yang mengalir dalam rangkaian. Rangkaian Paralel Diagram 14. Rangkaian Paralel Rangkaian paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu bagian garis edar untuk mengalirkan arus. Dalam kendaraan bermotor, sebagian besar beban listrik dihubungkan secara parallel. Masing-masing rangkaian dapat dihubung- putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain. Ada banyak penggunaan rangkaian parallel dalam otomotip, seperti : • Rangkaian lampu kepala • Rangkaian lampu parkir dan lampu kota • Rangkaian lampu indikator • Rangkaian motor starter • Rangkaian system pengisian • Rangkaian pemanas kaca belakang • Rangkaian lampu mundur • Rangkaian motor penghapus kaca Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01 Buku Informasi 14/18
  • 15. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Sifat-sifat Rangkaian Paralel (a) Diagram 15. Tegangan dalam rangkaian parallel Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber. (b) Dagram 16. Aliran arus dalam rangkaian parallel. Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang. (c) Dagram 17. Aliran arus dalam rangkaian parallel. Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total rangkaian mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. Catatan: Tahanan total dari rangkaian parallel adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian. Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01 Buku Informasi 15/18
  • 16. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical (d) Diagram 18. Arus mengalir ke masing-masing cabang secara independen Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut. Perhitungan Dalam Rangkaian Parallel Tegangan Diagram 19. Tegangan dalam rangkaian parallel Dalam hubungan parallel pada rangkaian listrik, semua beban dihubungkan langsung dengan sumber tegangan, oleh karena itu besar tegangan adalah sama pada masing-masing bagian dari rangkaian. Arus Diagram 20. Perhitungan arus dalam rangkaian parallel Aliran arus terbagi dan mengalir lebih dari satu cabang dalam rangkaian parallel. Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01 Buku Informasi 16/18
  • 17. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Perhitungan aliran arus dari jumlah cabang I1 + I2 + I3 = IT Perhitungan arus tiap cabang menggunakan rumus hukum Ohm I = V R Diagram 21. Tahanan total rangkaian parallel Banyak beban dijumlahakan dalam rangkaian seri, besar arus total naik, oleh karena itu tahanan total rangkaian harus mengecil. Rumus untuk menghitung tahanan total rangkaian parallel adalah : 1 == 1 + 1 + 1 RT R1 R2 R3 Catatan: Takanan total rangkaian adalah selalu lebih kecil dari tahanan terkecil yang dirangkai dalam rangkaian parallel. Rangkaian Seri – Paralel Rangkaian seri-paralel adalah kombinasi dari bagian rangkaian seri dan parallel. Diagram 22. Rangkaian Seri – Paralel Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01 Buku Informasi 17/18
  • 18. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Sebagian besar rangkaian dalam kendaraan dihubungkan secara parallel dan sumber tegangan total dihubungkan ke rangkaian, tetapi termasuk di dalamnya tahanan seri sebagai contoh untuk pengatur kecepatan motor kipas pendingin atau pengatur terang-gelapnya lampu instrumen digunakan rangkaian seri. Sifat dari rangkaian seri – parallel akan tergantung bagaiamana konstruksi masing- masing cabang. Sebuah lampu dalam rangkaian diatas ( diagram 22 ) adalah dihubung langsung secara parallel dan menggunakan tegangan baterai secara penuh. Sebuah motor dengan tahanan seri diberlakukan sifat - sifat rangkaian seri dan mempunyai tegangan kerja rendah, tergantung besar tahanan seri. Penggunaan dalam rangkaian otomotif Tahanan pengatur dihubung seri terhadap lampu instrumen juga dihubung secara parallel dengan rangkaian yang lain. Tahanan indikator busi pemanas dirangkai seri terhadap rangkaian parallel dari beberapa busi pemanas . Perhitungan Berdasar pemikiran dan pengetahuan yang baik pada sifat-sifat rangkaian seri dan parallel akan membantu anda dalam perhitungan – perhitungan. Rumus hukum Ohm akan memungkinkan anda menghitung suatu besaran listrik selama terdapat dua besaran listrik yang lainnya. Perhitungan Rangkaian Seri Paralel Rangkaian lengkap dapat dibagi dalam bagian-bagian yang terdiri dari rangkaian sederhana seri dan parallel. Masing-masing bagian dihitung secara terpisah dan kemudian bagian – bagian digabungkan dengan menggunakan rumus yang sama dengan rumus yang digunakan dalam perhitungan seri dan paralel. Diagram 23. Rangkaian Seri Paralel Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01 Buku Informasi 18/18
  • 19. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical 1. Hukum Ohm dapat diaplikasikan dalam suatu rangkaian lengkap, atau dalam satu bagian dari rangkaian, asalkan digunakan besaran listrik mengambil dari bagian yang sama pada rangkaian. 2. Besar arus yang mengalir pada tahanan seri sama dengan jumlah arus pada rangkaian paralel. IR1 = IR2 + IR3 3. Arus mengalir masuk dalam rangkaian dan yang keluar rangkaian paralel adalah sama dengan penjumlahan arus yang mengalir masing-masing cabang IT = IR1 = IR2 + IR3 4. Besar tegangan pada masing – masing tahanan dari rangkaian parallel adalah sama. VR2 = VR3 5. Jumlah tegangan dari keseluruhan rangkaian adalah sesuai dengan besar tegangan yang digunakan. VS = VR1 + VR2 OR VS = VR1 + VR3 Arus, Tegangan & Tahanan pada Rangkaian Seri & Paralel OTO.KR05.002.01 Buku Informasi 19/18