Kebijakan strategi prestasi Sayyidina Ustman bin ‘Affan.pptx
1. Kebijakan strategi prestasi
Sayyidina Ustman bin ‘Affan RA
4 POINT
PENTING
Perluasan
wilayah
Pembangunan
fisik
Pengangkatan
pejabat
negara
Standarisasi
Al-Quran
2. • Usman bin Affan lahir di Makkah 5 tahun setelah Tahun
Gajah, ada juga pendapat yang mengatakan beliau lahir
di Thaif, usia Usman lima tahun lebih muda dari
Rasulullah Saw. Nama lengkapnya adalah Usman bin
Affan bin Abu al-Ash bin Umayyah bin Abdi Syams bin
Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab. Nasabnya bertemu
Rasulullah Saw pada Abdul Manaf
• Usman bin Affan termasuk Assabiqqunal Awalun atas
ajakan Abu Bakar.
• Rasulullah kemudian menikahkannya dengan putri
beliau bernama Ruqayah. Setelah itu Rasulullah Saw
menikahkannya dengan putrinya yang lain bernama
Ummu Kultsum, itulah sebab mengapa Usman diberi
gelar Dzunnurrain (pemilik dua cahaya)
3. • Metode pemilihan khalifah baru yang digagas oleh Umar bin
Khathab adalah musyawarah yang dilakukan oleh orang-orang
terbatas. Majlis ini dikenal dengan Ahhlul Halliwal-Aqdi.
• Enam orang sahabat ini terdiri dari; Ali bin Abi Thalib, Utman
bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqash, Zubair
bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah.
• mulai menjalankan tugas kekhalifahannya pada bulan
Muharam tahun 24 H. Usman bin Affan wafat pada 18
Dzulhijjah tahun 35 H bertepatan dengan 20 Mei 656 M
setelah menjadi khalifah selama kurang lebih 12 tahun.
4. Standarisasi Al-Quran
Pada masa ini terjadi perbedaan cara baca Al-Quran (Qiraat) yang bisa
menyebabkan terjadinya perang saudara, kondisi ini dilaporkan oleh
sahabat Hudzaifah alyamani. Maka khalifah memutuskan
menyeragamkannya yang kita kenal sekarang dengan mushaf ustmani
Dalam menyusun cara baca Al-Qur’an resmi ini, Khalifah Usman
melakukannya berdasarkan cara baca yang dipakai dalam Al-Qur’an
yang disusun leh Abu Bakar. Setelah pembukuan selesai, dibuatlah
beberapa salinannya untuk dikirim ke Mesir, Syam, Yaman, Kufah,
Basrah dan Mekkah. Satu mushaf disimpan di Madinah.Mushaf-
mushaf inilah yang kemudian dikenal dengan nama Mushaf Usmani.
Khalifah Usman mengharuskan umat Islam menggunakan Al-Qur’an
hasil salinan yang telah disebarkan tersebut. Sementara mushaf Al-
Qur’an dengan cara baca yang lainnya dibakar
5. Pengangkatan pejabat negara
Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun. Pada paruh terakhir masa
kekhalifahannya muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam
terhadapnya. Kepemimpinan Usman sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Ini
mungkin karena umurnya yang lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya yang
lemah lembut. Akhirnya pada tahun 35 H/655 M, Usman dibunuh oleh kaum
pemberontak yang terdir dari orang-orang yang kecewa itu.
Salah satu faktor yang menyebabkan banyak kecewa terhadap kepemimpinan Usman
adalah kebijaksanannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang
terpenting di antaranya adalah Marwan ibnu Hakam. Dialah pada dasarnya yang
menjalankan pemerintahan, sedangkan Usman hanya menyandang gelar khalifah.
Setelah banyak anggota keluarganya yang duduk dalam jabatan-jabatan penting.
Usman laksana boneka dihadapan kerabatnya tersebut. Dia tidak dapat berbuat
banyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya. Dia juga tidak tegas terhadap
kesalahan bawahan. Harta kekayaan negara, oleh kerabatnya dibagi-bagikan tanpa
terkontrol oleh Usman sendiri
6. Pembangunan fisik
Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pada
masa Usman tidak ada kegiatan- kegiatan yang
penting. Usman berjasa membangun
bendungan untuk menjaga arus banjir yang
besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota.
Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan-
jembatan, masjid-masjid dan memperluas
mesjid Nabi di Madinah
7. Perluasan wilayah
Pada masa khalifah Usman terdapat juga beberapa
upaya perluasan daerah kekuasaan Islam di
antaranya adalah melanjutkan usaha penaklukan
Persia. Kemudian Tabaristan, Azerbaijan dan
Armenia. Usaha perluasan daerah kekuasaan Islam
tersebut lebih lancar lagi setelah dibangunnya
armada laut. Satu persatu daerah di seberang laut
ditaklukanya, antara lain wilayah Asia Kecil, pesisir
Laut Hitam, pulau Cyprus, Rhodes, Tunisia dan
Nubia.
8. Keteladanan
Dari sifat pendiam inilah mengantarkan beliau menghindari dialog
yang mengundang perdebatan panjang ataupun berbicara pada hal
yang hanya mengandung kesia-siaan. Maka tak heran jika selama
hidupnya, Utsman bin Affan hanya berbicara pada sesuatu yang
benar benar penting dan mengandung kemaslahatan
Disebutkan dalam riwayat lainnya, karena sifat pemalunya, Utsman
bin Affan tidak pernah baca ayat yang pendek dalam Tahajud. Ketika
ditanya, “Mengapa Engkau membaca ayat yang begitu pajang
sekali?” Beliau pun menjawab “Saya malu memberikan sedikit
kepada Allah”
Abdurrahman bin Khatib pernah mengatakan, “Aku tidak
pernah mendengar seorang sahabat Nabi SAW yang lebih
indah bahasanya dan lebih bijak tutur katanya melebihi
Utsman bin Affan”. Sangat Begitu menakjubkan bukan? Ini
Menunjukkan bahwa Utsman bin Affan sangat menjaga
lisannya dari sesuatu yang berbahaya. Ia selalu berusaha
untuk membuat orang-orang di sekelilingnya paham dengan
tutur dan bahasa yang indah. Maka wajar jika beliau
mengatakan, “Lisan yang licin jauh lebih berbahaya dari pada
kaki yang licin.”
Dermawan