SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF
KENDARAAN RINGAN
ELECTRICAL
DIAGOSA SISTEM PENGAPIAN -
ENGINE ANALYZER
OTO.KR05.011.01
MODUL 5 DARI 5
BUKU
INFORMASI
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Daftar Isi Halaman
Bagian - 1 2
Pendahuluan 2
Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan 2
Disain Modul 2
Isi Modul 3
Pelaksanaan Modul 3
Definisi istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI)
4
Hasil Pelatihan 5
Pengenalan 5
Prasyarat 5
Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC) 5
Keselamatan Kerja 6
Bagian - 2 7
Prosedur Diagnosa Sistem Pengapian (Engine Analyzer) 7
• Petunjuk Servis 7
• Pemeriksaan Pendahuluan Sistem Pengapian 8
• Engine Analyzer Dengan Osiloskop 10
• Osiloskop 11
• Analisa Pola Sekunder 12
• Analisis Terhadap Pola Primer 14
• Pengukuran Sudut Dwell 15
• Pola Sistem Pengapian Yang Dikontrol Secara Elektronik 17
• Pengetesan Pick-Up Sistem Pengapian Elektronik 18
• Analyser Kontrol 20
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia OTO.KR05.011.01
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 2/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Bagian - 1
Pendahuluan
Modul ini terdiri dari tiga buku petunjuk yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku
Penilaian. Ketiga buku tersebut saling berhubungan dan menjadi referensi Modul
Pelatihan. Berikut ini adalah Buku Informasi.
Modul Pelatihan ini menggunakan Pelatihan Berbasis Kompetensi sebagai
pendekatan untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai di tempat kerja.
Pelatihan Berbasis Kompetensi memfokuskan pada keterampilan seseorang yang
harus dimilki di tempat kerja. Fokusnya adalah pada pencapaian keterampilan dan
bukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan.
Modul Pelatihan ini berdasarkan pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI). Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) adalah pernyataan
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diakui secara nasional yang diperlukan
untuk penanganan perbaikan disektor otomotif.
Modul Pelatihan ini terutama digunakan sebagai Kriteria Penilaian terhadap Standar
Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) OTO.KR05.011.01
Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan
Pada modul Pelatihan ini, seseorang yang menyampaikan materi pelatihan lebih
dikenal sebagai Pelatih. Di sekolah-sekolah, institusi-institusi dan pusat-pusat
pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan guru, instruktur, pembimbing
atau sebutan lainnya.
Berkaitan dengan keterangan di atas, seseorang yang berusaha mencapai
kemampuan disebut sebagai Peserta Pelatihan. Pada sekolah-sekolah, institusi-
institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan
siswa, murid, pelajar, peserta, atau sebutan lainnya.
Pelatihan adalah proses pengajaran yang berlangsung di sekolah, institusi ataupun
Balai Latihan Kerja.
Disain Modul
Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual/mandiri :
• Pelatihan Klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih.
• Pelatihan Individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta
dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan
bantuan dari pelatih.
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 3/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Isi Modul
Buku Informasi
Buku Informasi ini adalah sumber untuk pelatih dan peserta pelatihan yang berisi :
• informasi yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan sebelum melaksanakan
praktek kerja.
Buku Kerja
Buku Kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan
Individual/mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:
• kegiatan-kegiatan akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan
memahami informasi
• kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan.
• kegiatan penilaian untuk menilai pengetahuan peserta pelatihan
• kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktek kerja.
Buku Penilaian
Buku Penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan
peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
• kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
keterampilan
• metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta
pelatihan
• sumber-sumber yang dapat digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan
• semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja
• petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek
• catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
Pelaksanaan modul
Pada Pelatihan Klasikal, pelatih akan :
• menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai
sumber pelatihan
• menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan
• menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan
pelatihan
• memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/tanggapan dan
menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja
• menggunakan Buku Penilaian untuk menilai jawaban/tanggapan dan hasil-hasil
peserta pelatihan pada Buku Kerja.
Pada Pelatihan Individual/mandiri, peserta pelatihan akan :
• menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 4/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
• menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja
• memberikan jawaban pada Buku Kerja
• mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja
• memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh Pelatih.
Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI)
Prasyarat
Kompetensi yang dibutuhkan sebelum memulai suatu kompetensi tertentu.
Elemen Kompetensi
Tugas-tugas yang harus dilakukan untuk mencapai suatu keterampilan.
Kriteria Unjuk Kerja
Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjukkan keterampilan pada
setiap elemen.
Batasan Variabel
Ruang lingkup materi dan persyaratan yang memenuhi kriteria unjuk kerja yang
ditetapkan.
Panduan Penilaian
Merupakan petunjuk bagaimana peserta pelatihan dinilai berdasarkan kriteria unjuk
kerja.
Konteks
Merupakan penjelasan tentang dari mana, bagaimana dan metode penilaian apa
yang seharusnya digunakan.
Aspek-aspek yang diperlukan
Menentukan kegiatan inti yang harus dinilai.
Persyaratan Level Literasi dan Numerasi
Persyaratan Modul Literasi Level 1 dan Numerasi Level 1
Level Literasi
1 Kemampuan untuk membaca, memahami dan menghasilkan teks dasar.
2 Kemampuan untuk memahami hubungan yang kompleks pada teks dan
memahami informasi lisan dan tulisan yang diberikan.
3 Kemampuan untuk menulis, menganalisa kritik dan mengevaluasi teks.
Level Numerasi
1 Kemampuan untuk menggunakan simbul-simbul dasar, diagram, istilah
secara matematik dan dapat memahami konteks serta dapat
mengkomunikasikan secara matematik.
2 Kemampuan untuk menguji, memahami dan menggunakan konsep
matematik yang kompleks pada batasan konteks.
3 Kemampuan untuk menganalisa kritik, mengevaluasi dan menggunakan
simbol-simbol matematik, diagram, chart dan teori-teori yang kompleks.
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 5/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 6/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Hasil Pelatihan
Setelah menyelesaikan materi pelatihan ini, tanpa bantuan peserta pelatihan lain
peserta pelatihan harus mengerti sistem prinsip dasar kerja mesin dan dapat
menjelaskan fungsi dari setiap sistem pada kendaraan :
• Memperagakan kegiatan praktek yang mengurangi resiko kecelakaan diri dan
kerusakan alat, peralatan, komponen dan kendaraan
• Memperkirakan kemungkinan kerusakan system pengapian dari gejala-gejala
yang terjadi.
• Memilih dan menggunakan peralatan uji yang sesuai.
• Menguji saat pengapian dan pemaju pengapian (advancer).
• Menguji dan memeriksa komponen system pengapian untuk menentukan
keterpakaiannya.
• Menganalisa hasil pengujian dan mengidentifikasi gangguan system pengapian.
Pengenalan
Pada program ini anda akan diperkenalkan pada prosedur pengujian dan peralatan
yang memungkinkan anda dapat mendiagnosa system pengapian otomotif.
Tujuannya adalah memberikan anda pengetahuan yang akan mendukung
keterampilan yang anda perlukan untuk mendiagnosa dan memperbaiki system
pengapian otomotif untuk memastikan system pengapian tersebut mampu
menghasilkan tegangan tinggi yang diperlukan untuk membakar campuran bahan
bakar/udara yang ada di dalam silinder.
Prasyarat
Sebelum mengikuti modul ini, peserta pelatihan harus sudah menyelesaikan modul
berikut ini :
• OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC)
Jika seorang peserta menyatakan dia mampu/cakap dalam menyelesaikan tugas-
tugas yang ditentukan pada hasil pelatihan, dia harus dapat membuktikan
kemampuannya kepada pelatih.
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 7/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Keselamatan Kerja
Umum
Baca dan patuhi peraturan keamanan dan kesehatan yang diberikan sebelum anda
melaksanakan materi sistem pendingin dalam modul ini. Ringkasan materi yang
terdapat dalam modul OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.
Pribadi
Ikuti langkah-langkah pencegahan demi keamanan seperti yang tertera dalam modul
OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Modul ini dilaksanakan pada lingkungan kerja yang bebas dari gangguan.
Bekerja dengan listrik memerlukan keamanan yang sangat ketat.
Lakukan penanganan khusus saat menyentuh setiap sambungan listrik. Percikan
bunga api yang terjadi saat melakukan hubungan singkat atau saat menyambung/
melepas kabel potensial menimbulkan bahaya di lingkungan baterai.
Semua sistem pengapian listrik adalah berbahaya. Saat bekerja pada system
pengapian, selalu matikan aliran listrik atau melapas sumber tegangan.
Pekerjaan tersebut mencakup :
• Penggantian komponen seperti busi, koil pengapian, distributor dan kabel
tegangan tinggi, dll.
• Penyambungan peralatan uji engine seperti timing light strobo, dwell-tachometer
dan osiloskop pengapian, dll.
Saat menguji system pengapian dimana kunci kontak terhubung, tegangan yang
membahayakan ada di seluruh system. Dengan demikian pengujian hanya dilakukan
oleh mereka yang terampil.
Rangkaian listrik pada kendaraan perlu diperlakukan dengan hati-hati, berhati-hatilah
dengan apa yang anda sambung/lepas saat system kelistrikan terhubung pada
baterai. Kerusakan permanen mungkin terjadi pada peralatan elektronik.
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 8/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Bagian – 2
Prosedur Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer
Petunjuk Servis
Komponen-komponen pengapian otomotif itu kompleks dan seringkali mudah rusak,
karenanya selalulah berhati-hati pada waktu melakukan prosedur servis.
Gagal dalam menjalankan pedoman servis dapat mengakibatkan kerusakan system
yang sangat merugikan.
Peringatan:
Beberapa macam servis mengharuskan system pengapian enerji
tinggi dan system pengisian bahan bakar tidak diaktifkan.
Amati prosedur yang dianjurkan berikut.
Penanganan yang tidak tepat dapat mengakibatkan:
- Kecelakaan atau kematian
- Kebakaran kendaraan
- Kerusakan engine
- Kerusakan komponen elektronik.
Gambar 1. Penanganan Servis Yang Aman.
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 9/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Pencegahan:
Bila kendaraan mempunyai sistem bahan bakar elektronik komputernya mempunyai
memori yang memuat informasi diagnosa dalam bentuk kode. Melepaskan hubungan
terminal baterai dapat menghapus kode tsb. Bila system bahan bakar rusak,
pastikan kerusakannya dengan menggunakan kode sebelum melepaskan baterai
mobil.
* Memori dapat disusun kembali setelah beberapa urutan menghidupkan mobill.
* Pelepasan baterai dapat mempengaruhi jam, radio dan memori kontrol jelajah.
Catatan:
Perangkan pengaman memori tersedia.
Untuk lengkapnya, baca lebih rinci manual servis rutin dari pabrik.
Pemeriksaan Pendahuluan Sistem Pengapian
Untuk setiap kesalahan pengapian pemeriksaan visual pendahuluan harus dilakukan
dahulu sebelum melakukan prosedur diagnosa kerusakan yang lebih luas.
Gambar 2. Bidang-Bidang Pemeriksaan Sistem Pengapian.
- Periksalah semua pemasangan kawat listrik bila terbakar, isolasinya rusak
atau terminal-terminalnya longgar.
- Periksalah kabel bertegangan tinggi bila terbakar atau isolasinya rusak dan
terminal-terminalnya berkarat.
- Periksalah koil pengapian bila rusak atau olinya bocor.
- Periksalah distributornya bila sekrup-sekrupnya, kontak-kontaknya longgar,
generator sinyal rusak atau porosnya aus.
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 10/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
- Periksalah tutup distributor dan rotor bila retak, korosi atau elektroda-
elektrodanya terbakar.
- Periksalah busi bila isolasinya rusak atau ada tanda-tanda korslet.
Unjuk Kerja Sistem Pengapian
Engine modern dengan pembatasan emisi cenderung bekerja dengan menggunakan
campuran yang tipis dan perbandingan kompresi yang ringan. Bahkan dengan
rancangan engine yang sedemikian rupa dirancang untuk menghasilkan campuran
udara dan bahan bakar yagn mencukupi campuran tipis tersebut kadang-kadang
sulit terbakar. Juga tingkat emisi yang rendah telah menempatkan saat percikan
(spark timing) pada posisi yang sangat penting.
Sistem pengapian harus bekerja dengan baik untuk mencegah:
* unjuk kerja engine/kendaraan rendah
* terjadinya pemborosan bahan bakar
* tingkat emisi tinggi
Peringatan:
Sistem pengapian enerji tinggi dapat menyebabkan kejutan
listrik yang fatal.
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 11/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Engine Analyzer Dengan Osiloskop
Pengetesan system pengapian otomotif yang modern dilakukan dengan Engine
Analyzer. Engine Analyzer merupakan kombinasi instrumen-instrumen yang
terkoordinasi sehingga teknisi dapat memeriksa pengapian, pengecasan, dan
system-sistem pengengkolan engine dengan tingkat akurasi yang tinggi dan lengkap.
Engine Analyzer memungkinkan penganalisaan masalah dilakukan dengan cepat
dan efisien.
Secara mendasar, Engine Analyzer menggabungkan test meter – ohmmeter,
ammeter, tachometer tradisional dengan sebuah osiloskop semuanya dalam satu
kabinet. Kontrol-kontrol Analyzer memungkinkan osiloskop dan berbagai meter yang
digunakan bersama untuk mengetest kinerja masing-masing elemen dalam sistem
pengapian, mendeteksi problem-problem dan kegagalan-kegagalan, dan melokalisir
penyebab khusus permasalahan tsb.
Engine Analyzer terdiri dari empat elemen utama:
- Instrumentasi (scope dan meter)
- Kabel-kabel test
- Kontrol-kontrol
- Rangkaian internal
Gambar 3. Engine Analyzer.
Pengamatan-pengamatan dan pengukuran-pengukuran yang dapat anda peroleh
dari scope dan meter tergantung pada sinyal-sinyal listrik Penganalisa dari engine.
Sinyal-sinyal ini ditangkap dan dikirimkan ke Penganalisa oleh sejumlah probe atau
kabel-kabel test yang masing-masing dihubungkan ke point khusus dalam system
pengapian.
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 12/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Osiloskop
Osiloskop adalah piranti mirip dengan layar televisi atau tabung sinar katoda (CRD)
yang digunakan pada ahli ilmu pengetahuan dan insinyur sebagai instrumen ilmiah.
Osiloskop Engine Analyzer melaporkan cara kerja engine secara terus menerus,
akurat dan langsung pada saat engine tersebut hidup dengan cara memonitor
kinerja rangkaian primer dan sekunder system pengapian.
Gambar 4. Pola-Pola Osiloskop Normal (Pengapian coil triggered – Breaker).
Apa yang dilakukan osiloskop ini cukup sederhana: mengukur tegangan berkenaan
dengan waktu. Karena layar scopenya datar atau permukaannya 2 dimensi, ini
dapat digunakan untuk mengukur kedua kuantitas pada waktu yang bersamaan.
Tegangan diukur pada layar vertical; waktu diukur pada layar horizontal.
Gambar 5. Tegangan dan Pengukuran Waktu.
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 13/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Merupakan kemampuan unit scope untuk dapat menggambar perubahan tegangan
melampaui perioda waktu yang dapat dikontrol yang memungkinkannya sangat
bermanfaat dalam mengetest kinerja system pengapian pada engine otomotif.
Gambar 6. Saat Pengapian Diukur dalam Derajat Rotasi Poros Distributor.
Sistem pengapian mobil direncanakan untuk menghasilkan fluktuasi tegangan yang
luas. Masing-masing fluktuasi dimaksudkan untuk alasan khusus atau mengerjakan
tujuan khusus. Besaran tegangan ini dapat mencapai 40.000 volt. Waktu yang tepat,
bila masing-masing fluktuasi ini harus terjadi, merupakan hal yang sangat penting
bagi para insinyur yang merancang engine dan system pengapiannya.
Analisa Pola Sekunder
Gambar 7. Pola Sekunder: 1 = Point-point Distributor terbuka
2 = Tegangan Pengapian.
1. Kontak-Kontak Distributor Terbuka
Arus primer berhenti dan medan magnet collaps memotong kedua lilitan primer
dan lilitan sekunder.
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 14/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
2. Tegangan Pengapian
Dengan dibantu oleh kondensor, bidang magnetis jatuh dan pulsa bertegangan
tinggi diproduksi dalam lilitan sekunder. Bandul/Beban yang dihubungkan ke
lilitan sekunder adalah busi. Sebenarnya sebuah celah percikan bunga api
dimana di atasnya percikan bunga api harus terpercik. Celah percikan ini
mulanya secara kelistrikan tidak menghantarkan listrik, sehingga pada saat
pertama lilitan sekunder tidak dibebani dan tegangan sekunder meningkat pada
tingkat yang tinggi. Tegangan sekunder meningkat sampai cukup untuk percikan
bunga api terpercik. Hanya sekarang apakah arus listrik (percikan bunga api)
dan tegangan sekunder jatuh akibat beban (arus) ini.
Tegangan sekunder maksimum sebelum percikan terpercik, yang dapat dilihat
sebagai puncak vertical pada pola, dikenal sebagai tegangan pengapian. Hal
tersebut tergantung pada banyak factor, seperti celah elektroda, kompresi,
formasi campuran, kondisi system pengapian, dsb.
Tegangan pengapian untuk semua silinder kira-kira harus sama.
Gambar 8. Pola Sekunder: a = Durasi Percikan. 3 = Tegangan Percikan.
4 = Puncak Tegangan Pengapian, 5 = Garis Percikan.
3. Percikan Bunga Api (Spark)
Bila tegangan pengapian dicapai, celah percikan di dalam busi tiba-tiba dapat
menghantar listrik dan percikan terjadi. Tegangan yang jauh lebih rendah
diperlukan untuk mempertahankan percikan ini (durasi percikan).
4. Garis Percikan
Setelah tegangan pengapian berada pada puncak pola sekunder, percikan terjadi
hampir seperti garis horizontal, yang pada pemeriksaan lebih lanjut terlihat
terlapisi oleh pulsa-pulsa kecil pendek (garis-garis percikan). Jarak garis ini dari
garis nol skala osiloskop merupakan ukuran tegangan selama percikan
terpercik. Tegangan ini juga disebut tegangan percikan.
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 15/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Gambar 9. Pola Sekunder: 6 = proses decay.
5. Proses Decay
Bila enerji coil pengapian tidak lagi dapat mempertahankannya, percikan bunga
api pecah. Setelah percikannya pada enerji yang masih ada pada koil pengapian
mengarah ke proses decay, yaitu padam dari osilasi dalam rangkaian osilatori.
Gambar 10. Pola Sekunder: 6 = Breaker Kontak Tertutup.
Analisis Terhadap Pola Primer
Gambar 11 : Pola primer : 1 = Kontak poin terbuka, 2 = Tegangan primer
1. Point-Point Distributor Terbuka
Arus primer berhenti dan medan magnit collapse memotong lilitan primer dan
sekunder.
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 16/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
2. Tegangan Induksi Diri Koil Primer
Pulsa pertama tegangan induksi diri di dalam koil primer setelah kontak point
distributor terbuka sangat tinggi karena pada saat ini tidak ada percikan bunga
api yang terjadi dan karenanya tidak ada damping tambahan yang terjadi.
Gambar 12. Pola Primer: a = osilasi primer, b=proses decay,
6 = kontak poin tertutup
Deskripsi Gambar 13.
a. Setelah pulsa primer dari tegangan primer induksi diri pertama tinggi,
tegangan primer dengan cepat lenyap, dengan menghasilkan osilasi
tegangan pada arah baik positif maupun negatif selama perioda waktu
percikan bunga api.
b. Begitu percikan bunga api sekunder berhenti enerji yang tersisa di lilitan koil
primer dan plat-plat kondensor berkurang selama proses decay.
c. Kontak point tertutup arus primer dihubungkan.
Pengukuran Sudut Dwell
Kita sudah mengetahui bahwa terbentuknya medan magnit di dalam coil pengapian
memerlukan waktu. Bila tidak tersedia waktu, kinerja pengapian sepenuhnya tidak
tercapai. Ini dapat menyebabkan kegagalan pembakaran pada rentang kecepatan
engine bagian atas. Pembentukan medan magnit dimulai saat point-point menutup.
Karenanya waktu selama point-point tertutup, yang dikenal sebagai perioda dwell,
tersebut harus mencukupi. Hal tersebut tergantung pada 3 faktor berikut:
1. Banyaknya silinder di dalam engine.
2. Kecepatan engine.
3. Sudut dwell dari distributor pengapian.
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 17/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Sudut dwell diketahui sebagai sector sudut rotasi di mana kontak-kontak tertutup.
Gambar 13. 1 = sudut pembukaan ( untuk engine 4 silinder),
2 = sudut Dwell
Sudut dwell dapat dibaca dari skala hampir semua osiloskop.
Sudut Dwell dalam %.
Puncak-puncak tegangan pembakaran harus berada pada 1 dan 100% pada skala,
sehingga proses pengapian menempati seluruh skala. Karena skala persentase
pada garis dasar bergerak dari kanan ke kiri, sudut dwell dapat langsung dibaca.
Pada contoh ini adalah 60%.
Sudut Dwell dalam derajat.
Polanya dapat diubah ke bawah ke skala derajat. Sudut dwell karenanya dapat
dibaca langsung dalam derajat.
Gambar 14. Pengukuran sudut Dwell dalam Persen (%) dari pola sekunder.
1 = Kontak poin terbuka, 2= Kontak poin menutup (sudut Dwell)
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 18/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Gambar 15. Pengukuran sudut Dwell dalam Persen (%) dari pola primer.
1 = Kontak poin terbuka, 2= Kontak poin menutup (sudut Dwell)
Pola Sistem Pengapian Yang Dikontrol Secara Elektronik
Pola sekunder sebenarnya sama dengan pola system pengapian coil yang dipicu
point konvensional, berkenaan dengan bagian dwell, tegangan pembakaran,
percikan bunga api dan proses decay.
Dalam hal ini yang berbeda hanyalah bahwa selain mengatakan kontak pointnya
terbuka atau tetutup, transistornya berada dalam keadaan menghantar atau tidak
menghantar listrik.
Gambar 16. Pola Primer dan sekunder untuk system pengapian elektronik.
1. Transistor tidak menghubung.
2. Primer: Tegangan Zener, Sekunder: tegangan pembakaran
3. Transistor menghubung
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 19/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Pola primer pada sekilas pandang ini menggambarkan bahwa pola ini secara
substansial berbeda dengan pola system pengapian coil yang dipicu point. Osilasi
mentyusut pada awal bagian yang terbuka, hasil dari interaksi kondensor pengapian
dan lilitan primer dari koil pengapian hampir seluruhnya tidak muncul (absen).
Ini dengan mudah dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dengan pengapian koil yang diperlengkapi transistor maka tidak ada kondensor.
Sedikit osilasi pada awal bagian yang terbuka disebabkan oleh kapasitansi pada
rangkaian dan mungkin oleh kapasitor pelindung kapasitansi rendah pada output
dari pengapian yang diperlengkapi transistor.
Pengetesan Pick-Up Sistem Pengapian Elektronik
Pola-pola pick-up pengapian sinyal input dan output dapat dianalisa dengan
osiloskop.
Sensor Hall
Sinyal output sensor hall adalah pulsa yang berbentuk segi empat. Tegangannya
tergantung pada spesifikasi pabriknya. Ciri-ciri penting yang perlu diperhatikan
adalah bentuk dan frekuensi dari gelombang segi empatnya. Setiap distorsi sinyal
menunjukkan bahwa sensornya gagal.
Gambar 17. Pola keluaran sensor Hall
Sensor Optik
Pola output sensor optik juga merupakan gelombang segi empat mirip dengan
sensor hall. Variasi system akan muncul untuk membentuk gelombang dan tegangan
sinyal tergantung pada spesifikasi pabriknya.
Generator Pulsa
Generator pulsa magnetik membangkitkan bentuk gelombang AC dari bermacam-
macam tegangan dan frekuensi yang tergantung pada pengoperasian RPM.
Bentuk gelombang output dikarakterisasikan dengan lengkungan yang lambat yang
dihasilkan dari perubahan tegangan negatif ke tegangan positif dengan penurunan
yang hampir langsung dari positif ke negatif pada saat pengapian.
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 20/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Gambar 18. Pembangkitan tegangan AC oleh Pembangkit pulsa magnetik
Fluktuasi negatif akan memicu percikan bunga api sekunder pengapian, yang
menyebabkan masalah timing utama bagi engine.
Diagnosa Kesalahan
Osiloskop analyzer engine memiliki fungsi test khusus. Kabel sensor dapat diperiksa
pada penghubung-penghubung lilitannya. Bila dihubungkan sebagaimana sesuai
dengan spesifikasi pabriknya osiloskop akan menghasilkan gambaran output sensor
yang akurat.
Pola scope (bidang) berubah dari normal dengan ketidakberfungsian pada system
pengapian. Kondensor yang bocor, busi-busi yang kotor, koil yang pendek, point-
point yang berlubang ….. ini semua dan tempat (spots) yang bermasalah
menghasilkan pola-pola dengan karakteristiknya sendiri yang berbeda dari
normalnya.
Scopenya tidak akan menunjukkan tempat dan memberi label bila setiap system
pengapian mendapat masalah.
Sebenarnya, yang hanya dapat dilakukan scope adalah menunjukkan pola
gambaran listrik pengoperasian system pengapian. Anda, sebagai pendiagnosa,
harus menterjemahkan pola tsb. dan dalam beberapa hal membuktikan atau
menunjukkan masalah khusus yang digambarkan scope dengan tepat.
Dengan kata lain, scope adalah alat – alat bantu yang penting – tetapi bukan
pendiagnosa yang terampil.
Di tangan teknisi yang terampil, Analyser dapat melakukan diagnosa permasalahan
yang terjadi di keseluruhan system engine dengan cepat dan akurat. Alat tersebut
dapat merespon kegagalan pemakaian pada:
• Kondensor
• Coil
• Point distributor
• Rotor
• Cap/tutup
• Sinyal generator
• Unit Kontrol Pengapian Elektronik
• Busi
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 21/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
• Lilitan
• Saklar-saklar dan relay
• Baterai
• Alternator
• Regulator
Sebagai tambahan, scope dapat mengarahkan anda ke sumber-sumber
permasalahan mekanis seperti:
• Poros distributor yang aus
• Rantai timing yang aus
• System bahan bakar yang gagal berfungsi
dan banyak lagi kegagalan engine atau kinerja yang buruk lainnya.
Engine Analyser dibuat oleh banyak pabrik. Banyak perbedaan diantara Analyser
yang dibuat, tetapi semua tujuan penggunaan Analyser tersebut persis sama.
Analyser Kontrol
Pengujian yang akurat dan efisien diperlukan dimana anda harus membiasakan diri
dalam penggunaan Engine Analyser dan setiap fungsinya. Buku manual
penggunaan akan memberikan rincian lengkap tentang prosedur penggunaannya.
Osiloskop mampu menampilkan:
- Pola pengapian primer.
- Pola pengapian sekunder
- Pemilihan pengujian khusus agar memungkinkan pola komponen lain
dianalisa.
Pola system pengapian dapat ditampilkan dalam bentuk-bentuk yang berbeda untuk
memungkinkan pemeriksaan dan pembandingan dari pola pengapian yang
dihasilkan pada setiap silinder.
Pola Silinder Berbaris
Gambar 19. Pola berbaris
Pola berbaris ini memungkinkan pengidentifikasian variasi tegangan setiap silinder
dan fluktuasi system dapat dilihat dengan cepat.
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 22/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Pola Silinder Bersusun
Gambar 20. Pola silinder bersusun
Pola silinder bersusun memungkinkan pembandingan variasi waktu antara pola
silinder seperti:
- Saat kontak point terbuka
- Variasi dwell
- Saat kontak point tertutup
- Variasi dwell
Pola Silinder pendiagnosa Menumpuk
Gambar 21. Pola silinder bertumpuk
Pola silinder menumpuk memungkinkan pembandingan yang cepat terhadap setiap
pola untuk mengidentifikasi perubahan yang halus pada setiap silinder.
Pola Kesalahan Pengapian yang Umum
Pola Sekunder
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 23/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Kesalahan 1
Gambar 22. Pola menunjukkan tegangan pembakaran tinggi
Satu atau lebih tegangan pengapian tinggi atau rendah.
Penyebab permasalahan :
- Celah busi tidak tepat.
- Busi rusak.
- Rangkaian terbuka pada distributor.
- Rangkaian terbuka pada kabel tegangan tinggi.
- Masalah system bahan bakar pada engine.
Kesalahan 2.
Gambar 23. Pola menunjukkan kemiringan garis pembakaran
Garis pengapian miring pada satu atau lebih silinder.
Penyebab permasalahan:
- Resistansi tegangan tinggi besar atau terbakar.
Kesalahan 3.
Gambar 24. Pola menunjukkan fluktuasi garis pembakran
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 24/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Dengan menggabungkan pola berbaris untuk memperlihatkan garis pembakaran dan
ketidakstabilan setiap silinder.
Penyebab permasalahan:
- Busi penuh dengan jelaga/karbon atau tertututup oli.
Kesalahan 4.
Gambar 25. Cacat pada osilasi coil
Osilasi koil hilang pada bagian decay dan perioda dwell.
Penyebab permasalahan:
- Terjadi hubungan singkat pada lilitan sekunder koil.
Kesalahan 5.
Gambar 26. Pola terbalik
Pola normal terbalik. Puncak tegangan pengapian menghadap ke bawah.
Penyebab permasalahan:
- Sambungan polaritas koil terhubung t erbalik.
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 25/24
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical
Pola Primer
Kesalahan 6.
Gambar 27. Cacat pada proses decay
Proses decay pada pola primer dan sekunder sangat rapat; jumlah osilasi berkurang.
Penyebab permasalahan:
- Resistansi seri kondensor rendah.
Kesalahan 7.
Gambar 28. Puncak tegangan pembakran semua silinder
Dimulai dengan pola anak tangga
Puncak tegangan pada seluruh silinder dimulai dengan anak tangga.
Penyebab permasalahan:
- Resistansi seri kondensor.
Catatan:
Pola primer dan sekunder system pengapian elektronik sedikit berbeda dengan
pola kontak point dalam program ini. Selalulah menggunakan spesifikasi pabrik
bila mendiagnosa kesalahan pada semua system pengapian.
Alat ukur engine analyzer digunakan bergabung dengan osiloskop untuk membantu
mendiagnosa kesalahan. Setiap alat ukur (meter) juga dapat digunakan terpisah dari
peralatan uji lainnya. Penjelasan berikut ini dapat diterapkan pada engine analyzer
yang terintegrasi ataupun yang berdiri sendiri.
Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01
Buku Informasi 26/24

More Related Content

What's hot

50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)Eko Supriyadi
 
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)Eko Supriyadi
 
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)Eko Supriyadi
 
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
40 012-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 012-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 012-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 012-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 8 k (1)
Pelatihan cbt otomotif 8 k (1)Pelatihan cbt otomotif 8 k (1)
Pelatihan cbt otomotif 8 k (1)Eko Supriyadi
 
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 8 k (3)
Pelatihan cbt otomotif 8 k (3)Pelatihan cbt otomotif 8 k (3)
Pelatihan cbt otomotif 8 k (3)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (1)Eko Supriyadi
 
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)Eko Supriyadi
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (3)Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (3)Eko Supriyadi
 
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 

What's hot (19)

50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (1)
 
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (2)
 
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 014-1-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
 
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
40 012-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 012-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 012-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 012-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
 
Pelatihan cbt otomotif 8 k (1)
Pelatihan cbt otomotif 8 k (1)Pelatihan cbt otomotif 8 k (1)
Pelatihan cbt otomotif 8 k (1)
 
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-3-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
Pelatihan cbt otomotif 8 k (3)
Pelatihan cbt otomotif 8 k (3)Pelatihan cbt otomotif 8 k (3)
Pelatihan cbt otomotif 8 k (3)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-11-i (1)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-12-i (1)
 
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
40 001-1-pelatihan cbt otomotif chasis (1)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-17-i (1)
 
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (3)Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (3)
Pelatihan cbt otomotif 10 001-1-i (3)
 
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 

Viewers also liked

Power Point Teknologi Informasi Tentang Otomotif
Power Point Teknologi Informasi Tentang OtomotifPower Point Teknologi Informasi Tentang Otomotif
Power Point Teknologi Informasi Tentang Otomotifmail94
 
Kenakalan remaja-pp
Kenakalan remaja-ppKenakalan remaja-pp
Kenakalan remaja-ppApip Abdul R
 
Kenakalan Remaja PPT
Kenakalan Remaja PPTKenakalan Remaja PPT
Kenakalan Remaja PPTFirdika Arini
 
KENAKALAN REMAJA
KENAKALAN REMAJAKENAKALAN REMAJA
KENAKALAN REMAJAHERMADI
 
Pergaulan Bebas Remaja
Pergaulan Bebas RemajaPergaulan Bebas Remaja
Pergaulan Bebas RemajaSasha_1912
 
Kenakalan Remaja
Kenakalan RemajaKenakalan Remaja
Kenakalan Remajaimamgazpada
 
Presentasi Kenakalan Remaja
Presentasi Kenakalan RemajaPresentasi Kenakalan Remaja
Presentasi Kenakalan RemajaTakere Mae
 

Viewers also liked (9)

Power Point Teknologi Informasi Tentang Otomotif
Power Point Teknologi Informasi Tentang OtomotifPower Point Teknologi Informasi Tentang Otomotif
Power Point Teknologi Informasi Tentang Otomotif
 
kenakalan remaja
kenakalan remaja kenakalan remaja
kenakalan remaja
 
Kenakalan remaja-pp
Kenakalan remaja-ppKenakalan remaja-pp
Kenakalan remaja-pp
 
Kenakalan Remaja PPT
Kenakalan Remaja PPTKenakalan Remaja PPT
Kenakalan Remaja PPT
 
Kenakalan remaja
Kenakalan remajaKenakalan remaja
Kenakalan remaja
 
KENAKALAN REMAJA
KENAKALAN REMAJAKENAKALAN REMAJA
KENAKALAN REMAJA
 
Pergaulan Bebas Remaja
Pergaulan Bebas RemajaPergaulan Bebas Remaja
Pergaulan Bebas Remaja
 
Kenakalan Remaja
Kenakalan RemajaKenakalan Remaja
Kenakalan Remaja
 
Presentasi Kenakalan Remaja
Presentasi Kenakalan RemajaPresentasi Kenakalan Remaja
Presentasi Kenakalan Remaja
 

Similar to DIAGNOSA ENGINE ANALYZER

50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 

Similar to DIAGNOSA ENGINE ANALYZER (17)

50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-5-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 002-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-1-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
05 001-3-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-6-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 

More from Eko Supriyadi

Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabKamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabEko Supriyadi
 
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Eko Supriyadi
 
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomKata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomEko Supriyadi
 
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019   salinanPermendikbud nomor 16 tahun 2019   salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinanEko Supriyadi
 
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaBuku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaEko Supriyadi
 
1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didikEko Supriyadi
 
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaJabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaEko Supriyadi
 
Ppt penyusunan soal hots
Ppt  penyusunan soal  hotsPpt  penyusunan soal  hots
Ppt penyusunan soal hotsEko Supriyadi
 
Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Eko Supriyadi
 
Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifikPendekatan saintifik
Pendekatan saintifikEko Supriyadi
 
Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Eko Supriyadi
 
Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Eko Supriyadi
 
Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Eko Supriyadi
 
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdLk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdEko Supriyadi
 

More from Eko Supriyadi (20)

Metode pembelajaran
Metode pembelajaranMetode pembelajaran
Metode pembelajaran
 
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabKamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
 
Hots templates 2019
Hots templates  2019Hots templates  2019
Hots templates 2019
 
Buku penilaian hots
Buku penilaian hotsBuku penilaian hots
Buku penilaian hots
 
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
 
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomKata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
 
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019   salinanPermendikbud nomor 16 tahun 2019   salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
 
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaBuku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
 
1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik
 
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaJabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
 
Teori x y
Teori   x yTeori   x y
Teori x y
 
Ppt penyusunan soal hots
Ppt  penyusunan soal  hotsPpt  penyusunan soal  hots
Ppt penyusunan soal hots
 
Personality plus
Personality plusPersonality plus
Personality plus
 
Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2
 
Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifikPendekatan saintifik
Pendekatan saintifik
 
Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016
 
Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013
 
Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017
 
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdLk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
 
Literacy mh
Literacy mhLiteracy mh
Literacy mh
 

DIAGNOSA ENGINE ANALYZER

  • 1. BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF KENDARAAN RINGAN ELECTRICAL DIAGOSA SISTEM PENGAPIAN - ENGINE ANALYZER OTO.KR05.011.01 MODUL 5 DARI 5 BUKU INFORMASI
  • 2. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Daftar Isi Halaman Bagian - 1 2 Pendahuluan 2 Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan 2 Disain Modul 2 Isi Modul 3 Pelaksanaan Modul 3 Definisi istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) 4 Hasil Pelatihan 5 Pengenalan 5 Prasyarat 5 Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC) 5 Keselamatan Kerja 6 Bagian - 2 7 Prosedur Diagnosa Sistem Pengapian (Engine Analyzer) 7 • Petunjuk Servis 7 • Pemeriksaan Pendahuluan Sistem Pengapian 8 • Engine Analyzer Dengan Osiloskop 10 • Osiloskop 11 • Analisa Pola Sekunder 12 • Analisis Terhadap Pola Primer 14 • Pengukuran Sudut Dwell 15 • Pola Sistem Pengapian Yang Dikontrol Secara Elektronik 17 • Pengetesan Pick-Up Sistem Pengapian Elektronik 18 • Analyser Kontrol 20 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia OTO.KR05.011.01 Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 2/24
  • 3. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Bagian - 1 Pendahuluan Modul ini terdiri dari tiga buku petunjuk yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku Penilaian. Ketiga buku tersebut saling berhubungan dan menjadi referensi Modul Pelatihan. Berikut ini adalah Buku Informasi. Modul Pelatihan ini menggunakan Pelatihan Berbasis Kompetensi sebagai pendekatan untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai di tempat kerja. Pelatihan Berbasis Kompetensi memfokuskan pada keterampilan seseorang yang harus dimilki di tempat kerja. Fokusnya adalah pada pencapaian keterampilan dan bukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan. Modul Pelatihan ini berdasarkan pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) adalah pernyataan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diakui secara nasional yang diperlukan untuk penanganan perbaikan disektor otomotif. Modul Pelatihan ini terutama digunakan sebagai Kriteria Penilaian terhadap Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) OTO.KR05.011.01 Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan Pada modul Pelatihan ini, seseorang yang menyampaikan materi pelatihan lebih dikenal sebagai Pelatih. Di sekolah-sekolah, institusi-institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan guru, instruktur, pembimbing atau sebutan lainnya. Berkaitan dengan keterangan di atas, seseorang yang berusaha mencapai kemampuan disebut sebagai Peserta Pelatihan. Pada sekolah-sekolah, institusi- institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan siswa, murid, pelajar, peserta, atau sebutan lainnya. Pelatihan adalah proses pengajaran yang berlangsung di sekolah, institusi ataupun Balai Latihan Kerja. Disain Modul Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri : • Pelatihan Klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih. • Pelatihan Individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih. Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 3/24
  • 4. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Isi Modul Buku Informasi Buku Informasi ini adalah sumber untuk pelatih dan peserta pelatihan yang berisi : • informasi yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan sebelum melaksanakan praktek kerja. Buku Kerja Buku Kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual/mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi: • kegiatan-kegiatan akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi • kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. • kegiatan penilaian untuk menilai pengetahuan peserta pelatihan • kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja. Buku Penilaian Buku Penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : • kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan • metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan • sumber-sumber yang dapat digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan • semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja • petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek • catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Pelaksanaan modul Pada Pelatihan Klasikal, pelatih akan : • menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan • menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan • menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan • memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja • menggunakan Buku Penilaian untuk menilai jawaban/tanggapan dan hasil-hasil peserta pelatihan pada Buku Kerja. Pada Pelatihan Individual/mandiri, peserta pelatihan akan : • menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 4/24
  • 5. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical • menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja • memberikan jawaban pada Buku Kerja • mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja • memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh Pelatih. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Prasyarat Kompetensi yang dibutuhkan sebelum memulai suatu kompetensi tertentu. Elemen Kompetensi Tugas-tugas yang harus dilakukan untuk mencapai suatu keterampilan. Kriteria Unjuk Kerja Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjukkan keterampilan pada setiap elemen. Batasan Variabel Ruang lingkup materi dan persyaratan yang memenuhi kriteria unjuk kerja yang ditetapkan. Panduan Penilaian Merupakan petunjuk bagaimana peserta pelatihan dinilai berdasarkan kriteria unjuk kerja. Konteks Merupakan penjelasan tentang dari mana, bagaimana dan metode penilaian apa yang seharusnya digunakan. Aspek-aspek yang diperlukan Menentukan kegiatan inti yang harus dinilai. Persyaratan Level Literasi dan Numerasi Persyaratan Modul Literasi Level 1 dan Numerasi Level 1 Level Literasi 1 Kemampuan untuk membaca, memahami dan menghasilkan teks dasar. 2 Kemampuan untuk memahami hubungan yang kompleks pada teks dan memahami informasi lisan dan tulisan yang diberikan. 3 Kemampuan untuk menulis, menganalisa kritik dan mengevaluasi teks. Level Numerasi 1 Kemampuan untuk menggunakan simbul-simbul dasar, diagram, istilah secara matematik dan dapat memahami konteks serta dapat mengkomunikasikan secara matematik. 2 Kemampuan untuk menguji, memahami dan menggunakan konsep matematik yang kompleks pada batasan konteks. 3 Kemampuan untuk menganalisa kritik, mengevaluasi dan menggunakan simbol-simbol matematik, diagram, chart dan teori-teori yang kompleks. Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 5/24
  • 6. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 6/24
  • 7. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Hasil Pelatihan Setelah menyelesaikan materi pelatihan ini, tanpa bantuan peserta pelatihan lain peserta pelatihan harus mengerti sistem prinsip dasar kerja mesin dan dapat menjelaskan fungsi dari setiap sistem pada kendaraan : • Memperagakan kegiatan praktek yang mengurangi resiko kecelakaan diri dan kerusakan alat, peralatan, komponen dan kendaraan • Memperkirakan kemungkinan kerusakan system pengapian dari gejala-gejala yang terjadi. • Memilih dan menggunakan peralatan uji yang sesuai. • Menguji saat pengapian dan pemaju pengapian (advancer). • Menguji dan memeriksa komponen system pengapian untuk menentukan keterpakaiannya. • Menganalisa hasil pengujian dan mengidentifikasi gangguan system pengapian. Pengenalan Pada program ini anda akan diperkenalkan pada prosedur pengujian dan peralatan yang memungkinkan anda dapat mendiagnosa system pengapian otomotif. Tujuannya adalah memberikan anda pengetahuan yang akan mendukung keterampilan yang anda perlukan untuk mendiagnosa dan memperbaiki system pengapian otomotif untuk memastikan system pengapian tersebut mampu menghasilkan tegangan tinggi yang diperlukan untuk membakar campuran bahan bakar/udara yang ada di dalam silinder. Prasyarat Sebelum mengikuti modul ini, peserta pelatihan harus sudah menyelesaikan modul berikut ini : • OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC) Jika seorang peserta menyatakan dia mampu/cakap dalam menyelesaikan tugas- tugas yang ditentukan pada hasil pelatihan, dia harus dapat membuktikan kemampuannya kepada pelatih. Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 7/24
  • 8. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Keselamatan Kerja Umum Baca dan patuhi peraturan keamanan dan kesehatan yang diberikan sebelum anda melaksanakan materi sistem pendingin dalam modul ini. Ringkasan materi yang terdapat dalam modul OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Pribadi Ikuti langkah-langkah pencegahan demi keamanan seperti yang tertera dalam modul OTO.KR01.016.01 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Modul ini dilaksanakan pada lingkungan kerja yang bebas dari gangguan. Bekerja dengan listrik memerlukan keamanan yang sangat ketat. Lakukan penanganan khusus saat menyentuh setiap sambungan listrik. Percikan bunga api yang terjadi saat melakukan hubungan singkat atau saat menyambung/ melepas kabel potensial menimbulkan bahaya di lingkungan baterai. Semua sistem pengapian listrik adalah berbahaya. Saat bekerja pada system pengapian, selalu matikan aliran listrik atau melapas sumber tegangan. Pekerjaan tersebut mencakup : • Penggantian komponen seperti busi, koil pengapian, distributor dan kabel tegangan tinggi, dll. • Penyambungan peralatan uji engine seperti timing light strobo, dwell-tachometer dan osiloskop pengapian, dll. Saat menguji system pengapian dimana kunci kontak terhubung, tegangan yang membahayakan ada di seluruh system. Dengan demikian pengujian hanya dilakukan oleh mereka yang terampil. Rangkaian listrik pada kendaraan perlu diperlakukan dengan hati-hati, berhati-hatilah dengan apa yang anda sambung/lepas saat system kelistrikan terhubung pada baterai. Kerusakan permanen mungkin terjadi pada peralatan elektronik. Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 8/24
  • 9. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Bagian – 2 Prosedur Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer Petunjuk Servis Komponen-komponen pengapian otomotif itu kompleks dan seringkali mudah rusak, karenanya selalulah berhati-hati pada waktu melakukan prosedur servis. Gagal dalam menjalankan pedoman servis dapat mengakibatkan kerusakan system yang sangat merugikan. Peringatan: Beberapa macam servis mengharuskan system pengapian enerji tinggi dan system pengisian bahan bakar tidak diaktifkan. Amati prosedur yang dianjurkan berikut. Penanganan yang tidak tepat dapat mengakibatkan: - Kecelakaan atau kematian - Kebakaran kendaraan - Kerusakan engine - Kerusakan komponen elektronik. Gambar 1. Penanganan Servis Yang Aman. Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 9/24
  • 10. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Pencegahan: Bila kendaraan mempunyai sistem bahan bakar elektronik komputernya mempunyai memori yang memuat informasi diagnosa dalam bentuk kode. Melepaskan hubungan terminal baterai dapat menghapus kode tsb. Bila system bahan bakar rusak, pastikan kerusakannya dengan menggunakan kode sebelum melepaskan baterai mobil. * Memori dapat disusun kembali setelah beberapa urutan menghidupkan mobill. * Pelepasan baterai dapat mempengaruhi jam, radio dan memori kontrol jelajah. Catatan: Perangkan pengaman memori tersedia. Untuk lengkapnya, baca lebih rinci manual servis rutin dari pabrik. Pemeriksaan Pendahuluan Sistem Pengapian Untuk setiap kesalahan pengapian pemeriksaan visual pendahuluan harus dilakukan dahulu sebelum melakukan prosedur diagnosa kerusakan yang lebih luas. Gambar 2. Bidang-Bidang Pemeriksaan Sistem Pengapian. - Periksalah semua pemasangan kawat listrik bila terbakar, isolasinya rusak atau terminal-terminalnya longgar. - Periksalah kabel bertegangan tinggi bila terbakar atau isolasinya rusak dan terminal-terminalnya berkarat. - Periksalah koil pengapian bila rusak atau olinya bocor. - Periksalah distributornya bila sekrup-sekrupnya, kontak-kontaknya longgar, generator sinyal rusak atau porosnya aus. Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 10/24
  • 11. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical - Periksalah tutup distributor dan rotor bila retak, korosi atau elektroda- elektrodanya terbakar. - Periksalah busi bila isolasinya rusak atau ada tanda-tanda korslet. Unjuk Kerja Sistem Pengapian Engine modern dengan pembatasan emisi cenderung bekerja dengan menggunakan campuran yang tipis dan perbandingan kompresi yang ringan. Bahkan dengan rancangan engine yang sedemikian rupa dirancang untuk menghasilkan campuran udara dan bahan bakar yagn mencukupi campuran tipis tersebut kadang-kadang sulit terbakar. Juga tingkat emisi yang rendah telah menempatkan saat percikan (spark timing) pada posisi yang sangat penting. Sistem pengapian harus bekerja dengan baik untuk mencegah: * unjuk kerja engine/kendaraan rendah * terjadinya pemborosan bahan bakar * tingkat emisi tinggi Peringatan: Sistem pengapian enerji tinggi dapat menyebabkan kejutan listrik yang fatal. Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 11/24
  • 12. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Engine Analyzer Dengan Osiloskop Pengetesan system pengapian otomotif yang modern dilakukan dengan Engine Analyzer. Engine Analyzer merupakan kombinasi instrumen-instrumen yang terkoordinasi sehingga teknisi dapat memeriksa pengapian, pengecasan, dan system-sistem pengengkolan engine dengan tingkat akurasi yang tinggi dan lengkap. Engine Analyzer memungkinkan penganalisaan masalah dilakukan dengan cepat dan efisien. Secara mendasar, Engine Analyzer menggabungkan test meter – ohmmeter, ammeter, tachometer tradisional dengan sebuah osiloskop semuanya dalam satu kabinet. Kontrol-kontrol Analyzer memungkinkan osiloskop dan berbagai meter yang digunakan bersama untuk mengetest kinerja masing-masing elemen dalam sistem pengapian, mendeteksi problem-problem dan kegagalan-kegagalan, dan melokalisir penyebab khusus permasalahan tsb. Engine Analyzer terdiri dari empat elemen utama: - Instrumentasi (scope dan meter) - Kabel-kabel test - Kontrol-kontrol - Rangkaian internal Gambar 3. Engine Analyzer. Pengamatan-pengamatan dan pengukuran-pengukuran yang dapat anda peroleh dari scope dan meter tergantung pada sinyal-sinyal listrik Penganalisa dari engine. Sinyal-sinyal ini ditangkap dan dikirimkan ke Penganalisa oleh sejumlah probe atau kabel-kabel test yang masing-masing dihubungkan ke point khusus dalam system pengapian. Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 12/24
  • 13. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Osiloskop Osiloskop adalah piranti mirip dengan layar televisi atau tabung sinar katoda (CRD) yang digunakan pada ahli ilmu pengetahuan dan insinyur sebagai instrumen ilmiah. Osiloskop Engine Analyzer melaporkan cara kerja engine secara terus menerus, akurat dan langsung pada saat engine tersebut hidup dengan cara memonitor kinerja rangkaian primer dan sekunder system pengapian. Gambar 4. Pola-Pola Osiloskop Normal (Pengapian coil triggered – Breaker). Apa yang dilakukan osiloskop ini cukup sederhana: mengukur tegangan berkenaan dengan waktu. Karena layar scopenya datar atau permukaannya 2 dimensi, ini dapat digunakan untuk mengukur kedua kuantitas pada waktu yang bersamaan. Tegangan diukur pada layar vertical; waktu diukur pada layar horizontal. Gambar 5. Tegangan dan Pengukuran Waktu. Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 13/24
  • 14. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Merupakan kemampuan unit scope untuk dapat menggambar perubahan tegangan melampaui perioda waktu yang dapat dikontrol yang memungkinkannya sangat bermanfaat dalam mengetest kinerja system pengapian pada engine otomotif. Gambar 6. Saat Pengapian Diukur dalam Derajat Rotasi Poros Distributor. Sistem pengapian mobil direncanakan untuk menghasilkan fluktuasi tegangan yang luas. Masing-masing fluktuasi dimaksudkan untuk alasan khusus atau mengerjakan tujuan khusus. Besaran tegangan ini dapat mencapai 40.000 volt. Waktu yang tepat, bila masing-masing fluktuasi ini harus terjadi, merupakan hal yang sangat penting bagi para insinyur yang merancang engine dan system pengapiannya. Analisa Pola Sekunder Gambar 7. Pola Sekunder: 1 = Point-point Distributor terbuka 2 = Tegangan Pengapian. 1. Kontak-Kontak Distributor Terbuka Arus primer berhenti dan medan magnet collaps memotong kedua lilitan primer dan lilitan sekunder. Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 14/24
  • 15. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical 2. Tegangan Pengapian Dengan dibantu oleh kondensor, bidang magnetis jatuh dan pulsa bertegangan tinggi diproduksi dalam lilitan sekunder. Bandul/Beban yang dihubungkan ke lilitan sekunder adalah busi. Sebenarnya sebuah celah percikan bunga api dimana di atasnya percikan bunga api harus terpercik. Celah percikan ini mulanya secara kelistrikan tidak menghantarkan listrik, sehingga pada saat pertama lilitan sekunder tidak dibebani dan tegangan sekunder meningkat pada tingkat yang tinggi. Tegangan sekunder meningkat sampai cukup untuk percikan bunga api terpercik. Hanya sekarang apakah arus listrik (percikan bunga api) dan tegangan sekunder jatuh akibat beban (arus) ini. Tegangan sekunder maksimum sebelum percikan terpercik, yang dapat dilihat sebagai puncak vertical pada pola, dikenal sebagai tegangan pengapian. Hal tersebut tergantung pada banyak factor, seperti celah elektroda, kompresi, formasi campuran, kondisi system pengapian, dsb. Tegangan pengapian untuk semua silinder kira-kira harus sama. Gambar 8. Pola Sekunder: a = Durasi Percikan. 3 = Tegangan Percikan. 4 = Puncak Tegangan Pengapian, 5 = Garis Percikan. 3. Percikan Bunga Api (Spark) Bila tegangan pengapian dicapai, celah percikan di dalam busi tiba-tiba dapat menghantar listrik dan percikan terjadi. Tegangan yang jauh lebih rendah diperlukan untuk mempertahankan percikan ini (durasi percikan). 4. Garis Percikan Setelah tegangan pengapian berada pada puncak pola sekunder, percikan terjadi hampir seperti garis horizontal, yang pada pemeriksaan lebih lanjut terlihat terlapisi oleh pulsa-pulsa kecil pendek (garis-garis percikan). Jarak garis ini dari garis nol skala osiloskop merupakan ukuran tegangan selama percikan terpercik. Tegangan ini juga disebut tegangan percikan. Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 15/24
  • 16. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Gambar 9. Pola Sekunder: 6 = proses decay. 5. Proses Decay Bila enerji coil pengapian tidak lagi dapat mempertahankannya, percikan bunga api pecah. Setelah percikannya pada enerji yang masih ada pada koil pengapian mengarah ke proses decay, yaitu padam dari osilasi dalam rangkaian osilatori. Gambar 10. Pola Sekunder: 6 = Breaker Kontak Tertutup. Analisis Terhadap Pola Primer Gambar 11 : Pola primer : 1 = Kontak poin terbuka, 2 = Tegangan primer 1. Point-Point Distributor Terbuka Arus primer berhenti dan medan magnit collapse memotong lilitan primer dan sekunder. Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 16/24
  • 17. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical 2. Tegangan Induksi Diri Koil Primer Pulsa pertama tegangan induksi diri di dalam koil primer setelah kontak point distributor terbuka sangat tinggi karena pada saat ini tidak ada percikan bunga api yang terjadi dan karenanya tidak ada damping tambahan yang terjadi. Gambar 12. Pola Primer: a = osilasi primer, b=proses decay, 6 = kontak poin tertutup Deskripsi Gambar 13. a. Setelah pulsa primer dari tegangan primer induksi diri pertama tinggi, tegangan primer dengan cepat lenyap, dengan menghasilkan osilasi tegangan pada arah baik positif maupun negatif selama perioda waktu percikan bunga api. b. Begitu percikan bunga api sekunder berhenti enerji yang tersisa di lilitan koil primer dan plat-plat kondensor berkurang selama proses decay. c. Kontak point tertutup arus primer dihubungkan. Pengukuran Sudut Dwell Kita sudah mengetahui bahwa terbentuknya medan magnit di dalam coil pengapian memerlukan waktu. Bila tidak tersedia waktu, kinerja pengapian sepenuhnya tidak tercapai. Ini dapat menyebabkan kegagalan pembakaran pada rentang kecepatan engine bagian atas. Pembentukan medan magnit dimulai saat point-point menutup. Karenanya waktu selama point-point tertutup, yang dikenal sebagai perioda dwell, tersebut harus mencukupi. Hal tersebut tergantung pada 3 faktor berikut: 1. Banyaknya silinder di dalam engine. 2. Kecepatan engine. 3. Sudut dwell dari distributor pengapian. Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 17/24
  • 18. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Sudut dwell diketahui sebagai sector sudut rotasi di mana kontak-kontak tertutup. Gambar 13. 1 = sudut pembukaan ( untuk engine 4 silinder), 2 = sudut Dwell Sudut dwell dapat dibaca dari skala hampir semua osiloskop. Sudut Dwell dalam %. Puncak-puncak tegangan pembakaran harus berada pada 1 dan 100% pada skala, sehingga proses pengapian menempati seluruh skala. Karena skala persentase pada garis dasar bergerak dari kanan ke kiri, sudut dwell dapat langsung dibaca. Pada contoh ini adalah 60%. Sudut Dwell dalam derajat. Polanya dapat diubah ke bawah ke skala derajat. Sudut dwell karenanya dapat dibaca langsung dalam derajat. Gambar 14. Pengukuran sudut Dwell dalam Persen (%) dari pola sekunder. 1 = Kontak poin terbuka, 2= Kontak poin menutup (sudut Dwell) Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 18/24
  • 19. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Gambar 15. Pengukuran sudut Dwell dalam Persen (%) dari pola primer. 1 = Kontak poin terbuka, 2= Kontak poin menutup (sudut Dwell) Pola Sistem Pengapian Yang Dikontrol Secara Elektronik Pola sekunder sebenarnya sama dengan pola system pengapian coil yang dipicu point konvensional, berkenaan dengan bagian dwell, tegangan pembakaran, percikan bunga api dan proses decay. Dalam hal ini yang berbeda hanyalah bahwa selain mengatakan kontak pointnya terbuka atau tetutup, transistornya berada dalam keadaan menghantar atau tidak menghantar listrik. Gambar 16. Pola Primer dan sekunder untuk system pengapian elektronik. 1. Transistor tidak menghubung. 2. Primer: Tegangan Zener, Sekunder: tegangan pembakaran 3. Transistor menghubung Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 19/24
  • 20. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Pola primer pada sekilas pandang ini menggambarkan bahwa pola ini secara substansial berbeda dengan pola system pengapian coil yang dipicu point. Osilasi mentyusut pada awal bagian yang terbuka, hasil dari interaksi kondensor pengapian dan lilitan primer dari koil pengapian hampir seluruhnya tidak muncul (absen). Ini dengan mudah dapat dijelaskan sebagai berikut: Dengan pengapian koil yang diperlengkapi transistor maka tidak ada kondensor. Sedikit osilasi pada awal bagian yang terbuka disebabkan oleh kapasitansi pada rangkaian dan mungkin oleh kapasitor pelindung kapasitansi rendah pada output dari pengapian yang diperlengkapi transistor. Pengetesan Pick-Up Sistem Pengapian Elektronik Pola-pola pick-up pengapian sinyal input dan output dapat dianalisa dengan osiloskop. Sensor Hall Sinyal output sensor hall adalah pulsa yang berbentuk segi empat. Tegangannya tergantung pada spesifikasi pabriknya. Ciri-ciri penting yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan frekuensi dari gelombang segi empatnya. Setiap distorsi sinyal menunjukkan bahwa sensornya gagal. Gambar 17. Pola keluaran sensor Hall Sensor Optik Pola output sensor optik juga merupakan gelombang segi empat mirip dengan sensor hall. Variasi system akan muncul untuk membentuk gelombang dan tegangan sinyal tergantung pada spesifikasi pabriknya. Generator Pulsa Generator pulsa magnetik membangkitkan bentuk gelombang AC dari bermacam- macam tegangan dan frekuensi yang tergantung pada pengoperasian RPM. Bentuk gelombang output dikarakterisasikan dengan lengkungan yang lambat yang dihasilkan dari perubahan tegangan negatif ke tegangan positif dengan penurunan yang hampir langsung dari positif ke negatif pada saat pengapian. Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 20/24
  • 21. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Gambar 18. Pembangkitan tegangan AC oleh Pembangkit pulsa magnetik Fluktuasi negatif akan memicu percikan bunga api sekunder pengapian, yang menyebabkan masalah timing utama bagi engine. Diagnosa Kesalahan Osiloskop analyzer engine memiliki fungsi test khusus. Kabel sensor dapat diperiksa pada penghubung-penghubung lilitannya. Bila dihubungkan sebagaimana sesuai dengan spesifikasi pabriknya osiloskop akan menghasilkan gambaran output sensor yang akurat. Pola scope (bidang) berubah dari normal dengan ketidakberfungsian pada system pengapian. Kondensor yang bocor, busi-busi yang kotor, koil yang pendek, point- point yang berlubang ….. ini semua dan tempat (spots) yang bermasalah menghasilkan pola-pola dengan karakteristiknya sendiri yang berbeda dari normalnya. Scopenya tidak akan menunjukkan tempat dan memberi label bila setiap system pengapian mendapat masalah. Sebenarnya, yang hanya dapat dilakukan scope adalah menunjukkan pola gambaran listrik pengoperasian system pengapian. Anda, sebagai pendiagnosa, harus menterjemahkan pola tsb. dan dalam beberapa hal membuktikan atau menunjukkan masalah khusus yang digambarkan scope dengan tepat. Dengan kata lain, scope adalah alat – alat bantu yang penting – tetapi bukan pendiagnosa yang terampil. Di tangan teknisi yang terampil, Analyser dapat melakukan diagnosa permasalahan yang terjadi di keseluruhan system engine dengan cepat dan akurat. Alat tersebut dapat merespon kegagalan pemakaian pada: • Kondensor • Coil • Point distributor • Rotor • Cap/tutup • Sinyal generator • Unit Kontrol Pengapian Elektronik • Busi Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 21/24
  • 22. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical • Lilitan • Saklar-saklar dan relay • Baterai • Alternator • Regulator Sebagai tambahan, scope dapat mengarahkan anda ke sumber-sumber permasalahan mekanis seperti: • Poros distributor yang aus • Rantai timing yang aus • System bahan bakar yang gagal berfungsi dan banyak lagi kegagalan engine atau kinerja yang buruk lainnya. Engine Analyser dibuat oleh banyak pabrik. Banyak perbedaan diantara Analyser yang dibuat, tetapi semua tujuan penggunaan Analyser tersebut persis sama. Analyser Kontrol Pengujian yang akurat dan efisien diperlukan dimana anda harus membiasakan diri dalam penggunaan Engine Analyser dan setiap fungsinya. Buku manual penggunaan akan memberikan rincian lengkap tentang prosedur penggunaannya. Osiloskop mampu menampilkan: - Pola pengapian primer. - Pola pengapian sekunder - Pemilihan pengujian khusus agar memungkinkan pola komponen lain dianalisa. Pola system pengapian dapat ditampilkan dalam bentuk-bentuk yang berbeda untuk memungkinkan pemeriksaan dan pembandingan dari pola pengapian yang dihasilkan pada setiap silinder. Pola Silinder Berbaris Gambar 19. Pola berbaris Pola berbaris ini memungkinkan pengidentifikasian variasi tegangan setiap silinder dan fluktuasi system dapat dilihat dengan cepat. Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 22/24
  • 23. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Pola Silinder Bersusun Gambar 20. Pola silinder bersusun Pola silinder bersusun memungkinkan pembandingan variasi waktu antara pola silinder seperti: - Saat kontak point terbuka - Variasi dwell - Saat kontak point tertutup - Variasi dwell Pola Silinder pendiagnosa Menumpuk Gambar 21. Pola silinder bertumpuk Pola silinder menumpuk memungkinkan pembandingan yang cepat terhadap setiap pola untuk mengidentifikasi perubahan yang halus pada setiap silinder. Pola Kesalahan Pengapian yang Umum Pola Sekunder Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 23/24
  • 24. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Kesalahan 1 Gambar 22. Pola menunjukkan tegangan pembakaran tinggi Satu atau lebih tegangan pengapian tinggi atau rendah. Penyebab permasalahan : - Celah busi tidak tepat. - Busi rusak. - Rangkaian terbuka pada distributor. - Rangkaian terbuka pada kabel tegangan tinggi. - Masalah system bahan bakar pada engine. Kesalahan 2. Gambar 23. Pola menunjukkan kemiringan garis pembakaran Garis pengapian miring pada satu atau lebih silinder. Penyebab permasalahan: - Resistansi tegangan tinggi besar atau terbakar. Kesalahan 3. Gambar 24. Pola menunjukkan fluktuasi garis pembakran Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 24/24
  • 25. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Dengan menggabungkan pola berbaris untuk memperlihatkan garis pembakaran dan ketidakstabilan setiap silinder. Penyebab permasalahan: - Busi penuh dengan jelaga/karbon atau tertututup oli. Kesalahan 4. Gambar 25. Cacat pada osilasi coil Osilasi koil hilang pada bagian decay dan perioda dwell. Penyebab permasalahan: - Terjadi hubungan singkat pada lilitan sekunder koil. Kesalahan 5. Gambar 26. Pola terbalik Pola normal terbalik. Puncak tegangan pengapian menghadap ke bawah. Penyebab permasalahan: - Sambungan polaritas koil terhubung t erbalik. Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 25/24
  • 26. Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan Electrical Pola Primer Kesalahan 6. Gambar 27. Cacat pada proses decay Proses decay pada pola primer dan sekunder sangat rapat; jumlah osilasi berkurang. Penyebab permasalahan: - Resistansi seri kondensor rendah. Kesalahan 7. Gambar 28. Puncak tegangan pembakran semua silinder Dimulai dengan pola anak tangga Puncak tegangan pada seluruh silinder dimulai dengan anak tangga. Penyebab permasalahan: - Resistansi seri kondensor. Catatan: Pola primer dan sekunder system pengapian elektronik sedikit berbeda dengan pola kontak point dalam program ini. Selalulah menggunakan spesifikasi pabrik bila mendiagnosa kesalahan pada semua system pengapian. Alat ukur engine analyzer digunakan bergabung dengan osiloskop untuk membantu mendiagnosa kesalahan. Setiap alat ukur (meter) juga dapat digunakan terpisah dari peralatan uji lainnya. Penjelasan berikut ini dapat diterapkan pada engine analyzer yang terintegrasi ataupun yang berdiri sendiri. Diagnosa Sistem Pengapian - Engine Analyzer OTO.KR05.011.01 Buku Informasi 26/24