2. Disusun Oleh :
M. ArdityaRamdhan 252011005
Sara Nissa Fauzan 252011007
Citra Permatasari 252011011
Notia Anindya P 252011014
Putri Safria 252011016
Siti Hajar Cahayani 252011027
Dewi Komalasari 252011037
Delta Fitri Sari 252011040
Ratna Mutia Sari 252011041
3. Tahapan Proses Anaerob
Proses hydrolysis
• Memecah molekul organic komplek menjadi molekul organic yang sederhana
Proses Acidogenisis
• Merubah molekul organic sederhana menjadi asam lemak
Proses Acetogenisis
• Merubah asam lemak menjadi asam asetat dan terbentuk gas-gas seperti gas H2,
CO2, NH4dan S
Proses Methanogenisis
• Merubah asam asetat dan gas-gas yang dihasilkan pada proses acetogenisis
menjadi gas methane CH4 dan CO2
7. Faktor yang Berpengaruh dalam Proses
Anaerob
Temperatur
• diperlukan temperatur yang lebih tinggi untuk mencapai laju
reaksi yang diperlukan
• penambahan temperatur dapat dilakukan dengan memanfaatkan
panas dari gas methane yang merupakan by-product proses
anaerob itu sendiri
pH dan
Alkalinitas
• Sekurang-kurangnya, pH harus dijaga pada nilai 6,2 dan jika
konsentrasi sulfat cukup tinggi maka kisaran pH sebaiknya berada
pada pH 7 – 8 untuk menghindari keracunan H2S
• Alkalinitas bikarbonat sebaiknya tersedia pada kisaran 2500 hingga
5000 mg/L untuk mengatasi peningkatan asam-asam volatil
8. Faktor yang Berpengaruh dalam Proses
Anaerob
Konsentrasi
Substrat
• Sel mikroorganisme mengandung Carbon,
Nitrogen, Posfor dan Sulfur dengan perbandingan
100 : 10 : 1 : 1
• dapat mempengaruhi proses kerja mikroorganisme
Produksi
Lumpur dan
Kebutuhan
Nutrien
• Pada pengolahan anaerob, produksi lumpur adalah
sebanyak 0,1 kg VSS/kg COD tersisihkan.
Kebutuhan nutrien pada pengolahan anaerob
adalah seperlima dari proses aerob
9. Inhibitor dalam Proses Anaerob
• terbentuk dari degradasi senyawa-
senyawa lain yang mengandung
nitrogen, terutama protein dan urea
• inhibitor utama adalah NH3 karena
senyawa ini bersifat permeabel
Ammonia
• senyawa yang bersifat toksik (racun)
• terbentuk akibat adanya proses
reduksi sulfat oleh bakteri pereduksi
sulfatSulfida
10. • Pada konsentrasi tertentu kation logam
diperlukan dan dapat menstimulasi
pertumbuhan mikroorganisme
• Akan tetapi, apabila konsentrasinya
berlebihan maka akan menjadi penghambat
pertumbuhan maupun bersifat toksik
Kation
logam
• memiliki sifat non-biodegradable sehingga
dapat mengalami akumulasi di dalam sel
makhluk hidup termasuk bakteri
• Peningkatan konsentrasi di dalam sel
bakteri dapat mengarah pada konsentrasi
yang menyebabkan toksisitas
Logam
berat
• sulit larut dalam air dapat melekat pada
permukaan sludge menyebabkan akumulasi
di dalam reaktor anaerob dan kerusakan
pada sel bakteri
• Senyawa-senyawa organik yang dapat
bersifat toksik terhadap proses anaerob
Zat
organic