Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Rumah panggung merupakan bentuk rumah tradisional yang umum di Indonesia karena memiliki keunggulan dalam menangani kelembapan dan memungkinkan tanah di bawahnya bernafas dengan baik.
2) Pembangunan yang semakin luas menyebabkan semakin banyak tanah yang tertutup dan tidak bisa bernafas, menimbulkan masalah kelembapan.
3) Rumah pangg
1. Seminar NasicmaC'Qreen TrocCuct' w November 2008 ISWN 978-979-19099-0-7
• DAFTAR ISI
Judul Artikel dan Penulis Kode Hal.
Kata Pengantar......................................................................................... I
Daftar Isi .................................................................................................... ii
Sambutan Rektor Universitas Brawijaya ..................................................... v
Sambutan Menteri Negara Lingkungan Hidup ............................................ vi
PEMBICARA UTAMA
Produk Bersih Untuk Menghasilkan Green Product. Rismawarni Marshal
(Direktur Eksekutif PPBN).................................................................................. ix
Green Product. Prof Chandrawati Cahyani (Puslit Biokonversi Pusat
Kajian Kimia FMIPA UB)............................................................................ xiii
Pertamina dan Bahan Bakar Nabati.Eviyanti R .......................................... xvi
TOPIK MAKALAH: ENERGI RAMAH LINGKUNGAN
Perbandingan Pencampuran Air Dan Tinja Sapi Untuk Pembuatan Biogas.
Drs. Pungut, ST..MT, Muhammad Al Kholif............................................. A/2-01 1
Pemanfaatan Bahan Bioaktif Ubur-Ubur Untuk Kestabilan Kualitas Air
Dalam Upaya Peningkatan Produksi Udang Windu Dan Bandeng Di
TambakTradisional. Sri Andayani ............................................................. A/2-02 17
Pembuatan Alat Pengolah Sampah Organik Dengan Efektif
Microorganism. Siti Fatimah....................................................................... A/2-03 26
Pengembangan Model Percepatan Pengomposan Sampah Organik
Dengan Teknologi Rasio Optimum C/N Dan Agitasi Untuk Skala
Rumah Tangga. Mardl Wiyono.................................................................. A/2- 04 32
Sel Surya Sebagai Atap Dan Transformator Energi Ramah Lingkungan.
Suharto...................................................................................................... A/3-01 56
Aplikasi Persamaan Eckenfelder Pada Biofilter Airobik Tercelup Untuk
Pengolahan Air Limbah Domestik. Sugito................................................... A/3- 02 63
Sebaran Spasial Karang Keras (Scleractinia)D Perairan Pu!au Panjang,
Jepara.Oktiyas Muzaky Luthfi ......................... ....................................... A/3-03 74
Pembuatan Briket Bio Arang DaunTebu. Nur Hidayat................................ A/4-01 89
Efek Ketinggian Chimney Dan Downjet Terhadap Emisi Gas Co Pada
Kompor Briket Batubara. Dijan Supramono, Dian Nuriita Kusuma,
Yesay Setiawan ......................................................................................... A/4- 02 98
BMSW (Briket Municipal Solid Waste) Sebagai Alternate Bahan Bakar
yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan. Tri Poespowati ......................... A/4- 03 108
Pemanfaatan Abu Terbang (Green Concrete Material) Sebagai Solusi
Pencemaran Lingkungan. Sebuah Kajian. Agoes Soehardjono................. A/4- 04 114
TOPIK MAKALAH: PENGELOLAAN RAMAH UNGKUNGAN
Perbandingan Surabaya Green And Clean Sebagai Faktor Stimulan
Terhadap Perilaku Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas
Di Surabaya Dan Di Gresik. Sri Widyastuti ................................................ B/2- 01 120
Penerapan Green Productivity Pada Pabrik Pengolahan Dan Pendinginan
Ikan. MosesLSingglh................................................................................. B/2-02 131
Development Of Cultural Landscape On West Kalimantan. Nobukazu
Nakagoshi, Hadi Susilo Arifm, dan Karuniawan Puji Wicaksono........... B/2- 03 139
'Bekerjosama dengan Tusat TeneCitian Lingkungan tficCup (PTLti) aan ?T. Tertamina
2. Seminar 'Xasional 'Qreen 'Product' 10 NovemBer 2008 IS3N 978-979-19199-0-7
Judul Artikel dan Penulis Kode Hal.
Metode On Site Composting Di Dalam Pengelolaan Sampah Organik
Di PasarOro-Oro Dowo Malang. Septiana Hariyani.................................B/3-01 142
Konsep Manajemen Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas Dalam
Pembangunan Berkelanjutan. Suning.................................................... B/3-02 174
Perencanaan Teknis Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (Studi
Kasus Di Kelurahan Berkoh, Kota Purwokerto). Djoko Suwarno............... , B/3- 03 183
Masyarakat "Melek" Green Product Melalui Pengelolaan Sampah Mandiri
Sri Endah Nurhayati............................................................................ B/3-04 194
Penataan Ruang Kota Yang Berkesetimbangan Dengan Alam
Jenny Emawati...................................................................................B/4-01 197
Desain Modul Untuk Mendukung Green Life-Cycle Engineering
Yunia Dwie Nurcahyanie .....................................................................B/4-02 205
Upaya Mengintegrasikan Kebersihan Kampus Melalui Aktivitas Daur
Ulang Sampah Organik Dalam Kaitannya Dengan Tugas Mata Kuliah
Pemupukan Di Jurdik Biologi Undiksha. I Gusti Agung Nyoman Setiawan B/4- 03 215
Pertanian Ramah Lingkungan : Pengelolaan Dan Pelestariannya.
M. Nawawi............................................ .............................................. 221
Perubahan IkJim Dan Kemungkinan Pengaruhnya Terhadap Penurunan
Hasil Tangkapan Kerang Turban Di Pantai Barat Kepulauan Awashima,
Jepang. Aida Sartimbul, Hideaki Nakata, Ikuo Hayashi........................... 229
Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan dengan Tanaman Porang
Dalam Menjaga Kelestarian Hutan. Bambang Siswanto.......................... 238
Iptek Keanekaragaman Hayati Perairan Untuk Alat Perencanaan
Pengelolaan Sumberdaya Alam. Sri Sudaryanti...................................... 267
TOPIK MAKALAH: DESAIN RAMAH LINGKUNGAN
Pengaruh Desain Fasad Terhadap Konsumsi Energi Pendinginan Pada
Rumah Tinggal Sederhana Di Surabaya (Studi Kasus: Perumahan
YKP-Rungkut Surabaya). Ima Deflana .....................................................C/2- 01 271
Green Architecture' Ditinjau Dari Aspek Hubungan Tanaman Dan
Bangunan Untuk Mewujudkan Kenyamanan Thermal. Gagoek Hardiman C/2- 02 280
Studi Tentang Variasi Suhu Permukaan Laut Pantai Panjang Dan Sekitar
Malang Selatan Dengan Menggunakan Citra Satelit Modis Aqua
Hanggar Prasetio K. dan Aida Sartimbul ..............................................C/2- 04 287
Bata Tanah Liat Tanpa Dibakar Sebagai Dinding Rumah Ekologis.
IM. Tri Hesti Mulyani............................................................................. C/3- 01 295
Papan Panel Talikoni Sebagai Dinding Partisi Interior.
FX. Bambang Suskiyatno..................................................................... C/3-02 300
Strategi Dan Aplikasi Desain Produk Ekologis. Yusita Kusumarini...........C/3- 03 306
Disain Rumah Panggung, Sebuah Upaya Agar Tanah Dapat Bernafas.
Ch. Koesmartadi ..................................................................................C/3- 04 316l
Global Plan of Action Pengembangan Perumahan dan Permukiman
yang Ramah Lingkungan . Wisnu Sasongko.......................................... C/4-01 320
Analisis Peta Potensi Konservasi Air Sebagai Landasan Dalam
Perencanaan Ruang. Mohammad Bisri................................................. C/4-02 330
Hekerjasama dengan Pusat TeneCitian Lingkungan 3-fiaup (PP£3fl dan PT. Pertamina jjj
3. Seminar Nasional'Green Troduct' 10 November 2008 ISTN 978-979-19099-0-7
Judul Artikel dan Penulis ________________________________________ Kode Hal.
Persepsi Masyarakat Terhadap Ketergangguan Lingkungan Akibat
Transportasi Perkotaan. Prioutomo Puguh Putranto, Djoko Setijowarno
dan Rudatin Ruktiningsih......................................................................... C/4- 03 360
Partisipasi Perempuan Warga Kampung Surabaya Dalam Mendukung
Konsep Eco-Community, Studi Kasus Kampung Kertajaya, Girilaya Dan
Mulyasari. Sri Utami................................................................................... , 370
LAMPIRAN
Jadwal Acara Seminar Nasional "Green Product" Universitas Brawijaya ..... 378
Daftar Panitia Seminar Nasional "Green Product".......................................... 384
Daftar Peserta Seminar Nasional "Green Product". ...................................... 385
Daftar Peserta Pemakalah Nasional "Green Product". ................................. 387
Daftar Peserta Pameran 'Green Product".................................................... 390
Seminar Nasional Green Product................................................................ 391
'Bekerjasama dengan Tusat TeneCitian Lingkungan J-CuCup (TTLJf) dan TT. Tertamina jv
4. Seminar Masionaf'Green "Product' 10 WavemBer 2008 IS"BM 97&-979-19099-0-7
DISAIN RUMAH PANGGUNG, SEBUAH UPAYA AGAR TANAH
DAPAT BERNAFAS
Ch. Koesmartadi
Email: chkoes@vahoo.com
C/3-04
ABSTRAK
Sejak masa dahulu hingga kini masih tersisa Indonesia kaya akan budaya yang tersebardari
Sabang hingga Merauke. Salah satunya mmah tradisional. Hampir semua peninggalan
rumah tradisional yang ada dibuat dalam bentuk rumah panggung, mungkin dtoangun
berdasarkan adat istiadat atau budaya setempaL Namun jelas, dalam membangun, mereka
mempunyai dasar atau feeling yang kuat temadap kondisi iklim dan lingkungan. Ilmu (waktu
rtu) yang mendukung pengkajian temadap pembuatan rumah panggung belum ada, tapi
hasilnya bisa dirasakan oleh penghuni. Hal ini terbukti, mereka menghuni dalam waktu yang
lama tanpa ada perubahan ataupun akibat lainnya. Namun nasib rumah panggung, setelah
sekian lama tidaklah baik, seiring dengan pengaruh luar. Pengaruh tren atau
mode,menyebabkan rumah panggung secara pertahan-lahan tersingkir. Pengaruh kolonial
Beianda dengan banyaknya bangunan warisan Beianda pada masa penjajahan yang
sedikit mempengaruhi rumah panggung. Pengaruh tren atau mode pada masa kemerdekaan
seolah mengurangi peran rumah panggung untuk tetap berdiri. Orang lebih suka membangun
rumah dengan model atau a la luar negeri karena dianggap lebih maju atau modem.
Pengaruh keterbatasan lahan dan semakin banyaknya penduduk, sehingga banyak rumah
panggung yang lorongnya dimanfaatkan untuk ruangan.Sebenarnya bila kita kaji lebih
mendalam rumah panggung memiliki karakteristik yang cocok untuk didirikan di negara kita
karena kita memiliki iklim yang kelembapannya cukup tinggi. Teknologi rumah
panggung memungkinkan uap air yang menguap dan dalam tanah tidak masuk ke dalam
ruang, karena dalam lorong bawah rumah panggung memungkinkan pergerakan angin
mendorong uap angina keluar lorong. Sebaliknya saat hujan turun, airpun meresap ke
dalam tanah tanpa terhalangi oleh lantai, karena langsung meresap. Dengan demikian
maka tanah di bawah lorong panggungpun dapat bemafas dengan baik, dengan kata lain
bila semua orang bila membangun rumah dengan cara panggung maka tanahpun dapat
bemafas dengan bale. Kata kund: rumah panggung, nyaman, tanah bemafas
PENDAHULUAN
Indonesia sejak dahulu kaya raya dengan berbagai ragam budaya termasuk
diantaranya rumah tradisional yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Dan berbagai
ragam bentuk rumah tradisional yang ada hampir semuanya berbentuk rumah panggung,
rupanya pada saat itu nenek moyang kita sebagai arsitek bangunan sangat arif menyikapi
kondisi iklim yang kurang ramah bila rumah tidak dibuat panggung. Meskipun kala itu disain
rumah panggung hanya dibuat atas dasar rasa serta turun temurun tanpa adanya kajian ilmu
yang berkaitan temyata kehadiran rumah panggung tidak menimbulkan masalah yang
berarti. Ada beberapa cerita bahkan rumah panggung dibuat guna menanggulangi bahaya
binatang buas, hal ini bisa dibenarkan karena pada waktu rumah banyak didirikan di tengah
hutan, karena memang penduduk belum sebanyak saat ini.
I. Masalah Keterbatasan Lahan Dan Kelembapan Dari Bawah Tanah
Semakin negara berkembang terutama penduduknya, maka semakin banyak pula
kebutuhan akan lahan untuk pembangunan rumah. Konsekuensi lainnya adalah bahwa
semakin banyak pembangunan rumah maka akan semakin banyak pula lahan yang semula
terbuka berubah menjadi lahan tertutup bangunan. Akibatnya - terutama di kota-kota besar -
semuaVlahan tertutup lantai bangunan, belum lagi aksi warga kota menutup sisa lahan
Tvsot Tene&tum Lingkungan Midu.jp (TTlM) Xerjasama dengan VT. Tert amino. 316
5. Seminar MasvmaC'Cjreen Troche? 10 WovemBer 200S IS1BW 97S-979-19099-0-7
terbuka dengan perkerasan sehingga terjadilah hampir seluruh lahan telah tertutupi iantai
dan perkerasan.
Apa yang terjadi apabila itu dilakukan oleh hampir seluruh warga kota ?. Di sisi lain
faktor kelembapan khususnya dari arah bawah tanah rumah panggung sejak dahulu menjadi
perhatian para perancang rumah panggung namun hanya berdasarkan feeling dan rasa yang
turun temurun. Kelembapan yang masuk ke dalam ruang (Mangunwijaya. 1988:44) adalah
daya membasahi ruang bukan langsung dari hujan atau udara yang mengembun. Namun
daya kapiler pori-pori dinding dapat menyedot air ke atas masuk ke dalam ruang. Sebagai
contoh pohon raksasa di hutan dapat menyedot air keatas pohon sampai 30-40 m ke atas.
Sedang menurut Frick, Datmawan, Ardiyanto. (2008: 52) pencegahan terhadap pengaruh
negative karena kelembapan merupakan tindakan pencegahan fisika bangunan yang
mempengaruhi kelangsungan, penggunaan dan pengelolaan gedung. Kelembapan dapat
mempengaruhi gedung melalui:
1. Air tanah yang naik menekan pondasi gedung (terutama pondasi plat) keatas (upward
pressure).
2. Tekanan air terjadi bila air banjir lebih tinggi pada satu sisi dinding terhadap sisi yang
lain. Tekanan aktif air dapat merobohkan dinding/gedung.
3. Penampang air, dimana dinding penampung tertekan keluar oleh air.
4. Air tanah menekan pada dinding gedung (basement) atau dinding penahan tanah;
membasahi bahan bangunan, dan dengan begitu mengurangi kekuatannya.
5. Embun terbentuk jika kelembapan udara naik secara cepat tanpa pergerakan udara.
Melihat besamya kapiler air dalam tanah masuk ke dalam ruangan menurut Frick
(2001: 74-75) maka ada beberapa cara untuk menanggulangi masalah tersebut; antara lain:
1. trasraam sebagai lapisan kedap air horizontal, pada cara ini berfungsi sebagai lapisan
kedap air horizontal, pencegah naiknya kelembapan dari tanah melalui pondasi
kedalam dinding yang menyebabkan dinding busuk. Cara ini meliputi: lapisan aspal,
karet trasraam, seng/ plat datar, plesteran emulsi.
2. lapisan kedap air secara vertical, kaki dinding harus dilindungi dari masuknya air anah
maupun percikan air hujan.
Dari beberapa pembahasan masalah yang paling menonjol sirkulasi kelembapan
yang naik ke atas tanah. Hal ini menunjukkan bahwa adanya beda kadar/ tingkat
keberadaan air dalam tanah yang lebih banyak kecuali hujan) dan kondisi diatas tanah yang
relative agak kering sehingga terjadilah daya kapileritas. Menurut Koesmartadi (2008: 23 )
proses peninggian Iantai dengan tanah urug mengakibatkan kelembapan masuk ke timbunan
tanah urug akibat daya kapiler sehingga metode tanah urug akan membebani tanah
dibawahnya oleh berat bangunan dan berat tanah urug yang mengandung air. Selain itu
rumah panggung sudah dianggap kuno, beberapa kasus di Suiawasi rumah panggung
ditinggalkan.
II. Rumah Panggung Sebagai Altematif Solusi Agar Tanah Dapat Bernafas
Rumah panggung banyak sekali dibangun di sepanjang kepulauan di Indonesia,
bahkan rumah panggung bisa dilihat dari Birma hingga Hawai. Menurut Mangunwijaya (1988:
31) Iantai rumah panggung dibuat tinggi diatas permukaan tanah, perhatian akan kesehatan
terhadap kelembapan bisa dignakan secara sempurna. Namun seiring perkembangan jaman
rumah panggung yang begitu bagus dianggap kuno dan ditinggalkan. Padahal di sepanjang
kepulauan di tanah air yang lembap rumah panggung merupakan penyelesaian yang paling
bisa dipertanggungjawabkan. Klta tidak perlu malu dengan rumah panggung sebab dengan
perkembangan arsitektur yang mutakhir rumah panggung bisa dibuat secara super modern.
Menurut Frick. Mulyani (2008: 46) rumah tradisional sering memberi inspirasi bagaimana
TuratTerteBti4m£fngfiungany{k^j>(J^£^X^asarnai(eiigan TT.Tertamma 317
6. Seminar Nasiorud'Qreen 'Product' 10 NtrvemBer 2008 IS3M 978-979-19099-0-7
dapat mengopimalkan bentuk gedung seperti aimah panggung. Penggunaan rumah
panggung sebagai perumahan sederhana maupun perumahan dengan penghuni dengan
penghasilan menengah yang terdapat di Manila dan Surabaya. Perumahan di daerah rawan
banjir di Surabaya yang mengembangkan konsep berdasarkan arsitektur tradisional yang
diperkenalkan untuk kalangan peminat rumah sederhana dari rumah rawan banjir.
Pada rumah pangung kolong bawah lantai dapat digunakan sebagai lubang angin
sehingga dari pergerakan angin bisa digunakan penguapan uap air yang naik melalui celah
tanah demikian juga hama seperti rayap, dengan rumah panggung maka sedikit bidang
berhubungan dengan tanah, rayappun tidak banyak merusak bangunan (Frick. 2006: 52-54).
Demikian dengan rumah yang didirikan di atas lerengan, maka bila diselesaikan dengan cara
panggung atau menyesuaikan bentuk lerengan, maka tidak perlu mengurug tanah yang bisa
menyebabkan longsoran akibat talut tidak kuat.
III. Rumah Panggung Dalam Kasus
Rumah panggung pada masa kini, sebenamya dapat tampil menawan menyesuaikan
perkembangan trend dan mode, baik dari segi disain maupun bahan yang digunakan. Rumah
panggung tidak selalu identik dengan "rumah panjang" yang berbahan kayu. Berikut ada
berbagai contoh rumah panggung yang didisain sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan.
Gambar 1 :
Rumah panggung perumahan Pertamina Balikpapan
dengan disain baru menyesuaikan kondisi sekarang.
wGambar 2 :
Rumah panggung
(lamin) untuk
sarana rekreasi dan
venue dayung di Balikpapan. Bentuk rumah
panggung (lamin) masih kental dengan nuansa
Rumah Tradisional di Kalimantan. Sedang Venue
Dayung dibangun untuk mengatasi kelembapan
tanah di dekat rawa.
KESIMPULAN
Setelah membahas beberapa permasalahan tentang rumah di Indonesia, maka dapat
ditarik beberapa hal sebagai kesimpulan:
- Rumah panggung merupakan rumah asli untuk kawasan daerah tropis terutama tropis
lembap.
- Kebanyakan rumah panggung yang di sepanjang kepulauan Indonesia didirikan
sebelum jaman penjajahan.
Tusat Tenettiian Lingkvngan 3fu£up (TTLfQ Xerjascana dengan TT. Tertamina 318
,illi ^ -. Kin «<*y
7. Seminar Nasionaf'green "Product' 10 WovemBer 2008 IS'RO^ 978-979-19099-0-7
- Pada masa itu belum berkembang ilimu pengetahuan yang dapat merumuskan
secara ilmiah tentang rumah panggung.
Pada masa selanjutnya pengaruh luar, banyak muncul rumah-rumah rumah dengan
lantai menempel tanah sampai sekarang.
Model tersebut belum tentu cocok untuk diterapkan di Indonesia dengan tingkat
kelembapan dalam tanah yang relatif tinggi.
- Secara alami dengan kondisi tanah yang lembap, bila kondisi udara panas maka
terjadilah proses kapiler yakni naiknya air tanah kepermukaan tanah.
- Bila konstruksi lantai menyentuh tanah, maka makin luas bidang yang peluang terjadi
masuknya kapiler ke dalam ruang melalui lantai dan pondasi.
- Kondisi ini bisa ditanggulangi dengan pemasangan plastik dibawah lantai, namun
belum menyelesaikan masalah, karena kelembapan air dalam tanah kurang bisa
menguap.
Konstruksi panggung memungkinkan uap air tanah keluar dan terbawa angin yang
bertiup di bawah kolong.
- Dengan demikian maka banyaknya bangunan gedung didirikan bila menggunakan
sistem panggung maka kelestarian tanah dapat terjaga dan dan tanah pun tetap bisa
bemafas.
DAFTAR PUSTAKA
Frick, Heinz. Setiawan. P.L. 2001. Ilmu Konstruksi Bangunan. Penerbit Kanisius &
Soegijapranata Press. Frick, Heinz. Mulyani. T. Hesti. 2006. Arsitektur Ekologis..
Penerbit Kanisius &
Soegijapranata University Press. Hyde, Richard. 2000. Climate Responsive Design. E
& FN Spon. Mangunwijaya. 1988. Pengantar Fisika Bangunan.. Penerbit Djambatan.
Schefold, Reimar. Nas, Peter JM. Domenig, Gaudenz. 2003. Indonesian Houses. KITLV.
Leiden.
Tusat TeneOtlan £ing£ungan Mldup (TTL3Q Xerfasama tfengan VT. Tertamina 319