SEKOLAH

SOAL PENILAIAN SEKOLAH KETERAMPILAN
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)
SMP PGRI 9 PEMALANG TP. 2015/2016
Bacalah berita di bawah ini !
Hanya Masalah Sepele, Pelajar Dua Sekolah Tawuran
Rabu, 16 Desember 2015 23:02 Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, M Ardiansyah
Petugas dari Sat Pol PP Kota Palembang mengamankan senapan angin yang digunakan untuk tawuran di
seputaran Kambang Iwak Kecik Palembang, Rabu (16/12/2015).
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Hanya karena hal sepele, pelajar dari dua
sekolah negeri dan swasta yang ada di Palembang menjadi tawuran.
Bahkan parahnya, pelajar yang mendatangi SMA Tri Darma Palembang tidak hanya
melempar batu dan botol kaca, namun juga membawa senapan angin yang digunakan untuk
menembak pelajar di SMA Tri Darma Palembang, Rabu (16/12/2015).
Dari informasi yang dihimpun dilapangan, seorang siswa dari SMA Tri Darma Palembang
sempat menegur siswa dari SMKN 2 Palembang yang melintas menggunakan sepeda dengan
kecepatan tinggi. Akan tetapi, teguran itu tidak diterima dan sempat terjadi tawuran.
Karena kalah jumlah, membuat beberapa siswa dari SMKN 2 Palembang pergi.
Namun siangnya, kembali lagi dengan jumlah yang cukup banyak dan melakukan
penyerangan di SMA Tri Darma Palembang.
Akibatnya, seluruh siswa SMA Tri Darma yang sedang belajar panik dan keluar dari kelas.
Sebagian siswa berusaha membalas lemparan batu dan botol dari pelajar SMKN 2 Palembang.
KELOMPOK 1

"Tadi itu aku di luar sama kawan-kawan lagi kumpul baru selesai remidial, tiba-tiba dari dari
depan ada budak-budak SMKN 2 langsung menyerang. Mereka melempar batu dan botol
minuman," ujar siswa Tri Darma Redo ketika sempat diamankan petugas.
SUMBER : http://sumsel.tribunnews.com/2015/12/16/hanya-masalah-sepele-pelajar-dua-
sekolah-tawuran
Setelah membaca berita tersebut, jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apa tanggapan kalian atas peristiwa tersebut? (hubungkan jawaban kalian dengan
materi yang kamu peroleh pada Bab 1)
2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Cerita Ibu Tua Pukul Kepala Pendemo yang Kencingi Rumput
Kamis, 24 Maret 2016 | 07:00 WIB Oleh : Bayu Adi Wicaksono, Fajar Ginanjar Mukti
Tuti menunjukan hadiah pemberian Ahok. (Fajar GM - VIVA.co.id)
VIVA.co.id - Maryati atau biasa dipanggil Tuti (54) telah bekerja selama 17 tahun merawat
taman-taman di kawasan Ring I Istana Negara, Jakarta. Tuti bercerita, pada tahun 1989 ia
ditempatkan menjaga taman di belakang Istana Negara oleh Suku Dinas Pertamanan dan
Pemakaman Jakarta Pusat. Pada tahun 2011, Tuti dipindah untuk memastikan taman di
sepanjang median Jalan Medan Merdeka Selatan, dari depan Kedutaan Besar Amerika
Serikat, Balai Kota DKI, hingga Wisma Antara, selalu terlihat indah.
"Saya kerja bertiga. Ada yang tugasnya memotong rumput pakai mesin, ada yang menyapu
jalan, dan ada saya yang merawat tanaman-tanaman," ujar Tuti yang ditemui usai jam
kerjanya berakhir, di taman seberang Wisma Antara, Jakarta Pusat, Rabu, 23 Maret 2016.
Tuti bekerja bersama timnya hampir setiap hari mulai pukul 06.00 WIB. Bila taman sudah
dipastikan terjaga keasriannya, maka antara pukul 12.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB, Tuti
bisa pulang ke rumah kontrakannya di Pondok Gede, Jakarta Timur, untuk menemui tiga anak
dan dua cucunya.
Tuti paling kesal bila di hari kerjanya, ada aksi unjuk rasa yang menyasar kantor-kantor
pemerintah di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan. Bukannya ia tidak menghargai
kebebasan mengemukakan pendapat yang dijamin di Indonesia, namun para pengunjuk rasa,
tak jarang merusak hasil kerja kerasnya di taman di sepanjang jalan itu.
"Kalau rumput diinjak sih biasa. Tapi ada yang lempar sampah ke tengah taman. Puntung
rokok, segala dibuang. Ada juga yang suka kencing," ujarnya.
KELOMPOK 2

Tuti mengatakan, hal itu menjadi penyebabnya gusar kemarin. Ia mendapati seorang
pengemudi angkutan umum yang tengah bergabung dalam aksi unjuk rasa besar-besaran di
depan Balai Kota, mengencingi salah satu karung berisi bibit rumput yang siap ditanam.
"Selain udah injak-injak rumput (yang sudah ditanam), rumput yang di dalam karung
dikencingi sampai mati," ujar Tuti.
Terpancing emosi, Tuti membentak pengunjukrasa itu. Gagang sapu di tangannya juga
melayang memukul kepala si pengunjukrasa.
"Teman saya yang laki-laki segan. Tapi karena saya ibu-ibu, orang yang kencing takut sama
saya," ujar Tuti.
Aksi Tuti itu ternyata terlihat seorang staf Dinas Komunikasi, Informatika, dan Kehumasan
DKI yang tengah memantau aksi unjuk rasa. Ia melakukan pelaporan kepada Gubernur DKI
Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Keesokan harinya, Ahok, sapaan akrab Basuki, meminta petugas pengamanan dalam
(pamdal) Balai Kota mencari Tuti. Tuti ditemui Ahok dan diajak ke ruang kerjanya. Ia juga
dihadiahi sebuah telepon pintar agar bisa melakukan pelaporan bila taman-taman yang
menjadi tanggung jawabnya kembali dirusak pengunjukrasa.
"Pak Ahok berterima kasih karena saya berani usirin pendemo (yang merusak taman). Tadi
saya diajak makan soto sama sate sama Pak Ahok. Saya deg-degan ketemu Pak Ahok.
Orangnya ternyata baik, enggak kayak di TV kerjanya ngomel-ngomel," ujarnya.
SUMBER: http://metro.news.viva.co.id/news/read/751556-cerita-ibu-tua-pukul-kepala-
pendemo-yang-kencingi-rumput
1.

Berani, Tak Terima Ditilang, Oknum PNS Ini Ajak Duel Polantas
EditorEdhal Publish April 13, 2016 @11:27
FAJAR.CO.ID, TEMBILAHAN – Gara-gara tak terima ditilang, seorang Pegawai Negeri
Sipil ini terlibat adu mulut dengan Satlantas Polrestabes Inhil, Riua. Yang paling parahnya,
Oknum PNS ini sampai mengajak polantas aduh jetos ketika motornya hendak digiring ke
kantor polisi, pada , Selasa (12/4) sekitar pukul 11.15 WIB di Jalan Sudirman, Tembilahan
Kota.
Peristiwa bermula ketika oknum pegawai berinisial CK itu melintas di Jalan Sudirman. Dia
tidak melengkapi diri dengan kelengkapan kendaraan.
Polisi yang sedang bertugas lalu menegurnya. Namun teguran itu tak diacuh. Oknum PNS tadi
terus saja berlalu. Makanya, polisi langsung mengejarnya.
KELOMPOK 3

Sadar dikejar, CK masuk ke parkiran Bank Riau-Kepri. Terjadilah perdebatan di sana. Bahkan
suasana kian memanas saat polisi ingin membawa sepeda motor. “Jangan bawa motor saya,
sumpah STNK-nya ada di rumah,” kata CK.
Karena tak mau motornya dibawa, dia kemudian mengajak polisi duel. Namun ajakannya tak
ditanggapi. Sepeda motor Yamaha RX King BM 5412 G tetap dibawa.
Keributan sempat mengundang perhatian masyarakat. Tak lama kemudian, CK ikut juga ke
kantor polisi.
Kapolres Inhil AKBP Hadi Wicaksono SIK melalui Kasat Lantas AKP Ahmad Salmi kepada
Pekanbaru MX (Jawa Pos Group) mengatakan tetap akan memproses sesuai dengan aturan
yang berlaku. “Motornya sudah ditilang. Siapa pun dia, kita tidak pandang bulu dalam
menegakkan aturan,” ujar Ahmad Salmi.(jpnn/fajar)
SUMBER: http://fajar.co.id/2016/04/13/berani-tak-terima-ditilang-oknum-pns-ini-ajak-duel-
polantas/

“Saya Anak Jenderal”,
Hiruk-Pikuk Pemberitaan Siswi SMA Ancam Polwan (Duh!)
April 7, 2016 oleh Bobi Brilyan Bastenjar
Genmuda – Eh, Kawan Muda, kamu udah tau kan nih cerita tentang anak SMA yang
ngebentak-bentak polisi wanita seenaknya? Pasti lah ya. Secara berita ini jadi viral, baik
media massa, netizen, sampai obrolan di setiap jalan.
Belum tau? Genmuda.com jelasin kronologisnya dari awal deh. Jadi, gadis bertubuh
semampai yang akhirnya diketahui bernama Sonya Ekarina Sembiring ini lagi konvoi
alias keliling rame-rame sama temen satu SMA-nya di kota Medan. Dari seragam corat-coret
yang dikenakan, sepertinya doi habis merayakan berakhirnya Ujian Nasional. (Duh, dik,
dinyatakan lulus aja kan belum).
Sampai ketika, mobil Sonya and the gank dihentikan sama petugas polwan wilayah Medan
dan terjadilah situasi seperti di dalam video yang tersebar. Dalam video itu, terlihat beberapa
siswi SMA penuh dengan noda phlyox ala coret-coretan pelajar yang lagi berseteru sama Ipda
Perida Panjaitan, seorang polisi wanita.
Dari semua cewek itu, Sonya lah yang paling ngotot dan mengaku kalo dia adalah anak dari
Irjen Arman Dapari, deputi bidang pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN). Sonya
kurang piknik kayaknya.
Sempat diburu pertanyaan sama pewarta yang berada di tempat, apakah benar Sonya adalah
anak dari Arman Dapari, cewek berpipi tirus itu langsung menutup wajah dan
KELOMPOK 4

memalingkannya dari sorotan kamera. Ipda Perida Panjaitan menjelaskan kalo konvoi itu
harus segera dibubarkan. Video berakhir dengan kepergian Sonya and the genk memasuki
mobil dengan nomor polisi BK 1428 IG.
Bukan anak jenderal
Video pembentakan itu merebak ke permukaan, akhirnya diketahui ternyata Sonya bukanlah
putri dari Irjen Arman Dapari. Sang jenderal memberikan klarifikasi kepada media bahwa
dirinya tak memiliki seorang putri, seluruh anaknya adalah laki-laki. Nah loh?
Namun, Irjen Arman Dapari mengaku kalo Sonya Ekarina Sembiring adalah anggota keluarga
besarnya. Hal ini juga dikuatkan dari postingan Instagram Sonya yang mendukung Arman
Dapari sewaktu masih menjabat Kapolda Kepulauan Riau. Sonya memberikan Caption
“Paudaa #kapoldabatam #kepulauanriau”. Dari tutuan suku Batak, Pak
Uda artinya paman. Maka bisa diperkirakan Sonya adalah anggota keluarga besar dari Irjen
Arman Dapari.
Di-bully haters
Karma berlaku, dari kasus ini bisa dibilang nyata. Setelah memaki polwan dan
mengancamnya, gantian deh Sonya kena kecam dari para netizen, bahkan engga sedikit yang
melontarkan kritik pedas buat siswi SMA tersebut.
SUMBER: http://www.genmuda.com/saya-anak-jenderal-hiruk-pikuk-pemberitaan-siswi-
sma-ancam-polwan-duh/

Sopir taksi bentrok dengan pengemudi Go-Jek dan GrabBike
Rappler.com Published 12:25 PM, March 22, 2016
Bentrok antara sopir taksi dan pengemudi Go-Jek di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, pada 22
Maret 2016. Foto dari Twitter/@TMCPoldaMetro
JAKARTA, Indonesia (UPDATED) — Para sopir taksi yang berunjuk rasa dilaporkan
menyerang pengemudi ojek berbasis aplikasi online seperti Go-Jek dan GrabBike di Jakarta,
pada Selasa, 22 Maret.
Terdapat video yang memperlihatkan sopir taksi menghalangi pengemudi Go-Jek yang
melintasi area demo dan menendang helm. Massa menendang seorang pengemudi motor yang
mengenakan jaket hijau di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.
Bentrokan juga terjadi di depan Gedung Telkom di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Media massa melaporkan bahwa sekelompok sopir Go-Jek yang tidak terima di-
sweeping oleh demonstran mengadakanaksi balas dengan merusak dua mobil taksi milik Blue
Bird dan Express.
Seorang sopir Blue Bird dilaporkan terluka di bagian pelipis dan telah dirujuk ke rumah sakit
terdekat.
KELOMPOK 5

Menanggapi aksi kekerasan ini, CEO Go-Jek Nadiem Makarim mengimbau pengemudinya
untuk tidak terpancing provokasi. "Saya mengecam aksi kekerasan apapun dengan alasan
apapun," kata Nadiem melalui rilis.
"Saya mengajak rekan-rekan driver Go-Jek untuk tetap tenang dan tidak terpancing dengan
aksi kekerasan yang sedang memanas karena ini tidak sesuai dengan cita-cita Go-Jek."
SUMBER: www.rappler.com/indonesia/126727-sopir-taksi-gojek-grabbike

Bahaya, Bocah-bocah TerpengaruhSinetron Anak Jalanan
2016-02-02 14:05:00
Sinetron-sinetron di Indonesia memang sudah banyak dikritik banyak kalangan, namun
nampaknya kritikan-kritikan tersebut tak mempan di telinga pemangkunya.
Banyak sinetron yang mempertontonkan adegan yang tak harusnya disaksikan anak-anak.
Bahkan sinetron-sinetron tak mendidik tersebut mencekoki gaya berpikir anak kecil untuk tak
fokus pada kewajibannya bersekolah dan justru mementingkan hal lain yang tak ada
subtansinya.
Sinetron Anak Jalanan salah satunya. Sinetron yang mempertontonkan anak-anak sekolah
dengan perseteruan cinta dan geng motornya ini benar-benar membawa dampak yang tidak
positif bagi generasi muda.
Simak saja aksi dua bocah yang masih bau kencur ini. Baru berusia belasan tahun, kedua
bocah ini sudah menjalin asmara dan melakukan adegan tidak pantas. Tak hanya itu, bocah ini
berani mengunggah foto-foto tersebut di akun media sosialnya. Kedua bocah ini mengaku
ingin meniru adegan pacaran yang ada di sinetron Anak Jalanan.
KELOMPOK 6

"Sudah kayak Boy dan Reva. Tinggal minta (motor) Ninja sama mama," tulis bocah tersebut
mengunggah foto ketika berdua dan berpelukan.
Foto yang kemudian ramai di media sosial ini pun banyak membuat prihatin orang dewasa
dan menuai banyak kecaman dari netizen. Banyak yang menyayangkan pihak Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI) yang dinilai tidak selektif dalam mengelola pertelevisian di
Indonesia.
SUMBER: : https://www.brilio.net/news/terinspirasi-anak-jalanan-bocah-ini-ciuman-minta-
motor-ninja-duh-160131k.html

SEKOLAH

Recommended

Recommended

More Related Content

Recently uploaded

Recently uploaded (20)

Featured

Featured (20)

SEKOLAH