SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF
KENDARAAN RINGAN
ELECTRICAL
CARA KERJA SISTEM PENGAPIAN
OTO.KR05.011.01
MODUL 1 DARI 5
BUKU
INFORMASI
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Daftar Isi Halaman
Bagian - 1 2
Pendahuluan 2
Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan 2
Disain Modul 2
Isi Modul 3
Pelaksanaan Modul 3
Definisi istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI)
4
Hasil Pelatihan 5
Pengenalan 5
Prasyarat 5
Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC) 5
Keselamatan Kerja 6
Bagian - 2 7
Prosedur Cara Kerja Sistem Pengapian 7
• Sistem Pengapian 7
• Ionisasi 8
• Hal-hal yang Menentukan Diperlukannya Tegangan Tinggi 8
• Lamanya Percikan 9
• Energi – Energi Pembakaran dan Putaran Engine 9
• Saat Pengapian 10
• Pengendali Waktu Pengapian Centrifugal 11
• Detonasi 13
• Engine Terus Hidup (Running On) 14
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia OTO.KR05.011.01
Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 2/14
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Bagian - 1
Pendahuluan
Modul ini terdiri dari tiga buku petunjuk yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku
Penilaian. Ketiga buku tersebut saling berhubungan dan menjadi referensi Modul
Pelatihan. Berikut ini adalah Buku Informasi.
Modul Pelatihan ini menggunakan Pelatihan Berbasis Kompetensi sebagai
pendekatan untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai di tempat kerja.
Pelatihan Berbasis Kompetensi memfokuskan pada keterampilan seseorang yang
harus dimiliki di tempat kerja. Fokusnya adalah pada pencapaian keterampilan dan
bukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan.
Modul Pelatihan ini berdasarkan pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI). Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)adalah pernyataan
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diakui secara nasional yang diperlukan
untuk penanganan perbaikan disektor otomotif.
Modul Pelatihan ini terutama digunakan sebagai Kriteria Penilaian terhadap Standar
Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) OTO.KR05.011.01
Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan
Pada modul Pelatihan ini, seseorang yang menyampaikan materi pelatihan lebih
dikenal sebagai Pelatih. Di sekolah-sekolah, institusi-institusi dan pusat-pusat
pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan guru, instruktur, pembimbing
atau sebutan lainnya.
Berkaitan dengan keterangan di atas, seseorang yang berusaha mencapai
kemampuan disebut sebagai Peserta Pelatihan. Pada sekolah-sekolah, institusi-
institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan
siswa, murid, pelajar, peserta, atau sebutan lainnya.
Pelatihan adalah proses pengajaran yang berlangsung di sekolah, institusi ataupun
Balai Latihan Kerja.
Disain Modul
Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual/mandiri :
• Pelatihan Klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih.
• Pelatihan Individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta
dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan
bantuan dari pelatih.
Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 3/14
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Isi Modul
Buku Informasi
Buku Informasi ini adalah sumber untuk pelatih dan peserta pelatihan yang berisi :
• informasi yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan sebelum melaksanakan praktek
kerja.
Buku Kerja
Buku Kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan
Individual/mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:
• kegiatan-kegiatan akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan
memahami informasi
• kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan
peserta pelatihan.
• kegiatan penilaian untuk menilai pengetahuan peserta pelatihan
• kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktek kerja.
Buku Penilaian
Buku Penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan
peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
• kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
keterampilan
• metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta
pelatihan
• sumber-sumber yang dapat digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan
• semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja
• petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek
• catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
Pelaksanaan modul
Pada Pelatihan Klasikal, pelatih akan :
• menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai
sumber pelatihan
• menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan
• menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan
pelatihan
• memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/tanggapan dan
menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja
• menggunakan Buku Penilaian untuk menilai jawaban/tanggapan dan hasil-hasil
peserta pelatihan pada Buku Kerja.
Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 4/14
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Pada Pelatihan Individual/mandiri, peserta pelatihan akan :
• menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan
• menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja
• memberikan jawaban pada Buku Kerja
• mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja
• memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh Pelatih.
Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi
Prasyarat
Kompetensi yang dibutuhkan sebelum memulai suatu kompetensi tertentu.
Elemen Kompetensi
Tugas-tugas yang harus dilakukan untuk mencapai suatu keterampilan.
Kriteria Unjuk Kerja
Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjukkan keterampilan pada setiap
elemen.
Batasan Variabel
Ruang lingkup materi dan persyaratan yang memenuhi kriteria unjuk kerja yang
ditetapkan.
Panduan Penilaian
Merupakan petunjuk bagaimana peserta pelatihan dinilai berdasarkan kriteria unjuk
kerja.
Konteks
Merupakan penjelasan tentang dari mana, bagaimana dan metode penilaian apa
yang seharusnya digunakan.
Aspek-aspek yang diperlukan
Menentukan kegiatan inti yang harus dinilai.
Persyaratan Level Literasi dan Numerasi
Persyaratan Modul Literasi Level 1 dan Numerasi Level 1
Level Literasi
1 Kemampuan untuk membaca, memahami dan menghasilkan teks dasar.
2 Kemampuan untuk memahami hubungan yang kompleks pada teks dan
memahami informasi lisan dan tulisan yang diberikan.
3 Kemampuan untuk menulis, menganalisa kritik dan mengevaluasi teks.
Level Numerasi
1 Kemampuan untuk menggunakan simbul-simbul dasar, diagram, istilah
secara matematik dan dapat memahami konteks serta dapat
mengkomunikasikan secara matematik.
2 Kemampuan untuk menguji, memahami dan menggunakan konsep
matematik yang kompleks pada batasan konteks.
3 Kemampuan untuk menganalisa kritik, mengevaluasi dan menggunakan
Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 5/14
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
simbol-simbol matematik, diagram, chart dan teori-teori yang kompleks.
Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 6/14
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Hasil Pelatihan
Menjelaskan dasar-dasar dan konsep yang mendasari kerja system pengapian
otomotif
• Menjelaskan tujuan system pengapian.
• Mendefinisikan istilah-istilah yang berhubungan dengan system pengapian dan
proses pengapian.
• Menjelaskan bagaimana system pengapian menghasilkan percikan bunga api
bertegangan tinggi.
• Menjelaskan factor-faktor pengapian yang mempengaruhi pembakaran
menyeluruh terhadap campuran udara dan bahan bakar.
• Menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi penyimpanan energi pada coil
pengapian.
• Menjelaskan pengaruh pembakaran yang tidak tepat.
• Menjelaskan perlunya penentuan waktu yang berbeda untuk pembakaran untuk
beban-beban dan kecepatan engine yang berbeda.
Pengenalan
Dalam program ini anda akan diperkenalkan pada dasar-dasar dan konsep yang
mendasari kerja system pengapian otomotif. Tujuannya adalah untuk membekali
anda dengan pengetahuan yang akan memenuhi keterampilan yang dibutuhkan untuk
mendiagnosa dan memperbaiki system pengapian otomotif.
Prasyarat
• Peserta pelatihan harus menyelesaikan seluruh pelajaran utama atau persamaan
yang ditetapkan secara memuaskan
Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC)
Jika seorang peserta menyatakan dia mampu/cakap dalam menyelesaikan tugas-
tugas yang ditentukan pada hasil pelatihan, dia harus dapat membuktikan
kemampuannya kepada pelatih.
Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 7/14
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Keselamatan Kerja
Umum
Peserta harus mematuhi/menuruti undang-undang tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (OTO.KR10.016.03), yang diberlakukan oleh pemerintah dan
tempat kerja.
Pribadi
Modul ini harus dilaksanakan pada lingkungan kerja yang bebas dari gangguan.
Bekerja dengan listrik memerlukan kesadaran akan keselamatan kerja yang
tinggi.Tegangan yang terdapat pada system pengisian kendaraan rendah,
bagaimanapun juga, mereka harus ditangani dengan baik.
Saat menyentuh sambungan listrik harus dilakukan dengan sangat hati-hanti.Percikan
bunga api yang terjadi saat ‘menghubung singkat’ atau menghubung/melepas
sambungan kabel berpotensi menimbulkan bahaya disekitar batere.
Seluruh system pengapian adalah system yang sangat berbahaya. Bila bekerja pada
system pengapian, selalu matikan system pengapian (kunci kontak) atau melepas
sumber daya.
Pekerjaan ini mencakup:
• Mengganti komponen seperti busi, coil pengapian atau transformator pengapian,
distributor dan kabel tegangan tinggi dan lain-lain.
• Menyambungkan peralatan pengujian engine seperti timing ligt strobo, dwell-tach
meter dan osiloskop pengapian, dan lain-lain.
Bila menguji system pengapian dimana kunci kontak dalam kedaan terhubung,
tegangan yang berbahaya muncul diseluruh system. Dengan demikian pengujian
harus dilakukan oleh orang yang terlatih.
Perhiasan logam adalah penghantar listrik yang baik; hal ini sangat berbahaya. Demi
keselamatan anda, lepaskan perhiasan tersebut, jangan mengambil resiko.
Rangkaian listrik pada kendaraan harus ditangani secara hati-hati, hati-hatilah
terhadap apa yang anda hubungkan/lepaskan sementara aliran listrik dalam keadaan
tersambung ke batere. Dapat menyebabkan kerusakan yang permanen pada system
elektronik.
Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 8/14
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Bagian - 2
Prosedur Cara Kerja Sistem Pengapian
Sistem Pengapian
Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah:
- Menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk
membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine.
- Mengatur saat pengapian untuk mendapatkan unjuk kerja terbaik dari
engine pada seluruh kondisi kerja engine.
Gambar 1. Sistem Pengapian dengan Coil Pengapian Konvensional
Tegangan batere kendaraan biasanya 12 atau 24 volt, nilai yang terlalu rendah untuk
dapat menghasilkan percikan bunga api pada celah busi di dalam silinder yang
bertekanan.
Sistem pengapian menghasilkan tegangan sekunder yang tinggi yang dapat mencapai
40.000 volt.
Batere atau alternator menyediakan sumber listrik yang diperlukan oleh rangkaian
primer system pengapian untuk menghasilkan medan magnet di sekeliling lilitan
primer coil pengapian.
Kontak poin distributor atau perangkat sakelar elektronik lainnya mengendalikan
pembentukan dan kolapnya medan magnet. Lilitan sekunder coil pengapian di bawah
pengaruh medan magnet menghasilkan keluaran tegangan sekunder yang tinggi. Coil
pengapian bekerja seperti transformator step-up.
Rotor, tutup distributor dan kabel tegangan tinggi mendistribusikan tegangan sekunder
pada busi yang sesuai kebutuhan.
Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 9/14
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Ionisasi
Tegangan pembakaran menyebabkan celah percikan antara kedua elektroda busi
menjadi penghantar listrik (yaitu “ionisasi) dan dengan demikian memungkinkan
percikan bunga api melompat disepanjang celah. Percikan bunga api listrik
mempunyai energi panas yang cukup untuk membakar campuran udara/bahan bakar
yang kemudian akan terbakar secara menyeluruh dengan sendirinya.
Hal-hal yang Menentukan Diperlukannya Tegangan Tinggi
Tegangan pada lilitan sekunder meningkat sampai tegangan pada busi cukup kuat
untuk meloncat (ionisasi) pada celah yang ada sehingga percikan bunga api terjadi
pada celah busi, dan sebagian tenaga sekunder ini muncul dalam bentuk busur api
yang akan membakar campuran udara/bahan bakar.
Tegangan yang diperlukan untuk menimbulkan percikan bunga api pada busi
tergantung pada banyak hal seperti:
a. Tekanan kompresi engine
b. Putaran engine
c. Perbandingan campuran bahan bakar.
d. Temperatur busi.
e. Celah busi.
Catatan:
Ionisasi – Tegangan yang sangat tinggi akan menyebabkan elektron pada suatu
substansi bertahanan tinggi bergerak bebas. Substansi ini yang kemudian disebut
‘konduktif’
Tegangan yang sebenarnya yang dihasilkan system sekunder ditentukan oleh
kebutuhan busi.
Busi yang telah dipakai bisa jadi memerlukan sebanyak 5.000 volt dan lebih tinggi lagi
pada busi yang baru, berkaitan dengan penambahan celah busi dan perubahan
bentuk elektroda tengah yang terjadi akibat pemakaian.
Penyetelan kembali celah busi akan menurunkan kebutuhan tegangan kira-kira sama
dengan busi baru, selama busi tidak mengalami kerusakan.
Kebutuhan tegangan maksimum terjadi pada saat melakukan percepatan dari putaran
rendah sampai 20.000 volt.
Tegangan lebih rendah diperlukan saat kecepatan konstan (kecepatan jelajah)
Misalnya 60 Km perjam 12.000 volt
100 Km per jam 18.000 volt
Lebih banyak tenaga diperlukan maka tegangan akan naik pada batas yang
diperlukan untuk melakukan ionisasi pada celah busi.
Tegangan pada putaran langsam adalah rendah – 5.000 – 8.000 volt.
Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 10/14
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Kondisi engine ‘tidak ada pembakaran’ pertama terjadi pada putaran rendah, kondisi
percepatan yang berat. Tegangan yang dibutuhkan akan melebihi tegangan
maksimum yang diijinkan.
Tegangan yang diperlukan 50.000 volt, yang tersedia 40.000 volt, maka tidak akan
terjadi pembakaran.
Lamanya Percikan
Lamanya percikan pembakaran, atau panjangnya waktu loncatan bunga api listrik,
menjadi sangat penting yang hubungannya dengan pengendalian gas buang.
Campuran kurus perlu untuk mendapatkan tingkat emisi gas buang yang rendah.
Bagaimanapun juga dengan campuran kurus, jika lamanya waktu pembakaran tidak
cukup, campuran tidak akan terbakar dengan baik. Lamanya waktu pembakaran
harus berada antara 0,8 – 2 millidetik dengan arus antara 100 – 150 milliamper untuk
mendapatkan pembakaran yang baik.
Banyak osiliskop produksi terakhir mempunyai sekala millidetik sehingga
memungkinkan melakukan pengukuran tersebut
.
Gambar 2. Osiloskop Pola bentuk gelombang Sekunder tunggal
Energi – Energi Pembakaran dan Putaran Engine
Hasil penelitian menunjukkan pembakaran campuran udara/bahan bakar dan
demikian juga dengan unjuk kerja engine dapat dipengaruhi oleh jenis busi, saat
pembakaran dan energi pembakaran.
Catatan:
Diperlukan kira-kira 0,2 millijoule (mJ) pada setiap pembakaran untuk membakar
campuran udara/bahan bakar dengan percikan bunga api. Campuran kurus dan
gemuk memerlukan lebih dari 3 mJ.
Energi yang terdapat pada percikan bunga api tergantung pada energi yang tersimpan
pada coil primer selama masa dwell (kontak poin dalam keadaan menutup), dan pada
coil, semakin tinggi arus primer semakin tinggi pula tenaga keluarannya. Mungkin
Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 11/14
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
terjadi percikan dengan energi rendah dan hal ini tidak akan menghasilkan
pembakaran.
Jika energi pembakaran yang tersedia tidak mencukupi, pembakaran tidak terjadi;
campuran tidak dapat dibakar dan akan terjadi kegagalan pembakaran. Inilah
sebabnya mengapa energi pembakaran yang cukup harus disediakan untuk menjamin
bahwa, bahkan dalam kondisi eksternal yang paling buruk, campuran udara/bahan
bakar selalu terbakar. Hal ini mencukupi untuk membakar sedikit uap gas yang
mudah terbakar dan kemudian gas yang telah terbakar ini akan membakar seluruh
campuran di dalam silinder, dengan demikian menghasilkan pembakaran bahan
bakar.
Sistem pengapian modern sementara menghasilkan tegangan yang lebih tinggi,
adalah lebih penting menghasilkan percikan bunga api dengan lebih banyak energi
dalam bentuk yang lebih sederhana (nyala yang lebih besar).
Kebutuhan untuk menghasilkan energi yang besar maka arus pada lilitan primer
adalah 7 – 8 amper. (Sistem Pengapian Energi Tinggi)
Saat Pengapian
Tegangan sekunder harus diteruskan pada seluruh kondisi kerja engine sehinga
engine dapat menghasilkan tenaga maksimum.
Untuk mendapatkan tenaga engine maksimum, pembakaran harus dilakukan sebelum
piston mencapai titik mati atas (TMA) pada saat langkah kompresi. Campuran bahan
bakar akan disulut, mulai terbakar dan akan mencapai tekanan pembakaran
maksimum setelah piston melampaui TMA. Piston kemudian akan ditekan ke bagian
bawah silinder dengan tenaga penuh hasil pembakaran.
Pembakaran Normal
Gambar 3. Percikan bunga api terjadi
Pada saat piston bergerak ke atas pada langkah kompresi, percikan bunga api terjadi
pada saat yang tepat untuk membakar campuran dan meneruskan proses
pembakaran.
Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 12/14
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Gambar 4. Pembakaran dimulai
Piston masih bergerak ke atas, campuran sedang terbakar dengan ‘nyala depan’
dengan stabil merambat ke seluruh ruang bakar.
Gambar 5. Pembakaran selesai
Piston bergerak melampaui TMA dan pada kira-kira 10 derajat perputaran poros
engkol setelah TMA, dihasilkan tekanan pembakaran maksimum. Ini mendorong
piston bergerak ke bawah pada saat langkah usaha.
Catatan:
Pembakaran campuran bahan bakar ini terjadi dalam waktu yang dapat diukur –
proses pembakaran ini tidak terjadi seketika.
Pengendali Waktu Pengapian Centrifugal
Penyalaan dimajukan (yaitu dilakukan lebih cepat) secara otomatis sesuai
peningkatan putaran engine dan diperlambat secara otomatis apabila putaran engine
turun.
Pengendali Waktu pengapian Vacuum.
Saat pengapian diubah tergantung pada beban engine dilakukan dengan cara
merubah kecepatan pembakaran.
Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 13/14
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
- Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, campuran akan terbakar
dengan cepat saat proses pembakaran.
- Jika campuran miskin akan tekanan kompresi rendah, campuran akan
terbakar dengan rentang yang lebih lambat.
Pengaturan saat pengapian untuk engine pembakaran dalam adalah hal yang sangat
penting untuk mendapatkan unjuk kerja terbaik dan batas emisi gas buang yang
ditentukan oleh perancang. Adalah penting bagi orang yang terlibat dalam perawatan
engine untuk menyadari pentingnya saat pengapian dan pengendalian emisi.
Pemajuan yang berlebihan dapat menyebabkan:
- Detonasi
- Overheating
- Kehilangan tenaga (loss of power)
- Peningkatan emisi
- Kerusakan komponen mekanik yang parah termasuk terbakarnya piston,
kerusakan ring, kerusakan bantalan dan kerusakan katup-katup.
Mengatur agar pembakaran terlambat menyebabkan:
- Kehilangan tenaga (loss of power)
- Peningkatan emisi
- Boros bahan bakar
- Overheating
Pembakaran Awal (Pre-Ignition)
Pembakaran awal sesuai dengan nama yang diberikan adalah pembakaran yang
terjadi sebelum waktunya. Ada dua penyebab utama yang menimbulkan pembakaran
awal.
a. Penyetelan saat pengapian dibuat lebih awal
Pembakaran terjadi dan tekanan pembakaran maksimum dicapai sebelum
piston mencapai titik mati atas (TMA). Tekanan pembakaran mencoba
mendorong piston mundur kebelakang dengan arah yang berlawanan.
Gambar 6. Pembakaran awal - akibat saat pengapian
dibuat lebih awal.
Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 14/14
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
b. Sebuah titik panas (arang yang membara) di dalam silinder membakar
campuran bahan bakar sebelum percikan bunga api terjadi. Tekanan
pembakaran maksimum terjadi sebelum piston mencapai TMA. Tekanan
pembakaran mencoba mendorong piston mundur dengan arah yang
berlawanan.
Gambar 7. Pembakaran awal - akibat titik panas
membakar campuran bahan bakar
Detonasi
Detonasi terjadi apabila temperatur di dalam ruang pembakaran berlebihan. Busi
membakar campuran secara normal. Secara tiba-tiba setelah pembakaran pertama,
campuran dibakar oleh titik panas pada sisi lain ruang bakar.
Terjadi pertemuan dua hasil pembakaran. Campuran terbakar pada rentang
peledakan (bukan pembakaran normal). Dalam hal ini piston mendapatkan tekanan
pukulan/hentakan.
Gambar 8. Ditonasi disebabkan pertemuan dua pembakaran
Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 15/14
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Engine Terus Hidup (Running On)
Engine terus hidup (dengan getaran yang tinggi) berarti engine tidak mau mati
walaupun kunci kontak telah diputus.
Penyebab:
1. Saat sistem pengapian terlalu maju (retarded) akan menyebabkan engine
overheat. Pada saat kunci kontak diputus sejumlah campuran udara/bahan
bakar masih terus memasuki ruang bakar dan ini akan dibakar oleh titik panas
yang terdapat pada ruang pembakaran, dan engine akan terus hidup.
2. Putaran langsam engine modern adalah sangat tinggi, karburator dilengkapi
dengan mekanisme untuk menghentikan campuran bahan bakar memasuki
engine saat dimatikan. Penyetelan karburator yang tidak tepat dapat
menyebabkan bahan bakar memasuki engine. Pembakaran akibat temperatur
tekanan kompresi yang tinggi dan bahan bakar akan menyebabkan engine
tetap hidup.
3. Campuran udara/bahan bakar yang terlalu kaya atau terlalu kurus akan
menyebabkan engine terlalu panas, saat kunci kontak dimatikan bahan bakar
masuk ke dalam engine dan menyebabkan engine tetap hidup.
Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 16/14

More Related Content

What's hot

50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)
30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)
30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)Eko Supriyadi
 
50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)Eko Supriyadi
 
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)Eko Supriyadi
 
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)Eko Supriyadi
 

What's hot (20)

50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)
30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)
30 001-2-pelatihan cbt otomotif power train (3)
 
50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
05 001-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-7-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
 
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
 
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
 

Similar to 50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)

50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)Eko Supriyadi
 
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)Eko Supriyadi
 

Similar to 50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1) (14)

50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)
 
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-2-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
 

More from Eko Supriyadi

Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabKamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabEko Supriyadi
 
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Eko Supriyadi
 
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomKata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomEko Supriyadi
 
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019   salinanPermendikbud nomor 16 tahun 2019   salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinanEko Supriyadi
 
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaBuku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaEko Supriyadi
 
1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didikEko Supriyadi
 
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaJabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaEko Supriyadi
 
Ppt penyusunan soal hots
Ppt  penyusunan soal  hotsPpt  penyusunan soal  hots
Ppt penyusunan soal hotsEko Supriyadi
 
Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Eko Supriyadi
 
Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifikPendekatan saintifik
Pendekatan saintifikEko Supriyadi
 
Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Eko Supriyadi
 
Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Eko Supriyadi
 
Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Eko Supriyadi
 
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdLk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdEko Supriyadi
 

More from Eko Supriyadi (20)

Metode pembelajaran
Metode pembelajaranMetode pembelajaran
Metode pembelajaran
 
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabKamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
 
Hots templates 2019
Hots templates  2019Hots templates  2019
Hots templates 2019
 
Buku penilaian hots
Buku penilaian hotsBuku penilaian hots
Buku penilaian hots
 
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
 
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomKata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
 
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019   salinanPermendikbud nomor 16 tahun 2019   salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
 
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaBuku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
 
1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik
 
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaJabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
 
Teori x y
Teori   x yTeori   x y
Teori x y
 
Ppt penyusunan soal hots
Ppt  penyusunan soal  hotsPpt  penyusunan soal  hots
Ppt penyusunan soal hots
 
Personality plus
Personality plusPersonality plus
Personality plus
 
Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2
 
Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifikPendekatan saintifik
Pendekatan saintifik
 
Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016
 
Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013
 
Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017
 
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdLk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
 
Literacy mh
Literacy mhLiteracy mh
Literacy mh
 

50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)

  • 1. BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF KENDARAAN RINGAN ELECTRICAL CARA KERJA SISTEM PENGAPIAN OTO.KR05.011.01 MODUL 1 DARI 5 BUKU INFORMASI
  • 2. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Daftar Isi Halaman Bagian - 1 2 Pendahuluan 2 Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan 2 Disain Modul 2 Isi Modul 3 Pelaksanaan Modul 3 Definisi istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) 4 Hasil Pelatihan 5 Pengenalan 5 Prasyarat 5 Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC) 5 Keselamatan Kerja 6 Bagian - 2 7 Prosedur Cara Kerja Sistem Pengapian 7 • Sistem Pengapian 7 • Ionisasi 8 • Hal-hal yang Menentukan Diperlukannya Tegangan Tinggi 8 • Lamanya Percikan 9 • Energi – Energi Pembakaran dan Putaran Engine 9 • Saat Pengapian 10 • Pengendali Waktu Pengapian Centrifugal 11 • Detonasi 13 • Engine Terus Hidup (Running On) 14 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia OTO.KR05.011.01 Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 2/14
  • 3. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Bagian - 1 Pendahuluan Modul ini terdiri dari tiga buku petunjuk yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku Penilaian. Ketiga buku tersebut saling berhubungan dan menjadi referensi Modul Pelatihan. Berikut ini adalah Buku Informasi. Modul Pelatihan ini menggunakan Pelatihan Berbasis Kompetensi sebagai pendekatan untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai di tempat kerja. Pelatihan Berbasis Kompetensi memfokuskan pada keterampilan seseorang yang harus dimiliki di tempat kerja. Fokusnya adalah pada pencapaian keterampilan dan bukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan. Modul Pelatihan ini berdasarkan pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)adalah pernyataan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diakui secara nasional yang diperlukan untuk penanganan perbaikan disektor otomotif. Modul Pelatihan ini terutama digunakan sebagai Kriteria Penilaian terhadap Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) OTO.KR05.011.01 Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan Pada modul Pelatihan ini, seseorang yang menyampaikan materi pelatihan lebih dikenal sebagai Pelatih. Di sekolah-sekolah, institusi-institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan guru, instruktur, pembimbing atau sebutan lainnya. Berkaitan dengan keterangan di atas, seseorang yang berusaha mencapai kemampuan disebut sebagai Peserta Pelatihan. Pada sekolah-sekolah, institusi- institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan siswa, murid, pelajar, peserta, atau sebutan lainnya. Pelatihan adalah proses pengajaran yang berlangsung di sekolah, institusi ataupun Balai Latihan Kerja. Disain Modul Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri : • Pelatihan Klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih. • Pelatihan Individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih. Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 3/14
  • 4. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Isi Modul Buku Informasi Buku Informasi ini adalah sumber untuk pelatih dan peserta pelatihan yang berisi : • informasi yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan sebelum melaksanakan praktek kerja. Buku Kerja Buku Kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual/mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi: • kegiatan-kegiatan akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi • kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. • kegiatan penilaian untuk menilai pengetahuan peserta pelatihan • kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja. Buku Penilaian Buku Penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : • kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan • metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan • sumber-sumber yang dapat digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan • semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja • petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek • catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Pelaksanaan modul Pada Pelatihan Klasikal, pelatih akan : • menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan • menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan • menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan • memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja • menggunakan Buku Penilaian untuk menilai jawaban/tanggapan dan hasil-hasil peserta pelatihan pada Buku Kerja. Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 4/14
  • 5. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Pada Pelatihan Individual/mandiri, peserta pelatihan akan : • menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan • menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja • memberikan jawaban pada Buku Kerja • mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja • memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh Pelatih. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi Prasyarat Kompetensi yang dibutuhkan sebelum memulai suatu kompetensi tertentu. Elemen Kompetensi Tugas-tugas yang harus dilakukan untuk mencapai suatu keterampilan. Kriteria Unjuk Kerja Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjukkan keterampilan pada setiap elemen. Batasan Variabel Ruang lingkup materi dan persyaratan yang memenuhi kriteria unjuk kerja yang ditetapkan. Panduan Penilaian Merupakan petunjuk bagaimana peserta pelatihan dinilai berdasarkan kriteria unjuk kerja. Konteks Merupakan penjelasan tentang dari mana, bagaimana dan metode penilaian apa yang seharusnya digunakan. Aspek-aspek yang diperlukan Menentukan kegiatan inti yang harus dinilai. Persyaratan Level Literasi dan Numerasi Persyaratan Modul Literasi Level 1 dan Numerasi Level 1 Level Literasi 1 Kemampuan untuk membaca, memahami dan menghasilkan teks dasar. 2 Kemampuan untuk memahami hubungan yang kompleks pada teks dan memahami informasi lisan dan tulisan yang diberikan. 3 Kemampuan untuk menulis, menganalisa kritik dan mengevaluasi teks. Level Numerasi 1 Kemampuan untuk menggunakan simbul-simbul dasar, diagram, istilah secara matematik dan dapat memahami konteks serta dapat mengkomunikasikan secara matematik. 2 Kemampuan untuk menguji, memahami dan menggunakan konsep matematik yang kompleks pada batasan konteks. 3 Kemampuan untuk menganalisa kritik, mengevaluasi dan menggunakan Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 5/14
  • 6. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical simbol-simbol matematik, diagram, chart dan teori-teori yang kompleks. Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 6/14
  • 7. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Hasil Pelatihan Menjelaskan dasar-dasar dan konsep yang mendasari kerja system pengapian otomotif • Menjelaskan tujuan system pengapian. • Mendefinisikan istilah-istilah yang berhubungan dengan system pengapian dan proses pengapian. • Menjelaskan bagaimana system pengapian menghasilkan percikan bunga api bertegangan tinggi. • Menjelaskan factor-faktor pengapian yang mempengaruhi pembakaran menyeluruh terhadap campuran udara dan bahan bakar. • Menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi penyimpanan energi pada coil pengapian. • Menjelaskan pengaruh pembakaran yang tidak tepat. • Menjelaskan perlunya penentuan waktu yang berbeda untuk pembakaran untuk beban-beban dan kecepatan engine yang berbeda. Pengenalan Dalam program ini anda akan diperkenalkan pada dasar-dasar dan konsep yang mendasari kerja system pengapian otomotif. Tujuannya adalah untuk membekali anda dengan pengetahuan yang akan memenuhi keterampilan yang dibutuhkan untuk mendiagnosa dan memperbaiki system pengapian otomotif. Prasyarat • Peserta pelatihan harus menyelesaikan seluruh pelajaran utama atau persamaan yang ditetapkan secara memuaskan Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC) Jika seorang peserta menyatakan dia mampu/cakap dalam menyelesaikan tugas- tugas yang ditentukan pada hasil pelatihan, dia harus dapat membuktikan kemampuannya kepada pelatih. Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 7/14
  • 8. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Keselamatan Kerja Umum Peserta harus mematuhi/menuruti undang-undang tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (OTO.KR10.016.03), yang diberlakukan oleh pemerintah dan tempat kerja. Pribadi Modul ini harus dilaksanakan pada lingkungan kerja yang bebas dari gangguan. Bekerja dengan listrik memerlukan kesadaran akan keselamatan kerja yang tinggi.Tegangan yang terdapat pada system pengisian kendaraan rendah, bagaimanapun juga, mereka harus ditangani dengan baik. Saat menyentuh sambungan listrik harus dilakukan dengan sangat hati-hanti.Percikan bunga api yang terjadi saat ‘menghubung singkat’ atau menghubung/melepas sambungan kabel berpotensi menimbulkan bahaya disekitar batere. Seluruh system pengapian adalah system yang sangat berbahaya. Bila bekerja pada system pengapian, selalu matikan system pengapian (kunci kontak) atau melepas sumber daya. Pekerjaan ini mencakup: • Mengganti komponen seperti busi, coil pengapian atau transformator pengapian, distributor dan kabel tegangan tinggi dan lain-lain. • Menyambungkan peralatan pengujian engine seperti timing ligt strobo, dwell-tach meter dan osiloskop pengapian, dan lain-lain. Bila menguji system pengapian dimana kunci kontak dalam kedaan terhubung, tegangan yang berbahaya muncul diseluruh system. Dengan demikian pengujian harus dilakukan oleh orang yang terlatih. Perhiasan logam adalah penghantar listrik yang baik; hal ini sangat berbahaya. Demi keselamatan anda, lepaskan perhiasan tersebut, jangan mengambil resiko. Rangkaian listrik pada kendaraan harus ditangani secara hati-hati, hati-hatilah terhadap apa yang anda hubungkan/lepaskan sementara aliran listrik dalam keadaan tersambung ke batere. Dapat menyebabkan kerusakan yang permanen pada system elektronik. Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 8/14
  • 9. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Bagian - 2 Prosedur Cara Kerja Sistem Pengapian Sistem Pengapian Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah: - Menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine. - Mengatur saat pengapian untuk mendapatkan unjuk kerja terbaik dari engine pada seluruh kondisi kerja engine. Gambar 1. Sistem Pengapian dengan Coil Pengapian Konvensional Tegangan batere kendaraan biasanya 12 atau 24 volt, nilai yang terlalu rendah untuk dapat menghasilkan percikan bunga api pada celah busi di dalam silinder yang bertekanan. Sistem pengapian menghasilkan tegangan sekunder yang tinggi yang dapat mencapai 40.000 volt. Batere atau alternator menyediakan sumber listrik yang diperlukan oleh rangkaian primer system pengapian untuk menghasilkan medan magnet di sekeliling lilitan primer coil pengapian. Kontak poin distributor atau perangkat sakelar elektronik lainnya mengendalikan pembentukan dan kolapnya medan magnet. Lilitan sekunder coil pengapian di bawah pengaruh medan magnet menghasilkan keluaran tegangan sekunder yang tinggi. Coil pengapian bekerja seperti transformator step-up. Rotor, tutup distributor dan kabel tegangan tinggi mendistribusikan tegangan sekunder pada busi yang sesuai kebutuhan. Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 9/14
  • 10. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Ionisasi Tegangan pembakaran menyebabkan celah percikan antara kedua elektroda busi menjadi penghantar listrik (yaitu “ionisasi) dan dengan demikian memungkinkan percikan bunga api melompat disepanjang celah. Percikan bunga api listrik mempunyai energi panas yang cukup untuk membakar campuran udara/bahan bakar yang kemudian akan terbakar secara menyeluruh dengan sendirinya. Hal-hal yang Menentukan Diperlukannya Tegangan Tinggi Tegangan pada lilitan sekunder meningkat sampai tegangan pada busi cukup kuat untuk meloncat (ionisasi) pada celah yang ada sehingga percikan bunga api terjadi pada celah busi, dan sebagian tenaga sekunder ini muncul dalam bentuk busur api yang akan membakar campuran udara/bahan bakar. Tegangan yang diperlukan untuk menimbulkan percikan bunga api pada busi tergantung pada banyak hal seperti: a. Tekanan kompresi engine b. Putaran engine c. Perbandingan campuran bahan bakar. d. Temperatur busi. e. Celah busi. Catatan: Ionisasi – Tegangan yang sangat tinggi akan menyebabkan elektron pada suatu substansi bertahanan tinggi bergerak bebas. Substansi ini yang kemudian disebut ‘konduktif’ Tegangan yang sebenarnya yang dihasilkan system sekunder ditentukan oleh kebutuhan busi. Busi yang telah dipakai bisa jadi memerlukan sebanyak 5.000 volt dan lebih tinggi lagi pada busi yang baru, berkaitan dengan penambahan celah busi dan perubahan bentuk elektroda tengah yang terjadi akibat pemakaian. Penyetelan kembali celah busi akan menurunkan kebutuhan tegangan kira-kira sama dengan busi baru, selama busi tidak mengalami kerusakan. Kebutuhan tegangan maksimum terjadi pada saat melakukan percepatan dari putaran rendah sampai 20.000 volt. Tegangan lebih rendah diperlukan saat kecepatan konstan (kecepatan jelajah) Misalnya 60 Km perjam 12.000 volt 100 Km per jam 18.000 volt Lebih banyak tenaga diperlukan maka tegangan akan naik pada batas yang diperlukan untuk melakukan ionisasi pada celah busi. Tegangan pada putaran langsam adalah rendah – 5.000 – 8.000 volt. Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 10/14
  • 11. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Kondisi engine ‘tidak ada pembakaran’ pertama terjadi pada putaran rendah, kondisi percepatan yang berat. Tegangan yang dibutuhkan akan melebihi tegangan maksimum yang diijinkan. Tegangan yang diperlukan 50.000 volt, yang tersedia 40.000 volt, maka tidak akan terjadi pembakaran. Lamanya Percikan Lamanya percikan pembakaran, atau panjangnya waktu loncatan bunga api listrik, menjadi sangat penting yang hubungannya dengan pengendalian gas buang. Campuran kurus perlu untuk mendapatkan tingkat emisi gas buang yang rendah. Bagaimanapun juga dengan campuran kurus, jika lamanya waktu pembakaran tidak cukup, campuran tidak akan terbakar dengan baik. Lamanya waktu pembakaran harus berada antara 0,8 – 2 millidetik dengan arus antara 100 – 150 milliamper untuk mendapatkan pembakaran yang baik. Banyak osiliskop produksi terakhir mempunyai sekala millidetik sehingga memungkinkan melakukan pengukuran tersebut . Gambar 2. Osiloskop Pola bentuk gelombang Sekunder tunggal Energi – Energi Pembakaran dan Putaran Engine Hasil penelitian menunjukkan pembakaran campuran udara/bahan bakar dan demikian juga dengan unjuk kerja engine dapat dipengaruhi oleh jenis busi, saat pembakaran dan energi pembakaran. Catatan: Diperlukan kira-kira 0,2 millijoule (mJ) pada setiap pembakaran untuk membakar campuran udara/bahan bakar dengan percikan bunga api. Campuran kurus dan gemuk memerlukan lebih dari 3 mJ. Energi yang terdapat pada percikan bunga api tergantung pada energi yang tersimpan pada coil primer selama masa dwell (kontak poin dalam keadaan menutup), dan pada coil, semakin tinggi arus primer semakin tinggi pula tenaga keluarannya. Mungkin Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 11/14
  • 12. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical terjadi percikan dengan energi rendah dan hal ini tidak akan menghasilkan pembakaran. Jika energi pembakaran yang tersedia tidak mencukupi, pembakaran tidak terjadi; campuran tidak dapat dibakar dan akan terjadi kegagalan pembakaran. Inilah sebabnya mengapa energi pembakaran yang cukup harus disediakan untuk menjamin bahwa, bahkan dalam kondisi eksternal yang paling buruk, campuran udara/bahan bakar selalu terbakar. Hal ini mencukupi untuk membakar sedikit uap gas yang mudah terbakar dan kemudian gas yang telah terbakar ini akan membakar seluruh campuran di dalam silinder, dengan demikian menghasilkan pembakaran bahan bakar. Sistem pengapian modern sementara menghasilkan tegangan yang lebih tinggi, adalah lebih penting menghasilkan percikan bunga api dengan lebih banyak energi dalam bentuk yang lebih sederhana (nyala yang lebih besar). Kebutuhan untuk menghasilkan energi yang besar maka arus pada lilitan primer adalah 7 – 8 amper. (Sistem Pengapian Energi Tinggi) Saat Pengapian Tegangan sekunder harus diteruskan pada seluruh kondisi kerja engine sehinga engine dapat menghasilkan tenaga maksimum. Untuk mendapatkan tenaga engine maksimum, pembakaran harus dilakukan sebelum piston mencapai titik mati atas (TMA) pada saat langkah kompresi. Campuran bahan bakar akan disulut, mulai terbakar dan akan mencapai tekanan pembakaran maksimum setelah piston melampaui TMA. Piston kemudian akan ditekan ke bagian bawah silinder dengan tenaga penuh hasil pembakaran. Pembakaran Normal Gambar 3. Percikan bunga api terjadi Pada saat piston bergerak ke atas pada langkah kompresi, percikan bunga api terjadi pada saat yang tepat untuk membakar campuran dan meneruskan proses pembakaran. Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 12/14
  • 13. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Gambar 4. Pembakaran dimulai Piston masih bergerak ke atas, campuran sedang terbakar dengan ‘nyala depan’ dengan stabil merambat ke seluruh ruang bakar. Gambar 5. Pembakaran selesai Piston bergerak melampaui TMA dan pada kira-kira 10 derajat perputaran poros engkol setelah TMA, dihasilkan tekanan pembakaran maksimum. Ini mendorong piston bergerak ke bawah pada saat langkah usaha. Catatan: Pembakaran campuran bahan bakar ini terjadi dalam waktu yang dapat diukur – proses pembakaran ini tidak terjadi seketika. Pengendali Waktu Pengapian Centrifugal Penyalaan dimajukan (yaitu dilakukan lebih cepat) secara otomatis sesuai peningkatan putaran engine dan diperlambat secara otomatis apabila putaran engine turun. Pengendali Waktu pengapian Vacuum. Saat pengapian diubah tergantung pada beban engine dilakukan dengan cara merubah kecepatan pembakaran. Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 13/14
  • 14. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical - Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, campuran akan terbakar dengan cepat saat proses pembakaran. - Jika campuran miskin akan tekanan kompresi rendah, campuran akan terbakar dengan rentang yang lebih lambat. Pengaturan saat pengapian untuk engine pembakaran dalam adalah hal yang sangat penting untuk mendapatkan unjuk kerja terbaik dan batas emisi gas buang yang ditentukan oleh perancang. Adalah penting bagi orang yang terlibat dalam perawatan engine untuk menyadari pentingnya saat pengapian dan pengendalian emisi. Pemajuan yang berlebihan dapat menyebabkan: - Detonasi - Overheating - Kehilangan tenaga (loss of power) - Peningkatan emisi - Kerusakan komponen mekanik yang parah termasuk terbakarnya piston, kerusakan ring, kerusakan bantalan dan kerusakan katup-katup. Mengatur agar pembakaran terlambat menyebabkan: - Kehilangan tenaga (loss of power) - Peningkatan emisi - Boros bahan bakar - Overheating Pembakaran Awal (Pre-Ignition) Pembakaran awal sesuai dengan nama yang diberikan adalah pembakaran yang terjadi sebelum waktunya. Ada dua penyebab utama yang menimbulkan pembakaran awal. a. Penyetelan saat pengapian dibuat lebih awal Pembakaran terjadi dan tekanan pembakaran maksimum dicapai sebelum piston mencapai titik mati atas (TMA). Tekanan pembakaran mencoba mendorong piston mundur kebelakang dengan arah yang berlawanan. Gambar 6. Pembakaran awal - akibat saat pengapian dibuat lebih awal. Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 14/14
  • 15. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical b. Sebuah titik panas (arang yang membara) di dalam silinder membakar campuran bahan bakar sebelum percikan bunga api terjadi. Tekanan pembakaran maksimum terjadi sebelum piston mencapai TMA. Tekanan pembakaran mencoba mendorong piston mundur dengan arah yang berlawanan. Gambar 7. Pembakaran awal - akibat titik panas membakar campuran bahan bakar Detonasi Detonasi terjadi apabila temperatur di dalam ruang pembakaran berlebihan. Busi membakar campuran secara normal. Secara tiba-tiba setelah pembakaran pertama, campuran dibakar oleh titik panas pada sisi lain ruang bakar. Terjadi pertemuan dua hasil pembakaran. Campuran terbakar pada rentang peledakan (bukan pembakaran normal). Dalam hal ini piston mendapatkan tekanan pukulan/hentakan. Gambar 8. Ditonasi disebabkan pertemuan dua pembakaran Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 15/14
  • 16. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Engine Terus Hidup (Running On) Engine terus hidup (dengan getaran yang tinggi) berarti engine tidak mau mati walaupun kunci kontak telah diputus. Penyebab: 1. Saat sistem pengapian terlalu maju (retarded) akan menyebabkan engine overheat. Pada saat kunci kontak diputus sejumlah campuran udara/bahan bakar masih terus memasuki ruang bakar dan ini akan dibakar oleh titik panas yang terdapat pada ruang pembakaran, dan engine akan terus hidup. 2. Putaran langsam engine modern adalah sangat tinggi, karburator dilengkapi dengan mekanisme untuk menghentikan campuran bahan bakar memasuki engine saat dimatikan. Penyetelan karburator yang tidak tepat dapat menyebabkan bahan bakar memasuki engine. Pembakaran akibat temperatur tekanan kompresi yang tinggi dan bahan bakar akan menyebabkan engine tetap hidup. 3. Campuran udara/bahan bakar yang terlalu kaya atau terlalu kurus akan menyebabkan engine terlalu panas, saat kunci kontak dimatikan bahan bakar masuk ke dalam engine dan menyebabkan engine tetap hidup. Cara Kerja Sistem Pengapian OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 16/14