2. PENDAHULUAN
Berdasarkan Publikasi Statistik Tanaman Hias Indonesia tahun 2018 yang diterbitkan BPS, bunga krisan
termasuk dalam kelompok tanaman hias bunga potong. Beberapa bunga yang termasuk dalam kelompok
tersebut adalah Anggrek, Anthurium Bunga, Anyelir, Herbras, Gladiol, Pisang-pisangan, Mawar, Sedap
malam dan Krisan. Di antara kesembilan jenis bunga tersebut, hasil produksi bunga krisan adalah yang
terbesar. Pada 2018 saja hasil produksinya mencapai 488.176.610 tangkai bunga krisan, jumlah ini bahkah
sudah meningkat 1.56 persen dari tahun sebelumnya. Berbanding terbalik dengan peningkatan
produksinya, luas panen bunga krisan justru menurun sebanyak 4.56 persen menjadi 11.105.178 m² pada
tahun 2018. Meskipun begitu, luas panen bunga krisan masih lebih luas daripada luas panen jenis bunga
lainnya.
Dari hasil produksi yang melimpah tersebut, daerah penghasil bunga Krisan terbanyak pada tahun 2018
berada di Jawa Barat yaitu sekitar 38 persen dari keseluruhan produksi bunga krisan di Indonesia.
Selanjutnya, disusul oleh Jawa Timur 28 persen dan Jawa Tengah 26 persen. Di Jawa Barat sendiri,
Kabupaten Cianjur merupakan sentra produksi bunga krisan karena keunggulan geografisnya yang
memungkinkan pertumbuhan berbagai jenis tanaman subtropis dan tropis sekaligus. Dengan
memperhatikan pada keunggulan yang dimiliki serta jarak lokasi yang relatif dekat dengan Jakarta sebagai
pangsa pasarnya, maka pengembangan usaha bunga potong krisan memberikan prospek yang
menjanjikan.
Prospek menjanjikan komoditas bunga krisan ini bukan hanya pada pasar nasional saja melainkan juga
pasar internasional. Sebab jumlah ekspor produksi bunga krisan merupakan yang terbanyak dibandingkan
tanaman hias potong lainnya. Tercatat pada tahun 2017, sebanyak 49.520 Kg krisan diekspor ke Jepang
dan Kuwait, bahkan pada tahun 2018 jumlah ekspornya meningkat 19 persen.
Di antara kedua negara tersebut, 99.6 persen penerima ekpor bunga krisan Indonesia adalah Jepang.
Besarnya minat Jepang terhadap bunga krisan ini dikarenakan krisan merupakan bunga simbol negara
Jepang, sehingga akan sering dijumpai pada upacara adat dan budaya Jepang.
Selain memperdagangkan bunga krisan, ada potensi lain dibalik keindahannya yaitu bisnis agrowisata.
Agrowisata ialah aktivitas wisata yang melibatkan penggunaan lahan pertanian atau fasilitas terkait yang
menjadi daya tarik bagi wisatawan. Jadi, keberadaan lahan bunga krisan dapat dimanfaatkan untuk
dijadikan alternatif pariwisata yang menyenangkan. Sebab meskipun harganya mahal, umumnya skala
pengukuran yang digunakan peminat tanaman hias ialah kepuasan. Apabila mereka tidak mendapat
tanaman yang diinginkan, kepuasan mereka tidak terbayarkan. Oleh karena itu, potensi pasar tanaman
hias ini pastilah besar, terutama komoditas bunga krisan yang memiliki nilai ekonomis tinggi.Prospek
menjanjikan komoditas bunga krisan ini bukan hanya pada pasar nasional saja melainkan juga pasar
internasional. Sebab jumlah ekspor produksi bunga krisan merupakan yang terbanyak dibandingkan
tanaman hias potong lainnya. Tercatat pada tahun 2017, sebanyak 49.520 Kg krisan diekspor ke Jepang
dan Kuwait, bahkan pada tahun 2018 jumlah ekspornya meningkat 19 persen.
Di antara kedua negara tersebut, 99.6 persen penerima ekpor bunga krisan Indonesia adalah Jepang.
Besarnya minat Jepang terhadap bunga krisan ini dikarenakan krisan merupakan bunga simbol negara
Jepang, sehingga akan sering dijumpai pada upacara adat dan budaya Jepang.
3. Selain memperdagangkan bunga krisan, ada potensi lain dibalik keindahannya yaitu bisnis agrowisata.
Agrowisata ialah aktivitas wisata yang melibatkan penggunaan lahan pertanian atau fasilitas terkait yang
menjadi daya tarik bagi wisatawan. Jadi, keberadaan lahan bunga krisan dapat dimanfaatkan untuk
dijadikan alternatif pariwisata yang menyenangkan. Bisnis agrowisata ini dapat mempopulerkan
keberadaan bunga Krisan baik pada masyarakat sekitar atau luar daerah yang datang untuk berekreasi.
Selain itu, bisa menambah informasi mengenai seluk beluk seputar tanaman krisan pada pengunjung yang
datang dan tentunya akan menambah keseruan rekreasi pengunjung.
Bahkan dengan adanya agrowisata ini dapat memberikan nilai tambah ekonomi pada penduduk
setempat. Sehingga penduduk setempat tidak hanya memperdagangkan bunga krisan tapi turut
memanfaatkan keberadaan lahan bunga krisan yang sedang mekar menjadi bisnis baru yang cukup
menjanjikan.
Profile Kelompok Tani
Kelompok tani Tani sejahtera memiliki lahan kurang lebih 20 Ha yang terkelola oleh
petani anggota dengan jumlah kurang lebih 76 anggota ( KK ). Berikut adalah cakupan
usaha dari berbagai elemen :
4. Asset kelom[pok saat ini adalah :
Asset Kelompok Tani Sejahtera 2019 jml Sat Keterangan
Lahan Kelompok (KSO ) 2,5 Ha terkelola 0,6 ha
Lahan Anggota 20 Ha swakelola
anggota
Mesin tanam Padi 1 Unit baik
Traktor Sawah 1 Unit baik
Mesin Sprayer 3 Unit baik
Cultivator 1 Unit baik
Kambing 58 ekor Kelompok
Tanaman Buah mix 350 tanaman Kelompok
Kolam Ikan 500 m2 Kelompok
Tanaman Rumput 6000 m2 Kelompok
Rencana Pengajuan Sarana dan Prasarana
Bibit / Benih Krisan seluas 25 M2
5.
6. ANALISA BIAYA USAHA TANI BUNGAN KRISAN
Luas lahan garapan : 200 m 200 m 250.000
Sewa tanah semusim
Biaya usaha tani / musim 10.000 bj 175 1.750.000
Benih produksi 10.000 batang 300 kg 500 150.000
Pupuk organic 15 kg 2.000 30.000
Pupuk Urea 15 kg 4.000 60.000
Pupuk SP 36 5 kg 9.000 45.000
Pupuk KCL 1 kg 30.000 30.000
Pupuk daun 1 kg 250.000 250.000
Insektisida 1 kg 120.000 120.000
Fungisida
Jumlah biaya tani permusim -
Tenga kerja 2 HOK 50.000 100.000
Olah lahan 2 HOK 50.000 100.000
Tanam 20 HOK 50.000 1.000.000
Perawatan -
Jumlah biaya tenaga kerja -
Lain – lain 2 HOK 50.000 100.000
Panen 1 unit 150.000 150.000
Packing dan pasca panen 1 unit 100.000 100.000
Listrik 1 musim 1 unit 600.000 600.000
Penyusutan rumah 1 musim 1 unit 950.000 950.000
Jumlah biaya lain – lain -
Jumlah keseluruhan biaya 5.785.000
TOTAL COST -
Hasil Produksi : 8.500 1.000 8.500.000
Rata – rata berhasil 85% -
Keuntungan :
Hasil kotor – Jumlah seluruh biaya per 200 m2 2.715.000
7. Demikian Proposal usaha peternakan Kambing, peluang usaha ini terbuka dengan baik
oleh karena permintaan meningkat serta persaingan belum banyak .Selain itu dengan
peluang kembali investasi ditahun kedua juga menjadikan usaha ini layak untuk
dikembangkan. Demikian rencana kerja usaha untuk peternakan kelompok tani sejahtera.
Dusun Mirombo Rojoimo.
Terima Kasih.
Wonosobo, 2 Februari 2019
Yang mengajukan
Ketua Kelompok Tani Sejahtera
Eka Mardiyono
Kepada Dinas Pertania Wonosobo
( )
Koordinator Penyuluh Lapangan Kepala Desa Camat
( ) ( ) ( )
( ) ( ( ( )