SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Penggolongan Biaya SDM Menurut Perpajakan
GATOT SUDJOKO 1
Penggolongan Biaya Untuk Memudahkan Koreksi Fiskal
Tidak semua biaya terkait sumber daya manusia (SDM) dapat dibiayakan. Ada gaji
atau upah yang menurut Undang-undang PPh harus dipotong dan ada yang tidak.
Untuk memudahkan koreksi fiskal biaya SDM, perlu dibuat “peta” pengeluaran
tersebut.
Biaya terkait dengan SDM dapat kita golongkan menjadi 4 golongan:
1. Biaya yang dapat dikurangkan dan merupakan objek pemotongan/pemungutan
PPh pihak lain.
2. Biaya yang dapat dikurangkan dan bukan objek pemotongan/pemungutan PPh
pihak lain.
3. Biaya yang tidak dapat dikurangkan dan merupakan objek
pemotongan/pemungutan PPh pihak lain.
4. Biaya yang tidak dapat dikurangkandanbukan objek
pemotongan/pemungutan PPh pihak lain.
Penggolongannya antara dapat dikurangkan dari penghasilan bruto atau tidak, dan
objek pemotongan atau bukan. Fokus pembahasandisini dari sisi perusahaan
pemberi penghasilan, atau majikan, atau pengguna jasa.
1. Dapat Dikurangkan dan Objek Potput
Biaya-biaya berikut dapatdibiayakan oleh perusahaan danwajib dipotongPPhPasal
21 sesuai ketentuan:
 Gaji, upah, dan honor.
 THR (tunjangan hari raya).
 Bonus atas prestasi kerja.
 Uang lembur, uang transport.
 Penggantian Pengobatan, pemberian uang pengobatan atau pemberian tunjangan
pengobatan.
 Tunjangan: PPh Pasal 21, Keluarga, transport, prestasi, perumahan, dan
tunjangan lainnya.
Penggolongan Biaya SDM Menurut Perpajakan
GATOT SUDJOKO 2
 Premi asuransi jiwa pegawai yang dibayar perusahaan, termasuk JHT
(jaminan hari tua), JKK (jaminan kecelakaan kerja), JKM (jaminan kematian),
JPK (jaminan pemeliharaan kerja).
Gaji, upah, honor, THR, dan bonus prestasi kerja yang diberikan dalam bentuk uang
boleh dibiayakan dan menjadi objek PPhPasal21. Ini merupakan pengeluaran untuk
pegawai perusahaan. Pegawai bekerja, kemudian diberikan imbalan atas pekerjaan
tersebut.
Uang lembur dan uang transport merupakan “tambahan” penghasilan bagi pegawai.
Uang lembur dibayar jika pegawai bekerja di luar jam kerja yang telah ditentukan.
Sedangkan uang transport diberikan kepada pegawai sebagai pengganti ongkos dari
rumah ke kantor. Uang transport disini bukan uang perjalanan dinas. Kedua biaya
tersebut merupakan objek PPh Pasal 21.
Terkait pengobatan pegawai, model pengeluaran dibagi dua:
 sistem penggantian (reimbursement) uang pengobatan, dan
 sistem tunjuangan pengobatan.
Baik sistem penggantian maupun tunjangan sama-sama boleh dibiayakan dan
merupakan penghasian bagi pegawai. Karena menjadi penghasilan bagi pegawai,
maka keduanya merupakan objek PPh Pasal 21.
Semua tunjangan yang diterima oleh pegawai boleh dibiayakan. Tunjangan biasanya
diberikan oleh perusahaan bersama gaji setiap bulan. Contoh tunjangan yaitu:
 tunjangan PPh Pasal 21,
 tunjangan keluarga,
 tunjangan transport,
 tunjangan prestasi,
 tunjangan perumahan.
Pembayaran premi BPJS yang dibayarkan atau menjadi tanggungan pemberi
kerja boleh dibiayakan olehpemberi kerja (perusahaan). SedangkanpremiBPJS
yang merupakantanggunganpekerja, tidak bolehdibiayakan oleh perusahaan.
Penggolongan Biaya SDM Menurut Perpajakan
GATOT SUDJOKO 3
Biaya BPJS yang menjadi tanggungan pemberi kerja
menurut pasienbpjs.com sebagai berikut:
 BPJS Kesehatan: 4% dari gaji dan tunjangan tetap.
 BPJS Tenaga Kerja terdari dari: JKK, JKM, HT, dan JP.
Iuran jaminan kecelakaan kerja (JKK) sangat tergantung pada tingkat risiko
lingkungan kerja, yang dikelompokkan menjadi:
 Kelompok I (tingkat risiko sangat rendah) : 0,24% dari upah sebulan
 Kelompok II (tingkat risiko rendah) : 0,54% dari upah sebulan
 Kelompok III (tingkat risiko sedang) : 0,89% dari upah sebulan
 Kelompok IV (tingkat risiko tinggi) : 1,27% dari upah sebulan
 Kelompok V (tingkat risiko sangat tinggi) : 1,74% dari upah sebulan
Iuran jaminan kematian (JKM) sebesar 0,30% dari upah sebulan.
JKK dan JKM iurannya ditanggung sepenuhnya oleh pemberi kerja.
Iuran jaminan hari tua (JHT) sebesar 5,7% dari upah sebulan, dengan
ketentuan 3,7% ditanggung oleh pemberi kerja dan 2% ditanggung oleh pekerja.
Iuran jaminan pensiun (JP) sebesar 3% dari upah sebulan, dengan ketentuan 2%
ditanggung oleh pemberi kerja dan 1% ditanggung oleh pekerja.
JHT dan JP bukan objek PPh Pasal 21.
2. Dapat Dikurangkan Tapi Bukan Objek Potput
Seperti disebutkan sebelumnya, premi JHT dan JP yang di disetorkan kepada BPJS
Ketenagakerjaan yang disetorkan oleh pemberi kerja bukan objek PPhPasal 21. Hal
ini berdasarkan:
 Pasal 8 Peraturan Menteri Keuangan nomor 252/PMK.03/2008
 Pasal 8 Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-16/PJ/2016
Penggolongan Biaya SDM Menurut Perpajakan
GATOT SUDJOKO 4
Tidaktermasuk dalam pengertian penghasilanyang dipotong PPh Pasal21 adalah
iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan, iuran tunjangan haritua atau iuranjaminanhari
tua kepada badan penyelenggara tunjangan hari tua atau badan penyelengara
jaminan sosial tenaga kerja yang dibayar oleh pemberi kerja.
Menurut laman bpjsketenagakerjaan.go.id bahwa Manfaat JHT adalah berupa uang
tunai yang besarnya merupakan nilai akumulasi iuran ditambah hasil
pengembanganya. Sedangkan Jaminan pensiun adalah jaminan sosialyang bertujuan
untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi peserta dan atau ahli
warisnya dengan memberikan penghasilan setelah peserta memasuki usia pensiun,
mengalami cacat.
Tetapi ketika BPJS Ketenagakerjaan memberikan manfaat JHT dan manfaat JP
kepada pegawai (pensiunan), pada saat itu BPJS Ketenagakerjaan wajib memotong
PPh Pasal 21 sesuai ketentuan.
Ketentuan yang sama juga berlaku untuk iuran pensiun kepada Dana Pensiun dan
manfaat pensiun yang diberikan oleh Dana Pensiun kepada pensiunan. Manfaat
pensiun yang dibayarkan Dana Pensiun kepada pensiunan merupakan objek PPh
Pasal 21.
Selain itu, biaya perjalanan dinas merupakanbiaya yang dapatdikurangkantetapi
bukan objek PPh Pasal 21.
Johannes Aritonang menulis di laman bppk.kemenkeu.go.id bahwapembayaran oleh
pemberi kerja sehubungan dengan biaya perjalanan dinas dianggap bukan sebagai
imbalan berkenaan dengan pekerjaan.
Tetapi jika perusahaan tempat bekerja membayar PPh bukan final, maka atas biaya
perjalanan dinas dapat dikurangkan karena termasuk pengeluaran untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
Biaya lain yang bukan objek PPh Pasal 21 adalah biaya beasiswa. Sesuai Pasal 6
ayat (1) huruf g Undang-undang PPh bahwa biaya beasiswa boleh dibiayakan.
Penggolongan Biaya SDM Menurut Perpajakan
GATOT SUDJOKO 5
Biaya beasiswa:
 bagi perusahaan yang memberikan beasiswa dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto (dibiayakan secara fiskal);
 bagi penerima beasiswa (pelajar atau mahasiswa) bukan penghasilan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 246/PMK.03/2008 komponen
beasiswa termasuk:
 biaya pendidikan yang dibayarkan ke sekolah (tuition fee),
 biaya ujian,
 biaya penelitian yang berkaitan dengan bidang studi yang diambil,
 biaya untuk pembelian buku, dan/atau
 biaya hidup yang wajar sesuai dengan daerah lokasi tempat belajar.
Tetapi beasis tidak boleh diberikan kepada pelajar atau mahasiswa yang memiliki
hubungan istimewa dengan pengurus, komisaris, direksi, dan dan pemilik
perusahaan.
Berdasarkan Pasal 8 Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-16/PJ/2016
bahwa beasiswa bukan objek PPh Pasal 21. Mungkin alasan beasiswa dikecualikan
dari objek PPh Pasal 21 karena bukan imbalan berkenaan dengan pekerjaan.
3. Tidak Dapat Dikurangkan Tetapi Objek Potput
Pemberian upah, gaji, bonus, gratifikasi dan jasa produksi kepada pengurus Wajib
Pajak badan dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (dapat dibiayakan secara
fiskal). Tetapi terdapat pemberian serupa yang tidak boleh dibiayakan, yaitu Bonus,
Gratifikasi dan Jasa Produksi yang dibayarkan kepada karyawan maupun Direksi
dan Komisaris dibebankan kepada Retained Earning.
Ketentuan ini berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE-
16/PJ.44/1992. Selain itu, Surat Edaran menyebutkan:
Penggolongan Biaya SDM Menurut Perpajakan
GATOT SUDJOKO 6
 Pembayaran gaji yang melebihi kewajaran, bonus, jasaproduksidangratifikasi
yang dibayarkan kepada pemegang saham yang juga menjadi Komisaris, Direksi
atau Pegawai merupakan pembagian laba yang tidak dapat dibebankan sebagai
biaya dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak. Hal karena dianggap sebagai
dividen. Dan merupakan objek PPhfinal Pasal17 ayat (2c) Undang-undang PPh.
 Tantiem merupakan bagian keuntungan yang diberikan kepada Direksi dan
Komisaris oleh pemegang saham yang didasarkan padasuatu prosentase/jumlah
tertentu dari laba perusahaan setelah kena pajak. Oleh karena itu pemberian
Tantiem tidak dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan dalam menghitung
Penghasilan Kena Pajak dan bagi si penerimanya merupakan penghasilan
sehingga dikenakan pemotongan PPh Pasal 21.
Jadi, objek Potputyang wajib dipotong oleh pemberi penghasilantetapitidakboleh
dibiayakan hanya terkait dividen atau dianggap sebagai pembagian laba usaha.
4. Tidak Dapat Dikurangkan dan Bukan Objek Potput
Semua pengeluaran yang diberikan kepadapegawai dalam bentuk natura tidak dapat
dibiayakan dan bukan objek Potput bagi perusahaan.
Contoh pemberian natura:
 Pemberian sembako untuk karyawan.
 Pengeluaran yang dibayarkan oleh perusahaan untuk rekreasi, piknik, dan olah
raga karyawan.
 Biaya Pengobatan yang dibayar langsung oleh pemberi kerja ke Rumah Sakit,
dokter, dan apotik.
Selain itu, ada pembayaran oleh perusahaan dan diterima oleh pegawai yang tidak
boleh dibiayakan dan bukan objek Potput, yaitu:
 pembayaran kepada pegawai karena pegawai melaksanakan cuti.
 PPh Pasal 21 yang dibayarkan/ditanggung oleh pemberi kerja (bukan
tunjangan PPh).

More Related Content

What's hot

MAKALAH AKUNTANSI PERPAJAKAN - PPH 21
MAKALAH AKUNTANSI PERPAJAKAN - PPH 21MAKALAH AKUNTANSI PERPAJAKAN - PPH 21
MAKALAH AKUNTANSI PERPAJAKAN - PPH 21PELANGI ANGGITA
 
PER : 16/PJ/2016::: Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...
PER : 16/PJ/2016:::   Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...PER : 16/PJ/2016:::   Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...
PER : 16/PJ/2016::: Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...Roko Subagya
 
Skema penghitungan pph pasal 21 based per 31 jo per-57 2009
Skema penghitungan pph pasal 21 based per 31 jo per-57 2009Skema penghitungan pph pasal 21 based per 31 jo per-57 2009
Skema penghitungan pph pasal 21 based per 31 jo per-57 2009An Lee Ang 洪安力
 
Pengantar Perpajakan 2 PPh 21 -- Accounting Tax
Pengantar Perpajakan 2 PPh 21 -- Accounting TaxPengantar Perpajakan 2 PPh 21 -- Accounting Tax
Pengantar Perpajakan 2 PPh 21 -- Accounting TaxFajri A
 
Pedoman penyetoran pph pasal 21
Pedoman penyetoran pph pasal 21Pedoman penyetoran pph pasal 21
Pedoman penyetoran pph pasal 21kp2kppacitan
 
Bahan ajar p ph pasal 21 orang pribadi
Bahan ajar p ph pasal 21 orang pribadiBahan ajar p ph pasal 21 orang pribadi
Bahan ajar p ph pasal 21 orang pribadiGendhuk Nugroho
 
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...Asep suryadi
 
Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21
Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21
Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21Tobagus Makmun
 
PPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soalPPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soalYABES HULU
 
Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Dudi Wahyudi
 
S-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang Pribadi
S-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang PribadiS-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang Pribadi
S-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang Pribadimateripenyuluhan
 
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_newNatal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_newnatal kristiono
 
PPh Pasal 21 menurut Per-31/PJ/2012
PPh Pasal 21 menurut Per-31/PJ/2012PPh Pasal 21 menurut Per-31/PJ/2012
PPh Pasal 21 menurut Per-31/PJ/2012Amalia Sari W
 

What's hot (19)

MAKALAH AKUNTANSI PERPAJAKAN - PPH 21
MAKALAH AKUNTANSI PERPAJAKAN - PPH 21MAKALAH AKUNTANSI PERPAJAKAN - PPH 21
MAKALAH AKUNTANSI PERPAJAKAN - PPH 21
 
PER : 16/PJ/2016::: Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...
PER : 16/PJ/2016:::   Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...PER : 16/PJ/2016:::   Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...
PER : 16/PJ/2016::: Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pel...
 
Skema penghitungan pph pasal 21 based per 31 jo per-57 2009
Skema penghitungan pph pasal 21 based per 31 jo per-57 2009Skema penghitungan pph pasal 21 based per 31 jo per-57 2009
Skema penghitungan pph pasal 21 based per 31 jo per-57 2009
 
Pengantar Perpajakan 2 PPh 21 -- Accounting Tax
Pengantar Perpajakan 2 PPh 21 -- Accounting TaxPengantar Perpajakan 2 PPh 21 -- Accounting Tax
Pengantar Perpajakan 2 PPh 21 -- Accounting Tax
 
Tata cara pemotongan pph pasal 21
Tata cara pemotongan pph pasal 21Tata cara pemotongan pph pasal 21
Tata cara pemotongan pph pasal 21
 
Pedoman penyetoran pph pasal 21
Pedoman penyetoran pph pasal 21Pedoman penyetoran pph pasal 21
Pedoman penyetoran pph pasal 21
 
PPh pasal 21
PPh pasal 21PPh pasal 21
PPh pasal 21
 
Bahan ajar p ph pasal 21 orang pribadi
Bahan ajar p ph pasal 21 orang pribadiBahan ajar p ph pasal 21 orang pribadi
Bahan ajar p ph pasal 21 orang pribadi
 
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
 
PPh 21
PPh 21PPh 21
PPh 21
 
Pph pasal 21
Pph pasal 21Pph pasal 21
Pph pasal 21
 
Materi uts pajak
Materi uts pajakMateri uts pajak
Materi uts pajak
 
Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21
Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21
Sosialisasi Per 31/2012 - PPh pasal 21
 
PPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soalPPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soal
 
Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21
 
S-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang Pribadi
S-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang PribadiS-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang Pribadi
S-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang Pribadi
 
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_newNatal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
 
Pph 21.ppt
Pph 21.pptPph 21.ppt
Pph 21.ppt
 
PPh Pasal 21 menurut Per-31/PJ/2012
PPh Pasal 21 menurut Per-31/PJ/2012PPh Pasal 21 menurut Per-31/PJ/2012
PPh Pasal 21 menurut Per-31/PJ/2012
 

Similar to Biaya SDM

Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Myla Rezietha
 
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.ppt
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.pptPAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.ppt
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.pptBesarArdhiNugraha
 
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.pptMATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.pptHandiPurnomo8
 
PPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP BaruPPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP Barunekzho
 
Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21alarif-aholic
 
Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 21
Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 21Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 21
Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 21Bagus Budiono
 
Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxSlide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxIrwanMusic
 
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptxSLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptxWidiaNoviaShafira
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran 21
Rencana pelaksanaan pembelajaran 21Rencana pelaksanaan pembelajaran 21
Rencana pelaksanaan pembelajaran 21Dede Azis Nagara
 
Penggajian - Kewajiban atau Utang
Penggajian - Kewajiban atau Utang Penggajian - Kewajiban atau Utang
Penggajian - Kewajiban atau Utang Anita Julia
 
Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 21Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 21maryaxfate
 
NPWP Dan PPh Bagi WP OP Karyawan 1
NPWP Dan PPh Bagi WP OP Karyawan 1NPWP Dan PPh Bagi WP OP Karyawan 1
NPWP Dan PPh Bagi WP OP Karyawan 1Triyani Budianto
 
Npwp Dan Pph Bagi Wp Op Karyawan
Npwp Dan Pph Bagi Wp Op KaryawanNpwp Dan Pph Bagi Wp Op Karyawan
Npwp Dan Pph Bagi Wp Op Karyawanyoucarenow
 

Similar to Biaya SDM (20)

Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
 
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.ppt
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.pptPAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.ppt
PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21 karyawan pekerja tertentu.ppt
 
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.pptMATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt
MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt
 
PPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP BaruPPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP Baru
 
Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21
 
Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 21
Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 21Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 21
Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 21
 
Aplikasi PPh 21
Aplikasi PPh 21Aplikasi PPh 21
Aplikasi PPh 21
 
Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxSlide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
 
kelompok 3.pptx
kelompok 3.pptxkelompok 3.pptx
kelompok 3.pptx
 
kelompok 3.pptx
kelompok 3.pptxkelompok 3.pptx
kelompok 3.pptx
 
Hitung pph
Hitung pphHitung pph
Hitung pph
 
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptxSLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
 
PPh 21
PPh 21PPh 21
PPh 21
 
PPh Pasal 21
PPh Pasal 21PPh Pasal 21
PPh Pasal 21
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran 21
Rencana pelaksanaan pembelajaran 21Rencana pelaksanaan pembelajaran 21
Rencana pelaksanaan pembelajaran 21
 
9.TaxPlanning PPh ps 21
9.TaxPlanning PPh ps 219.TaxPlanning PPh ps 21
9.TaxPlanning PPh ps 21
 
Penggajian - Kewajiban atau Utang
Penggajian - Kewajiban atau Utang Penggajian - Kewajiban atau Utang
Penggajian - Kewajiban atau Utang
 
Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 21Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 21
 
NPWP Dan PPh Bagi WP OP Karyawan 1
NPWP Dan PPh Bagi WP OP Karyawan 1NPWP Dan PPh Bagi WP OP Karyawan 1
NPWP Dan PPh Bagi WP OP Karyawan 1
 
Npwp Dan Pph Bagi Wp Op Karyawan
Npwp Dan Pph Bagi Wp Op KaryawanNpwp Dan Pph Bagi Wp Op Karyawan
Npwp Dan Pph Bagi Wp Op Karyawan
 

Recently uploaded

e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyaANTARASATU
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 

Recently uploaded (9)

e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 

Biaya SDM

  • 1. Penggolongan Biaya SDM Menurut Perpajakan GATOT SUDJOKO 1 Penggolongan Biaya Untuk Memudahkan Koreksi Fiskal Tidak semua biaya terkait sumber daya manusia (SDM) dapat dibiayakan. Ada gaji atau upah yang menurut Undang-undang PPh harus dipotong dan ada yang tidak. Untuk memudahkan koreksi fiskal biaya SDM, perlu dibuat “peta” pengeluaran tersebut. Biaya terkait dengan SDM dapat kita golongkan menjadi 4 golongan: 1. Biaya yang dapat dikurangkan dan merupakan objek pemotongan/pemungutan PPh pihak lain. 2. Biaya yang dapat dikurangkan dan bukan objek pemotongan/pemungutan PPh pihak lain. 3. Biaya yang tidak dapat dikurangkan dan merupakan objek pemotongan/pemungutan PPh pihak lain. 4. Biaya yang tidak dapat dikurangkandanbukan objek pemotongan/pemungutan PPh pihak lain. Penggolongannya antara dapat dikurangkan dari penghasilan bruto atau tidak, dan objek pemotongan atau bukan. Fokus pembahasandisini dari sisi perusahaan pemberi penghasilan, atau majikan, atau pengguna jasa. 1. Dapat Dikurangkan dan Objek Potput Biaya-biaya berikut dapatdibiayakan oleh perusahaan danwajib dipotongPPhPasal 21 sesuai ketentuan:  Gaji, upah, dan honor.  THR (tunjangan hari raya).  Bonus atas prestasi kerja.  Uang lembur, uang transport.  Penggantian Pengobatan, pemberian uang pengobatan atau pemberian tunjangan pengobatan.  Tunjangan: PPh Pasal 21, Keluarga, transport, prestasi, perumahan, dan tunjangan lainnya.
  • 2. Penggolongan Biaya SDM Menurut Perpajakan GATOT SUDJOKO 2  Premi asuransi jiwa pegawai yang dibayar perusahaan, termasuk JHT (jaminan hari tua), JKK (jaminan kecelakaan kerja), JKM (jaminan kematian), JPK (jaminan pemeliharaan kerja). Gaji, upah, honor, THR, dan bonus prestasi kerja yang diberikan dalam bentuk uang boleh dibiayakan dan menjadi objek PPhPasal21. Ini merupakan pengeluaran untuk pegawai perusahaan. Pegawai bekerja, kemudian diberikan imbalan atas pekerjaan tersebut. Uang lembur dan uang transport merupakan “tambahan” penghasilan bagi pegawai. Uang lembur dibayar jika pegawai bekerja di luar jam kerja yang telah ditentukan. Sedangkan uang transport diberikan kepada pegawai sebagai pengganti ongkos dari rumah ke kantor. Uang transport disini bukan uang perjalanan dinas. Kedua biaya tersebut merupakan objek PPh Pasal 21. Terkait pengobatan pegawai, model pengeluaran dibagi dua:  sistem penggantian (reimbursement) uang pengobatan, dan  sistem tunjuangan pengobatan. Baik sistem penggantian maupun tunjangan sama-sama boleh dibiayakan dan merupakan penghasian bagi pegawai. Karena menjadi penghasilan bagi pegawai, maka keduanya merupakan objek PPh Pasal 21. Semua tunjangan yang diterima oleh pegawai boleh dibiayakan. Tunjangan biasanya diberikan oleh perusahaan bersama gaji setiap bulan. Contoh tunjangan yaitu:  tunjangan PPh Pasal 21,  tunjangan keluarga,  tunjangan transport,  tunjangan prestasi,  tunjangan perumahan. Pembayaran premi BPJS yang dibayarkan atau menjadi tanggungan pemberi kerja boleh dibiayakan olehpemberi kerja (perusahaan). SedangkanpremiBPJS yang merupakantanggunganpekerja, tidak bolehdibiayakan oleh perusahaan.
  • 3. Penggolongan Biaya SDM Menurut Perpajakan GATOT SUDJOKO 3 Biaya BPJS yang menjadi tanggungan pemberi kerja menurut pasienbpjs.com sebagai berikut:  BPJS Kesehatan: 4% dari gaji dan tunjangan tetap.  BPJS Tenaga Kerja terdari dari: JKK, JKM, HT, dan JP. Iuran jaminan kecelakaan kerja (JKK) sangat tergantung pada tingkat risiko lingkungan kerja, yang dikelompokkan menjadi:  Kelompok I (tingkat risiko sangat rendah) : 0,24% dari upah sebulan  Kelompok II (tingkat risiko rendah) : 0,54% dari upah sebulan  Kelompok III (tingkat risiko sedang) : 0,89% dari upah sebulan  Kelompok IV (tingkat risiko tinggi) : 1,27% dari upah sebulan  Kelompok V (tingkat risiko sangat tinggi) : 1,74% dari upah sebulan Iuran jaminan kematian (JKM) sebesar 0,30% dari upah sebulan. JKK dan JKM iurannya ditanggung sepenuhnya oleh pemberi kerja. Iuran jaminan hari tua (JHT) sebesar 5,7% dari upah sebulan, dengan ketentuan 3,7% ditanggung oleh pemberi kerja dan 2% ditanggung oleh pekerja. Iuran jaminan pensiun (JP) sebesar 3% dari upah sebulan, dengan ketentuan 2% ditanggung oleh pemberi kerja dan 1% ditanggung oleh pekerja. JHT dan JP bukan objek PPh Pasal 21. 2. Dapat Dikurangkan Tapi Bukan Objek Potput Seperti disebutkan sebelumnya, premi JHT dan JP yang di disetorkan kepada BPJS Ketenagakerjaan yang disetorkan oleh pemberi kerja bukan objek PPhPasal 21. Hal ini berdasarkan:  Pasal 8 Peraturan Menteri Keuangan nomor 252/PMK.03/2008  Pasal 8 Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-16/PJ/2016
  • 4. Penggolongan Biaya SDM Menurut Perpajakan GATOT SUDJOKO 4 Tidaktermasuk dalam pengertian penghasilanyang dipotong PPh Pasal21 adalah iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, iuran tunjangan haritua atau iuranjaminanhari tua kepada badan penyelenggara tunjangan hari tua atau badan penyelengara jaminan sosial tenaga kerja yang dibayar oleh pemberi kerja. Menurut laman bpjsketenagakerjaan.go.id bahwa Manfaat JHT adalah berupa uang tunai yang besarnya merupakan nilai akumulasi iuran ditambah hasil pengembanganya. Sedangkan Jaminan pensiun adalah jaminan sosialyang bertujuan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi peserta dan atau ahli warisnya dengan memberikan penghasilan setelah peserta memasuki usia pensiun, mengalami cacat. Tetapi ketika BPJS Ketenagakerjaan memberikan manfaat JHT dan manfaat JP kepada pegawai (pensiunan), pada saat itu BPJS Ketenagakerjaan wajib memotong PPh Pasal 21 sesuai ketentuan. Ketentuan yang sama juga berlaku untuk iuran pensiun kepada Dana Pensiun dan manfaat pensiun yang diberikan oleh Dana Pensiun kepada pensiunan. Manfaat pensiun yang dibayarkan Dana Pensiun kepada pensiunan merupakan objek PPh Pasal 21. Selain itu, biaya perjalanan dinas merupakanbiaya yang dapatdikurangkantetapi bukan objek PPh Pasal 21. Johannes Aritonang menulis di laman bppk.kemenkeu.go.id bahwapembayaran oleh pemberi kerja sehubungan dengan biaya perjalanan dinas dianggap bukan sebagai imbalan berkenaan dengan pekerjaan. Tetapi jika perusahaan tempat bekerja membayar PPh bukan final, maka atas biaya perjalanan dinas dapat dikurangkan karena termasuk pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Biaya lain yang bukan objek PPh Pasal 21 adalah biaya beasiswa. Sesuai Pasal 6 ayat (1) huruf g Undang-undang PPh bahwa biaya beasiswa boleh dibiayakan.
  • 5. Penggolongan Biaya SDM Menurut Perpajakan GATOT SUDJOKO 5 Biaya beasiswa:  bagi perusahaan yang memberikan beasiswa dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (dibiayakan secara fiskal);  bagi penerima beasiswa (pelajar atau mahasiswa) bukan penghasilan. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 246/PMK.03/2008 komponen beasiswa termasuk:  biaya pendidikan yang dibayarkan ke sekolah (tuition fee),  biaya ujian,  biaya penelitian yang berkaitan dengan bidang studi yang diambil,  biaya untuk pembelian buku, dan/atau  biaya hidup yang wajar sesuai dengan daerah lokasi tempat belajar. Tetapi beasis tidak boleh diberikan kepada pelajar atau mahasiswa yang memiliki hubungan istimewa dengan pengurus, komisaris, direksi, dan dan pemilik perusahaan. Berdasarkan Pasal 8 Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-16/PJ/2016 bahwa beasiswa bukan objek PPh Pasal 21. Mungkin alasan beasiswa dikecualikan dari objek PPh Pasal 21 karena bukan imbalan berkenaan dengan pekerjaan. 3. Tidak Dapat Dikurangkan Tetapi Objek Potput Pemberian upah, gaji, bonus, gratifikasi dan jasa produksi kepada pengurus Wajib Pajak badan dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (dapat dibiayakan secara fiskal). Tetapi terdapat pemberian serupa yang tidak boleh dibiayakan, yaitu Bonus, Gratifikasi dan Jasa Produksi yang dibayarkan kepada karyawan maupun Direksi dan Komisaris dibebankan kepada Retained Earning. Ketentuan ini berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE- 16/PJ.44/1992. Selain itu, Surat Edaran menyebutkan:
  • 6. Penggolongan Biaya SDM Menurut Perpajakan GATOT SUDJOKO 6  Pembayaran gaji yang melebihi kewajaran, bonus, jasaproduksidangratifikasi yang dibayarkan kepada pemegang saham yang juga menjadi Komisaris, Direksi atau Pegawai merupakan pembagian laba yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak. Hal karena dianggap sebagai dividen. Dan merupakan objek PPhfinal Pasal17 ayat (2c) Undang-undang PPh.  Tantiem merupakan bagian keuntungan yang diberikan kepada Direksi dan Komisaris oleh pemegang saham yang didasarkan padasuatu prosentase/jumlah tertentu dari laba perusahaan setelah kena pajak. Oleh karena itu pemberian Tantiem tidak dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak dan bagi si penerimanya merupakan penghasilan sehingga dikenakan pemotongan PPh Pasal 21. Jadi, objek Potputyang wajib dipotong oleh pemberi penghasilantetapitidakboleh dibiayakan hanya terkait dividen atau dianggap sebagai pembagian laba usaha. 4. Tidak Dapat Dikurangkan dan Bukan Objek Potput Semua pengeluaran yang diberikan kepadapegawai dalam bentuk natura tidak dapat dibiayakan dan bukan objek Potput bagi perusahaan. Contoh pemberian natura:  Pemberian sembako untuk karyawan.  Pengeluaran yang dibayarkan oleh perusahaan untuk rekreasi, piknik, dan olah raga karyawan.  Biaya Pengobatan yang dibayar langsung oleh pemberi kerja ke Rumah Sakit, dokter, dan apotik. Selain itu, ada pembayaran oleh perusahaan dan diterima oleh pegawai yang tidak boleh dibiayakan dan bukan objek Potput, yaitu:  pembayaran kepada pegawai karena pegawai melaksanakan cuti.  PPh Pasal 21 yang dibayarkan/ditanggung oleh pemberi kerja (bukan tunjangan PPh).