Retardasi mental mempengaruhi 1-3% populasi umum dan lebih sering terjadi pada laki-laki. Faktor risiko termasuk
gangguan kromosom, genetik, penyakit infeksi, dan konsumsi alkohol selama kehamilan. Sekitar 40% kasus retardasi
mental berat disebabkan oleh kelainan kromosom, sedangkan 10% kasus ringan disebabkan oleh faktor yang sama.
Trisomi kromosom 13, 18, dan 21 sering ditemukan p
1. EPIDEMIOLOGI RETARDASI MENTAL
Kesehatanbangsa ditentukanolehkesehatananak-anak, dimana mereka adalahsumber daya paling signifikan dari
masyarakat. Prevalensi penderita retardasi mental 1-3% pada populasi umum. Insidenretardasi mental 1,5 kali lebih
banyakpada laki-laki dibandingkan denganperempuan, dimana kejadian tertinggi pada masa anak sekolah dengan
puncakusia6 sampai 17 tahun. Menurut data Sensus Nasional BiroPusat Statistik 2003 jumlah penyandang cacat di
Indonesiasebesar 0,7% dari jumlahpenduduk Indonesia. Data dari World Health Organization (WHO) jumlah anak
berkebutuhan khusus di Indonesia adalahsekitar 7% dari total jumlah anak usia 0-18 tahun atau sebesar 6.230.000
pada tahun 2007. Retardasimentaldapat disebabkan oleh aspek biologis yang mana mencakupgangguan kromosom.
dan genetis, penyakit infeksi dan penggunaan alkohol pada saat ibuhamil. Etiologi retardasi mental lain dijelaskan
bahwa termasukmultifaktorial, artinya banyak faktor yang berperan dalam terjadinya retardasi mental ini, dan
semuanya salingmempengaruhi. Abnormalitas kromosom merupakan salah satu penyebab yang paling sering
ditemukandari kasus retardasi mental. Sekitar 40% kasus retardasi mental derajat berat disebabkanolehkelainanpada
kromosomnya, sedangkanfrekuensi abnormalitas kromosompada kasus retardasi mental derajat ringan sekitar 10%.
Kelainankromosom yang banyak ditemukanpada penderita retardasimentaladalah trisomi, yang sering melibatkan
kromosom 13, 18, dan 21.