Dokumen tersebut merupakan jadwal pelatihan pengendalian karhutla yang diselenggarakan oleh kelompok B di Kabupaten Samosir. Pelatihan akan diadakan di 3 lokasi MPA dengan tema, bentuk kegiatan, bahan dan materi pelatihan yang berbeda-beda serta diakhiri dengan evaluasi.
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
PEMBINAAN MPA Pulau Samosir
1. PELATIHAN PEMBINAAN MPA KAB.
SAMOSIR
OLEH KELOMPOK B :
1. RONY SETIAWAN
2. NANA SUHANA
3. ISMET SAROPI
4. UGA YOGASWARA
5. ANDI ANUGRAH
6. ANDIKA DWI P
7. JHON MARULI. P
8. AHMAD ALMI
9. HAIRUL SALEH
10.AHMAD RIFAI
11.N. INDAH APRILIYANI
12.SETIYONO
13.SABAR T.H
2. No Lokasi MPA Tema Bentuk
Kegiatan
Bahan dan
Peralatan
Materi Evaluasi
1 MPA Desa Belaban Pengendalian
Karhutla
BIMTEK Spanduk,
Proyektor,
Laptop, ATK,
Gengset, PPT
(Bahan
Materi), alat
peraga
(Gepyok, Jet
Shooter,
Garuk)
Pelatihan
Dasar
Pengendalia
n Karhutla
Pre Test dan
Post Test
2 MPA Samosir Mencegah
terjadinya
karhutla
Pembekalan Proyektor,
laptop, ATK,
PPT, alat
Peraga
pemadaman
Terminologi
tentang
pengendalia
n Karhutla
Penilaian
Praktek
Langsung
kepada Peserta
3 MPA Mamasa Penyegaran
MPA
In House
Training
Proyektor,
laptop, ATK,
PPT, alat
Peraga
pemadaman
Teknik
Pengendalia
n Karhutla
Simulasi
Pemadaman
3. Pengertian Terminologi adalah
Suatu upaya untuk menjelaskan pengertian dari istilah, agar tidak
melenceng dari pengertian sebenarnya
API LOLOS (ESCAPE FIRE) adalah Kebakaran yang telah meluas dan
telah melewati garis kontrol yang telah ditetapkan serta intensitas
kebakaran melebihi kemampuan pemadaman yang ada di tempat.
TITIK TAUT (ANCHOR POINT) adalah Tempat untuk memulai
membuat ilaran api, dan sebagai lokasi yang menguntungkan
biasanya sekat bakar alam.
BAHAN BAKARAN adalah Berupa material yang mempunyai potensi
terbakar apabila bertemu dengan sumber panas dan oksigen
4. BAHAN BAKAR MATI (DEAD FUELS) adalah Bahan bakar yang telah
kering dan mudah terbakar dimana kelembabannya tergantung pada
kelembaban cuaca, suhu udara dan radiasi sinar matahari.
BAKAR MANTAP (BURNING OFF) adalah Salah satu upaya untuk
memperluas pembuatan ilaran api dengan cara membakar, biasanya
digunakan obor tetes.
BAKAR HABIS (BURNING OUT) adalah Salah satu upaya untuk
menghabiskan bahan bakar yang belum terbakar pada teluk api atau
pulau api sehingga kemungkinan kebakaran lanjutan kecil terjadi.
BAKAR BALAS (BACK FIRE) adalah Merupakan salah satu metode
pemadam tidak langsung, yakni serangan yang dimulai dengan
membuat ilaran api di depan kepala api dengan lebar tertentu,
dilanjutkan dengan pembakaran bahan bakar di sebelah dalam ilaran
api.
5. BRIEFING REGU (CREW BRIEFING) adalah Komunikasi langsung yang
dilakukan secara berjenjang sebagai tahap awal penyerangan terhadap
kebakaran.
Biasa memuat hal-hal sebagai berikut :
Perkenalan
Identifikasi rute pelarian dan zona aman
Menyampaikan/ mendiskusikan taktik penyerangan
Menyampaikan/ mendiskusikan situasi cuaca, bahan bakar dan
tofografi
Menyampaikan/ mendiskusikan tanda-tanda alam yang
membahayakan
Memberikan arahan proses penyerangan api dengan jelas
Memberikan kesempatan bertanya
DETEKSI DINI adalah Kegiatan untuk mengetahui secara dini posisi
kebakaran baik dilakukan melalui pengamatan menara atau satelit
6. GARIS KONTROL (CONTROL LINE) adalah Garis imajiner yang dibuat
mengelilingi api utama dan dijadikan dasar dalam mengendalikan api
utama seperti pembuatan ilaran api dan bakar mantap. Pada dasarnya
garis kontrol meliputi gabungan dari sekat bakar dan ilaran api.
ILARAN API (FIRE LINE) adalah Lajur yang dibersihkan yang digunakan
untuk mengendalikan kebakaran; yang dibuat dengan jarak tertentu di
muka dari arah penjalaran api dimana semua bahan telah dihilangkan
dengan cara memotong, menggaruk dan menggali sampai ke tanah
mineral.
ILARAN API LEPAS adalah Ilaran api yang dibuat pada jarak tertentu
yang cukup jauh dari api utama pada metode pemadaman tak
langsung. Jarak ilaran api terhadap api utama ditentukan dengan
mempertimbangkan keadaan bahan bakar, cuaca, topografi, tenaga
dan peralatan yang ada.
7. JALUR HIJAU adalah modifikasi dari suatu sekat bahan bakar yang
vegetasinya dipertahankan tetap hidup dan hijau, sehingga didapatkan
kondisi lingkungan yang mempunyai kelembaban tinggi, kadar air
bahan bakar tinggi, dapat menekan laju tumbuhan bawah seperti
alang-alang sehingga mampu memperlambat bahkan menghentikan
laju penjalaran api.
JENIS BAHAN BAKAR ( FUEL TYPE) adalah Campuran bahan bakar
yang dapat diidentifikasi dari jenis, bentuk, ukuran, kepadatan yang
khusus atau sifat-sifat lain yang akan menyebabkan kebakaran yang
dapat diprediksikan atau kesulitan pengendalian dengan kondisi cuaca
tertentu.
KEBAKARAN BAWAH (GROUND FIRE) adalah Kebakaran yang terjadi
dibawah serasah atau kebakaran yang membakar bahan-bahan organik
pada lapisan tanah (gambut) dan biasanya pada saat yang sama diikuti
daun-daun yang jatuh serta semak-semak.
8. KEBAKARAN TAJUK (CROWN FIRE) adalah Kebakaran yang menjalar
dari tajuk pohon ke tajuk pohon berikutnya.
KEBAKARAN BERLANJUT adalah Keadaan kebakaran yang tidak dapat
dipadamkan oleh regu patroli selama 1 x 24 jam sehingga perlu
bantuan lebih lanjut.
KEBAKARAN PADAM adalah Kebakaran yang dinyatakan padam apabila
sudah tidak terlihat asap dilokasi bekas terbakar, biasanya dilakukan
test yang disebut cold trailing.
COLD TRAILING adalah Sebuah metode untuk mengetahui apakah
dilokasi kebakaran masih ada api atau tidak, termasuk didalamnya
adalah mengadakan inspeksi dan merasakan materi-materi yang
terbakar dengan menggunakan telapak tangan untuk mengetahui
sumber panas.
9. KOLOM KONVEKSI adalah Suatu kolom udara, gas atau asap yang
bergerak ke atas akibat adanya pemanasan akibat kebakaran.
KONSEP JAM 10 adalah Konsep ini menunjukan bahwa setelah
melewati jam 10 temperatur naik, hari mulai panas, angin mulai
bergerak kencang dan pada situasi ini apabila terjadi kebakaran maka
perilaku api akan menjadi ekstrim.
MOBILISASI adalah Pengerahan sumber daya tersedia/cadangan
menuju lokasi kebakaran.
PENYAPUAN BARA API (MOPPING - UP) adalah Kegiatan untuk
meniadakan kepulan asap, mendinginkan titik panas dan memadamkan
bahan bakar yang masih tersisa terbakar, merobohkan pohon mati
yang terbakar. Dilakukan sesaat api utama padam.
10. PEMBAKARAN TERKENDALI adalah Penggunaan api secara terkendali
terhadap bahan bakar lantai hutan pada lingkungan spesifik, yang
memungkinkan api hanya membakar pada satu areal yang telah
ditentukan luasnya dan batas-batasnya. Kegiatan ini dapat dilakukan
untuk mengurangi resiko kebakaran yang lebih besar, manajemen
habitat, memusnahkan hama penyakit hutan, dll.
PENYULUT API (OBOR API) adalah Peralatan tangan berupa obor yang
didalamnya diisi dengan campuran minyak-solar dengan perbandingan
1:3, yang digunakan untuk membakar bahan bakar yang ditentukan/
direncanakan dengan tujuan khusus (bakar mantap, bakar habis, bakar
balik, pembakaran terkendali).
PEMADAMAN LANGSUNG adalah Pemadaman yang dilakukan melalui
serangan langsung terhadap lidah api, baik dilakukan dengan peralatan
tangan maupun mekanik dll.
11. PEMADAMAN TIDK LANGSUNG adalah Serangan dilakukan tidak secara
langsung berhadapan dengan api tetapi dengan mengambil jarak
nyaman dengan membuat ilaran api.
PEMADAMAN AWAL adalah Tindakan pemadaman sesegera setelah tim
patroli menemukan kebakaran yang dilakukan 1 x 24 jam.
PENGAMAT PERILAKU API adalah Kegiatan mengetahui informasi
sebanyak-banyaknya tentang perilaku api, cuaca, bahan bakar,
topografi, rute pelarian, titik taut, sekat bakar buatan/ alami, sumber
air, prioritas penyelamatan, dll. Yang akan digunakan untuk mengambil
tindakan penyerangan berikutnya.