1. Metode pembelajaran bahasa komunitas (CLL) menekankan kerjasama antara siswa untuk mengembangkan aspek bahasa yang ingin dipelajari tanpa mengikuti silabus tetap.
2. CLL didasarkan pada pendekatan konseling di mana guru bertindak sebagai konselor dan penerjemah, sedangkan siswa sebagai klien dan kolaborator.
3. Metode ini menitikberatkan pada rasa kebersamaan dalam kelompok belajar dan men
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep sosiologi dan antropologi serta perkembangan ilmu sosiolinguistik. Ia menjelaskan bahwa sosiologi dan antropologi berkembang seiring waktu dengan pendekatan yang berbeda-beda, sedangkan sosiolinguistik berkembang sejak tahun 1960-an dengan tiga arah utama yaitu studi bahasa dalam konteks sosial, etnografi komunikasi, dan sosiologi bahasa.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas konsep linguistik dan sosiolinguistik serta bidang-bidang kajian utama linguistik
2) Linguistik didefinisikan sebagai kajian ilmiah terhadap bahasa yang mencakupi berbagai bidang seperti fonetik, morfologi, dan sintaksis
3) Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dan masyarakat, meliputi
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistikAhmad NazRi
Dokumen ini membahas tentang sosiolinguistik dan dialek sosial dalam bahasa Melayu. Ia menjelaskan definisi sosiolinguistik, faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya dialek sosial seperti taraf pendidikan, latar belakang sosial, dan fungsi bahasa. Dokumen ini juga membahas cabaran-cabaran bahasa Melayu saat ini seperti pengaruh media, kerancuan bahasa remaja, sikap masyarakat,
Peranan Filsafat Bahasa Dalam Membantu Perkembangan Ilmu Bahasa Dan Implikasinya Terhadap Proses Pendidikan
FILSAFAT ANALITIKA BAHASA: Urgensi Filsafat Bahasa Dalam Landasan Filosofis Pembelajaran Bahasa Arab
1. Metode pembelajaran bahasa komunitas (CLL) menekankan kerjasama antara siswa untuk mengembangkan aspek bahasa yang ingin dipelajari tanpa mengikuti silabus tetap.
2. CLL didasarkan pada pendekatan konseling di mana guru bertindak sebagai konselor dan penerjemah, sedangkan siswa sebagai klien dan kolaborator.
3. Metode ini menitikberatkan pada rasa kebersamaan dalam kelompok belajar dan men
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep sosiologi dan antropologi serta perkembangan ilmu sosiolinguistik. Ia menjelaskan bahwa sosiologi dan antropologi berkembang seiring waktu dengan pendekatan yang berbeda-beda, sedangkan sosiolinguistik berkembang sejak tahun 1960-an dengan tiga arah utama yaitu studi bahasa dalam konteks sosial, etnografi komunikasi, dan sosiologi bahasa.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas konsep linguistik dan sosiolinguistik serta bidang-bidang kajian utama linguistik
2) Linguistik didefinisikan sebagai kajian ilmiah terhadap bahasa yang mencakupi berbagai bidang seperti fonetik, morfologi, dan sintaksis
3) Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dan masyarakat, meliputi
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistikAhmad NazRi
Dokumen ini membahas tentang sosiolinguistik dan dialek sosial dalam bahasa Melayu. Ia menjelaskan definisi sosiolinguistik, faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya dialek sosial seperti taraf pendidikan, latar belakang sosial, dan fungsi bahasa. Dokumen ini juga membahas cabaran-cabaran bahasa Melayu saat ini seperti pengaruh media, kerancuan bahasa remaja, sikap masyarakat,
Peranan Filsafat Bahasa Dalam Membantu Perkembangan Ilmu Bahasa Dan Implikasinya Terhadap Proses Pendidikan
FILSAFAT ANALITIKA BAHASA: Urgensi Filsafat Bahasa Dalam Landasan Filosofis Pembelajaran Bahasa Arab
Dokumen tersebut membahas konsep kedwibahasaan dan bilingualisme serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, proses pemerolehan bahasa kedua, pengukuran kedwibahasaan, dan pengaruh kedwibahasaan terhadap individu dan masyarakat."
Teori Kode-Kode Berbicara menjelaskan tentang perbedaan kode berbicara antar budaya. Teori ini dikembangkan oleh Gerry Philipsen melalui studi etnografi di dua komunitas dengan budaya berbeda. Teori ini terdiri dari lima proposisi yang menjelaskan tentang pemisahan kode berbicara, unsur-unsur yang membentuk kode berbicara, dan penafsiran serta kekuatan kode berbicara dalam komunikasi antar budaya. Teori ini berimplikasi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gender dan tipe kepribadian terhadap kompetensi berbicara bahasa Inggris pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa perempuan dan ekstrovert memiliki kompetensi berbicara lebih tinggi dibandingkan laki-laki dan introvert. Namun, tidak ditemukan pengaruh interaksi antara gender dan tipe kepribadian terhadap kompetens
Makalah ini membahas tentang kompetensi belajar bahasa dan pengembangannya. Terdapat empat bagian utama, yaitu kompetensi sosiolinguistik, kompetensi pragmatik, kompetensi berbahasa, dan tes kompetensi berbahasa. Makalah ini menjelaskan pengertian setiap kompetensi bahasa beserta unsur-unsurnya.
Dokumen tersebut merupakan makalah yang menganalisis kesalahan bahasa yang sering dilakukan oleh Toni Blank, seorang pasien rumah sakit jiwa pengidap skizofrenia, berdasarkan review video dokumenternya. Analisis ini mencakup kategori kesalahan bahasa, seperti kesalahan fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana.
Makalah ini membahas konsep dasar psikolinguistik dengan menjelaskan sejarah, definisi, kodrat bahasa, komponen-komponen bahasa, dan pragmatik. Psikolinguistik merupakan ilmu yang mempelajari proses mental manusia dalam penggunaan bahasa dan tumbuh dari gabungan antara psikologi dan linguistik. Bahasa memiliki ketergantungan struktur, kreativitas, dan sifat arbitrer yang membedakannya dari bah
Nota sejarah ini menyoroti perkembangan pengkajian linguistik dari zaman Yunani hingga moden. Orang Yunani merupakan yang pertama mengkaji bahasa secara sistematik pada 500 SM, diikuti tokoh Plato dan Aristotle yang mengkaji tatabahasa bahasa Yunani. Pada zaman Iskandariah, Rom, Pertengahan, Arab dan India, pengkajian bahasa terus berkembang dengan penekanan terhadap aspek fonetik, morfologi dan
Teks tersebut merupakan ringkasan tentang pendekatan kebudayaan materi dan materialisme budaya. Ia membahas tentang pendekatan idealisme dan materialisme dalam memahami budaya, serta jejak-jejak budaya yang dapat dilihat dari aspek verbal dan nonverbal seperti teks tertulis dan artifak. Paradigma materialisme budaya dijelaskan sebagai pendekatan yang lebih menitikberatkan pada aspek-aspek materi dalam memahami budaya.
Bab 7 membahas berbagai metode penelitian kualitatif seperti fenomenologi, interaksionisme simbolik, grounded theory, cross cultural comparison, thick description, etnometodologi, studi kasus, survei, dan etnografi. Metode-metode ini berfokus pada pemahaman holistik terhadap budaya, interaksi sosial, dan makna subjektif bagi pelaku budaya.
Dokumen tersebut membahas konsep kedwibahasaan dan bilingualisme serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, proses pemerolehan bahasa kedua, pengukuran kedwibahasaan, dan pengaruh kedwibahasaan terhadap individu dan masyarakat."
Teori Kode-Kode Berbicara menjelaskan tentang perbedaan kode berbicara antar budaya. Teori ini dikembangkan oleh Gerry Philipsen melalui studi etnografi di dua komunitas dengan budaya berbeda. Teori ini terdiri dari lima proposisi yang menjelaskan tentang pemisahan kode berbicara, unsur-unsur yang membentuk kode berbicara, dan penafsiran serta kekuatan kode berbicara dalam komunikasi antar budaya. Teori ini berimplikasi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gender dan tipe kepribadian terhadap kompetensi berbicara bahasa Inggris pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa perempuan dan ekstrovert memiliki kompetensi berbicara lebih tinggi dibandingkan laki-laki dan introvert. Namun, tidak ditemukan pengaruh interaksi antara gender dan tipe kepribadian terhadap kompetens
Makalah ini membahas tentang kompetensi belajar bahasa dan pengembangannya. Terdapat empat bagian utama, yaitu kompetensi sosiolinguistik, kompetensi pragmatik, kompetensi berbahasa, dan tes kompetensi berbahasa. Makalah ini menjelaskan pengertian setiap kompetensi bahasa beserta unsur-unsurnya.
Dokumen tersebut merupakan makalah yang menganalisis kesalahan bahasa yang sering dilakukan oleh Toni Blank, seorang pasien rumah sakit jiwa pengidap skizofrenia, berdasarkan review video dokumenternya. Analisis ini mencakup kategori kesalahan bahasa, seperti kesalahan fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana.
Makalah ini membahas konsep dasar psikolinguistik dengan menjelaskan sejarah, definisi, kodrat bahasa, komponen-komponen bahasa, dan pragmatik. Psikolinguistik merupakan ilmu yang mempelajari proses mental manusia dalam penggunaan bahasa dan tumbuh dari gabungan antara psikologi dan linguistik. Bahasa memiliki ketergantungan struktur, kreativitas, dan sifat arbitrer yang membedakannya dari bah
Nota sejarah ini menyoroti perkembangan pengkajian linguistik dari zaman Yunani hingga moden. Orang Yunani merupakan yang pertama mengkaji bahasa secara sistematik pada 500 SM, diikuti tokoh Plato dan Aristotle yang mengkaji tatabahasa bahasa Yunani. Pada zaman Iskandariah, Rom, Pertengahan, Arab dan India, pengkajian bahasa terus berkembang dengan penekanan terhadap aspek fonetik, morfologi dan
Teks tersebut merupakan ringkasan tentang pendekatan kebudayaan materi dan materialisme budaya. Ia membahas tentang pendekatan idealisme dan materialisme dalam memahami budaya, serta jejak-jejak budaya yang dapat dilihat dari aspek verbal dan nonverbal seperti teks tertulis dan artifak. Paradigma materialisme budaya dijelaskan sebagai pendekatan yang lebih menitikberatkan pada aspek-aspek materi dalam memahami budaya.
Bab 7 membahas berbagai metode penelitian kualitatif seperti fenomenologi, interaksionisme simbolik, grounded theory, cross cultural comparison, thick description, etnometodologi, studi kasus, survei, dan etnografi. Metode-metode ini berfokus pada pemahaman holistik terhadap budaya, interaksi sosial, dan makna subjektif bagi pelaku budaya.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
2. Format Penyampaian Bukti Linguistik
Seorang ahli
linguistik dapat
menjadi saksi di
pengadilan melalui
dua tahap.
Pertama,
biasanya ia akan diminta untuk membuat
laporan secara tertulis yang berisi opininya.
Kedua,
akan diminta untuk datang ke pengadilan
dan menjelaskan serta mempertahankan
pendapatnya
Coulthard & Johnson
(2007) menyebutkan
ada dua cara
bagi ahli linguistik
untuk memaparkan
pendapatnya.
Pertama, adalah opini dipaparkan
secara semantis
Kedua, opini tersebut dijelaskan
secara statistik.
3. • Pilihan pertama sering dilakukan oleh sebagian ahli
linguistik forensik dan fonetik. Secara tradisional para
ahli lingustik merasa tidak dapat menyajikan
temuannya secara statistik dalam bentuk probabilitas
matematis, sehingga opini lebih banyak dikodekan
secara semantis (Coulthard & Johnson, 2007:202).
• Jika dilihat dari paradigma penelitian ilmiah, kajian di
bidang linguistik memang lebih banyak bersinggungan
dengan paradigma penelitian kualitatif, meskipun pada
kondisi tertentu bisa pula didekati dengan pendekatan
kuantitatif.
4.
5. • Metode dengan menggunakan skala semantik tetap tersebut tidak lepas
dari beberapa permasalahan. Skala yang dibuat sedemikian rinci – seperti
yang tampak dalam tabel 1 – pada dasarnya merupakan keputusan yang
bersifat kategoris, yaitu apakah X pelakunya atau bukan.
• Kritik lain, menyebutkan bahwa penilaian seperti ini bersifat subjektif.
Penggunaan skala semacam itu oleh dua orang ahli bisa menghasilkan
kesimpulan yang berbeda padahal data yang dianalisis sama.
• Menurut Broeder (via Coulthard & Johnson, 2007:203) persoalan
sebenarnya bukan terletak pada subjektivitas atau objektivitas, tetapi
apakah opini tersebut dapat diandalkan benar.
• Selanjutnya, jika kesaksian ahli diterima oleh pengadilan, bagaimana juri
atau hakim akan memiliki pandangan yang sama dengan ahli lingustik
forensik. Para hakim akhirnya juga akan bekerja dengan pilihan atau
keputusan yang sifatnya biner yaitu ‘bersalah’ (Guilty) atau ‘tidak
bersalah’ (Not Guilty).
6. • Pilihan kedua yang dapat dilakukan oleh ahli linguistik
forensik adalah menyajikan pendapatnya secara statistik.
Menurut Broeder, serta Rose (via Coulthard & Johnson,
2007:204) ada dua pendekatan yang dapat digunakan,
pertama pada probabilitas sebuah hipotesis, yaitu
memperkuat bukti yang dianalisis – misal pada hipotesa
bahwa tersangka adalah si penutur / penulis.
• Kedua, pada probabilitas bahwa bukti akan muncul dalam
bentuk dan kuantitas dimana hal itu terjadi, opini yang
diberikan berupa dua hipotesis yaitu tersangka adalah
penutur / penulis, atau sebaliknya bukan penutur / penulis.
Bentuk yang kedua ini yang lebih disarankan oleh Broeder
dan Rose.
9. Bukti-Bukti Linguistik dan
Keberterimaannya
• Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya fenomena
kebahasaan dapat dijadikan bukti di pengadilan.
• Sejauh mana bukti linguistik yang diajukan dapat
diterima akan tergantung pada tiga hal yaitu
kepakaran, validitas dan realibilitas.
• Aspek kepakaran berkenaan dengan pengetahuan yang
dimiliki oleh seorang linguis.
• Dua aspek berikutnya terkait dengan kriteria
keilmiahan, yaitu apakah bukti yang disajikan relevan
dengan isu yang diperkarakan dan apakah bukti
tersebut berbasis pada metode ilmiah sehingga bisa
dipercaya.
10. • Terkait dengan bukti linguistik, Gibbons (2007)
membedakannya dalam dua kelompok.
• Kelompok pertama adalah bukti-bukti yang
terkait dengan peristiwa komunikasi, dan
• kedua, bukti-bukti yang terkait dengan
kepengarangan.
11. • Bukti Komunikasi
• Dalam suatu peristiwa komunikasi terdapat 3 elemen
penting yang saling terkait yaitu bentuk-bentuk linguistik,
situasi dimana komunikasi tersebut berlangsung dan latar
belakang pengetahuan yang dimiliki oleh partisipan
komunikasi.
• Ketiga elemen tersebut menjadi pijakan agar suatu
komunikasi berjalan dengan baik. Komunikasi yang efektif
mencakup pemilihan rangkaian kata yang paling tepat
untuk mengkomunikasikan makna yang dimaksud kepada
partisipan tertentu dalam konteks tertentu, dengan tetap
memperhitungkan efek jarak dari konteks.
12. • Berdasarkan hal itu, maka metodologi dalam linguistik forensik akan
melibatkan empat aspek (Gibbons, 2007:285).
• Pertama, analisis terhadap rangkaian kata yang digunakan dalam
berkomunikasi. Analisis ini melibatkan suara, kata, tatabahasa dan
wacana serta interaksinya dalam konteks sosial tertentu.
• Kedua, analisis terhadap makna yang mungkin ada dalam bentuk-
bentuk linguistik tersebut.
• Aspek ketiga adalah pengukuran kemampuan berbahasa dari para
partisipan.
• Keempat adalah aspek konteks dimana peristiwa komunikasi itu
terjadi.
• Beberapa aspek yang berhubungan erat dengan penyajian bukti-
bukti linguistik antara lain meliputi: grafofonologi, transkripsi,
leksikal, morfologi, sintaksis, wacana, dan sosiolinguistik.
13. • Kasus yang memerlukan pertimbangan seorang ahli
linguistik forensik pada tataran grafonologi erat kaitannya
dengan nama dua merek yang membingungkan konsumen
karena sulit dibedakan. Di Indonesia, pernah muncul
perseteruan antara dua produsen sepatu.
• Produsen sepatu bermerek Logo merasa dirugikan oleh
kompetitornya karena di pasaran beredar merek sepatu
yang sangat mirip yaitu Loggo. Kemiripan nama merek dari
dua produk juga bisa membingungkan karena adanya
kesulitan dalam pengucapan untuk membedakan dua
produk tersebut. Hal ini biasanya terjadi pada merek yang
menggunakan kata-kata yang jarang dipakai dalam
kehidupan sehari-hari.
14. • Kesalahan dalam komunikasi juga dapat muncul dari
persilangan antara bahasa tulis dan lisan yaitu pada
transkripsi kesaksian dan materi pengamatan oleh polisi
dan pengadilan.
• Penyimpangan dalam penyusunan transkripsi sering terjadi
dan menjadi kajian yang intens dari ahli linguistik forensik.
Di Indonesia, seringkali dijumpai peristiwa pencabutan
berita acara pemeriksaan (BAP) di pengadilan, karena saksi
atau terdakwa merasa tidak menyatakan seperti apa yang
terungkap dalam BAP. Hal ini bisa disebabkan oleh
ketidakakuratan polisi dalam menyusun transkripsi.
Ketidakcermatan dalam penyusunan transkripsi sangat
mungkin akan mengaburkan fakta yang sebenarnya terjadi,
sehingga keputusan yang adil sulit diperoleh.
15. • Tataran leksikal juga merupakan aspek penting untuk mengungkap
makna dalam berkomunikasi. Tataran ini melibatkan penggunaan
kata-kata dan frekuensinya, serta kolokasi. Salah satu kasus yang
berkenaan dengan aspek leksikal pernah didokumentasi oleh
McMenamin (via Gibbons, 2007: 288).
• Isu yang dibahas adalah perbedaan makna antara syndrome,
accident dan disease di sebuah polis asuransi. Seorang anak dari
sebuah keluarga meninggal karena Sudden Infant Death Syndrome
(SIDS) pada usia 18 bulan. Kehidupan anak tersebut dilindungi oleh
asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan ayahnya. Pihak asuransi
menolak untuk membayarkan asuransi, karena polis tersebut tidak
mencakup kematian karena penyakit (illness atau disease).
• MecNamin kemudian melakukan penelusuran ke literatur medis dan
kamus. Ia akhirnya bisa membuktikan bahwa kata syndrome dari sisi
makna lebih dekat kepada accident dibandingkan dengan makna
kata disease.
16. • Pada tataran morfologi, sumbangan linguis sebagai saksi
ahli dapat dilihat pada kasus McSleep Inns (Lentine & Shuy
dalam Gibbons, 2007:291). Prefiks Mc- pada nama
penginapan tersebut berasosiasi dengan hemat, kebersihan
gaya orang skotlandia. Namun, penginapan ini mendapat
gugatan dari McDonald’s yang banyak menggunakan prefiks
tersebut dalam produk-produknya seperti McFries dan
McNuggets.
• Nama Mc- sebenarnya sudah mengakar dalam tradisi
skotlandia sebagai nama keluarga. Lentine dan Shuy
melakukan penelusuran di majalah-majalah dan
menemukan produktivitas penggunaan prefiks Mc- yang
tidak identik dengan McDonald’s, sehingga klaim dari
McDonald’s tidak dapat diterima.
17. • Pada tataran wacana, kehadiran ahli linguistik juga diperlukan
terutama untuk menguraikan kode-kode dari ungkapan linguistik
atau tulisan yang tidak dikenal guna mengidentifikasikan makna
berdasarkan konteksnya. Hal ini terjadi pada Gibbons (2007) ketika
ia diminta untuk menguraikan pembicaraan yang direkam antara
seorang laki-laki dan perempuan, karena polisi tidak memahaminya.
• Dengan mengacu pada konteks, Gibbons berhasil menemukan
bahwa pembicaraan tersebut merupakan bahasa rahasia yang
merupakan hasil modifikasi dari bahasa Inggris sehari-hari.
Demikian pula ketika ia diminta untuk mendeskripsikan catatan
akhir dari seorang yang melakukan bunuh diri. Makna dalam
catatan terakhir pelaku bunuh diri tersebut dapat diungkap dengan
melihat konteks situasi yang ada pada pelaku (Latar belakang
keluarga, kondisi kejiwaan dll).
18. • Dalam ranah sosiolinguistik, aspek yang bisa dikaji antara lain
bahasa rahasia, register, sosiolek, aspek kultural yang
mempengaruhi seseorang untuk memahami bahasa hukum –
seperti yang terjadi pada masyarakat aborigin di Australia.
Berdasarkan catatan Eads (via Gibbons, 2007:296), terjadi salah
komunikasi antara orang Aborigin dengan aparat hukum, karena
kesulitan dalam memahami pertanyaan langsung.
• Problematika yang kurang lebih sama juga dapat ditemui di
Hongkong, dimana masyarakatnya bilingual.
• Berdasarkan hasil kajiannya, Ng (2009) menegaskan bahwa kajian
terhadap praktik dan kepercayaan lokal dalam setting poskolonial
akan membantu peneliti mendapatkan jalan dimana institusi
hukum yang bergaya Anglo-Amerika disusun kembali.
19. Bukti Kepengarangan
• Isu dasar terkait dengan bukti atas
kepengarangan adalah apakah seseorang (A)
memproduksi sebuah teks (Z) yang bisa berwujud
sebuah lukisan, ujaran lisan atau teks tertulis.
• Kasus yang sering ditemui adalah untuk
menentukan siapa di antara dua pengarang yang
benar-benar memproduksi sebuah teks.
• Prinsip dasar yang digunakan untuk
mengidentifikasi kepengarangan adalah variabel
kemiripan dan perbedaan dari teks-teks yang
dibandingkan.
20. • Ranah linguistik yang cukup pesat perkembangannya ada pada
identifikasi bunyi /suara. Bunyi atau suara menjadi salah satu bukti
linguistik yang penting, karena setiap individu memiliki karakteristik
suara yang khas yang berbeda dengan individu lain – layaknya sidik
jari.
• Meskipun keakuratanya tidak setinggi identifikasi DNA, identifikasi
suara banyak digunakan dalam proses peradilan. Fitur-fitur yang
digunakan untuk mengidentifikasi suara antara lain: frekuensi
fundamental percakapan – terutama pada bunyi yang bersuara,
artikulasi, kualitas suara, prosodi, waktu pengucapan, pola intonasi,
halangan dalam pengucapan, intensitas, dialek / sosiolek,
pengucapan dan pola bahasa yang idiosinkretik, serta penggunaan
penekanan yang tidak wajar.
• Usaha untuk mengidentifikasi penutur dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu menggunakan mesin atau menggunakan telinga
(earwitnessing).
21. • Selain suara, bahasa tulis juga merupakan bidang yang
terkait langsung dengan identifikasi kepengarangan. Hal itu
mencakup analisis tulisan tangan, tipografi serta
karakteristik tulisan yang lain.
• Tulisan tangan merupakan bentuk teks yang sangat
potensial untuk digunakan sebagai alat identifikasi
kepengarangan. Seperti halnya sidik jari ataupun suara,
tulisan tangan setiap individu juga sangat khas.
• Ada tiga ciri yang dapat digunakan untuk
mengklasifikasikan penulis, yaitu ciri kelas, ciri individual
dan ciri idiosinkratik. Alat
• identifikasi lain yang dapat digunakan adalah ejaan dan
tanda baca.
22. • Selain tulisan tangan, aspek lain yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kepengarangan adalah pilihan kata. Pilihan kata ini
sering kali terkait dengan kosakata khusus yang lazim digunakan
oleh kalangan tertentu. Salah satu kajian mengenai penggunaan
kata, dilakukan oleh Coulthard (via Gibbons, 2007:303) yang
menemukan adanya fabrikasi ketika polisi menyusun transkripsi
hasil interview dengan tersangka. Para polisi sering ‘tergelincir’
dengan menuliskan jargon kepolisian atau melakukan elaborasi
yang berlebihan sehingga terlihat janggal.
• Itulah yang memberi bukti bahwa keterangan tersangka pada
bagian tertentu telah dimodifikasi. Jeremiah (2009) dalam kajiannya
menemukan bahwa seorang hakim –dalam hal ini Greg Mathis –
menggunakan rangkaian variasi linguistik yang khas meliputi
kosakata, serta ciri gramatis dan fonetis yang khusus.
23. • Kajian dari sudut pandang sosiolinguistik juga
berperan dalam identifikasi kepengarangan yang
meliputi dialek, sosiolek dan register. Gibbons
(2007:306) pernah
• diminta untuk mengidentifikasi apakah seseorang
yang terlibat dalam kasus pengungsian di
Australia berbicara menggunakan bahasa Inggris
dialek Kanada. Dengan menganalisa ciri-ciri yang
distingtif terutama aksennya, Gibbon dapat
menentukan bahwa orang tersebut berasal dari
daerah Kanada Barat atau utara barat Amerika.
24. • Ilmu linguistik juga dapat membantu peradilan
untuk mendeskripsikan profil seorang penulis
atau penutur. Melalui pengkajian bahasa yang
digunakan, akan dapat diketahui profil seseorang
seperti umur, jenis kelamin, kelas sosial, tingkat
pendidikan dan asal daerah, bahkan profesi.
• Bukti jenis ini sangat membantu polisi untuk
melakukan investigasi, karena dapat
mempersempit fokus penyidikan.