SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Download to read offline
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Sistem Pembelajaran
Sistem pembelajaran berasal dari dua kata yaitu “sistem” dan
“pembelajaran” agar lebih jelas maka penulis menjelaskan pengertian masing-
masing kata tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Sistem
Ada beberapa pengertian tentang sistem, di antaranya yaitu kata
sistem bersumber dari bahasa yunani “systema” yang berarti sekumpulan
bagian atau komponen yang saling berkaitan secara teratur dan merupakan satu
kestuan yang utuh.1
Sistem ialah kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi
secara fungsional yang memperoleh apa yang dicapai kemudian
menghasilkan apa yang yang diinginkan.2
Sedangkan makna dari kata sistem dalam KBBI adalah sebagai
berikut:
1) Seperangkat elemen unsur yang secara umum saling berkaitan sehingga
membentuk totalitas universal, seperti sistem pendidikan, sistem
pernafasan, telekomunikasi dan lain-lain.
2) Tersusun rapi dan teratur dari teori, pandangan, asa dan sebagainya
seperti sistem pemerintahan.3
1
Fuad Ikhsan, Dasar-dasar Kependidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), h. 107.
2
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran (Gorontalo: Bumi Aksara, 2006), h. 11.
3
Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 950
17
Menurut Zahara Idris, sebagaimana yang dikutip oleh anggota
IKAPI sistem adalah “suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-
komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber- sumber
yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar acak,
yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil atau produk”.4
Sistem menurut Salisbury, sebagaimana yang di kutip oleh
Syafarudin dan Irwan Nasution, sistem adalah sekelompok bagian- bagian
yang bekerja sama sebagai satu kesatuan fungsi. Sedangkan menurut
Johnson dkk, definisi sistem yaitu: susunan elemen-elemen yang saling
berhubung. 5
Jadi dari pengertian di atas, penulis dalam hal ini menyimpulkan
bahwa pengertian sistem adalah keseluruhan dari bagian-bagian (unsur-
unsur) yang saling bekerja sama atau berinteraksi untuk mencapai hasil
yang diharapkan dan berdasarkan kebutuhan yang telah ditentukan atau
yang telah direncanakan. Menurut penulis terdapat 3 hal yang menjadi ciri
khas sebuah sistem. Pertama, setiap sistem memiliki tujuan. Tujuan adalah
ciri utama sebuah sistem yang merupakan arah yang harus digapai oleh
proses sistem. Kedua, sistem mengandung sebuah proses yang merupakan
rangkaian kegiatan. Ketiga, proses suatu sistem selalu melibatkan dan
memanfaatkan berbagai komponen atau unsur-unsur tertentu. Oleh karena
itu suatu sistem tak mungkin jika hanya mempunyai satu bagan komponen
4
Anggota IKAPI, Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta), h. 108.
5
Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran (Ciputat: PT Ciputat
Press, 2005), h. 42.
18
saja. Sistem sangat memerlukan dukungan dari berbagai elemen-elemen
yang saling berkaitan.6
2. Pembelajaran
Terdapat beberapa definisi tentang pembelajaran, di antaranya
pembelajaran ialah proses komunikasi dua arah yaitu mengajar dan belajar,
mengajar dilakukan oleh guru sedangkan belajar dilakukan oleh siswa
siswi.7
Pembelajaran adalah proses mental dan emosional berpadu serta
berfikir kritis dan menghayati, seorang pembelajar dikatakan baru
melakukan pembelajaran jika fikiran dan perasaannya aktif.8
Ada bedanya
apa yang disampaikan oleh ahmad sabri yaitu orang yang sudah aktif terlibat
pada proses pembelajaran diharpakan bisa merasa bahagia dan lebih pantas
untuk pemanfaatan alam sekitar.9
Dalam KBBI pengertian pembelajaran diambil dari kata “Pem-bel-
ajar-an” yang bermakna proses, cara, menjadikan orang atau makhluk
hidup untuk belajar.10
Pembelajaran menurut Oemar Hamalik yaitu “suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, materi, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran”.11
6
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 195.
7
Syaifu Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 61.
8
R. Ibrahim, dkk, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Rajawali, 2011), h. 125.
9
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching (Jakarta: QuantumTeaching,
2005),h. 34.
10
Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan., h. 14.
11
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 57.
19
Sedangkan Dimyati, mendefinisikan “pembelajaran s e b a ga i
proses yang dilaksanakan oleh guru untuk memberikan pelajaran kepada
siswa siswi dalam belajar bagaimana mendapatkan dan memproses
pengetahuan, kerampilan dan sikap.12
Dalam undang-undang RI No.20
Tahun 2003 dikatakan bahwa “pengertian pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar”.13
Sedangkan dalam teori pembelajaran, istilah pembelajaran bisa
dimaknai menjadi beberapa pengertian antara lain:
1) Pembelajaran yaitu menyampaikan pengetahuan kepada anak didik
atau siswa siswi di madrasah.
2) Pembelajaran ialah menyalurkan kebudayaan kepada generasi muda
melalui lembaga pendidikan nasional.
3) Pembelajaran merupakan pengorganisasian lingkungan untuk
menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.
4) Pembelajran yaitu usaha menyiapkan peserta didik untuk menjadi
warga negara bermasyarakat yang baik.
5) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa untuk menghadapi
kehidupan masyarakat sehari-hari.14
Jadi beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan proses komunikasi antara pendidik (guru), dan
12
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta),h.157.
13
Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 5.
14
Hamalik. Kurikulum.h...58-64.
20
peserta didik (siswa), untuk mengajarkan siswa dalam memperoleh dan
memproses pengetahuan, kerampilan dan sikap, baru dikatakan seseorang
sudah belajar yaitu terdapat perbedaan keadaan antara setelah dan
sebelum melakukan proses pembelajaran, Oleh karenanya pembelajaran
bisa dilaksanakan di mana saja, dan kapan saja.
Kedua pengertian di atas, yaitu sistem dan pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa susunan beberapa komponen atau unsur-unsur bagian
materi, fasilitas, perlengkapan, dan metode pembelajaran yang bersinergi
untuk mengaplikasikan prosedur tertentu supaya tercapai apa yang menjadi
tujuan yang dihajatkan. Oleh karenanya apabila salah satu bagian tidak
berfungsi atau tidak bergerak maka tidak berjalan seperti yang di
harapkan, mengakibatkan berdampak secara langsung maupun secara tidak
langsung bisa mempengaruhi komponen atau bagian lainnya sehingga bisa
terjadi perubahan tatanan kinerja sistem pembelajaran.
Sistem pembelajaran yaitu proses interaksi pendidik dengan peserta
didik untuk mengembangkan kreativitas berfikir dalam suatu tahapan
pembelajaran yang nantinya membawa akibat dan dampak yang
diinginkan. Bisa dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan sebuah
sistem yang kemudian disebut dengan sistem pembelajaran.
Mudjiono dan Dimyati mendefinisakan pembelajaran sebagai
sebuah kegiatan guru secara terprogram didalam desain pembelajaran
secara intruksional untuk membuat siswa siswi belajar secara aktif dan
menyenangkan, dan memfokuskan pada penyediaan sumber referensi
21
belajar.15
Pada dasarnya pembelajaran lebih menekan pada kegiatan
terencana yang menyesuaikan atau mengasah daya fsikomotorik
seseorang supaya bisa belajar dengan baik sehingga sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Pembelajaran atau instruksional merupakan konsepsi dari dua
dimensi kegiatan yaitu belajar dan mengajar yang membutuhkan
perencanaan yang diimplementasikan, dan diharapkan mampu mencapai
tujuan atau penguasaan sejumlah kompetensi dan indikatornya sebagai
ilustrasi dari hasil belajar.16
Oleh karena itu, proses pembelajaran bermuara pada 2 kegiatan inti
yaitu: pertama, bagaimana seorang melakukan tindakan perubahan tingkah
laku melalui kegiatan belajar. Kedua, bagaimana orang melakukan
tindakan penyampaian ilmu pengetahuan melalui kegiatan mengajar.17
Pembelajaran menurut Carl R. Rogers pendidikan menitikberatkan
pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar. Kegiatan tersebut
dibuktikan dengan peranan guru yang dominan dan siswa hanya
mendengarkan dan menghafalkan. Argumentasi pentingnya guru
memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran adalah :
1) Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan wajar untuk belajar, siswa
tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
2) Siswa mempelajari hal-hal yang berarti penuh makna bagi dirinya
15
Syiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran,(Bandung: Alfabeta, 2014), h.62.
16
Didi Supriadie & Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), h. 9.
17
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), h.110.
22
3) Perencanaan dan pengorganisasian bahan ajar, ide baru sebagai suatu
yang bermakna bagi siswa.
4) Belajar yang bermakna bagi masyarakat modern maka belajar tentang
proses-proses belajar, transparansi belajar mengalami dan mengambil
hikmah dalam setiap peristiwa.
5) Belajar yang optimal terjadi, bila siswa terlibat secara langsung dan
bertanggung jawab dalam proses belajar.
6) Belajar memahami dapat terjadi, bila siswa mengevaluasi dirinya
sendiri.
7) Belajar mengalami menuntut keterlibatan siswa secara penuh dan
sungguh-sungguh.18
3. Sistem Pembelajaran
Sistem pembelajaran merupakan kombinasi terorganisir meliputi
elemen-elemen manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Unsur manusiawi dalam sistem pembelajaran meliputi: siswa,
guru atau pendidik, pustakawan, laboran, tenaga administrasi serta orang-
orang yang mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran.
Unsur material meliputi: berbagai bahan pelajaran yang dapat
dipergunakan sebagai sumber belajar, misalnya buku-buku, film, PPT,
fhoto, CD dan lain sebagainya.
18
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna..., h. 29.
23
Unsur fasilitas dan perlengkapan meliputi segala sesuatu yang
dapat mendukung terhadap jalannya proses pembelajaran, misalnya ruang
kelas, penerangan, pendingin ruangan, perlengkapan komputer, audio
visual dan lain-lain.
Unsur prosedur meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
proses pembelajaran misalnya starategi dan metode pembelajaran, jadwal
pembelajaran, pelaksanaan evaluasi dan lain-lain.
Sebagai sebuah sistem, seluruh bagian elemen dan unsur yang
membentuk sistem itu memiliki ciri yaitu saling ketergantungan yang
diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Kesuksesan sistem pembelajaran
adalah berhasilnya pencapaian tujuan pembelajaran. Harus mencapai
tujuan yaitu siswa sebagai subjek belajar, sehingga tujuan utama sistem
pembelajaran adalah keberhasilan siswa mencapai tujuan.
Wina Sanjaya, dalam bukunya menyebutkan bahwa sistem
pembelajaran adalah kesatuan komponen yang satu sama lain saling
berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang
diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.19
Menurut undang undang sistem pendidikan nasional nomor 20
tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada satuan lingkunga belajar.20
komponen-komponen sistem pembelajaran ada 5 yaitu,
1. Tujuan
19
Ina Sanjaya, Kurikulum dan Pemb..., h 195.
20
Syiful Sagala, Konsep Dan Makna..., h. 62.
24
Merupakan suatu target yang dicapai dari proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi yaitu tujuan pendidikan
dan tujuan pembangunan nasional.
2. Materi atau bahan ajar
Merupakan sesuatu yang disajikan oleh guru untuk diolah dan
difahami oleh siswa dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Bahan ajar hendaknya disesuaikan dengan
kurikulum yang berlaku serta kebutuhan peserta didik.
3. Teknik atau metode pembelajaran
Sebagai komponen pembelajaran digunakan agar pelajaran
dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan baik.
setiap teknik mengajar hanya boleh digunakan didalam situasi dan
tujuan tertentu. Jika situasi dan tujuan berubah maka cara mengajar
juga harus lain.21
4. Evaluasi
Merupakan suatu proses yang sistematis untuk mendapatkan
informasi sebagai bahan pertimbangan yang digunakan dalam
membuat keputusan untuk meningkatkn kualitas pembelajaran.
Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen dari pembelajaran
mulai dari tujuan, materi, metode, pesera didik serta guru, sehingga
21
Diaz F. Carlos, Pelletiern Marra dan Provenzo Eugene F. (2006). Touch The Future
Teach. Boston: Pearson.h. 12.
25
segala macam faktor penghambat dalam pembelajaran dapat diketahui
dan diperbaiki.22
Maka peneliti menyimpulkan bahwa sistem pembelajaran
merupakan satu kesatuan yag utuh dari komponen-komponen
pembelajaran yang terdiri dari tujuan, peserta didik, pengajar, metode,
bahan ajar, sumber belajar dan evaluasi yang saling berkaitan Satu
dengan lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan.
B. Tinjauan Tentang Tahfidzul Qur’an
1. Tahfidzul Qur’an
Kata tahfidzul Qur’an merupakan gabungan dari kata tahfidz dan
Al-Qur’an. Akar kata tahfidz merupakan bentuk masdar Ghairu Mimy dari
kata َ‫ح‬َ‫ف‬َ‫ظ‬َ–ََُ‫ي‬َ‫ف‬َُ‫ظ‬َ–ََ‫ح‬‫ت‬َ‫ف‬َ‫ح‬‫ي‬َ‫ظ‬‫ا‬ yang mengandung arti memelihara, menjaga,
dan menghafal.
23
Menghafal atau tahfidz diartikan sebagai sebuah usaha untuk
menghafal atau menanamkan suatu materi verbal dalam hati dan ingatan,
sehingga bisa memproduksi kembali sesuai dengan materi yang asli.
Karakteristik dari belajar menghafal ini adalah mereproduksi secara
harfiah dan skema kognitif. Adanya skema kognitif berarti dalam ingatan
seseorang tersimpan semacam program informasi yang dapat diputar
kembali pada saat dibutuhkan. Untuk menghasilkan skema kognitif
22
Sumantri, M S. (2015). Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada h. 26
23
AW Q Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab Indonesia, (Surabaya: Pustaka
Progresif, 1999), h. 301.
26
semacam ini, menjadi syarat bagi keberhasilan menghafal. Syarat lain
yang perlu dan harus dipenuhi adalah mengulang-ulang kembali materi
hafalan yang telah dihafal, sampai tertanam sungguh-sungguh dalah hati.
dan ingatan.24
Menurut Abdul Aziz dan Abdul Rauf pengertian
menghafal adalah “proses mengulang sesuatu baik dengan membaca
atau mendengar.” Kegiatan apapun apabila sering diulang, maka pasti
menjadi hafal. 25
Orang yang sudah hafal Al-Qur’an secara keseluruhan
diluar kepala, bisa disebut dengan juma‟ dan huffadzul Qur’an.
Pengumpulan Al-Qur’an secara menghafal ini dilakukan pada awal masa
penyiaran agama islam, karena Al-Qur’an pada saat itu diturunkan
melalui metode pendengaran. Pelestarian Al-Qur’an melalui hafalan ini
sangat tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. Mengingat Rasulullah
SAW tergolong orang yang ummi.26
Allah berfirman QS. Al -a‟raf 158:




24
W.S. Wingkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta : PT Grasindo,1991) Cet. ketiga, h. 54-
55.
25
Abdul Aziz Abdul Rauf, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah, (Bandung:
Pt Syaamil Cipta Media, 2004), Cet. 4, h.49.
26
Muhammad Nor Ichwan, Memasuki Dunia Al-Qur‟an, (Semarang:Effhar Offset
Semarang, 2001), h.99.
27
Terjemahan:
Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu semua, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi;
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan
dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya,
Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-
kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat
petunjuk".27
Rasulullah saw sangat bergembira jika wahyu turun, bahkan beliau
senantiasa menanti penurunan wahyu dengan penuh harapan dan
kerinduan yang membakar, kemudian beliau menghafal dan
memahaminya persis seperti yang di janjikan Allah SWT. Allah SWT
berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Qiyamah ayat 17 :

Terjemahan”
“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di
dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya”.28
Oleh karena itu, beliau adalah penghafal Al-Qur’an pertama dan
utama, qudwah yang paling baik bagi para sahabat dalam menghafalnya.
Setiap ayat turun, dihafal dalam dada dan ditempatkan dalam hati, sebab
bangsa arab secara qodrati memang mempunyai daya hafal yang kaut. Hal
itu karena pada umumnya mereka buta huruf, sehingga dalam penulisan
berita-berita, syair-syair dan silsilah mereka dilakukan dengan catatan hati
mereka.29
27
Kementerian Agama RI, Kementeian Agama RI, Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an
dan Terjemahannya,...,h.170.
28
Kementeian Agama RI, Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan
Terjemahannya,...,h.577.
29
Manna’ Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an, Pent: Mudzakir, (Surabaya:
Halim Jaya, 2012), h.179-180.
28
2. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalamullah yang mulia diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW, sebagai ramat dan petunjuk bagi manusia dalam
menjalankan kehidupan ini, melalui perantaraan malaikat jibril. Secara
harfiah Qur’an berarti bacaan.30
Makna ini dapat dilihat dalam Al-Qur’an
Surah Al-Qiyamah ayat 17-18.

Terjemahan:
“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di
dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah
selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.”31
Keontentikan Al-Qur’an dan terpeliharanaya keorisinilitasannya
sampai detik ini semakin terbukti. Dalam beberapa ayat Al-Qur’an
disebutkan.32
Allah SAWT berfirman dalam Surah At-Takwir ayat 19-21


Terjemahan:
“Sesungguhnya Al Qur'aan itu benar-benar firman (Allah yang dibawa
oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang
mempunyai kedudukan Tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy,
yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.”33
30
Nasrudin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Alma’arif, 1997),h.86.
31
Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.577.
32
Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005), h.1.
33
Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.586.
29
Firman Allah QS. Al-Waqi‟ah 77-79


Terjemahan:
“Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada
kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya
kecuali orang-orang yang disucikan.’34
Keutamaan yang demikian tidak di miliki oleh kitab-kitab
terdahulu, karena kita-kitab itu diperuntukkan bagi waktu tertentu.35
Maka, jelaslah, bahwa kalamullah yakni Al-Qur’an itu hanya diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW, karena ada kalamullah yang diturunkan
kepada Nabi-nabi yang lain seperti taurat, injil, dan zabur.36
Bagi Al-
Qur’an adalah spesial yaitu dianggap ibadah bagi yang membaca.
3. Hukum Menghafal Al-Qur’an
Al-Qur’an sendiri menjelaskan berbagai sifat dan ciri yang
dimilikinya salah satunya adalah Al-Qur’an merupakan salah satu kitab suci
yang dijamin keontentikannya oleh Allah SWT. Sejak diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW hingga sekarang bahkan sampai hari kiamat. Ini
senada dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Al-Hijr Ayat 9.

34
Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.537.
35
Manna’ Khalil Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an,...,h.13.
36
Mujadidul Islam Mafa, Jalaluddin Al-Akbar, Keajaiban Kitab Suci Al- Qur’an,
(Sidayu: Delta Prima Press, 2010), h.14.
30
Terjemahan:
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkanAl- Quran,dan Sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya.”37
Adanya jaminan Allah SWT dalam ayat di atas, tidak berarti ummat
islam terlepas dari tanggung jawab dan kewajiban untuk memelihara
kemurniannya dari tangan-tangan jahil dan musuh-musuh islam yang tak
henti-hentinya berusaha menodai dan mengotori serta memalsukan ayat-
ayat Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 120.



Terjemahan:
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga
kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk
Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu
mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka
Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.38
Pada prinsip dasarnya ummat islam tetap memiliki kewajiban
secara ril dan konsekuen berusaha memeliharanya, karena pemeliharaan
itu terbatas sesuai dengan sunnatullah yang telah ditetapkannya, tidak
menutup kemungkinan, kemurnian ayat-ayat Al-Qur’an akan diusik dan
diputar balikkan oleh musuh-musuh islam, terbukti balakangan ini banyak
kasus pemalsuan Al-Qur’an. Maka jika ummat islam itu sendiri tidak
37
Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.262.
38
Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.19.
31
mempunyai kepedulian terhadap pemeliharaan kemurnian Al-Qur’an, lalu
siapa lagi yang peduli. Salah satu usaha nyata dalam proses pemeliharaan
kemurnian Al-Qur’an ialah dengan cara mengahafalnya.
Menghafal Qur’an merupakan simbol kekuatan bagi ummat
muslim dan duri bagi musuh-musuh islam. James Mansiz, berkata, “boleh
jadi Al-Qur’an merupakan kitab yang paling banyak dibaca dan dipelajari
diseluruh dunia. Tanpa diragukan lagi, ia merupakan kitab yang paling
mudah untuk dihafal.39
Dalam hal ini, maka menghafal Qur’an menjadi
sangat dirasakan perlunya dengan beberapa alasan:
1. Al-Qur’an diturunkan, diterima dan diajarkan oleh Nabi Muhammad
SAW. Secara hafalan, sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam Al-
Qur’an surah Al-„Ala ayat 6-7.


Terjemahan:
“Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) Maka
kamu tidak akan lupa, kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya
Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.”40
2. Hikmah turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur merupakan
indikasi dan dorongan ke arah tumbuhnya himmah (kemauan) untuk
menghafal, dan Rasulullah SAW merupakan figur yang menguasai
wahyu secara hafalan, agar beliau menjadi tauladan bagi ummatnya.
39
Ahmad Salim Badwilan, Panduan Cepat Menghafal Al-Qur‟an, pent:
rusli,(Jogjakarta: Diva Press, 2012), h.27.
40
Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.591.
32
Maha suci Allah yang telah memudahkan Al-Qur’an untuk dihafal
sebagaimana firmannya dalam surah Al-Qomar Ayat 17.

Terjemahan:
“dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran,
Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?”41
3. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Al-Hijr ayat 9

Terjemahan:
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al- Quran, dan
Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”42
Dalil naqli tersebut bersifat aplikatif, maknanya bahwa jaminan
pemeliharaan keontentikan dan keorisinilitasan Al-Qur’an adalah Allah
SWT yang memberikannya, namun tugas operasional secara ril untuk
memeliharanya harus dilakukan oleh ummat islam.
4. Menghafal Qur’an hukumnya adalah fardhu kifayah. Ini berarti bahwa
orang yang menghafal Al-Qur’an tidak boleh kurang dari jumlah
mutawatir sehingga tidak ada kemungkinan terjadinya pemalsuan dan
pengubahan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an. Apabila kewajiban ini
terpenuhi oleh sejumlah orang maka gugurlah kewajiban orang lainnya.
Sebailknya apabila kewajiban ini tidak terpenuhi maka semua ummat
islam akan berdosa. Hal ini ditegaskan oleh Syaikh Muhammad Makki
Nashr dalam kitab Nihatah Qoulul Mufid mengatakan :
41
Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.529.
42
Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.262.
33
Artinya: Sesungguhnya menghafal Al-Qur‟an diluar kepala
hukumnya fardhu kifayah.”
Membaca Al-Qur’an terhitung ibadah dan pahala yang besar,
melembutkan hati, menundukkan hawa nafsu dan berbagai keutamaan
lainnya yang tak terhingga. Sebab itulah Rasulullah SAW
memerintahkan untuk memelihara dan menjaganya sehingga tidak
melupakannya dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim
Rasul bersabda:
Artinya:
Rasulullah SAW bersabda” jaga dan peliharalah Al-Qur‟an ini.
Karena demi Allah yang jiwa Nabi Muhammad berada pada
kekuasaannya, sungguh ia lebih mudah lepas dari pada unta
diikatannya.43
Penghafal Qur’an tidak baik dan tidak pantas jika melupakan
bacaan hafalan Qur’annya bahkan dia wajib memelihara hafalannya
tersebut dengan mengatur waktu menjadikan Al-Qur’an sebagai wirid
harian agar membantu untuk mengingat dan menjaga supaya tidak lupa,
dan karena mengharap pahala dan keutamaan yang tiada tara.44
Orang
yang hafal Al-Qur’an kemudian sengaja melupakannya termasuk
43
Fuad Abdul Baqi, Shahih Bukhari,hadits no. 5033,... h.627.
44
Syaikh Abdul Aziz Bin Baz Rahimahullah, Keutamaan Menghafal
Al-Qur‟an, Pent: Muhammad Iqbal A. Gazali, h.123.
34
diantara dosa-dosa besar, tapi apabila disebabkan karena malas dan
ceroboh maka dia hanya berdosa dan tidak termasuk dosa besar, ini
senada dengan yang di sabdakan Nabi dalam hadits yang berbunyi :
Artinya:
“Dosa besar yang ke 68 ialah melupakan hafalan Al- Qur‟an meskipun
satu ayat atau satu huruf saja. Ath- Turmudzi dan An-Nasai mengeluarkan
sebuah hadits dari Anas, sesungguhnya Nabi SAW bersabda:
“diperlihatkan kepadaku pahala-pahala umatku, sampai-sampai (pahala
mengeluarkan) sampah dari dalam masjid. Diperlihatkan pula dosa-dosa
umatku. Dan tidak pernah melihat dosa besar daripada seseorang yang
dianugerahi satu surat ari Al-Qur‟an, kemudian melupakannya.” 45
Artinya:
“Berkata Jalaluddin Al-Bulqini, Az-zarkasyi dan yang lainnya: “lupa
hafalan Al-Qur‟an itu dianggap dosa besar, jika disebabkan kemalasan
dan kecerobohan.”46
4. Persiapan Menghafal Al-Qur’an
1) Kemauan dan tekad yang kuat
45
Fuad Abdul Baqi, Sunan Abi Dawud, Hadits no. 1474, h. 323. Juz 1.
46
Ridwan Qoyyun Sa’id, Tanya Jawab Seputar Masalah-Masalah Al-Qur‟an, (Kediri:
Mitra Gayatri), h.46-50.
35
Tahfidzul Qur’an adalah ibadah yang amat agung dan mulia.
Tidak ada yang bisa dan sanggup melainkan orang-orang yang
memiliki Himmah dan semangat serta tekad yang kuat yang mampu
melakukannya. Dalam surah Al-Isro‟ Ayat 19 Allah SWT berfirman :


Terjemahan:
“Dan Barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha
ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, Maka
mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.”47
2) Meluruskan tujuan
Supaya tujuan yang tulus ikhlas dapat terwujud, maka harus
memenuhi 3 hal dalam menghafal Al-Qur’an yaitu :
1) Harus optimis dan penuh keyakinan bahwa Allah akan mudahkan
orang yang sungguh-sungguh menghafalkan Al-Qur’an
2) Jadikan menghafal itu adalah sebuah hobby dan kebutuhan yang
jika tidak tertunai akan merasa ada sesuatu yang hilang dan
kurang.
3) Ingatlah jika telah menghafal Al-Qur’an maka sering-seringlah
dimuraja‟ah dan diaplikasikan isi kandungannya.
3) Tempat yang mendukung
Tempat yang suci dan bersih serta interior dinding yang
eksotik seakan akan duduk di masjid paling depan dan mengahadap
47
Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.284.
36
kiblat akan membuat seorang yang akan menghafal semakin tenang
khusyu‟.
4) Waktu menghafal yang tepat
Waktu menghafal yang tepat menurut para ulama’-ulama’
terdahulu diantaranya adalah:
a. Sepertiga malam
b. Ketika hati sedang bersemangat
c. Isya‟ain (Waktu diantara magrib dan isya’).48
Menentukan saat-saat yang tepat untuk menghafal
merupakan salah satu cara atau metode pendidikan yang sangat
membantu terlahirnya rasa cinta peserta didik terhadap Al-
Qur’an. Pendidik sebaiknya tidak berprasangka bahwa peserta
didik adalah sebuah alat yang bisa dibolak balik kapan saja,
sehingga pendidik melupakan kebutuhan dan tujuan pribadinya
sendiri, dengan alasan bahwa mengajarkan Al-Qur’an di atas
segalanya. Dengan catatan pemilihan waktu tersebut tidak
disaat- saat seperti dibawah ini :
a) Waktu sehabis begadang dan sedikit tidur
b) Sehabis olah raga atau aktifitas badan
c) Sehabis makan-makan berminyak
d) Sehabis seharian belajar intensif
48
Bahirul Amali Herry, Agar Orang Sibuk Bisa Menghafal Al-Qur‟an,
(Jogjakarta: Pro-U Media, 2012), h.38-39.
37
e) Pada waktu-waktu sempit/terbatas etika psikologi anak
sedang tidak baik.
f) Ditengah tegangnya hubungan anak dengan orang tua.49
5) Perbanyak Do’a

Terjemahan:
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya
akan Kuperkenankan bagimu.( QS. Al-mu‟min Ayat 60.)
6) Motivasi.
Motivasi merupakan salah satu faktor eksternal yang sangat
mempengaruhi diri seseorang dalam mendorong untuk melakukan
segala hal tak terkecuali menghafal Al-Qur’an.50
Fakta membuktikan
bahwa banyak orang termotivasi dengan janji-janji kabar gembira
yang jika dilakukan akan mendapatkan sesuatu yang diinginkan.
Seperti akan mendapatkan surga yang luas seluas langit dan bumi
bagi orang bertaqwa.51
5. Syarat menghafal Al-Qur’an
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang
menghafal Al-Qur’an adalah sebagai berikut :
1) Mengosongkan fikiran dari permasalahan yang bisa
mengganggu.
49
Bahirul Amali Herry, Agar Orang Sibuk Bisa Menghafal Alqur‟an,
(Jogjakarta: Pro-U Media, 2012), h., 34
50
Yahya Ibn Abdur Razzaq Al-Ghautsani, Pent: Ahmad Yunus Naidi, Metode
Sistematis Menghafal Al-Qur‟an,...,h.120.
51
Baihirul Amali Herry, Agar Orang Sibuk Bisa Menghafal Alqur‟an, h...,103-132
38
2) Membersihkan jiwa, diri dari segala perbuatan yang
merendahkan haibah (kharismatiknya)
3) Membuang jauh-jauh sifat riya‟, ujub, sum‟ah dan takabbur
4) Niat yang tulus ikhlas, yaqin dan istiqomah dalam menghafal
Niat yang tulus ikhlas dan tekad yang sungguh-sungguh
akan menyampaikan seseorang untuk menggapai tujuan dan cita-
cita mulianya, senada dengan 52
firman Allah SWT dalam Surah
Az-Zumar ayat 11.

Terjemahan:
Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada- Nya
dalam (menjalankan) agama.”53
Mengharap ridlho dan ikhlas serta pahala yang agung,
hendaknya menjadi langkah awal seorang yang menghafal ayat
Allah SWT, karena Allah SWT tidak menerima amalan yang
tidak didasari dengan pondasi keikhlasan.54
Dalam Al-Qur’an
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Bayyinah ayat 5 berbunyi:


52
Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an,...,h.113
53
Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.460
54
Yahya Abdul Fatah Az-Zamawi, Metode Praktis Cepat Hafal Al-Qur‟an, Pent:
Khoirun Niat Shalih, (Solo: Iltizam, 2013), h.38-39.
39
Terjemahan:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah
Allah dengan memurnikan ketaatan kepada- Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
Itulah agama yang lurus.”55
(1) Memiliki keistiqomahan dan keteguhan serta kesabaran.
Keistiqomahan, keteguhan merupakan faktor yang amat
penting bagi orang yang sedang dalam proses menghafal Al-
Qur’an. Ini disebabkan karena dalam proses menghafal Al-
Qur’an akan banyak sekali ditemui berbagai macam kendala,
seperti jenuh, gangguan batin atau karena menghadapi
ayat-ayat tertentu yang mungkin dirasakan sulit
menghafalnya, terutama dalam rangka menjaga kelestarian
menghafal Al-Qur’an.
Artinya:
“Sesungguhnya perumpamaan orang yang hafal Al- Qur‟an itu
seperti perumpamaan orang yang memiliki seekor unta yang
sedang ditambatkan. Jika ia ingin untanya itu tetap di tempat,
maka ia harus menjaga dan menahannya, dan kalau sampai
dilepas unta itu akan lari.” (HR. Bukhari Muslim)56
(2) Konsisten
55
Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.598.
56
Fuad Abdul Baqi, Shahih Bukhari, hadits no. 5031,..., h.627.
40
Konsisten merupakan usaha tetap menjaga keajekan dalam
proses menghafal Al-Qur’an dengan makna lain yaitu, seorang
penghafal Al-Qur’an harus senantiasa kontinuitas dan efisiensi
terhadap waktu. Begitu pentingya waktu, maka kapan saja dan
dimana saja ada waktu luang, intuisinya segera mendorong
untuk segera kembali kepada Al-Qur’an.57
(3) Menghindari diri dari perbuatan maksiat dan sifat-sifat tercela.
Ketika menghafal Al-Qur’an seseorang seyogyanya
menunaikan semua kewajiban tepat pada waktunya dan harus
menjauhi segala kemaksiatan yang dapat mendatangkan murka
dan azab Allah SWT. Jika ia terlanjur melakukan maksiat, maka
bersegeralah untuk bertaubat kembali kepada Allah SWT,
ketahuilah bahwa Al-Qur’an tidak diberikan kepada orang-orang
yang bermaksiat. 58
Perbuatan kemaksiatan dan hal yang tercela merupakan
perbuatan yang wajib dan harus di jauhi bukan hanya oleh para
penghafal Qur’an, namun oleh kaum muslimin umum lainnya
juga, karena kedua perbuatan tersebut sangat memberikan efek
yang sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan
jiwa dan mengusik ketentraman hati orang yang sedang dalam
keistiqomahan dan konsentrasi yang telah terbina dan terlatih
57
Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an,...,h.116
58
Yahya Abdul Fatah Az-Zamawi, Metode Sistematis Menghafal Al-Qur‟an,...,h.40
41
sedemikian indah dan bagus. Syaikh Az-Zarnuji dalam kitab
Ta‟limul Muta‟allim mengatakan :
Artinya:
“Yang menjadi sebab-sebab hafal antara lain ialah bersungguh-
sungguh, keajekan atau kontinuitas, sedikit makan,
memperbanyak shalat malam dan memperbanyak membaca Al-
Qur‟an. Adapun yang menyebabkan menjadi pelupa antara
lain adalah: perubahan maksiat, banyaknya dosa, bersedih
karena urusan keduniaan, banyaknya kesibukan (yang kurang
berguna), dan banyak hubungan (yang tidak mendukung).”59
(4) Mahir dalam membaca
Membaca dengan baik dan benar merupakan hal
terpenting dalam langkah-langkah menghafal, bagaimana tidak
karena sebaiknya dan seharusnya terlebih dahulu mentahsin
bacaannya. Sebagian ulama‟ bahkan tidak memperbolehkan
peserta didiknya untuk menghafal Al-Qur’an sebelum terlebih
dahulu mengkhatamkan Al-Qur’an Binnazhor (melihat dan
membaca ). Hal ini bertujuan supaya calon penghafal benar-
benar lurus dan lancar bacaanya serta fasih lisannya untuk
melafadzkan ayat-ayat dalam Al-Qur’an.60
59
Imam Al-Alamah Az-Zarnuji, Ta‟limul Muta‟alim, Penerbit, Al-Hidayah Surabaya,
h.41.
60
Ahsin W. Al Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an...,h.48-55.
42
6. Adab ketika menghafal Al-Qur’an
Adapun adab yang perlu diimplementasikan oleh seorang yang
hendak menghafal Qur’an adalah :
1) Sebaiknya berprilaku terpuji dan mulia, berakhlaq Al-Qur’an
2) Menjaga kehormatan diri dan hati
3) Sakinah, khusyu‟ dan waqar
4) Memperbanyak shalat malam, mengulang hafalan dalam shalat
5) Memperbanyak membaca Al-Qur’an, terutama waktu
tegah malam, sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan para
sahabat mulia.61
7. Metode / Thoriqoh Menghafal Qur’an
Menghafal membutuhkan metode yang ampuh untuk meraih
keberhasilan menggapai target hafalan, berikut metode-metode yang
bisa digunkan dalam proses menghafal diantaranya :
a. Metode wahdah
Metode wahdah merupakan metode menghafal satu
persatu terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalkan. Untuk
mencapai hafalan awal, setiap ayat bisa dibaca sebanyak 10
sampai 20 kali, sehingga proses ini mampu membentuk pola
bayangannya. Dengan demikian penghafal akan mampu
mengkodefikasikan ayat-ayat yang telah dihafalkannya bukan
hanya dalam bayangan benaknya namun, hingga benar-benar
61
Ahsin W. Al Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an...,h.93-97.
43
membentuk gerak refleks pada lidahnya. Setelah benar-benar
hafal, barulah dilanjutkan pada ayat-ayat berikutnya dengan cara
yang sama, demikian seterusnya sehingga mencapai target hafalan.
b. Metode kitabah
Metode ini memberikan alternatif lain dari metode yang
pertama, yaitu dengan cara menulis sebagaimana makna dari
kitabah itu sendiri adalah menulis. Pada metode ini penghafal
terlebih dahulu menulis ayat-ayat yang dihafalkan pada secarik
kertas yang telah tersedia untuknya. Kemudian ayat-ayat tadi
dibacanya hingga lancar dan benar lalu dihafalkan.
c. Metode Sima‟i
Arti dari sima‟i adalah mendengar, maksudnya metode ini
mendengarkan bacaan untuk dihafalkan. Metode ini sangat efektif
bagi penghafal yang mempunyai daya ingatan yang kuat,
terutama bagi penghafal tunanetra, anak-anak yang masih
dibawah umur yang belum mengenal tulis baca Al-Qur’an.
Metode ini bisa diperaktikkan dengan 2 Alternatif yaitu :
1) Menyimak guru pembimbingnya, terutama bagi penghafal
tunanetra atau anak-anak.
2) Merekam dengan audio atau video terlebih dahulu ayat-ayat
yang dihafalkannya kedalam recorder atau camera video,
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya, kemudian ia
44
mendengar dengan seksama penuh penghayatan secara
perlahan.
d. Metode gabungan
Metode gabungan adalah gabungan antara metode wahdah
dengan metode kitabah. Hanya saja kitabah disini lebih memliki
fungsional sebagai uji coba terhadap ayat-ayat yang telah
dihafalkannya.62
e. Metode Jama‟
Metode Jama‟ merupakan metode menghafal secara
kolektif, yaitu ayat-ayat yang dihafal dan dibaca secara bersama-
sama yang dipimpin oleh seorang instruktur. Pertama instruktur
membacakan satu ayat atau beberapa ayat dan siswa menirukan
secara bersama-sama. Kedua, instruktur membimbingnya dengan
mengulang-ulang kembali ayat-ayat tersebut dan siswa
mengikutinya. Setelah ayat-ayat itu dapat mereka baca dengan
baik dan benar, selanjutnya mereka mengikuti bacaan dengan
sedikit demi sedikit mencoba melepaskan mushaf (tanpa melihat
mushaf) dan demikian seterudnya sehingga ayat-ayat yang sedang
dihafalanya itu sungguh-sungguh sepenuhnya masuk kedalah hati
dan bayangannya.63
f. Metode klasik dan modern menghafal Al-Qur’an
a. Metode klasik
62
Ahsin W. Al Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an...,h.64.
63
Ahsin W. Al Hafidz Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an...,h.63-66
45
1) Talqin
Metode klasik ini melaksakan proses pengajaran
hafalan dilakukan oleh seorang guru dengan membaca
satu ayat, kemudian ditiru dan diikuti oleh siswa secara
berulang-ulang sehingga menghujam dalam dadnya.
2) Talaqqi
Metode talaqqi termasuk cara pengajaran Al-
Qur’an dengan cara guru mempresentasikan hafalan
siswa.
3) Mu‟aradhah
Metode mu‟aradhah yaitu saling saling
membaca secara bergantan, dalam implementasinya
tidak ada perbedaan diantara ketiga cara tersebut.
Tergantung instruksi guru yang biasanya lebih
dominan menetukan metode. Bisa saja tekhnik
mengajar dengan metode talqin lebih cocok untuk
peserta didik yang masih anak-anak. Adapun metode
talaqqi dan mu‟aradhah, lebih cepat untuk orang
dewasa yang sudah benar dan lancar dalam membaca.
b. Metode modern menghafal Al-Qur’an.
1) Mendengar MP3 murattal melalui handphone, komputer
dan lain sebagainya.
46
2) Merekam suara atau mimik muka kemudian mengulang-
ulangnya dengan bantuan alat-alat modern seperti, video
dan lain sebagainya.
3) Menggunakan software Al-Qur’an penghafal terbaru
4) Membaca buku-buku Qur‟anic Puzzle (semacam teka
teki yang diformat untuk menguatkan daya hafalan).64
Metode tahfidz satu hari satu halaman. Lalu
melakukan muraja‟ah hafalan sebanyak empat halaman
setiap harinya sebelum menambah halaman hafalan
berikutnya contohnya sebagai berikut :
1. Hari senin, misalnya seseorang menghafal halaman 15 dari
mushaf Al-Qur’an. Sebelum menghafal halaman tersebut,
terlebih dahulu dia harus melakukan muraja‟ah pada
halaman 11, 12, 13 dan 14.
2. Selanjutnya pada hari selasa menghafal halaman 16.
Sebelum menghafal halaman tersebut, terlebih dahulu dia
harus melakukan muraja‟ah pada halaman 12,13, 14 dan
15, ketika hafalannya bertambah banayak guru tahfidz
menambahkan daftar muraja’ah yang harus dia baca setiap
bulannya. Hal tersebut bertujuan suapaya hafalan yang
diperoleh dalam bulan tersebut tetap terjaga.65
g. Metode maudhawi ma‟rif
64
Baihirul Amaly Herry, Agar Orang Sibuk Bisa Menghafal Alqur‟an..., h.83-90.
65
Yahya Abdul Fatah Az-Zamawi, Metode Sistematis Menghafal Al-Qur‟an...,h.64-65
47
Metode maudhawi ma‟rif merupakan metode hafalan Al-
Qur’an yang memiliki 3 prinsip diantaranya adalah sebagai
berikut :
1) Prinsip isti‟dad (persiapan)
Prinsip persiapan merupakan tahapan pertama yang
wajib disiapkan oleh paa penghafal Al-Qur’an, agar hafalan
satu halaman Al-Qur’an setiap harinya dengan tepat dan
benar diimplementasikan
2) Prinsip tahsin (pengesahan setoran)
Tahapan setelah melakukan persiapan langkah
selanjutnya adalah setorkan hafalan tersebut kepada guru
tahfidz
3) Prinsip muraja‟ah (pengulangan)
Tahapan pengulangan dilakukan setelah peserta didik
menyetor hafalan kepada guru tahfidznya. Setelah peserta
didik menyetor, tidak diperkenankan meninggalkan kelas
(majelis tahfidz) sebelum hafalan yang telah disetor diulang
beberapa kali sesuai dengan arahan dan bimbingan guru
tahfidznya.
Adapun tahapan langkah-langkah menghafal dibagi
menjadi 2 sistem yaitu:
1) Sistem fardli (tahfidz sendiri)
48
Sistem tahfidz sendiri dianjurkan untuk mengikuti
tahapan langka-langkah berikut ini:
a) Peserta didik harus dalam keadaan tenang dan selalu
tersenyum. Guru-guru tahfidzul Qur’an diharakan
untuk selalu menciptakan kondisi dan suasana
belajar yang asyik dan menyenangkan didalam kelas
atau majelis tahfidz.
b) Peserta didik diarahkan untuk membaca ayat-ayat
yang dihafalakan secara berulang-ulang sehingga
terbayang dengan jelas kedalam hati dan fikiran
c) Para peserta didik dianjurkan untuk tidak hanya
menghafal ayatnya, bahkan menghafal pula tulisan,
huruf-huruf dan tempat-tempatnya.
d) Peserta didik dianjurkan untuk memejamkan kedua
matanya kemudian membaca dengan suara pelan
dan penuh konsntrasi.
e) Semua peserta didik dianjurkan untuk mengulangi
bacaan ayat-ayat tersebut hingga benar-benar
menghafalnya.
f) Beri tanda pada kalimat yang di anggap sulit dan
sulit dengan stabillo.
g) Siswa tidak disarankan pindah hafalan baru sebelum
hafalan sebelumnya benar-benar telah dihafal.
49
h) Para siswa tidak diperbolehkan untuk pindah ke ayat
ketiga dan ke empat. Mereka harus menggabungkan
ayat pertama dan kedua telah dihafalnya. Dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
(1) Bacalah ayat pertama dan kedua sekaligus
dengan suara pelan dan penuh konsentrasi.
(2) Lalu bacalah dengan suara keras dan penuh
konsentrasi serta tenang..
(3) Ulangilah kedua ayat tersebut minmal tiga kali,
sehingga hafalan benar-benar kuat. Begitu
seterusnya setiap tambahan-tambahan dua ayat
baru harus digabung dengan ayat sebelumnya
sehingga terjadi kesinambungan antara
hafalannya.
(4) Mengulang dari ayat depan ke belakang dan
dari belakang ke depan.
(5) Semuanya dibaca sir atau suara pelan terlebih
dahulu baru kemudian jahar atau suara keras
dan mata dalam keadaan tertutup.
(6) Lakukan seperti itu, setiap mendapatkan
hafalan baru, harus digabungkan dengan ayat
atau halaman atau juz sebelumnya.
2) Sistem Jama‟i (menghafal bersama-sama)
50
Sistem Jama‟i merupakan sistem yang
menggunakan metode membaca bersama-sama, yaitu
dua atau tiga orang penghafal Al-Qur’an membaca
hafalannya bersama-sama dengan suara keras. Sistem ini
dapat dilakukan dengan langkah-langkah diantaranya :
(1) Membaca secara bersama-sama dengan keras
(2) Bergantian membaca ayat-ayat hafalan dengan jahr
da sir. Ketika partenernya membaca jahr dia harus
membaca dengan sir begitu seterusnya dengan gantian.
Sistem ini diaplikasikan dalam satu majelis,
minimal diikuti oleh dua peserta dan maksimal diikuti
oleh 12 peserta. Setting kelasnya sebagai berikut :
(1) Persiapan
Peserta membuat posisi duduk mengitari guru-
guru tahfidznya. Guru-guru tahfidz menetapkan partner
bagi masing-masing peserta. Masing-masing pasangan
menghafalkan bersama ayat-ayat baru dan lama, sesuai
dengan petunjuk dan instruksi dari guru tahfidz. Setiap
pasangan maju bergiliran menghadap guru tahfidz
untuk menyetor hafalan baru dan muraja’ah hafalan
lama.66
(2) Setoran
66
Yahya Abdul Fatah Az-Zamawi, Revolusi Menghafal Al-Qur'an...,h.89.
51
Koordinator tahfidz membuat daftar muraja‟ah
dari yang paling rendah hingga yang tertinggi.
a) Tingkat pertama
Mengulang hafalan seluruhnya dari juz 1
sampai juz 30 dalam jangka waktu 3 bulan
b) Tingkatan kedua
Mengulang hafalan seluruhnya dari juz 1
sampai juz 30, untuk tahap kedua ini dalam
jangka waktu satu setengah bulan.
c) Tingkatan ketiga
Muraja‟ah hafalan seluruhnya untuk tahap
ketiga ini dalam jangka waktu satu.
d) Tingkatan keempat
Mengulang hafalan seluruhnya, untuk
tahapan ini, menyelesaikan dalam jangka waktu
setengah bulan.
e) Tingkatan kelima
Muraja‟ah hafalan semuanya untuk tahap
kelima ini meneyelesaikannya dalam jangaka
waktu tujuh hari.67
Setoran pertama, muraja‟ah, lima
halaman dibaca dengan cara bergantian.
67
Yahya Abdul Fatah Az-Zamawi, Revolusi Menghafal Al-Qur'an,..., h.94-95
52
Muraja‟ah dimulai dari halaman belakang/
halaman baru ke arah halaman lama. Kedua,
menyetor hafalan baru dengan cara membaca
seluruh ayat yang baru dihaffal secara bersama-
sama. Membaca secara bergiliran sebanyak dua
putaran. Putaran pertama dimulai dari penghafal
sebelah kanan dan putaran kedua dimulai dengan
arah sebelah kiri. Membaca hafalan baru yang
telah dibaca secara bersama-sama. Ketiga,
muraja’ah tes juz 1, dengan sistem acakan (2
hingga 3 pertanyaan). Dibaca secara bergiliran
oleh masing-masing pasangan. Ketika peserta
didik memiliki partnernya sedang berhalangan
hadir, maka guru-guru tahfidz wajib
menggabungkan dengan kelompk lainnya yang
sama juz, halaman dan urutannya, jika urutan
tidak sama dengan kelompok lain maka
hendaknya koordinator guru tahfidz menunjuk
salah satu guru tahfidz untuk menemani peserta
tersebut. Muraja‟ah di tempat dengan cara :
(1) Kembali menghafal hafalan semula
53
(2) Mengulang bersama-sama seluruh bacaan
yang disetorkan, baik muraja’ah maupun
hafalan baru dengan sistem setoran.
(3) Menambah hafalan baru bersama-sama untuk
disetorkan pada pertemuan berikutnya.
(4) Jangan meninggalkan majelis sebelum
mendapatkan izn dari guru tahfidz.
(5) Sistem pengulangan terhdap metode fardli
dan Jama‟i.68
8. Langkah-langkah penting dalam menghafal Al-Qur’an
Adapun langkah atau kaidah-kaidah penting dalam
mengahafal Al-Qur’an yaitu sebagai berikut :
1) Memperbaiki bacaan dan makhorijul huruf
Langkah ini bisa dilakukan dengan cara mendengar dari
guru atau qori‟ yang fasih dan bagus tajwidnya.
2) Menentukan presentasi
Menentukan target dan presentasi bagi seorang yang
hendak menghafal Al-Qur’an sangat bagus untuk dilakukan,
mengingat hal ini supaya tidak terlewatkan daripada target. Jangan
sampai melampui kurikulum hingga hafalannya betul-betul bagus
dan sempurna, tidak boleh pindah dari kurikulum baru kecuali jika
68
Yahya Abdul Fatah Az-Zamawi, Revolusi Menghafal Al-Qur'an,..., h.54.
54
ia telah menyelesaikan secara sempurna hafalan lamanya. Tujuan
agar supaya hafalan menjadi mantap dalam menancap dalam hati.
3) Konsisten dalam menggunakan satu rasm hafalan.
Diantara yang membantu hafalan itu secara sempurna
adalah apabila seorang penghafal menggunakan satu mushaf
khusus, tidak diganti-ganti.
4) Memahami apa makna dari ayat yang dihafal.
Memahami ayat perayat dalam Al-Qur’an merupakan
bantun terbesar dalam menghafalkannya terutama dalam aspek
keterkaitannya dengan ayat satu dengan ayat lainnya.
5) Jangan melampaui surat hingga terkait antara awal dan akhir
surat.
Sesudah menyelesaikan satu surat, seorang penghafal
jangan berpindah ayat terlebih dahulu kecuali setelah
menyempurnakan hafalannya dan mengikat awal surat dengan
akhirnya, serta lidahnya dapat mengucapkan dengan mudah, tanpa
bersusah payah, berfikir atau berusaha mengingat ayat dan
mengikuti bacaan.
6) Memperdengarkan secara rutin
Seorang penghafal Al-Qur’an jangan sampai bersandar
pada hafalannya sendiri, tetapi mesti memperdengarkan
hafalannya itu kepada orang lain, karena bisa saja ada bacaan
55
yang perlu diperbaiki atau di tahsin, sungguh betapa indahnya
jika ini dilakukan bersama seorang hafidz yang kuat hafalannya.
7) Mengulangi secara rutin
Mengulang-ulang hafalan secara rutin merupakan kegiatan
yang harus likakukan oleh penghafal Al-Qur’an sebab jika
hafalan tersebut tidak diulang-ulang maka secara otomatis hafalan
tersebut sedikit demi sedikit akan hilang. Jangan sampai setelah ia
berhasil menghafal Qur’an lalu kemudian tidak mau mengulang-
ulangnya.69
8) Memperhatikan ayat-ayat serupa atau sama
Keserupaan dan kesamaan Al-Qur’an dari segi makna,
lafadz dan ayat acapkali serupa, hal ini terdapat dalam Al-Qur’an
Surah Az-Zumar ayat 23.




Terjemahan:
Allah telah menurunkan Perkataan yang paling baik (yaitu) Al
Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang,
gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada
Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di
waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu
69
Ahmad Zain An-Najah, 15 Langkah Efektif Untuk Menghafal Al-Qur‟an, 2008.h.123.
56
Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa
yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang
pemimpinpun.”70
9) Memanfaatkan tahun umur yang tepat untuk menghafal.
Umur yang tepat untuk menghafal dan telah benar-benar
disepakati para ulama‟ adalah: ketika berumur dari umur 5
(lima) tahun hingga 20 sampai 23 tahun. Alasannya manusia
pada usia ini daya hafalannya bagus sekali, bahkan masa-masa
ini merupakan tahun-tahun menghafal yang tepat.71
9. Faktor Pendukung Dan Penghambat Tahfidzul Qur’an
Faktor pendukung dan penghambat dalam sebuah usaha
mengahafal dua hal yang niscaya ada atau sebuah keniscayaan adapun
faktor pendukung dalam meningkatkan hafalan seorang peserta didik
dapat dilihat sesuai dengan penjelasan Yahaya Abdul Fattah Az-
Zawawi dalam bukunya Revolusi Menghafal yaitu faktor-faktor
pendukung seseorang dalam menghafal Al-Qur’an adalah sebagai
berikut :(1) Niat yang tulus ikhlas menghafal karena mengaharap
ridho dan pahala dari Allah SWT, dan membagakan orang tua di dunia
dan akhirat, (2) Didukung oleh semua orang mencintainya, (3)
Istiqomah menjalankan program menghafal meskipun banyaknya
cobaan dan rintangan, (4) Hampir tidak pernah melakukan hal-hal
yang keji atau maksiat ketika dalam proses menghafal, (5) Bergaul
dengan teman-temannya yang banyak hafalan dan memiliki akhlak
70
Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.461.
71
Ahmad Salim Badwilan, Mudah Menghafal Al-Qur‟an..., h.104-116.
57
budi pekerti yang mulia, (6) Selalu optimis pasti bisa menghafal, (7)
Menulis target, (8) Memperbanyak usaha dan do’a, (9) Semangat yang
selalu berapi-api membara untuk menghafal, (10) Selalu mengevaluasi
hafalan didepan guru maupun teman.72
Sedangkan diantara faktor yang sering memperhambat hafalan
seorang yang sedang menghafal adalah (1) Banyaknya dosa dan
maksiat yang dilakukan, (2) Tidak mengikuti, mengulang-ulang dan
memperdengarkan hafalannya, (3) Perhatian yang berlebih terhadap
urusan-urusan dunia yang tak ada manfaatnya, (4) Menghafal banyak
ayat pada waktu yang singkat dan sering pindah-pindah sebelum
menguasi dengan baik dan benar, (5) Timbulnya rasa malas yang
berlebihan,(6) Tidak mena‟ati peraturan lembaga tahfidz, (7)Sering
absen ketika program menghafal dimulai, (8) Tidak berdasarkan
kemauan sendiri akan tetapi paksaan dari orang tua, (9) Memang tidak
bakat menghafal, (10) Seringnya menggonta ganti mushaf.73
.
72
Yahya Abdul Fattah Az-Zawawi. Revolusi Menghafal Al-Qur‟an. Surakarta: (2015).
Insan Kamil. h. 24.
73
Ahmad Salim Badwilan, Mudah Menghafal Al-Qur‟an..., h.203-204.
58
C. Kerangka pikir
Untuk menjelaskan alur berpikir tentang sistem pembelajaran
tahfidzul Qur’an di MTs Negeri Samarinda dapat digambarkan sebagai
berikut ini:
Gambar : I
Keterangan gambar kerangka pikir:
Penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan pada sistem pembelajaran
tahfidzul Qur’an meliputi:
TUJUAN
METODE
MATERI
HAMBATAN
EVALUASI
PENDUKUNG
SISTEM PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN
“ HAFIDZ QUR’AN”
59
1) Tujuan
Sistem pembelajaran memiliki tujuan dan semua kegiatan komponen
atau bagian-bagiannya diarahkan demi tercapai tujuan tersebut.
2) Metode
Adanya metode yang harus digunakan oleh suatu sistem pembelajaran
tahfidzul Qur’an mengharuskan terealisasinya berbagai fungsi yang diperlukan
untuk menunjang usaha mencapai tujuan tersebut.
3) Materi
Materi berupa ayat-ayat atau surah Al-Qur’an yang harus dihafal oleh
siswa siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri Samarinda.
4) Faktor pendukung
Faktor pendukung disini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mendukung proses kegiatan proses pembelajaran tahfidzul Qur’an Di MTs
Negeri Samarinda.
5) Faktor penghambat
Bagian suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk
mengetahui faktor penghambat dalam proses mencapai tujuan system
pembelajaran tahfidzul Qur’an.
6) Evaluasi
Evaluasi atau penilain untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
dalam meyelesaikan target hafalannya.
7) Hasil/ output
60
Merupakan hasil dari usaha dan proses pembelajaran tahfidzul Qur’an
yaitu menjadi seorang yang menghafal Al-Qur’an serta mengamalkan isi
kandungannya.

More Related Content

What's hot

Modul media pembelajaran kelompok 1 PAI 4/D
Modul media pembelajaran kelompok 1 PAI 4/DModul media pembelajaran kelompok 1 PAI 4/D
Modul media pembelajaran kelompok 1 PAI 4/DMohamadMiftah1
 
Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)
Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)
Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip PembelajaranTeknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip PembelajaranJesicaDinna
 
Mengamati strategi pembelajaran terpadu
Mengamati strategi pembelajaran terpaduMengamati strategi pembelajaran terpadu
Mengamati strategi pembelajaran terpaduFebby Noer Oktavia
 
Makalah pengantar pendidikan pendidikan sebagai sistem
Makalah pengantar pendidikan pendidikan sebagai sistemMakalah pengantar pendidikan pendidikan sebagai sistem
Makalah pengantar pendidikan pendidikan sebagai sistemSiti Purwaningsih
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajarNarendra
 
Media pembelajaran penjas
Media pembelajaran penjasMedia pembelajaran penjas
Media pembelajaran penjasistana walet
 
Kelompok 10 Media Pembelajaran
Kelompok 10 Media PembelajaranKelompok 10 Media Pembelajaran
Kelompok 10 Media Pembelajarandwirezky99
 
Portovolio design pembelajaran
Portovolio design pembelajaranPortovolio design pembelajaran
Portovolio design pembelajaranAde Mufti Kholil
 
Modul Media Pembelajaran
 Modul Media Pembelajaran Modul Media Pembelajaran
Modul Media PembelajaranLuthfiHani
 
Pengaruh tp terhadap pola mengajar
Pengaruh tp terhadap pola mengajarPengaruh tp terhadap pola mengajar
Pengaruh tp terhadap pola mengajarRomi Dwi Syahri
 
Makalah metode pembelajaran a1 c317026
Makalah metode pembelajaran a1 c317026Makalah metode pembelajaran a1 c317026
Makalah metode pembelajaran a1 c317026JunikaPurnama1
 
Pembelajaran penjas
Pembelajaran penjasPembelajaran penjas
Pembelajaran penjasistana walet
 
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 11. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1Masriqon Masriqon
 
Sumber Belajar sebagai Komponen Media Pembelajaran-Nia Kurniawati
Sumber Belajar sebagai Komponen Media Pembelajaran-Nia KurniawatiSumber Belajar sebagai Komponen Media Pembelajaran-Nia Kurniawati
Sumber Belajar sebagai Komponen Media Pembelajaran-Nia KurniawatiNiaKurniawati99
 

What's hot (19)

Perkembangan tp
Perkembangan tpPerkembangan tp
Perkembangan tp
 
Modul media pembelajaran kelompok 1 PAI 4/D
Modul media pembelajaran kelompok 1 PAI 4/DModul media pembelajaran kelompok 1 PAI 4/D
Modul media pembelajaran kelompok 1 PAI 4/D
 
Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)
Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)
Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)
 
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip PembelajaranTeknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
 
Mengamati strategi pembelajaran terpadu
Mengamati strategi pembelajaran terpaduMengamati strategi pembelajaran terpadu
Mengamati strategi pembelajaran terpadu
 
Makalah pengantar pendidikan pendidikan sebagai sistem
Makalah pengantar pendidikan pendidikan sebagai sistemMakalah pengantar pendidikan pendidikan sebagai sistem
Makalah pengantar pendidikan pendidikan sebagai sistem
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
 
Media pembelajaran penjas
Media pembelajaran penjasMedia pembelajaran penjas
Media pembelajaran penjas
 
Artikel mastery learning
Artikel mastery learningArtikel mastery learning
Artikel mastery learning
 
Kelompok 10 Media Pembelajaran
Kelompok 10 Media PembelajaranKelompok 10 Media Pembelajaran
Kelompok 10 Media Pembelajaran
 
Portovolio design pembelajaran
Portovolio design pembelajaranPortovolio design pembelajaran
Portovolio design pembelajaran
 
Ppt resume teknologi pendidikan
Ppt resume teknologi pendidikanPpt resume teknologi pendidikan
Ppt resume teknologi pendidikan
 
Modul Media Pembelajaran
 Modul Media Pembelajaran Modul Media Pembelajaran
Modul Media Pembelajaran
 
Pengaruh tp terhadap pola mengajar
Pengaruh tp terhadap pola mengajarPengaruh tp terhadap pola mengajar
Pengaruh tp terhadap pola mengajar
 
Makalah metode pembelajaran a1 c317026
Makalah metode pembelajaran a1 c317026Makalah metode pembelajaran a1 c317026
Makalah metode pembelajaran a1 c317026
 
Tugas Otin
Tugas OtinTugas Otin
Tugas Otin
 
Pembelajaran penjas
Pembelajaran penjasPembelajaran penjas
Pembelajaran penjas
 
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 11. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
 
Sumber Belajar sebagai Komponen Media Pembelajaran-Nia Kurniawati
Sumber Belajar sebagai Komponen Media Pembelajaran-Nia KurniawatiSumber Belajar sebagai Komponen Media Pembelajaran-Nia Kurniawati
Sumber Belajar sebagai Komponen Media Pembelajaran-Nia Kurniawati
 

Similar to 3. bab ii tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di m ts negeri samarinda

Makalah Kelompok Prinsip-Prinsip Pendidikan
Makalah Kelompok Prinsip-Prinsip Pendidikan Makalah Kelompok Prinsip-Prinsip Pendidikan
Makalah Kelompok Prinsip-Prinsip Pendidikan maison pakpahan
 
Perencanaan pembelajaran tik
Perencanaan pembelajaran tikPerencanaan pembelajaran tik
Perencanaan pembelajaran tikAde Rifai Kolot
 
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh BesarMetode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh BesarTjoetnyak Izzatie
 
Perencanaan pembelajaran tik
Perencanaan pembelajaran tikPerencanaan pembelajaran tik
Perencanaan pembelajaran tikDedi Koswara
 
INOVASI-PEMBELAJARAN-untuk-WEB-DOSEN.pptx
INOVASI-PEMBELAJARAN-untuk-WEB-DOSEN.pptxINOVASI-PEMBELAJARAN-untuk-WEB-DOSEN.pptx
INOVASI-PEMBELAJARAN-untuk-WEB-DOSEN.pptxNurulMunawarah3
 
Logika Matematika
Logika MatematikaLogika Matematika
Logika MatematikaAdeSusanti3
 
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)Susi Yanti
 
Pendekatan kontekstual pada_siswa_sekola
Pendekatan kontekstual pada_siswa_sekolaPendekatan kontekstual pada_siswa_sekola
Pendekatan kontekstual pada_siswa_sekolaMuhammad Iqbal
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerFKIP UHO
 
Tes Slide Share
Tes Slide ShareTes Slide Share
Tes Slide Shareputra177
 
BAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docx
BAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docxBAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docx
BAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docxUpiHambuku
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajarannurahdiantidian
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaranfirman_pai
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaranrisnawatijune
 
Tugas kajian kurikulum
Tugas kajian kurikulumTugas kajian kurikulum
Tugas kajian kurikulumreza ediya
 

Similar to 3. bab ii tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di m ts negeri samarinda (20)

Makalah Kelompok Prinsip-Prinsip Pendidikan
Makalah Kelompok Prinsip-Prinsip Pendidikan Makalah Kelompok Prinsip-Prinsip Pendidikan
Makalah Kelompok Prinsip-Prinsip Pendidikan
 
Bab i ok
Bab i okBab i ok
Bab i ok
 
Perencanaan pembelajaran tik
Perencanaan pembelajaran tikPerencanaan pembelajaran tik
Perencanaan pembelajaran tik
 
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh BesarMetode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
 
2
22
2
 
Perencanaan pembelajaran tik
Perencanaan pembelajaran tikPerencanaan pembelajaran tik
Perencanaan pembelajaran tik
 
Capter 2 tugs pak mustaji
Capter 2 tugs pak mustajiCapter 2 tugs pak mustaji
Capter 2 tugs pak mustaji
 
INOVASI-PEMBELAJARAN-untuk-WEB-DOSEN.pptx
INOVASI-PEMBELAJARAN-untuk-WEB-DOSEN.pptxINOVASI-PEMBELAJARAN-untuk-WEB-DOSEN.pptx
INOVASI-PEMBELAJARAN-untuk-WEB-DOSEN.pptx
 
PKP Bab 2
PKP Bab 2 PKP Bab 2
PKP Bab 2
 
Logika Matematika
Logika MatematikaLogika Matematika
Logika Matematika
 
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
(1) lesson studi dlm pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan (kelompok)
 
Pendekatan kontekstual pada_siswa_sekola
Pendekatan kontekstual pada_siswa_sekolaPendekatan kontekstual pada_siswa_sekola
Pendekatan kontekstual pada_siswa_sekola
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputer
 
Tes Slide Share
Tes Slide ShareTes Slide Share
Tes Slide Share
 
BAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docx
BAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docxBAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docx
BAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docx
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
Tugas kajian kurikulum
Tugas kajian kurikulumTugas kajian kurikulum
Tugas kajian kurikulum
 
Proposal deddy
Proposal deddyProposal deddy
Proposal deddy
 

More from IsroqGagah

11 nama nama guru dan profil lampiran-lampiran tesis m. isro' zainuddin = sis...
11 nama nama guru dan profil lampiran-lampiran tesis m. isro' zainuddin = sis...11 nama nama guru dan profil lampiran-lampiran tesis m. isro' zainuddin = sis...
11 nama nama guru dan profil lampiran-lampiran tesis m. isro' zainuddin = sis...IsroqGagah
 
10. fhoto kegiatan wawancara tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran ...
10.  fhoto kegiatan wawancara tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran ...10.  fhoto kegiatan wawancara tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran ...
10. fhoto kegiatan wawancara tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran ...IsroqGagah
 
9. pedoman wawancara tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul...
9. pedoman wawancara tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul...9. pedoman wawancara tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul...
9. pedoman wawancara tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul...IsroqGagah
 
8. lampiran lampiran
8. lampiran lampiran8. lampiran lampiran
8. lampiran lampiranIsroqGagah
 
7. daftar pustaka tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...
7. daftar pustaka tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...7. daftar pustaka tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...
7. daftar pustaka tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...IsroqGagah
 
6. bab v tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di m...
6. bab v tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di m...6. bab v tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di m...
6. bab v tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di m...IsroqGagah
 
5. bab iv tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di ...
5. bab iv tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di ...5. bab iv tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di ...
5. bab iv tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di ...IsroqGagah
 
4. bab iii tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di...
4. bab iii tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di...4. bab iii tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di...
4. bab iii tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di...IsroqGagah
 
2. bab i tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di m...
2. bab i tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di m...2. bab i tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di m...
2. bab i tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di m...IsroqGagah
 
1.1 halaman depan tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...
1.1 halaman depan tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...1.1 halaman depan tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...
1.1 halaman depan tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...IsroqGagah
 
Biodata m. isro' zainuddin
Biodata m. isro' zainuddin Biodata m. isro' zainuddin
Biodata m. isro' zainuddin IsroqGagah
 

More from IsroqGagah (11)

11 nama nama guru dan profil lampiran-lampiran tesis m. isro' zainuddin = sis...
11 nama nama guru dan profil lampiran-lampiran tesis m. isro' zainuddin = sis...11 nama nama guru dan profil lampiran-lampiran tesis m. isro' zainuddin = sis...
11 nama nama guru dan profil lampiran-lampiran tesis m. isro' zainuddin = sis...
 
10. fhoto kegiatan wawancara tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran ...
10.  fhoto kegiatan wawancara tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran ...10.  fhoto kegiatan wawancara tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran ...
10. fhoto kegiatan wawancara tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran ...
 
9. pedoman wawancara tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul...
9. pedoman wawancara tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul...9. pedoman wawancara tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul...
9. pedoman wawancara tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul...
 
8. lampiran lampiran
8. lampiran lampiran8. lampiran lampiran
8. lampiran lampiran
 
7. daftar pustaka tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...
7. daftar pustaka tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...7. daftar pustaka tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...
7. daftar pustaka tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...
 
6. bab v tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di m...
6. bab v tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di m...6. bab v tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di m...
6. bab v tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di m...
 
5. bab iv tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di ...
5. bab iv tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di ...5. bab iv tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di ...
5. bab iv tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di ...
 
4. bab iii tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di...
4. bab iii tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di...4. bab iii tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di...
4. bab iii tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di...
 
2. bab i tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di m...
2. bab i tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di m...2. bab i tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di m...
2. bab i tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di m...
 
1.1 halaman depan tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...
1.1 halaman depan tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...1.1 halaman depan tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...
1.1 halaman depan tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qu...
 
Biodata m. isro' zainuddin
Biodata m. isro' zainuddin Biodata m. isro' zainuddin
Biodata m. isro' zainuddin
 

Recently uploaded

Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptimamshadiqin2
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 

Recently uploaded (20)

Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 

3. bab ii tesis m. isro' zainuddin = sistem pembelajaran tahfidzul qur'an di m ts negeri samarinda

  • 1. 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Sistem Pembelajaran Sistem pembelajaran berasal dari dua kata yaitu “sistem” dan “pembelajaran” agar lebih jelas maka penulis menjelaskan pengertian masing- masing kata tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Sistem Ada beberapa pengertian tentang sistem, di antaranya yaitu kata sistem bersumber dari bahasa yunani “systema” yang berarti sekumpulan bagian atau komponen yang saling berkaitan secara teratur dan merupakan satu kestuan yang utuh.1 Sistem ialah kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memperoleh apa yang dicapai kemudian menghasilkan apa yang yang diinginkan.2 Sedangkan makna dari kata sistem dalam KBBI adalah sebagai berikut: 1) Seperangkat elemen unsur yang secara umum saling berkaitan sehingga membentuk totalitas universal, seperti sistem pendidikan, sistem pernafasan, telekomunikasi dan lain-lain. 2) Tersusun rapi dan teratur dari teori, pandangan, asa dan sebagainya seperti sistem pemerintahan.3 1 Fuad Ikhsan, Dasar-dasar Kependidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), h. 107. 2 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran (Gorontalo: Bumi Aksara, 2006), h. 11. 3 Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 950
  • 2. 17 Menurut Zahara Idris, sebagaimana yang dikutip oleh anggota IKAPI sistem adalah “suatu kesatuan yang terdiri atas komponen- komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber- sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil atau produk”.4 Sistem menurut Salisbury, sebagaimana yang di kutip oleh Syafarudin dan Irwan Nasution, sistem adalah sekelompok bagian- bagian yang bekerja sama sebagai satu kesatuan fungsi. Sedangkan menurut Johnson dkk, definisi sistem yaitu: susunan elemen-elemen yang saling berhubung. 5 Jadi dari pengertian di atas, penulis dalam hal ini menyimpulkan bahwa pengertian sistem adalah keseluruhan dari bagian-bagian (unsur- unsur) yang saling bekerja sama atau berinteraksi untuk mencapai hasil yang diharapkan dan berdasarkan kebutuhan yang telah ditentukan atau yang telah direncanakan. Menurut penulis terdapat 3 hal yang menjadi ciri khas sebuah sistem. Pertama, setiap sistem memiliki tujuan. Tujuan adalah ciri utama sebuah sistem yang merupakan arah yang harus digapai oleh proses sistem. Kedua, sistem mengandung sebuah proses yang merupakan rangkaian kegiatan. Ketiga, proses suatu sistem selalu melibatkan dan memanfaatkan berbagai komponen atau unsur-unsur tertentu. Oleh karena itu suatu sistem tak mungkin jika hanya mempunyai satu bagan komponen 4 Anggota IKAPI, Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta), h. 108. 5 Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran (Ciputat: PT Ciputat Press, 2005), h. 42.
  • 3. 18 saja. Sistem sangat memerlukan dukungan dari berbagai elemen-elemen yang saling berkaitan.6 2. Pembelajaran Terdapat beberapa definisi tentang pembelajaran, di antaranya pembelajaran ialah proses komunikasi dua arah yaitu mengajar dan belajar, mengajar dilakukan oleh guru sedangkan belajar dilakukan oleh siswa siswi.7 Pembelajaran adalah proses mental dan emosional berpadu serta berfikir kritis dan menghayati, seorang pembelajar dikatakan baru melakukan pembelajaran jika fikiran dan perasaannya aktif.8 Ada bedanya apa yang disampaikan oleh ahmad sabri yaitu orang yang sudah aktif terlibat pada proses pembelajaran diharpakan bisa merasa bahagia dan lebih pantas untuk pemanfaatan alam sekitar.9 Dalam KBBI pengertian pembelajaran diambil dari kata “Pem-bel- ajar-an” yang bermakna proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup untuk belajar.10 Pembelajaran menurut Oemar Hamalik yaitu “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, materi, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”.11 6 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 195. 7 Syaifu Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 61. 8 R. Ibrahim, dkk, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Rajawali, 2011), h. 125. 9 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching (Jakarta: QuantumTeaching, 2005),h. 34. 10 Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan., h. 14. 11 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 57.
  • 4. 19 Sedangkan Dimyati, mendefinisikan “pembelajaran s e b a ga i proses yang dilaksanakan oleh guru untuk memberikan pelajaran kepada siswa siswi dalam belajar bagaimana mendapatkan dan memproses pengetahuan, kerampilan dan sikap.12 Dalam undang-undang RI No.20 Tahun 2003 dikatakan bahwa “pengertian pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.13 Sedangkan dalam teori pembelajaran, istilah pembelajaran bisa dimaknai menjadi beberapa pengertian antara lain: 1) Pembelajaran yaitu menyampaikan pengetahuan kepada anak didik atau siswa siswi di madrasah. 2) Pembelajaran ialah menyalurkan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan nasional. 3) Pembelajaran merupakan pengorganisasian lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik. 4) Pembelajran yaitu usaha menyiapkan peserta didik untuk menjadi warga negara bermasyarakat yang baik. 5) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa untuk menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.14 Jadi beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses komunikasi antara pendidik (guru), dan 12 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta),h.157. 13 Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 5. 14 Hamalik. Kurikulum.h...58-64.
  • 5. 20 peserta didik (siswa), untuk mengajarkan siswa dalam memperoleh dan memproses pengetahuan, kerampilan dan sikap, baru dikatakan seseorang sudah belajar yaitu terdapat perbedaan keadaan antara setelah dan sebelum melakukan proses pembelajaran, Oleh karenanya pembelajaran bisa dilaksanakan di mana saja, dan kapan saja. Kedua pengertian di atas, yaitu sistem dan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa susunan beberapa komponen atau unsur-unsur bagian materi, fasilitas, perlengkapan, dan metode pembelajaran yang bersinergi untuk mengaplikasikan prosedur tertentu supaya tercapai apa yang menjadi tujuan yang dihajatkan. Oleh karenanya apabila salah satu bagian tidak berfungsi atau tidak bergerak maka tidak berjalan seperti yang di harapkan, mengakibatkan berdampak secara langsung maupun secara tidak langsung bisa mempengaruhi komponen atau bagian lainnya sehingga bisa terjadi perubahan tatanan kinerja sistem pembelajaran. Sistem pembelajaran yaitu proses interaksi pendidik dengan peserta didik untuk mengembangkan kreativitas berfikir dalam suatu tahapan pembelajaran yang nantinya membawa akibat dan dampak yang diinginkan. Bisa dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan sebuah sistem yang kemudian disebut dengan sistem pembelajaran. Mudjiono dan Dimyati mendefinisakan pembelajaran sebagai sebuah kegiatan guru secara terprogram didalam desain pembelajaran secara intruksional untuk membuat siswa siswi belajar secara aktif dan menyenangkan, dan memfokuskan pada penyediaan sumber referensi
  • 6. 21 belajar.15 Pada dasarnya pembelajaran lebih menekan pada kegiatan terencana yang menyesuaikan atau mengasah daya fsikomotorik seseorang supaya bisa belajar dengan baik sehingga sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pembelajaran atau instruksional merupakan konsepsi dari dua dimensi kegiatan yaitu belajar dan mengajar yang membutuhkan perencanaan yang diimplementasikan, dan diharapkan mampu mencapai tujuan atau penguasaan sejumlah kompetensi dan indikatornya sebagai ilustrasi dari hasil belajar.16 Oleh karena itu, proses pembelajaran bermuara pada 2 kegiatan inti yaitu: pertama, bagaimana seorang melakukan tindakan perubahan tingkah laku melalui kegiatan belajar. Kedua, bagaimana orang melakukan tindakan penyampaian ilmu pengetahuan melalui kegiatan mengajar.17 Pembelajaran menurut Carl R. Rogers pendidikan menitikberatkan pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar. Kegiatan tersebut dibuktikan dengan peranan guru yang dominan dan siswa hanya mendengarkan dan menghafalkan. Argumentasi pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran adalah : 1) Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan wajar untuk belajar, siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya. 2) Siswa mempelajari hal-hal yang berarti penuh makna bagi dirinya 15 Syiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran,(Bandung: Alfabeta, 2014), h.62. 16 Didi Supriadie & Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 9. 17 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h.110.
  • 7. 22 3) Perencanaan dan pengorganisasian bahan ajar, ide baru sebagai suatu yang bermakna bagi siswa. 4) Belajar yang bermakna bagi masyarakat modern maka belajar tentang proses-proses belajar, transparansi belajar mengalami dan mengambil hikmah dalam setiap peristiwa. 5) Belajar yang optimal terjadi, bila siswa terlibat secara langsung dan bertanggung jawab dalam proses belajar. 6) Belajar memahami dapat terjadi, bila siswa mengevaluasi dirinya sendiri. 7) Belajar mengalami menuntut keterlibatan siswa secara penuh dan sungguh-sungguh.18 3. Sistem Pembelajaran Sistem pembelajaran merupakan kombinasi terorganisir meliputi elemen-elemen manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Unsur manusiawi dalam sistem pembelajaran meliputi: siswa, guru atau pendidik, pustakawan, laboran, tenaga administrasi serta orang- orang yang mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Unsur material meliputi: berbagai bahan pelajaran yang dapat dipergunakan sebagai sumber belajar, misalnya buku-buku, film, PPT, fhoto, CD dan lain sebagainya. 18 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna..., h. 29.
  • 8. 23 Unsur fasilitas dan perlengkapan meliputi segala sesuatu yang dapat mendukung terhadap jalannya proses pembelajaran, misalnya ruang kelas, penerangan, pendingin ruangan, perlengkapan komputer, audio visual dan lain-lain. Unsur prosedur meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran misalnya starategi dan metode pembelajaran, jadwal pembelajaran, pelaksanaan evaluasi dan lain-lain. Sebagai sebuah sistem, seluruh bagian elemen dan unsur yang membentuk sistem itu memiliki ciri yaitu saling ketergantungan yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Kesuksesan sistem pembelajaran adalah berhasilnya pencapaian tujuan pembelajaran. Harus mencapai tujuan yaitu siswa sebagai subjek belajar, sehingga tujuan utama sistem pembelajaran adalah keberhasilan siswa mencapai tujuan. Wina Sanjaya, dalam bukunya menyebutkan bahwa sistem pembelajaran adalah kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.19 Menurut undang undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada satuan lingkunga belajar.20 komponen-komponen sistem pembelajaran ada 5 yaitu, 1. Tujuan 19 Ina Sanjaya, Kurikulum dan Pemb..., h 195. 20 Syiful Sagala, Konsep Dan Makna..., h. 62.
  • 9. 24 Merupakan suatu target yang dicapai dari proses pembelajaran untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi yaitu tujuan pendidikan dan tujuan pembangunan nasional. 2. Materi atau bahan ajar Merupakan sesuatu yang disajikan oleh guru untuk diolah dan difahami oleh siswa dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Bahan ajar hendaknya disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku serta kebutuhan peserta didik. 3. Teknik atau metode pembelajaran Sebagai komponen pembelajaran digunakan agar pelajaran dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan baik. setiap teknik mengajar hanya boleh digunakan didalam situasi dan tujuan tertentu. Jika situasi dan tujuan berubah maka cara mengajar juga harus lain.21 4. Evaluasi Merupakan suatu proses yang sistematis untuk mendapatkan informasi sebagai bahan pertimbangan yang digunakan dalam membuat keputusan untuk meningkatkn kualitas pembelajaran. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen dari pembelajaran mulai dari tujuan, materi, metode, pesera didik serta guru, sehingga 21 Diaz F. Carlos, Pelletiern Marra dan Provenzo Eugene F. (2006). Touch The Future Teach. Boston: Pearson.h. 12.
  • 10. 25 segala macam faktor penghambat dalam pembelajaran dapat diketahui dan diperbaiki.22 Maka peneliti menyimpulkan bahwa sistem pembelajaran merupakan satu kesatuan yag utuh dari komponen-komponen pembelajaran yang terdiri dari tujuan, peserta didik, pengajar, metode, bahan ajar, sumber belajar dan evaluasi yang saling berkaitan Satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. B. Tinjauan Tentang Tahfidzul Qur’an 1. Tahfidzul Qur’an Kata tahfidzul Qur’an merupakan gabungan dari kata tahfidz dan Al-Qur’an. Akar kata tahfidz merupakan bentuk masdar Ghairu Mimy dari kata َ‫ح‬َ‫ف‬َ‫ظ‬َ–ََُ‫ي‬َ‫ف‬َُ‫ظ‬َ–ََ‫ح‬‫ت‬َ‫ف‬َ‫ح‬‫ي‬َ‫ظ‬‫ا‬ yang mengandung arti memelihara, menjaga, dan menghafal. 23 Menghafal atau tahfidz diartikan sebagai sebuah usaha untuk menghafal atau menanamkan suatu materi verbal dalam hati dan ingatan, sehingga bisa memproduksi kembali sesuai dengan materi yang asli. Karakteristik dari belajar menghafal ini adalah mereproduksi secara harfiah dan skema kognitif. Adanya skema kognitif berarti dalam ingatan seseorang tersimpan semacam program informasi yang dapat diputar kembali pada saat dibutuhkan. Untuk menghasilkan skema kognitif 22 Sumantri, M S. (2015). Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada h. 26 23 AW Q Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1999), h. 301.
  • 11. 26 semacam ini, menjadi syarat bagi keberhasilan menghafal. Syarat lain yang perlu dan harus dipenuhi adalah mengulang-ulang kembali materi hafalan yang telah dihafal, sampai tertanam sungguh-sungguh dalah hati. dan ingatan.24 Menurut Abdul Aziz dan Abdul Rauf pengertian menghafal adalah “proses mengulang sesuatu baik dengan membaca atau mendengar.” Kegiatan apapun apabila sering diulang, maka pasti menjadi hafal. 25 Orang yang sudah hafal Al-Qur’an secara keseluruhan diluar kepala, bisa disebut dengan juma‟ dan huffadzul Qur’an. Pengumpulan Al-Qur’an secara menghafal ini dilakukan pada awal masa penyiaran agama islam, karena Al-Qur’an pada saat itu diturunkan melalui metode pendengaran. Pelestarian Al-Qur’an melalui hafalan ini sangat tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. Mengingat Rasulullah SAW tergolong orang yang ummi.26 Allah berfirman QS. Al -a‟raf 158:     24 W.S. Wingkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta : PT Grasindo,1991) Cet. ketiga, h. 54- 55. 25 Abdul Aziz Abdul Rauf, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah, (Bandung: Pt Syaamil Cipta Media, 2004), Cet. 4, h.49. 26 Muhammad Nor Ichwan, Memasuki Dunia Al-Qur‟an, (Semarang:Effhar Offset Semarang, 2001), h.99.
  • 12. 27 Terjemahan: Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat- kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk".27 Rasulullah saw sangat bergembira jika wahyu turun, bahkan beliau senantiasa menanti penurunan wahyu dengan penuh harapan dan kerinduan yang membakar, kemudian beliau menghafal dan memahaminya persis seperti yang di janjikan Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Qiyamah ayat 17 :  Terjemahan” “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya”.28 Oleh karena itu, beliau adalah penghafal Al-Qur’an pertama dan utama, qudwah yang paling baik bagi para sahabat dalam menghafalnya. Setiap ayat turun, dihafal dalam dada dan ditempatkan dalam hati, sebab bangsa arab secara qodrati memang mempunyai daya hafal yang kaut. Hal itu karena pada umumnya mereka buta huruf, sehingga dalam penulisan berita-berita, syair-syair dan silsilah mereka dilakukan dengan catatan hati mereka.29 27 Kementerian Agama RI, Kementeian Agama RI, Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.170. 28 Kementeian Agama RI, Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.577. 29 Manna’ Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an, Pent: Mudzakir, (Surabaya: Halim Jaya, 2012), h.179-180.
  • 13. 28 2. Pengertian Al-Qur’an Al-Qur’an adalah kalamullah yang mulia diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai ramat dan petunjuk bagi manusia dalam menjalankan kehidupan ini, melalui perantaraan malaikat jibril. Secara harfiah Qur’an berarti bacaan.30 Makna ini dapat dilihat dalam Al-Qur’an Surah Al-Qiyamah ayat 17-18.  Terjemahan: “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.”31 Keontentikan Al-Qur’an dan terpeliharanaya keorisinilitasannya sampai detik ini semakin terbukti. Dalam beberapa ayat Al-Qur’an disebutkan.32 Allah SAWT berfirman dalam Surah At-Takwir ayat 19-21   Terjemahan: “Sesungguhnya Al Qur'aan itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan Tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.”33 30 Nasrudin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Alma’arif, 1997),h.86. 31 Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.577. 32 Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.1. 33 Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.586.
  • 14. 29 Firman Allah QS. Al-Waqi‟ah 77-79   Terjemahan: “Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.’34 Keutamaan yang demikian tidak di miliki oleh kitab-kitab terdahulu, karena kita-kitab itu diperuntukkan bagi waktu tertentu.35 Maka, jelaslah, bahwa kalamullah yakni Al-Qur’an itu hanya diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, karena ada kalamullah yang diturunkan kepada Nabi-nabi yang lain seperti taurat, injil, dan zabur.36 Bagi Al- Qur’an adalah spesial yaitu dianggap ibadah bagi yang membaca. 3. Hukum Menghafal Al-Qur’an Al-Qur’an sendiri menjelaskan berbagai sifat dan ciri yang dimilikinya salah satunya adalah Al-Qur’an merupakan salah satu kitab suci yang dijamin keontentikannya oleh Allah SWT. Sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW hingga sekarang bahkan sampai hari kiamat. Ini senada dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Al-Hijr Ayat 9.  34 Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.537. 35 Manna’ Khalil Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an,...,h.13. 36 Mujadidul Islam Mafa, Jalaluddin Al-Akbar, Keajaiban Kitab Suci Al- Qur’an, (Sidayu: Delta Prima Press, 2010), h.14.
  • 15. 30 Terjemahan: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkanAl- Quran,dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”37 Adanya jaminan Allah SWT dalam ayat di atas, tidak berarti ummat islam terlepas dari tanggung jawab dan kewajiban untuk memelihara kemurniannya dari tangan-tangan jahil dan musuh-musuh islam yang tak henti-hentinya berusaha menodai dan mengotori serta memalsukan ayat- ayat Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 120.    Terjemahan: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.38 Pada prinsip dasarnya ummat islam tetap memiliki kewajiban secara ril dan konsekuen berusaha memeliharanya, karena pemeliharaan itu terbatas sesuai dengan sunnatullah yang telah ditetapkannya, tidak menutup kemungkinan, kemurnian ayat-ayat Al-Qur’an akan diusik dan diputar balikkan oleh musuh-musuh islam, terbukti balakangan ini banyak kasus pemalsuan Al-Qur’an. Maka jika ummat islam itu sendiri tidak 37 Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.262. 38 Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.19.
  • 16. 31 mempunyai kepedulian terhadap pemeliharaan kemurnian Al-Qur’an, lalu siapa lagi yang peduli. Salah satu usaha nyata dalam proses pemeliharaan kemurnian Al-Qur’an ialah dengan cara mengahafalnya. Menghafal Qur’an merupakan simbol kekuatan bagi ummat muslim dan duri bagi musuh-musuh islam. James Mansiz, berkata, “boleh jadi Al-Qur’an merupakan kitab yang paling banyak dibaca dan dipelajari diseluruh dunia. Tanpa diragukan lagi, ia merupakan kitab yang paling mudah untuk dihafal.39 Dalam hal ini, maka menghafal Qur’an menjadi sangat dirasakan perlunya dengan beberapa alasan: 1. Al-Qur’an diturunkan, diterima dan diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Secara hafalan, sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam Al- Qur’an surah Al-„Ala ayat 6-7.   Terjemahan: “Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) Maka kamu tidak akan lupa, kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.”40 2. Hikmah turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur merupakan indikasi dan dorongan ke arah tumbuhnya himmah (kemauan) untuk menghafal, dan Rasulullah SAW merupakan figur yang menguasai wahyu secara hafalan, agar beliau menjadi tauladan bagi ummatnya. 39 Ahmad Salim Badwilan, Panduan Cepat Menghafal Al-Qur‟an, pent: rusli,(Jogjakarta: Diva Press, 2012), h.27. 40 Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.591.
  • 17. 32 Maha suci Allah yang telah memudahkan Al-Qur’an untuk dihafal sebagaimana firmannya dalam surah Al-Qomar Ayat 17.  Terjemahan: “dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?”41 3. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Al-Hijr ayat 9  Terjemahan: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al- Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”42 Dalil naqli tersebut bersifat aplikatif, maknanya bahwa jaminan pemeliharaan keontentikan dan keorisinilitasan Al-Qur’an adalah Allah SWT yang memberikannya, namun tugas operasional secara ril untuk memeliharanya harus dilakukan oleh ummat islam. 4. Menghafal Qur’an hukumnya adalah fardhu kifayah. Ini berarti bahwa orang yang menghafal Al-Qur’an tidak boleh kurang dari jumlah mutawatir sehingga tidak ada kemungkinan terjadinya pemalsuan dan pengubahan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an. Apabila kewajiban ini terpenuhi oleh sejumlah orang maka gugurlah kewajiban orang lainnya. Sebailknya apabila kewajiban ini tidak terpenuhi maka semua ummat islam akan berdosa. Hal ini ditegaskan oleh Syaikh Muhammad Makki Nashr dalam kitab Nihatah Qoulul Mufid mengatakan : 41 Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.529. 42 Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.262.
  • 18. 33 Artinya: Sesungguhnya menghafal Al-Qur‟an diluar kepala hukumnya fardhu kifayah.” Membaca Al-Qur’an terhitung ibadah dan pahala yang besar, melembutkan hati, menundukkan hawa nafsu dan berbagai keutamaan lainnya yang tak terhingga. Sebab itulah Rasulullah SAW memerintahkan untuk memelihara dan menjaganya sehingga tidak melupakannya dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim Rasul bersabda: Artinya: Rasulullah SAW bersabda” jaga dan peliharalah Al-Qur‟an ini. Karena demi Allah yang jiwa Nabi Muhammad berada pada kekuasaannya, sungguh ia lebih mudah lepas dari pada unta diikatannya.43 Penghafal Qur’an tidak baik dan tidak pantas jika melupakan bacaan hafalan Qur’annya bahkan dia wajib memelihara hafalannya tersebut dengan mengatur waktu menjadikan Al-Qur’an sebagai wirid harian agar membantu untuk mengingat dan menjaga supaya tidak lupa, dan karena mengharap pahala dan keutamaan yang tiada tara.44 Orang yang hafal Al-Qur’an kemudian sengaja melupakannya termasuk 43 Fuad Abdul Baqi, Shahih Bukhari,hadits no. 5033,... h.627. 44 Syaikh Abdul Aziz Bin Baz Rahimahullah, Keutamaan Menghafal Al-Qur‟an, Pent: Muhammad Iqbal A. Gazali, h.123.
  • 19. 34 diantara dosa-dosa besar, tapi apabila disebabkan karena malas dan ceroboh maka dia hanya berdosa dan tidak termasuk dosa besar, ini senada dengan yang di sabdakan Nabi dalam hadits yang berbunyi : Artinya: “Dosa besar yang ke 68 ialah melupakan hafalan Al- Qur‟an meskipun satu ayat atau satu huruf saja. Ath- Turmudzi dan An-Nasai mengeluarkan sebuah hadits dari Anas, sesungguhnya Nabi SAW bersabda: “diperlihatkan kepadaku pahala-pahala umatku, sampai-sampai (pahala mengeluarkan) sampah dari dalam masjid. Diperlihatkan pula dosa-dosa umatku. Dan tidak pernah melihat dosa besar daripada seseorang yang dianugerahi satu surat ari Al-Qur‟an, kemudian melupakannya.” 45 Artinya: “Berkata Jalaluddin Al-Bulqini, Az-zarkasyi dan yang lainnya: “lupa hafalan Al-Qur‟an itu dianggap dosa besar, jika disebabkan kemalasan dan kecerobohan.”46 4. Persiapan Menghafal Al-Qur’an 1) Kemauan dan tekad yang kuat 45 Fuad Abdul Baqi, Sunan Abi Dawud, Hadits no. 1474, h. 323. Juz 1. 46 Ridwan Qoyyun Sa’id, Tanya Jawab Seputar Masalah-Masalah Al-Qur‟an, (Kediri: Mitra Gayatri), h.46-50.
  • 20. 35 Tahfidzul Qur’an adalah ibadah yang amat agung dan mulia. Tidak ada yang bisa dan sanggup melainkan orang-orang yang memiliki Himmah dan semangat serta tekad yang kuat yang mampu melakukannya. Dalam surah Al-Isro‟ Ayat 19 Allah SWT berfirman :   Terjemahan: “Dan Barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, Maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.”47 2) Meluruskan tujuan Supaya tujuan yang tulus ikhlas dapat terwujud, maka harus memenuhi 3 hal dalam menghafal Al-Qur’an yaitu : 1) Harus optimis dan penuh keyakinan bahwa Allah akan mudahkan orang yang sungguh-sungguh menghafalkan Al-Qur’an 2) Jadikan menghafal itu adalah sebuah hobby dan kebutuhan yang jika tidak tertunai akan merasa ada sesuatu yang hilang dan kurang. 3) Ingatlah jika telah menghafal Al-Qur’an maka sering-seringlah dimuraja‟ah dan diaplikasikan isi kandungannya. 3) Tempat yang mendukung Tempat yang suci dan bersih serta interior dinding yang eksotik seakan akan duduk di masjid paling depan dan mengahadap 47 Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.284.
  • 21. 36 kiblat akan membuat seorang yang akan menghafal semakin tenang khusyu‟. 4) Waktu menghafal yang tepat Waktu menghafal yang tepat menurut para ulama’-ulama’ terdahulu diantaranya adalah: a. Sepertiga malam b. Ketika hati sedang bersemangat c. Isya‟ain (Waktu diantara magrib dan isya’).48 Menentukan saat-saat yang tepat untuk menghafal merupakan salah satu cara atau metode pendidikan yang sangat membantu terlahirnya rasa cinta peserta didik terhadap Al- Qur’an. Pendidik sebaiknya tidak berprasangka bahwa peserta didik adalah sebuah alat yang bisa dibolak balik kapan saja, sehingga pendidik melupakan kebutuhan dan tujuan pribadinya sendiri, dengan alasan bahwa mengajarkan Al-Qur’an di atas segalanya. Dengan catatan pemilihan waktu tersebut tidak disaat- saat seperti dibawah ini : a) Waktu sehabis begadang dan sedikit tidur b) Sehabis olah raga atau aktifitas badan c) Sehabis makan-makan berminyak d) Sehabis seharian belajar intensif 48 Bahirul Amali Herry, Agar Orang Sibuk Bisa Menghafal Al-Qur‟an, (Jogjakarta: Pro-U Media, 2012), h.38-39.
  • 22. 37 e) Pada waktu-waktu sempit/terbatas etika psikologi anak sedang tidak baik. f) Ditengah tegangnya hubungan anak dengan orang tua.49 5) Perbanyak Do’a  Terjemahan: “Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.( QS. Al-mu‟min Ayat 60.) 6) Motivasi. Motivasi merupakan salah satu faktor eksternal yang sangat mempengaruhi diri seseorang dalam mendorong untuk melakukan segala hal tak terkecuali menghafal Al-Qur’an.50 Fakta membuktikan bahwa banyak orang termotivasi dengan janji-janji kabar gembira yang jika dilakukan akan mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Seperti akan mendapatkan surga yang luas seluas langit dan bumi bagi orang bertaqwa.51 5. Syarat menghafal Al-Qur’an Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang menghafal Al-Qur’an adalah sebagai berikut : 1) Mengosongkan fikiran dari permasalahan yang bisa mengganggu. 49 Bahirul Amali Herry, Agar Orang Sibuk Bisa Menghafal Alqur‟an, (Jogjakarta: Pro-U Media, 2012), h., 34 50 Yahya Ibn Abdur Razzaq Al-Ghautsani, Pent: Ahmad Yunus Naidi, Metode Sistematis Menghafal Al-Qur‟an,...,h.120. 51 Baihirul Amali Herry, Agar Orang Sibuk Bisa Menghafal Alqur‟an, h...,103-132
  • 23. 38 2) Membersihkan jiwa, diri dari segala perbuatan yang merendahkan haibah (kharismatiknya) 3) Membuang jauh-jauh sifat riya‟, ujub, sum‟ah dan takabbur 4) Niat yang tulus ikhlas, yaqin dan istiqomah dalam menghafal Niat yang tulus ikhlas dan tekad yang sungguh-sungguh akan menyampaikan seseorang untuk menggapai tujuan dan cita- cita mulianya, senada dengan 52 firman Allah SWT dalam Surah Az-Zumar ayat 11.  Terjemahan: Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada- Nya dalam (menjalankan) agama.”53 Mengharap ridlho dan ikhlas serta pahala yang agung, hendaknya menjadi langkah awal seorang yang menghafal ayat Allah SWT, karena Allah SWT tidak menerima amalan yang tidak didasari dengan pondasi keikhlasan.54 Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman dalam surah Al-Bayyinah ayat 5 berbunyi:   52 Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an,...,h.113 53 Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.460 54 Yahya Abdul Fatah Az-Zamawi, Metode Praktis Cepat Hafal Al-Qur‟an, Pent: Khoirun Niat Shalih, (Solo: Iltizam, 2013), h.38-39.
  • 24. 39 Terjemahan: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada- Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.”55 (1) Memiliki keistiqomahan dan keteguhan serta kesabaran. Keistiqomahan, keteguhan merupakan faktor yang amat penting bagi orang yang sedang dalam proses menghafal Al- Qur’an. Ini disebabkan karena dalam proses menghafal Al- Qur’an akan banyak sekali ditemui berbagai macam kendala, seperti jenuh, gangguan batin atau karena menghadapi ayat-ayat tertentu yang mungkin dirasakan sulit menghafalnya, terutama dalam rangka menjaga kelestarian menghafal Al-Qur’an. Artinya: “Sesungguhnya perumpamaan orang yang hafal Al- Qur‟an itu seperti perumpamaan orang yang memiliki seekor unta yang sedang ditambatkan. Jika ia ingin untanya itu tetap di tempat, maka ia harus menjaga dan menahannya, dan kalau sampai dilepas unta itu akan lari.” (HR. Bukhari Muslim)56 (2) Konsisten 55 Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.598. 56 Fuad Abdul Baqi, Shahih Bukhari, hadits no. 5031,..., h.627.
  • 25. 40 Konsisten merupakan usaha tetap menjaga keajekan dalam proses menghafal Al-Qur’an dengan makna lain yaitu, seorang penghafal Al-Qur’an harus senantiasa kontinuitas dan efisiensi terhadap waktu. Begitu pentingya waktu, maka kapan saja dan dimana saja ada waktu luang, intuisinya segera mendorong untuk segera kembali kepada Al-Qur’an.57 (3) Menghindari diri dari perbuatan maksiat dan sifat-sifat tercela. Ketika menghafal Al-Qur’an seseorang seyogyanya menunaikan semua kewajiban tepat pada waktunya dan harus menjauhi segala kemaksiatan yang dapat mendatangkan murka dan azab Allah SWT. Jika ia terlanjur melakukan maksiat, maka bersegeralah untuk bertaubat kembali kepada Allah SWT, ketahuilah bahwa Al-Qur’an tidak diberikan kepada orang-orang yang bermaksiat. 58 Perbuatan kemaksiatan dan hal yang tercela merupakan perbuatan yang wajib dan harus di jauhi bukan hanya oleh para penghafal Qur’an, namun oleh kaum muslimin umum lainnya juga, karena kedua perbuatan tersebut sangat memberikan efek yang sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan mengusik ketentraman hati orang yang sedang dalam keistiqomahan dan konsentrasi yang telah terbina dan terlatih 57 Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an,...,h.116 58 Yahya Abdul Fatah Az-Zamawi, Metode Sistematis Menghafal Al-Qur‟an,...,h.40
  • 26. 41 sedemikian indah dan bagus. Syaikh Az-Zarnuji dalam kitab Ta‟limul Muta‟allim mengatakan : Artinya: “Yang menjadi sebab-sebab hafal antara lain ialah bersungguh- sungguh, keajekan atau kontinuitas, sedikit makan, memperbanyak shalat malam dan memperbanyak membaca Al- Qur‟an. Adapun yang menyebabkan menjadi pelupa antara lain adalah: perubahan maksiat, banyaknya dosa, bersedih karena urusan keduniaan, banyaknya kesibukan (yang kurang berguna), dan banyak hubungan (yang tidak mendukung).”59 (4) Mahir dalam membaca Membaca dengan baik dan benar merupakan hal terpenting dalam langkah-langkah menghafal, bagaimana tidak karena sebaiknya dan seharusnya terlebih dahulu mentahsin bacaannya. Sebagian ulama‟ bahkan tidak memperbolehkan peserta didiknya untuk menghafal Al-Qur’an sebelum terlebih dahulu mengkhatamkan Al-Qur’an Binnazhor (melihat dan membaca ). Hal ini bertujuan supaya calon penghafal benar- benar lurus dan lancar bacaanya serta fasih lisannya untuk melafadzkan ayat-ayat dalam Al-Qur’an.60 59 Imam Al-Alamah Az-Zarnuji, Ta‟limul Muta‟alim, Penerbit, Al-Hidayah Surabaya, h.41. 60 Ahsin W. Al Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an...,h.48-55.
  • 27. 42 6. Adab ketika menghafal Al-Qur’an Adapun adab yang perlu diimplementasikan oleh seorang yang hendak menghafal Qur’an adalah : 1) Sebaiknya berprilaku terpuji dan mulia, berakhlaq Al-Qur’an 2) Menjaga kehormatan diri dan hati 3) Sakinah, khusyu‟ dan waqar 4) Memperbanyak shalat malam, mengulang hafalan dalam shalat 5) Memperbanyak membaca Al-Qur’an, terutama waktu tegah malam, sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan para sahabat mulia.61 7. Metode / Thoriqoh Menghafal Qur’an Menghafal membutuhkan metode yang ampuh untuk meraih keberhasilan menggapai target hafalan, berikut metode-metode yang bisa digunkan dalam proses menghafal diantaranya : a. Metode wahdah Metode wahdah merupakan metode menghafal satu persatu terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalkan. Untuk mencapai hafalan awal, setiap ayat bisa dibaca sebanyak 10 sampai 20 kali, sehingga proses ini mampu membentuk pola bayangannya. Dengan demikian penghafal akan mampu mengkodefikasikan ayat-ayat yang telah dihafalkannya bukan hanya dalam bayangan benaknya namun, hingga benar-benar 61 Ahsin W. Al Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an...,h.93-97.
  • 28. 43 membentuk gerak refleks pada lidahnya. Setelah benar-benar hafal, barulah dilanjutkan pada ayat-ayat berikutnya dengan cara yang sama, demikian seterusnya sehingga mencapai target hafalan. b. Metode kitabah Metode ini memberikan alternatif lain dari metode yang pertama, yaitu dengan cara menulis sebagaimana makna dari kitabah itu sendiri adalah menulis. Pada metode ini penghafal terlebih dahulu menulis ayat-ayat yang dihafalkan pada secarik kertas yang telah tersedia untuknya. Kemudian ayat-ayat tadi dibacanya hingga lancar dan benar lalu dihafalkan. c. Metode Sima‟i Arti dari sima‟i adalah mendengar, maksudnya metode ini mendengarkan bacaan untuk dihafalkan. Metode ini sangat efektif bagi penghafal yang mempunyai daya ingatan yang kuat, terutama bagi penghafal tunanetra, anak-anak yang masih dibawah umur yang belum mengenal tulis baca Al-Qur’an. Metode ini bisa diperaktikkan dengan 2 Alternatif yaitu : 1) Menyimak guru pembimbingnya, terutama bagi penghafal tunanetra atau anak-anak. 2) Merekam dengan audio atau video terlebih dahulu ayat-ayat yang dihafalkannya kedalam recorder atau camera video, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya, kemudian ia
  • 29. 44 mendengar dengan seksama penuh penghayatan secara perlahan. d. Metode gabungan Metode gabungan adalah gabungan antara metode wahdah dengan metode kitabah. Hanya saja kitabah disini lebih memliki fungsional sebagai uji coba terhadap ayat-ayat yang telah dihafalkannya.62 e. Metode Jama‟ Metode Jama‟ merupakan metode menghafal secara kolektif, yaitu ayat-ayat yang dihafal dan dibaca secara bersama- sama yang dipimpin oleh seorang instruktur. Pertama instruktur membacakan satu ayat atau beberapa ayat dan siswa menirukan secara bersama-sama. Kedua, instruktur membimbingnya dengan mengulang-ulang kembali ayat-ayat tersebut dan siswa mengikutinya. Setelah ayat-ayat itu dapat mereka baca dengan baik dan benar, selanjutnya mereka mengikuti bacaan dengan sedikit demi sedikit mencoba melepaskan mushaf (tanpa melihat mushaf) dan demikian seterudnya sehingga ayat-ayat yang sedang dihafalanya itu sungguh-sungguh sepenuhnya masuk kedalah hati dan bayangannya.63 f. Metode klasik dan modern menghafal Al-Qur’an a. Metode klasik 62 Ahsin W. Al Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an...,h.64. 63 Ahsin W. Al Hafidz Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an...,h.63-66
  • 30. 45 1) Talqin Metode klasik ini melaksakan proses pengajaran hafalan dilakukan oleh seorang guru dengan membaca satu ayat, kemudian ditiru dan diikuti oleh siswa secara berulang-ulang sehingga menghujam dalam dadnya. 2) Talaqqi Metode talaqqi termasuk cara pengajaran Al- Qur’an dengan cara guru mempresentasikan hafalan siswa. 3) Mu‟aradhah Metode mu‟aradhah yaitu saling saling membaca secara bergantan, dalam implementasinya tidak ada perbedaan diantara ketiga cara tersebut. Tergantung instruksi guru yang biasanya lebih dominan menetukan metode. Bisa saja tekhnik mengajar dengan metode talqin lebih cocok untuk peserta didik yang masih anak-anak. Adapun metode talaqqi dan mu‟aradhah, lebih cepat untuk orang dewasa yang sudah benar dan lancar dalam membaca. b. Metode modern menghafal Al-Qur’an. 1) Mendengar MP3 murattal melalui handphone, komputer dan lain sebagainya.
  • 31. 46 2) Merekam suara atau mimik muka kemudian mengulang- ulangnya dengan bantuan alat-alat modern seperti, video dan lain sebagainya. 3) Menggunakan software Al-Qur’an penghafal terbaru 4) Membaca buku-buku Qur‟anic Puzzle (semacam teka teki yang diformat untuk menguatkan daya hafalan).64 Metode tahfidz satu hari satu halaman. Lalu melakukan muraja‟ah hafalan sebanyak empat halaman setiap harinya sebelum menambah halaman hafalan berikutnya contohnya sebagai berikut : 1. Hari senin, misalnya seseorang menghafal halaman 15 dari mushaf Al-Qur’an. Sebelum menghafal halaman tersebut, terlebih dahulu dia harus melakukan muraja‟ah pada halaman 11, 12, 13 dan 14. 2. Selanjutnya pada hari selasa menghafal halaman 16. Sebelum menghafal halaman tersebut, terlebih dahulu dia harus melakukan muraja‟ah pada halaman 12,13, 14 dan 15, ketika hafalannya bertambah banayak guru tahfidz menambahkan daftar muraja’ah yang harus dia baca setiap bulannya. Hal tersebut bertujuan suapaya hafalan yang diperoleh dalam bulan tersebut tetap terjaga.65 g. Metode maudhawi ma‟rif 64 Baihirul Amaly Herry, Agar Orang Sibuk Bisa Menghafal Alqur‟an..., h.83-90. 65 Yahya Abdul Fatah Az-Zamawi, Metode Sistematis Menghafal Al-Qur‟an...,h.64-65
  • 32. 47 Metode maudhawi ma‟rif merupakan metode hafalan Al- Qur’an yang memiliki 3 prinsip diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Prinsip isti‟dad (persiapan) Prinsip persiapan merupakan tahapan pertama yang wajib disiapkan oleh paa penghafal Al-Qur’an, agar hafalan satu halaman Al-Qur’an setiap harinya dengan tepat dan benar diimplementasikan 2) Prinsip tahsin (pengesahan setoran) Tahapan setelah melakukan persiapan langkah selanjutnya adalah setorkan hafalan tersebut kepada guru tahfidz 3) Prinsip muraja‟ah (pengulangan) Tahapan pengulangan dilakukan setelah peserta didik menyetor hafalan kepada guru tahfidznya. Setelah peserta didik menyetor, tidak diperkenankan meninggalkan kelas (majelis tahfidz) sebelum hafalan yang telah disetor diulang beberapa kali sesuai dengan arahan dan bimbingan guru tahfidznya. Adapun tahapan langkah-langkah menghafal dibagi menjadi 2 sistem yaitu: 1) Sistem fardli (tahfidz sendiri)
  • 33. 48 Sistem tahfidz sendiri dianjurkan untuk mengikuti tahapan langka-langkah berikut ini: a) Peserta didik harus dalam keadaan tenang dan selalu tersenyum. Guru-guru tahfidzul Qur’an diharakan untuk selalu menciptakan kondisi dan suasana belajar yang asyik dan menyenangkan didalam kelas atau majelis tahfidz. b) Peserta didik diarahkan untuk membaca ayat-ayat yang dihafalakan secara berulang-ulang sehingga terbayang dengan jelas kedalam hati dan fikiran c) Para peserta didik dianjurkan untuk tidak hanya menghafal ayatnya, bahkan menghafal pula tulisan, huruf-huruf dan tempat-tempatnya. d) Peserta didik dianjurkan untuk memejamkan kedua matanya kemudian membaca dengan suara pelan dan penuh konsntrasi. e) Semua peserta didik dianjurkan untuk mengulangi bacaan ayat-ayat tersebut hingga benar-benar menghafalnya. f) Beri tanda pada kalimat yang di anggap sulit dan sulit dengan stabillo. g) Siswa tidak disarankan pindah hafalan baru sebelum hafalan sebelumnya benar-benar telah dihafal.
  • 34. 49 h) Para siswa tidak diperbolehkan untuk pindah ke ayat ketiga dan ke empat. Mereka harus menggabungkan ayat pertama dan kedua telah dihafalnya. Dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Bacalah ayat pertama dan kedua sekaligus dengan suara pelan dan penuh konsentrasi. (2) Lalu bacalah dengan suara keras dan penuh konsentrasi serta tenang.. (3) Ulangilah kedua ayat tersebut minmal tiga kali, sehingga hafalan benar-benar kuat. Begitu seterusnya setiap tambahan-tambahan dua ayat baru harus digabung dengan ayat sebelumnya sehingga terjadi kesinambungan antara hafalannya. (4) Mengulang dari ayat depan ke belakang dan dari belakang ke depan. (5) Semuanya dibaca sir atau suara pelan terlebih dahulu baru kemudian jahar atau suara keras dan mata dalam keadaan tertutup. (6) Lakukan seperti itu, setiap mendapatkan hafalan baru, harus digabungkan dengan ayat atau halaman atau juz sebelumnya. 2) Sistem Jama‟i (menghafal bersama-sama)
  • 35. 50 Sistem Jama‟i merupakan sistem yang menggunakan metode membaca bersama-sama, yaitu dua atau tiga orang penghafal Al-Qur’an membaca hafalannya bersama-sama dengan suara keras. Sistem ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah diantaranya : (1) Membaca secara bersama-sama dengan keras (2) Bergantian membaca ayat-ayat hafalan dengan jahr da sir. Ketika partenernya membaca jahr dia harus membaca dengan sir begitu seterusnya dengan gantian. Sistem ini diaplikasikan dalam satu majelis, minimal diikuti oleh dua peserta dan maksimal diikuti oleh 12 peserta. Setting kelasnya sebagai berikut : (1) Persiapan Peserta membuat posisi duduk mengitari guru- guru tahfidznya. Guru-guru tahfidz menetapkan partner bagi masing-masing peserta. Masing-masing pasangan menghafalkan bersama ayat-ayat baru dan lama, sesuai dengan petunjuk dan instruksi dari guru tahfidz. Setiap pasangan maju bergiliran menghadap guru tahfidz untuk menyetor hafalan baru dan muraja’ah hafalan lama.66 (2) Setoran 66 Yahya Abdul Fatah Az-Zamawi, Revolusi Menghafal Al-Qur'an...,h.89.
  • 36. 51 Koordinator tahfidz membuat daftar muraja‟ah dari yang paling rendah hingga yang tertinggi. a) Tingkat pertama Mengulang hafalan seluruhnya dari juz 1 sampai juz 30 dalam jangka waktu 3 bulan b) Tingkatan kedua Mengulang hafalan seluruhnya dari juz 1 sampai juz 30, untuk tahap kedua ini dalam jangka waktu satu setengah bulan. c) Tingkatan ketiga Muraja‟ah hafalan seluruhnya untuk tahap ketiga ini dalam jangka waktu satu. d) Tingkatan keempat Mengulang hafalan seluruhnya, untuk tahapan ini, menyelesaikan dalam jangka waktu setengah bulan. e) Tingkatan kelima Muraja‟ah hafalan semuanya untuk tahap kelima ini meneyelesaikannya dalam jangaka waktu tujuh hari.67 Setoran pertama, muraja‟ah, lima halaman dibaca dengan cara bergantian. 67 Yahya Abdul Fatah Az-Zamawi, Revolusi Menghafal Al-Qur'an,..., h.94-95
  • 37. 52 Muraja‟ah dimulai dari halaman belakang/ halaman baru ke arah halaman lama. Kedua, menyetor hafalan baru dengan cara membaca seluruh ayat yang baru dihaffal secara bersama- sama. Membaca secara bergiliran sebanyak dua putaran. Putaran pertama dimulai dari penghafal sebelah kanan dan putaran kedua dimulai dengan arah sebelah kiri. Membaca hafalan baru yang telah dibaca secara bersama-sama. Ketiga, muraja’ah tes juz 1, dengan sistem acakan (2 hingga 3 pertanyaan). Dibaca secara bergiliran oleh masing-masing pasangan. Ketika peserta didik memiliki partnernya sedang berhalangan hadir, maka guru-guru tahfidz wajib menggabungkan dengan kelompk lainnya yang sama juz, halaman dan urutannya, jika urutan tidak sama dengan kelompok lain maka hendaknya koordinator guru tahfidz menunjuk salah satu guru tahfidz untuk menemani peserta tersebut. Muraja‟ah di tempat dengan cara : (1) Kembali menghafal hafalan semula
  • 38. 53 (2) Mengulang bersama-sama seluruh bacaan yang disetorkan, baik muraja’ah maupun hafalan baru dengan sistem setoran. (3) Menambah hafalan baru bersama-sama untuk disetorkan pada pertemuan berikutnya. (4) Jangan meninggalkan majelis sebelum mendapatkan izn dari guru tahfidz. (5) Sistem pengulangan terhdap metode fardli dan Jama‟i.68 8. Langkah-langkah penting dalam menghafal Al-Qur’an Adapun langkah atau kaidah-kaidah penting dalam mengahafal Al-Qur’an yaitu sebagai berikut : 1) Memperbaiki bacaan dan makhorijul huruf Langkah ini bisa dilakukan dengan cara mendengar dari guru atau qori‟ yang fasih dan bagus tajwidnya. 2) Menentukan presentasi Menentukan target dan presentasi bagi seorang yang hendak menghafal Al-Qur’an sangat bagus untuk dilakukan, mengingat hal ini supaya tidak terlewatkan daripada target. Jangan sampai melampui kurikulum hingga hafalannya betul-betul bagus dan sempurna, tidak boleh pindah dari kurikulum baru kecuali jika 68 Yahya Abdul Fatah Az-Zamawi, Revolusi Menghafal Al-Qur'an,..., h.54.
  • 39. 54 ia telah menyelesaikan secara sempurna hafalan lamanya. Tujuan agar supaya hafalan menjadi mantap dalam menancap dalam hati. 3) Konsisten dalam menggunakan satu rasm hafalan. Diantara yang membantu hafalan itu secara sempurna adalah apabila seorang penghafal menggunakan satu mushaf khusus, tidak diganti-ganti. 4) Memahami apa makna dari ayat yang dihafal. Memahami ayat perayat dalam Al-Qur’an merupakan bantun terbesar dalam menghafalkannya terutama dalam aspek keterkaitannya dengan ayat satu dengan ayat lainnya. 5) Jangan melampaui surat hingga terkait antara awal dan akhir surat. Sesudah menyelesaikan satu surat, seorang penghafal jangan berpindah ayat terlebih dahulu kecuali setelah menyempurnakan hafalannya dan mengikat awal surat dengan akhirnya, serta lidahnya dapat mengucapkan dengan mudah, tanpa bersusah payah, berfikir atau berusaha mengingat ayat dan mengikuti bacaan. 6) Memperdengarkan secara rutin Seorang penghafal Al-Qur’an jangan sampai bersandar pada hafalannya sendiri, tetapi mesti memperdengarkan hafalannya itu kepada orang lain, karena bisa saja ada bacaan
  • 40. 55 yang perlu diperbaiki atau di tahsin, sungguh betapa indahnya jika ini dilakukan bersama seorang hafidz yang kuat hafalannya. 7) Mengulangi secara rutin Mengulang-ulang hafalan secara rutin merupakan kegiatan yang harus likakukan oleh penghafal Al-Qur’an sebab jika hafalan tersebut tidak diulang-ulang maka secara otomatis hafalan tersebut sedikit demi sedikit akan hilang. Jangan sampai setelah ia berhasil menghafal Qur’an lalu kemudian tidak mau mengulang- ulangnya.69 8) Memperhatikan ayat-ayat serupa atau sama Keserupaan dan kesamaan Al-Qur’an dari segi makna, lafadz dan ayat acapkali serupa, hal ini terdapat dalam Al-Qur’an Surah Az-Zumar ayat 23.     Terjemahan: Allah telah menurunkan Perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu 69 Ahmad Zain An-Najah, 15 Langkah Efektif Untuk Menghafal Al-Qur‟an, 2008.h.123.
  • 41. 56 Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.”70 9) Memanfaatkan tahun umur yang tepat untuk menghafal. Umur yang tepat untuk menghafal dan telah benar-benar disepakati para ulama‟ adalah: ketika berumur dari umur 5 (lima) tahun hingga 20 sampai 23 tahun. Alasannya manusia pada usia ini daya hafalannya bagus sekali, bahkan masa-masa ini merupakan tahun-tahun menghafal yang tepat.71 9. Faktor Pendukung Dan Penghambat Tahfidzul Qur’an Faktor pendukung dan penghambat dalam sebuah usaha mengahafal dua hal yang niscaya ada atau sebuah keniscayaan adapun faktor pendukung dalam meningkatkan hafalan seorang peserta didik dapat dilihat sesuai dengan penjelasan Yahaya Abdul Fattah Az- Zawawi dalam bukunya Revolusi Menghafal yaitu faktor-faktor pendukung seseorang dalam menghafal Al-Qur’an adalah sebagai berikut :(1) Niat yang tulus ikhlas menghafal karena mengaharap ridho dan pahala dari Allah SWT, dan membagakan orang tua di dunia dan akhirat, (2) Didukung oleh semua orang mencintainya, (3) Istiqomah menjalankan program menghafal meskipun banyaknya cobaan dan rintangan, (4) Hampir tidak pernah melakukan hal-hal yang keji atau maksiat ketika dalam proses menghafal, (5) Bergaul dengan teman-temannya yang banyak hafalan dan memiliki akhlak 70 Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,...,h.461. 71 Ahmad Salim Badwilan, Mudah Menghafal Al-Qur‟an..., h.104-116.
  • 42. 57 budi pekerti yang mulia, (6) Selalu optimis pasti bisa menghafal, (7) Menulis target, (8) Memperbanyak usaha dan do’a, (9) Semangat yang selalu berapi-api membara untuk menghafal, (10) Selalu mengevaluasi hafalan didepan guru maupun teman.72 Sedangkan diantara faktor yang sering memperhambat hafalan seorang yang sedang menghafal adalah (1) Banyaknya dosa dan maksiat yang dilakukan, (2) Tidak mengikuti, mengulang-ulang dan memperdengarkan hafalannya, (3) Perhatian yang berlebih terhadap urusan-urusan dunia yang tak ada manfaatnya, (4) Menghafal banyak ayat pada waktu yang singkat dan sering pindah-pindah sebelum menguasi dengan baik dan benar, (5) Timbulnya rasa malas yang berlebihan,(6) Tidak mena‟ati peraturan lembaga tahfidz, (7)Sering absen ketika program menghafal dimulai, (8) Tidak berdasarkan kemauan sendiri akan tetapi paksaan dari orang tua, (9) Memang tidak bakat menghafal, (10) Seringnya menggonta ganti mushaf.73 . 72 Yahya Abdul Fattah Az-Zawawi. Revolusi Menghafal Al-Qur‟an. Surakarta: (2015). Insan Kamil. h. 24. 73 Ahmad Salim Badwilan, Mudah Menghafal Al-Qur‟an..., h.203-204.
  • 43. 58 C. Kerangka pikir Untuk menjelaskan alur berpikir tentang sistem pembelajaran tahfidzul Qur’an di MTs Negeri Samarinda dapat digambarkan sebagai berikut ini: Gambar : I Keterangan gambar kerangka pikir: Penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan pada sistem pembelajaran tahfidzul Qur’an meliputi: TUJUAN METODE MATERI HAMBATAN EVALUASI PENDUKUNG SISTEM PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN “ HAFIDZ QUR’AN”
  • 44. 59 1) Tujuan Sistem pembelajaran memiliki tujuan dan semua kegiatan komponen atau bagian-bagiannya diarahkan demi tercapai tujuan tersebut. 2) Metode Adanya metode yang harus digunakan oleh suatu sistem pembelajaran tahfidzul Qur’an mengharuskan terealisasinya berbagai fungsi yang diperlukan untuk menunjang usaha mencapai tujuan tersebut. 3) Materi Materi berupa ayat-ayat atau surah Al-Qur’an yang harus dihafal oleh siswa siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri Samarinda. 4) Faktor pendukung Faktor pendukung disini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendukung proses kegiatan proses pembelajaran tahfidzul Qur’an Di MTs Negeri Samarinda. 5) Faktor penghambat Bagian suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk mengetahui faktor penghambat dalam proses mencapai tujuan system pembelajaran tahfidzul Qur’an. 6) Evaluasi Evaluasi atau penilain untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam meyelesaikan target hafalannya. 7) Hasil/ output
  • 45. 60 Merupakan hasil dari usaha dan proses pembelajaran tahfidzul Qur’an yaitu menjadi seorang yang menghafal Al-Qur’an serta mengamalkan isi kandungannya.