1. • NURYULIANTI
• ESTA LAROSA 06121181419010
• LEO RICARDO
• ERVINA
• RIDHO
2.
3. • bahwa beberapaâ ratus tahun yang lalu bahasa
indonesia belum disebut bahasa indonesia, tetapi
bahasa melayu. Nama indonesia itu baru datang
kemudian
4. Van Ophuijsen
1901
Soewandi 1947
boekoe
ma’lum
’adil
mulai
masalah
tida’
pende’
buku
maklum
adil
mulai
masalah
tidak
pendek
5. • Penggunaan Ejaan 1947 ini yang lebih dikenal
sebagai Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik,
sebenarnya memancing reaksi yang muncul setelah
pemulihan kedaulatan (1949). Reaksi ini kemudian
melahirkan ide untuk mengadakan perubahan ejaan
lagi dengan berbagai pertimbangan mengenai
sejumlah kekurangan.
6. • 1.        Ejaan sedapat-dapatnya
menggambarkan satu fonem dengan satu huruf.
• 2.        Penetapan ejaan hendaknya
dilakukan oleh satu badan yang kompeten.
• 3.        Ejaan itu hendaknya praktis tetapi
ilmiah.Â
7. • Terilhami oleh Kongres Bahasa Indonesia II di Medan (1954), diadakan
pula kongres bahasa Indonesia di Singapura (1956) yang menghasilkan
suatu resolusi untuk menyatukan ejaan bahasa Melayu di Semenanjung
Melayu dengan ejaan bahasa Indonesia di Indonesia. Perkembangan
selanjutnya dihasilkan suatu konsep ejaan bersama yang diberi nama
Ejaan Melindo (Ejaan Melayu-Indonesia).
8. • Pada Tahun 1966
Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (LBK) membentuk sebuah panitia
yang diketuai oleh Anton M. Moeliono dan mengusulkan konsep baru
sebagai ganti konsep Melindo.
• Pada Tahun 1972
setelah melalui beberapa kali seminar, akhirnya konsep LBK menjadi
konsep bersama Indonesia-Malaysia yang seterusnya menjadi Sistem
Ejaan Baru yang disebut Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Kalau
kita beranalogi dengan Ejaan Van Ophuijsen dan Ejaan Soewandi,
EYD dapat disebut Ejaan Mashuri, karena pada waktu itu Mashuri
sebagai Mnteri Kebudayaan memperjuangkan EYD sampai diresmikan
oleh presiden.
9. • Sistem ejaan yang belum atau tidak sempat diresmikan oleh pemerintah
adalah :
• 1.Ejaan Pembaharuan (1957)
• 2.Ejaan Melindo (1959)
• 3.Ejaan LBK (1966)