Dokumen tersebut membahas pentingnya belajar sepanjang hidup. Disebutkan bahwa belajar merupakan proses perubahan perilaku melalui pengalaman atau latihan. Terdapat empat tahapan belajar manusia yaitu inkompetensi bawah sadar, inkompetensi sadar, kompetensi sadar, dan kompetensi bawah sadar. Kisah seorang nenek berusia 102 tahun yang masih belajar di sekolah digunakan se
2. Session I
Perlukah Belajar Sepanjang
Hidup?
Belajar sepanjang hidup. Epen ka? Cupen to!!!!
Belajar adalah perubahan dalam perilaku atau
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman
atau latihan yang diperkuat.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara
stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah
belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
perubahan perilakunya.
3.
4. • Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan
respons berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru tersebut.
• Proses perubahan tingkah laku dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
penggunaan, dan penilaian terhadap sikap dan nilai-nilai pengetahuan yang
terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai
aspek kehidupan.
5. • Perubahannya tidak harus langsung mengikuti pengalaman belajar.
Perubahan yang segera terjadi umumnya tidak dalam bentuk
perilaku, tapi terutama hanya dalam potensi seseorang untuk
berperilaku.
• Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman, praktik atau
latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau
perilaku yang bersifat naluriah.
• Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai adanya penguat,
berupa ganjaran yang diterima - hadiah atau hukuman - sebagai
konsekuensi adanya perubahan perilaku tersebut.
• Proses perubahan dalam belajar menuju ke arah tujuan yang lebih
baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Perasaan
bangga dalam diri karena dapat mengerti dan paham akan apa yang
di pelajari.
6.
7. Ada empat tahapan belajar
manusia
Inkompetensi bawah sadar, yaitu tidak tahu
bahwa ia tidak tahu.
Inkompetensi sadar, yaitu tidak tahu bahwa ia
tahu.
Kompetensi sadar, yaitu tahu bahwa ia tidak
tahu.
Kompetensi bawah Sadar, yaitu tahu bahwa
ia tahu.
8. Inkompetensi bawah sadar
Kondisi di saat kita tidak mengetahui kalau ternyata kita
tidak tahu.
Contohnya adalah keadaan pikiran banyak pengemudi
muda saat mulai belajar mengemudi. Itulah mengapa
pengemudi muda mengalami lebih banyak kecelakaan
ketimbang pengemudi yang lebih tua dan berpengalaman.
Mereka tidak dapat (atau tidak mau) mengakui
terbatasnya pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
mereka. Orang-orang yang berada dalam keadaan ini
kemungkinan besar akan mengambil risiko, memapar diri
pada bahaya atau kerugian, untuk alasan sederhana yang
sama sekali tidak mereka sadari bahwa itulah yang
mereka lakukan.
9.
10. Inkompetensi sadar
Pengakuan sadar pada diri sendiri bahwa kita
tidak tahu apa yang dapat kita lakukan, dan
penerimaan penuh atas kebodohan kita.
11. Kompetensi sadar
Ketika kita mulai memiliki keahlian atas sebuah
subjek, tetapi tindakan kita belum berjalan
otomatis.
Pada belajar yang ini, kita harus melaksanakan
semua tindakan dalam level sadar. Saat belajar
mengemudi, misalnya, kita harus secara sadar
tahu di mana tangan dan kaki kita, berpikir dalam
setiap pengambilan keputusan apakah akan
menginjak rem, berbelok, atau ganti gigi.
Saat kita melakukannya, kita berpikir dengan
sadar tentang bagaimana melakukannya.
12.
13. Kompetensi bawah sadar
Tahapan seorang ahli yang sekadar melakukannya, dan
bahkan mungkin tidak tahu bagaimana ia melakukannya
secara terperinci.
Ia tahu apa yang ia lakukan, dengan kata lain, ada
sesuatu yang ia lakukan di hidup ini yang bagi orang lain
tampak penuh risiko tetapi bagi dia bebas risiko.
Ini terjadi karena ia telah membangun pengalaman dan
mencapai kompetensi bawah sadar pada aktivitas itu
selama beberapa tahun. Ia tahu apa yang ia lakukan, dan
ia juga tahu apa yang tidak dapat ia lakukan.
Bagi seseorang yang tidak memiliki pengetahuan dan
pengalamannya, apa yang ia lakukan tampak penuh
risiko.
16. • www.kompas .com tentang seorang perempuan yang sudah berusia 102
tahun masih mau belajar di sekolah formal. Di umur yang sebenarnya sudah
renta ini, masih punya semangat belajar.
• Sosok perempuan itu adalah Ma Xiuxian Kisah ini terjadi di dataran China,
tepatnya di Kota Jinan, Provinsi Shandong. Ma Xiuxian bertekad menuntut
ilmunya dengan menjadi murid salah satu sekolah dasar di daerah
setempat. Tidak berlebihan juga jika nenek ini disebut sebagai murid SD
tertua di dunia.
• Kompas menuliskan “Luar biasa, memang. Di usia yang tidak semua orang
bisa mencapainya itu, Ma masih memiliki motivasi dan keinginan untuk bisa
belajar selayaknya seorang anak kecil.
• Melihat betapa bersemangatnya Ma untuk menghabiskan sisa usianya yang
sudah sangat senja dan hanya tersisa hitungan hari demi hari tersebut,
tidakkah membuat mata hati kita tergerak untuk lebih bersemangat
menuntut ilmu, sampai kapan pun dan dalam kondisi seperti apa pun”
• Apa yang dilakukan oleh Nenek Ma ini justru berbanding terbalik dengan
kondisi sekarang. Orang yang telah menerima pendidikan di salah satu
sekolah (tingkat dasar sampai Perguruan tinggi) menganggap bahwa semua
telah selesai dan tidak perlu belajar lagi.
17. • Ada orang mengatakan, “aku sudah tua, otakku tidak bisa berpikir lagi”. Wah,
kalau otak tidak bisa berpikir, bagaimana ya???. Orang juga yang sudah
mendapat pekerjaan yang mapan bahkan posisi yang tertinggi di salah satu
instansi pemerintah atau swasta merasa sudah puas dan tidak perlu belajar
lagi.
• Sekarang saja pemerintah memberi keringanan untuk biaya sekolah, tetap
masih tidak mau belajar. Lucunya kebiasaan anak sekolah sekarang, lebih
senang libur dari belajar. Jika dikatakan belajar, wajah cemberut!. Tetapi jika
dikatakan libur, wah…senangnya minta ampun. Padahal biaya untuk sekolah
tetap keluar.
• Saya juga teringat murid atau di Kisah Oma Ma justru dapat menjadi inspirasi
bagi kita semua bahwa pendidikan itu berlangsung selama kita masih hidup
dan diberi kekuatan untuk berpikir oleh Tuhan.
• LONG LIFE EDUCATION ATAU PEMBELAJARAN SEUMUR HIDUP. Tidak
melihat kondisi umur, fisik dan materi termasuk tempat belajar, yang penting
belajar. Komponis besar Ludwig Van Bethoven adalah seorang yang bisu
dan tuli, namun dia bisa belajar bermain musik dan menghasilkan karya
besar. Belajar bukan hanya dengan membaca buku, namun juga belajar dari
pengalaman dan kisah yang dialami setiap hari.
18.
19. Dari mana kita belajar sepanjang
hidup?
Mari kita setiap hari membaca buku kehidupan yaitu Pertama,
Kitab Suci sebagai sumber inspirasi dan pembaru hidup rohani
kita dan berbagai disiplin ilmu yang membangun pengetahuan
kita, kedua, manusia (sesama) melalui sifat dan karakter kita
dapat belajar. Ketiga, lingkungan termasuk alam dan makhluk
hidup lain”
Dalam kesaksian Kitab Suci juga diberitahukan bagaimana
Tuhan mengajar umat-Nya untuk belajar mengasihi-Nya seumur
hidup untuk memperoleh berkat yang terus menerus pula.
Proses pembelajaran itu adalah tugas orangtua yang mengajar
anaknya dari kecil. Setelah anaknya besar, dia juga akan
mengajarkan kepada keturunannya. Pembelajaran ini terus
menerus berlangsung sampai “hidup masih dikandung badan”
dalam setiap kondisi dan situasi bidang kehidupan.
20.
21. • Ul. 6:5-10 dituliskan, “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang
kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,
haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu
dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau
sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau
bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada
tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah
engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu
gerbangmu”.
• untuk menjadi seorang pemimpin yang bijak dan takut akan Tuhan perlu
beriman Tuhan secara terus menerus seumur hidup. Hal ini disampaikan
Tuhan kepada orang Israel melalui pidato Musa dalam Ulangan 17:18-20
dikatakan, “Apabila ia duduk di atas takhta kerajaan, maka haruslah ia
menyuruh menulis baginya salinan hukum ini menurut kitab yang ada pada
imam-imam orang Lewi.
22. • Itulah yang harus ada di
sampingnya dan haruslah ia
membacanya seumur hidupnya
untuk belajar takut akan TUHAN,
Allahnya, dengan berpegang pada
segala isi hukum dan ketetapan ini
untuk dilakukannya, supaya jangan
ia tinggi hati terhadap saudara-
saudaranya, supaya jangan ia
menyimpang dari perintah itu ke
kanan atau ke kiri, agar lama ia
memerintah, ia dan anak-anaknya
di tengah-tengah orang Israel.”
• Intinya menjadi seorang pemimpin
yang berhasil (baik dalam
keluarga, gereja, masyarakat,
termasuk memimpin diri sendiri)
mesti belajar dan belajar terus
sekaligus membaharui diri
sehingga menjadi berkat bagi
orang lain dan menjadi orang yang
takut akan Tuhan seperti Raja
Salomo.