1. BAB 8
DRAMA
Drama merupakan karya seni yang dipentaskan yang ceritanya atau kisahnya
melibatkan konflik dan emosi pemain.
Sandiwara merupakan pertunjukan yang dimainkan oleh orang atau lakon.
Lakon merupakan sebuah peran yang dilakukan oleh pemain dalam drama, sandiwara,
dll.
Tonil merupakan pertunjukkan yang popular pada masa penjajahan Belanda.
Sendratari merupakan seni drama dan tari yang pertunjukkannya serangkaian dari tari-
tarian yang dilakukan oleh sekelompok orang penari yang mengisahkan suatu cerita
dengan tanpa menggunakan percakapan.
Tablo merupakan drama yang menampikan kisah dengan sikap dan posisi pemain
dibantu oleh pencerita, pemain-pemain tablo tidak berdialog.
Ciri-ciri drama yaitu:
1. Berupa cerita
2. Berbentuk dialog
3. Bertujuan untuk dipentaskan
Unsur –unsur drama ada 8 yaitu:
1. Tema adalah pokok pikiran atau ide gagasan dasarnya sebuah cerita.
2. Alur adalah rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita. Alur
drama meliputi bagian pengenalan cerita, konflik awal, perkembangan konflik, dan
penyelesaian.
3. Penokohan adalah karakter tokoh yang diperankan oleh pemain dalam sebuah
drama.
4. Dialog adalah percakapan yang dilakukan oleh tokoh. Dialog dibedakan 2 yaitu:
dialog wawancang merupakan dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh
tokoh. Dialog kramagung merupakan dialog yang dituliskan dalam tanda kurung
atau biasanya dicetak miring.
5. Latar adalah keterangan yang berhubungan dengan tempat, waktu, dan suasana.
6. Bahasa adalah media komunikasi antar tokoh.
7. Amanat adalah pesan yang disampaikan melalui cerita.
8. Sarana pementasan adalah properti pendukung dalam sebuah pementasan seperti
panggung, kostum, pencahayaan, dan tata suara.
2. Struktur teks drama ada 5 yaitu:
1. Prolog adalah pembukan atau peristiwa pendahuluan dalam sebuah drama atau
sandiwara. Bagian ini dijelaskan oleh pembawa cerita (dalang) untuk menjelaskan
gambaran para pemain, latar, dan sebagainya.
2. Orientasi adalah bagian awal cerita yang menggambarkan situasi yang sedang atau
sudah terjadi.
3. Komplikasi adalah bagian yang berisi tentang konflik-konflik yang dialami oleh
tokoh.
4. Resolusi adalah bagian klimaks dari drama berupa babak akhir cerita yang
menggambarkan penyelesaian atas konflik-konflik yang dialami para tokohnya.
5. Epilog adalah bagian terakhir dari sebuah drama yang berfungsi untuk
menyampaikan inti sari cerita atau menafsirkan maksud cerita oleh salah seorang
pemain atau pembawa cerita (dalang) pada akhir cerita.
Kaidah kebahasaan ada 10 yaitu:
1. Kalimat langsung yaitu kalimat yang ditandai dengan tanda petik dua (“…”)
2. Kata ganti yaitu kata ganti yang dilakukan oleh orang pertama dan kedua. Contoh
mereka, aku, saya, kami, kita, kamu. Kata ganti sapaan misalnya anak-anak, ibu,
ayah, kakak, adik, dan lain-lain.
3. Kata tidak baku yaitu kata yang tidak sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia.
Contohnya nggak, loe, gue, dan lain-lain.
4. Kosa kata percakapan yaitu percakapan atau dialog yang dilakukan oleh tokoh
dalam sehari-hari. Contohnya kok, sih, dong, oh, dan lain-lain.
5. Konjungsi temporal yaitu konjungsi atau kata penghubung yang ditandai dengan
kata sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian.
6. Kata kerja yaitu kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi dalam
drama. Contohnya menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap,
merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami, beristirahat.
7. Kata sifat yaitu kata sifat yang menggambarkan tokoh, tempat, dan suasana.
Contohnya ramai, bersih, baik, gagah, kuat, dan lain-lain.
8. Kalimat seru ditandai dengan tanda kalimat seru (!)
9. Kalimat perintah ditandai dengan tanda kalimat perintah (!)
10. Kalimat tanya ditandai dengan tanda kalimat Tanya (?)
3. Contoh Drama Singkat
“Diariku”
Tokoh: Mina dan Yeri
Sinopsis: Suatu hari sepulang jam sekolah, Yeri sedang menulis sesuatu di buku diarinya.
Tak disangka, Mina yang habis rapat OSIS, melihat Yeri duduk sendirian di ruang kelas. Yeri
pun dikagetkan oleh kedatangan Mina.
Dialog:
Mina: “Hai, Yeri!”
Yeri: (Terdiam dan merunduk sedih)
Mina: “Kamu kenapa, Ri? Apa ada masalah?”
Yeri: “Oh Mina, nggak kok. Aku nggak apa-apa.”
Mina: “Jangan bohong, aku melihat kamu termangut sedih dari tadi. Cerita saja padaku. Ada
apa?”
Yeri: “Sudahlah, tak ada yang perlu aku jelaskan padamu.”
Mina: “Lalu ini apa? (mengambil buku diari Yeri) Kamu menyimpan rahasia di sini?”
Yeri: (marah) “Enggak! Kembalikan bukuku! Kamu nggak akan mengerti dengan
perasaanku!”
Mina: “Kamu kenapa sih, Ri? Jika ada masalah, cerita saja!”
Yeri: (Menangis) “Aku hanyalah anak yang tidak diharapkan siapa-siapa. Orang tuaku selalu
membandingkanku dengan saudaraku. Aku seperti pembantu saja tinggal di sini!”
Mina: “Pasti sulit rasanya ya, Ri.” (mengusap punggung Yeri)
Yeri: “Setiap hari, aku selalu disuruh ini, disuruh itu. Semua pekerjaan rumah aku yang
mengerjakan. Mereka nggak peduli denganku!”
4. Mina: “Kalau kamu sedang merasa kesusahan dan muak dengan keluargamu. Sekali-kali
datang ke rumahku saja. Kita bermain sampai perasaan sedihmu hilang, ya.”
Yeri: “Tetap saja, aku harus pulang dan menghadapi orang tuaku nantinya, Mina.”
Mina: “Jangan khawatir, kita cari solusi agar orang tuamu tahu bahwa hal yang mereka
lakukan salah.”
Yeri: “Terima kasih ya, Mina. Aku akan coba tegar sampai mendapatkan jawaban dari
masalah ini.”
Mina: “Begitulah pentingnya sahabat. Aku senang bisa membantu mengatasi masalahmu.”