1. STOIKIOMETRI
Oleh kelompok B :
1. Diyas Fadriyanto (221910101040)
2. Nur Cahyo Dwi Arvianto (221910101037)
3. Rafael Samhan Pribadi (221910101103)
4. Mohammad Syahrul Ramadhan (221910101021)
2. STOIKIOMETRI
Jadi Stoikiometri berarti mengukur “unsur-unsur”.
• Stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan
kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi
Stoikiometri
(Yunani)
Stoicheion
(unsur)
Metrain
(mengukur)
3. HUKUM DASAR KIMIA
HUKUM LAVOISIER
(hukum kekekalan massa)
Dalam suatu reaksi kimia, massa
zat sebelum dan sesudah reaksi
tidak berubah
Awal perkembangan ilmu kimia dimulai dengan proses
menemukan hukum, menyusun hipotesis, dan teori
untuk menjelaskan hukum.
4. Contoh
1. Dalam tabung tertutup ditimbang 32 gram belerang dan 63,5 gram tembaga. Setelah dicampur
lalu dipanaskan dalam tabung tertutup dan reaksi berjalan sempurna maka terjadi zat baru,
yaitu tembaga (II) sulfida sebanyak 95,5 gram. Gunakan data tersebut untuk menguji
berlakunya hukum Lavoisier.
Jawab :
Massa sebelum reaksi Massa sesudah
reaksi
Belerang Tembaga tembaga (II) sulfida
32 gram
Persamaan Reaksi : Cu(s) + S(s) → CuS(s)
63,5 gram 95,5 gram
Massa total sebelum reaksi = 32 + 63,5 = 95,5 gram
Massa total setelah reaksi = 95,5 gram
Kesimpulan : Hukum Lavoiser berlaku karena massa zat sebelum dan
sesudah reaksi tetap
5. HUKUM PROUST (1799)
(hukum perbandingan tetap)
“Pada setiap reaksi kimia, massa zat yang bereaksi dengan sejumlah tertentu zat
lain selalu tetap”. Suatu senyawa murni selalu terdiri atas unsur-unsur yang sama,
yang tergabung dalam perbandingan tertentu.
Atau dengan kata lain, perbandingan massa unsur-unsur yang menyusun molekul
senyawa adalah tetap.
Perbandingan massa C dan O dalam CO2 selalu 3 : 8
Perbandingan massa H dan O dalam H2O selalu 1 : 8
Perbandingan massa C , H dan O dalam asam cuka selalu 6 : 1 : 8
Dan lain sebagainya
6. Contoh
1. Pada percobaan pembuatan senyawa tembaga (II) sulfida,
tembaga dicampur dengan belerang kemudian
dipanaskan. Dari hasil pengamatan diperoleh data sebagai
berikut
6
X
Percobaan
ke-
Massa
Tembaga
(gram)
Massa
Belerang
(gram)
Perbandingan
massa tembaga :
belerang
1 1,0 0,5
2 2,0 1,0
3 3,0 1,5
4 4,0 2,0
5 5,0 2,5
2 : 1
2 : 1
2 : 1
2 : 1
2 : 1
Perbandingan massa tembaga dan belerang
yang membentuk tembaga (II) sulfida selalu 2 : 1
(memenuhi hukum Proust)
Kesimpulan:
7. “Apabiladua macam unsur membentuk lebih dari satu jenis senyawa, maka
perbandingan massa unsur yang mengikat sejumlah yang sama unsur yang
lain merupakan bilangan bulat dan sederhana.”
Unsur N dan O dapat membentuk senyawa NO, N2O3, NO2,, N2O5, maka
perbandingan unsur O yang diikat sejumlah sama unsur N adalah 2 : 3 : 4
: 5 (bulat dan sederhana)
HUKUM DALTON
(hukum perbandingan berganda)
8. Jadi perbandingan massa oksigen yang mengikat sejumlah
unsur karbon yang sama =
Kesimpulan :
Senyawa Massa Karbon Massa Oksigen
CO 0,12 gram 0,16 gram
CO2 0,24 gram 0,64 gram
Senyawa
Perbandingan Massa Karbon :
Massa Oksigen
CO
CO2
1. Unsur Karbon dan Oksigen dapat membentuk dua macam
senyawa dengan data sebagai berikut
Gunakan data tersebut untuk menguji berlakunya
hukum Dalton
Jawab :
0,12 : 0,16 = 3 : 4
0,24 : 0,64 = 3 : 8
4 : 8 = 1 : 2
Hukum dalton berlaku, karena
perbandingan massa oksigen antara senyawa I
dan senyawa II merupakan bilangan bulat dan
sederhana
9. HUKUM GAY LUSSAC
(hukum perbandingan volume)
“Apabila diukur pada suhu dan tekanan yang
sama, maka perbandingan volume gas yang
bereaksi dan hasil reaksi merupakan
bilangan bulat dan sederhana. “
Dalam reaksi kimia perbandingan volume gas
= perbandingan koefisien
10. 1. Berapa volume gas belerang trioksida yang terbentuk
apabila 2 Liter gas belerang dioksida bereaksi
sempurna dengan gas oksigen?
Jawab :
Persamaan reaksi :
Perbandingan volume :
Volume :
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
1
2
2 L
2
Jadi volume gas belerang trioksida yang terbentuk 2 L
1 L 2L
11. KONSEP MOL
• Dalam mempelajari ilmu kimia perlu diketahui satuan
kuantitas yang berkaitan dengan jumlah atom, molekul,
ion, atau elektron dalam suatu cuplikan zat. Dalam satuan
Internasional (SI), satuan dasar dari kuantitas ini di sebut
mol.
Mol adalah jumlah zat suatu sistem yang mengandung
sejumlah besaran elementer (atom, molekul, dsb) sebanyak
atom yang terdapat dalam 12 gram tepat isotop karbon-12
(12C). Jumlah besaran elementer ini disebut tetapan Avogadro
(dahulu disebut bilangan Avogadro) dengan lambang L
(dahulu N).
Besarnya tetapan Avogadro ditentukan secara eksperimen dan harganya
yang disetujui sesuai dengan skala karbon-12 untuk massa atom relatif
ialah:
L = (6,02245 ,000031) x 1023 partikel/mol
12. Jadi :
Dalam 1 mol besi terdapat 6,0220 x 1023 atom besi.
Dalam 1 molekul air mengandung 6,0220 x 1023 molekul air.
Dalam 1 mol ion natrium mengandung 6,0220 x 1023 ion natrium.
Dsb...
13. MASSAATOM RELATIF
• Massa atom relatif dengan lambang Ar, adalah istilah
modern sebagai pengganti istilah massa atom.
• Dalton : hidrogen digunakan sebagai unsur standar
mempunyai atom paling ringan dan massanya ditentukan
sebesar 1 satuan. Demikian pula valensi, yang merupakan
kemampuan suatu atom untuk bergabung (bersenyawa)
dengan atom lain, dan hidrogen digunakan sebagai dasar
skala.
Menurut definisi lama: Ar =
hidrogen
atom
1
Massa
unsur
atom
1
Massa
Sejak tahun 1961 ditetapkan isotop karbon-12 sebagai dasar
penentuan Ar.
Ar =
12
karbon
atom
sato
massa
12
/
1
unsur
atom
satu
Massa
14. Contoh:
Massa atom rata-rata oksigen 1,33 kali lebih besar dari pada
massa atom karbon –12.
Maka: Ar O = 1,33 –> Ar C–12
= 1,33 x 12
= 15,96
**Para ahli memutuskan untuk menggunakan C–12
atau isotop 12C karena mempunyai kestabilan inti yang
inert dibanding atom lainnya.
15. MASSA MOLEKUL RELATIF, MASSA RUMUS RELATIF,
DAN MASSA MOLAR
• Massa molekul relatif dilambangkan dengan Mr, yang
dirumuskan:
Mr =
12
karbon
atom
satu
massa
12
/
1
senyawa
molekul
satu
Massa
Mr suatu senyawa yang dinyatakan dalam gram adalah 1
mol senyawa. Delapan belas gram air adalah satu mol air
dan mengandung 6,02 x 1023 molekul.
Jadi Massa molekul relatif (Mr) sama dengan jumlah Ar
dari semua massa penyusunnya.
Mr = Jumlah Ar
16. Massa Atom Relatif (Ar)
Unsur Ar Unsur Ar Unsur Ar Unsur Ar
Al 27 Au 197 K 39 O 16
Ba 137 P 31 Na 23 Mg 24
Br 80 F 19 Ca 40 N 14
Fe 56 H 1 C 12 Cu 63.5
S 32 I 127 Cl 35.5 Pb 207
Ag 108 Mn 55 Hg 201 Zn 65
17. Mr Senyawa AB = Ar A + Ar B
Contoh :
Mr C2H5OH = (2 x Ar C) + (6 x Ar H) + (1 x Ar O)
= (2 x 12) + (6 x 1) + (1 x 16)
= 46
Massa Molar
• Istilah massa molar mencakup massa molekul relatif, massa rumus
relatif, dan massa atom relatif.
** Oleh karena massa molar relatif tidak mempunyai satuan,
maka sering digunakan massa molar**
• Besarnya massa molar zat adalah massa atom relatif atau massa
molekul relatif zat yang dinyatakan dalam satuan gram per mol.
Massa molar relatif =
12
karbon
mol
satu
Massa
12
/
1
zat
mol
satu
Massa
18. Misalnya:
Massa molar Al = 27,0 g mol-
Massa molar Ag = 108 g mol-
Massa molar NaOH = 40,0 g mol-
Massa molar HCl = 36,5 g mol-
• Jika kita mempunyai suatu zat sebanyak x gram dan massa
molarnya Mr (g mol-), maka jumlah mol, n dinyatakan dengan:
Mol = gr/BM
19. Penerapan Konsep Mol
a. Pada gas
Persamaan gas ideal yang terkenal adalah pV = nRT. Dengan R
adalah tetapan gas untuk semua gas dan n adalah jumlah mol
gas. Pada tekanan standar, 1 atm (101,324 kPa) dan suhu 273 K
(STP), satu mol gas menempati volume 22,414 liter. Atau secara
sederhana digunakan 22,4 liter.
b. Pada Larutan
Larutan 1 M (molar) adalah larutan yang mengandung 1
mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Molaritas = mol/L = mmol/mL
Atau
Atau Jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam sejumlah volume
larutan dapat dinyata-kan dengan: Jumlah mol = M x V.
20. Molalitas ( m ) : banyaknya mol zat dalam 1000 gr
pelarut
m = n /kg pelarut
Atau
21. Jurnal Pengaruh Ukuran Partikel, Suhu, Stoikiometri
NaOH Terhadap Ekstraksi Alumina dan Kandungan
Silika Terlarutnya Dari Bauksit Kalimantan Barat.
DESSYAMALIA, SUGANAL, TATANG WAHYUDI dan HUSAINI.
22. Komposisi mineral yang terkandung dalam bijih
menunjukkan bahwa gibsit yang dominan dalam bijih
bauksit tersebut. Mineral pengotor yang terdapat dalam
bijih adalah gutit dan hematit yang merupakan mineral besi
serta kuarsa. Komposisi kimia bauksit tercuci telah mengalami
peningkatan kadar karena telah melalui proses pencucian
sehingga kadar Al2O3.