SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
1. Kabupaten Tulungagung
Kabupaten Tulungagung terletak pada posisi 111º 43' sampai dengan 112º 07' bujur timur dan
7º 51' sampai dengan 8º 18' lintang selatan. Batas daerah, di sebelah utara berbatasan dengan
Kabupaten Kediri tepatnya dengan Kecamatan Kras. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Blitar. Di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan di sebelah barat berbatasan
dengan Kabupaten Trenggalek. Luas wilayah Kabupaten Tulungagung yang mencapai 1.055,65 Km2
habis terbagi menjadi 19 Kecamatan dan 271 desa/kelurahan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tulungagung Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar 12,53 persen yaitu pada tahun 2012
sebesar Rp. 20.634.456,30 juta sedangkan tahun 2011 sebesar Rp. 18.337.587,08 juta. Sumbangan
terbesar terletak pada Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran diikuti Sektor Industri Pengolahan
dan Sektor Pertanian dengan kontribusi masing-masing 31,24 persen, 19,71 persen dan 16,10
persen. Sementara angka PDRB Kabupaten Tulungagung Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000
mengalami kenaikan sebesar 6,99 persen yaitu dari Rp. 8.357.114,68 juta pada tahun 2011 menjadi
Rp. 8.941.209,47 juta pada tahun 2012.
Sumber: Bapedda Kabupaten Tulungagung
Sektor pertama penyumbang PDRB terbesar untuk kabupaten Tulungagung adalah Perdagangan
Hotel dan Restoran, dimana sektor ini memiliki trend yang meningkat tiap tahunnya dimana pada
pada tahun 2011 menyumbang 2,724,111.80 lalu meningkat hingga 2,987,356 pada tahun 2012 dan
3,256,289.84 pada tahun 2013. Berbeda dengan sektor perdagangan hotel dan restoran, sektor
kedua terbesar yaitu sektor industri pengolahan yang di dalamnya terdapat industry migas dan non
migas, industri pengolahan memiliki trend naik yaitu 1,479,739.47 pada tahun 2011 lalu menjadi
1,582,300.40 pada tahun 2012 dan naik menjadi 1,682,853.72 pada tahun 2013. Hal yang sama juga
terjadi pada sektor pertanian yang memiliki trend naik yaitu 1.505.754,89 pada tahun 2011 ,
1.557.460,85 pada tahun 2012 dan 1.598.744,25 pada tahun 2013.
0.00
500,000.00
1,000,000.00
1,500,000.00
2,000,000.00
2,500,000.00
3,000,000.00
3,500,000.00
PDRB KABUPATEN TULUNGAGUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000
TAHUN 2011-2013
2011 2012 2013
Terkait dengan UMKM yang ada di Kabupaten Tulungagung, pemerintah kabupaten membagi
UMKM atas 3 skala usaha, yaitu usaha mikro, kecil dan menengah. Total jumlah UMKM tiap
tahunnya menagalami peningkatan tiap tahun, pada 2011 jumlah UMKM Kabupaten Tulungagung
sebesar 36.950 kemudian pada 2012 meningkat 1,03%. Pada 2013 jumlah UMKM meningkat 1,07%
dari 2012 yaitu sebesar 40.921. Berikut adalah data mengenai keragaman UMKM dari tahun 2011-
2013.
Sumber: Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar Kab. Tulungagung
Usaha Mikro di Kabupaten Tulungagung masih menjadi usaha terbesar jika dibandingkan dengan
usaha lainnya, pada tahun 2013 ada 31.171 usaha mikro di tulungagung. Usaha kedua ada pada
usaha kecil dengan angka 8.285 usaha pada 2013 dan usaha menengah berada pada jumlah yang
paling sedikit yaitu sebanyak 1.465 usaha pada tahun 2013. 3 usaha ini memiliki kesamaan yaitu
kesamaan terhadap peningkatan yang terjadi dari 2012-2013 yaitu sebesar 1,07% dan kesamaan
yang lainnya adalah kondisi tiap tahun selalu terjadi trend peningkatan di setiap tahunnya dari 2011-
2013 baik mikro, kecil atau menengah. Sumbangan UMKM terhadap jumlah tenaga kerja juga
mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah usaha UMKM di Kabupaten
Tulungagung, pada 2011 jumlah karyawan sebesar 177.167 karyawan meningkat 1,01% pada 2012
sebesar 180.418 dan pada 2013 meningkat 1.07% dari 2012 sebesar 193.048.
- 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000
MIKRO
KECIL
MENENGAH
MIKRO KECIL MENENGAH
2013 31,171 8,285 1,465
2012 29,132 7,743 1,369
2011 28,561 7,591 798
Jumlah Usaha Berdasarkan Mikro, Kecil dan
Menengah
Sumber: Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar Kab. Tulungagung
Di Kabupaten Tulungagung, jumlah usaha terbesar masih ada pada skala usaha mikro, namun hal
ini tidak membuat jumlah karyawan mereka menduduki peringkat pertama terbesar, tetapi, usaha
kecil menduduki peringkat pertama terbesar dalam penyerapan tenaga kerja, pada tabel di atas
tercatat pada tahun 2013 ada 126,786 jumlah karyawan pada skala usaha kecil. Kedua terbesar di
duduki oleh usaha menengah yaitu sebesar 40,906 pada 2013 meskipun jumlah usaha mereka hanya
sebesar 1465 pada 2013. Usaha mikro memiliki jumlah karyawan terendah pada 2013 yaitu sebesar
25.356. usaha mikro umumnya dimiliki dan dijalankan sendiri oleh individu jadi banyak yang tidak
memiliki karyawan, karena alasan itu usaha mikro memiliki jumlah karyawan yang lebih sedikit
dibanding dengan jumlah usahanya.
Dalam upaya mengembangkan ekspor di Kabupaten Tulungagung masih ada kendala yang
dihadapi yaitu masih lemahnya daya saing produk ekspor karena belum sesuai dengan mutu
internasional. Nilai ekspor Kabupaten Tulungagung pada tahun 2012 mengalami kenaikan yaitu dari
Rp. 3.108.486.688,- pada tahun 2011 menjadi Rp. 9.760.575.081, pada tahun 2012.
Sumber: Bapedda Kabupaten Tulungagung
2011
2012
2,013
23,233
23,697
25,356
116,168 118,491 126,786
37,766 38,230 40,906
Jumlah Karyawan Berdasarkan Skala Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah
MIKRO KECIL MENENGAH
10,783
8173 8,412
3,108
9,761
2008 2009 2010 2011 2012
Nilai Ekspor Kabupaten Tulungagung
Ekspor
Potensi UMKM Kabupaten Tulungagung
Melihat potensi yang dimiliki usaha mikro, kecil dan menengah baik dari aspek besarnya jumlah
maupun luasnya sektor ekonomi yang ditangani, maka peluang tumbuhnya usaha baru dan
pengembangan kewirausahaan dari komunitas UMKM ini menjadi salah satu harapan dalam
menghadapi tantangan kedepan. Potensi yang dimiliki Kabupaten Tulungagung sangat beragam.
Menurut pernyataan Kepala Bagian UMKM Kabupaten Tulungagung, Bapak Kustoyo, ada banyak
sekali potensi UMKM yang ada di Kabupaten Tulungagung, sebagai contoh ada dari kerajinan seperti
batik, kemudian ada juga produk makanan dan minuman seperti jamu, lalu yang paling terkenal di
Tulungagung adalah produksi marmer yang sudah sampai ekspor. Potensi-potensi dari UMKM
tersebut yang seharusnya dijaga oleh pemerintah agar pertumbuhan ekonomi daerah dapat terus
meningkat sehingga terjadi pembangunan dan pemerataan di Kabupaten Tulungagung.
Keberadaan CSR dan Bantuan Pemerintah
Adanya CSR diharapkan mampu membantu keberlangsungan UMKM dan menambah minat
masyarakat dalam melakukan dan membuka peluang usaha. Di Kabupaten Tulungagung, untuk saat
ini sudah ada program CSR yang masuk namun jumlahnya masih sedikit dan masih jarang UMKM
atau pihak CSR yang melaporkan ke Dinas Koperasi ketika mereka mendapatkan bantuan CSR
tersebut. Bapak Kustoyo mengatakan bahwa,”untuk saat ini program CSR ada dari perusahaan
asuransi JASINDO”. Lebih jauh ia menceritakan bahwa program tersebut tidak memberikan uang saja
tetapi mereka mendirikan sebuah perkampungan yang dinamakan kampong JASINDO, kampong
tersebut dihuni oleh beberapa UMKM yang kemudia terus dikembangkan oleh perusahaan JASINDO
tersebut.
Pemerintah juga membantu melalui penetapan anggaran yang dkhususkan untuk UMKM. Dari
Dinas Koperasi sendiri mereka mendirikan sebuah klinik UMKM di kantor DInas Koperasi sendiri,
dengan tujuan jika para pemilik usaha memiliki kesulitan mereka bisa melakukan konsultasi langsung
ataupun ada pelaku usaha baru yang ingin terjun langsung, mereka dapat merencanakan secara
matang di klinik UMKM tersebut.
Sumber: www.google.com
Gambar 1.1 Klinik UMKM Kabupaten Tulungagung
Berikut adalah kondisi Klinik UMKM di Kabupaten Tulungagung:
Sumber: Dokumentasi Pribadi 2014
Gambar 1.2 Kondisi Klinik UMKM Kabupaten Tulungagung
Hambatan UMKM Kabupaten Malang
a.Hambatan Pengelolaan
Kepala Bidang UMKM Kabupaten Tulungagung, Bapak Kustoyo, menyatakan bahwa Dinas
Koperasi Kabupaten Tulungagung sendiri masih memiliki keterbatasan dalam pengelolaan UMKM, ia
menambahkan bahwa Dinas Koperasi hanya bertugas menangani usaha yang berskala mikro saja,
sisanya skala usaha kecil dan menengah di pegang oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Kabupaten Tulungagung. Untuk usaha mikro sendiri masih banyak sekali kesulitan dalam
mengembangkannya karena banyak sekali hambatan dan mereka yang berusaha di skala usaha
mikro masih dalam hitungan merintis sebuah usaha, sehingga dibutuhkan kerja yang cukup keras
untuk memajukan skala usaha mikro di Kabupaten Tulungagung.
b. Hambatan Modal
Menurut Kepala Bidang UMKM Kabupaten Tulungagung, Bapak Kustoyo, memang sampai sejauh
ini masalah modal dari segi keuangan masih menjadi permasalahan utama dari Kabupaten
Tulungagung. Kurangnya modal membuat para pengusaha ini kesulitan dalam mengembangkan
usahanya, namun, pemerintah tidak hanya diam melihat kondisi ini, pemerintah juga memberikan
alokasi khusus untuk anggaran UMKM, menurut Bapak Kustoyo, anggaran yang diberikan tidak bisa
dikatakan kurang dan tidak bisa dikatakan terlalu banyak, karena ia melihat sektor lain yang harus
dibantu, menurutnya anggaran dari pemerintah ini masih “relatif” dalam arti bagaimana para
pengusaha yang diberikan bantuan ini merasa cukup atau tidak.
c. Hambatan Produksi
Produksi yang dilakukan oleh tiap pelaku usaha memang berbeda-beda, jika ditarik garis lurus
masalah utama dalam produksi adalah kendala pada teknologi, teknologi yang masih terbilang
tradisional menyebabkan produksi para pelaku usaha ini tidak maksimal sehingga tidak bisa
memproduksi dalam skala yang besar.
d.Hambatan Pemasaran
Pemasaran adalah elemen yang sangat penting dalam melakukan usaha, diperlukan modal dan
kreatifitas yang besar dalam melakukan sebuah pemasaran agar tercipta branding yang sangat baik.
Di Kabupaten Tulungagung, Dinas Koperasi sangat yakin jika perkembangan usaha menengah
memiliki pasar yang sangat baik, buktinya seperti batu marmer dan onyx mereka sudah bisa
memasarkannya hingga ke luar negeri. Menurut Bapak Kustoyo, yang butuh dibantu adalah para
pelaku usaha skala mikro yang memiliki budget dan modal yang terbatas dan juga kreatifitas yang
kurang. Seringkali Dinas Koperasi member masukan-masukan terhadap beberapa pelaku usaha agar
mereka mengubah kemasannya supaya dapat bersaing tidak hanya lokal tapi dalam taraf
“setidaknya” nasional.

More Related Content

What's hot

Cara Instalisasi Alat Penakar Curah Hujan Observatorium
Cara Instalisasi Alat Penakar Curah Hujan ObservatoriumCara Instalisasi Alat Penakar Curah Hujan Observatorium
Cara Instalisasi Alat Penakar Curah Hujan ObservatoriumHendry Ferdinans
 
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...Muhamad Imam Khairy
 
ILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYU
ILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYUILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYU
ILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYUEDIS BLOG
 
Pemanfaatan Limbah Padat Industri Rokok
Pemanfaatan Limbah Padat Industri RokokPemanfaatan Limbah Padat Industri Rokok
Pemanfaatan Limbah Padat Industri RokokHerry Prakoso
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahArif nor fauzi
 
4. sop pemupukan
4. sop pemupukan4. sop pemupukan
4. sop pemupukanNiko Utomo
 
Pelatihan pcr 1 eijkman
Pelatihan pcr 1 eijkmanPelatihan pcr 1 eijkman
Pelatihan pcr 1 eijkmanMulkan Fadhli
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Oswar Mungkasa
 
Jenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiJenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiKeylala Hawkins
 
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan flmodul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan flMohd. Yunus
 
Handout pengantar geografi regional
Handout  pengantar geografi regionalHandout  pengantar geografi regional
Handout pengantar geografi regionalAulia Nofrianti
 
PRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHAN
PRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHANPRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHAN
PRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHANSri Wahyuni
 
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling PsikometerLaporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometernurulizzaha
 

What's hot (20)

88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
 
Cara Instalisasi Alat Penakar Curah Hujan Observatorium
Cara Instalisasi Alat Penakar Curah Hujan ObservatoriumCara Instalisasi Alat Penakar Curah Hujan Observatorium
Cara Instalisasi Alat Penakar Curah Hujan Observatorium
 
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
 
ILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYU
ILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYUILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYU
ILMU KAYU STRUKTUR SEL KAYU
 
Pemanfaatan Limbah Padat Industri Rokok
Pemanfaatan Limbah Padat Industri RokokPemanfaatan Limbah Padat Industri Rokok
Pemanfaatan Limbah Padat Industri Rokok
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanah
 
Bab 7: Pemetaan dengan Kompas
Bab 7:   Pemetaan dengan KompasBab 7:   Pemetaan dengan Kompas
Bab 7: Pemetaan dengan Kompas
 
4. sop pemupukan
4. sop pemupukan4. sop pemupukan
4. sop pemupukan
 
Pelatihan pcr 1 eijkman
Pelatihan pcr 1 eijkmanPelatihan pcr 1 eijkman
Pelatihan pcr 1 eijkman
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
 
Baku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udaraBaku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udara
 
Jenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiJenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasi
 
pengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampahpengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampah
 
Pengelolaan Air
Pengelolaan Air Pengelolaan Air
Pengelolaan Air
 
budidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawitbudidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawit
 
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan flmodul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
 
Handout pengantar geografi regional
Handout  pengantar geografi regionalHandout  pengantar geografi regional
Handout pengantar geografi regional
 
Ppt mikrosatelit
Ppt mikrosatelitPpt mikrosatelit
Ppt mikrosatelit
 
PRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHAN
PRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHANPRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHAN
PRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA PENYULUHAN
 
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling PsikometerLaporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
 

Similar to Kabupaten Tulungagung (20)

Buku perkembangan koperasi dan umkm 2013
Buku perkembangan koperasi dan umkm 2013Buku perkembangan koperasi dan umkm 2013
Buku perkembangan koperasi dan umkm 2013
 
Buku perkembangan koperasi dan umkm 2013
Buku perkembangan koperasi dan umkm 2013Buku perkembangan koperasi dan umkm 2013
Buku perkembangan koperasi dan umkm 2013
 
Kabupaten Pacitan
Kabupaten PacitanKabupaten Pacitan
Kabupaten Pacitan
 
Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkm
Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkmPermasalahan, sejarah dan perkembangan umkm
Permasalahan, sejarah dan perkembangan umkm
 
Profil umkm-di-provinsi-jambi
Profil umkm-di-provinsi-jambiProfil umkm-di-provinsi-jambi
Profil umkm-di-provinsi-jambi
 
D-4.pptx
D-4.pptxD-4.pptx
D-4.pptx
 
PAPER Digitalisasi UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi.docx
PAPER Digitalisasi UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi.docxPAPER Digitalisasi UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi.docx
PAPER Digitalisasi UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi.docx
 
13703-46525-1-PB.docx
13703-46525-1-PB.docx13703-46525-1-PB.docx
13703-46525-1-PB.docx
 
Sleman smart regency
Sleman smart regencySleman smart regency
Sleman smart regency
 
10 pro bisnis
10 pro bisnis10 pro bisnis
10 pro bisnis
 
10 pro bisnis
10 pro bisnis10 pro bisnis
10 pro bisnis
 
10 pro bisnis
10 pro bisnis10 pro bisnis
10 pro bisnis
 
10 pro bisnis
10 pro bisnis10 pro bisnis
10 pro bisnis
 
10 pro bisnis
10 pro bisnis10 pro bisnis
10 pro bisnis
 
Seminar UMKM
Seminar UMKMSeminar UMKM
Seminar UMKM
 
Laporan Kegiatan
Laporan KegiatanLaporan Kegiatan
Laporan Kegiatan
 
Koperasi
KoperasiKoperasi
Koperasi
 
Koperasi
KoperasiKoperasi
Koperasi
 
Makalah ukm
Makalah ukmMakalah ukm
Makalah ukm
 
Makalah ukm
Makalah ukmMakalah ukm
Makalah ukm
 

Kabupaten Tulungagung

  • 1. 1. Kabupaten Tulungagung Kabupaten Tulungagung terletak pada posisi 111º 43' sampai dengan 112º 07' bujur timur dan 7º 51' sampai dengan 8º 18' lintang selatan. Batas daerah, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kediri tepatnya dengan Kecamatan Kras. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Blitar. Di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Trenggalek. Luas wilayah Kabupaten Tulungagung yang mencapai 1.055,65 Km2 habis terbagi menjadi 19 Kecamatan dan 271 desa/kelurahan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tulungagung Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar 12,53 persen yaitu pada tahun 2012 sebesar Rp. 20.634.456,30 juta sedangkan tahun 2011 sebesar Rp. 18.337.587,08 juta. Sumbangan terbesar terletak pada Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran diikuti Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Pertanian dengan kontribusi masing-masing 31,24 persen, 19,71 persen dan 16,10 persen. Sementara angka PDRB Kabupaten Tulungagung Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 mengalami kenaikan sebesar 6,99 persen yaitu dari Rp. 8.357.114,68 juta pada tahun 2011 menjadi Rp. 8.941.209,47 juta pada tahun 2012. Sumber: Bapedda Kabupaten Tulungagung Sektor pertama penyumbang PDRB terbesar untuk kabupaten Tulungagung adalah Perdagangan Hotel dan Restoran, dimana sektor ini memiliki trend yang meningkat tiap tahunnya dimana pada pada tahun 2011 menyumbang 2,724,111.80 lalu meningkat hingga 2,987,356 pada tahun 2012 dan 3,256,289.84 pada tahun 2013. Berbeda dengan sektor perdagangan hotel dan restoran, sektor kedua terbesar yaitu sektor industri pengolahan yang di dalamnya terdapat industry migas dan non migas, industri pengolahan memiliki trend naik yaitu 1,479,739.47 pada tahun 2011 lalu menjadi 1,582,300.40 pada tahun 2012 dan naik menjadi 1,682,853.72 pada tahun 2013. Hal yang sama juga terjadi pada sektor pertanian yang memiliki trend naik yaitu 1.505.754,89 pada tahun 2011 , 1.557.460,85 pada tahun 2012 dan 1.598.744,25 pada tahun 2013. 0.00 500,000.00 1,000,000.00 1,500,000.00 2,000,000.00 2,500,000.00 3,000,000.00 3,500,000.00 PDRB KABUPATEN TULUNGAGUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 TAHUN 2011-2013 2011 2012 2013
  • 2. Terkait dengan UMKM yang ada di Kabupaten Tulungagung, pemerintah kabupaten membagi UMKM atas 3 skala usaha, yaitu usaha mikro, kecil dan menengah. Total jumlah UMKM tiap tahunnya menagalami peningkatan tiap tahun, pada 2011 jumlah UMKM Kabupaten Tulungagung sebesar 36.950 kemudian pada 2012 meningkat 1,03%. Pada 2013 jumlah UMKM meningkat 1,07% dari 2012 yaitu sebesar 40.921. Berikut adalah data mengenai keragaman UMKM dari tahun 2011- 2013. Sumber: Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar Kab. Tulungagung Usaha Mikro di Kabupaten Tulungagung masih menjadi usaha terbesar jika dibandingkan dengan usaha lainnya, pada tahun 2013 ada 31.171 usaha mikro di tulungagung. Usaha kedua ada pada usaha kecil dengan angka 8.285 usaha pada 2013 dan usaha menengah berada pada jumlah yang paling sedikit yaitu sebanyak 1.465 usaha pada tahun 2013. 3 usaha ini memiliki kesamaan yaitu kesamaan terhadap peningkatan yang terjadi dari 2012-2013 yaitu sebesar 1,07% dan kesamaan yang lainnya adalah kondisi tiap tahun selalu terjadi trend peningkatan di setiap tahunnya dari 2011- 2013 baik mikro, kecil atau menengah. Sumbangan UMKM terhadap jumlah tenaga kerja juga mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah usaha UMKM di Kabupaten Tulungagung, pada 2011 jumlah karyawan sebesar 177.167 karyawan meningkat 1,01% pada 2012 sebesar 180.418 dan pada 2013 meningkat 1.07% dari 2012 sebesar 193.048. - 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 MIKRO KECIL MENENGAH MIKRO KECIL MENENGAH 2013 31,171 8,285 1,465 2012 29,132 7,743 1,369 2011 28,561 7,591 798 Jumlah Usaha Berdasarkan Mikro, Kecil dan Menengah
  • 3. Sumber: Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar Kab. Tulungagung Di Kabupaten Tulungagung, jumlah usaha terbesar masih ada pada skala usaha mikro, namun hal ini tidak membuat jumlah karyawan mereka menduduki peringkat pertama terbesar, tetapi, usaha kecil menduduki peringkat pertama terbesar dalam penyerapan tenaga kerja, pada tabel di atas tercatat pada tahun 2013 ada 126,786 jumlah karyawan pada skala usaha kecil. Kedua terbesar di duduki oleh usaha menengah yaitu sebesar 40,906 pada 2013 meskipun jumlah usaha mereka hanya sebesar 1465 pada 2013. Usaha mikro memiliki jumlah karyawan terendah pada 2013 yaitu sebesar 25.356. usaha mikro umumnya dimiliki dan dijalankan sendiri oleh individu jadi banyak yang tidak memiliki karyawan, karena alasan itu usaha mikro memiliki jumlah karyawan yang lebih sedikit dibanding dengan jumlah usahanya. Dalam upaya mengembangkan ekspor di Kabupaten Tulungagung masih ada kendala yang dihadapi yaitu masih lemahnya daya saing produk ekspor karena belum sesuai dengan mutu internasional. Nilai ekspor Kabupaten Tulungagung pada tahun 2012 mengalami kenaikan yaitu dari Rp. 3.108.486.688,- pada tahun 2011 menjadi Rp. 9.760.575.081, pada tahun 2012. Sumber: Bapedda Kabupaten Tulungagung 2011 2012 2,013 23,233 23,697 25,356 116,168 118,491 126,786 37,766 38,230 40,906 Jumlah Karyawan Berdasarkan Skala Usaha Mikro, Kecil dan Menengah MIKRO KECIL MENENGAH 10,783 8173 8,412 3,108 9,761 2008 2009 2010 2011 2012 Nilai Ekspor Kabupaten Tulungagung Ekspor
  • 4. Potensi UMKM Kabupaten Tulungagung Melihat potensi yang dimiliki usaha mikro, kecil dan menengah baik dari aspek besarnya jumlah maupun luasnya sektor ekonomi yang ditangani, maka peluang tumbuhnya usaha baru dan pengembangan kewirausahaan dari komunitas UMKM ini menjadi salah satu harapan dalam menghadapi tantangan kedepan. Potensi yang dimiliki Kabupaten Tulungagung sangat beragam. Menurut pernyataan Kepala Bagian UMKM Kabupaten Tulungagung, Bapak Kustoyo, ada banyak sekali potensi UMKM yang ada di Kabupaten Tulungagung, sebagai contoh ada dari kerajinan seperti batik, kemudian ada juga produk makanan dan minuman seperti jamu, lalu yang paling terkenal di Tulungagung adalah produksi marmer yang sudah sampai ekspor. Potensi-potensi dari UMKM tersebut yang seharusnya dijaga oleh pemerintah agar pertumbuhan ekonomi daerah dapat terus meningkat sehingga terjadi pembangunan dan pemerataan di Kabupaten Tulungagung. Keberadaan CSR dan Bantuan Pemerintah Adanya CSR diharapkan mampu membantu keberlangsungan UMKM dan menambah minat masyarakat dalam melakukan dan membuka peluang usaha. Di Kabupaten Tulungagung, untuk saat ini sudah ada program CSR yang masuk namun jumlahnya masih sedikit dan masih jarang UMKM atau pihak CSR yang melaporkan ke Dinas Koperasi ketika mereka mendapatkan bantuan CSR tersebut. Bapak Kustoyo mengatakan bahwa,”untuk saat ini program CSR ada dari perusahaan asuransi JASINDO”. Lebih jauh ia menceritakan bahwa program tersebut tidak memberikan uang saja tetapi mereka mendirikan sebuah perkampungan yang dinamakan kampong JASINDO, kampong tersebut dihuni oleh beberapa UMKM yang kemudia terus dikembangkan oleh perusahaan JASINDO tersebut. Pemerintah juga membantu melalui penetapan anggaran yang dkhususkan untuk UMKM. Dari Dinas Koperasi sendiri mereka mendirikan sebuah klinik UMKM di kantor DInas Koperasi sendiri, dengan tujuan jika para pemilik usaha memiliki kesulitan mereka bisa melakukan konsultasi langsung ataupun ada pelaku usaha baru yang ingin terjun langsung, mereka dapat merencanakan secara matang di klinik UMKM tersebut. Sumber: www.google.com Gambar 1.1 Klinik UMKM Kabupaten Tulungagung
  • 5. Berikut adalah kondisi Klinik UMKM di Kabupaten Tulungagung: Sumber: Dokumentasi Pribadi 2014 Gambar 1.2 Kondisi Klinik UMKM Kabupaten Tulungagung Hambatan UMKM Kabupaten Malang a.Hambatan Pengelolaan Kepala Bidang UMKM Kabupaten Tulungagung, Bapak Kustoyo, menyatakan bahwa Dinas Koperasi Kabupaten Tulungagung sendiri masih memiliki keterbatasan dalam pengelolaan UMKM, ia menambahkan bahwa Dinas Koperasi hanya bertugas menangani usaha yang berskala mikro saja, sisanya skala usaha kecil dan menengah di pegang oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Tulungagung. Untuk usaha mikro sendiri masih banyak sekali kesulitan dalam mengembangkannya karena banyak sekali hambatan dan mereka yang berusaha di skala usaha mikro masih dalam hitungan merintis sebuah usaha, sehingga dibutuhkan kerja yang cukup keras untuk memajukan skala usaha mikro di Kabupaten Tulungagung. b. Hambatan Modal Menurut Kepala Bidang UMKM Kabupaten Tulungagung, Bapak Kustoyo, memang sampai sejauh ini masalah modal dari segi keuangan masih menjadi permasalahan utama dari Kabupaten Tulungagung. Kurangnya modal membuat para pengusaha ini kesulitan dalam mengembangkan usahanya, namun, pemerintah tidak hanya diam melihat kondisi ini, pemerintah juga memberikan alokasi khusus untuk anggaran UMKM, menurut Bapak Kustoyo, anggaran yang diberikan tidak bisa dikatakan kurang dan tidak bisa dikatakan terlalu banyak, karena ia melihat sektor lain yang harus dibantu, menurutnya anggaran dari pemerintah ini masih “relatif” dalam arti bagaimana para pengusaha yang diberikan bantuan ini merasa cukup atau tidak. c. Hambatan Produksi Produksi yang dilakukan oleh tiap pelaku usaha memang berbeda-beda, jika ditarik garis lurus masalah utama dalam produksi adalah kendala pada teknologi, teknologi yang masih terbilang tradisional menyebabkan produksi para pelaku usaha ini tidak maksimal sehingga tidak bisa memproduksi dalam skala yang besar. d.Hambatan Pemasaran
  • 6. Pemasaran adalah elemen yang sangat penting dalam melakukan usaha, diperlukan modal dan kreatifitas yang besar dalam melakukan sebuah pemasaran agar tercipta branding yang sangat baik. Di Kabupaten Tulungagung, Dinas Koperasi sangat yakin jika perkembangan usaha menengah memiliki pasar yang sangat baik, buktinya seperti batu marmer dan onyx mereka sudah bisa memasarkannya hingga ke luar negeri. Menurut Bapak Kustoyo, yang butuh dibantu adalah para pelaku usaha skala mikro yang memiliki budget dan modal yang terbatas dan juga kreatifitas yang kurang. Seringkali Dinas Koperasi member masukan-masukan terhadap beberapa pelaku usaha agar mereka mengubah kemasannya supaya dapat bersaing tidak hanya lokal tapi dalam taraf “setidaknya” nasional.