1. MENULIS FEATURE
• “People buy newspapers for a variety of
reasons. Maybe they’re seeking a coupon for
soap. Maybe they want to know if the local high
school won its game. Maybe they just want to
know what time Rocky VIII starts at the movie
house. Or maybe they’re seeking stories that will
engage their interest.” (Ken Fuson, editor Des Moines Register,
peraih Writing Award versi American Society of newspaper Editors untuk kategori non
deadline writing).
2. Tugas seorang wartawan di surat kabar
adalah menyajikan berita yang penting
dan atau ingin diketahui pembacanya.
Namun tatkala publik memiliki alternatif
yang lebih cepat dan menggairahkan
untuk mendapatkan berita seperti dari
televisi, radio, dan internet, maka
kehadiran berita di surat kabar
terancam kehilangan relevansinya.
3. tugas wartawan tulis
• Saat ini tugas wartawan tulis bukan
sekedar menyampaikan informasi yang
penting, tetapi menemukan cara membuat
hal-hal yang penting menjadi menarik
untuk setiap cerita dan menemukan
campuran yang tepat dari “yang serius”
dan “kurang serius” yang ada dalam
laporan berita pada hari manapun (Bill
Kovach)
4. • yang bisa ditulis wartawan bukan hanya
tentang ketegangan di Palestina atau
kenaikan harga BBM, tapi juga tentang
perasaan seorang anak di Gunung Kidul
yang menerima beasiswa dari seorang
dermawan atau senyum bahagia seorang
ibu ketika anaknya memenangi lomba
menari
5. • Hal-hal yang “kurang serius” selalu mendapatkan ruang
di media-media “serius” sekalipun.
• Koran bisnis seperti “Asia Wall Street Journal” yang
tentunya punya audiens kaum kerah putih, tetap
menyajikan kartun, cerita ringan yang mengundang
senyum, serta teka teki silang.
• Kompas sebagai Koran kaum terpelajar di Indonesia
banyak disukai orang bukan hanya karena berita
seriusnya, tetapi juga karena koran tersebut memberikan
ruang cukup untuk kisah-kisah “kurang penting” tetapi
menggugah (human interest).
6. • Kisah-kisah yang “kurang serius” dan human
interest di dunia jurnalistik dikenal dengan nama
Feature atau Karangan Khas.
• Buku-buku pedoman penulisan jurnalistik secara
konvensional pada umumnya mendefinisikan
feature sebagai tulisan jurnalistik yang tak terikat
waktu (timeless), yang tujuan utamanya adalah
untuk “menghibur” pembaca setelah pembaca
dibikin tegang oleh berita-berita keras (hard
news).
7. • Feature dalam dunia jurnalistik dikenal juga dengan karangan khas.
Khas karena di dalam feature selalu ada cerita yang menggugah
rasa kemanusiaan (human interest).
• Berbeda dengan berita yang ditulis secara telanjang, feature
ditulis dengan gaya yang “enak dibaca” dan menghibur agar para
pembaca tertarik terus mengikuti uraian atau penjelasan mengenai
suatu peristiwa.
• Nilai sebuah feature, sebagaimana halnya produk informasi,
sebenarnya tetap ditentukan oleh keaktualannya. Hanya dalam
feature kadang-kadang keaktualan tidak ditentukan oleh rentang
waktu penyiaran dengan peristiwa, tetapi lebih pada kebaruan
dalam sudut pandang (point of view) atau belum atau sudah adanya
media lain yang menyiarkan.
8. • Misalnya kita menulis tentang kehidupan pemburu ikan paus di lingkungan
masyarakat Flores Timur. Feature ini mungkin bisa disiarkan sepekan atau dua
pekan setelah penulisan.
• Karena bisa dimuat sewaktu-waktu, tentu feature harus punya kekuatan
tersendiri. Jika hardnews kekuatannya pada kecepatan, maka feature harus
mengandalkan pada beberapa aspek seperti daya tarik obyek, gaya penyajian,
pemilihan sudut pandang dan tentu saja relevansi peristiwa, atau cantolan berita.
• Jika dalam berita unsur “what” dan “who” mendominasi tubuh berita, maka
penulis feature bermain dengan sejumlah fakta dan keterangan untuk memberikan
penjelasan dan pengungkapan sisi lain dari sebuah berita. Maka unsur “how” dan
“why” mendapat jatah yang luas dalam feature.
• Seorang penulis menyebut bahwa feature lebih “menghibur” dan menjelaskan
masalah daripada sekadar “menginformasikan”, karena feature adalah tulisan yang
menuturkan peristiwa disertai penjelasan riwayat terjadinya, duduk perkaranya,
proses pembentukannya, dan cara kerjanya.
• Materi feature tidak jauh-jauh dari materi yang biasa dibuat berita. Dia ada di
kiri, kanan,depan, dan belakang sebuah berita.
• Itulah sebabnya feature seringkali menjadi pelengkap sebuah berita atau
melengkapi hal-hal yang tidak bisa dimasukkan ke dalam sebuah berita, hal-hal yang
terlewatkan.
9. • Misalnya kita menulis tentang kehidupan pemburu ikan paus di lingkungan
masyarakat Flores Timur. Feature ini mungkin bisa disiarkan sepekan atau dua
pekan setelah penulisan.
• Karena bisa dimuat sewaktu-waktu, tentu feature harus punya kekuatan
tersendiri. Jika hardnews kekuatannya pada kecepatan, maka feature harus
mengandalkan pada beberapa aspek seperti daya tarik obyek, gaya penyajian,
pemilihan sudut pandang dan tentu saja relevansi peristiwa, atau cantolan berita.
• Jika dalam berita unsur “what” dan “who” mendominasi tubuh berita, maka
penulis feature bermain dengan sejumlah fakta dan keterangan untuk memberikan
penjelasan dan pengungkapan sisi lain dari sebuah berita. Maka unsur “how” dan
“why” mendapat jatah yang luas dalam feature.
• Seorang penulis menyebut bahwa feature lebih “menghibur” dan menjelaskan
masalah daripada sekadar “menginformasikan”, karena feature adalah tulisan yang
menuturkan peristiwa disertai penjelasan riwayat terjadinya, duduk perkaranya,
proses pembentukannya, dan cara kerjanya.
• Materi feature tidak jauh-jauh dari materi yang biasa dibuat berita. Dia ada di
kiri, kanan,depan, dan belakang sebuah berita.
• Itulah sebabnya feature seringkali menjadi pelengkap sebuah berita atau
melengkapi hal-hal yang tidak bisa dimasukkan ke dalam sebuah berita, hal-hal yang
terlewatkan.
10. Katakanlah tiba-tiba ada kecelakaan pesawat terbang yang
membawa 540 penumpang. Maka, hadirlah berita di
berbagai media massa:
540 Penumpang LPJA Airlines Tewas
Jakarta, 9/2 (LPJA) – Pihak berwenang memberikan
kepastian bahwa sebanyak 540 penumpang LPJA Airlines
tewas setelah pesawat yang mereka tumpangi jatuh di hutan
Kalimantan Timur, Rabu malam.
Belum ada kepastian penyebab jatuhnya pesawat
tersebut, kecuali disebutkan bahwa kontak terakhir pesawat
itu dengan menara pengawas dilakukan kira-kira pukul 10.20
WIB atau lima belas menit sebelum jadwal pendaratan
pesawat itu di bandar udara Sepinggan, Balikpapan.
Dst dst
11. • Di saat seperti itu, jangan lupa soal fakta lain. Ada materi lain yang
tidak leluasa untuk dimasukkan dalam berita; misalnya pesan-pesan
seorang pramugari kepada mamanya, atau ada seorang pria yang
terlihat terus menangis di ruang tunggu kantor LPJA Airlines
menunggu kepastian nasib kekasihnya yang menurut rencana akan
dinikahinya sebulan lagi.
• Lihat pula manifes penerbangan. Ada tokoh? Ada artis?
• Pada saat seperti itu perlu ketajaman dalam melihat keadaan,
berempati, dan menghayati kejadian yang menghebohkan itu.
• Perlu juga ketekunan. Soalnya ada sejumlah rinci yang harus
didapat untuk membuat feature.
• Perlu mencari kutipan-kutipan yang hidup.
• Penulis feature memang akan lebih lama berada di lapangan dan
akan lebih lelah dibandingkan mereka yang hanya memburu berita.
12. Lelaki berperawakan tegap bak bintang Hollywood
Silverter Stallon itu menangis tak henti-hentinya di tengah
kerumunan orang yang sejak dua jam sebelumnya memenuhi
ruangan humas LPJA Airlines.
Kerumunan orang itu adalah para keluarga, kerabat, dan
handai taulan penumpang pesawat LPJA Airlines yang jatuh
di Kalimantan Timur, Rabu (8/2) malam .
Sedangkan lelaki yang menangis sambil menutup
mukanya dengan sapu tangan itu adalah calon suami Lisa
(27), sekretaris sebuah perusahaan ternama, yang turut
menjadi korban dalam kecelakaan tersebut.
“Kami bulan depan siap menikah, tapi kini dia sudah
pergi,” kata Seto Wibowo, lelaki berperawakan gagah yang
mengaku berprofesi sebagai bankir.
dst … dst….
13. • Feature tidak selamanya harus dekat-
dekat dengan berita. Saat anda terkesima
pada keluguan seorang gadis kecil yang
mengamen di Bus Kota, anda sudah
terpancing untuk membuat feature. Di sini
feature anda berdiri sendiri
14. Apa yang bisa dijadikan bahan
penulisan feature?
• Hampir semua aspek kehidupan bisa dieksplorasi
sebagai bahan penulisan feature.
• (Kantor berita Reuters mempunyai rubrik semacam
news feature, general feature, political feature).
• Jenis tulisan yang ada di majalah-majalah wanita seperti
tulisan di rubrik mode, sosok, profil, dan pariwisata juga
termasuk jenis tulisan feature.
• Yang harus diingat: feature bukan fiksi, karena dia
adalah juga produk jurnalistik yang harus berdasarkan
fakta, walaupun dalam penggarapannya feature itu mesti
disajikan layaknya sebuah cerita pendek.
15. • Secara umum, bentuk karangan khas
dikatagorikan menjadi dua, yakni feature
yang bersifat explanation atau penjabaran
dan feature atau karkhas yang bersifat
persuasive atau sering juga disebut
argumentative feature.
16. Explanation Feature antara lain:
• News feature atau Sidebars, yaitu karangan khas yang
tercantel langsung dengan berita lempang (News Peg).
Tulisan ini merupakan suplemen berita lempang tetapi
lebih banyak bercerita tentang manusia, pandangannya,
harapannya, perasaannya, ketabahannya, dsb. Teknik
penyajiannya bias humoristis, ironis, atau menciptakan
ketegangan (suspense).
• Historical Feature (Karkhas Sejarah). Model tulisan ini
berupaya mengaktualkan masa lampau atau kejadian
dalam sejarah sehingga ada keterkaitan dengan masa
kini. Tulisan ini biasanya bermaksud menyegarkan
ingatan pembaca akan kejadian yang bernilai sejarah.
• Karkhas Perayaan. Model tulisan ini dibuat untuk
memperingati hari-hari besar atau hari libur nasional
seperti Lebaran, Natal, Nyepi, dsb.
• Karkhas sosok pribadi (personality Profile). Model tulisan
ini sering juga disebut dengan cerita sukses (success
story) atau biografi.
17. • Human Interest Feature (Daya Pikat manusiawi). Model karkhas ini
menonjolkan aspek-aspek dramatis, emosional, dan materi latar belakang
yang menyangkut manusia sebagai cirinya ketimbang tulisan berita
lempang yang materi pokoknya adalah peristiwa, pendapat, atau insiden.
Karkhas human interest ini memperlakukan hal atau kejadian di balik
perisriwa yang menimpa manusia seperti tekanan batin, euphoria, gagasan,
ambisi, dsb. Tujuannya adalah untuk memberi sentuhan emosi kepada
khalayak seperti simpati, antipati, senang, benci, marah, dsb. Objek karkhas
ini biasanya orang-orang “unik” seperti Pelacur, Bartender, Paranormal,
dsb.
• Karkhas Pembuka Tabir (Curtain Raiser). Tulisan ini berisi langkah-langkah,
peristiwa, atau pendapat untuk menyongsong atau sebagai persiapan
menuju kejadian yang penting. Misalnya rencana kunjungan Kepala Negara
Iran ke Indonesia atau menjelang Sidang Umum MPR/DPR. Model tulisan
ini biasannya memakai bahan tertulis seperti doklumen, kliping, atau
pendapat orang yang kompeten.
• Karkhas Wisata. Menuturkan pengalaman wartawan/ penulis tentang hasil
kunjungannya ke objek wisata yang menarik seperti keindahan alam,
atraksi, peninggalan sejarah, tempat makanan yang khas, dsb.
18. Argumentative atau Persuasive
Feature
• Feature Ilmu Pengetahuan Populer (Science Report). Tulisan ini
menguraikan hal-hal yang bersifat ilmiah tetapi disajikan secara popular
sehingga isinya mudah dibaca oleh umum. Kehadiran karkhas seperti ini
dapat membantu sosialisasi ilmu atau mendidik khalayak untuk berpikir
ilmiah.
• Analisis Berita (News Analysis). Sering kali disebut juga sebagai berita
bertafsir (interpretative report). Isinya mengungkap dan menjelaskan asal-
muasal masalah yang kiompleks serta kemungkinan dampaknya. Analisis
berita biasanya disiarkan bersamaan dengan berita lempang tentang
masalah yang kompleks itu.
• Laporan Berkedalaman (In depth report). Model tulisan ini membatasi diri
khusus membahas satu aspek tertentu saja dari suatu masalah yang
sebetulnya berdimensi banyak. Dengan konsentrasi pasa satu aspek,
diharapkan isi laporan akan mendalam.
• Feature Tuntunan keterampilan (How-To-Do-It). Model tulisan ini memberi
tuntunan kepada pembaca mengenai keterampilan atau pengetahuan
praktis atau kiat-kiat. Pembaca diharapkan bisa mendapatkan informasi
praktis yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
19. Lalu unsur-unsur apa saja yang perlu diperhatikan dalam
menulis feature?
• Kreativitas: Tak seperti penulisan berita biasa, penulisan feature
memungkinkan sang penulis menciptakan sebuah cerita. Cerita disini dalam
pengertian “news-story”. Tapi ia madih diikat etika bahwa tulisan harus
akurat. Karangan fiktif dan khayalan tidak boleh.
• Subyektifitas: Feature dapat ditulis dalam dalam bentuk ”aku”. Tapi bentuk
ini sangat jarang diterapkan wartawan, kecuali wartawan petualang seperti
Gerson Poyk. Wartawan baru dianjurkan menghindari bentuk ini karena bisa
terjerumus untuk menonjolkan diri.
• Informatif: Feature bisa memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai situasi atau aspek kehidupan yang mungkin diabaikan dalam
penulisan berita biasa. Misalnya, anda menulis tentang pelestarian hutan
atau feature bahaya merokok yang sarat informasi bagi pembaca.
• Menghibur: Feature merupakan variasi dari berita rutin. Tulisan ringan
tentang cara polisi melatih anjing pelacak, cara guru sekolah di daerah
terisolir mendidik murid-muridnya bisa memberikan hiburan selingan.
Feature bisa juga berkisah tentang peristiwa yang lucu. (majalah Time
pernah menulis feature lucu tentang suami Sharon Stone yang dipatok
(digigit?) biawak di sebuah kebun binatang di AS. Poin empat ini
sebenarnya merupakan “roh” feature, yang sering dirumuskan sebagai
unsur human entere
• Panjangnya: Bisa hanya 200 kata bisa 20000 kata. (ini bukan esensi
sebuah tulisan).
20. Teknik penulisan
• Jika dalam penulisan berita yang diutamakan ialah pengaturan fakta-fakta, dalam penulisan
feature kita dapat memakai teknik ''mengisahkan sebuah cerita''. Memang itulah kunci
perbedaan antara berita ''keras'' (spot news) dan feature.
• Penulis feature pada hakikatnya adalah seorang yang berkisah.
• Penulis melukis gambar dengan kata-kata: ia menghidupkan imajinasi pembaca; ia menarik
pembaca agar masuk ke dalam cerita itu dengan membantunya mengidentifikasikan diri
dengan tokoh utama.
• Teknik penyajiannya boleh dikatakan mirip teknik menyajikan sebuah cerita pendek yang
hebat. Penulis harus pandai mengatur alur cerita. Mau runtut atau flashback? Ini tergantung
kebutuhan.
• Pemilihan diksi, kata juga amat penting. Pilih kata benda yang konkret. Pilih verba yang kuat:
“dipagut” lebih kuat dan spesifik dari pada “digigit” (ular). Jadi ketepatan dan spesifikasi
penggunaan kata harus diperhatikan betul. Tapi jangan sampai terjerumus ke dalam
hyperbole, bombasme, vurgaritas dan semacamnya.
• Berbeda dengan berita, struktur penulisan feature bukan piramida terbalik. (lihat contoh
kecelakaan pesawat).
• Artinya, jika dalam menulis berita kita langsung ke masalah yang paling utama, maka dalam
feature kita menjadikan masalah utama itu sebagai latar belakang.
21. JUDUL
• Judul Feature lebih bebas atau luwes
dibanding judul berita lempang
• Judul tetap mewakili isi
• Usahakan membuat judul yang
menggugah
• Coba beri sentuhan efek puitis pada judul
22. • MENGAPA UNDUR-UNDUR BERJALAN
MUNDUR?
• KASMARAN MAUT DI SARANG ELANG
• PEROMPAK YANG HALUS DAN RAMAH
• SUKA DUKA SANG PENYELAM
• TRAGEDI DI KEBUN KARET
• MENYULAP KAWASAN KUMUH
• HIDUP ATAU MATI; GENDUT DICARI
• GARA GARA NAMA SAMA
23. Lead alias teras
• Ada yang mengatakan bahwa lead feature ibarat
umpan dalam kail. Begitu pentingnya lead ini
sehingga feature yang baik tanpa lead yang
mempesona akan kehilangan daya tariknya bagi
pembaca. Namun ada yang membantah
pendapat ini. Argumennya : ada feature yang
memikat meski leadnya bisa-biasa saja. Feature
yang ditulis Sindhunata umumnya memiliki lead
yang biasa-biasa saja meskipun secara
keseluruhan menarik sebagai sebuah feature
24. Lead alias teras
• Lead alias teras
• Ada yang mengatakan bahwa lead feature ibarat umpan
dalam kail. Begitu pentingnya lead ini sehingga feature
yang baik tanpa lead yang mempesona akan kehilangan
daya tariknya bagi pembaca. Namun ada yang
membantah pendapat ini. Argumennya : ada feature
yang memikat meski leadnya bisa-biasa saja. Feature
yang ditulis Sindhunata umumnya memiliki lead yang
biasa-biasa saja meskipun secara keseluruhan menarik
sebagai sebuah feature
• Banyak kajian yang membahas soal lead atau teras ini,
termasuk jenis-jenis teras yang bisa digunakan penulis
agar tulisannya tidak monoton.
25. LKBN ANTARA punya jenis-jenis
teras sebagai berikut
Teras rangkuman berita (news summary lead)
• Sama dengan yang dipergunakan dalam berita lempang. Teras ini
merupakan pemadatan dari seluruh cerita dan menyajikan keseluruhan
unsur lima W (who, what, when, where dan why) dan satu H (how).
Contoh :
(1)Dengan gayanya yang kocak Jaelani Naro menyatakan tiak mau
mundur dari pencalonan wakil presiden sampai tanggal 11 Maret 1988,
tengah hari, hanya beberapa jam sebelum pemilihan wakil presiden oleh
Sidang Umum MPR dilaksanakan.
Ia telah ikut menulis sejarah baru politk Indonesia, sebab ia tercatat
sebagai orang pertama yang memberanikan dirinya tampil sebagai calon
tandingan Sudharmono yang sudah diunggulkan dan sekaligus berusaha
mengakhiri budaya “calon tunggal” untuk jabatan orang kedua di republik
ini.
26. Teras kutipan (quotation lead)
• Teras ini dimulai dengan sebuah kutipan ucapan atau tulisan orang terkenal.
Contoh :
“Oh, East is East and West is West and never the twain shall meet!”
Jika Rudyard Kipling sempat mengunjungi Wisma Antarbangsa di salah satu
kampus Amerika Serikat, ia mungkin akan merevisi baris-baris dalam puisinya yang
terkenal itu, sebab ia akan menyaksikan Timur dan Barat bukan hanya bertemu,
tetapi juga hidup dan bekerja berdampingan dalam suasana penuh persahabatan.
“Tangkap hidup atau mati,”
Dengan suara baritonnya, Kapolri Jendral Sutanto memerintahkan anak
buahnya agar tidak memberi ampun kepada Edy Gendut, aktor utama perampokan di
bank BNI cabang kramat
“Allahu Akbar”. Setelah itu, ia melakukan sujud syukur untuk menyampaikan
terima kasihnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena ia telah terpilih sebagai
salah seorang menteri dalam Kabinet Pembangunan V.
27. Teras kalimat tanya (question lead)
• Teras jenis ini sama dengan teras kalimat pendek, tetapi dituliskan dalam
bentuk interogasi, bukannya pernyataan, dengan tujuan menguji
pengetahuan atau merangsang minat pembaca.
Contoh :
Berapa harga sebuah nyawa? Ia bisa berharga milyaran rupiah, jika
tubuh yang dihidupinya kebetulan seorang kaya raya, tetapi ia bisa juga
hanya berharga ribuan rupiah saja atau sama sekali tak bernilai.
Yayasan Jantung Indonesia, Palang Merah Indonesia dan Lembaga
Bantuan Hukum Indonesia dengan cara masing-masing berusaha keras
agar nyawa seseorang --yang sebenarnya tak ternilai harganya—tidak
dibedakan dengan yang lain, karena kekayaan atau status sosialnya.
Apa yang membuat sekelompok orang ngotot menolak pindah, meski
gubuk tempat mereka tinggal terus dirayapi air yang menggenang?
28. Teras kontras (contrast lead)
• Teras jenis ini mengungkapkan dua fakta yang sangat
berbeda dengan tujuan untuk memberi tekanan pada
fakta yang akan menjadi tema ceritera.
• Contoh :
• Di sini, 45 tahun yang lalu, mereka saling menembak,
berbunuh-bunuhan. Kini di tempat ini, muda-mudi
Belanda dan Indonesia bercengkerama ria, memadu
kasih, menjalin asmara.
• Itulah pemandangan di Pantai Cinta, yang kini giat
dipromosikan sebagai salah satu tujuan wisata.
29. • Teras analogi (analogy lead)
• Teras ini sama dengan teras kontras, tetapi ia
menampilkan kesamaan antara fakta yang
sudah dikenal dengan fakta yang akan menjadi
tema ceritera.
• Contoh :
• Keduanya doyan apa saja mulai dari sayur-
sayuran beras, daging, buah-buahan sampai
dengan kertas. Tak salah lagi, koruptor yang
tertangkap basah itu dijuluki “tikus berkepala
hitam”.
30. • Teras deskriptif (descriptive/picture lead)
• Teras ini dimulai dengan melukiskan keadaan
seseorang atau sesuatu.
• Contoh :
• Senyum selalu tersungging di bibirnya,
rambutnya selalu tersisir rapi, sederet pulpen
bertengger di saku baju safarinya dan bicaranya
selalu lemah-lembut dan berhati-hati. Itulah ciri-
ciri penampilan calon pejabat masa kini.
31. • Teras bermuka dua (janus-faced lead)
• Teras jenis ini melihat ke belakang atau ke depan
dengan maksud menampilkan perbandingan dengan
masa kini yang menjadi tema cerita.
• Contoh :
• Celana dengan bentuk bagian pinggang ke bawah lebar,
sehingga mengesankan agak kedodoran, adalah idaman
banyak remaja masa kini. Padahal, itu adalah mode 30
tahun lalu yang telah ditinggalkan penggemarnya yang
kini sudah menjadi bapak-bapak atau kakek-kakek.
Memang, sejarah selalu berulang dalam mode.
32. Teras deskriptif (descriptive/picture
lead)
• Teras ini dimulai dengan melukiskan keadaan seseorang atau
sesuatu.
• Contoh :
• Senyum selalu tersungging di bibirnya, rambutnya selalu tersisir
rapi, sederet pulpen bertengger di saku baju safarinya dan
bicaranya selalu lemah-lembut dan berhati-hati. Itulah ciri-ciri
penampilan calon pejabat masa kini.
• Laksana tarian peri langit, asap membumbung di atas Hotel Bali
Beach yang membara terpanggang api.
• Bola mata Juani berkaca-kaca ketika mengintip kemenakannya,
Soleka, yang sedang mandi sore waktu itu. Dari bslik pagar sumur
yang jarang, ia melihat kain basahan Soleka yang sering tersibak
33. Lead Menuding Langsung
• Dengan lead model ini, reporter berkomunikasi
langsung dengan pembaca. Ciri-ciri lead ini
adalah ditemukannya kata “anda”, dengan
maksud pembaca menjadi bagian dari cerita.
Contoh:
Bila anda punya nama “kodian”, harap hati-hati.
Salah-salah anda kena cekal tidak boleh ke luar negeri
Bila harus memilih antara diet koleterol dan
penyakit jantung, tentu anda memilih yang pertama
34. Lead Penggoda
• Lead ini adalah cara untuk mengelabui pembaca dengan cara
bergurau.
• Biasanya pendek dan umumnya memakai teka-teki
Contoh:
Pendatang baru itu tampak misterius dan agak
menakutkan. Namanya memang bagus, Chlamydia
pneumoniae, tapi wataknya merepotkan para peneliti.
. Pembaca yang tak tahu apa atau siapa nama itu, tentunya bisa
punya asosiasi beragam atas nama itu. Barulah pada kalimat
berikutnya dijelaskan yang sebenarnya
Itulah kuman penyebab penyakit radang paru-paru, yang
tidak tergolong jenis bakteri, tapi juga bukan virus. Para ahli
mengatakan, kuman itu membawa sebagian sifat bakteri dan
sebagian lagi sifat virus.
35. ENDING
• Berbeda dengan berita lempang, ending
dalam karangan khas memegang peranan
penting karena di akhir tulisannya, penulis
bisa memberi penekanan kembali misi
dari tulisannya.
• Pada bagian ending, penulis feature yang
bagus akan meninggalkan kesan yang
membekas kepada pembacanya.
36. Ending
Ringkasan. Feature bisa diakhiri dengan memberikan kesimpulan dari -------
.
seluruh cerita
Contoh:
Misal feature tentang Musik dan kaum remaja bisa diakhiri dengan:
Para peneliti menemukan remaja-remaja itu kelihatan bahagia,
rileks dan bergairah saat menikmati musik, karena musik bagi mereka
adalah suatui pengalaman sensasional yang mampu menggugah emosi
dan kognitif. Apalagi kalau lirik lagu itu dapat mewakili isi hati mereka.
37. Ending
• Kilas balik. Pada akhir tulisan, penulis mengulang kembali
tekanan atau nuansa yang sudah disampaikan lead
Contoh:
Lead:
Bila harus memilih antara diet koleterol dan penyakit jantung, tentu
anda memilih yang pertama.
Ending:
Diet kolesterol memang berarti banyak menahan diri,
tapi anda tentu akan rela menyingkirkan sebagian makanan
lezat dari piring anda jika makanan itu akan menjadimomok
bagi jantung anda.
38. Ending
• Terbuka. Pada ending, penulis juga bisa mengutarakan
perspektif baru dari tema yang ditulis dengan kalimat
pertanyaan atau kata-kata yang mengandung harapan,
saran, atau tantangan.
Contoh ending tulisan tentang anak-anak dari kalangan tak
mampu:
Kalau saja semua pihak mau menganggap
anak-anak miskin itu adalah juga anak sendiri,
maka paling tidak, “masa emas” pertumbuhan
anak semasa balita tidak akan hilang begitu
saja.
39. Ending
• Kutipan. Tulisan feature juga bisa diakhiri
dengan kutipan seseorang, seperti tokoh sentral
dalam tulisan atau ucapan pakar, puisi, lirik lagu,
dsb.
Contoh:
Gubernur DKI yang saat Pilkada
menjadikan isu banjir sebagai komoditi
menggaet simpati, kini angkat tangan. Lalu
kepada siapa lagi masalah banjir kita
tanyakan.
Mungkin Ebiet benar: “Mari kita bertanya
pada rumput yang bergoyang.”