SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Download to read offline
PRESIDEN
                                    REPUBLIK INDONESIA
                                           -1-
              PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
                                  NOMOR 8 TAHUN 2008
                                        TENTANG
             BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA


                  DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


                         PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


Menimbang     :    bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 Undang-Undang
                   Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dipandang
                   perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Badan Nasional
                   Penanggulangan Bencana;


Mengingat     :    1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
                         Tahun 1945;
                   2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
                         Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
                         66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);


                                  MEMUTUSKAN :
Menetapkan    :    PERATURAN           PRESIDEN     TENTANG      BADAN   NASIONAL
                   PENANGGULANGAN BENCANA


                                          BAB I
                          KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
                                        Pasal 1
                   (1)    Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang selanjutnya
                          dalam Peraturan Presiden ini disebut dengan BNPB adalah
                          Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana dimaksud
                          dalam    Undang-Undang    Nomor   24   Tahun   2007   tentang
                          Penanggulangan Bencana.
                                                                           (2) BNPB ....

-salinan-
PRESIDEN
                              REPUBLIK INDONESIA

                                        -2-


            (2)   BNPB berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
                  Presiden.
            (3)   BNPB dipimpin oleh seorang Kepala.



                                     Pasal 2
            BNPB mempunyai tugas :
            a.    memberikan         pedoman      dan     pengarahan     terhadap   usaha
                  penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana,
                  penanganan tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi secara
                  adil dan setara;
            b.    menetapkan      standardisasi     dan    kebutuhan     penyelenggaraan
                  penanggulangan       bencana     berdasarkan    peraturan   perundang-
                  undangan;
            c.    menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana
                  kepada masyarakat;
            d.    melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada
                  Presiden setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat
                  dalam kondisi darurat bencana;
            e.    menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan
                  nasional dan internasional;
            f.    mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima
                  dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
            g.    melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
                  undangan; dan
            h.    menyusun      pedoman        pembentukan       Badan    Penanggulangan
                  Bencana Daerah.




                                                                                Pasal 3 ...


-salinan-
PRESIDEN
                           REPUBLIK INDONESIA

                                     -3-


                                  Pasal 3
            Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
            BNPB menyelenggarakan fungsi :
            a.   perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
                 penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta
                 efektif dan efisien; dan
            b.   pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana
                 secara terencana, terpadu, dan menyeluruh.


                                  Pasal 4
            Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BNPB dikoordinasikan oleh
            Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.



                                   BAB II
                               ORGANISASI
                               Bagian Kesatu
                        Susunan Organisasi BNPB


                                  Pasal 5
            BNPB terdiri atas :
            a.   Kepala;
            b.   Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana; dan
            c.   Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana.


                               Bagian Kedua
                                   Kepala
                                  Pasal 6
            Kepala mempunyai tugas memimpin BNPB dalam menjalankan tugas
            dan fungsi BNPB.


                                                               Bagian Ketiga ...

-salinan-
PRESIDEN
                           REPUBLIK INDONESIA

                                     -4-




                                Bagian Ketiga
                 Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana
                                 Paragraf 1
                      Kedudukan, Tugas dan Fungsi
                                  Pasal 7
            Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana berada di bawah dan
            bertanggung jawab kepada Kepala BNPB.


                                  Pasal 8
            Unsur    Pengarah     Penanggulangan   Bencana    mempunyai     tugas
            memberikan masukan dan saran kepada Kepala BNPB dalam
            penanggulangan bencana.


                                  Pasal 9
            Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana menyelenggarakan fungsi :
            a.    perumusan konsep kebijakan penanggulangan bencana nasional;
            b.    pemantauan; dan
            c.    evaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.



                                 Paragraf 2
                                Keanggotaan
                                 Pasal 10
            Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana terdiri dari Ketua yang dijabat
            oleh Kepala BNPB dan 19 (sembilan belas) Anggota.




                                                                      Pasal 11 ..



-salinan-
PRESIDEN
                               REPUBLIK INDONESIA

                                       -5-

                                   Pasal 11
            (1)    Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana terdiri dari :
                   a. 10 (sepuluh) Pejabat Pemerintah Eselon I atau yang setingkat,
                       yang diusulkan oleh Pimpinan Lembaga Pemerintah; dan
                   b. 9 (sembilan) Anggota masyarakat profesional.
            (2)    Pejabat Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
                   mewakili:
                   a. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat;
                   b. Departemen Dalam Negeri;
                   c. Departemen Sosial;
                   d. Departemen Pekerjaan Umum;
                   e. Departemen Kesehatan;
                   f. Departemen Keuangan;
                   g. Departemen Perhubungan;
                   h. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral;
                   i. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
                   j. Tentara Nasional Republik Indonesia.
            (3)    Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana yang berasal dari
                   masyarakat profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
                   huruf b, berasal dari para pakar/profesional dan/atau tokoh
                   masyarakat.



                                Bagian Keempat
                  Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana
                                   Paragraf 1
                       Kedudukan, Tugas, dan Fungsi


                                   Pasal 12
            Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana berada di bawah dan
            bertanggung jawab kepada Kepala BNPB.


                                                                        Pasal 13 ...


-salinan-
PRESIDEN
                                  REPUBLIK INDONESIA

                                          -6-




                                      Pasal 13
            Unsur       Pelaksana      Penanggulangan   Bencana     mempunyai   tugas
            melaksanakan penanggulangan bencana secara terintegrasi yang
            meliputi prabencana, saat tanggap darurat, dan pascabencana.



                                      Pasal 14
            Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana menyelenggarakan fungsi :
            a.       koordinasi penyelenggaraan penanggulangan bencana;
            b.       komando penyelenggaraan penanggulangan bencana; dan
            c.       pelaksana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.



                                      Paragraf 2
                              Susunan Organisasi
                                      Pasal 15
            Susunan Organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana terdiri
            dari :
            a.       Sekretariat Utama;
            b.       Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan ;
            c.       Deputi Bidang Penanganan Darurat;
            d.       Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi;
            e.       Deputi Bidang Logistik dan Peralatan;
            f.       Inspektorat Utama;
            g.       Pusat; dan
            h.       Unit Pelaksana Teknis.




                                                                         Paragraf 3...



-salinan-
PRESIDEN
                            REPUBLIK INDONESIA

                                       -7-


                                   Paragraf 3
                             Sekretariat Utama
                                   Pasal 16
            (1) Sekretariat Utama berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
               Kepala BNPB.
            (2) Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama.


                                   Pasal 17
            Sekretariat Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan,
            pembinaan dan pengendalian terhadap program, administrasi dan
            sumberdaya serta kerjasama.


                                   Pasal 18
            Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17,
            Sekretarat Utama menyelenggarakan fungsi:
            a. pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi di lingkungan BNPB;
            b. pengkoordinasian, perencanaan, dan perumusan kebijakan teknis
               BNPB;
            c. pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, hukum,
               dan     peraturan     perundang-undangan,      organisasi,     tatalaksana,
               kepegawaian, keuangan, persandian, perlengkapan, dan rumah
               tangga BNPB;
            d. pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di
               lingkungan BNPB;
            e. fasilitasi   pelaksanaan       tugas   dan   fungsi   Unsur      Pengarah
               Penanggulangan Bencana;
            f. pengkoordinasian dalam penyusunan laporan BNPB.



                                                                            Paragraf 4 ...




-salinan-
PRESIDEN
                                REPUBLIK INDONESIA

                                        -8-


                                    Paragraf 4
             Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan
                                    Pasal 19
            (1)    Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan berada di bawah
                   dan bertanggung jawab kepada Kepala BNPB.
            (2)    Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dipimpin oleh
                   Deputi.


                                    Pasal 20
            Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas
            mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang
            penanggulangan        bencana     pada   prabencana   serta   pemberdayaan
            masyarakat.


                                    Pasal 21
            Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20,
            Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan menyelenggarakan
            fungsi:
            a. perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana
                  pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat;
            b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang
                  penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan
                  masyarakat;
            c. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana
                  pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat;
            d. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
                  kebijakan     umum   di   bidang    penanggulangan      bencana   pada
                  prabencana serta pemberdayaan masyarakat.



                                                                           Paragraf 5...



-salinan-
PRESIDEN
                            REPUBLIK INDONESIA

                                     -9-


                                 Paragraf 5
                     Deputi Bidang Penanganan Darurat
                                 Pasal 22
            (1) Deputi Bidang Penanganan Darurat berada di bawah dan
               bertanggung jawab kepada Kepala BNPB.
            (2) Deputi Bidang Penanganan Darurat dipimpin oleh Deputi.


                                 Pasal 23
            Deputi      Bidang     Penanganan    Darurat    mempunyai       tugas
            mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang
            penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat.


                                 Pasal 24
            Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23,
            Deputi Bidang Penanganan Darurat menyelenggarakan fungsi:
            a. perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana
               pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi;
            b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang
               penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan
               pengungsi;
            c. komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap
               darurat;
            d. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana
               pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi;
            e. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
               kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat
               tanggap darurat dan penanganan pengungsi.



                                                                     Paragraf 6...




-salinan-
PRESIDEN
                           REPUBLIK INDONESIA

                                    - 10 -




                               Paragraf 6
              Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi
                                Pasal 25
            (1) Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi berada di bawah dan
               bertanggung jawab kepada Kepala BNPB.
            (2) Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dipimpin oleh Deputi.


                                Pasal 26
            Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas
            mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang
            penanggulangan bencana pada pascabencana.


                                Pasal 27
            Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26,
            Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi menyelenggarakan
            fungsi:
            a. perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana
               pada pascabencana;
            b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang
               penanggulangan bencana pada pascabencana;
            c. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada
               pascabencana;
            d. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
               kebijakan   umum     di   bidang   penanggulangan   bencana    pada
               pascabencana.



                                                                     Paragraf 7...




-salinan-
PRESIDEN
                           REPUBLIK INDONESIA

                                    - 11 -




                               Paragraf 7
                 Deputi Bidang Logistik dan Peralatan
                                Pasal 28
            (1) Deputi Bidang Logistik dan Peralatan berada di bawah dan
               bertanggung jawab kepada Kepala BNPB.
            (2) Deputi Bidang Logistik dan Peralatan dipimpin oleh Deputi.


                                Pasal 29
            Deputi Bidang Logistik dan Peralatan mempunyai tugas melaksanakan
            koordinasi dan dukungan logistik dan peralatan dalam penyelenggaraan
            penanggulangan bencana.


                                Pasal 30
            Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29,
            Deputi Bidang Logistik dan Peralatan menyelenggarakan fungsi:
            a. perumusan kebijakan di bidang logistik dan peralatan dalam
               penyelenggaraan penanggulangan bencana;
            b. pelaksanaan penyusunan perencanaan         di bidang logistik dan
               peralatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana;
            c. pemantauan, evaluasi, analisis, pelaporan pelaksanaan kebijakan di
               bidang    logistik     dan    peralatan   dalam    penyelenggaraan
               penanggulangan bencana.



                                                                      Paragraf 8...




-salinan-
PRESIDEN
                           REPUBLIK INDONESIA

                                    - 12 -




                               Paragraf 8
                           Inspektorat Utama
                               Pasal 31
            (1) Inspektorat Utama berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
               Kepala BNPB.
            (2) Inspektorat Utama dipimpin oleh Inspektur Utama.



                               Pasal 32
            Inspektorat Utama mempunyai tugas melaksanakan pengawasan
            fungsional terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan BNPB.


                               Pasal 33
            Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32,
            Inspektorat Utama menyelenggarakan fungsi:
            a. penyiapan   perumusan      kebijakan   pengawasan    fungsional   di
               lingkungan BNPB;
            b. pelaksanaan pengawasan kinerja, keuangan, dan pengawasan untuk
               tujuan tertentu atas petunjuk Kepala BNPB;
            c. pelaksanaan urusan administrasi Inspektorat Utama;
            d. penyusunan laporan hasil pengawasan.




                                                                     Paragraf 9...




-salinan-
PRESIDEN
                           REPUBLIK INDONESIA

                                    - 13 -


                               Paragraf 9
                                  Pusat
                               Pasal 34
            (1) Di lingkungan Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana dapat
               dibentuk 2 (dua) Pusat sebagai unsur penunjang tugas dan fungsi
               Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana.
            (2) Pusat dipimpin oleh Kepala Pusat yang berada di bawah dan
               bertanggung jawab kepada Kepala BNPB.


                               Pasal 35
            Pembentukan Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ditetapkan
            oleh Kepala BNPB setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari
            Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur
            negara.



                              Paragraf 10
                         Unit Pelaksana Teknis
                               Pasal 36
            (1) Untuk melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis
               penunjang tertentu dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis .
            (2) Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh Kepala Unit Pelaksana
               Teknis.


                               Pasal 37
            Pembentukan Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud dalam
            Pasal 36 ditetapkan oleh Kepala BNPB setelah mendapatkan
            persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang
            pendayagunaan aparatur negara.


                                                                    Paragraf 11...



-salinan-
PRESIDEN
                            REPUBLIK INDONESIA

                                     - 14 -


                                 Paragraf 11
                                  Lain-lain
                                 Pasal 38
            (1) Sekretariat Utama terdiri dari paling banyak 4 (empat) Biro,
               masing-masing Biro terdiri dari paling banyak 4 (empat) Bagian,
               dan masing-masing Bagian terdiri dari 2 (dua) Subbagian.
            (2) Masing-masing Deputi terdiri dari paling banyak 4 (empat)
               Direktorat, masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3
               (tiga) Subdirektorat, dan masing-masing Subdirektorat terdiri dari
               2 (dua) Seksi.
            (3) Inspektorat Utama terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Inspektorat,
               masing-masing Inspektorat terdiri dari 1 (satu) Subbagian Tata
               Usaha, dan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.
            (4) Pusat terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Bidang dan 1 (satu)
               Subbagian Tata Usaha, masing-masing Bidang terdiri dari 2 (dua)
               Subbidang.


                                 Pasal 39
            Di lingkungan BNPB dapat ditetapkan jabatan fungsional tertentu sesuai
            dengan kebutuhan yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan
            ketentuan peraturan perundang-undangan.



                                  BAB III
                                TATA KERJA
                                 Pasal 40
            Kepala BNPB mengendalikan pelaksanaan tugas dan                    fungsi
            Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana dan Unsur Pelaksana
            Penanggulangan Bencana.


                                                                          Pasal 41 ...



-salinan-
PRESIDEN
                           REPUBLIK INDONESIA

                                   - 15 -


                               Pasal 41
            (1) Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana melaksanakan sidang
                 anggota secara berkala dan/atau sewaktu-waktu sesuai dengan
                 kebutuhan yang ditetapkan oleh Kepala BNPB selaku Ketua Unsur
                 Pengarah Penanggulangan Bencana.
            (2) Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana dapat mengundang
                 lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah, lembaga usaha,
                 lembaga internasional dan/atau pihak lain yang dipandang perlu
                 dalam sidang anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana.


                               Pasal 42
            Semua unsur di lingkungan BNPB dalam melaksanakan tugasnya wajib
            menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik di
            lingkungan BNBP sendiri maupun dalam hubungan antar lembaga
            pemerintah baik pusat maupun daerah.


                               Pasal 43
            Setiap pimpinan satuan organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan
            Bencana wajib melaksanakan sistem pengendalian intern di lingkungan
            masing-masing yang memungkinkan terlaksananya mekanisme uji
            silang.

                               Pasal 44
            Setiap pimpinan satuan organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan
            Bencana bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan
            bawahan masing-masing dan memberikan pengarahan serta petunjuk
            bagi pelaksanaan tugas bawahan.




                                                                    Pasal 45 ...



-salinan-
PRESIDEN
                           REPUBLIK INDONESIA

                                     - 16 -



                                  Pasal 45
            Setiap pimpinan satuan organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan
            Bencana wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung
            jawab pada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan secara
            berkala tepat pada waktunya.

                                  Pasal 46
            Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi Unsur
            Pelaksana Penanggulangan Bencana wajib melakukan pembinaan dan
            pengawasan terhadap satuan organisasi di bawahnya.

                                  Pasal 47
            Fungsi   koordinasi    Unsur      Pelaksana   Penanggulangan     Bencana
            dilaksanakan melalui koordinasi dengan lembaga pemerintah baik pusat
            maupun daerah, lembaga usaha, lembaga internasional dan/atau pihak
            lain yang dipandang perlu pada tahap prabencana dan pascabencana.

                                  Pasal 48
            (1) Fungsi komando Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana
               dilaksanakan melalui pengerahan sumberdaya manusia, peralatan,
               dan logistik dari instansi terkait, Tentara Nasional Indonesia dan
               Kepolisian Negara Republik Indonesia serta langkah-langkah lain
               yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana.
            (2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
               dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.




                                                                           Pasal 49 ...




-salinan-
PRESIDEN
                            REPUBLIK INDONESIA

                                       - 17 -




                                   Pasal 49
            Fungsi     pelaksanaan    Unsur     Pelaksana     Penanggulangan   Bencana
            dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan lembaga
            pemerintah baik pusat maupun daerah, Tentara Nasional Indonesia dan
            Kepolisian    Negara     Republik     Indonesia    dengan    memperhatikan
            kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan
            peraturan perundang-undangan.


                                   Pasal 50
            Ketentuan lebih lanjut mengenai tata kerja BNPB diatur oleh Kepala
            BNPB.



                                     BAB IV
            PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN
                               Bagian Kesatu
               Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala
                                   Pasal 51
            Kepala BNPB diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.


                                   Pasal 52
            Kepala BNPB diberikan hak keuangan dan administrasi setingkat
            Menteri.




                                                                        Bagian Kedua...




-salinan-
PRESIDEN
                            REPUBLIK INDONESIA

                                      - 18 -




                                 Bagian Kedua
                    Pengangkatan dan Pemberhentian
            Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana
                                  Pasal 53
             Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana diangkat dan
             diberhentikan oleh Presiden.


                                  Pasal 54
             (1) Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana yang berasal
                  dari   unsur    Pemerintah   diusulkan   oleh   pimpinan   lembaga
                  pemerintah sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (2) kepada
                  Kepala BNPB.
             (2) Kepala BNPB mengusulkan calon Anggota sebagaimana dimaksud
                  pada ayat (1) kepada Presiden untuk diangkat sebagai Anggota
                  Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana.


                                  Pasal 55
             (1) Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana yang berasal
                  dari kalangan masyarakat profesional diusulkan oleh Kepala
                  BNPB kepada Presiden sejumlah 18 (delapan belas) calon anggota
                  Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana.
             (2) Calon Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
                  kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk
                  dilakukan uji kepatutan dan kelayakan sesuai dengan ketentuan
                  peraturan perundang-undangan.




                                                                         Pasal 56 ...




-salinan-
PRESIDEN
                            REPUBLIK INDONESIA

                                         - 19 -




                                 Pasal 56
            9 (sembilan) calon Anggota yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
            Rakyat Republik Indonesia berdasarkan hasil uji kepatutan dan
            kelayakan diangkat dan ditetapkan oleh Presiden menjadi Anggota
            Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana.


                                 Pasal 57
            Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana sebagaimana
            dimaksud dalam Pasal 56 diangkat untuk masa tugas selama 5 (lima)
            tahun.


                                 Pasal 58
            Mekanisme     pemilihan       dan     kriteria   Anggota   Unsur     Pengarah
            Penanggulangan Bencana dari masyarakat profesional diatur lebih lanjut
            dengan Peraturan Kepala BNPB.


                               Bagian Ketiga
               Eselon, Pengangkatan, dan Pemberhentian
               Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana
                                 Pasal 59
            (1) Sekretaris Utama, Deputi, dan Inspektorat Utama adalah jabatan
               struktural eselon I.a.
            (2) Kepala Biro, Direktur, Inspektur, dan Kepala Pusat adalah jabatan
               struktural eselon II.a.
            (3) Kepala Unit Pelaksana Teknis di lingkungan BNPB setinggi-
               tingginya adalah jabatan struktural eselon II.b.
            (4) Kepala Subdirektorat, Kepala Bagian, dan Kepala Bidang adalah
               jabatan struktural eselon III.a.
            (5) Kepala Seksi, Kepala Subbagian, dan Kepala Subbidang adalah
               jabatan struktural eselon IV.a.
                                                                               Pasal 60 ...


-salinan-
PRESIDEN
                            REPUBLIK INDONESIA

                                      - 20 -




                                   Pasal 60
            (1) Sekretaris Utama, Deputi, dan Inspektur Utama diangkat dan
               diberhentikan oleh Presiden atas usul Kepala BNPB.
            (2) Pejabat Eselon II ke bawah diangkat dan diberhentikan oleh
               Kepala BNPB.


                                   Pasal 61
            Jabatan di lingkungan Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana
            merupakan jabatan negeri yang diisi oleh Pegawai Negeri Sipil yang
            profesional dan ahli sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
            undangan.



                                    BAB V
                              PEMBIAYAAN
                                   Pasal 62
            Pembiayaan untuk mendukung kegiatan BNPB dibebankan kepada
            Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau sumber anggaran
            lainnya yang sah serta tidak mengikat.



                                   BAB VI
                        KETENTUAN LAIN-LAIN
                                   Pasal 63
            (1) Untuk melaksanakan tugas penanggulangan bencana di daerah
               baik     Provinsi    maupun     Kabupaten/   Kota    dibentuk   Badan
               Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya disebut BPBD
               yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.


                                                                   (2) Pembentukan ...



-salinan-
PRESIDEN
                            REPUBLIK INDONESIA

                                     - 21 -


            (2) Pembentukan     BPBD      sebagaimana   dimaksud    pada    ayat   (1)
               dilaksanakan melalui koordinasi dengan BNPB.
            (3) BNPB mengadakan rapat koordinasi dengan BPBD, sekurang-
               kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.


                                 Pasal 64
            Rincian lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata
            kerja BNPB ditetapkan oleh Kepala BNPB setelah mendapat
            persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang
            pendayagunaan aparatur negara.




                                  BAB VII
                      KETENTUAN PERALIHAN


                                 Pasal 65
            Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini:
            a. Bidang tugas penanggulangan bencana dilaksanakan oleh Badan
               Koordinasi      Nasional   Penanganan    Bencana    sampai     dengan
               selesainya penataan organisasi BNPB berdasarkan Peraturan
               Presiden ini;
            b. Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana dalam jangka
               waktu paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak ditetapkannya
               Peraturan Presiden ini menyerahkan seluruh arsip dan dokumen yang
               berkaitan dengan pelaksanaan bidang dan tugas penanganan
               bencana kepada BNPB;



                                                                       c. Pegawai ...




-salinan-
PRESIDEN
                              REPUBLIK INDONESIA

                                      - 22 -




             c. Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pelaksana Harian Badan
                 Koordinasi    Nasional   Penanganan   Bencana   menjadi   Pegawai
                 Negeri Sipil pada BNPB dengan ketentuan dalam jangka waktu
                 paling lama 6 (enam) bulan dapat memilih status tetap sebagai
                 Pegawai Negeri Sipil BNPB atau kembali kepada             instansi
                 induknya;
             d. Kepala BNPB dan Kepala Badan Kepegawaian Negara mengatur
                 penyelesaian administrasi pengalihan Pegawai Negeri Sipil    dari
                 Pelaksana Harian Badan Koordinasi         Nasional    Penanganan
                 Bencana kepada BNPB sebagaimana dimaksud pada huruf c;
             e. Seluruh aset negara yang dikelola dan digunakan oleh Pelaksana
                 Harian Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana untuk
                 pelaksanaan bidang tugas penanganan bencana dalam jangka
                 waktu paling lama 6 (enam) bulan, beralih pengelolaan dan
                 penggunaannya kepada BNPB setelah mendapat persetujuan
                 Menteri yang bertanggung jawab di bidang keuangan.


                                  Pasal 66
            Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini, biaya pelaksanaan
            tugas dan fungsi BNPB dibebankan kepada anggaran belanja Pelaksanaan
            Harian Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana sampai dengan
            BNPB memiliki anggaran sendiri sesuai dengan ketentuan peraturan
            perundang-undangan.



                                                                       Pasal 67 ...




-salinan-
PRESIDEN
                             REPUBLIK INDONESIA

                                       - 23 -


                                 Pasal 67
            (1) Peraturan pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005
                 tentang     Badan   Koordinasi    Nasional    Penanganan   Bencana
                 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 3
                 Tahun 2007, masih tetap berlaku sepanjang belum diubah dan/atau
                 diganti dengan peraturan baru berdasarkan Peraturan Presiden ini.
            (2) Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini, seluruh jabatan
                 yang ada beserta pejabat yang memangku jabatan di lingkungan
                 Pelaksana    Harian     Badan    Koordinasi   Nasional   Penanganan
                 Bencana tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan
                 diatur kembali berdasarkan Peraturan Presiden ini.



                                 BAB VIII
                       KETENTUAN PENUTUP
                                 Pasal 68
            Dengan berlakunya Peraturan Presiden ini, Peraturan Presiden Nomor
            83 Tahun 2005 tentang Badan Koordinasi Nasional Penanganan
            Bencana sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 3
            Tahun 2007,dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.


                                 Pasal 69
            Pada saat berlakunya Peraturan Presiden ini semua peraturan yang
            berkaitan dengan penanggulangan bencana dinyatakan tetap berlaku
            sepanjang tidak bertentangan atau belum dikeluarkan peraturan
            pelaksanaan baru berdasarkan Peraturan Presiden ini.



                                                                          Pasal 70 ...




-salinan-
PRESIDEN
                                     REPUBLIK INDONESIA

                                               - 24 -




                                          Pasal 70
                      Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.



                                              Ditetapkan di         : Jakarta
                                              Pada tanggal          : 26 Januari 2008


                                              PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

                                                              ttd

                                              DR.H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO


 Salinan sesuai dengan aslinya
  Deputi Sekretaris Kabinet
        Bidang Hukum,

                ttd

        Dr. M. Iman Santoso




-salinan-

More Related Content

Viewers also liked

Announcements, 12/23/12
Announcements, 12/23/12Announcements, 12/23/12
Announcements, 12/23/12CLADSM
 
Stepping Out In Faith Slides, 10/28/12
Stepping Out In Faith Slides, 10/28/12Stepping Out In Faith Slides, 10/28/12
Stepping Out In Faith Slides, 10/28/12CLADSM
 
Matiin fairtrade foods
Matiin fairtrade foodsMatiin fairtrade foods
Matiin fairtrade foodsharrisonv
 
Research from Policy Lever 5 of Starting Strong III - 10th Meeting of the OEC...
Research from Policy Lever 5 of Starting Strong III - 10th Meeting of the OEC...Research from Policy Lever 5 of Starting Strong III - 10th Meeting of the OEC...
Research from Policy Lever 5 of Starting Strong III - 10th Meeting of the OEC...EduSkills OECD
 
2011년 6월_광고 집행 금액 및 트래픽 리포트
2011년 6월_광고 집행 금액 및 트래픽 리포트2011년 6월_광고 집행 금액 및 트래픽 리포트
2011년 6월_광고 집행 금액 및 트래픽 리포트DMC미디어
 
Wednesday Night Series - "How People Change", Week 1
Wednesday Night Series - "How People Change", Week 1Wednesday Night Series - "How People Change", Week 1
Wednesday Night Series - "How People Change", Week 1CLADSM
 
Announcements, 7/31/11
Announcements, 7/31/11Announcements, 7/31/11
Announcements, 7/31/11CLADSM
 
Announcements, 11/1/15
Announcements, 11/1/15Announcements, 11/1/15
Announcements, 11/1/15CLADSM
 
Services & Equipment to Help You Reduce Energy and Emissions
Services & Equipment to Help You Reduce Energy and EmissionsServices & Equipment to Help You Reduce Energy and Emissions
Services & Equipment to Help You Reduce Energy and EmissionsStelter & Brinck
 
Outsourcing: A Problem and a Plan
Outsourcing: A Problem and a PlanOutsourcing: A Problem and a Plan
Outsourcing: A Problem and a Planplan4outsourcing
 
Iz Pack
Iz PackIz Pack
Iz PackInria
 
Proposal Pemberdayaan FM tahun 2007 Kota Sukabumi
Proposal Pemberdayaan FM tahun 2007 Kota SukabumiProposal Pemberdayaan FM tahun 2007 Kota Sukabumi
Proposal Pemberdayaan FM tahun 2007 Kota SukabumiPekerja Sosial Masyarakat
 
Jesus Loves Me! Slides, 4/13/14
Jesus Loves Me! Slides, 4/13/14Jesus Loves Me! Slides, 4/13/14
Jesus Loves Me! Slides, 4/13/14CLADSM
 
Spatial Thinking and Stem Education: Drawing and Mapping with New Technologies
Spatial Thinking and Stem Education: Drawing and Mapping with New TechnologiesSpatial Thinking and Stem Education: Drawing and Mapping with New Technologies
Spatial Thinking and Stem Education: Drawing and Mapping with New TechnologiesEduSkills OECD
 
Announcements, 7/24/11
Announcements, 7/24/11Announcements, 7/24/11
Announcements, 7/24/11CLADSM
 
Infographic: The US Games Market
Infographic: The US Games MarketInfographic: The US Games Market
Infographic: The US Games MarketIngenico ePayments
 

Viewers also liked (20)

Announcements, 12/23/12
Announcements, 12/23/12Announcements, 12/23/12
Announcements, 12/23/12
 
Stepping Out In Faith Slides, 10/28/12
Stepping Out In Faith Slides, 10/28/12Stepping Out In Faith Slides, 10/28/12
Stepping Out In Faith Slides, 10/28/12
 
Ah3 summary
Ah3 summaryAh3 summary
Ah3 summary
 
Prewriting thoughts
Prewriting thoughtsPrewriting thoughts
Prewriting thoughts
 
Matiin fairtrade foods
Matiin fairtrade foodsMatiin fairtrade foods
Matiin fairtrade foods
 
Research from Policy Lever 5 of Starting Strong III - 10th Meeting of the OEC...
Research from Policy Lever 5 of Starting Strong III - 10th Meeting of the OEC...Research from Policy Lever 5 of Starting Strong III - 10th Meeting of the OEC...
Research from Policy Lever 5 of Starting Strong III - 10th Meeting of the OEC...
 
2011년 6월_광고 집행 금액 및 트래픽 리포트
2011년 6월_광고 집행 금액 및 트래픽 리포트2011년 6월_광고 집행 금액 및 트래픽 리포트
2011년 6월_광고 집행 금액 및 트래픽 리포트
 
Empowerment
EmpowermentEmpowerment
Empowerment
 
Wednesday Night Series - "How People Change", Week 1
Wednesday Night Series - "How People Change", Week 1Wednesday Night Series - "How People Change", Week 1
Wednesday Night Series - "How People Change", Week 1
 
Announcements, 7/31/11
Announcements, 7/31/11Announcements, 7/31/11
Announcements, 7/31/11
 
Announcements, 11/1/15
Announcements, 11/1/15Announcements, 11/1/15
Announcements, 11/1/15
 
Services & Equipment to Help You Reduce Energy and Emissions
Services & Equipment to Help You Reduce Energy and EmissionsServices & Equipment to Help You Reduce Energy and Emissions
Services & Equipment to Help You Reduce Energy and Emissions
 
Outsourcing: A Problem and a Plan
Outsourcing: A Problem and a PlanOutsourcing: A Problem and a Plan
Outsourcing: A Problem and a Plan
 
Iz Pack
Iz PackIz Pack
Iz Pack
 
Proposal Pemberdayaan FM tahun 2007 Kota Sukabumi
Proposal Pemberdayaan FM tahun 2007 Kota SukabumiProposal Pemberdayaan FM tahun 2007 Kota Sukabumi
Proposal Pemberdayaan FM tahun 2007 Kota Sukabumi
 
Jesus Loves Me! Slides, 4/13/14
Jesus Loves Me! Slides, 4/13/14Jesus Loves Me! Slides, 4/13/14
Jesus Loves Me! Slides, 4/13/14
 
Spatial Thinking and Stem Education: Drawing and Mapping with New Technologies
Spatial Thinking and Stem Education: Drawing and Mapping with New TechnologiesSpatial Thinking and Stem Education: Drawing and Mapping with New Technologies
Spatial Thinking and Stem Education: Drawing and Mapping with New Technologies
 
Communication hurdles
Communication hurdlesCommunication hurdles
Communication hurdles
 
Announcements, 7/24/11
Announcements, 7/24/11Announcements, 7/24/11
Announcements, 7/24/11
 
Infographic: The US Games Market
Infographic: The US Games MarketInfographic: The US Games Market
Infographic: The US Games Market
 

Similar to Per Pres No 8 Th 2008

Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008JalinKrakatau
 
Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005
Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005
Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005JalinKrakatau
 
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008JalinKrakatau
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...iniPurwokerto
 
Perpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan Kemiskinan
Perpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan KemiskinanPerpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan Kemiskinan
Perpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan KemiskinanThio Helena Simarmata
 
Perka bnpb 3 2008 pedoman pembentukan bpbd
Perka bnpb 3 2008  pedoman pembentukan bpbdPerka bnpb 3 2008  pedoman pembentukan bpbd
Perka bnpb 3 2008 pedoman pembentukan bpbdfswardhana134680
 
Kelembagaan dan tugas_serta_fungsi_bnpb[1]
Kelembagaan dan tugas_serta_fungsi_bnpb[1]Kelembagaan dan tugas_serta_fungsi_bnpb[1]
Kelembagaan dan tugas_serta_fungsi_bnpb[1]Iqbal Raditya
 
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008JalinKrakatau
 
Perpres47 2009 tentang pembentukan kementrian
Perpres47 2009 tentang pembentukan kementrianPerpres47 2009 tentang pembentukan kementrian
Perpres47 2009 tentang pembentukan kementrianRidwan Usman
 
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbd
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbdPerka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbd
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbdAgus Hariadi
 

Similar to Per Pres No 8 Th 2008 (12)

Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008
 
Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005
Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005
Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005
 
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
 
Pp No 21 Th 2008 \
Pp No 21 Th 2008 \Pp No 21 Th 2008 \
Pp No 21 Th 2008 \
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
 
Permendagri No. 46 Tahun 2008
Permendagri No. 46 Tahun 2008Permendagri No. 46 Tahun 2008
Permendagri No. 46 Tahun 2008
 
Perpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan Kemiskinan
Perpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan KemiskinanPerpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan Kemiskinan
Perpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan Kemiskinan
 
Perka bnpb 3 2008 pedoman pembentukan bpbd
Perka bnpb 3 2008  pedoman pembentukan bpbdPerka bnpb 3 2008  pedoman pembentukan bpbd
Perka bnpb 3 2008 pedoman pembentukan bpbd
 
Kelembagaan dan tugas_serta_fungsi_bnpb[1]
Kelembagaan dan tugas_serta_fungsi_bnpb[1]Kelembagaan dan tugas_serta_fungsi_bnpb[1]
Kelembagaan dan tugas_serta_fungsi_bnpb[1]
 
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008
 
Perpres47 2009 tentang pembentukan kementrian
Perpres47 2009 tentang pembentukan kementrianPerpres47 2009 tentang pembentukan kementrian
Perpres47 2009 tentang pembentukan kementrian
 
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbd
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbdPerka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbd
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbd
 

More from Pekerja Sosial Masyarakat

More from Pekerja Sosial Masyarakat (20)

PENGENALAN OpenSID.pptx
PENGENALAN OpenSID.pptxPENGENALAN OpenSID.pptx
PENGENALAN OpenSID.pptx
 
Infaq Dan Shadaqah
Infaq Dan ShadaqahInfaq Dan Shadaqah
Infaq Dan Shadaqah
 
draf Proposal Ponpes.pdf
draf Proposal Ponpes.pdfdraf Proposal Ponpes.pdf
draf Proposal Ponpes.pdf
 
prestasi desa.pptx
prestasi desa.pptxprestasi desa.pptx
prestasi desa.pptx
 
Visi misi desa biaung
Visi misi desa biaungVisi misi desa biaung
Visi misi desa biaung
 
Buku panduan bpd
Buku panduan bpdBuku panduan bpd
Buku panduan bpd
 
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumiModul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
 
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covidBuku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
 
Paparan strategi percepatan odf
Paparan strategi percepatan odfPaparan strategi percepatan odf
Paparan strategi percepatan odf
 
Peraturan informasi no_1_2018
Peraturan informasi no_1_2018Peraturan informasi no_1_2018
Peraturan informasi no_1_2018
 
Power point bpd
Power point  bpdPower point  bpd
Power point bpd
 
Lampiran 11 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 11  Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 11  Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 11 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 10 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 10  Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 10  Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 10 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 06 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 06   Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 06   Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 06 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 03 Perda Kab. Cianjur no 17 2012
Lampiran 03  Perda Kab. Cianjur no 17 2012Lampiran 03  Perda Kab. Cianjur no 17 2012
Lampiran 03 Perda Kab. Cianjur no 17 2012
 
Lampiran 02 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 02   Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 02   Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 02 Perda Cianjur No 17 2012
 
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
 
Perda Cianjur no 17 tahun 2012
Perda Cianjur no 17 tahun 2012Perda Cianjur no 17 tahun 2012
Perda Cianjur no 17 tahun 2012
 
Kecamatan takokak dalam angka 2018
Kecamatan takokak dalam angka 2018Kecamatan takokak dalam angka 2018
Kecamatan takokak dalam angka 2018
 
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

Per Pres No 8 Th 2008

  • 1. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -1- PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dipandang perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang selanjutnya dalam Peraturan Presiden ini disebut dengan BNPB adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. (2) BNPB .... -salinan-
  • 2. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -2- (2) BNPB berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. (3) BNPB dipimpin oleh seorang Kepala. Pasal 2 BNPB mempunyai tugas : a. memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi secara adil dan setara; b. menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang- undangan; c. menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada masyarakat; d. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Presiden setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana; e. menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan nasional dan internasional; f. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; g. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang- undangan; dan h. menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Pasal 3 ... -salinan-
  • 3. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -3- Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BNPB menyelenggarakan fungsi : a. perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif dan efisien; dan b. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh. Pasal 4 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BNPB dikoordinasikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. BAB II ORGANISASI Bagian Kesatu Susunan Organisasi BNPB Pasal 5 BNPB terdiri atas : a. Kepala; b. Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana; dan c. Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana. Bagian Kedua Kepala Pasal 6 Kepala mempunyai tugas memimpin BNPB dalam menjalankan tugas dan fungsi BNPB. Bagian Ketiga ... -salinan-
  • 4. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -4- Bagian Ketiga Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana Paragraf 1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pasal 7 Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNPB. Pasal 8 Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana mempunyai tugas memberikan masukan dan saran kepada Kepala BNPB dalam penanggulangan bencana. Pasal 9 Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana menyelenggarakan fungsi : a. perumusan konsep kebijakan penanggulangan bencana nasional; b. pemantauan; dan c. evaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Paragraf 2 Keanggotaan Pasal 10 Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana terdiri dari Ketua yang dijabat oleh Kepala BNPB dan 19 (sembilan belas) Anggota. Pasal 11 .. -salinan-
  • 5. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -5- Pasal 11 (1) Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana terdiri dari : a. 10 (sepuluh) Pejabat Pemerintah Eselon I atau yang setingkat, yang diusulkan oleh Pimpinan Lembaga Pemerintah; dan b. 9 (sembilan) Anggota masyarakat profesional. (2) Pejabat Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, mewakili: a. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat; b. Departemen Dalam Negeri; c. Departemen Sosial; d. Departemen Pekerjaan Umum; e. Departemen Kesehatan; f. Departemen Keuangan; g. Departemen Perhubungan; h. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; i. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan j. Tentara Nasional Republik Indonesia. (3) Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana yang berasal dari masyarakat profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, berasal dari para pakar/profesional dan/atau tokoh masyarakat. Bagian Keempat Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana Paragraf 1 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 12 Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNPB. Pasal 13 ... -salinan-
  • 6. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -6- Pasal 13 Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana secara terintegrasi yang meliputi prabencana, saat tanggap darurat, dan pascabencana. Pasal 14 Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana menyelenggarakan fungsi : a. koordinasi penyelenggaraan penanggulangan bencana; b. komando penyelenggaraan penanggulangan bencana; dan c. pelaksana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Paragraf 2 Susunan Organisasi Pasal 15 Susunan Organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana terdiri dari : a. Sekretariat Utama; b. Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan ; c. Deputi Bidang Penanganan Darurat; d. Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi; e. Deputi Bidang Logistik dan Peralatan; f. Inspektorat Utama; g. Pusat; dan h. Unit Pelaksana Teknis. Paragraf 3... -salinan-
  • 7. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -7- Paragraf 3 Sekretariat Utama Pasal 16 (1) Sekretariat Utama berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNPB. (2) Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama. Pasal 17 Sekretariat Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap program, administrasi dan sumberdaya serta kerjasama. Pasal 18 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Sekretarat Utama menyelenggarakan fungsi: a. pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi di lingkungan BNPB; b. pengkoordinasian, perencanaan, dan perumusan kebijakan teknis BNPB; c. pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, hukum, dan peraturan perundang-undangan, organisasi, tatalaksana, kepegawaian, keuangan, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga BNPB; d. pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di lingkungan BNPB; e. fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana; f. pengkoordinasian dalam penyusunan laporan BNPB. Paragraf 4 ... -salinan-
  • 8. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -8- Paragraf 4 Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Pasal 19 (1) Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNPB. (2) Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dipimpin oleh Deputi. Pasal 20 Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat. Pasal 21 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat; b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat; c. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat; d. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat. Paragraf 5... -salinan-
  • 9. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -9- Paragraf 5 Deputi Bidang Penanganan Darurat Pasal 22 (1) Deputi Bidang Penanganan Darurat berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNPB. (2) Deputi Bidang Penanganan Darurat dipimpin oleh Deputi. Pasal 23 Deputi Bidang Penanganan Darurat mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat. Pasal 24 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Deputi Bidang Penanganan Darurat menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi; b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi; c. komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat; d. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi; e. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi. Paragraf 6... -salinan-
  • 10. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 10 - Paragraf 6 Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasal 25 (1) Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNPB. (2) Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dipimpin oleh Deputi. Pasal 26 Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana. Pasal 27 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana; b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana; c. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana; d. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana. Paragraf 7... -salinan-
  • 11. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 11 - Paragraf 7 Deputi Bidang Logistik dan Peralatan Pasal 28 (1) Deputi Bidang Logistik dan Peralatan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNPB. (2) Deputi Bidang Logistik dan Peralatan dipimpin oleh Deputi. Pasal 29 Deputi Bidang Logistik dan Peralatan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan dukungan logistik dan peralatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Pasal 30 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang logistik dan peralatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana; b. pelaksanaan penyusunan perencanaan di bidang logistik dan peralatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana; c. pemantauan, evaluasi, analisis, pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang logistik dan peralatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Paragraf 8... -salinan-
  • 12. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 12 - Paragraf 8 Inspektorat Utama Pasal 31 (1) Inspektorat Utama berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNPB. (2) Inspektorat Utama dipimpin oleh Inspektur Utama. Pasal 32 Inspektorat Utama mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan BNPB. Pasal 33 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, Inspektorat Utama menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan fungsional di lingkungan BNPB; b. pelaksanaan pengawasan kinerja, keuangan, dan pengawasan untuk tujuan tertentu atas petunjuk Kepala BNPB; c. pelaksanaan urusan administrasi Inspektorat Utama; d. penyusunan laporan hasil pengawasan. Paragraf 9... -salinan-
  • 13. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 13 - Paragraf 9 Pusat Pasal 34 (1) Di lingkungan Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana dapat dibentuk 2 (dua) Pusat sebagai unsur penunjang tugas dan fungsi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana. (2) Pusat dipimpin oleh Kepala Pusat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNPB. Pasal 35 Pembentukan Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ditetapkan oleh Kepala BNPB setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. Paragraf 10 Unit Pelaksana Teknis Pasal 36 (1) Untuk melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang tertentu dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis . (2) Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis. Pasal 37 Pembentukan Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ditetapkan oleh Kepala BNPB setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. Paragraf 11... -salinan-
  • 14. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 14 - Paragraf 11 Lain-lain Pasal 38 (1) Sekretariat Utama terdiri dari paling banyak 4 (empat) Biro, masing-masing Biro terdiri dari paling banyak 4 (empat) Bagian, dan masing-masing Bagian terdiri dari 2 (dua) Subbagian. (2) Masing-masing Deputi terdiri dari paling banyak 4 (empat) Direktorat, masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subdirektorat, dan masing-masing Subdirektorat terdiri dari 2 (dua) Seksi. (3) Inspektorat Utama terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Inspektorat, masing-masing Inspektorat terdiri dari 1 (satu) Subbagian Tata Usaha, dan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor. (4) Pusat terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Bidang dan 1 (satu) Subbagian Tata Usaha, masing-masing Bidang terdiri dari 2 (dua) Subbidang. Pasal 39 Di lingkungan BNPB dapat ditetapkan jabatan fungsional tertentu sesuai dengan kebutuhan yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB III TATA KERJA Pasal 40 Kepala BNPB mengendalikan pelaksanaan tugas dan fungsi Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana dan Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana. Pasal 41 ... -salinan-
  • 15. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 15 - Pasal 41 (1) Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana melaksanakan sidang anggota secara berkala dan/atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh Kepala BNPB selaku Ketua Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana. (2) Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana dapat mengundang lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah, lembaga usaha, lembaga internasional dan/atau pihak lain yang dipandang perlu dalam sidang anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana. Pasal 42 Semua unsur di lingkungan BNPB dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik di lingkungan BNBP sendiri maupun dalam hubungan antar lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 43 Setiap pimpinan satuan organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana wajib melaksanakan sistem pengendalian intern di lingkungan masing-masing yang memungkinkan terlaksananya mekanisme uji silang. Pasal 44 Setiap pimpinan satuan organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 45 ... -salinan-
  • 16. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 16 - Pasal 45 Setiap pimpinan satuan organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab pada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 46 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana wajib melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap satuan organisasi di bawahnya. Pasal 47 Fungsi koordinasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana dilaksanakan melalui koordinasi dengan lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah, lembaga usaha, lembaga internasional dan/atau pihak lain yang dipandang perlu pada tahap prabencana dan pascabencana. Pasal 48 (1) Fungsi komando Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana dilaksanakan melalui pengerahan sumberdaya manusia, peralatan, dan logistik dari instansi terkait, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia serta langkah-langkah lain yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana. (2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 49 ... -salinan-
  • 17. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 17 - Pasal 49 Fungsi pelaksanaan Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan memperhatikan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 50 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata kerja BNPB diatur oleh Kepala BNPB. BAB IV PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN Bagian Kesatu Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Pasal 51 Kepala BNPB diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Pasal 52 Kepala BNPB diberikan hak keuangan dan administrasi setingkat Menteri. Bagian Kedua... -salinan-
  • 18. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 18 - Bagian Kedua Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana Pasal 53 Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Pasal 54 (1) Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana yang berasal dari unsur Pemerintah diusulkan oleh pimpinan lembaga pemerintah sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (2) kepada Kepala BNPB. (2) Kepala BNPB mengusulkan calon Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Presiden untuk diangkat sebagai Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana. Pasal 55 (1) Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana yang berasal dari kalangan masyarakat profesional diusulkan oleh Kepala BNPB kepada Presiden sejumlah 18 (delapan belas) calon anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana. (2) Calon Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk dilakukan uji kepatutan dan kelayakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 56 ... -salinan-
  • 19. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 19 - Pasal 56 9 (sembilan) calon Anggota yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia berdasarkan hasil uji kepatutan dan kelayakan diangkat dan ditetapkan oleh Presiden menjadi Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana. Pasal 57 Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 diangkat untuk masa tugas selama 5 (lima) tahun. Pasal 58 Mekanisme pemilihan dan kriteria Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana dari masyarakat profesional diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala BNPB. Bagian Ketiga Eselon, Pengangkatan, dan Pemberhentian Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana Pasal 59 (1) Sekretaris Utama, Deputi, dan Inspektorat Utama adalah jabatan struktural eselon I.a. (2) Kepala Biro, Direktur, Inspektur, dan Kepala Pusat adalah jabatan struktural eselon II.a. (3) Kepala Unit Pelaksana Teknis di lingkungan BNPB setinggi- tingginya adalah jabatan struktural eselon II.b. (4) Kepala Subdirektorat, Kepala Bagian, dan Kepala Bidang adalah jabatan struktural eselon III.a. (5) Kepala Seksi, Kepala Subbagian, dan Kepala Subbidang adalah jabatan struktural eselon IV.a. Pasal 60 ... -salinan-
  • 20. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 20 - Pasal 60 (1) Sekretaris Utama, Deputi, dan Inspektur Utama diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Kepala BNPB. (2) Pejabat Eselon II ke bawah diangkat dan diberhentikan oleh Kepala BNPB. Pasal 61 Jabatan di lingkungan Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana merupakan jabatan negeri yang diisi oleh Pegawai Negeri Sipil yang profesional dan ahli sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 62 Pembiayaan untuk mendukung kegiatan BNPB dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau sumber anggaran lainnya yang sah serta tidak mengikat. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 63 (1) Untuk melaksanakan tugas penanggulangan bencana di daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/ Kota dibentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya disebut BPBD yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. (2) Pembentukan ... -salinan-
  • 21. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 21 - (2) Pembentukan BPBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui koordinasi dengan BNPB. (3) BNPB mengadakan rapat koordinasi dengan BPBD, sekurang- kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun. Pasal 64 Rincian lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja BNPB ditetapkan oleh Kepala BNPB setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 65 Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini: a. Bidang tugas penanggulangan bencana dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana sampai dengan selesainya penataan organisasi BNPB berdasarkan Peraturan Presiden ini; b. Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak ditetapkannya Peraturan Presiden ini menyerahkan seluruh arsip dan dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan bidang dan tugas penanganan bencana kepada BNPB; c. Pegawai ... -salinan-
  • 22. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 22 - c. Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pelaksana Harian Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana menjadi Pegawai Negeri Sipil pada BNPB dengan ketentuan dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan dapat memilih status tetap sebagai Pegawai Negeri Sipil BNPB atau kembali kepada instansi induknya; d. Kepala BNPB dan Kepala Badan Kepegawaian Negara mengatur penyelesaian administrasi pengalihan Pegawai Negeri Sipil dari Pelaksana Harian Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana kepada BNPB sebagaimana dimaksud pada huruf c; e. Seluruh aset negara yang dikelola dan digunakan oleh Pelaksana Harian Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana untuk pelaksanaan bidang tugas penanganan bencana dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, beralih pengelolaan dan penggunaannya kepada BNPB setelah mendapat persetujuan Menteri yang bertanggung jawab di bidang keuangan. Pasal 66 Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini, biaya pelaksanaan tugas dan fungsi BNPB dibebankan kepada anggaran belanja Pelaksanaan Harian Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana sampai dengan BNPB memiliki anggaran sendiri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 67 ... -salinan-
  • 23. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 23 - Pasal 67 (1) Peraturan pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005 tentang Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2007, masih tetap berlaku sepanjang belum diubah dan/atau diganti dengan peraturan baru berdasarkan Peraturan Presiden ini. (2) Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini, seluruh jabatan yang ada beserta pejabat yang memangku jabatan di lingkungan Pelaksana Harian Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan diatur kembali berdasarkan Peraturan Presiden ini. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 68 Dengan berlakunya Peraturan Presiden ini, Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005 tentang Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2007,dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 69 Pada saat berlakunya Peraturan Presiden ini semua peraturan yang berkaitan dengan penanggulangan bencana dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum dikeluarkan peraturan pelaksanaan baru berdasarkan Peraturan Presiden ini. Pasal 70 ... -salinan-
  • 24. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 24 - Pasal 70 Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 26 Januari 2008 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd DR.H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Salinan sesuai dengan aslinya Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Hukum, ttd Dr. M. Iman Santoso -salinan-