SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
Diagnosa Laboratorium
                                    Kelainan Lemak Darah
                                     dr. Marzuki Suryaatmadja dan dr. Erwin Silman
                        Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSCM, Jakarta.




Pendahuluan                                                         rangka dimana enzim lipase lipoprotein (LL) memecah trigli-
                                                                    serida dan melepaskan monogliserida dan asam lemak bebas
    Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab ke-           (free fatty acid = FFA). Partikel sisa kembali ke sirkulasi umum.
matian utama di Amerika Serikat, Jerman Barat dan banyak            Setelah mengalami perubahan lalu diambil oleh hati. Hal ini
negara Barat lain yang tergolong negara industri yang maju.         berarti bahwa dengan cara tersebut trigliserida makanan
Untuk menurunkan angka kematian dan angka kesakitan PJK             diangkut ke jaringan adiposa sedangkan kolesterol makanan ke
telah banyak dilakukan penelitian terhadap berbagai faktor          hati. Sebagian kolesterol ini akan diubah menjadi asam em-
risiko dari timbulnya atherosklerosis, perubahan pembuluh           pedu, sebagian lagi diekskresi ke empedu tanpa diubah lagi dan
darah koroner, dengan maksud agar dapat diketahui secara dini       sebagian lagi disebarkan ke jaringan lain.
dan dengan demikian dapat dicegah. Berdasarkan berbagai                Pada jalur endogen trigliserida disintesa di hati bila diit
penelitian epidemiologik dinyatakan bahwa zat lemak darah           mengandung asam lemak yang dengan gliserol membentuk tri-
adalah faktor risiko utama timbulnya atherosklerosis/ PJK.          gliserida yang disekresi ke sirkulasi sebagai inti dari VLDL. Di
    Di negara-negara berkembang khususnya di kota-kota besar        kapiler jaringan terjadi penguraian trigliserida oleh LL dan
juga dijumpai kecenderunganmeningkatnya PJK. Demikian               penggantian trigliserida oleh ester kolesterol sehingga VLDL
pula kadar lemak darah yang mengarah ke pola yang dijumpai          berubah menjadi LDL melalui IDL(intermediate- density-li-
di negara maju sehingga perlu pula diketahui dan diterapkan         poprotein). LDL berfungsi untuk mengirimkan kolesterol ke
diagnosa laboratorium terhadap adanya kelainan zat lemak            jaringan ekstra—hepatik seperti sel-sel korteks adrenal, ginjal,
darah.                                                              otot dan limfosit. Sel-sel tersebut mempunyai reseptor-LDL di
Biokimia danfaal zat lemak darah                                    permukaannya. Di dalam. sel LDL melepaskan kolesterol untuk
    Telah lama dikenal ada 3 jenis lipida yaitu kolesterol,trig-    pembentukan hormon steroid dan sintesa dinding sel. Selain itu
liserida dan fosfolipida. Untuk dapat diangkut dengan sirkulasi     ada pula sel-sel fagosit dari sistem retikuloendotel yang
darah maka lipida, yang bersifat tidak larut di dalam air,          menangkap dan memecah LDL. Bila sel-sel mati maka
berikatan dahulu dengan protein khusus, apoprotein, sede-           kolesterol terlepas lagi dan diikat oleh HDL. Dengan bantuan
mikian rupa sehingga bentuk ikatan tersebut yang dikenal se-        enzim Lesitin—kolesterol asiltranferase (LCAT) kolesterol ber-
bagai lipoprotein dapat larut di dalam air.                         ikatan dengan asam lemak dan dikembalikan ke VLDL dan
    Berdasarkan beberapa cara pemeriksaan dapat dibedakan           LDL. Sebagian lagi diangkut ke hati untuk diekskresi ke em-
beberapa jenis lipoprotein (LP) yaitu kilomikron, VLDL (very        pedu. Gambar 1 memperlihatkan bagan metabolisme LP se-
—low—density—lipoprotein), LDL (low—density-lipoprotein)            dangkan pada gambar 2 terlihat interaksi antara LDL dengan sel
dan HDL (high—density—lipoprotein) dengan ciri-ciri seperti         perifer.2,3
dapat dilihat pada tabel l 1,2,3                                      Ada 2 teori yang menerangkan peranan LDL dan HDL dalam
    Pengangkutan lipida/lipoprotein dapat dibedakan antara          mengatur kadar kolesterol di dalam sel perifer. Yang pertama
jalur eksogen dan endogen. Pada jalur eksogen mula-mula di-         mengemukakan mekanisme kebalikan dari pengangkutan
bentuk kilomikron di sel epitel usus dari trigliserida dan koles-   kolesterol dimana HDL bekerja mengangkut kolesterol dari sel
terol makanan. Melalui saluran limfe kilomikron masuk ke sir-       perifer ke hati berlawanan dengan kerja L.DL. Yang kedua
kulasi amum dan sampai ke kapiler jaringan adiposa dan otot         menyebutkan adanya hambatan bersaing antara HDL dan LDL
                                                                    pada reseptor dari sel perifer. Tingginya kadar
14 Cermin Dunia Kedokteran No. 30
Tabel 1. Klasifikasi lipoprotein


                   ultracentrifuge :              Chylomicron                   VLDL                       LDL                            HDL

                   1) densitas hidrasi                < 0.95                  0.95 - 1.006              1.019 — 1.063              1.063 — 1.21
                           (g/ml )
                   2) kecepatan flotasi               > 400                   20 - 400                         0 — 20                      —
                          (Sf)
                   3) elektroforesa                   tidak bergerak          pre - beta                beta                       alfa

                   4) diameter   (A)                  800 - 5000              300 - 800                 180 - 280                  50 - 120
                   5) susunan :
                      % trigliserida                        85                        52                       10                          4
                      % cholesterol ester                    4                        17                       37                         18
                      % cholesterol                          2                         7                        8                          2
                      % phospholipida                        7                        15                       23                         25
                      % protein                                                                                22                         51
                                                          1-2                          9


                   6) apoprotein utama                A, B, C,              B, C, E                         B                         A, E
                                                      usus                  usus, hati                  hasil akhir                usus, hati
                   7) asal
                                                                                                        metabolisme
                                                                                                        VLDL

                   8) fungsi                          transport             transport                   transport                transport
                                                      trigliserida          trigliserida                cholesterol           cholesterol dari sel
                                                      eksogen               endogen                     dan phospho-          perifer ke hati ( ? )
                                                                                                        lipids ke sel
                                                                                                        perifer




                                                      liver                                                             glycerol


                                                                                                                    free tatty acids                           peripheral
                                                                                                                                                                  cell
                                             arairi)oproteins
                                             frr5if erides
                                             phasphollpids




Gambar 1.    Metabolisme
             Lipoprotein.                     km.                    IDL                  ,-''-1 LDL                   HDL

Dikutip dari Brewer et   al1
                                                                                                                                                  cell
                                                                            monoglycende

                                              liver
                                            apolipoproteins
                                                                                fatty acids
                                                                                                                         r
                                            triglycerides                       lipoprotein
                                            phospholipids                          lipase




                                                                                                                        acid lipase
                                                                      VLDL IDL
                                                                       ® LDL                                                                      cholestero
                                                                                                                                                    ester
                                                                                                                                                  hydrolyase



Gambar 2.   Bagan interaksi
             antara LDL dengan
             sel perifer.
Dikutip dari Brewer et al1

                                                                                                                                     Cermin Dunia Kedokteran No. 30         15
LP yang satu akan menghalangi uptake dari LP yang lain. Ke-                               tersebut dilakukan dengan melihat kadar kolesterol, trigliserida
dua teori itu dapat dilihat pada gambar 3.4                                               plasma/serum, "standing plasma/serum" atau nefelometri (
                                                                                          Stone—Thorp's SML profile). Keenam fenotipe dapat dilihat
                                                                                          pada tabel 2 4,s,6
                                                                                             Kelemahan fenotipe di atas adalah tidak dapatnya memberi
                                                                                          keterangan mengenai faktor genetika atau kekurangan (defek)
                                                                                          biokimia yang mendasarinya. Karena itu pada 1973 Goldstein
                                                                                          dan kawankawan mengemukakan klasifi7casi hiperlipopro-
                                                                                          teinemia berdasarkan genotipe, yaitu pola penurunannya dan
                                                                                          kelainan lipid yang predominan pada pedigree tersendiri. Dapat
                                                  ~~C
                                                              q
                                                         97{4, r
                                                                                          dilihat adanya beberapa fenotipe pada satu pedigree. Lihat tabel
                                                                                          3 4,s,7,s
                                      111at       4      "•''   1
                                                                     11'l   l   ~
        ~             ,       ~   ~           i                                              Kedua sistem ldasifikasi tersebut masih berlaku sampai
                                                                                          sekarang dan masing-masing mempunyai kelebihan dan keku-
            Reverse "~`
                                                   eobp,19*4'
                                                                                          rangannya. Berbagai keadaan dan penyakit tertentu dapat
            Cholesterol
            Transport     •       ~               +                                       menyebabkan terjadinya hiperlipoproteinemia yang disebut
                                                                                          sekunder. Dapat ditemukan fenotipe I sampai dengan V. Li-hat
                                                                                          tabel 4.s
                                                                                          Diperkirakan hiperlipoproteinemia sekunder 40% dari kasus
                                                                                          hiperlipoproteinemia.
              Competitive             "•

                 Binding

                                                                                          Pemeriksaan laboratorium
                                                                                             Ada beberapapersyaratanuntuk pengambilan bahan (darah)


                                           000
                                                                                          agar hasilnya mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan da-
                                                                                          pat dibandingkan dari waktu ke waktu (pada pengobatan). Pasien
                                      VLDL              LDL                         HDL   harus puasa 12—16 jam sebelumnya. Dianjurkan selama 2
                                                                                          minggu sebelumnya chit biasa, tidak makan obat yang mem-
                                                                                          pengaruhi kadar lipida, tidak ada perubahan berat badan dan
                                                                                          sekurang kurangnya 3 bulan sebelumnya tidak sakit berat, infark
Gambar 3. Kedua teori mengenai peranan HDL dan LDL dalam
                                                                                          miokard atau operasi. Stasis vena dihindarkan sedapat mungkin
     pengaturan kadar cholesterol di dalam sel perifer. Dilautip dari                     dan penderita duduk sekurangnya ½ jam.
     Brewer, Bronzert4                                                                    Serum segera dipisahkan atau bila dipakai plasma maka anti-
Klasifikasi kelainan lemak darah                                                          koagulan yang baik adalah EDTA.9,10
                                                                                             Pemeriksaan yang sudah dapat dilakukan disini meliputi :
   Berdasarkan kadar-lemak darah dibedakan antara hipolipi-
                                                                                          standing plasma/serum, kolesterol total, kolesterol—HDL,
demia atau hipolipoproteinemia dan hiperlipidemia atau hi-
                                                                                          kolesterol—LDL (cara tidak langsung), lipida total, trigliserida,
perlipoproteinemia. Kelainan dapat bersifat primer dimana
                                                                                          beta—lipoprotein yang sudah agak umum dikerjakan.
kelainan lemak darah tersebut merupakan manifestasi utama;
                                                                                          Fosfolipida, kolesterol—LDL (cara langsung), elektroforesis
biasanya familial. Dapat pula bersifat sekunder yaitu disebabkan
                                                                                          lipoprotein, prof-11 SML dan apoprotein — B dilakukan di
adanya penyakit dasar. Hipolipidemia umumnya bersifat primer
                                                                                          beberapa laboratorium saja. Sedangkan ultrasentrifugasi belum
dan berkaitan dengan kadar kolesterol yang rendah. Beberapa
                                                                                          dikerjakan di Indonesia.
jenis yang telah diikenal adalah defisiensi alfalipoprotein (
penyakit        Tangier),      hipobetalipoproteinemia        dan
                                                                                          Nilai normal
abetalipoproteinemia (sindroma Bassen—Kornzweig).
   Pada 1967 Fredrickson, Levy dan Lees mengemukakan                                          Nilai ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti usia, jenis
klasifikasi hiperlipoproteinemia primer berdasarkan kadar ko-                             kelamin, ras, keadaan sosio—ekonomi, jenis makanan, keaktifan
lesterol dan trigliserida plasma, ultrasentrifugasi dan elektro-                          fisik dan sebagainya. Kadar lemak dan lipoprotein umumnya
foresa lipoprotein. Dibaginya menjadi 5 tipe, yaitu I, II, III, IV                        lebih tinggi pada jenis kelamin laid-laid, usia lebih tua, keaktifan
dan V. Komisi WHO pada 1970 mengambil alih Idasifikasi                                    fisik kurang, penduduk daerah urban, kecuali kadar kolesterol—
tersebut dan membedakan tipe II menjadi tipe IIa dan                                      HDL yang sebaliknya.
                                                             IIb.                             Nilai yang normal untuk usia tua mungkin sudah tidak nor-
Dengan pembagian hiperlipoproteinemia primer menjadi 6                                    mal untuk usia muda. Karena itu dianjurkan untuk tidak
fenotipe tersebut pengertian dan pemahaman kelainan lipida                                menggunakan kata "normal" tetapi sebatknya "rujukan".
menjadi lebth mudah dan juga bermakna praktis dalam meng-                                 Lagipula sukar sekali menarik batas antara saldt dan tidak, ter-
ikuti pengaruh diit dan pengobatan.                                                       lebih lagi untuk mengetahui sudah adanya atherosklerosis atau
   Karena metode pemeriksaan yang digunakan tidak selalu                                  belum.
tersedia di semua laboratorium maka selanjutnya klasif kasi


16 Cermin Dunia Kedokteran No. 30
Tabel 2. Klasifikasi fenotipe hiperlipoproteinemia menurut
        Fredrickson et al dan Komisi WHO dengan ciri-cirinya.
                             6
Dikutip dari Assmann5, ICI




                                 >1000
                   <260 mg/di    mg/di




                    350-500       350-500
     T y p e III
                    mg/dl         tng/dl



                                                                              =1IINIF/3
                                                                                     pre-fi T
                                  200-1000
     Type IV       <260 mg/dl     mg/dl




Dalam hubungannya dengan atherosklerosis berdasarkan pene-         terol-LDL, trigliserida, dan apoprotein—B. Sedangkan sebagai
litian epidemiologik maka yang risikonya tinggi adalah teruta-     faktor "antiatherogenik" adalah kolesterol —HDL.
ma tipe-tipe hiperkolesterolemia familial, hiperlipidemia kom-        Berdasarkan petelitian oleh Lipid Research Clinic dan oleh
binasi, disbetalipoproteinemia dan fenotipe IIa, IIb, III. Hi-     Assmann et al di Westphalia telah dianjurkan sebagai pedoman
pertrigliseridemia familial dan fenotipe IV dan V risikonya        untuk penggunaan praktis angka-angka kadar faktor-faktor ter-
tidak setinggi tipe-tipe yang tersebut lebih dahulu itu.           sebut dihubungkan dengan prognosa dan perlunya terapi. Lihat
    Sebagai faktor "atherogenik" adalah kolesterol total, koles-   tabel 5.5,8

                                                                                                Cermin Dunia Kedokteran N o .   30   17
Tabel 3. Perbandingen Klasifikasi hiperlipoproteinemia familial
                            menurut genetik dan fenotipik                                 Tabel 5. Nilai perkiraan yang dianjurkan untuk lipida dan
                                                                                                                      kolesterol lipoprotein

               GENETI K                               FENOTIPI K

  Monogenik :                                                                                    Risiko tidak ada          meragukan       (bor-  perlu
     Defisiensi Lipase lipoprotein                Tipe I (V)                                                               derline) — (perlu — pengobatan
     (AR)                                                                                                                  tidaknya pengobatan
     Defisiensi Apoliprotein C—II                 Tipe I (V)                                                               tergantung gambaran
     (AR)                                                                                                                  Idinik
                                                                                                                           keseluruhannya)
     Hiperkolesterolemia Familial                 Tipe Ila (adakalanya IIb)
     (AD)
     Hipertrigliseridenia Familial                Tipe IV (adakalanya V)
     (AD)                                                                         Trigliserida               < 150               150— 200               200
     Hiperlipidemia Kombinasi (AD)                Tipe Ila, IIb, IV               Kolesterol—total           < 220               220— 260             >260
                                                  (adakalanya V)                  Kolesterol—LDL             <150                150— 190             > 190


  Kompleks genetik :
      Disbetalipoproteinemia Familial             Tipe IIl                                                    Prognosa       Risiko normal            Risiko
      (AR)                                                                                                          baik        (standar)             meningkat
      Hiperkolesterolemia Poligenik               Tipe Ila, lib (IV, V)
                                                                                  Kolesterol—HDL :
                                                                                   pria                        >     55
  AR = autosomal recessive inheritance                                                                                             35—55              < 35
  AD = autosomal dominant inheritance                                              wanita                      >     65           45 — 65             < 45
  Heterogenitas fenotipi k terbukti di dalam kelas menurut genetik
                                                                                                                                   (satuan dalam mg/dl)

  Tabel 4.        Klasifikasi hiperlipoproteinemia sekunder berdasarkan
                                      fenotipe lipoprotein.
                                                                                 an ini sekunder. Bila tanpa penyakit dasar, berarti primer, perlu
                                                                                 dilakukan pemeriksaan famili. Lihat tabel 6.5,7,1°
                                                 TIPE
                                                                                 Pengobatan ditujukan kepada penyakit dasarnya dan melihat
                                       Ila/lib       III         IV              pola kelainan hiperlipoproteinemianya (tidak dibicarakan disini)
Diabetes mellitus                                                                .
(insulin—dependent,         +                        +            +          +
asidosis diabetik)
Obesitas                                                          +          +       Tabel 6. Pendekatan rasional terhadap deteksi dan diagnosis hiperl
Penya kit hati                                                                                          ipidemia/hi perlipoproteinemia.
obstruktif                               +           +
Insufisiensi ginjal                      +                        +          +
Al koholism                                                       +          +
Hi poti raid                             +           +
"Disproteinemia"            +            +          +                        +
Lupus ertitematosus         +                        +                       +
Mieloma                                  +           +
Porfiria                                 +
Sindroma Werner                                                   +



Pendekatan rasional terhadap deteksi dan diagnosis hiperlipi-
demia
   Untuk mengetahui adanya hiperlipidemia/hiperlipopro-
teinemia dengan pemeriksaan kadar kolesterol total, trigliserida
dan standing plasma/serum sudah dapat diketahui sebagian
besar kasus. Juga dapat dikenal fenotipenya, kecuali untuk
fenotipe III yang memerlukan rujukan. Pemeriksaan profit
SML membantu mengenali fenotipe hiperlipoproteinemia.
   Untuk membuat prognosa risiko atherosklerosis dan PJK
perlu ditetapkan kadar kolesterol—HDL dan kolesterol—LDL
baik secara langsung atau dengan rumus Friedewald. Selanjut-
nya mencari penyakit dasarnya yang bila ada berarti kelain-
                                                                                 Daftar Kepustakaan dapat diminta pada penulis / redaksi.




18 Cermin Dunia Kedokteran No. 30

More Related Content

What's hot (20)

Protein biokimia
Protein biokimiaProtein biokimia
Protein biokimia
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Bab 6 kimia_bioligis_bahan_hayati_
Bab 6 kimia_bioligis_bahan_hayati_Bab 6 kimia_bioligis_bahan_hayati_
Bab 6 kimia_bioligis_bahan_hayati_
 
Metabolisme Porfirin
Metabolisme PorfirinMetabolisme Porfirin
Metabolisme Porfirin
 
BIOKIMIA
BIOKIMIABIOKIMIA
BIOKIMIA
 
Porfirin
PorfirinPorfirin
Porfirin
 
Protein biokimia
Protein biokimiaProtein biokimia
Protein biokimia
 
Laporan biokimia hidrolisis protein
Laporan biokimia   hidrolisis proteinLaporan biokimia   hidrolisis protein
Laporan biokimia hidrolisis protein
 
Makalah BIO KIMIA
Makalah  BIO KIMIA Makalah  BIO KIMIA
Makalah BIO KIMIA
 
ASAM AMINO & PROTEIN-BIOMOLEKUL
ASAM AMINO & PROTEIN-BIOMOLEKULASAM AMINO & PROTEIN-BIOMOLEKUL
ASAM AMINO & PROTEIN-BIOMOLEKUL
 
4.asam amino dan protein
4.asam amino dan protein 4.asam amino dan protein
4.asam amino dan protein
 
Modul biokimia protein
Modul biokimia proteinModul biokimia protein
Modul biokimia protein
 
Metabolisme lipid
Metabolisme lipidMetabolisme lipid
Metabolisme lipid
 
Katabolisme Lipid Kelompok 10
Katabolisme Lipid Kelompok 10Katabolisme Lipid Kelompok 10
Katabolisme Lipid Kelompok 10
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Protein ppt
Protein pptProtein ppt
Protein ppt
 
5.protein
5.protein5.protein
5.protein
 
Hematologi
Hematologi Hematologi
Hematologi
 
biomolekul
biomolekulbiomolekul
biomolekul
 
Protein
Protein Protein
Protein
 

Similar to 06 diagnosa labkelainanlemakdrah

Similar to 06 diagnosa labkelainanlemakdrah (20)

Penggolongan obat kolesterol
Penggolongan obat kolesterolPenggolongan obat kolesterol
Penggolongan obat kolesterol
 
Makalah kolesterol dan antikolesterol
Makalah kolesterol dan antikolesterolMakalah kolesterol dan antikolesterol
Makalah kolesterol dan antikolesterol
 
Retikulum endoplasma kelompok6
Retikulum endoplasma kelompok6Retikulum endoplasma kelompok6
Retikulum endoplasma kelompok6
 
Kajian pustaka lipid
Kajian pustaka lipidKajian pustaka lipid
Kajian pustaka lipid
 
sel tumbuhan dan sel hewan
sel tumbuhan dan sel hewansel tumbuhan dan sel hewan
sel tumbuhan dan sel hewan
 
Lemak
LemakLemak
Lemak
 
metabolisme lipid
metabolisme lipidmetabolisme lipid
metabolisme lipid
 
Metabolisme_lemak-Metabolisme_lemak-Metabolisme_lemak.pdf
Metabolisme_lemak-Metabolisme_lemak-Metabolisme_lemak.pdfMetabolisme_lemak-Metabolisme_lemak-Metabolisme_lemak.pdf
Metabolisme_lemak-Metabolisme_lemak-Metabolisme_lemak.pdf
 
Patolemak2015
Patolemak2015Patolemak2015
Patolemak2015
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Metabolisme lipid.ppt
Metabolisme lipid.pptMetabolisme lipid.ppt
Metabolisme lipid.ppt
 
Makalah pjk
Makalah pjkMakalah pjk
Makalah pjk
 
6. metabolisme lipid
6. metabolisme lipid6. metabolisme lipid
6. metabolisme lipid
 
Peran_Lipoprotein-Peran_Lipoprotein.docx
Peran_Lipoprotein-Peran_Lipoprotein.docxPeran_Lipoprotein-Peran_Lipoprotein.docx
Peran_Lipoprotein-Peran_Lipoprotein.docx
 
Tutor ldl
Tutor ldlTutor ldl
Tutor ldl
 
Bab 1 Sel.pptx
Bab 1 Sel.pptxBab 1 Sel.pptx
Bab 1 Sel.pptx
 
Bab-1-Sel.pptx
Bab-1-Sel.pptxBab-1-Sel.pptx
Bab-1-Sel.pptx
 
Bab-1-Sel.pptx
Bab-1-Sel.pptxBab-1-Sel.pptx
Bab-1-Sel.pptx
 
Bab 1 Sel.pptx
Bab 1 Sel.pptxBab 1 Sel.pptx
Bab 1 Sel.pptx
 
lipid I.pptx
lipid I.pptxlipid I.pptx
lipid I.pptx
 

06 diagnosa labkelainanlemakdrah

  • 1. Diagnosa Laboratorium Kelainan Lemak Darah dr. Marzuki Suryaatmadja dan dr. Erwin Silman Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSCM, Jakarta. Pendahuluan rangka dimana enzim lipase lipoprotein (LL) memecah trigli- serida dan melepaskan monogliserida dan asam lemak bebas Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab ke- (free fatty acid = FFA). Partikel sisa kembali ke sirkulasi umum. matian utama di Amerika Serikat, Jerman Barat dan banyak Setelah mengalami perubahan lalu diambil oleh hati. Hal ini negara Barat lain yang tergolong negara industri yang maju. berarti bahwa dengan cara tersebut trigliserida makanan Untuk menurunkan angka kematian dan angka kesakitan PJK diangkut ke jaringan adiposa sedangkan kolesterol makanan ke telah banyak dilakukan penelitian terhadap berbagai faktor hati. Sebagian kolesterol ini akan diubah menjadi asam em- risiko dari timbulnya atherosklerosis, perubahan pembuluh pedu, sebagian lagi diekskresi ke empedu tanpa diubah lagi dan darah koroner, dengan maksud agar dapat diketahui secara dini sebagian lagi disebarkan ke jaringan lain. dan dengan demikian dapat dicegah. Berdasarkan berbagai Pada jalur endogen trigliserida disintesa di hati bila diit penelitian epidemiologik dinyatakan bahwa zat lemak darah mengandung asam lemak yang dengan gliserol membentuk tri- adalah faktor risiko utama timbulnya atherosklerosis/ PJK. gliserida yang disekresi ke sirkulasi sebagai inti dari VLDL. Di Di negara-negara berkembang khususnya di kota-kota besar kapiler jaringan terjadi penguraian trigliserida oleh LL dan juga dijumpai kecenderunganmeningkatnya PJK. Demikian penggantian trigliserida oleh ester kolesterol sehingga VLDL pula kadar lemak darah yang mengarah ke pola yang dijumpai berubah menjadi LDL melalui IDL(intermediate- density-li- di negara maju sehingga perlu pula diketahui dan diterapkan poprotein). LDL berfungsi untuk mengirimkan kolesterol ke diagnosa laboratorium terhadap adanya kelainan zat lemak jaringan ekstra—hepatik seperti sel-sel korteks adrenal, ginjal, darah. otot dan limfosit. Sel-sel tersebut mempunyai reseptor-LDL di Biokimia danfaal zat lemak darah permukaannya. Di dalam. sel LDL melepaskan kolesterol untuk Telah lama dikenal ada 3 jenis lipida yaitu kolesterol,trig- pembentukan hormon steroid dan sintesa dinding sel. Selain itu liserida dan fosfolipida. Untuk dapat diangkut dengan sirkulasi ada pula sel-sel fagosit dari sistem retikuloendotel yang darah maka lipida, yang bersifat tidak larut di dalam air, menangkap dan memecah LDL. Bila sel-sel mati maka berikatan dahulu dengan protein khusus, apoprotein, sede- kolesterol terlepas lagi dan diikat oleh HDL. Dengan bantuan mikian rupa sehingga bentuk ikatan tersebut yang dikenal se- enzim Lesitin—kolesterol asiltranferase (LCAT) kolesterol ber- bagai lipoprotein dapat larut di dalam air. ikatan dengan asam lemak dan dikembalikan ke VLDL dan Berdasarkan beberapa cara pemeriksaan dapat dibedakan LDL. Sebagian lagi diangkut ke hati untuk diekskresi ke em- beberapa jenis lipoprotein (LP) yaitu kilomikron, VLDL (very pedu. Gambar 1 memperlihatkan bagan metabolisme LP se- —low—density—lipoprotein), LDL (low—density-lipoprotein) dangkan pada gambar 2 terlihat interaksi antara LDL dengan sel dan HDL (high—density—lipoprotein) dengan ciri-ciri seperti perifer.2,3 dapat dilihat pada tabel l 1,2,3 Ada 2 teori yang menerangkan peranan LDL dan HDL dalam Pengangkutan lipida/lipoprotein dapat dibedakan antara mengatur kadar kolesterol di dalam sel perifer. Yang pertama jalur eksogen dan endogen. Pada jalur eksogen mula-mula di- mengemukakan mekanisme kebalikan dari pengangkutan bentuk kilomikron di sel epitel usus dari trigliserida dan koles- kolesterol dimana HDL bekerja mengangkut kolesterol dari sel terol makanan. Melalui saluran limfe kilomikron masuk ke sir- perifer ke hati berlawanan dengan kerja L.DL. Yang kedua kulasi amum dan sampai ke kapiler jaringan adiposa dan otot menyebutkan adanya hambatan bersaing antara HDL dan LDL pada reseptor dari sel perifer. Tingginya kadar 14 Cermin Dunia Kedokteran No. 30
  • 2. Tabel 1. Klasifikasi lipoprotein ultracentrifuge : Chylomicron VLDL LDL HDL 1) densitas hidrasi < 0.95 0.95 - 1.006 1.019 — 1.063 1.063 — 1.21 (g/ml ) 2) kecepatan flotasi > 400 20 - 400 0 — 20 — (Sf) 3) elektroforesa tidak bergerak pre - beta beta alfa 4) diameter (A) 800 - 5000 300 - 800 180 - 280 50 - 120 5) susunan : % trigliserida 85 52 10 4 % cholesterol ester 4 17 37 18 % cholesterol 2 7 8 2 % phospholipida 7 15 23 25 % protein 22 51 1-2 9 6) apoprotein utama A, B, C, B, C, E B A, E usus usus, hati hasil akhir usus, hati 7) asal metabolisme VLDL 8) fungsi transport transport transport transport trigliserida trigliserida cholesterol cholesterol dari sel eksogen endogen dan phospho- perifer ke hati ( ? ) lipids ke sel perifer liver glycerol free tatty acids peripheral cell arairi)oproteins frr5if erides phasphollpids Gambar 1. Metabolisme Lipoprotein. km. IDL ,-''-1 LDL HDL Dikutip dari Brewer et al1 cell monoglycende liver apolipoproteins fatty acids r triglycerides lipoprotein phospholipids lipase acid lipase VLDL IDL ® LDL cholestero ester hydrolyase Gambar 2. Bagan interaksi antara LDL dengan sel perifer. Dikutip dari Brewer et al1 Cermin Dunia Kedokteran No. 30 15
  • 3. LP yang satu akan menghalangi uptake dari LP yang lain. Ke- tersebut dilakukan dengan melihat kadar kolesterol, trigliserida dua teori itu dapat dilihat pada gambar 3.4 plasma/serum, "standing plasma/serum" atau nefelometri ( Stone—Thorp's SML profile). Keenam fenotipe dapat dilihat pada tabel 2 4,s,6 Kelemahan fenotipe di atas adalah tidak dapatnya memberi keterangan mengenai faktor genetika atau kekurangan (defek) biokimia yang mendasarinya. Karena itu pada 1973 Goldstein dan kawankawan mengemukakan klasifi7casi hiperlipopro- teinemia berdasarkan genotipe, yaitu pola penurunannya dan kelainan lipid yang predominan pada pedigree tersendiri. Dapat ~~C q 97{4, r dilihat adanya beberapa fenotipe pada satu pedigree. Lihat tabel 3 4,s,7,s 111at 4 "•'' 1 11'l l ~ ~ , ~ ~ i Kedua sistem ldasifikasi tersebut masih berlaku sampai sekarang dan masing-masing mempunyai kelebihan dan keku- Reverse "~` eobp,19*4' rangannya. Berbagai keadaan dan penyakit tertentu dapat Cholesterol Transport • ~ + menyebabkan terjadinya hiperlipoproteinemia yang disebut sekunder. Dapat ditemukan fenotipe I sampai dengan V. Li-hat tabel 4.s Diperkirakan hiperlipoproteinemia sekunder 40% dari kasus hiperlipoproteinemia. Competitive "• Binding Pemeriksaan laboratorium Ada beberapapersyaratanuntuk pengambilan bahan (darah) 000 agar hasilnya mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan da- pat dibandingkan dari waktu ke waktu (pada pengobatan). Pasien VLDL LDL HDL harus puasa 12—16 jam sebelumnya. Dianjurkan selama 2 minggu sebelumnya chit biasa, tidak makan obat yang mem- pengaruhi kadar lipida, tidak ada perubahan berat badan dan sekurang kurangnya 3 bulan sebelumnya tidak sakit berat, infark Gambar 3. Kedua teori mengenai peranan HDL dan LDL dalam miokard atau operasi. Stasis vena dihindarkan sedapat mungkin pengaturan kadar cholesterol di dalam sel perifer. Dilautip dari dan penderita duduk sekurangnya ½ jam. Brewer, Bronzert4 Serum segera dipisahkan atau bila dipakai plasma maka anti- Klasifikasi kelainan lemak darah koagulan yang baik adalah EDTA.9,10 Pemeriksaan yang sudah dapat dilakukan disini meliputi : Berdasarkan kadar-lemak darah dibedakan antara hipolipi- standing plasma/serum, kolesterol total, kolesterol—HDL, demia atau hipolipoproteinemia dan hiperlipidemia atau hi- kolesterol—LDL (cara tidak langsung), lipida total, trigliserida, perlipoproteinemia. Kelainan dapat bersifat primer dimana beta—lipoprotein yang sudah agak umum dikerjakan. kelainan lemak darah tersebut merupakan manifestasi utama; Fosfolipida, kolesterol—LDL (cara langsung), elektroforesis biasanya familial. Dapat pula bersifat sekunder yaitu disebabkan lipoprotein, prof-11 SML dan apoprotein — B dilakukan di adanya penyakit dasar. Hipolipidemia umumnya bersifat primer beberapa laboratorium saja. Sedangkan ultrasentrifugasi belum dan berkaitan dengan kadar kolesterol yang rendah. Beberapa dikerjakan di Indonesia. jenis yang telah diikenal adalah defisiensi alfalipoprotein ( penyakit Tangier), hipobetalipoproteinemia dan Nilai normal abetalipoproteinemia (sindroma Bassen—Kornzweig). Pada 1967 Fredrickson, Levy dan Lees mengemukakan Nilai ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti usia, jenis klasifikasi hiperlipoproteinemia primer berdasarkan kadar ko- kelamin, ras, keadaan sosio—ekonomi, jenis makanan, keaktifan lesterol dan trigliserida plasma, ultrasentrifugasi dan elektro- fisik dan sebagainya. Kadar lemak dan lipoprotein umumnya foresa lipoprotein. Dibaginya menjadi 5 tipe, yaitu I, II, III, IV lebih tinggi pada jenis kelamin laid-laid, usia lebih tua, keaktifan dan V. Komisi WHO pada 1970 mengambil alih Idasifikasi fisik kurang, penduduk daerah urban, kecuali kadar kolesterol— tersebut dan membedakan tipe II menjadi tipe IIa dan HDL yang sebaliknya. IIb. Nilai yang normal untuk usia tua mungkin sudah tidak nor- Dengan pembagian hiperlipoproteinemia primer menjadi 6 mal untuk usia muda. Karena itu dianjurkan untuk tidak fenotipe tersebut pengertian dan pemahaman kelainan lipida menggunakan kata "normal" tetapi sebatknya "rujukan". menjadi lebth mudah dan juga bermakna praktis dalam meng- Lagipula sukar sekali menarik batas antara saldt dan tidak, ter- ikuti pengaruh diit dan pengobatan. lebih lagi untuk mengetahui sudah adanya atherosklerosis atau Karena metode pemeriksaan yang digunakan tidak selalu belum. tersedia di semua laboratorium maka selanjutnya klasif kasi 16 Cermin Dunia Kedokteran No. 30
  • 4. Tabel 2. Klasifikasi fenotipe hiperlipoproteinemia menurut Fredrickson et al dan Komisi WHO dengan ciri-cirinya. 6 Dikutip dari Assmann5, ICI >1000 <260 mg/di mg/di 350-500 350-500 T y p e III mg/dl tng/dl =1IINIF/3 pre-fi T 200-1000 Type IV <260 mg/dl mg/dl Dalam hubungannya dengan atherosklerosis berdasarkan pene- terol-LDL, trigliserida, dan apoprotein—B. Sedangkan sebagai litian epidemiologik maka yang risikonya tinggi adalah teruta- faktor "antiatherogenik" adalah kolesterol —HDL. ma tipe-tipe hiperkolesterolemia familial, hiperlipidemia kom- Berdasarkan petelitian oleh Lipid Research Clinic dan oleh binasi, disbetalipoproteinemia dan fenotipe IIa, IIb, III. Hi- Assmann et al di Westphalia telah dianjurkan sebagai pedoman pertrigliseridemia familial dan fenotipe IV dan V risikonya untuk penggunaan praktis angka-angka kadar faktor-faktor ter- tidak setinggi tipe-tipe yang tersebut lebih dahulu itu. sebut dihubungkan dengan prognosa dan perlunya terapi. Lihat Sebagai faktor "atherogenik" adalah kolesterol total, koles- tabel 5.5,8 Cermin Dunia Kedokteran N o . 30 17
  • 5. Tabel 3. Perbandingen Klasifikasi hiperlipoproteinemia familial menurut genetik dan fenotipik Tabel 5. Nilai perkiraan yang dianjurkan untuk lipida dan kolesterol lipoprotein GENETI K FENOTIPI K Monogenik : Risiko tidak ada meragukan (bor- perlu Defisiensi Lipase lipoprotein Tipe I (V) derline) — (perlu — pengobatan (AR) tidaknya pengobatan Defisiensi Apoliprotein C—II Tipe I (V) tergantung gambaran (AR) Idinik keseluruhannya) Hiperkolesterolemia Familial Tipe Ila (adakalanya IIb) (AD) Hipertrigliseridenia Familial Tipe IV (adakalanya V) (AD) Trigliserida < 150 150— 200 200 Hiperlipidemia Kombinasi (AD) Tipe Ila, IIb, IV Kolesterol—total < 220 220— 260 >260 (adakalanya V) Kolesterol—LDL <150 150— 190 > 190 Kompleks genetik : Disbetalipoproteinemia Familial Tipe IIl Prognosa Risiko normal Risiko (AR) baik (standar) meningkat Hiperkolesterolemia Poligenik Tipe Ila, lib (IV, V) Kolesterol—HDL : pria > 55 AR = autosomal recessive inheritance 35—55 < 35 AD = autosomal dominant inheritance wanita > 65 45 — 65 < 45 Heterogenitas fenotipi k terbukti di dalam kelas menurut genetik (satuan dalam mg/dl) Tabel 4. Klasifikasi hiperlipoproteinemia sekunder berdasarkan fenotipe lipoprotein. an ini sekunder. Bila tanpa penyakit dasar, berarti primer, perlu dilakukan pemeriksaan famili. Lihat tabel 6.5,7,1° TIPE Pengobatan ditujukan kepada penyakit dasarnya dan melihat Ila/lib III IV pola kelainan hiperlipoproteinemianya (tidak dibicarakan disini) Diabetes mellitus . (insulin—dependent, + + + + asidosis diabetik) Obesitas + + Tabel 6. Pendekatan rasional terhadap deteksi dan diagnosis hiperl Penya kit hati ipidemia/hi perlipoproteinemia. obstruktif + + Insufisiensi ginjal + + + Al koholism + + Hi poti raid + + "Disproteinemia" + + + + Lupus ertitematosus + + + Mieloma + + Porfiria + Sindroma Werner + Pendekatan rasional terhadap deteksi dan diagnosis hiperlipi- demia Untuk mengetahui adanya hiperlipidemia/hiperlipopro- teinemia dengan pemeriksaan kadar kolesterol total, trigliserida dan standing plasma/serum sudah dapat diketahui sebagian besar kasus. Juga dapat dikenal fenotipenya, kecuali untuk fenotipe III yang memerlukan rujukan. Pemeriksaan profit SML membantu mengenali fenotipe hiperlipoproteinemia. Untuk membuat prognosa risiko atherosklerosis dan PJK perlu ditetapkan kadar kolesterol—HDL dan kolesterol—LDL baik secara langsung atau dengan rumus Friedewald. Selanjut- nya mencari penyakit dasarnya yang bila ada berarti kelain- Daftar Kepustakaan dapat diminta pada penulis / redaksi. 18 Cermin Dunia Kedokteran No. 30