SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1 -
-salinan-
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 8 TAHUN 2008
TENTANG
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dipandang
perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana;
Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG BADAN NASIONAL
PENANGGULANGAN BENCANA
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1) Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang selanjutnya
dalam Peraturan Presiden ini disebut dengan BNPB adalah
Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana.
(2) BNPB ....
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2 -
-salinan-
(2) BNPB berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Presiden.
(3) BNPB dipimpin oleh seorang Kepala.
Pasal 2
BNPB mempunyai tugas :
a. memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha
penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana,
penanganan tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi secara
adil dan setara;
b. menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-
undangan;
c. menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana
kepada masyarakat;
d. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada
Presiden setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat
dalam kondisi darurat bencana;
e. menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan
nasional dan internasional;
f. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
g. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan; dan
h. menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah.
Pasal 3 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 3 -
-salinan-
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
BNPB menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta
efektif dan efisien; dan
b. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu, dan menyeluruh.
Pasal 4
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BNPB dikoordinasikan oleh
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
BAB II
ORGANISASI
Bagian Kesatu
Susunan Organisasi BNPB
Pasal 5
BNPB terdiri atas :
a. Kepala;
b. Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana; dan
c. Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana.
Bagian Kedua
Kepala
Pasal 6
Kepala mempunyai tugas memimpin BNPB dalam menjalankan tugas
dan fungsi BNPB.
Bagian Ketiga ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 4 -
-salinan-
Bagian Ketiga
Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 7
Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BNPB.
Pasal 8
Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana mempunyai tugas
memberikan masukan dan saran kepada Kepala BNPB dalam
penanggulangan bencana.
Pasal 9
Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan konsep kebijakan penanggulangan bencana nasional;
b. pemantauan; dan
c. evaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Paragraf 2
Keanggotaan
Pasal 10
Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana terdiri dari Ketua yang dijabat
oleh Kepala BNPB dan 19 (sembilan belas) Anggota.
Pasal 11 ..
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 5 -
-salinan-
Pasal 11
(1) Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana terdiri dari :
a. 10 (sepuluh) Pejabat Pemerintah Eselon I atau yang setingkat,
yang diusulkan oleh Pimpinan Lembaga Pemerintah; dan
b. 9 (sembilan) Anggota masyarakat profesional.
(2) Pejabat Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
mewakili:
a. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat;
b. Departemen Dalam Negeri;
c. Departemen Sosial;
d. Departemen Pekerjaan Umum;
e. Departemen Kesehatan;
f. Departemen Keuangan;
g. Departemen Perhubungan;
h. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral;
i. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
j. Tentara Nasional Republik Indonesia.
(3) Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana yang berasal dari
masyarakat profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, berasal dari para pakar/profesional dan/atau tokoh
masyarakat.
Bagian Keempat
Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 12
Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BNPB.
Pasal 13 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 6 -
-salinan-
Pasal 13
Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana mempunyai tugas
melaksanakan penanggulangan bencana secara terintegrasi yang
meliputi prabencana, saat tanggap darurat, dan pascabencana.
Pasal 14
Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana menyelenggarakan fungsi :
a. koordinasi penyelenggaraan penanggulangan bencana;
b. komando penyelenggaraan penanggulangan bencana; dan
c. pelaksana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 15
Susunan Organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana terdiri
dari :
a. Sekretariat Utama;
b. Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan ;
c. Deputi Bidang Penanganan Darurat;
d. Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi;
e. Deputi Bidang Logistik dan Peralatan;
f. Inspektorat Utama;
g. Pusat; dan
h. Unit Pelaksana Teknis.
Paragraf 3...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 7 -
-salinan-
Paragraf 3
Sekretariat Utama
Pasal 16
(1) Sekretariat Utama berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala BNPB.
(2) Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama.
Pasal 17
Sekretariat Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan,
pembinaan dan pengendalian terhadap program, administrasi dan
sumberdaya serta kerjasama.
Pasal 18
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17,
Sekretarat Utama menyelenggarakan fungsi:
a. pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi di lingkungan BNPB;
b. pengkoordinasian, perencanaan, dan perumusan kebijakan teknis
BNPB;
c. pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, hukum,
dan peraturan perundang-undangan, organisasi, tatalaksana,
kepegawaian, keuangan, persandian, perlengkapan, dan rumah
tangga BNPB;
d. pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di
lingkungan BNPB;
e. fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi Unsur Pengarah
Penanggulangan Bencana;
f. pengkoordinasian dalam penyusunan laporan BNPB.
Paragraf 4 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 8 -
-salinan-
Paragraf 4
Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Pasal 19
(1) Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala BNPB.
(2) Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dipimpin oleh
Deputi.
Pasal 20
Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas
mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang
penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat.
Pasal 21
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20,
Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan menyelenggarakan
fungsi:
a. perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat;
b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang
penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat;
c. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat;
d. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada
prabencana serta pemberdayaan masyarakat.
Paragraf 5...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 9 -
-salinan-
Paragraf 5
Deputi Bidang Penanganan Darurat
Pasal 22
(1) Deputi Bidang Penanganan Darurat berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BNPB.
(2) Deputi Bidang Penanganan Darurat dipimpin oleh Deputi.
Pasal 23
Deputi Bidang Penanganan Darurat mempunyai tugas
mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang
penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat.
Pasal 24
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23,
Deputi Bidang Penanganan Darurat menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana
pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi;
b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang
penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan
pengungsi;
c. komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat;
d. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana
pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi;
e. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat
tanggap darurat dan penanganan pengungsi.
Paragraf 6...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 10 -
-salinan-
Paragraf 6
Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pasal 25
(1) Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BNPB.
(2) Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dipimpin oleh Deputi.
Pasal 26
Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas
mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang
penanggulangan bencana pada pascabencana.
Pasal 27
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26,
Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi menyelenggarakan
fungsi:
a. perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana
pada pascabencana;
b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang
penanggulangan bencana pada pascabencana;
c. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada
pascabencana;
d. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada
pascabencana.
Paragraf 7...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 11 -
-salinan-
Paragraf 7
Deputi Bidang Logistik dan Peralatan
Pasal 28
(1) Deputi Bidang Logistik dan Peralatan berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BNPB.
(2) Deputi Bidang Logistik dan Peralatan dipimpin oleh Deputi.
Pasal 29
Deputi Bidang Logistik dan Peralatan mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi dan dukungan logistik dan peralatan dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana.
Pasal 30
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29,
Deputi Bidang Logistik dan Peralatan menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang logistik dan peralatan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana;
b. pelaksanaan penyusunan perencanaan di bidang logistik dan
peralatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana;
c. pemantauan, evaluasi, analisis, pelaporan pelaksanaan kebijakan di
bidang logistik dan peralatan dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana.
Paragraf 8...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 12 -
-salinan-
Paragraf 8
Inspektorat Utama
Pasal 31
(1) Inspektorat Utama berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala BNPB.
(2) Inspektorat Utama dipimpin oleh Inspektur Utama.
Pasal 32
Inspektorat Utama mempunyai tugas melaksanakan pengawasan
fungsional terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan BNPB.
Pasal 33
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32,
Inspektorat Utama menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan fungsional di
lingkungan BNPB;
b. pelaksanaan pengawasan kinerja, keuangan, dan pengawasan untuk
tujuan tertentu atas petunjuk Kepala BNPB;
c. pelaksanaan urusan administrasi Inspektorat Utama;
d. penyusunan laporan hasil pengawasan.
Paragraf 9...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 13 -
-salinan-
Paragraf 9
Pusat
Pasal 34
(1) Di lingkungan Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana dapat
dibentuk 2 (dua) Pusat sebagai unsur penunjang tugas dan fungsi
Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana.
(2) Pusat dipimpin oleh Kepala Pusat yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BNPB.
Pasal 35
Pembentukan Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ditetapkan
oleh Kepala BNPB setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari
Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur
negara.
Paragraf 10
Unit Pelaksana Teknis
Pasal 36
(1) Untuk melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis
penunjang tertentu dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis .
(2) Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh Kepala Unit Pelaksana
Teknis.
Pasal 37
Pembentukan Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 36 ditetapkan oleh Kepala BNPB setelah mendapatkan
persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara.
Paragraf 11...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 14 -
-salinan-
Paragraf 11
Lain-lain
Pasal 38
(1) Sekretariat Utama terdiri dari paling banyak 4 (empat) Biro,
masing-masing Biro terdiri dari paling banyak 4 (empat) Bagian,
dan masing-masing Bagian terdiri dari 2 (dua) Subbagian.
(2) Masing-masing Deputi terdiri dari paling banyak 4 (empat)
Direktorat, masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3
(tiga) Subdirektorat, dan masing-masing Subdirektorat terdiri dari
2 (dua) Seksi.
(3) Inspektorat Utama terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Inspektorat,
masing-masing Inspektorat terdiri dari 1 (satu) Subbagian Tata
Usaha, dan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.
(4) Pusat terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Bidang dan 1 (satu)
Subbagian Tata Usaha, masing-masing Bidang terdiri dari 2 (dua)
Subbidang.
Pasal 39
Di lingkungan BNPB dapat ditetapkan jabatan fungsional tertentu sesuai
dengan kebutuhan yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB III
TATA KERJA
Pasal 40
Kepala BNPB mengendalikan pelaksanaan tugas dan fungsi
Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana dan Unsur Pelaksana
Penanggulangan Bencana.
Pasal 41 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 15 -
-salinan-
Pasal 41
(1) Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana melaksanakan sidang
anggota secara berkala dan/atau sewaktu-waktu sesuai dengan
kebutuhan yang ditetapkan oleh Kepala BNPB selaku Ketua Unsur
Pengarah Penanggulangan Bencana.
(2) Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana dapat mengundang
lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah, lembaga usaha,
lembaga internasional dan/atau pihak lain yang dipandang perlu
dalam sidang anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana.
Pasal 42
Semua unsur di lingkungan BNPB dalam melaksanakan tugasnya wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik di
lingkungan BNBP sendiri maupun dalam hubungan antar lembaga
pemerintah baik pusat maupun daerah.
Pasal 43
Setiap pimpinan satuan organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan
Bencana wajib melaksanakan sistem pengendalian intern di lingkungan
masing-masing yang memungkinkan terlaksananya mekanisme uji
silang.
Pasal 44
Setiap pimpinan satuan organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan
Bencana bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan
bawahan masing-masing dan memberikan pengarahan serta petunjuk
bagi pelaksanaan tugas bawahan.
Pasal 45 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 16 -
-salinan-
Pasal 45
Setiap pimpinan satuan organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan
Bencana wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung
jawab pada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan secara
berkala tepat pada waktunya.
Pasal 46
Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi Unsur
Pelaksana Penanggulangan Bencana wajib melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap satuan organisasi di bawahnya.
Pasal 47
Fungsi koordinasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana
dilaksanakan melalui koordinasi dengan lembaga pemerintah baik pusat
maupun daerah, lembaga usaha, lembaga internasional dan/atau pihak
lain yang dipandang perlu pada tahap prabencana dan pascabencana.
Pasal 48
(1) Fungsi komando Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana
dilaksanakan melalui pengerahan sumberdaya manusia, peralatan,
dan logistik dari instansi terkait, Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia serta langkah-langkah lain
yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 49 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 17 -
-salinan-
Pasal 49
Fungsi pelaksanaan Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana
dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan lembaga
pemerintah baik pusat maupun daerah, Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan memperhatikan
kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 50
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata kerja BNPB diatur oleh Kepala
BNPB.
BAB IV
PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN
Bagian Kesatu
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala
Pasal 51
Kepala BNPB diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
Pasal 52
Kepala BNPB diberikan hak keuangan dan administrasi setingkat
Menteri.
Bagian Kedua...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 18 -
-salinan-
Bagian Kedua
Pengangkatan dan Pemberhentian
Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana
Pasal 53
Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden.
Pasal 54
(1) Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana yang berasal
dari unsur Pemerintah diusulkan oleh pimpinan lembaga
pemerintah sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (2) kepada
Kepala BNPB.
(2) Kepala BNPB mengusulkan calon Anggota sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) kepada Presiden untuk diangkat sebagai Anggota
Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana.
Pasal 55
(1) Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana yang berasal
dari kalangan masyarakat profesional diusulkan oleh Kepala
BNPB kepada Presiden sejumlah 18 (delapan belas) calon anggota
Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana.
(2) Calon Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk
dilakukan uji kepatutan dan kelayakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 56 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 19 -
-salinan-
Pasal 56
9 (sembilan) calon Anggota yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia berdasarkan hasil uji kepatutan dan
kelayakan diangkat dan ditetapkan oleh Presiden menjadi Anggota
Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana.
Pasal 57
Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 56 diangkat untuk masa tugas selama 5 (lima)
tahun.
Pasal 58
Mekanisme pemilihan dan kriteria Anggota Unsur Pengarah
Penanggulangan Bencana dari masyarakat profesional diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Kepala BNPB.
Bagian Ketiga
Eselon, Pengangkatan, dan Pemberhentian
Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana
Pasal 59
(1) Sekretaris Utama, Deputi, dan Inspektorat Utama adalah jabatan
struktural eselon I.a.
(2) Kepala Biro, Direktur, Inspektur, dan Kepala Pusat adalah jabatan
struktural eselon II.a.
(3) Kepala Unit Pelaksana Teknis di lingkungan BNPB setinggi-
tingginya adalah jabatan struktural eselon II.b.
(4) Kepala Subdirektorat, Kepala Bagian, dan Kepala Bidang adalah
jabatan struktural eselon III.a.
(5) Kepala Seksi, Kepala Subbagian, dan Kepala Subbidang adalah
jabatan struktural eselon IV.a.
Pasal 60 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 20 -
-salinan-
Pasal 60
(1) Sekretaris Utama, Deputi, dan Inspektur Utama diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden atas usul Kepala BNPB.
(2) Pejabat Eselon II ke bawah diangkat dan diberhentikan oleh
Kepala BNPB.
Pasal 61
Jabatan di lingkungan Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana
merupakan jabatan negeri yang diisi oleh Pegawai Negeri Sipil yang
profesional dan ahli sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB V
PEMBIAYAAN
Pasal 62
Pembiayaan untuk mendukung kegiatan BNPB dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau sumber anggaran
lainnya yang sah serta tidak mengikat.
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 63
(1) Untuk melaksanakan tugas penanggulangan bencana di daerah
baik Provinsi maupun Kabupaten/ Kota dibentuk Badan
Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya disebut BPBD
yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
(2) Pembentukan ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 21 -
-salinan-
(2) Pembentukan BPBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan melalui koordinasi dengan BNPB.
(3) BNPB mengadakan rapat koordinasi dengan BPBD, sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.
Pasal 64
Rincian lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata
kerja BNPB ditetapkan oleh Kepala BNPB setelah mendapat
persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 65
Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini:
a. Bidang tugas penanggulangan bencana dilaksanakan oleh Badan
Koordinasi Nasional Penanganan Bencana sampai dengan
selesainya penataan organisasi BNPB berdasarkan Peraturan
Presiden ini;
b. Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana dalam jangka
waktu paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak ditetapkannya
Peraturan Presiden ini menyerahkan seluruh arsip dan dokumen yang
berkaitan dengan pelaksanaan bidang dan tugas penanganan
bencana kepada BNPB;
c. Pegawai ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 22 -
-salinan-
c. Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pelaksana Harian Badan
Koordinasi Nasional Penanganan Bencana menjadi Pegawai
Negeri Sipil pada BNPB dengan ketentuan dalam jangka waktu
paling lama 6 (enam) bulan dapat memilih status tetap sebagai
Pegawai Negeri Sipil BNPB atau kembali kepada instansi
induknya;
d. Kepala BNPB dan Kepala Badan Kepegawaian Negara mengatur
penyelesaian administrasi pengalihan Pegawai Negeri Sipil dari
Pelaksana Harian Badan Koordinasi Nasional Penanganan
Bencana kepada BNPB sebagaimana dimaksud pada huruf c;
e. Seluruh aset negara yang dikelola dan digunakan oleh Pelaksana
Harian Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana untuk
pelaksanaan bidang tugas penanganan bencana dalam jangka
waktu paling lama 6 (enam) bulan, beralih pengelolaan dan
penggunaannya kepada BNPB setelah mendapat persetujuan
Menteri yang bertanggung jawab di bidang keuangan.
Pasal 66
Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini, biaya pelaksanaan
tugas dan fungsi BNPB dibebankan kepada anggaran belanja Pelaksanaan
Harian Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana sampai dengan
BNPB memiliki anggaran sendiri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 67 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 23 -
-salinan-
Pasal 67
(1) Peraturan pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005
tentang Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 3
Tahun 2007, masih tetap berlaku sepanjang belum diubah dan/atau
diganti dengan peraturan baru berdasarkan Peraturan Presiden ini.
(2) Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini, seluruh jabatan
yang ada beserta pejabat yang memangku jabatan di lingkungan
Pelaksana Harian Badan Koordinasi Nasional Penanganan
Bencana tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan
diatur kembali berdasarkan Peraturan Presiden ini.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 68
Dengan berlakunya Peraturan Presiden ini, Peraturan Presiden Nomor
83 Tahun 2005 tentang Badan Koordinasi Nasional Penanganan
Bencana sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 3
Tahun 2007,dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 69
Pada saat berlakunya Peraturan Presiden ini semua peraturan yang
berkaitan dengan penanggulangan bencana dinyatakan tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan atau belum dikeluarkan peraturan
pelaksanaan baru berdasarkan Peraturan Presiden ini.
Pasal 70 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 24 -
-salinan-
Pasal 70
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 26 Januari 2008
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
DR.H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi Sekretaris Kabinet
Bidang Hukum,
ttd
Dr. M. Iman Santoso

More Related Content

What's hot

PP No. 26 Tahun 2008 tentang Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional
PP No. 26 Tahun 2008 tentang Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) NasionalPP No. 26 Tahun 2008 tentang Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional
PP No. 26 Tahun 2008 tentang Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) NasionalPenataan Ruang
 
Perka bnpb 3 2008 pedoman pembentukan bpbd
Perka bnpb 3 2008  pedoman pembentukan bpbdPerka bnpb 3 2008  pedoman pembentukan bpbd
Perka bnpb 3 2008 pedoman pembentukan bpbdfswardhana134680
 
Penyusunan peraturan walikota tanjungpinang tentang pedoman tanggap darurat b...
Penyusunan peraturan walikota tanjungpinang tentang pedoman tanggap darurat b...Penyusunan peraturan walikota tanjungpinang tentang pedoman tanggap darurat b...
Penyusunan peraturan walikota tanjungpinang tentang pedoman tanggap darurat b...Dwi Diantono
 
Perka bnpb 13 2008 pedoman manajemen logistik dan peralatan pb
Perka bnpb 13 2008 pedoman manajemen logistik dan peralatan pbPerka bnpb 13 2008 pedoman manajemen logistik dan peralatan pb
Perka bnpb 13 2008 pedoman manajemen logistik dan peralatan pbAgus Witono
 
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbd
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbdPerka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbd
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbdAgus Hariadi
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah NasionalRencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah NasionalPenataan Ruang
 
Undang-undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk...
Undang-undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk...Undang-undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk...
Undang-undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk...Penataan Ruang
 
Laporan review rpb dki 2016
Laporan review rpb dki 2016Laporan review rpb dki 2016
Laporan review rpb dki 2016Ninil Jannah
 
PMK No.135/PMK.06/2009
PMK No.135/PMK.06/2009 PMK No.135/PMK.06/2009
PMK No.135/PMK.06/2009 izaupdate
 
Final draft konsep api prb 21-sep2016
Final draft konsep api prb 21-sep2016Final draft konsep api prb 21-sep2016
Final draft konsep api prb 21-sep2016Ninil Jannah
 
Uu no6 1996 perairan indonesia
Uu no6 1996 perairan indonesiaUu no6 1996 perairan indonesia
Uu no6 1996 perairan indonesiaPenataan Ruang
 
Penyusunan Roadmap Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Penyusunan Roadmap  Badan Penanggulangan Bencana DaerahPenyusunan Roadmap  Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Penyusunan Roadmap Badan Penanggulangan Bencana DaerahDadang Solihin
 
Analisis Kesenjangan Penganggaran Penanggulangan Wabah Penyakit Hewan - Ditke...
Analisis Kesenjangan Penganggaran Penanggulangan Wabah Penyakit Hewan - Ditke...Analisis Kesenjangan Penganggaran Penanggulangan Wabah Penyakit Hewan - Ditke...
Analisis Kesenjangan Penganggaran Penanggulangan Wabah Penyakit Hewan - Ditke...Tata Naipospos
 
Uu no 4 tahun 2011 informasi geospasial
Uu no  4 tahun 2011 informasi geospasialUu no  4 tahun 2011 informasi geospasial
Uu no 4 tahun 2011 informasi geospasialPenataan Ruang
 
PONCOSARI: Desa Tangguh Bencana Tsunami
PONCOSARI: Desa Tangguh Bencana TsunamiPONCOSARI: Desa Tangguh Bencana Tsunami
PONCOSARI: Desa Tangguh Bencana TsunamiWawan Andriyanto
 

What's hot (18)

Perka bnpb no.2 tahun 2012
Perka bnpb no.2 tahun 2012Perka bnpb no.2 tahun 2012
Perka bnpb no.2 tahun 2012
 
PP No. 26 Tahun 2008 tentang Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional
PP No. 26 Tahun 2008 tentang Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) NasionalPP No. 26 Tahun 2008 tentang Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional
PP No. 26 Tahun 2008 tentang Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional
 
Perka bnpb 3 2008 pedoman pembentukan bpbd
Perka bnpb 3 2008  pedoman pembentukan bpbdPerka bnpb 3 2008  pedoman pembentukan bpbd
Perka bnpb 3 2008 pedoman pembentukan bpbd
 
Uu 24 1992
Uu 24 1992Uu 24 1992
Uu 24 1992
 
54
5454
54
 
Penyusunan peraturan walikota tanjungpinang tentang pedoman tanggap darurat b...
Penyusunan peraturan walikota tanjungpinang tentang pedoman tanggap darurat b...Penyusunan peraturan walikota tanjungpinang tentang pedoman tanggap darurat b...
Penyusunan peraturan walikota tanjungpinang tentang pedoman tanggap darurat b...
 
Perka bnpb 13 2008 pedoman manajemen logistik dan peralatan pb
Perka bnpb 13 2008 pedoman manajemen logistik dan peralatan pbPerka bnpb 13 2008 pedoman manajemen logistik dan peralatan pb
Perka bnpb 13 2008 pedoman manajemen logistik dan peralatan pb
 
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbd
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbdPerka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbd
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbd
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah NasionalRencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
 
Undang-undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk...
Undang-undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk...Undang-undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk...
Undang-undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk...
 
Laporan review rpb dki 2016
Laporan review rpb dki 2016Laporan review rpb dki 2016
Laporan review rpb dki 2016
 
PMK No.135/PMK.06/2009
PMK No.135/PMK.06/2009 PMK No.135/PMK.06/2009
PMK No.135/PMK.06/2009
 
Final draft konsep api prb 21-sep2016
Final draft konsep api prb 21-sep2016Final draft konsep api prb 21-sep2016
Final draft konsep api prb 21-sep2016
 
Uu no6 1996 perairan indonesia
Uu no6 1996 perairan indonesiaUu no6 1996 perairan indonesia
Uu no6 1996 perairan indonesia
 
Penyusunan Roadmap Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Penyusunan Roadmap  Badan Penanggulangan Bencana DaerahPenyusunan Roadmap  Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Penyusunan Roadmap Badan Penanggulangan Bencana Daerah
 
Analisis Kesenjangan Penganggaran Penanggulangan Wabah Penyakit Hewan - Ditke...
Analisis Kesenjangan Penganggaran Penanggulangan Wabah Penyakit Hewan - Ditke...Analisis Kesenjangan Penganggaran Penanggulangan Wabah Penyakit Hewan - Ditke...
Analisis Kesenjangan Penganggaran Penanggulangan Wabah Penyakit Hewan - Ditke...
 
Uu no 4 tahun 2011 informasi geospasial
Uu no  4 tahun 2011 informasi geospasialUu no  4 tahun 2011 informasi geospasial
Uu no 4 tahun 2011 informasi geospasial
 
PONCOSARI: Desa Tangguh Bencana Tsunami
PONCOSARI: Desa Tangguh Bencana TsunamiPONCOSARI: Desa Tangguh Bencana Tsunami
PONCOSARI: Desa Tangguh Bencana Tsunami
 

Similar to Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...iniPurwokerto
 
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008JalinKrakatau
 
Kelembagaan dan tugas_serta_fungsi_bnpb[1]
Kelembagaan dan tugas_serta_fungsi_bnpb[1]Kelembagaan dan tugas_serta_fungsi_bnpb[1]
Kelembagaan dan tugas_serta_fungsi_bnpb[1]Iqbal Raditya
 
No. 5 ttg organisasi dan tata kerja badan penanggulangan bencana daerah kab. ppb
No. 5 ttg organisasi dan tata kerja badan penanggulangan bencana daerah kab. ppbNo. 5 ttg organisasi dan tata kerja badan penanggulangan bencana daerah kab. ppb
No. 5 ttg organisasi dan tata kerja badan penanggulangan bencana daerah kab. ppbppbkab
 
Restra bpbd
Restra bpbdRestra bpbd
Restra bpbdppbkab
 
PERAN PEMERINTAH DALAM PB.ppt
PERAN PEMERINTAH DALAM PB.pptPERAN PEMERINTAH DALAM PB.ppt
PERAN PEMERINTAH DALAM PB.pptAgamMeucuca
 
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008JalinKrakatau
 
Kepmen Th 1985 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan
Kepmen Th 1985 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga PemasyarakatanKepmen Th 1985 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan
Kepmen Th 1985 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatanmbabudik
 
Analisis uupb-dan-rencana-aksi-nasional
Analisis uupb-dan-rencana-aksi-nasionalAnalisis uupb-dan-rencana-aksi-nasional
Analisis uupb-dan-rencana-aksi-nasionalina fauzia
 
2011 Sot bpbd
2011 Sot bpbd2011 Sot bpbd
2011 Sot bpbdPA_Klaten
 
Keppres No. 196 Tahun 1996 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPE...
Keppres No. 196 Tahun 1996 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPE...Keppres No. 196 Tahun 1996 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPE...
Keppres No. 196 Tahun 1996 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPE...infosanitasi
 
PP nomor 3 tahun 2021
PP nomor 3 tahun 2021PP nomor 3 tahun 2021
PP nomor 3 tahun 2021CIkumparan
 
Perpres47 2009 tentang pembentukan kementrian
Perpres47 2009 tentang pembentukan kementrianPerpres47 2009 tentang pembentukan kementrian
Perpres47 2009 tentang pembentukan kementrianRidwan Usman
 
Perpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan Kemiskinan
Perpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan KemiskinanPerpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan Kemiskinan
Perpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan KemiskinanThio Helena Simarmata
 
Perpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
Perpres no 66 tahun 2015 ttg BappenasPerpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
Perpres no 66 tahun 2015 ttg BappenasMohammad Singgih
 

Similar to Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 (20)

Per Pres No 8 Th 2008
Per Pres No 8 Th 2008Per Pres No 8 Th 2008
Per Pres No 8 Th 2008
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
 
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
 
Pp No 21 Th 2008 \
Pp No 21 Th 2008 \Pp No 21 Th 2008 \
Pp No 21 Th 2008 \
 
Kelembagaan dan tugas_serta_fungsi_bnpb[1]
Kelembagaan dan tugas_serta_fungsi_bnpb[1]Kelembagaan dan tugas_serta_fungsi_bnpb[1]
Kelembagaan dan tugas_serta_fungsi_bnpb[1]
 
Permendagri No. 46 Tahun 2008
Permendagri No. 46 Tahun 2008Permendagri No. 46 Tahun 2008
Permendagri No. 46 Tahun 2008
 
Proposal deti
Proposal detiProposal deti
Proposal deti
 
No. 5 ttg organisasi dan tata kerja badan penanggulangan bencana daerah kab. ppb
No. 5 ttg organisasi dan tata kerja badan penanggulangan bencana daerah kab. ppbNo. 5 ttg organisasi dan tata kerja badan penanggulangan bencana daerah kab. ppb
No. 5 ttg organisasi dan tata kerja badan penanggulangan bencana daerah kab. ppb
 
Pp No 22 Th 2008
Pp No 22 Th 2008Pp No 22 Th 2008
Pp No 22 Th 2008
 
Restra bpbd
Restra bpbdRestra bpbd
Restra bpbd
 
PERAN PEMERINTAH DALAM PB.ppt
PERAN PEMERINTAH DALAM PB.pptPERAN PEMERINTAH DALAM PB.ppt
PERAN PEMERINTAH DALAM PB.ppt
 
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008
 
Kepmen Th 1985 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan
Kepmen Th 1985 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga PemasyarakatanKepmen Th 1985 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan
Kepmen Th 1985 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan
 
Analisis uupb-dan-rencana-aksi-nasional
Analisis uupb-dan-rencana-aksi-nasionalAnalisis uupb-dan-rencana-aksi-nasional
Analisis uupb-dan-rencana-aksi-nasional
 
2011 Sot bpbd
2011 Sot bpbd2011 Sot bpbd
2011 Sot bpbd
 
Keppres No. 196 Tahun 1996 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPE...
Keppres No. 196 Tahun 1996 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPE...Keppres No. 196 Tahun 1996 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPE...
Keppres No. 196 Tahun 1996 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPE...
 
PP nomor 3 tahun 2021
PP nomor 3 tahun 2021PP nomor 3 tahun 2021
PP nomor 3 tahun 2021
 
Perpres47 2009 tentang pembentukan kementrian
Perpres47 2009 tentang pembentukan kementrianPerpres47 2009 tentang pembentukan kementrian
Perpres47 2009 tentang pembentukan kementrian
 
Perpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan Kemiskinan
Perpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan KemiskinanPerpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan Kemiskinan
Perpres 13 Tahun 2009koordinasipenanggulangan Kemiskinan
 
Perpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
Perpres no 66 tahun 2015 ttg BappenasPerpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
Perpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas
 

More from JalinKrakatau

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 8 Tahun 2014
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 8 Tahun 2014Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 8 Tahun 2014
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 8 Tahun 2014JalinKrakatau
 
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.74/MENLHK/SETJEN/KUM...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.74/MENLHK/SETJEN/KUM...Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.74/MENLHK/SETJEN/KUM...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.74/MENLHK/SETJEN/KUM...JalinKrakatau
 
Peraturan Mentri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2020
Peraturan Mentri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2020Peraturan Mentri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2020
Peraturan Mentri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2020JalinKrakatau
 
Panduan Penggunaan Inarisk
Panduan Penggunaan InariskPanduan Penggunaan Inarisk
Panduan Penggunaan InariskJalinKrakatau
 
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/MENKES/238/2020
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/MENKES/238/2020Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/MENKES/238/2020
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/MENKES/238/2020JalinKrakatau
 
Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020
Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020
Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020JalinKrakatau
 
Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020
Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020
Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020JalinKrakatau
 
Pedoman Kaifiat Shalat Bagi Tenaga Kesehatan Yang Memakai Alat Pelindung Diri...
Pedoman Kaifiat Shalat Bagi Tenaga Kesehatan Yang Memakai Alat Pelindung Diri...Pedoman Kaifiat Shalat Bagi Tenaga Kesehatan Yang Memakai Alat Pelindung Diri...
Pedoman Kaifiat Shalat Bagi Tenaga Kesehatan Yang Memakai Alat Pelindung Diri...JalinKrakatau
 
Panduan Keamanan Pemanfaatan Aplikasi Video Conference: Upaya Mencegah Penyus...
Panduan Keamanan Pemanfaatan Aplikasi Video Conference: Upaya Mencegah Penyus...Panduan Keamanan Pemanfaatan Aplikasi Video Conference: Upaya Mencegah Penyus...
Panduan Keamanan Pemanfaatan Aplikasi Video Conference: Upaya Mencegah Penyus...JalinKrakatau
 
Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease (Covid-19)
Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease (Covid-19)Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease (Covid-19)
Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease (Covid-19)JalinKrakatau
 
Panduan Kegiatan Menjaga Kebersihan Lingkungan Dan Langkah-Langkah Disinfeksi...
Panduan Kegiatan Menjaga Kebersihan Lingkungan Dan Langkah-Langkah Disinfeksi...Panduan Kegiatan Menjaga Kebersihan Lingkungan Dan Langkah-Langkah Disinfeksi...
Panduan Kegiatan Menjaga Kebersihan Lingkungan Dan Langkah-Langkah Disinfeksi...JalinKrakatau
 
Fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2020
Fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2020Fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2020
Fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2020JalinKrakatau
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) Dalam Menghadapi Waba...
Petunjuk Teknis Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) Dalam Menghadapi Waba...Petunjuk Teknis Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) Dalam Menghadapi Waba...
Petunjuk Teknis Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) Dalam Menghadapi Waba...JalinKrakatau
 
Panduan Klinis Tata Laksana Covid-19 Pada Anak
Panduan Klinis Tata Laksana Covid-19 Pada AnakPanduan Klinis Tata Laksana Covid-19 Pada Anak
Panduan Klinis Tata Laksana Covid-19 Pada AnakJalinKrakatau
 
Pedoman Pelaksanaan Ramadan Aman Di Tengah Covid-19
Pedoman Pelaksanaan Ramadan Aman Di Tengah Covid-19Pedoman Pelaksanaan Ramadan Aman Di Tengah Covid-19
Pedoman Pelaksanaan Ramadan Aman Di Tengah Covid-19JalinKrakatau
 
SKB Menag, Menaker Dan Menpan RB
SKB Menag, Menaker Dan Menpan RBSKB Menag, Menaker Dan Menpan RB
SKB Menag, Menaker Dan Menpan RBJalinKrakatau
 
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020JalinKrakatau
 
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2020
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2020Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2020
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2020JalinKrakatau
 
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020JalinKrakatau
 

More from JalinKrakatau (20)

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 8 Tahun 2014
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 8 Tahun 2014Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 8 Tahun 2014
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 8 Tahun 2014
 
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.74/MENLHK/SETJEN/KUM...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.74/MENLHK/SETJEN/KUM...Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.74/MENLHK/SETJEN/KUM...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.74/MENLHK/SETJEN/KUM...
 
Peraturan Mentri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2020
Peraturan Mentri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2020Peraturan Mentri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2020
Peraturan Mentri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2020
 
Panduan Penggunaan Inarisk
Panduan Penggunaan InariskPanduan Penggunaan Inarisk
Panduan Penggunaan Inarisk
 
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/MENKES/238/2020
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/MENKES/238/2020Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/MENKES/238/2020
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/MENKES/238/2020
 
Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020
Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020
Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020
 
Protokol Pelatnas
Protokol PelatnasProtokol Pelatnas
Protokol Pelatnas
 
Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020
Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020
Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020
 
Pedoman Kaifiat Shalat Bagi Tenaga Kesehatan Yang Memakai Alat Pelindung Diri...
Pedoman Kaifiat Shalat Bagi Tenaga Kesehatan Yang Memakai Alat Pelindung Diri...Pedoman Kaifiat Shalat Bagi Tenaga Kesehatan Yang Memakai Alat Pelindung Diri...
Pedoman Kaifiat Shalat Bagi Tenaga Kesehatan Yang Memakai Alat Pelindung Diri...
 
Panduan Keamanan Pemanfaatan Aplikasi Video Conference: Upaya Mencegah Penyus...
Panduan Keamanan Pemanfaatan Aplikasi Video Conference: Upaya Mencegah Penyus...Panduan Keamanan Pemanfaatan Aplikasi Video Conference: Upaya Mencegah Penyus...
Panduan Keamanan Pemanfaatan Aplikasi Video Conference: Upaya Mencegah Penyus...
 
Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease (Covid-19)
Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease (Covid-19)Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease (Covid-19)
Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease (Covid-19)
 
Panduan Kegiatan Menjaga Kebersihan Lingkungan Dan Langkah-Langkah Disinfeksi...
Panduan Kegiatan Menjaga Kebersihan Lingkungan Dan Langkah-Langkah Disinfeksi...Panduan Kegiatan Menjaga Kebersihan Lingkungan Dan Langkah-Langkah Disinfeksi...
Panduan Kegiatan Menjaga Kebersihan Lingkungan Dan Langkah-Langkah Disinfeksi...
 
Fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2020
Fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2020Fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2020
Fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2020
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) Dalam Menghadapi Waba...
Petunjuk Teknis Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) Dalam Menghadapi Waba...Petunjuk Teknis Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) Dalam Menghadapi Waba...
Petunjuk Teknis Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) Dalam Menghadapi Waba...
 
Panduan Klinis Tata Laksana Covid-19 Pada Anak
Panduan Klinis Tata Laksana Covid-19 Pada AnakPanduan Klinis Tata Laksana Covid-19 Pada Anak
Panduan Klinis Tata Laksana Covid-19 Pada Anak
 
Pedoman Pelaksanaan Ramadan Aman Di Tengah Covid-19
Pedoman Pelaksanaan Ramadan Aman Di Tengah Covid-19Pedoman Pelaksanaan Ramadan Aman Di Tengah Covid-19
Pedoman Pelaksanaan Ramadan Aman Di Tengah Covid-19
 
SKB Menag, Menaker Dan Menpan RB
SKB Menag, Menaker Dan Menpan RBSKB Menag, Menaker Dan Menpan RB
SKB Menag, Menaker Dan Menpan RB
 
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020
 
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2020
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2020Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2020
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2020
 
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020
 

Recently uploaded

SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfHeru Syah Putra
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxZainul Ulum
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxhartonohajar
 
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...ngrecopemdes
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 

Recently uploaded (8)

SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
 
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 

Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008

  • 1. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 1 - -salinan- PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dipandang perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang selanjutnya dalam Peraturan Presiden ini disebut dengan BNPB adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. (2) BNPB ....
  • 2. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 2 - -salinan- (2) BNPB berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. (3) BNPB dipimpin oleh seorang Kepala. Pasal 2 BNPB mempunyai tugas : a. memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi secara adil dan setara; b. menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang- undangan; c. menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada masyarakat; d. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Presiden setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana; e. menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan nasional dan internasional; f. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; g. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang- undangan; dan h. menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Pasal 3 ...
  • 3. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 3 - -salinan- Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BNPB menyelenggarakan fungsi : a. perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif dan efisien; dan b. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh. Pasal 4 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BNPB dikoordinasikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. BAB II ORGANISASI Bagian Kesatu Susunan Organisasi BNPB Pasal 5 BNPB terdiri atas : a. Kepala; b. Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana; dan c. Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana. Bagian Kedua Kepala Pasal 6 Kepala mempunyai tugas memimpin BNPB dalam menjalankan tugas dan fungsi BNPB. Bagian Ketiga ...
  • 4. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 4 - -salinan- Bagian Ketiga Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana Paragraf 1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pasal 7 Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNPB. Pasal 8 Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana mempunyai tugas memberikan masukan dan saran kepada Kepala BNPB dalam penanggulangan bencana. Pasal 9 Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana menyelenggarakan fungsi : a. perumusan konsep kebijakan penanggulangan bencana nasional; b. pemantauan; dan c. evaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Paragraf 2 Keanggotaan Pasal 10 Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana terdiri dari Ketua yang dijabat oleh Kepala BNPB dan 19 (sembilan belas) Anggota. Pasal 11 ..
  • 5. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 5 - -salinan- Pasal 11 (1) Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana terdiri dari : a. 10 (sepuluh) Pejabat Pemerintah Eselon I atau yang setingkat, yang diusulkan oleh Pimpinan Lembaga Pemerintah; dan b. 9 (sembilan) Anggota masyarakat profesional. (2) Pejabat Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, mewakili: a. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat; b. Departemen Dalam Negeri; c. Departemen Sosial; d. Departemen Pekerjaan Umum; e. Departemen Kesehatan; f. Departemen Keuangan; g. Departemen Perhubungan; h. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral; i. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan j. Tentara Nasional Republik Indonesia. (3) Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana yang berasal dari masyarakat profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, berasal dari para pakar/profesional dan/atau tokoh masyarakat. Bagian Keempat Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana Paragraf 1 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 12 Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNPB. Pasal 13 ...
  • 6. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 6 - -salinan- Pasal 13 Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana secara terintegrasi yang meliputi prabencana, saat tanggap darurat, dan pascabencana. Pasal 14 Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana menyelenggarakan fungsi : a. koordinasi penyelenggaraan penanggulangan bencana; b. komando penyelenggaraan penanggulangan bencana; dan c. pelaksana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Paragraf 2 Susunan Organisasi Pasal 15 Susunan Organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana terdiri dari : a. Sekretariat Utama; b. Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan ; c. Deputi Bidang Penanganan Darurat; d. Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi; e. Deputi Bidang Logistik dan Peralatan; f. Inspektorat Utama; g. Pusat; dan h. Unit Pelaksana Teknis. Paragraf 3...
  • 7. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 7 - -salinan- Paragraf 3 Sekretariat Utama Pasal 16 (1) Sekretariat Utama berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNPB. (2) Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama. Pasal 17 Sekretariat Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap program, administrasi dan sumberdaya serta kerjasama. Pasal 18 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Sekretarat Utama menyelenggarakan fungsi: a. pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi di lingkungan BNPB; b. pengkoordinasian, perencanaan, dan perumusan kebijakan teknis BNPB; c. pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, hukum, dan peraturan perundang-undangan, organisasi, tatalaksana, kepegawaian, keuangan, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga BNPB; d. pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di lingkungan BNPB; e. fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana; f. pengkoordinasian dalam penyusunan laporan BNPB. Paragraf 4 ...
  • 8. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 8 - -salinan- Paragraf 4 Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Pasal 19 (1) Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNPB. (2) Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dipimpin oleh Deputi. Pasal 20 Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat. Pasal 21 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat; b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat; c. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat; d. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat. Paragraf 5...
  • 9. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 9 - -salinan- Paragraf 5 Deputi Bidang Penanganan Darurat Pasal 22 (1) Deputi Bidang Penanganan Darurat berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNPB. (2) Deputi Bidang Penanganan Darurat dipimpin oleh Deputi. Pasal 23 Deputi Bidang Penanganan Darurat mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat. Pasal 24 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Deputi Bidang Penanganan Darurat menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi; b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi; c. komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat; d. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi; e. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi. Paragraf 6...
  • 10. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 10 - -salinan- Paragraf 6 Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasal 25 (1) Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNPB. (2) Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dipimpin oleh Deputi. Pasal 26 Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana. Pasal 27 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana; b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana; c. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana; d. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana. Paragraf 7...
  • 11. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 11 - -salinan- Paragraf 7 Deputi Bidang Logistik dan Peralatan Pasal 28 (1) Deputi Bidang Logistik dan Peralatan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNPB. (2) Deputi Bidang Logistik dan Peralatan dipimpin oleh Deputi. Pasal 29 Deputi Bidang Logistik dan Peralatan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan dukungan logistik dan peralatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Pasal 30 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang logistik dan peralatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana; b. pelaksanaan penyusunan perencanaan di bidang logistik dan peralatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana; c. pemantauan, evaluasi, analisis, pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang logistik dan peralatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Paragraf 8...
  • 12. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 12 - -salinan- Paragraf 8 Inspektorat Utama Pasal 31 (1) Inspektorat Utama berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNPB. (2) Inspektorat Utama dipimpin oleh Inspektur Utama. Pasal 32 Inspektorat Utama mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan BNPB. Pasal 33 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, Inspektorat Utama menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan fungsional di lingkungan BNPB; b. pelaksanaan pengawasan kinerja, keuangan, dan pengawasan untuk tujuan tertentu atas petunjuk Kepala BNPB; c. pelaksanaan urusan administrasi Inspektorat Utama; d. penyusunan laporan hasil pengawasan. Paragraf 9...
  • 13. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 13 - -salinan- Paragraf 9 Pusat Pasal 34 (1) Di lingkungan Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana dapat dibentuk 2 (dua) Pusat sebagai unsur penunjang tugas dan fungsi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana. (2) Pusat dipimpin oleh Kepala Pusat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNPB. Pasal 35 Pembentukan Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ditetapkan oleh Kepala BNPB setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. Paragraf 10 Unit Pelaksana Teknis Pasal 36 (1) Untuk melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang tertentu dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis . (2) Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis. Pasal 37 Pembentukan Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ditetapkan oleh Kepala BNPB setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. Paragraf 11...
  • 14. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 14 - -salinan- Paragraf 11 Lain-lain Pasal 38 (1) Sekretariat Utama terdiri dari paling banyak 4 (empat) Biro, masing-masing Biro terdiri dari paling banyak 4 (empat) Bagian, dan masing-masing Bagian terdiri dari 2 (dua) Subbagian. (2) Masing-masing Deputi terdiri dari paling banyak 4 (empat) Direktorat, masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Subdirektorat, dan masing-masing Subdirektorat terdiri dari 2 (dua) Seksi. (3) Inspektorat Utama terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Inspektorat, masing-masing Inspektorat terdiri dari 1 (satu) Subbagian Tata Usaha, dan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor. (4) Pusat terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Bidang dan 1 (satu) Subbagian Tata Usaha, masing-masing Bidang terdiri dari 2 (dua) Subbidang. Pasal 39 Di lingkungan BNPB dapat ditetapkan jabatan fungsional tertentu sesuai dengan kebutuhan yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB III TATA KERJA Pasal 40 Kepala BNPB mengendalikan pelaksanaan tugas dan fungsi Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana dan Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana. Pasal 41 ...
  • 15. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 15 - -salinan- Pasal 41 (1) Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana melaksanakan sidang anggota secara berkala dan/atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh Kepala BNPB selaku Ketua Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana. (2) Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana dapat mengundang lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah, lembaga usaha, lembaga internasional dan/atau pihak lain yang dipandang perlu dalam sidang anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana. Pasal 42 Semua unsur di lingkungan BNPB dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik di lingkungan BNBP sendiri maupun dalam hubungan antar lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal 43 Setiap pimpinan satuan organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana wajib melaksanakan sistem pengendalian intern di lingkungan masing-masing yang memungkinkan terlaksananya mekanisme uji silang. Pasal 44 Setiap pimpinan satuan organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 45 ...
  • 16. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 16 - -salinan- Pasal 45 Setiap pimpinan satuan organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab pada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 46 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana wajib melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap satuan organisasi di bawahnya. Pasal 47 Fungsi koordinasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana dilaksanakan melalui koordinasi dengan lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah, lembaga usaha, lembaga internasional dan/atau pihak lain yang dipandang perlu pada tahap prabencana dan pascabencana. Pasal 48 (1) Fungsi komando Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana dilaksanakan melalui pengerahan sumberdaya manusia, peralatan, dan logistik dari instansi terkait, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia serta langkah-langkah lain yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana. (2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 49 ...
  • 17. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 17 - -salinan- Pasal 49 Fungsi pelaksanaan Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan memperhatikan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 50 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata kerja BNPB diatur oleh Kepala BNPB. BAB IV PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN Bagian Kesatu Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Pasal 51 Kepala BNPB diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Pasal 52 Kepala BNPB diberikan hak keuangan dan administrasi setingkat Menteri. Bagian Kedua...
  • 18. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 18 - -salinan- Bagian Kedua Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana Pasal 53 Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Pasal 54 (1) Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana yang berasal dari unsur Pemerintah diusulkan oleh pimpinan lembaga pemerintah sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (2) kepada Kepala BNPB. (2) Kepala BNPB mengusulkan calon Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Presiden untuk diangkat sebagai Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana. Pasal 55 (1) Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana yang berasal dari kalangan masyarakat profesional diusulkan oleh Kepala BNPB kepada Presiden sejumlah 18 (delapan belas) calon anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana. (2) Calon Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk dilakukan uji kepatutan dan kelayakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 56 ...
  • 19. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 19 - -salinan- Pasal 56 9 (sembilan) calon Anggota yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia berdasarkan hasil uji kepatutan dan kelayakan diangkat dan ditetapkan oleh Presiden menjadi Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana. Pasal 57 Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 diangkat untuk masa tugas selama 5 (lima) tahun. Pasal 58 Mekanisme pemilihan dan kriteria Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana dari masyarakat profesional diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala BNPB. Bagian Ketiga Eselon, Pengangkatan, dan Pemberhentian Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana Pasal 59 (1) Sekretaris Utama, Deputi, dan Inspektorat Utama adalah jabatan struktural eselon I.a. (2) Kepala Biro, Direktur, Inspektur, dan Kepala Pusat adalah jabatan struktural eselon II.a. (3) Kepala Unit Pelaksana Teknis di lingkungan BNPB setinggi- tingginya adalah jabatan struktural eselon II.b. (4) Kepala Subdirektorat, Kepala Bagian, dan Kepala Bidang adalah jabatan struktural eselon III.a. (5) Kepala Seksi, Kepala Subbagian, dan Kepala Subbidang adalah jabatan struktural eselon IV.a. Pasal 60 ...
  • 20. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 20 - -salinan- Pasal 60 (1) Sekretaris Utama, Deputi, dan Inspektur Utama diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Kepala BNPB. (2) Pejabat Eselon II ke bawah diangkat dan diberhentikan oleh Kepala BNPB. Pasal 61 Jabatan di lingkungan Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana merupakan jabatan negeri yang diisi oleh Pegawai Negeri Sipil yang profesional dan ahli sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 62 Pembiayaan untuk mendukung kegiatan BNPB dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau sumber anggaran lainnya yang sah serta tidak mengikat. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 63 (1) Untuk melaksanakan tugas penanggulangan bencana di daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/ Kota dibentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya disebut BPBD yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. (2) Pembentukan ...
  • 21. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 21 - -salinan- (2) Pembentukan BPBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui koordinasi dengan BNPB. (3) BNPB mengadakan rapat koordinasi dengan BPBD, sekurang- kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun. Pasal 64 Rincian lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja BNPB ditetapkan oleh Kepala BNPB setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 65 Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini: a. Bidang tugas penanggulangan bencana dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana sampai dengan selesainya penataan organisasi BNPB berdasarkan Peraturan Presiden ini; b. Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak ditetapkannya Peraturan Presiden ini menyerahkan seluruh arsip dan dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan bidang dan tugas penanganan bencana kepada BNPB; c. Pegawai ...
  • 22. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 22 - -salinan- c. Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pelaksana Harian Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana menjadi Pegawai Negeri Sipil pada BNPB dengan ketentuan dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan dapat memilih status tetap sebagai Pegawai Negeri Sipil BNPB atau kembali kepada instansi induknya; d. Kepala BNPB dan Kepala Badan Kepegawaian Negara mengatur penyelesaian administrasi pengalihan Pegawai Negeri Sipil dari Pelaksana Harian Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana kepada BNPB sebagaimana dimaksud pada huruf c; e. Seluruh aset negara yang dikelola dan digunakan oleh Pelaksana Harian Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana untuk pelaksanaan bidang tugas penanganan bencana dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, beralih pengelolaan dan penggunaannya kepada BNPB setelah mendapat persetujuan Menteri yang bertanggung jawab di bidang keuangan. Pasal 66 Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini, biaya pelaksanaan tugas dan fungsi BNPB dibebankan kepada anggaran belanja Pelaksanaan Harian Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana sampai dengan BNPB memiliki anggaran sendiri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 67 ...
  • 23. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 23 - -salinan- Pasal 67 (1) Peraturan pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005 tentang Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2007, masih tetap berlaku sepanjang belum diubah dan/atau diganti dengan peraturan baru berdasarkan Peraturan Presiden ini. (2) Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini, seluruh jabatan yang ada beserta pejabat yang memangku jabatan di lingkungan Pelaksana Harian Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan diatur kembali berdasarkan Peraturan Presiden ini. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 68 Dengan berlakunya Peraturan Presiden ini, Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005 tentang Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2007,dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 69 Pada saat berlakunya Peraturan Presiden ini semua peraturan yang berkaitan dengan penanggulangan bencana dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum dikeluarkan peraturan pelaksanaan baru berdasarkan Peraturan Presiden ini. Pasal 70 ...
  • 24. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 24 - -salinan- Pasal 70 Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 26 Januari 2008 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd DR.H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Salinan sesuai dengan aslinya Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Hukum, ttd Dr. M. Iman Santoso