2. Lembar Kerja demonstrasi kontekstual_ Hasil Modul revisi (1).docx
RENCANA PELAKSANAAN PELATIHAN 2.pdf
1. MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH REMBANG
SMK MUHAMMADIYAH REMBANG
Jl. Dr. Sutomo No. 47 Sidowayah Rembang 59218
Telp./Fax. (0295) 691542
Website : http://smkmuhrembang.sch.id – Email : rembang.smkmuh@gmail.com
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP )
Sekolah : SMK Muhammadiyah Rembang
Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Program Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Kelistrikan kendaraan Ringan
Kelas / Semester : XII / 5
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Alokasi Waktu : 16 JP (@ 45 menit)
Pertemuan ke : 1 - 2
Kompetensi Inti :
1. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik
Kendaraan Ringan Otomotif pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan
potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional,
regional, dan internasional.
2. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik Kendaraan Ringan
Otomotif
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan
standar kompetensi kerja
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung
Kompetensi Dasar :
1. Mendiagnosis kerusakan sistem Air Conditioner (AC)
2. Memperbaiki sistem Air Conditioner (AC)
2. Indikator :
1. Memahami dan mendiagnosis kerusakan sistem Air Conditioner (AC)
2. Memahami dan memperbaiki sistem Air Conditioner (AC)
Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik dapat memahami dan mendiagnosis kerusakan sistem Air Conditioner (AC)
2. Peserta didik dapat memahami dan memperbaiki sistem Air Conditioner (AC)
Alat :
1. Whiteboard, Spidol
2. Laptop
3. LCD Proyektor
4. Alat peraga
5. Kendaraan Praktek.
Bahan :
1. New Step 1, 2, Buku
Praktek Otomotif
2. Modul Kelsitrikan
3. Buku PKKR kelas
XII
Media :
1. Power Point
2. Video Pembelajaran
3. Trainer Sistem AC
Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran :
A. Pendahuluan
1. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa dilanjutkan
dengan Tadarus (surat terjadwal).
2. Guru mengabsen peserta didik dilanjutkan memeriksa kesiapan.
3. Guru memberi motivasi dengan membimbing peserta didik
memahami diagnosis kerusakan sistem Air Conditioner(AC)
4. Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep yang telah
dipelajari oleh peserta didik yang berhubungan dengan materi
baru yang akan dipelajari
5. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab mengenai diagnosis
kerusakan sistem Air Conditioner (AC)
6. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
7. Guru membimbing peserta didik melalui tanya jawab tentang
manfaat proses pembelajaran
8. Guru menjelaskan materi dan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan peserta didik
B. Kegiatan Inti
Mengamati :
1. Guru meminta peserta didik mencermati masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan diagnosis kerusakan sistem Air
Conditioner (AC)
2. Guru memberikan penjelasan singkat mengenai diagnosis
kerusakan sistem Air Conditioner (AC), sehingga menumbuhkan
rasa ingin tahu peserta didik
3. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya secara disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, dan
tanggung jawab
4. Guru mengamati keterampilan peserta didik dalam mengamati
Menanya:
1. Guru memotivasi, mendorong kreativitas dalam bentuk bertanya,
memberi gagasan yang menarik dan menantanguntuk didalami
2. Guru membahas dan diskusi mempertanyakan tentang masalah
sehari-hari yang berkaitan dengan kerusakansistem pengamanan
Metode Pembelajaran
Pendekatan :
Student Center
Model :
Problem Based learning
Metode :
Diskusi, tanya jawab dan
Demonstrasi
3. dan perbaikannya
Mengumpulkan Informasi:
1. Guru membimbing peserta didik untuk menggali informasi
tentang masalah sehari-hari yang berkaitan dengan diagnosis
kerusakan sistem Air Conditioner (AC)
2. Guru membimbing peserta didik untuk mencari informasi dan
mendiskusikan jawaban atas pertanyaan yang sudah disusun dan
mengerjakan Latihan dan Kegiatan di buku Pemeliharaan
Kelistrikan Kendaraan Ringan XII dan mencari sumber belajar
lain
3. Guru dapat menyediakan sumber belajar buku Pemeliharaan
Kelistrikan Kendaraan Ringan XII dan referensi lain
4. Guru dapat menjadi sumber belajar bagi peserta didik dengan
memberikan konfirmasi atas jawaban peserta didik, atau
menjelaskan jawaban pertanyaan kelompok
5. Guru dapat menunjukkan sumber belajar lain yang dapat dijadikan
referensi untuk menjawab pertanyaan
Mengasosiasi:
1. Guru membimbing peserta didik untuk mendiagnosis
kerusakan sistem Air Conditioner (AC) dalam masalah sehari-
hari
2. Guru membimbing peserta didik untuk mendiskusikan
hubungan atas berbagai informasi yang sudah diperoleh
sebelumnya
3. Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan
Mengomunikasikan:
1. Menyajikan secara tertulis atau lisan hasil pembelajaran, apa
yang telah dipelajari, keterampilan atau materi yang masih perlu
ditingkatkan, atau strategi atau konsep baru yang ditemukan
berdasarkan apa yang dipelajari mengenai diagnosis kerusakan
sistem Air Conditioner (AC)
2. Memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya jawab
untuk mengonfirmasi, sanggahan dan alasan, tambahan
informasi, atau melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya
3. Membuat rangkuman materi dari kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan
C. Penutup
1. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi
pembelajaran melalui tanya jawab klasikal dan mendorong
peserta didik untuk selalu bersyukur atas karunia Tuhan
2. Guru melakukan refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
4. pembelajaran yang telah dilakukan
3. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil
telaah individu maupun kelompok
4. Guru melakukan tes tertulis dengan menggunakan Uji
Kompetensi atau soal yang disusun guru sesuai tujuan
pembelajaran
5. Guru dapat meminta peserta didik untuk meningkatkan
pemahamannya tentang konsep, prinsip atau teori yang telah
dipelajari dari buku-buku pelajaran yang relevan atau sumber
informasi lainnya
6. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling,
dan/atau memberikan tugas, baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik
7. Guru menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
Assesmen/Penilaian:
1. Teknik Penilaian : kuis, Laporan Kinerja
2. Bentuk instrumen : tes lisan, tes tertulis, dan pengamatan sikap
3. Pedoman penskoran :
Pengamatan Sikap
Aspek yang dinilai : Disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, tanggung jawab
Penilaian Tes Tertulis
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian Instrumen
1. Memahami dan
men- diagnosis
kerusakan sistem
Air Conditioner
(AC)
2. Memahami dan
mem- perbaiki
sistem Air Con-
ditioner (AC)
Tes
tertulis
Uraian 1. Jelaskan fungsi sistem AC pada
Kendaraan!
2. Sebutkan 5 (lima) komponen pada
sistem AC beserta fungsinya?
3. Jelaskan siklus kerja Sistem AC!
4. Jelaskan fungsi kompresor pad sistem
AC!
5. Jelaskan langkah kerja pengisian
refrigerant dengan menggunakan alat
R3 AC!
Rembang, 11 Juli 2022
Guru Pengampu
Haris Purnawan, S.Pd.T
NBM. 110 346 0
5. Mata Pelajaran :
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Kompetensi Dasar :
3.18. Mendiagnosis Sistem AC (Air Conditioning)
4.18. Memperbaiki Sistem AC (Air Conditioning)
Tujuan Pembelajaran :
Mendiagnosis kerusakan sistem Air Conditioning (AC) sesuai SOP
Merawat dan Memperbaiki sistem Air Conditioning (AC)
Oleh : Haris Purnawan, S.Pd.T
A. PENDAHULUAN
Air conditioner merupakan peralatan untuk memelihara udara di dalam ruangan
agar temperatur dan kelembabannya sesuai dengan yang dikehendaki. Bila di dalam
ruangan temperaturnya rendah maka panas akan diberikan sehingga temperaturnya naik
(pemanasan) dan bila temperatur di dalam ruangan tinggi maka panas di dalam ruangan
akan diturunkan (pendinginan). Kelembaban dikurangi atau ditambah demi kenyamanan.
Selain itu sistem pengkondisian udara juga mengontrol sirkulasi udara, memurnikan
udara (air purifier), menghilangkan gangguan semacam pembekuan dan pengembunan
di permukaan kaca.
Gambar 1. Sistem pengkondisian udara
B. KOMPONEN SISTEM AC
Komponen dasar dari sistem pendingin dalam kendaraan terdiri dari kompresor,
kondensor, receiver/dryer, katup ekspansi dan evaporator. Ada juga komponen lain agar
sistem AC dapat bekerja sempurna yaitu unit kopling magnet (magnetic clutch), blower
untuk menghembuskan udara pada evaporator, saringan udara untuk membersihkan
6. udara yang dihisap blower, kontrol panel, sistem anti pembekuan, pencegah mesin mati
dan lain-lain.
Gambar 2. Komponen sistem AC
Gambar 3. Komponen AC pada kendaraan
C. FUNGSI KOMPONEN AC
1. Kompresor
Kompresor merupakan pompa yang berfungsi untuk menaikkan tekanan refrigran di
dalam sistem AC. Dikarenakan tekanan dinaikkkan maka temperatur refrigeran juga akan
naik. Kompresor digerakkan oleh mesin ketika mesin hidup dan saklar kontrol AC dinyalakan
untuk mengaktifkan kopling magnet yang akan menghubungkan putaran mesin dengan
kompresor. Kompresor dikelompokkan sebagai berikut:
Tipe gerak bolak-balik Tipe gerak putar
1. Tipe Crank
2. Tipe Swash plate
3. Tipe Wobble plate
1. Tipe through vane
2. Tipe scroll
Tipe crank
Putaran poros engkol diubah menjadi gerakan naik turun piston untuk menghisap masuk
refrigeran dan menekannya keluar menuju kondensor. Mekanisme pemasukan dan pengeluaran
7. refrigeran terdiri dari katup pemasukan dan pengeluaran. Katup pemasukan berada pada sisi
dalam silinder sedangkan katup pengeluaran berada pada sisi luar silinder. Katup pengeluaran
ditahan oleh valve stopper untuk menahan pembukaan katup pengeluaran akibat tekanan tinggi
refrigeran.
Gambar 4. Kompresor AC tipe crank
Gambar 5. Konstruksi mekanisme katup pada kompresor tipe crank
Pada saat piston bergerak ke bawah, ruangan di atas piston volumenya membesar
sehingga tekanannya turun. Katup pemasukan bergerak membuka sehingga refrigeran terhisap
masuk. Poros engkol yang berputar akan menggerakkan piston untuk bergerak ke atas,
tekanan di atas piston naik dan menyebabkan katup pengeluaran membuka sehingga refrigeran
terdorong keluar menuju ke kondensor.
Gambar 6. Kerja mekanisme katup saat pemasukan dan pengeluaran refrigeran
8. Tipe swash plate
Kompresor tipe swash plate terdiri dari beberapa piston yang disusun dengan interval 72
derajat untuk kompresor dengan jumlah silinder 10 dan interval 120 derajat untuk kompresor
dengan jumlah silinder 6. Pada saat salah satu piston melakukan langkah hisap maka pada sisi
piston yang lain melakukan langkah kompresi.
Gambar 7. Kompresor tipe swash plate
Piston akan bergerak ke kanan dan kiri sesuai dengan putaran piringan pengatur (swash
plate) untuk menghisap dan menekan refrigeran. Saat piston bergerak ke arah dalam dalam,
katup pemasukan terbuka dan menghisap refrigeran ke dalam silinder. Sebaliknya ketika piston
bergerak keluar katup pemasukan menutup dan katup pengeluaran membuka untuk menekan
refrigeran keluar. Katup pemasukan dan pengeluaran yang bekerja satu arah mencegah
terjadinya pemasukan balik.
Gambar 8. Mekanisme pemasukan dan pengeluaran refrigeran pada tipe swash plate
Gambar 9. Kompresor tipe wobble plate
Tipe wobble plate memiliki konstruksi yang hampir sama dengan tipe swash plate. Bila
poros berputar, pin pengarah memutar swash plate. Gerakan memutar dari swash plate ini
dibelokkan ke piston menjadi gerak maju mundur untuk menghisap dan menekan refrigeran.
9. Katup kontrol digunakan untuk mengubah tekanan di ruang swash plate agar sesuai dengan
beban pendinginan dengan cara mengatur sudut posisi swash plate terhadap poros
menggunakan pin pengarah.
Gambar 10. Mekanisme pemasukan dan pengeluaran refrigeran tipe wobble plate
Tipe Through vane
Kompresor tipe ini memiliki dua buah bilah (vane) yang terpasang saling tegak lurus
pada bagian dalam silinder. Jika rotor berputar maka bilah akan bergeser pada arah radial dan
menyentuh bagian dalam silinder (stator). Ruang yang dibentuk oleh bilah, dinding silinder dan
rotor membentuk ruang pemasukan dan pengeluaran refrigeran.
Gambar 11. Kompresor tipe through vane
Gambar 12. Cara pemasukan dan pengeluaran refrigeran pada kompresor tipe through
vane
10. Pada saat bilah berputar bersama rotor, gaya sentrifugal bekerja pada bilah
sehingga bergerak menyentuh dinding stator. Ketika saluran pemasukan terbuka, refrigeran
terhisap masuk. Seiring berputarnya bilah, refrigeran yang sudah masuk kemudian
dikompresikan dengan cara mempersempit ruang dan selanjutnya menekan refrigeran pada
saluran pengeluaran. Terlihat pada gambar bahwa pada saat terjadi langkah pengeluaran
refrigeran, pada sisi lain dari rotor dan bilah melakukan langkah pemasukan refrigeran.
Gambar 13. Katup tekanan lebih (pressure relief valve)
Kompresor dilengkapi dengan katup tekanan lebih (pressure relief valve) untuk
membebaskan tekanan pada saluran keluar kompresor jika beban pendinginan terlalu besar
atau tekanan dalam sisi tekanan tinggi di dalam kondensor dan receiver/ dryer menjadi tidak
normal yang dapat menyebabkan bahaya meledaknya pipa. Bila tekanan pada sisi tekanan
tinggi meningkat antara 3,43–4,14 Mpa MPa (35–42,4 kgf/cm²), katup tekanan lebih membuka
dan mengurangi tekanan. Biasanya sebelum katup tekanan lebih bekerja, terlebih dulu
hubungan arus ke magnetic clutch diputus sehingga katup tekanan lebih jarang bekerja jika
tidak dibutuhkan benar. Pada bagian poros kompresor dilengkapi dengan sil (perapat) untuk
mencegah kebocoran refrigeran pada kompresor. Kompresor tipe wobble plate sil porosnya
tidak dapat diganti karena kompresornya merupakan tipe yang tidak dapat dibongkar.
Tipe kompresor through vane mempunyai saklar temperatur yang mendeteksi temperatur
refrigeran. Bila temperatur refrigeran terlalu tinggi, maka bimetal dalam saklar akan mendorong
batang di atasnya dan membuka kontak saklar. Akibatnya arus yangmengalir ke magnetic
clutch terputus dan kerja kompresor terhenti. Hal ini untuk mencegah kerusakan kompresor
saat temperatur refrigeran tinggi.
11. Gambar 14. Thermosaklar kompresor tipe through vane
Gambar 15. Kompresor tipe scroll
Tipe kompresor ini terdiri dari scroll tetap dan scroll putar. Ruang pemasukan dan
pengeluaran terbentuk di antara scroll putar dan scroll tetap saat scroll putar diputar oleh poros
kompresor. Ketika lubang pemasukan terbuka, refrigeran terhisap masuk kemudian dibawa
berputar sambil dimampatkan hingga mencapai lubang pengeluaran untuk disalurkan ke
kondensor pada kondisi bertekanan tinggi.
12. Gambar 16. Konstruksi scroll
Oli kompresor
Oli kompresor melarutkan diri bersama refrigeran untuk melumasi bagian-bagian
kompresor yang bergerak. Oleh karena itu kualitas dan kuantitas oli sangat penting untuk
diperhatikan. Pada sistem pendingin dengan refrigeran jenis R134a, oli kompresor tidak dapat
saling dipertukarkan dengan sistem pendingin dengan refrigeran R12. Jumlah oli kompresor
yang tidak memadai dapat mengakibatkan gesekan antar komponen yang berlebihan,
menghalangi pertukaran panas, melapisi dinding evaporator sehingga mengurangi kemampuan
pendinginan.
Gambar 17. Penambahan oli karena penggantian komponen sistem AC
13. Penambahan oli setelah mengganti komponen
Oli kompresor memiliki sifat yang lebih sulit menguap dibandingkan refrigeran. Oleh karena
itu saat terjadi penggantian komponen yang mengharuskan pelepasan komponen seperti
kompresor, receiver /dryer, katup ekspansi dan lain-lain maka oli refrigeran mudah menguap
sedangkan oli tidak. Namun karena sebagaian oli masih melekat pada komponen yang diganti
maka jumlah oli yang ditambahkan saat penggantian komponen adalah sebanyak oli yang
melekat pada komponen tersebut.
b. Magnetic clutch
Kopling magnet berfungsi menghubungkan dan melepaskan putaran mesin terhadap
kompresor. Magnetic clutch terdiri dari rotor, stator dan plat tekan. Rotor terhubung dengan
puli penggerak. Stator diikat pada rumah kompresor dan plat tekan terpasang pada poros
kompresor.
Gambar 18. Komponen magnetic clutch
Pada saat mesin berputar, puli penggerak yang berhubungan dengan poros mesin juga
akan berputar. Pada saat ini kompresor tidak ikut berputar dikarenakan puli penggerak tidak
dihubungkan dengan poros kompresor. Jika saklar kontrol AC dinyalakan, arus mengalir dari
baterai menuju ke kumparan pada stator. Gaya elektromagnet yang terbentuk pada stator akan
menarik plat tekan untuk berhubungan dengan rotor dan selanjutnya rotor dan poros kompresor
akan berputar bersama-sama.
Bila saklar kontrol AC dimatikan, arus yang mengalir ke kumparan stator terputus sehingga
kemagnetan menghilang. Plat tekan tidak lagi tertarik dan kembali ke posisi semula. Kompresor
tidak berputar meskipun puli masih tetap berputar selama mesin mesin hidup.
Gambar 19. Cara kerja magnetic clutch
14. c. Kondensor
Ketika kompresor bekerja dengan cara menaikkan tekanan refrigeran, temperatur
refrigeran menjadi tinggi. Tugas kondensor adalah menurunkan temperatur refrigeran yang
tinggi tersebut dengan cara mengambil panas refrigeran melalui aliran udara pada sirip-sirip
kondensor. Gas refrigeran dari kompresor selanjutnya berubah fasa menjadi cair dikarenakan
pengambilan panas tersebut. Kondensor dipasang pada bagian depan radiator sistem
pendingin dan terdiri dari tabung dan sirip-sirip.
Gambar 20. Kondensor AC
d. Receiver/dryer
Refrigeran cair dari kondensor selanjutnya diterima oleh receiver/dryer dan dikirim ke
evaporator. Sebelum dikirim, refrigeran disaring dan dikurangi kelembabannya agar tidak
menimbulkan karat pada bagian dalam komponen yang dapat menyumbat sistem. Kaca
periksa dipasang pada bagian atas receiver/dryer untuk melihat aliran refrigeran atau untuk
mengetahui jumlah refrigeran.
Gambar 21. Receiver/dryer dan sumbat pengaman
Pada receiver/dryer tipe lain, kaca periksa terpasang pada pipa antara receiver/dryer dan
katup ekspansi. Jumlah refeigeran dalam sistem AC dapat diketahui melalui kaca periksa
dengan memperhatikan banyaknya gelembung. Gelembung yang banyak menandakan jumlah
refrigeran tidak mencukupi, bila sedikit sekali gelembung atau hampir tidak ada maka jumlah
refrigeran sudah memadai, jika tidak terlihat gelembung sama sekali berarti refrigeran kosong
atau terlalu penuh.
15. Receiver/dryer dilengkapi dengan sumbat pengaman untuk mengantisipasi kenaikan
tekanan pada saluran AC yang disebabkan ventilasi kondensor rusak atau beban pendinginan
terlalu tinggi sehingga dapat merusak komponen. Sumbat pengaman bekerja pada tekanan 30
kg/cm2
dan temperatur refrigeran antara 95o
-100o
C dengan cara melelehkan diri sehingga
refrigeran keluar dan kerusakan komponen dapat dihindari.
Gambar 22. Tampilan gelembung pada kaca periksa refrigeran
e. Katup ekspansi
Katup ekspansi dipasang setelah receiver/dryer untuk mengabutkan refigeran cair
dengan temperatur rendah. Pada kendaraan umumnya yang dipakai adalah katup ekspansi
termal yang memungkinkan penampungan refrigeran ke dalam evaporator hanya sejumlah
refrigeran yang akan diuapkan saja. Katup ekspansi dilengkapi dengan pipa sensitif kalor yang
mendeteksi temperatur dan tekanan refrigeran yang keluar dari evaporator dan mengatur
aliran refrigeran katup ekspansi setiap saat. Katup ekspansi juga memastikan refrigeran yang
keluar dari evaporator dalam kondisi uap yang telah dipanaskan dan perbedaan temperatur
antara uap refigeran dan uap jenuh senantiasa konstan.
Gambar 23. Katup ekspansi
16. f. Evaporator
Ketika tekanan refrigeran cair turun setelah melalui katup ekspansi, panas dari udara
yang dihembuskan oleh blower diserap oleh refrigeran sehingga temperaturnya naik.
Evaporator menjaga udara yang dilewatkan blower mejadi dingin dan diserap efektif oleh
refrigeran.
Gambar 24. Evaporator
g. Kontrol panel
Kontrol panel berisi selektor saklar yang mengatur kerja dari AC, kecepatan blower, arah
hembusan dan kontrol temperatur. Selektor kontrol panel dalam bekerjanya mengontrol pelat
pengatur udara (damper) dan motor blower serta magnetic clutch secara mekanis dan elektrik.
Gambar 25. Selektor pada kontrol panel
17. Gambar 26. Kontrol panel AC
Gambar 27. Konstruksi pelat pengatur udara
Selektor aliran udara masuk
Selektor aliran udara masuk mengatur udara yang dihisap oleh blower. Udara masuk
diperoleh dari sirkulasi udara dalam interior kendaraan atau udara segar. Udara segar yang
terpolusi dapat dihalangi masuk sehingga hanya udara sirkulasi saja yang dihisap oleh
blower.
18. Gambar 28. Pelat pengatur udara masuk
Pelat pengatur campuran udara untuk mengontrol temperatur udara.
Gambar 29. Pelat pencampur udara
Dengan mencampur udara yang lewat dari evaporator dan inti pemanas sesuai rasio
tertentu akan diperoleh temperatur udara keluar yang diinginkan.
Gambar 30. Kerja pelat pengatur udara campuran kondisi dingin
19. Gambar 31. Kerja pelat pengatur udara campuran kondisi hangat
Gambar 32. Kerja pelat pengatur udara campuran kondisi panas
Pelat pengatur arah hembusan
a. FACE : Berhembus ke setengah badan atas.
b. BI-LEVEL : Berhembus ke setengah badan atas sampai kaki
c. FOOT : Berhembus ke kaki
d. DEF : Menghilangkan embun di jendela depan
e. FOOT-DEF : Berhembus ke kaki dan menghilangkan embun jendela depan.
20. Gambar 33. Hembusan arah setengah badan ke atas
Gambar 34. Hembusan arah setengah badan atas sampai kaki
Gambar 35. Hembusan arah kaki
21. Gambar 36. Hembusan untuk menghilangkan embun kaca depan
Gambar 37. Hembusan arah kaki dan menghilangkan embun kaca depan
Cara kerja pelat pengatur udara
Tipe kabel kawat
Tipe ini secara mekanis menggerakkan kabel kawat untuk merubah posisi pembukaan dan
penutupan pelat pengatur udara. Kerugiannya jika kawat kabel rusak atau macet maka pelat
pengatur udara tidak bekerja sama sekali.
22. Gambar 38. Tipe penggerak pelat pengatur udara
Tipe Motor
Dengan konstruksi yang lebih rumit, motor secara elektrik menggerakkan pembukaan dan
penutupan pelat pengatur udara berdasarkan selektor pada kontrol panel.
Selektor kecepatan blower
Selektor kecepatan blower mengontrol arus yang masuk ke motor blower sehingga
kecepatan blower dapat diatur. Cara yang dipakai menggunakan rangkaian dengan resistor atau
transistor.
Tipe Resistor
Pada tipe resistor digunakan tiga buah resistor yang dirangkai seri untuk membentuk
rangkaian massa bagi blower. Jika selektor kecepatan blower pada posisi LO (rendah) maka
arus yang masuk ke blower dilewatkan seluruh tahanan yang dirangkai seri tersebut sebelum
mencapai massa sehingga blower berputar pada kecepatan lambat. Jika selektor kecepatan
blower pada posisi 2 maka arus dilewatkan pada 2 rangkaian seri resistor dan jika selektor
kecepatan blower pada posisi 3 maka arus dilewatkan pada 1 resistor. Arus akan masuk ke
blower tanpa melalui resistor jika selektor kecepatan blower pada posisi HI.
Tipe transistor
Transistor digunakan pada tipe ini untuk mengontrol arus yang masuk ke blower dengan
rangkaian yang hampir sama dengan tipe resistor.
23. Gambar 39. Kontrol kecepatan
Gambar 40. Rangkaian kelistrikan AC
Cara kerja sirkuit kelistrikan AC
Pada saat kunci kontak dan saklar blower pada posisi ON, arus mengalir ke kumparan relai
pemanas dan mengaktifkan relai pemanas. Jika saklar AC diposisikan pada posisi ON, arus dari
baterai mengalir ke pemutus sirkuit, relai pemanas, motor blower dan menuju massa. Saat ini
motor blower menghisap udara masuk dan menghembuskannnya ke evaporator. Pada saat
yang sama arus juga mengalir ke AC amplifier dan membentuk rangkaian massa untuk
kumparan relai magnetic clutch sehingga relai kopling magnet bekerja. Arus dari baterai
selanjutnya mengalir ke relai kopling magnet, sensor temperatur refrigeran, kopling magnet dan
menuju massa. Kopling magnet bekerja dan kompresor berputar. Sensor temperatur refrigeran
bekerja pada posisi ON jika temperatur refrigeran kurang 180o
. Lamanya AC amplifier
24. membentuk rangkaian massa untuk relai kopling magnet tergantung dari masukan sinyal
putaran mesin, suhu evaporator dan tekanan refrigeran (dual pressure switch).
Pada saat mesin hidup pada putaran idle, mesin akan mati jika magnetic clutch diaktifkan
karena adanya kenaikan beban utnuk memutarkan kompresor. Oleh karena itu, pada kendaraan
dengan sistem pengkondisian udara biasanya dilengkapi dengan peralatan idle up untuk
menaikkan putaran mesin saat magnetic clutch bekerja. Peralatan idle up yang dipakai
tergantung tipe mesin dan sistem bahan bakar. Mesin dengan sistem bahan bakar
menggunakan karburator atau EFI memakai VSV (vacuum switching valve) yaitu katup yang
akan mengaktifkan saklar dengan prinsip adanya kevakuman.
Gambar 41. Rangkaian menaikkan putaran idle pada sistem karburator
Pada kendaraan dengan sistem bahan bahan bakar injeksi (EFI) digunakan VSV dan
diafragma untuk melewatkan udara melalui surge tank. Jumlah udara yang masuk akan
diiinformasikan oleh meter pengukur aliran udara kepada EFI ECU agar menambah bahan
bakar yang diinjeksikan oleh injektor sehingga putaran mesin bertambah.
Gambar 42. Rangkaian menaikkan putaran idle pada sistem EFI