SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat zaman yang lebih maju sekarang kebutuhan energi listrik dalam
masyarakat terus berkembang. Oleh karena itu penyediaan tenaga listrik terus
berkembang pesat seiring meningkatnya kebutuhan akan energi listrik tersebut.
Cara dalam meningkatkan penyediaan energi listrik adalah membuat
menginterkoneksi unit-unit pembangkit yang ada, agar penyediaan energi listrik
menjadi tercukupi dan lebih handal.
Keseimbangan antara daya yang dibangkitkan dan beban dalam sistem
interkoneksi adalah suatu keadaan yang harus dijaga. Pada keadaan ini,
Sistem akan beroperasi stabil dengan frekuensi kerja normal yaitu sebesar 50
Hz (frekuensi standar PLN). Jika sistem mengalami perubahan beban, maka
akan mengakibatkan terjadinya penurunan atau kenaikan frekuensi pada sistem
tersebut.
Frekuensi yang turun pada suatu sistem dapat disebabkan karena adanya
unit pembangkit yang sedang beroperasi mengalami peningkatan beban
sehingga unit pembangkit yang cadangan tidak mampu memikul beban pada
sistem tersebut, serta akibat adanya perusahaan besar atau pabrik yang bisa
masuk dan melepas beban sangat tinggi sekali yaitu +400MW, dan berbagai
macam lagi masalah yang ada sehingga terjadinya perubahan frekuensi. Pada
keadaan ini governor akan bekerja dan berusaha untuk mengebalikan sistem
pada keadaan frekuensi normal, yaitu 50 Hz. Selama daya cadangan berputar
2
masih tersedia, frekuensi yang mengalami penurunan tersebut masih bisa
dikembalikan pada harga frekuensi normal.
1.2 Permasalahan Penilitian
1.2.1 Identifikasi Masalah
Dalam sistem ketenagaan listrik yang telah terinterkoneksi,
kebutuhan kosumsi listrik pada masyarakat semakin lama akan
terus meningkat. Energi yang digunakan oleh masyarakat atau
konsumen pada umumnya naik turun tergantung terhadap waktu.
Dalam kondisi ini bagaimana Load Frequency Control dan
kecepatan generator tidak turun dan dapat memenuhi kebutuhan
beban tersebut sehingga frekuensi pada sistem tetap normal.
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah
Pada penulisan ini masalah dibatasi pada pembahasan mengenai
Load Frequency Control (LFC) serta proses pengaturan frekuensi
dan perubahan beban pada sistem pembangkit di PLTP PT.
Pertamina Geothermal Energy Ulubelu.
1.2.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup masalah diatas, maka
permasalahan yang akan dibahas di skripsi ini adalah :
3
1. Bagaimana terjadinya pengaturan frekuensi dan kontrol (LFC)
pada sistem pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
PT. Pertamina Geothermal Energy Ulubelu ?
2. Pengaruh apa saja yang terjadi bila frekuensi normal 50 Hz
mengalami penurunan atau kenaikan ?
3. Bagaimana prinsip kerja PLTP saat mengatasi terjadinya
perubahan beban ?
.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.3.A Tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Untuk meningkatkan pemahaman tentang pengaturan kontrol
frekuensi pada suatu sistem yang telah terinterkoneksi.
2. Untuk melihat pengaruh dari aktivitas perubahan frekuensi.
3. Untuk mempelajari kehandalan suatu sistem pembangkit dalam
mengatasi masalah kenaikan beban.
1.3.B Manfaat dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Untuk memperoleh pengalaman dalam mencari data dan
penyelesaian permasalahan di bidang kelistrikan.
2. Hasil penulisan skripsi ini dapat di gunakan sebagai refrensi
pengembangan teknik di dunia pendidikan.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Pada suatu sistem tenaga listrik, energi listrik yang dibangkitkan dari pusat
pembangkit listrik ditransmisikan ke pusat-pusat pengatur beban dan kemudian
disalurkan kepada pelangan atau konsumen. Pengaturan beban tersebut
berupa suatu sistem yang sudah ada (LFC), sistem ini yang bisa memantau
adanya perubahan beban seketika. Pada load frekuensi kontrol ini meliputi
pengaturan frekuensi pada pembangkit tenaga listrik, adapun frekuensi normal
standar PLN adalah 50 Hz.
Penelitian yang mengangkat topik “Dasar-dasar Load Frequency Control
(LFC)” oleh Amril Muntaha (2008). Ia berpendapat jika terjadi kenaikan beban
maka di sitem akan terlihat bahwa frekuensi nya menurun. Hal ini karena
adanya perubahan beban yang terjadi, sehingga frekuensi dari normal
menurun. Salah satu jalan keluarnya adalah dengan mengontrol frekuensi
beban (LFC) melalui sistem dan melakukan pengecekkan pada unit pembangkit
itu sendiri
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Load Frequency Control
Untuk pengaturan sitem tenaga listrik khususnya jaringan listrik
yang mempunyai pembangkit interkoneksi sebaiknya dipasang peralatan
Load Frequency Control (LFC) di unit-unit pembangkit yang mempunyai
5
kapasitas minimal 100 MW. LFC juga dipasang pada unit dengan sistem
blok yang artinya satu komando LFC untuk mengatur beberapa unit
pembangkit.
Di indonesia LFC sudah mulai dirancang sejak adanya proyek
West Java Load Dispatching Center yang biasa disebut LDC yang telah
dilaksanakan pada tahun 1980. Pada saat Scada proyek LDC berjalan,
JCC Gandul baru mulai pembangunan gedung. Sehingga pada saat itu
sudah ada 2 control center yang berfungsi, yaitu: Unti Pengatur Beban
Cawang dan Unit Pengatur Beban Cigereleng.
Setelah Java Control Center (JCC) beroperasi, kemudian pada
akhir desember 1987 baru ada sistem LFC yang beroperasi yaitu LFC
Hydro Power Plant PLTA (Saguling) yang terdiri dari 4 unit pembangkit
berkapasitas masing-masing 180 MW. Pada saat itu hanya PLTA
Saguling yang sangat dibutuhkan untuk menunjang keaandalan sistem
tenaga listrik Jawa-Bali, karena ditinjau dari segi bahan bakar adalah
yang termurah disamping itu telah dipasang peralatan LFC yang dapat
mengatur frekuensi secara otomatis melalui peralatan SCADA.
LFC hanya dapat beroperasi pada saat jaringan sistem tenaga
listrik dalam kondisi normal. Pada saat sistem tenaga listrik mengalami
gangguan atau lepas interkoneksi (Separated Network) di salah satu
Gardu Induk atau Pembangkit maka LFC secara otomatis akan OFF.
Untuk mengetahui terjadinya Separated Network, di master komputer
terdapat suatu program Network Topologi yang berfungsi untuk
memonitor Jaringan tenaga listrik.
6
Jaringan Sistem Tenaga Listrik akan lebih baik mutu frekuensinya
apabila lebih banyak unit pembangkit yang ikut berpartisipasi
menggunakan LFC. Disamping itu pembangkit akan bekerja lebih stabil
atau bekerja lebih ringan apabila banyak Unit yang beroperasi LFC.
Antara unit satu dengan unit yang lain saling berpacu untuk memperbaiki
mutu frekuensi biasanya PLTA adalah Unit paling cepat dalam menerima
respon dari Master Station dan unit-unit yang bekerjalebih lambat bisa
mebantu untuk perbaikan frekuensi.
2.2.2 Pembagian Fungsi LFC
- Fungsi pengaturan frekuensi sistem
- Fungsi pengaturan beban (Power)
- Fungsi pengaturan Power dan Frekuensi
a. Fungsi pengaturan frekuensi sistem
Dalam fungsi ini LFC akan bekerja mengatur frekuensi
sistem tenaga listrik dengan menaikan atau menurunkan
beban pembangkit dengan berdasarkan perbedaan frekuensi
antara frekuensi sistem dengan frekuensi standard yang
ditetapkan oleh operator di master station. Bila frekuensi
sistem lebih rendah dari frekuensi standard, maka LFC
bekerja memberi perintah untuk menaikan output beban
pembangkit. Sebaliknya bila frekuensi sistem lebih tinggi dari
frekuensi standard, maka LFC bekerja menurunkan beban
7
output pembangkit.
b. Fungsi pengaturan beban (Power)
Fungsi ini LFC akan mengatur pembebanan dengan
Menaikan atau menurunkan beban pembangkit berdasarkan
perbedaan antara total pengukuran power pembangkit
dengan perubahan jadwal beban konsumen.
c. Fungsi pengaturan power dan frekuensi
Fungsi ini merupakan fungsi gabungan antara fungsi
pengaturan beban dan fungsi pengaturan frekuensi untuk itu
LFC bekerja menaikkan atau menurunkan beban pembangkit
berdasarkan beban dan frekuensi saat itu.
Diantara ketiga fungsi tersebut diatas yang dipergunakan
di sistem tenaga listrik Jawa-Bali adalah fungsi pengaturan
frekuensi. Apabila program LFC di Master Station tidak
diaktifkan, maka tidak ada pula perintah yang dikirim ke unit
pembangkit, karena perintah harus terpusat dari satu master
dan disebar keseluruhan unit pembangkit yang menggunakan
fasilitas LFC.
2.2.3 Prinsip Kerja LFC
LFC bekerja full automatic yang diatur oleh komputer di master
station kemudian setelah sampai di unit pembangkit diatur oleh sebuah
peralatan yang disebut Load Coordinator yang langsung berhubungan
8
dengan peralatan kontrol unit pembangkit. Antara komputer di master
station dan Load Coordinator saling mengontrol bila terjadi alarm di salah
satu sisi maka menyebabkan LFC off dan bila ini terjadi, maka unit
pembangkit menerima data terakhir yang dikirim dari master/RTU.
Prinsip Kerjanya sangat simpel, yaitu ketika LFC beroperasi maka beban
unit pembangkit akan berubah sebagai berikut :
Output unit pembangkit
P = Po + N.Pr
Dimana :
P = Output unit pembangkit
Po = Power yang diset oleh operator unit (sesuai dengan permintaan
operator)
N = level dari master station yang mempunyai nilai -1 s/d +1
Pr = 50% dari bandwide yang diset operator unit (sesuai permintaan
master)
Bila terjadi gangguan LFC (LFC off) maka tidak ada pengaturan
yang otomatis dari master station dan pengaturan diambil alih oleh
operator unit pembangkit secara manual. Pada kondisi LFC normal untuk
pembebanan unit.
9
Apabila terjadi ketidaksamaan antar permitaan dari master dengan
pengesetan diunit pembangkit (P’o ≠ Po atau P’r ≠ Pr) maka
kemungkinan LFC akan blok.
Contoh:
Kita ambil contoh misal unit pembangkit mempunyai kapasitas Max 150
MW.
Ditemukan : Po = 100 MW
Pr = 25 MW
N perhitungan dari komputer menghasilkan +1 maka berdasar
rumus diatas.
MW
P Max
Po + Pr
Po
Po - Pr
P Min
Unit Pembangkit
Bandwide
Perubahan
BebanUnit
10
P = Po + Pr.N
= 100 + 25.1
= 125 MW
Jadi generator unit pada kondisi seperti ini harus membangkitkan 125
MW dan Besarnya unit untuk membangkitkan tergantung besarnya level
N yang dikirim oleh komputer master. Dengan demikian untuk contoh ini
unit pembangkitkan Bisa membangkitkan beban antara 75 s/d 125 MW.
2.2.4 Governor
Governor adalah sebuah peralatan mekanis yang berfungsi untuk
mengatur putaran dari sebuah mesin (turbin, mesin diesel), yaitu dengan
cara mengatur jumlah masuknya aliran fluida, baik itu gas, uap, maupun
cair ke turbin ataupun ruang bakar. Pada dasarnya cara kerja sebuah
governor itu sederhana, hanya mengandalkan kecepatan putaran mesin
itu sendiri. Sebuah governor terhubung dengan poros yang
berputar.Sepasang bandul dihubungkan pada poros, bandul tersebut
berputar seiring dengan adanya perputaran poros. Gaya sentrifugal yang
terjadi akibat adanya putaran menyebabkan bandul terlempar. Bandul
tersebut dihubungkan ke collar yang terdapat pada poros, collar akan
naik sesuai dengan pergerakan keluar dari gaya berat pada bandul dan
jika bandul bergerak turun maka collar akan bergerak turun. Pergerakan
collar ini digunakan untuk mengoperasikan atau mengatur tuas bahan
bakar (pada mesin diesel) atau aliran fluida (pada turbin gas atau uap).
11
2.2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Pada umumnya pembangkit listrik panas bumi berdasarkan jenis
fluida kerja panas bumi yang diperoleh dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Vapor dominated system (sistem dominasi uap)
2. Flushed steam system
3. Binary cycle system (sistem siklus biner)
Proses pembangkitan listrik dimulai dari uap yang diambil dari panas
bumi digunakan untuk memutar turbin. Jika uap tersebut bersuhu diatas
370oC maka PLTP menggunakan vapor dominated system dimana uap
dari panas bumi langsung digunakan utuk memutar turbin. Jika bersuhu
sekitar 1700C-3700C maka menggunakan flushed steam system dimana
uap masih mengandung cairan dan harus dipisahkan dengan flush
separator sebelum memutar turbin. Dalam binary cycle system uap
panas bumi digunakan untuk memanaskan gas dalam heat exchanger
kemudian gas ini yang akan memutar turbin.
Gambar : 2.1 Proses kerja PLTP
12
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan pemaparan landasan teori yang diperoleh dari eksplorasi
teori yang dijadikan rujukan konsepsional variabel penelitian, maka dapat
disusun kerangka penelitian sebagai berikut :
Gambar : 2.2 Diagram kerangka pemikiran
Aktivitas Control pada sistem Pembangkit PLTP
PT. Pertamina Geothermal Energy
Analisa
Pengambilan data di PLTP PT. Pertamina Geothermal Energy
Proses kenaikan atau penurunan beban
pada sistem pembangkit
13
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Analisa Kebutuhan
Untuk penelitian kali ini peneliti menggunakan metode deskriptif untuk
memenuhi analisa dari penellitian. Karena peneliti memusatkan perhatian pada
permasalahan yang ada pada saat penelitian dan metode ini juga banyak
digunakan pada fakultas teknik. Untuk penelitian kali ini peneliti ingin
mengetahui Load frequency control pada PLTP PT. Pertamina Geothermal
Energy Ulubelu.
3.2 Metode perencanaan
Dapat dibuat dengan flowchart penelitian, gambar 3.1 menunjukkan
proses perencanaan menganalisa.
Gambar 3.1 Flowchart penelitian
Studi literatur
Ikut Tim Ahli turun ke
lapangan
Melakukan Analisa data
Membuat Kesimpulan
Melakukan pengamatan
data LFC
Mulai
Selesai
14
3.3 Metode Analisa :
1. Studi Literatur
Metode yang dilakukan dengan mencari literatur buku acuan dari
perpustakaan atau sumber buku yang dapat dijadikan buku panduan
yang relevan sebagai referensi dalam penulisan tugas ini.
2. Metode Observasi lapangan
Metode yang dilakukan dengan melihat data dari sistem LFC di
pembangkit. Bertanya mengenai perubahan beban dan cara
mengaturnya kepada tim ahli.
3. Metode Analisa
Metode yang dilakukan dengan cara menghitung dan menganalisa data
yang telah didapat agar keakuratan dan ketelitian data dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Metode Diskusi
Metode yang dilakukan dengan cara berdiskusi dengan pembimbing
tugas skripsi ataupun dengan petugas lapangan yang berkompeten di
bidangnya.
15
3.4 Jadwal Penelitian
Berikut adalah jadwal pelaksannan skripsi dengan judul “Load Frequency
Control pada PT. Pertamina Geothermal Energy Ulubelu”
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1
Bimbingan
Judul
2
Penulisan
Proposal
Skripsi
3
Revisi
Proposal
Skripsi
4
Penulisan
BAB II
5
Revisi
BAB II
6
Penulisan
BAB III
7
Revisi
BAB III
8
Penulisan
BAB IV
9
Revisi
BAB IV
10
Penulisan
BAB V
11
Revisi
BAB V
16
DAFTAR PUSTAKA
Muntaha, Amril. (2008). Dasar-dasar Load Frequency Control. Jakarta.
Effendy, Nazrul. Sadono, Sri. Sihana. (2013). Identifikasi Sistem Governor
Control Valve Dalam Menjaga Kestabilan Putaran Turbin Uap PLTP Wayang
Windu Unit 1. Yogyakarta.
Marsudi, Djiteng. (2005). Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta. Erlangga.

More Related Content

What's hot

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PERAKITAN POWER SUPPLY DENGAN SOFTWARE PROTEL
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PERAKITAN POWER SUPPLY DENGAN SOFTWARE PROTELLAPORAN HASIL PRAKTIKUM PERAKITAN POWER SUPPLY DENGAN SOFTWARE PROTEL
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PERAKITAN POWER SUPPLY DENGAN SOFTWARE PROTELDudi Fathurohman
 
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy GintingRegulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy GintingMuhammad Kennedy Ginting
 
Converter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_RezonConverter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_Rezonrezon arif
 
Inverted R-2R Ladder Digital to Analog Converter.pptx
Inverted R-2R Ladder Digital to Analog Converter.pptxInverted R-2R Ladder Digital to Analog Converter.pptx
Inverted R-2R Ladder Digital to Analog Converter.pptxhepzijustin
 
Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksiRidwan Satria
 
11 praktikum operasi sinyal
11 praktikum operasi sinyal11 praktikum operasi sinyal
11 praktikum operasi sinyalSimon Patabang
 
Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)PT. Hexamitra Daya Prima
 
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)Redo Pariansah
 
10 pengolahan sinyal diskrit
10 pengolahan sinyal diskrit10 pengolahan sinyal diskrit
10 pengolahan sinyal diskritSimon Patabang
 
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 12 - modulasi digital
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 12 - modulasi digitalTelekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 12 - modulasi digital
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 12 - modulasi digitalBeny Nugraha
 
Automatic voltage regulator
Automatic voltage regulatorAutomatic voltage regulator
Automatic voltage regulatorJaja Kustija
 

What's hot (20)

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PERAKITAN POWER SUPPLY DENGAN SOFTWARE PROTEL
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PERAKITAN POWER SUPPLY DENGAN SOFTWARE PROTELLAPORAN HASIL PRAKTIKUM PERAKITAN POWER SUPPLY DENGAN SOFTWARE PROTEL
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PERAKITAN POWER SUPPLY DENGAN SOFTWARE PROTEL
 
Motor dc.
Motor dc.Motor dc.
Motor dc.
 
OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIKOPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Proteksi Tenaga Listrik
Proteksi Tenaga Listrik Proteksi Tenaga Listrik
Proteksi Tenaga Listrik
 
Interface paralel
Interface paralelInterface paralel
Interface paralel
 
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
 
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy GintingRegulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
 
Converter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_RezonConverter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_Rezon
 
Inverted R-2R Ladder Digital to Analog Converter.pptx
Inverted R-2R Ladder Digital to Analog Converter.pptxInverted R-2R Ladder Digital to Analog Converter.pptx
Inverted R-2R Ladder Digital to Analog Converter.pptx
 
Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksi
 
11 praktikum operasi sinyal
11 praktikum operasi sinyal11 praktikum operasi sinyal
11 praktikum operasi sinyal
 
Operasi Sistem Tenaga Listrik
Operasi Sistem Tenaga ListrikOperasi Sistem Tenaga Listrik
Operasi Sistem Tenaga Listrik
 
Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
 
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)
 
3 Kapasitor Bank
3 Kapasitor Bank3 Kapasitor Bank
3 Kapasitor Bank
 
Gardu induk
Gardu indukGardu induk
Gardu induk
 
Materi Aktuator
Materi AktuatorMateri Aktuator
Materi Aktuator
 
10 pengolahan sinyal diskrit
10 pengolahan sinyal diskrit10 pengolahan sinyal diskrit
10 pengolahan sinyal diskrit
 
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 12 - modulasi digital
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 12 - modulasi digitalTelekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 12 - modulasi digital
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 12 - modulasi digital
 
Automatic voltage regulator
Automatic voltage regulatorAutomatic voltage regulator
Automatic voltage regulator
 

Similar to OPTIMASI FREKUENSI DENGAN LFC

Operasi sistem tenaga
Operasi sistem tenagaOperasi sistem tenaga
Operasi sistem tenagaJulius Ji
 
Doni_Wahyudi_1305874033.pptx
Doni_Wahyudi_1305874033.pptxDoni_Wahyudi_1305874033.pptx
Doni_Wahyudi_1305874033.pptxDoni Wahyudi
 
Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...
Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...
Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...Abdul Lathifudin Ghafur
 
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...suparman unkhair
 
Tugas PSTL Kelompok Keandalan 14 Sept 2021 (2).pptx
Tugas PSTL Kelompok Keandalan 14 Sept 2021 (2).pptxTugas PSTL Kelompok Keandalan 14 Sept 2021 (2).pptx
Tugas PSTL Kelompok Keandalan 14 Sept 2021 (2).pptxSusantiSyahril
 
TUGAS RINGKASAN MATERI EMBEDED
TUGAS RINGKASAN MATERI EMBEDEDTUGAS RINGKASAN MATERI EMBEDED
TUGAS RINGKASAN MATERI EMBEDEDfadlanm
 
Its article-8964-mauridhi hery purnomo-peramalan beban jangka pendek secara r...
Its article-8964-mauridhi hery purnomo-peramalan beban jangka pendek secara r...Its article-8964-mauridhi hery purnomo-peramalan beban jangka pendek secara r...
Its article-8964-mauridhi hery purnomo-peramalan beban jangka pendek secara r...Anggreni Muchali
 
Teknik tenaga listrik 2
Teknik tenaga listrik 2Teknik tenaga listrik 2
Teknik tenaga listrik 2haafizah
 
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrik
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrikPert. 1 keandalan sistem tenaga listrik
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrikNovia Putri
 

Similar to OPTIMASI FREKUENSI DENGAN LFC (20)

Operasi sistem tenaga
Operasi sistem tenagaOperasi sistem tenaga
Operasi sistem tenaga
 
OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIKOPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Doni_Wahyudi_1305874033.pptx
Doni_Wahyudi_1305874033.pptxDoni_Wahyudi_1305874033.pptx
Doni_Wahyudi_1305874033.pptx
 
Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...
Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...
Ringkasan artikel - fpga berbasis pelacakan penambahan konduktansi titik daya...
 
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...
 
STABILITAS DAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
STABILITAS  DAN  OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIKSTABILITAS  DAN  OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
STABILITAS DAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Its undergraduate-22973-2210105029-chapter1
Its undergraduate-22973-2210105029-chapter1Its undergraduate-22973-2210105029-chapter1
Its undergraduate-22973-2210105029-chapter1
 
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK
SISTEM  OPERASI  TENAGA  LISTRIKSISTEM  OPERASI  TENAGA  LISTRIK
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK
 
Tugas PSTL Kelompok Keandalan 14 Sept 2021 (2).pptx
Tugas PSTL Kelompok Keandalan 14 Sept 2021 (2).pptxTugas PSTL Kelompok Keandalan 14 Sept 2021 (2).pptx
Tugas PSTL Kelompok Keandalan 14 Sept 2021 (2).pptx
 
TUGAS RINGKASAN MATERI EMBEDED
TUGAS RINGKASAN MATERI EMBEDEDTUGAS RINGKASAN MATERI EMBEDED
TUGAS RINGKASAN MATERI EMBEDED
 
Its article-8964-mauridhi hery purnomo-peramalan beban jangka pendek secara r...
Its article-8964-mauridhi hery purnomo-peramalan beban jangka pendek secara r...Its article-8964-mauridhi hery purnomo-peramalan beban jangka pendek secara r...
Its article-8964-mauridhi hery purnomo-peramalan beban jangka pendek secara r...
 
Operasi sistem tenaga listrik
Operasi sistem tenaga listrikOperasi sistem tenaga listrik
Operasi sistem tenaga listrik
 
mmmm
mmmmmmmm
mmmm
 
Stochastik opf
Stochastik opfStochastik opf
Stochastik opf
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Operasi Sistem Tenaga
Operasi Sistem TenagaOperasi Sistem Tenaga
Operasi Sistem Tenaga
 
Teknik tenaga listrik 2
Teknik tenaga listrik 2Teknik tenaga listrik 2
Teknik tenaga listrik 2
 
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrik
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrikPert. 1 keandalan sistem tenaga listrik
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrik
 
NASPUB
NASPUBNASPUB
NASPUB
 

Recently uploaded

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 

Recently uploaded (6)

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 

OPTIMASI FREKUENSI DENGAN LFC

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat zaman yang lebih maju sekarang kebutuhan energi listrik dalam masyarakat terus berkembang. Oleh karena itu penyediaan tenaga listrik terus berkembang pesat seiring meningkatnya kebutuhan akan energi listrik tersebut. Cara dalam meningkatkan penyediaan energi listrik adalah membuat menginterkoneksi unit-unit pembangkit yang ada, agar penyediaan energi listrik menjadi tercukupi dan lebih handal. Keseimbangan antara daya yang dibangkitkan dan beban dalam sistem interkoneksi adalah suatu keadaan yang harus dijaga. Pada keadaan ini, Sistem akan beroperasi stabil dengan frekuensi kerja normal yaitu sebesar 50 Hz (frekuensi standar PLN). Jika sistem mengalami perubahan beban, maka akan mengakibatkan terjadinya penurunan atau kenaikan frekuensi pada sistem tersebut. Frekuensi yang turun pada suatu sistem dapat disebabkan karena adanya unit pembangkit yang sedang beroperasi mengalami peningkatan beban sehingga unit pembangkit yang cadangan tidak mampu memikul beban pada sistem tersebut, serta akibat adanya perusahaan besar atau pabrik yang bisa masuk dan melepas beban sangat tinggi sekali yaitu +400MW, dan berbagai macam lagi masalah yang ada sehingga terjadinya perubahan frekuensi. Pada keadaan ini governor akan bekerja dan berusaha untuk mengebalikan sistem pada keadaan frekuensi normal, yaitu 50 Hz. Selama daya cadangan berputar
  • 2. 2 masih tersedia, frekuensi yang mengalami penurunan tersebut masih bisa dikembalikan pada harga frekuensi normal. 1.2 Permasalahan Penilitian 1.2.1 Identifikasi Masalah Dalam sistem ketenagaan listrik yang telah terinterkoneksi, kebutuhan kosumsi listrik pada masyarakat semakin lama akan terus meningkat. Energi yang digunakan oleh masyarakat atau konsumen pada umumnya naik turun tergantung terhadap waktu. Dalam kondisi ini bagaimana Load Frequency Control dan kecepatan generator tidak turun dan dapat memenuhi kebutuhan beban tersebut sehingga frekuensi pada sistem tetap normal. 1.2.2 Ruang Lingkup Masalah Pada penulisan ini masalah dibatasi pada pembahasan mengenai Load Frequency Control (LFC) serta proses pengaturan frekuensi dan perubahan beban pada sistem pembangkit di PLTP PT. Pertamina Geothermal Energy Ulubelu. 1.2.3 Rumusan Masalah Berdasarkan ruang lingkup masalah diatas, maka permasalahan yang akan dibahas di skripsi ini adalah :
  • 3. 3 1. Bagaimana terjadinya pengaturan frekuensi dan kontrol (LFC) pada sistem pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PT. Pertamina Geothermal Energy Ulubelu ? 2. Pengaruh apa saja yang terjadi bila frekuensi normal 50 Hz mengalami penurunan atau kenaikan ? 3. Bagaimana prinsip kerja PLTP saat mengatasi terjadinya perubahan beban ? . 1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan 1.3.A Tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Untuk meningkatkan pemahaman tentang pengaturan kontrol frekuensi pada suatu sistem yang telah terinterkoneksi. 2. Untuk melihat pengaruh dari aktivitas perubahan frekuensi. 3. Untuk mempelajari kehandalan suatu sistem pembangkit dalam mengatasi masalah kenaikan beban. 1.3.B Manfaat dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Untuk memperoleh pengalaman dalam mencari data dan penyelesaian permasalahan di bidang kelistrikan. 2. Hasil penulisan skripsi ini dapat di gunakan sebagai refrensi pengembangan teknik di dunia pendidikan.
  • 4. 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pada suatu sistem tenaga listrik, energi listrik yang dibangkitkan dari pusat pembangkit listrik ditransmisikan ke pusat-pusat pengatur beban dan kemudian disalurkan kepada pelangan atau konsumen. Pengaturan beban tersebut berupa suatu sistem yang sudah ada (LFC), sistem ini yang bisa memantau adanya perubahan beban seketika. Pada load frekuensi kontrol ini meliputi pengaturan frekuensi pada pembangkit tenaga listrik, adapun frekuensi normal standar PLN adalah 50 Hz. Penelitian yang mengangkat topik “Dasar-dasar Load Frequency Control (LFC)” oleh Amril Muntaha (2008). Ia berpendapat jika terjadi kenaikan beban maka di sitem akan terlihat bahwa frekuensi nya menurun. Hal ini karena adanya perubahan beban yang terjadi, sehingga frekuensi dari normal menurun. Salah satu jalan keluarnya adalah dengan mengontrol frekuensi beban (LFC) melalui sistem dan melakukan pengecekkan pada unit pembangkit itu sendiri 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Load Frequency Control Untuk pengaturan sitem tenaga listrik khususnya jaringan listrik yang mempunyai pembangkit interkoneksi sebaiknya dipasang peralatan Load Frequency Control (LFC) di unit-unit pembangkit yang mempunyai
  • 5. 5 kapasitas minimal 100 MW. LFC juga dipasang pada unit dengan sistem blok yang artinya satu komando LFC untuk mengatur beberapa unit pembangkit. Di indonesia LFC sudah mulai dirancang sejak adanya proyek West Java Load Dispatching Center yang biasa disebut LDC yang telah dilaksanakan pada tahun 1980. Pada saat Scada proyek LDC berjalan, JCC Gandul baru mulai pembangunan gedung. Sehingga pada saat itu sudah ada 2 control center yang berfungsi, yaitu: Unti Pengatur Beban Cawang dan Unit Pengatur Beban Cigereleng. Setelah Java Control Center (JCC) beroperasi, kemudian pada akhir desember 1987 baru ada sistem LFC yang beroperasi yaitu LFC Hydro Power Plant PLTA (Saguling) yang terdiri dari 4 unit pembangkit berkapasitas masing-masing 180 MW. Pada saat itu hanya PLTA Saguling yang sangat dibutuhkan untuk menunjang keaandalan sistem tenaga listrik Jawa-Bali, karena ditinjau dari segi bahan bakar adalah yang termurah disamping itu telah dipasang peralatan LFC yang dapat mengatur frekuensi secara otomatis melalui peralatan SCADA. LFC hanya dapat beroperasi pada saat jaringan sistem tenaga listrik dalam kondisi normal. Pada saat sistem tenaga listrik mengalami gangguan atau lepas interkoneksi (Separated Network) di salah satu Gardu Induk atau Pembangkit maka LFC secara otomatis akan OFF. Untuk mengetahui terjadinya Separated Network, di master komputer terdapat suatu program Network Topologi yang berfungsi untuk memonitor Jaringan tenaga listrik.
  • 6. 6 Jaringan Sistem Tenaga Listrik akan lebih baik mutu frekuensinya apabila lebih banyak unit pembangkit yang ikut berpartisipasi menggunakan LFC. Disamping itu pembangkit akan bekerja lebih stabil atau bekerja lebih ringan apabila banyak Unit yang beroperasi LFC. Antara unit satu dengan unit yang lain saling berpacu untuk memperbaiki mutu frekuensi biasanya PLTA adalah Unit paling cepat dalam menerima respon dari Master Station dan unit-unit yang bekerjalebih lambat bisa mebantu untuk perbaikan frekuensi. 2.2.2 Pembagian Fungsi LFC - Fungsi pengaturan frekuensi sistem - Fungsi pengaturan beban (Power) - Fungsi pengaturan Power dan Frekuensi a. Fungsi pengaturan frekuensi sistem Dalam fungsi ini LFC akan bekerja mengatur frekuensi sistem tenaga listrik dengan menaikan atau menurunkan beban pembangkit dengan berdasarkan perbedaan frekuensi antara frekuensi sistem dengan frekuensi standard yang ditetapkan oleh operator di master station. Bila frekuensi sistem lebih rendah dari frekuensi standard, maka LFC bekerja memberi perintah untuk menaikan output beban pembangkit. Sebaliknya bila frekuensi sistem lebih tinggi dari frekuensi standard, maka LFC bekerja menurunkan beban
  • 7. 7 output pembangkit. b. Fungsi pengaturan beban (Power) Fungsi ini LFC akan mengatur pembebanan dengan Menaikan atau menurunkan beban pembangkit berdasarkan perbedaan antara total pengukuran power pembangkit dengan perubahan jadwal beban konsumen. c. Fungsi pengaturan power dan frekuensi Fungsi ini merupakan fungsi gabungan antara fungsi pengaturan beban dan fungsi pengaturan frekuensi untuk itu LFC bekerja menaikkan atau menurunkan beban pembangkit berdasarkan beban dan frekuensi saat itu. Diantara ketiga fungsi tersebut diatas yang dipergunakan di sistem tenaga listrik Jawa-Bali adalah fungsi pengaturan frekuensi. Apabila program LFC di Master Station tidak diaktifkan, maka tidak ada pula perintah yang dikirim ke unit pembangkit, karena perintah harus terpusat dari satu master dan disebar keseluruhan unit pembangkit yang menggunakan fasilitas LFC. 2.2.3 Prinsip Kerja LFC LFC bekerja full automatic yang diatur oleh komputer di master station kemudian setelah sampai di unit pembangkit diatur oleh sebuah peralatan yang disebut Load Coordinator yang langsung berhubungan
  • 8. 8 dengan peralatan kontrol unit pembangkit. Antara komputer di master station dan Load Coordinator saling mengontrol bila terjadi alarm di salah satu sisi maka menyebabkan LFC off dan bila ini terjadi, maka unit pembangkit menerima data terakhir yang dikirim dari master/RTU. Prinsip Kerjanya sangat simpel, yaitu ketika LFC beroperasi maka beban unit pembangkit akan berubah sebagai berikut : Output unit pembangkit P = Po + N.Pr Dimana : P = Output unit pembangkit Po = Power yang diset oleh operator unit (sesuai dengan permintaan operator) N = level dari master station yang mempunyai nilai -1 s/d +1 Pr = 50% dari bandwide yang diset operator unit (sesuai permintaan master) Bila terjadi gangguan LFC (LFC off) maka tidak ada pengaturan yang otomatis dari master station dan pengaturan diambil alih oleh operator unit pembangkit secara manual. Pada kondisi LFC normal untuk pembebanan unit.
  • 9. 9 Apabila terjadi ketidaksamaan antar permitaan dari master dengan pengesetan diunit pembangkit (P’o ≠ Po atau P’r ≠ Pr) maka kemungkinan LFC akan blok. Contoh: Kita ambil contoh misal unit pembangkit mempunyai kapasitas Max 150 MW. Ditemukan : Po = 100 MW Pr = 25 MW N perhitungan dari komputer menghasilkan +1 maka berdasar rumus diatas. MW P Max Po + Pr Po Po - Pr P Min Unit Pembangkit Bandwide Perubahan BebanUnit
  • 10. 10 P = Po + Pr.N = 100 + 25.1 = 125 MW Jadi generator unit pada kondisi seperti ini harus membangkitkan 125 MW dan Besarnya unit untuk membangkitkan tergantung besarnya level N yang dikirim oleh komputer master. Dengan demikian untuk contoh ini unit pembangkitkan Bisa membangkitkan beban antara 75 s/d 125 MW. 2.2.4 Governor Governor adalah sebuah peralatan mekanis yang berfungsi untuk mengatur putaran dari sebuah mesin (turbin, mesin diesel), yaitu dengan cara mengatur jumlah masuknya aliran fluida, baik itu gas, uap, maupun cair ke turbin ataupun ruang bakar. Pada dasarnya cara kerja sebuah governor itu sederhana, hanya mengandalkan kecepatan putaran mesin itu sendiri. Sebuah governor terhubung dengan poros yang berputar.Sepasang bandul dihubungkan pada poros, bandul tersebut berputar seiring dengan adanya perputaran poros. Gaya sentrifugal yang terjadi akibat adanya putaran menyebabkan bandul terlempar. Bandul tersebut dihubungkan ke collar yang terdapat pada poros, collar akan naik sesuai dengan pergerakan keluar dari gaya berat pada bandul dan jika bandul bergerak turun maka collar akan bergerak turun. Pergerakan collar ini digunakan untuk mengoperasikan atau mengatur tuas bahan bakar (pada mesin diesel) atau aliran fluida (pada turbin gas atau uap).
  • 11. 11 2.2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Pada umumnya pembangkit listrik panas bumi berdasarkan jenis fluida kerja panas bumi yang diperoleh dibagi menjadi 3, yaitu: 1. Vapor dominated system (sistem dominasi uap) 2. Flushed steam system 3. Binary cycle system (sistem siklus biner) Proses pembangkitan listrik dimulai dari uap yang diambil dari panas bumi digunakan untuk memutar turbin. Jika uap tersebut bersuhu diatas 370oC maka PLTP menggunakan vapor dominated system dimana uap dari panas bumi langsung digunakan utuk memutar turbin. Jika bersuhu sekitar 1700C-3700C maka menggunakan flushed steam system dimana uap masih mengandung cairan dan harus dipisahkan dengan flush separator sebelum memutar turbin. Dalam binary cycle system uap panas bumi digunakan untuk memanaskan gas dalam heat exchanger kemudian gas ini yang akan memutar turbin. Gambar : 2.1 Proses kerja PLTP
  • 12. 12 2.3 Kerangka Pemikiran Berdasarkan pemaparan landasan teori yang diperoleh dari eksplorasi teori yang dijadikan rujukan konsepsional variabel penelitian, maka dapat disusun kerangka penelitian sebagai berikut : Gambar : 2.2 Diagram kerangka pemikiran Aktivitas Control pada sistem Pembangkit PLTP PT. Pertamina Geothermal Energy Analisa Pengambilan data di PLTP PT. Pertamina Geothermal Energy Proses kenaikan atau penurunan beban pada sistem pembangkit
  • 13. 13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Analisa Kebutuhan Untuk penelitian kali ini peneliti menggunakan metode deskriptif untuk memenuhi analisa dari penellitian. Karena peneliti memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada saat penelitian dan metode ini juga banyak digunakan pada fakultas teknik. Untuk penelitian kali ini peneliti ingin mengetahui Load frequency control pada PLTP PT. Pertamina Geothermal Energy Ulubelu. 3.2 Metode perencanaan Dapat dibuat dengan flowchart penelitian, gambar 3.1 menunjukkan proses perencanaan menganalisa. Gambar 3.1 Flowchart penelitian Studi literatur Ikut Tim Ahli turun ke lapangan Melakukan Analisa data Membuat Kesimpulan Melakukan pengamatan data LFC Mulai Selesai
  • 14. 14 3.3 Metode Analisa : 1. Studi Literatur Metode yang dilakukan dengan mencari literatur buku acuan dari perpustakaan atau sumber buku yang dapat dijadikan buku panduan yang relevan sebagai referensi dalam penulisan tugas ini. 2. Metode Observasi lapangan Metode yang dilakukan dengan melihat data dari sistem LFC di pembangkit. Bertanya mengenai perubahan beban dan cara mengaturnya kepada tim ahli. 3. Metode Analisa Metode yang dilakukan dengan cara menghitung dan menganalisa data yang telah didapat agar keakuratan dan ketelitian data dapat dipertanggungjawabkan. 4. Metode Diskusi Metode yang dilakukan dengan cara berdiskusi dengan pembimbing tugas skripsi ataupun dengan petugas lapangan yang berkompeten di bidangnya.
  • 15. 15 3.4 Jadwal Penelitian Berikut adalah jadwal pelaksannan skripsi dengan judul “Load Frequency Control pada PT. Pertamina Geothermal Energy Ulubelu” Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No Kegiatan Bulan Desember Januari Februari Maret April 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 Bimbingan Judul 2 Penulisan Proposal Skripsi 3 Revisi Proposal Skripsi 4 Penulisan BAB II 5 Revisi BAB II 6 Penulisan BAB III 7 Revisi BAB III 8 Penulisan BAB IV 9 Revisi BAB IV 10 Penulisan BAB V 11 Revisi BAB V
  • 16. 16 DAFTAR PUSTAKA Muntaha, Amril. (2008). Dasar-dasar Load Frequency Control. Jakarta. Effendy, Nazrul. Sadono, Sri. Sihana. (2013). Identifikasi Sistem Governor Control Valve Dalam Menjaga Kestabilan Putaran Turbin Uap PLTP Wayang Windu Unit 1. Yogyakarta. Marsudi, Djiteng. (2005). Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta. Erlangga.