Sistem pengendalian dampak lingkungan yang efektif diperlukan untuk menjamin pembangunan berkelanjutan yang dihasilkan oleh industri multinasional dan melibatkan partisipasi masyarakat lokal.
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
VISUALISASISTRUKTURALmenujuMINDMAPPING1.pptx
1.
2. WORKSHOP
Visualisasi Struktural Menuju Mind
Mapping (Susilo et al, 2018)
Disampaikan dalam workshop di
Pusat Studi Peradaban, LPPM
Universitas Brawijaya, Mei 2018
Edi Susilo
Dosen, Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Indonesia
Anggota Pusat Studi Peradaban LPPM Universitas Brawijaya,
2018
3. Pelaksanaan Workshop
Tahap I: Visualisasi Struktural
• Peserta membawa bahan (artikel) yang akan
dianalisis.
• Pilih tiga artikel yang dapat diidentifikasi
statusnya.
• Artikel yang disiapkan lebih baik berbeda topik
dengan artikel yang lain
Tahap II: Mind Mapping
• Mengumpulkan empat artikel yang bertopik
sama/sejenis dan relevan dengan tema yang
telah dihasilkan pada Tahap I.
4. Dua hal yang dilakukan
Visualisasi Struktural
Mindmap
5. Visualisasi Struktural menuju
Mind Mapping
Berasal dari bahan kuliah untuk Mata Kuliah
STRUKTUR SOSIAL ,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya Malang
Edi Susilo (2008),
(direvisi), menjadi bahan utama untuk praktikum dalam
Mata Kuliah Sosiologi Perikanan
7. Filosofi Analisis Struktural
Pertama, selalu berusaha
meningkatkan kapasitas ruang
struktur sosial agar memiliki daya
tampung pembentuk struktur
seoptimal mungkin
Kedua, berupaya keras untuk
menjauhkan diri dari titik kritis
struktur sosial, agar mampu
membangun kehidupan sosial yang
berkeadilan.
8. Kapasitas Ruang dan Titik Kritis Struktur Sosial
Titik
kritis
RUANG PERTUKARAN PEMBATAS SOSIAL BUDAYA
dalam BERADAPTASI
9. Kapasitas Ruang dan Titik Kritis
titik
kritis
1950 2008
1965 1975 1990
Kapasitas
Ruang
Masa
Isolasi
Masa
Terbuka-1
Masa
Terbuka-2
komunal individual
10. Model Pengembangan Struktur Progr-Int
Berkembang
Struktur Sosial
Disintegrasi
Titik
Kritis
Kapasitas
Ruang
Morfogenik
Morfostatik
Konflik
Subyektif
Obyektif
Respon:
(Komunal-
Individual)
Akses
Adaptasi
Maladaptasi
Gagal
Akses
11. ANALISIS STRUKTURAL
Unsur-Unsur Analisis:
• Visualisasi Struktur
• Posisi dan Stratifikasi Status dalam
Struktur
• Pembentuk Jaringan Struktural
(keturunan, politik, ekonomi,
campuran)
• Sistem Nilai dan Norma Dominan
• Menemukan unsur Kekuasaan
DINAMIKA STRUKTUR
13. Definisi Struktur Sosial
Penyusunan orang-orang secara
berkesinambungan atas status
dan peran dalam sebuah social
grouping atau tersusun dalam
stratifikasi tertentu, yang
perilakunya dikendalikan oleh nilai
dan norma, dan di dalam proses
berinteraksi ada unsur kekuasaan
(Susilo, 2010).
14. TUJUAN
Mencari peluang memperluas
kapasitas ruang struktur sosial
Mencari jalan keluar atau
menjauh dari titik kritis struktur
sosial
Mengendalikan dan
mengantisipasi perubahan sosial
15. Teknik Analisis
Identifikasi Status dan Peran
Pemetaan Jaringan Antar Status dan Sistem Stratifikasi
Penentuan Pembentuk Jaringan
Penentuan Nilai Dominan
Deskripsikan Norma dalam Interaksi antar Status
Identifikasi adanya kekuasaan dalam interaksi antar status
Menyusun struktur hipotetis
17. Sumber Bacaan: Hartanto, Agung Eko, 1997.
“Perkembangan Teknologi Dunia dan
Persoalan yang Dihadapi Indonesia” dalam
ANALISIS CSIS. Tahun XXVI. No. 5. Sep-Okt. Halaman: 522-534.
Abstrak: Perkembangan Teknologi
berperanan penting untuk pertumbuhan
ekonomi. Selama 50 tahun terakhir
separuh dari pertumbuhan ekonomi
negara industri maju berasal dari
kemajuan teknologi. Bersamaan dengan
ini pengembangan sains juga penting,
karena sains merupakan motor utama
kemajuan teknologi. Menghadapi
globalisasi ekonomi dalam persaingan
pasar bebas, jelas bangsa Indonesia harus
selalu menguatkan daya saing produk-
produknya dengan meningkatkan kualitas
teknologi, didukung pengembangan sains.
18. Lanjutan abstrak
Riset unggulan teknologi diperlukan untuk
menghasilkan produk komersial dan riset sains
perlu mempertahankan momentum kelanjutan
riset teknologi. Apalagi kegiatan riset yang
dilakukan Indonesia kurang memadai. Mulai dari
kualitas SDM, anggaran, penggunaan sarana
informasi, fasilitas laboratorium, koordinasi dan
kerjasama antar lembaga riset, sampai publikasi
hasil riset masih minimal. Maka keseluruhannya
itu sangat mendesak untuk segera diperbaiki,
ditunjang oleh kebijakan industri yang baik dan
konsisten, di mana kebijakan ini jangan menjadi
monopoli pemerintah, tetapi perlu bekerjasama
dengan lembaga riset swasta, terutama industri
swasta.
19. Daftar Status dan Peran
No Status Peran Norma
1
Perusahaa
n MNC
Produsen (komputer,
telkom, material,
biologi, kedokteran)
Perdagangan Bebas
2
Negara
Blok Barat
Produsen
3
Negara
Blok Timur
Produsen
4 Indonesia Konsumen
5 Jepang Produsen
6
Lembaga
Penelitian
di
Indonesia
Penghasil barang dan
jasa
7 WTO
Keuntungan
ekonomi/politik
8 ASEAN Solidaritas
9 APEC Solidaritas
21. Kriteria Analisis
Kapasitas ruang struktur sosial dunia,
jangan sampai menjadi titik kritis bagi
Indonesia.
Lembaga-lembaga dan kerjasama
regional, harus memperkuat posisi
Indonesia dalam melakukan perdagangan
dalam sistem global.
Indonesia perlu meningkatkan kapasitas
ruangnya, terutama untuk menumbuhkan
iklim riset agar menghasilkan produk yang
mampu bersaing dengan produk negara-
negara maju, agar bangsa ini tidak
mencapai titik kritisnya.
23. Second Case
Hamidi, J. dan M. Fadli. 2004. “Tindakan Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Propinsi Jawa Timur dalam Mengurangi Industri
Pencemar Air Sungai di Era Otonomi Daerah (Studi Kasus PT.
AKN Mojokerto” dalam Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol.16 Nomor 1. Feb. 2004.
Halaman 11-19
• Penelitian bertujuan: (1) mengetahui tindakan
Bapedal terhadap industri yang sering mencemari
sungai, dan (2) menganalisis dasar hukum
tindakan Bapedal. Kesimpulan riset adalah; (1)
tindakan Bapedal memberi peringatan tertulis
menerapkan sangsi administratif, mengawasi dan
bahkan menarik uang paksa “dwangson”, (2)
semua tindakan Bapedal dibenarkan dari segi
hukum positif maupun ilmu hukum administrasi
24. No Status Peran Norma
1
Bapedalda
Jatim
Pengendali dampak
lingkungan
Penanggulangan
pencemaran
2 PT. ANK
Produsen barang
dan penghasil
limbah
Industri Ramah
Lingkungan (ISO
9000?)
3
Gubernur dan
Sekda
Pimpinan Propinsi
Sesuai Hukum dan
Perundangan
4 Tim KPPLH
Pemantau
Lingkungan
5
Balai Teknis
Kesehatan
Lingkungan
(BTKL)
Analisis Kualitas
Lingkungan
6
PemKot
Mojokerto
Pimpinan Kota
7
Penegak
Hukum
Menegakkan hukum
8
Masyarakat di
Pengguna
sumberdaya air
26. Komentar Anda?
Bagaimana sistem pengendalian dampak
lingkungan dilaksanakan oleh Bapedalda?
Bagaimana prosedur pengaduan
dilakukan?
Jika sebuah pencemaran terjadi, artinya
pihak pencemar telah melanggar pasal-
pasal dari UU-PLH, UU-KSDA&E dan
Peraturan tentang B3
Apakah yang membangun menjadi sebuah
struktur ?
Sampai mana Penegak Hukum
menjalankan perannya?
• Memperluas Kapasitas Ruang
• Atau mempersempit dan bahkan mendekati
titik kritis?
27. Third Case
Ibrahim, Linda Darmajanti. 2002. “Kehidupan
Berorganisasi Sebagai Modal Sosial Komunitas
Jakarta” dalam MASYARAKAT (Jurnal Sosiologi) No. 11 Tahun
2002. Halaman: 62-88
• Abstract: This research survey (227 household) was done in
Kelurahan Gandaria Utara and expected to represent the
heterogeneous on social strata and complex characteristic of
Jakarta’s communities. The finding of the study is no relationship
between the organizational life and sociability life as social
capital resources. The dynamics of organizational life depends
heavily on the existence of individual and social actors. These
actors play greater role in sociability life. The existing social capital
sources are likely rely on social actors but unrelated to the
organizational life between people. Moreover, the social cohesion
between neighbors tend to weaken the social control mechanisms
in the neighborhood level. The significant relationship between length
of stay of household and the social concern between community
members and the local organization life can be found in the
prediction of social capital models.
28. No Status Peran Norma
1 Rumah tangga Ruang kehidupan individu
2 Kelurahan Pemerintahan
3 Rukun Warga
Satuan komunitas di atas
RT
4 Rukun Tetangga Satuan komunitas terbawah
5 LKMD Perencana Pembangunan
6 PKK
Koordinator kegiatan
perempuan
7
Lembaga
Ekonomi Lokal
Penyedia dana
pembangunan
8 Tetangga
Pembangun solidaritas
maupun konflik
9
Organisasi
Perempuan
Pemberdaya Kaum
Perempan
30. Pertanyaan-2 Kritis
Apakah pengembangan modal sosial
mampu meningkatkan kapasitas
ruang struktur sosial di komunitas
perumahan?
Apakah kelembagaan LKMD dan PKK
mampu menjadi “aktor organisasi”
yang mampu meningkatkan
kapasitas modal sosial masyarakat
sehingga menjauh dari titik
kritisnya?
33. Langkah Analisis
Tampilkan Visualisasi Struktural dari dua atau
lebih artikel
Pilihlah sistem tetentu dari visualisasi tersebut
untuk menemukan “benang merah”-nya.
“Benang merah” diperlukan untuk merangkai
visualisasi struktural.
Anda bebas menentukan “benang merah”,
disesuaikan dengan tema pikiran anda.
Kita tampilkan lagi
visualisasi struktural
38. What the problems?
Optimasi kapasitas produksi dan konsumsi
Optimasi perolehan pajak dan retribusi
Optimasi pengendalian dampak
lingkungan
??????
What the system will be
construct?
What your ideas?
40. Struktur Gabungan: pemikiran baru
Di dalam sebuah sistem terdapat struktur, dan di
dalam sebuah struktur terdapat suatu sistem.
Industri yang dikembangkan oleh MNC mampu
menembus wilayah negara untuk ekspansi modal
dan distribusi barang.
Sistem itu dapat diupayakan untuk tidak atau sekecil
mungkin memberikan dampak negatif kepada
lingkungan.
Karena itu pemerintah (daerah dan pusat) perlu
menciptakan sistem pengendalian dampak
lingkungan, yang efektif untuk menjamin
pembangunan berkelanjutan.
Masyarakat lokal, dengan berbekal sebuah modal
sosial, memberikan ruang partisipasi dalam sistem
industri. Pada umumnya mereka menderita, tetapi
tidak cukup kuat untuk “melawan” ketidakadilan
dalam memperoleh hak lingkungan hidup yang
layak.
41. Bagaimana membangun
struktur ?
1. Kembali pada definisi struktur yang
anda setujui (anda boleh memilih
salah satu dari definisi yang tersedia)
pilih satu
2. Elemen struktur sosial:
Penyusunan secara berkelanjutan
Status
Peran
Social Grouping
Nilai
Norma
Stratifikasi
Kekuasaan
42. 1. Daftarkan elemen struktur
N
o
Status Peran Nilai Norma dst
1 MNC Produksi keuntungan
2 Pem Prop
Bapedalda Prop
(?)
Pengawasan Sesuai aturan
3 Pem Kab/Kota Pengawasan Sesuai aturan
4 Pemerintah
Desa/
Dusun/Warga
Pengawasan Sesuai aturan
dan tidak
terkena
dampak
5 LSM (?) Meningkatkan
kapasitas
pengawasan
Membantu
yang benar
6 Perguruan
Tinggi (?)
Tenaga ahli
dalam
mengukur
dampak
Kebebasan
mimbar
7 Pemerintah RI
44. 3.Pokok Pokok Pikiran Kritis Analitis
Sampai manakah MNC mampu mempengaruhi
kebijakan Pemerintah Pusat?
Sampai mana Pemerintah melindungi warga
untuk memperoleh hak, kewajiban dan peran
dalam lingkungan hidup yang layak sesuai UU
23/1997 (Bab III, Pasal 5, 6 dan 7).
Sampai mana Perguruan Tinggi menjalankan
Tri Dharmanya, demikian juga LSM
memperjuangkan keadilan bagi warga
Apakah badan pengedali dampak lingkungan
menjalanan perannya dengan baik, sesuai
dengan standard operation procedure?
46. Program Aksi
Penguatan kelembagaan masyarakat
dalam meningkatkan partisipasinya
pada pengelolaan lingkungan hidup.
a. Organisasi masyarakat
b. Pengkajian produk hukum
c. Potensi konflik dalam masyarakat
d. Kualitas Lingkungan Hidup
e. Efektivitas kerja badan pengendali dampak
lingkungan
Riset
4. Menyusun Rencana Kerja Masyarakat
Social Planning
47. Analisis stuktural yang dilakukan ini
adalah salah satu bentuk dari ragam
analisis yang ada.
Saya hanya berpengalaman
melakukan analisis deskriptif seperti
ini.
Jika anda ingin mempelajari analisis
non-deskriftif, silahkan mengunjungi
situs: http//www.social structure
Temukan Journal of Social Structure
(JoSS).
50. Menemukan inti dari tulisan (extract)
1. Rambo (1985) membahas keterkaitan antara
ekosistem dengan sistem sosial.
2. Moran (1982), Sukadana (1983), Koentjaraningrat
(1985) manusia bagian integral ekosistem,
beradaptasi dan ber-evolusi.
3. Brown (1982) daya dukung lingkungan berkurang
dan masuk hari ke-29.
4. Ismawan (1999) adanya resiko ekologis dalam
pembangunan.
51. 5. Nuitja (1992) tantangan negara bahari
bagi nelayan.
6. Salim (1992) terabaikannya dimensi
ekologis pada proses pembangunan =
kesinambungan.
7. Simarmata (1992) analisis ekonomi untuk
mengukur pencemaran.
Meng-Construct
dari extract
52. Ekologis
Humanistik
Catatan: EnMaIn =
Energi, Materi dan
Informasi
Sistem
sosial
Eko-
sistem
EnMaIn
E
V
O
L
U
S
I
A
D
A
P
T
A
S
I
Tahapan
evolusi sosio-
budaya,
sebagai
proses
adaptasi
manusia yang
bertang-gung
jawab
• Daya dukung
lingkungan
berkurang (laut,
tanah, padang
gembala hutan)
• Ekologi Laut dan
tantangan negara
bahari
• Ekologi Daratan
Manusia bagian
integral
ekosistem
Instrumen ekonomi untuk
pengelolaan pencemaran
Kesi-
nam-
bungan
53. Dalam bentuk sebuah alinea (Keberlanjutan
kehidupan)
Bumi sebagai planet kecil yang rapuh (Korten, 1984) perlu dijaga
kelestariannya (Rahz, 2000), sebelum hari kiamat datang.
Kesadaran tentang pembangunan berkelanjutan pada tingkat
dunia disadari sejak tahun 1960-an atau 1970-an
(www.sustreport.org., 2012; www.lboro.ac.uk., ) dan bumi telah
masuk pada hari ke-29 (Brown, 1983). Oleh karena itu perlu
melakukan perubahan paradigma pengelolaan sumberdaya dari
keterkaitan antara ekologi, ekonomi dan sosial ke arah piramida,
di mana piramida tersebut dilandasi oleh religi (Susilo, 2010),
yang sesuai dengan pendapat Daly dalam Jalal (2010) tentang
piramida berkelanjutan. Pengelolaan sumberdaya dibingkai oleh
adanya perangsang ekonomi untuk keanekaragam hayati (Mc
Neely, 1983) dan pembangunan perikanan perlu memperhatikan
lokasi lokal atau spesifik lokasi (Susilo, 2012) dalam jiwa
nasionalisme lingkungan (Purwanto, 2007).
54. edisusilo 54
Perangsang
Ekonomi untuk
keanekagaram
an hayati
Kesadaran tentang
Pembangunan
Berkelanjutan
Perubahan paradigma
pengelolaan
sumberdaya dari
lingkaran ke piramida.
Perlu dirawat
sebelum
kiamat
Sumberdaya
Alam Lestari,
pendapatan
masyarakat dan
daerah memadai.
Bumi
Masuk Hari
ke - 29
Bumi sebagai
planet kecil
yang rapuh
Jiwa Nasionalisme
Lingkungan
Perhatikan
spesifik
lokasi
Keberlanjutan
kehidupan (Susilo,
2013)
55. Apa manfaat bisa membuat
mind mapping?
Meningkatkan kemampuan bekreasi
(kreativitas)
Meningkatkan daya adaptasi anda
dalam berkomunikasi ilmiah
Membantu anda untuk menyusun
Kerangka Pemikiran (theoretical
framework).
56. Daftar Pustaka
Brown, Lester R., 1982. Hari yang keduapuluh sembilan, Erlanga, Jakarta.
Daly HE. (1990). Sustainable development: from concept and theory to operational principles.
Population council, 16: 25-43.
Hamidi, J. dan M. Fadli. 2004. “Tindakan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Propinsi Jawa Timur
dalam Mengurangi Industri Pencemar Air Sungai di Era Otonomi Daerah (Studi Kasus PT. AKN
Mojokerto) dalam Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol.16 Nomor 1. Feb. 2004. Halaman 11-19.
Hartanto, Agung Eko. 1997. “Perkembangan Teknologi Dunia dan Persoalan yang Dihadapi Indonesia”
dalam ANALISIS CSIS. Tahun XXVI. No. 5. Sep-Okt. Halaman: 522-534.
History of Sustainable Development [Internet]. (2012). [cited 2012 November 6]. Available from
www.lboro.ac.uk/research/susdesign/LTSN/SD.ppt.
Ibrahim, Linda Darmajanti. 2002. “Kehidupan Berorganisasi Sebagai Modal Sosial Komunitas Jakarta”
dalam MASYARAKAT (Jurnal Sosiologi) No. 11 Tahun 2002. Halaman: 62-88
Korten, David C., 1984. Pembangunan yang memihak rakyat: kupasan tentang teori dan metode
pembangunan, Lembaga Studi Pembangunan. Jakarta.
McNeely, Jeffrey A. 1983. Ekonomi dan keanekaragaman hayati: mengembangkan dan
memanfaatkan perangsang ekonomi untuk melestarikan sumberdaya hayati. Yayasan
Obor Indonesia, Jakarta
Purwanto, Edi. 2012. Nasionalisme Lingkungan (Pesan Konservasi dari Lambusango). Cetakan Kedua
Penerbit: Wallacea.
Salim, Agus. 2002. Perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonsia. Tiara
Wacana. Yogyakarta.
Susilo, Edi. 2010. Perubahan Paradigma Pengelolaan Pesisir. Kompas 22 Desember 2010.
Susilo, Edi. 2015. Pembangunan Spesifik Lokasi dan Adaptor Sosial Untuk Nelayan. Dalam Arif
Abdulrakhim (ed) Ironi Negeri Sejuta Nyiur Hijau di Pantai: Pemberdayaan Nelayan dan
Pembangunan Maritim Indonesia. Graha Ilmu. Yogyakarta. Halaman 127-162.