SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
TEGANGAN DALAM MASSA TANAH
1.1. PENDAHULUAN
Tegangan-tegangan di dalam massa tanah dapat disebabkan oleh :
a. Beban yang bekerja di permukaan tanah.
b. Beban akibat berat sendiri tanah.
Tegangan yang berasal dari beban pada permukaan tanah berkurang bila
kedalaman bertambah sedangkan tegangan yang berasal dari berat tanah
bertambah bila kedalamannya bertambah.
Besar dan sifat penyebaran tegangan
dalam tanah akibat adanya pembebanan
adalah sebagai berikut :
1
1/2
1/2
1/2
1/4
1/4
3/8
3/8
1/8 1/8
1/16 4/16 6/16 4/16 1/16
1/32 5/32 10/32 1/32
5/32
10/32
6/64 15/64 20/64
1/64 6/64
15/64 1/64
P
(beban)
Jadi kenaikan tegangan pada tanah akibat
beban yang bekerja dipermukaan tergantung
pada beban per satuan luas dimana beban
berada, kedalaman tanah dibawah beban
dimana tegangan tersebut ditinjau dan faktor-
faktor lainnya.
Tegangan dalam tanah akibat berat sendiri, dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut :
’z = z . ’
’z = tegangan efektif vertikal
z = kedalaman tanah
’ = berat isi efektif tanah
1.2. METODE 2 : 1 ( EMPIRIS )
Metode ini mengasumsikan bahwa semakin dalam lapisan tanah, semakin luas area
yang memikul beban. Ukuran linear bertambah secara sismatik menurut perbandingan
dalam : lebar = 2 : 1. setiap pertambahan kedalaman 2 satuan, lebar area pemikul
bertambah 1 satuan.
Perhatikan gambar (a). P adalah beban yang bekerja pada setiap 1 satuan panjang
pondasi. Misalkan P = 2 kN/m, artinya setiap 1 m panjang pondasi, bekerja beban
sebesar 2 kN).
Tinjau 1 satuan pondasi. Pada permukaan pondasi, luas bidang yang menerima beban
adalah lebar x panjang = B x 1. Tegangan yang terjadi pada permukaan ( pada Z=0)
 Pondasi Jalur
Tegangan pada permukaan tanah ( ditinjau per m’ )
Dp0 =
q
B
Tegangan pada kedalaman Z
DpZ =
q
(B+ Z)x1
=
Dp0.B
B+ Z
dimana q adalah beban per satuan panjang
 Pondasi Persegi
Tegangan pada permukaan tanah
L
B
P
p
.
0 

Tegangan pada kedalaman Z
     
Z
L
Z
B
BL
p
Z
L
Z
B
P
pZ








.
0
dimana P adalah beban total yang dipikul pondasi
Contoh soal
Diketahui: suatu pondasi menerus (panjang dianggap tak terbatas), menerima
beban sebesar 20 kN/m’, termasuk berat sendiri pondasi. Lebar pondasi 1.2 m
(lihat Gambar C 1.1).
Diminta :
a.Hitung tambahan tegangan yang terjadi pada massa tanah pada kedalaman Z =
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 meter. Gunakan metode 2:1
b.Gambarkan kurva hubungan antara tambahan tegangan tersebut sebagai fungsi
dari kedalaman.
Jawab :
Tinjau satu satuan panjang pondasi ( dalam hal ini berarti1 m
panjang). Beban yang bekerja pada 1 meter panjang adalah P = 20
kN. Untuk lebih memudahkan perhitungan, digunakan tabel sebagai
berikut:
Keda-
laman
Lebar Area
Pemikul, m
Luas Area
Pemikul, m2 Beban P Dsz
Z (m) B + Z (B + Z) x 1 kN kN/m2
0 1.2 1.2 20 16.667
0.5 1.7 1.7 20 11.765
1 2.2 2.2 20 9.091
2 3.2 3.2 20 6.250
3 4.2 4.2 20 4.762
4 5.2 5.2 20 3.846
5 6.2 6.2 20 3.226
6 7.2 7.2 20 2.778
7 8.2 8.2 20 2.439
8 9.2 9.2 20 2.174
0
2
4
6
8
10
0 5 10 15 20
Pz (kN/m2)
Kedalaman
Z
(m)
Kurva hubungan antara tambahan tegangan VS kedalaman
1.3. METODEBOUSSINESQ
 Beban Titik atau beban terpusat
Bousinesq (1885) mengembangkan persamaan yang menyatakan tegangan
Dalam massa tanah akibat beban terpusat di permukaan, dengan menganggap
Tanah homogen, isotropik dan elastik linier, serta merupakan medium dengan
Luasan yang tak terhingga.
dianggap medium sangat luas, homogen, elastik isotropik
Tegangan di titik A akibat beban terpusat P
 2
5
2
2
3
5
3
2
3
2
3
z
r
z
P
L
z
P
pZ






1
2
2
5
2
2
.
1
1
2
3
I
z
P
z
r
z
P
pZ 




































……… (1.1)
………. (1.2)
Contoh soal
Perhatikan Gambar 1.2. Kalau P = 1500 kN, dan 3 pasangan nilai
(x,y) masing-masing (2,3)m; (1,1.5)m; dan (0,0)m. Diminta : (a)
Hitunglah kenaikan tegangan vertikal DPz untuk masing-masing
pasangan nilai x dan y pada kedalaman z = 0; 2; 4; 6; 8 dan 12
meter. (b) Gambarkan kurva hubungan Dsz vs kedalaman z untuk
jawaban masing-masing pasangan nilai x dan y tersebut dalam
satu gambar.
P = 1500 kN P = 1500 kN P = 1500 kN
x = 2 m x = 1 m x = 0 m
y = 3 m y = 1.5 m y = 0 m
r = 3.606 m r = 1.803 m r = 0.000 m
z  P z  P z  P z
0 0.000 0.000 999.000
2 4.808 40.483 179.049
4 10.121 28.193 44.762
6 9.204 16.028 19.894
8 7.048 9.887 11.191
8 7.048 9.887 11.191
12 4.007 4.704 4.974

Selanjutnya, dari data pada table di atas, dibuat grafik hubungan Dsz vs.
Z sbb:
Grafik hubungan Dsz vs. Z
 Beban Garis
q per satuan panjang
z
p
A
x
Z
Pada Gambar 1.3 diperlihatkan beban garis yang lentur dengan panjang
tak terhingga. Intensitas beban per satuan panjang sebesar q (arah tegak
lurus bidang gambar). Berdasarkan teori elastisitas yang diadopsi oleh
Bousinsq, tambahan tegangan vertikal pada titik A akibat beban garis,
sebagai berikut :
Gambar Beban Garis, panjang tak terhingga
Dpz =
2qz3
p x2
+ z2
( )
2
=
2q
pz
x
z
æ
è
ç
ö
ø
÷
2
+1
æ
è
ç
ç
ö
ø
÷
÷
2
atau :
   
 2
2
1
/
2
/ 


z
x
z
q
p

………… (1.3)
B q (beban / satuan luas)
X
r dr
x - r z
p
 
A
x
Z
 Beban Lajur ( Lebar terbatas )
Beban lajur dianggap sebagai
kumpulan beban garis. Sehingga di
Adopsi dari rumus beban garis
 
 
 2
2
2
3
.
2
z
r
x
z
dr
q
p
d





 
 





2
cos
.
sin 



q
p





 
 
z
B
x 2
/
tan 1


 





 
 
z
B
x 2
/
tan 1
atau :
dimana :
……. (1.4)
……… (1.5)
…….. (1.6)
…….. (1.7)
Contoh soal :
Suatu kombinasi beban lajur dengan beban garis seperti pada
gambar berikut. Hitunglah kenaikan tegangan vertikal di titik A akibat
kombinasi pembebanan tersebut.
 Beban Segitiga
dDsZ =
2
q
B
.r.dr
æ
è
ç
ö
ø
÷.z3
p x -r
( )
2
+ z2
é
ë
ù
û
2
Batas integrasi untuk r : 0 sd. B
Sehingga:
DsZ =
2q
pB
z3
.r.dr
x -r
( )
2
+ z2
é
ë
ù
û
2
0
B
ò
Contoh Soal
Hitung Tegangan ditik B
 Beban Trapesium
Beban trapesium ditimbukan oleh perkerasan jalan atau tanggul Tinjau setengah dari
konstruksi seperti gambar Penyelesaian dapat dilaksanakan dengan rumus sebelumnya
dan menghitung tegangan di A (rumus 1.4 untuk beban lajur dan rumus 1.8 untuk
segitiga) kemudian hasilnya dijumlahkan
Syarat Berlakunya rumus dan Chart, jika titik yang ditinjau tepat dibawah ujung beban lajur
dengan posisi geometri tepat seperti gambar 1.6
Gambar 1.7 Chart Osterberg untuk memperoleh nilai I pada pers. 1.12
 Beban Lingkaran
Pada gambar berikut, bila dr  0 dan da  0, maka elemen kecil ini dapat dianggap beban
terpusat. Jadi beban lingkaran dapat dianggap sebagai himpunan sejumlah besar beban
titik dengan batas-batas integrasi r = 0 s/d. r = R dan a = 0 s/d. a = 2p. Luas elemen warna
hitam = r.dr.da dan beban yang bekerja pada elemen ini adalah P = q. r.dr.da
Tambahan tegangan akibat beban terpusat (lihat sub Bab. 1.2) adalah :
z
Pz
A
dr r R
d
q
 2
5
2
2
3
2
3
z
r
z
P
p
d z




Untuk kasus beban lingkaran, tambahan tegangan pada titik
A di bawah pusat lingkaran beban yang disumbangkan oleh
satu titik adalah sebesar :
P = beban pada luasan kecil
yang dihitamkan
P = q.r.dr.d
 2
5
2
2
3
2
.
.
.
3
z
r
z
d
dr
r
q
p
d z





Diintegralkan menjadi :
 



d
dr
z
r
r
z
q
p
R
z .
2
3
2
5
2
2
3
2
0 0 











  
Persamaan ini dapat ditulis dalam bentuk lain sebagai berikut :
 
  













2
3
2
1
/
1
1
z
R
q
pz
……. (1.13)
……. (1.14)
 Beban Persegi Panjang
Untuk beban persegi panjang (q per satuan luas), tambahan tegangan vertikal
dibawah salah satu sudut beban dapat dihitung dengan menggunakan rumus
Bousinesq. ( Misalkan di titik A )
Y
B
X
L
z Luasan yang hitam diperlakukan
sebagai beban titik “P”
P = q.dx.dy
A
x dx
dy
y
q
    2
/
5
2
2
2
3
2
/
5
2
2
2
3
2
.
.
.
3
2
.
3
z
y
x
z
dy
dx
q
z
y
x
z
P
p
d z









 
dy
dx
z
y
x
z
q
p
B
y
y
L
x
x
z .
2
.
3
2
/
5
2
2
2
3
0 0 


  



 
= q . I3 ……. (1.15)






















1
2
1
1
2
4
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
n
m
n
m
n
m
n
m
n
m
mn
I

Dimana :

















 
1
1
2
tan 2
2
2
2
2
2
1
n
m
n
m
n
m
mn
m = B/z n = L/z
2
1.8
1.4
1.2
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
n = 0,1
0.00
0.02
0.04
0.06
0.08
0.10
0.12
0.14
0.16
0.18
0.20
0.22
0.24
0.26
0.1
1
10
m
I
2

Variasi I3 Terhadap Nilai m dan n
Rumus di atas hanya berlaku untuk titik yang
berada tepat di bawah salah satu sudut beban
segi empat.
Tetapi apabila titik yang ditinjau tidak berada
dibawah sudut beban, kenaikan dititik A dapat
ditinjau menjadi ;
Tabel 1.2. Nilai I3 sebagai fungsi dari m dan n (sumber. Das, 2010)
Apabila titik yang ditinjau tidak berada tepat dibawah sudut beban, perhitungan
dilakukan dengan membuat segi empat bayangan. Contohnya sebagai berikut :
q
= - - +
A A A A A
a b c d e
Beban a = beban ( b – c – d + e )
Dimana masing-masing beban segiempat bayangan mempunyai sudut yang
berimpit dengan titik yang akan ditinjau. ( titik A).
pzA = q (I2b - I2c – I2d + I2e )
Pondasi bentuk L memikul beban merata q = 50 kN/m2, seperti gambar. Diminta : a).
Buatlah segi empat bantuan untuk menghitung kenaikan tegangan pada titik A. b)
Hitunglah kenaikan tegangan di A pada kedalaman 8 meter.
Penyelseaian :
a). Segi empat bantuan untuk menyelesaikan soal ini adalah sebagai berikut :
A 4 m
3 m
I
q = 50 kN/m 2
3 m
9 m
A 4 m A 9 m A 9 m A 4 m
3 m _ III 3 m + IV 3 m
I = II 6 m
q = 50 kN/m 2
3 m
9 m
Tegangan dibawah pusat beban persegi
Berdasarkan penurunan rumus untuk tegangan pada sudut beban persegi sebelumnya,
hasilnya disesuaikan untuk menghitung tegangan vertikal di bawah titik pusat beban
persegi (gambar 1.9), dengan rumus :
Tabel 1.3. Nilai I4 sebagai fungsi dari m1 dan n1 (sumber. Das, 2010)
1.4. DIAGRAMPENGARUHNEWMARK
Berdasarkan teori Bousinesq
p akibat beban lingkaran, diubah
dalam bentuk persamaan tak berdimensi
sebagai berikut :
R
z
= 1-
Dp
q
æ
è
ç
ö
ø
÷
-2/3
- I4
Dibuat diagram R/z sebagai fungsi dari p/q sbb. :
p/q 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
R/z 0,27 0,4 0,52 0,64 0,77 0,92 1,11 1,39 1,91 
…….. (1.17)
Lingkaran dengan jari-jari = R/z disebut lingkaran pengaruh. Pada tabel tersebut
pertambahan nilai p/q secara linier dari 0 sampai 1 menghasilkan jari-jari
lingkaran pengaruh R/z meningkat dari 0 sampai  dengan peningkatan secara
exponential. Jadi semakin dekat lingkaran pengaruh ke titik pusat lingkaran,
pengaruhnya semakin besar.
Gambarkan lingkaran-lingkaran pengaruh dengan jari-jari = R/z, dengan
skala z = AB. Buat garis jari-jari pembagi lingkaran sebanyak 20 buah. (Sudut
antara setiap garis diameter = 360/20 = 18o ). Lihat Gambar. 1.12. Gambar ini
disebut Diagram Pengaruh Newmark ( Newmark Influence Chart). Jumlah
elemennya N = 200. Kalau semua elemen tertutup beban q, berarti p/q = 1
(karena R = ) atau angka pengaruh total = 1. Kalau hanya satu kotak elemen
tertutup beban, pengaruh hanya 1/200 atau = 0.005.
Perhitungan tegangan akibat beban :
1. Tentukan titik dan kedalaman yang ditinjau ( tk A & z)
2. Plot denah luasan beban dimana titik A terletak pada pusat lingkaran pengaruh,
dan ambil skala z = AB
3. Hitung jumlah elemen yang tertutup oleh denah beban (misalnya sebanyak “M”
elemen)
p = (AP ) . q . M
Gambarkan lingkaran-lingkaran pengaruh (jari-2 = R/z) untuk beberapa nilai p /q
seperti tergambar.
Kedalaman Z = AB
Jumlah elemen N = 200
Angka pengaruh AP= 1/N = 1/200 = 0,005
R/z = jari-jari lingkaran pengaruh.
dimana : q = beban terbagi rata akibat bangunan
Angka pengaruh = 0,005
Diagram pengaruh newmark, 1942
Contoh soal
Pondasi bangunan dengan bentuk dan ukuran seperti pada gambar di
bawah ini. Pondasi memikul beban merata dengan intensitas beban q
= 500 kN/m2.
 a. Hitunglah kenaikan tegangan pada titik A pada
kedalaman z = 6 meter.
 b. Hitunglah kenaikan tegangan pada titik B pada
kedalaman . z= 4 meter.
Jawab :
a). Untuk kedalaman titik A, z = 6 meter, maka garis AB pada Diagram bernilai = 6m.
(syarat Z = AB ). Dengan skala ini, gambarkan denah pondasi dengan titik A tepat pada
pusat lingkaran pengaruh (lihat gambar a berikut ) :
a. Ternyata dihitung jumlah elemen yang tertutup denah pondasi kira-
kira 49 elemen. (Elemen yang terpotong jumlahkan dengan
perkiraan). Jadi kenaikan tegangan pada titik A dengan z = 6m
adalah :
Pz-A = (AP ).q.M = 0.005 x 500 kN/m2. x 49 = 122.5 kN/m2.
b. Untuk titik B dengan kedalaman z = 4 m, diperlihatkan pada Gambar
b di atas. Jumlah elemen yang tertutup denah pondasi =141 elemen.
Kenaikan tegangan pada titik B dengan z = 4 m adalah :
Pz-B = (AP ).q.M = 0.005 x 500 kN/m2. x 141 = 352.5 kN/m2.
Rangkuman:
1. Pola pembebanan vertikal yang bekerja pada suatu
massa tanah dapat berupa beban terpusat, beban
garis, beban lajur, beban segi tiga, trapesium,
lingkaran, beban persegi panjang dan beban yang
tidak beraturan bentuknya.
2. Metode yang paling sederhana untuk mengitung
tegangan dalam massa tanah adalah metode 2 : 1
3. Metode Bousinesq adalah metode yang didasarkan
pada teori elastisitas. Metode ini cocok digunakan
pada kasus pembebanan yang bentuknya beraturan
seperti beban terpusat, beban garis, beban lajur, beban
segi tiga, beban lingkaran dan beban persegi.
4. Diagram Pengaruh Newmark dapat digunakan untuk
kasus bentuk pembebanan yang beraturan maupun
yang tidak beraturan, tetapi ketelitiannya lebih rendah
dibandingkan dengan metode Bousinesq.
Latihan soal
Kerjakan LKM 2 tugas 1.5 dan 1.6
Dikerjakan perkelompok dan dikumpul hari
ini juga sesuai dengan waktu perkuliahan
Selamat Mengerjakan

More Related Content

What's hot

Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipilMateri vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipilRizky Islami
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)andribacotid
 
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan PPGHybrid1
 
Tugas iv mekanika tanah
Tugas iv mekanika tanahTugas iv mekanika tanah
Tugas iv mekanika tanahapaAPAaja82
 
05 momen inersia 2
05   momen inersia 205   momen inersia 2
05 momen inersia 2tekpal14
 
Konsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutanKonsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutanJaka Jaka
 
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangPerencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangAfret Nobel
 
06 momen inersia 3
06  momen inersia 306  momen inersia 3
06 momen inersia 3tekpal14
 
Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2pakkamba
 
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptSTRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptDitaLestari18
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaperkasa45
 
Perhitungan perkerasan lentur
Perhitungan perkerasan lenturPerhitungan perkerasan lentur
Perhitungan perkerasan lenturHelny Lalan
 
laporan praktikum batas cair
laporan praktikum batas cairlaporan praktikum batas cair
laporan praktikum batas cairVickha Idris
 

What's hot (20)

Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipilMateri vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
 
Contoh soal pondasi telapak
Contoh soal pondasi telapakContoh soal pondasi telapak
Contoh soal pondasi telapak
 
Buku etabs
Buku etabsBuku etabs
Buku etabs
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 
Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
 
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
 
Stabilitas lereng
Stabilitas lerengStabilitas lereng
Stabilitas lereng
 
Tugas iv mekanika tanah
Tugas iv mekanika tanahTugas iv mekanika tanah
Tugas iv mekanika tanah
 
05 momen inersia 2
05   momen inersia 205   momen inersia 2
05 momen inersia 2
 
Konsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutanKonsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutan
 
Pondasi 1
Pondasi 1Pondasi 1
Pondasi 1
 
3
33
3
 
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangPerencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
 
06 momen inersia 3
06  momen inersia 306  momen inersia 3
06 momen inersia 3
 
Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2
 
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptSTRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhana
 
Perhitungan perkerasan lentur
Perhitungan perkerasan lenturPerhitungan perkerasan lentur
Perhitungan perkerasan lentur
 
laporan praktikum batas cair
laporan praktikum batas cairlaporan praktikum batas cair
laporan praktikum batas cair
 

Similar to OPTIMASI TEGANGAN TANAH

Distribusi_Tegangan_Boussinesq.pptx
Distribusi_Tegangan_Boussinesq.pptxDistribusi_Tegangan_Boussinesq.pptx
Distribusi_Tegangan_Boussinesq.pptxJagadLangit1
 
dinding penahan tanah (DPT).pdf
dinding penahan tanah (DPT).pdfdinding penahan tanah (DPT).pdf
dinding penahan tanah (DPT).pdfTEPDesign1
 
02 listrik statis 2
02 listrik statis 202 listrik statis 2
02 listrik statis 2Ari Yanti
 
Soal penyisihan-sma
Soal penyisihan-smaSoal penyisihan-sma
Soal penyisihan-smaAn Nur
 
Smp/mts fisika penyisihan
Smp/mts fisika penyisihanSmp/mts fisika penyisihan
Smp/mts fisika penyisihanradar radius
 
02 listrik statis 2
02 listrik statis 202 listrik statis 2
02 listrik statis 2rina mirda
 
Desain fondasi-tiang-pancang1
Desain fondasi-tiang-pancang1Desain fondasi-tiang-pancang1
Desain fondasi-tiang-pancang1Syah Rin
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3noussevarenna
 
kuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.ppt
kuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.pptkuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.ppt
kuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.pptAnnasrielGamer
 
Tugas merangkum soal un bab tekanan
Tugas merangkum soal un bab tekananTugas merangkum soal un bab tekanan
Tugas merangkum soal un bab tekananHisbulloh Huda
 
Diktat fisika dasar ii
Diktat fisika dasar iiDiktat fisika dasar ii
Diktat fisika dasar iipinkycantik
 
Teori Desain Pondasi Tapak.pdf
Teori Desain Pondasi Tapak.pdfTeori Desain Pondasi Tapak.pdf
Teori Desain Pondasi Tapak.pdfSetiawanHendron
 
distribusi tekanan tanah tekanan tanah aktif
distribusi tekanan tanah tekanan tanah aktifdistribusi tekanan tanah tekanan tanah aktif
distribusi tekanan tanah tekanan tanah aktifnamakuBENTO2
 

Similar to OPTIMASI TEGANGAN TANAH (20)

Distribusi_Tegangan_Boussinesq.pptx
Distribusi_Tegangan_Boussinesq.pptxDistribusi_Tegangan_Boussinesq.pptx
Distribusi_Tegangan_Boussinesq.pptx
 
dinding penahan tanah (DPT).pdf
dinding penahan tanah (DPT).pdfdinding penahan tanah (DPT).pdf
dinding penahan tanah (DPT).pdf
 
02 listrik statis 2
02 listrik statis 202 listrik statis 2
02 listrik statis 2
 
Soal penyisihan-sma
Soal penyisihan-smaSoal penyisihan-sma
Soal penyisihan-sma
 
Medan Gravitasi
Medan GravitasiMedan Gravitasi
Medan Gravitasi
 
Smp/mts fisika penyisihan
Smp/mts fisika penyisihanSmp/mts fisika penyisihan
Smp/mts fisika penyisihan
 
02 listrik statis 2
02 listrik statis 202 listrik statis 2
02 listrik statis 2
 
Desain fondasi-tiang-pancang1
Desain fondasi-tiang-pancang1Desain fondasi-tiang-pancang1
Desain fondasi-tiang-pancang1
 
dinamika gerak
dinamika gerakdinamika gerak
dinamika gerak
 
Uas fisika
Uas fisikaUas fisika
Uas fisika
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
 
3 medan listrik 2
3 medan listrik 23 medan listrik 2
3 medan listrik 2
 
Un fisika 2004
Un fisika 2004Un fisika 2004
Un fisika 2004
 
kuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.ppt
kuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.pptkuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.ppt
kuliah-hidraulika-hitungan-profil-muka-air1.ppt
 
Bab 4-aplikasi-integral-tertentu
Bab 4-aplikasi-integral-tertentuBab 4-aplikasi-integral-tertentu
Bab 4-aplikasi-integral-tertentu
 
Tugas merangkum soal un bab tekanan
Tugas merangkum soal un bab tekananTugas merangkum soal un bab tekanan
Tugas merangkum soal un bab tekanan
 
4 fluks listrik
4 fluks listrik4 fluks listrik
4 fluks listrik
 
Diktat fisika dasar ii
Diktat fisika dasar iiDiktat fisika dasar ii
Diktat fisika dasar ii
 
Teori Desain Pondasi Tapak.pdf
Teori Desain Pondasi Tapak.pdfTeori Desain Pondasi Tapak.pdf
Teori Desain Pondasi Tapak.pdf
 
distribusi tekanan tanah tekanan tanah aktif
distribusi tekanan tanah tekanan tanah aktifdistribusi tekanan tanah tekanan tanah aktif
distribusi tekanan tanah tekanan tanah aktif
 

Recently uploaded

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 

Recently uploaded (6)

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 

OPTIMASI TEGANGAN TANAH

  • 2. 1.1. PENDAHULUAN Tegangan-tegangan di dalam massa tanah dapat disebabkan oleh : a. Beban yang bekerja di permukaan tanah. b. Beban akibat berat sendiri tanah. Tegangan yang berasal dari beban pada permukaan tanah berkurang bila kedalaman bertambah sedangkan tegangan yang berasal dari berat tanah bertambah bila kedalamannya bertambah. Besar dan sifat penyebaran tegangan dalam tanah akibat adanya pembebanan adalah sebagai berikut : 1 1/2 1/2 1/2 1/4 1/4 3/8 3/8 1/8 1/8 1/16 4/16 6/16 4/16 1/16 1/32 5/32 10/32 1/32 5/32 10/32 6/64 15/64 20/64 1/64 6/64 15/64 1/64 P (beban) Jadi kenaikan tegangan pada tanah akibat beban yang bekerja dipermukaan tergantung pada beban per satuan luas dimana beban berada, kedalaman tanah dibawah beban dimana tegangan tersebut ditinjau dan faktor- faktor lainnya.
  • 3. Tegangan dalam tanah akibat berat sendiri, dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : ’z = z . ’ ’z = tegangan efektif vertikal z = kedalaman tanah ’ = berat isi efektif tanah 1.2. METODE 2 : 1 ( EMPIRIS ) Metode ini mengasumsikan bahwa semakin dalam lapisan tanah, semakin luas area yang memikul beban. Ukuran linear bertambah secara sismatik menurut perbandingan dalam : lebar = 2 : 1. setiap pertambahan kedalaman 2 satuan, lebar area pemikul bertambah 1 satuan. Perhatikan gambar (a). P adalah beban yang bekerja pada setiap 1 satuan panjang pondasi. Misalkan P = 2 kN/m, artinya setiap 1 m panjang pondasi, bekerja beban sebesar 2 kN). Tinjau 1 satuan pondasi. Pada permukaan pondasi, luas bidang yang menerima beban adalah lebar x panjang = B x 1. Tegangan yang terjadi pada permukaan ( pada Z=0)
  • 4.
  • 5.  Pondasi Jalur Tegangan pada permukaan tanah ( ditinjau per m’ ) Dp0 = q B Tegangan pada kedalaman Z DpZ = q (B+ Z)x1 = Dp0.B B+ Z dimana q adalah beban per satuan panjang  Pondasi Persegi Tegangan pada permukaan tanah L B P p . 0   Tegangan pada kedalaman Z       Z L Z B BL p Z L Z B P pZ         . 0 dimana P adalah beban total yang dipikul pondasi
  • 6. Contoh soal Diketahui: suatu pondasi menerus (panjang dianggap tak terbatas), menerima beban sebesar 20 kN/m’, termasuk berat sendiri pondasi. Lebar pondasi 1.2 m (lihat Gambar C 1.1). Diminta : a.Hitung tambahan tegangan yang terjadi pada massa tanah pada kedalaman Z = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 meter. Gunakan metode 2:1 b.Gambarkan kurva hubungan antara tambahan tegangan tersebut sebagai fungsi dari kedalaman.
  • 7. Jawab : Tinjau satu satuan panjang pondasi ( dalam hal ini berarti1 m panjang). Beban yang bekerja pada 1 meter panjang adalah P = 20 kN. Untuk lebih memudahkan perhitungan, digunakan tabel sebagai berikut: Keda- laman Lebar Area Pemikul, m Luas Area Pemikul, m2 Beban P Dsz Z (m) B + Z (B + Z) x 1 kN kN/m2 0 1.2 1.2 20 16.667 0.5 1.7 1.7 20 11.765 1 2.2 2.2 20 9.091 2 3.2 3.2 20 6.250 3 4.2 4.2 20 4.762 4 5.2 5.2 20 3.846 5 6.2 6.2 20 3.226 6 7.2 7.2 20 2.778 7 8.2 8.2 20 2.439 8 9.2 9.2 20 2.174
  • 8. 0 2 4 6 8 10 0 5 10 15 20 Pz (kN/m2) Kedalaman Z (m) Kurva hubungan antara tambahan tegangan VS kedalaman
  • 9. 1.3. METODEBOUSSINESQ  Beban Titik atau beban terpusat Bousinesq (1885) mengembangkan persamaan yang menyatakan tegangan Dalam massa tanah akibat beban terpusat di permukaan, dengan menganggap Tanah homogen, isotropik dan elastik linier, serta merupakan medium dengan Luasan yang tak terhingga. dianggap medium sangat luas, homogen, elastik isotropik Tegangan di titik A akibat beban terpusat P
  • 11. Contoh soal Perhatikan Gambar 1.2. Kalau P = 1500 kN, dan 3 pasangan nilai (x,y) masing-masing (2,3)m; (1,1.5)m; dan (0,0)m. Diminta : (a) Hitunglah kenaikan tegangan vertikal DPz untuk masing-masing pasangan nilai x dan y pada kedalaman z = 0; 2; 4; 6; 8 dan 12 meter. (b) Gambarkan kurva hubungan Dsz vs kedalaman z untuk jawaban masing-masing pasangan nilai x dan y tersebut dalam satu gambar.
  • 12.
  • 13. P = 1500 kN P = 1500 kN P = 1500 kN x = 2 m x = 1 m x = 0 m y = 3 m y = 1.5 m y = 0 m r = 3.606 m r = 1.803 m r = 0.000 m z  P z  P z  P z 0 0.000 0.000 999.000 2 4.808 40.483 179.049 4 10.121 28.193 44.762 6 9.204 16.028 19.894 8 7.048 9.887 11.191 8 7.048 9.887 11.191 12 4.007 4.704 4.974 
  • 14. Selanjutnya, dari data pada table di atas, dibuat grafik hubungan Dsz vs. Z sbb: Grafik hubungan Dsz vs. Z
  • 15.  Beban Garis q per satuan panjang z p A x Z Pada Gambar 1.3 diperlihatkan beban garis yang lentur dengan panjang tak terhingga. Intensitas beban per satuan panjang sebesar q (arah tegak lurus bidang gambar). Berdasarkan teori elastisitas yang diadopsi oleh Bousinsq, tambahan tegangan vertikal pada titik A akibat beban garis, sebagai berikut : Gambar Beban Garis, panjang tak terhingga
  • 16. Dpz = 2qz3 p x2 + z2 ( ) 2 = 2q pz x z æ è ç ö ø ÷ 2 +1 æ è ç ç ö ø ÷ ÷ 2 atau :      2 2 1 / 2 /    z x z q p  ………… (1.3)
  • 17. B q (beban / satuan luas) X r dr x - r z p   A x Z  Beban Lajur ( Lebar terbatas ) Beban lajur dianggap sebagai kumpulan beban garis. Sehingga di Adopsi dari rumus beban garis      2 2 2 3 . 2 z r x z dr q p d     
  • 18.          2 cos . sin     q p          z B x 2 / tan 1              z B x 2 / tan 1 atau : dimana : ……. (1.4) ……… (1.5) …….. (1.6) …….. (1.7)
  • 19. Contoh soal : Suatu kombinasi beban lajur dengan beban garis seperti pada gambar berikut. Hitunglah kenaikan tegangan vertikal di titik A akibat kombinasi pembebanan tersebut.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24.  Beban Segitiga dDsZ = 2 q B .r.dr æ è ç ö ø ÷.z3 p x -r ( ) 2 + z2 é ë ù û 2
  • 25. Batas integrasi untuk r : 0 sd. B Sehingga: DsZ = 2q pB z3 .r.dr x -r ( ) 2 + z2 é ë ù û 2 0 B ò
  • 27.  Beban Trapesium Beban trapesium ditimbukan oleh perkerasan jalan atau tanggul Tinjau setengah dari konstruksi seperti gambar Penyelesaian dapat dilaksanakan dengan rumus sebelumnya dan menghitung tegangan di A (rumus 1.4 untuk beban lajur dan rumus 1.8 untuk segitiga) kemudian hasilnya dijumlahkan
  • 28. Syarat Berlakunya rumus dan Chart, jika titik yang ditinjau tepat dibawah ujung beban lajur dengan posisi geometri tepat seperti gambar 1.6
  • 29. Gambar 1.7 Chart Osterberg untuk memperoleh nilai I pada pers. 1.12
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.  Beban Lingkaran Pada gambar berikut, bila dr  0 dan da  0, maka elemen kecil ini dapat dianggap beban terpusat. Jadi beban lingkaran dapat dianggap sebagai himpunan sejumlah besar beban titik dengan batas-batas integrasi r = 0 s/d. r = R dan a = 0 s/d. a = 2p. Luas elemen warna hitam = r.dr.da dan beban yang bekerja pada elemen ini adalah P = q. r.dr.da Tambahan tegangan akibat beban terpusat (lihat sub Bab. 1.2) adalah : z Pz A dr r R d q  2 5 2 2 3 2 3 z r z P p d z     Untuk kasus beban lingkaran, tambahan tegangan pada titik A di bawah pusat lingkaran beban yang disumbangkan oleh satu titik adalah sebesar : P = beban pada luasan kecil yang dihitamkan P = q.r.dr.d  2 5 2 2 3 2 . . . 3 z r z d dr r q p d z     
  • 35. Diintegralkan menjadi :      d dr z r r z q p R z . 2 3 2 5 2 2 3 2 0 0                Persamaan ini dapat ditulis dalam bentuk lain sebagai berikut :                   2 3 2 1 / 1 1 z R q pz ……. (1.13) ……. (1.14)
  • 36.
  • 37.  Beban Persegi Panjang Untuk beban persegi panjang (q per satuan luas), tambahan tegangan vertikal dibawah salah satu sudut beban dapat dihitung dengan menggunakan rumus Bousinesq. ( Misalkan di titik A ) Y B X L z Luasan yang hitam diperlakukan sebagai beban titik “P” P = q.dx.dy A x dx dy y q     2 / 5 2 2 2 3 2 / 5 2 2 2 3 2 . . . 3 2 . 3 z y x z dy dx q z y x z P p d z            dy dx z y x z q p B y y L x x z . 2 . 3 2 / 5 2 2 2 3 0 0            = q . I3 ……. (1.15)
  • 38.                       1 2 1 1 2 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 n m n m n m n m n m mn I  Dimana :                    1 1 2 tan 2 2 2 2 2 2 1 n m n m n m mn m = B/z n = L/z 2 1.8 1.4 1.2 1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 n = 0,1 0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 0.12 0.14 0.16 0.18 0.20 0.22 0.24 0.26 0.1 1 10 m I 2  Variasi I3 Terhadap Nilai m dan n Rumus di atas hanya berlaku untuk titik yang berada tepat di bawah salah satu sudut beban segi empat. Tetapi apabila titik yang ditinjau tidak berada dibawah sudut beban, kenaikan dititik A dapat ditinjau menjadi ;
  • 39. Tabel 1.2. Nilai I3 sebagai fungsi dari m dan n (sumber. Das, 2010)
  • 40.
  • 41. Apabila titik yang ditinjau tidak berada tepat dibawah sudut beban, perhitungan dilakukan dengan membuat segi empat bayangan. Contohnya sebagai berikut : q = - - + A A A A A a b c d e Beban a = beban ( b – c – d + e ) Dimana masing-masing beban segiempat bayangan mempunyai sudut yang berimpit dengan titik yang akan ditinjau. ( titik A). pzA = q (I2b - I2c – I2d + I2e )
  • 42. Pondasi bentuk L memikul beban merata q = 50 kN/m2, seperti gambar. Diminta : a). Buatlah segi empat bantuan untuk menghitung kenaikan tegangan pada titik A. b) Hitunglah kenaikan tegangan di A pada kedalaman 8 meter. Penyelseaian : a). Segi empat bantuan untuk menyelesaikan soal ini adalah sebagai berikut : A 4 m 3 m I q = 50 kN/m 2 3 m 9 m A 4 m A 9 m A 9 m A 4 m 3 m _ III 3 m + IV 3 m I = II 6 m q = 50 kN/m 2 3 m 9 m
  • 43.
  • 44. Tegangan dibawah pusat beban persegi Berdasarkan penurunan rumus untuk tegangan pada sudut beban persegi sebelumnya, hasilnya disesuaikan untuk menghitung tegangan vertikal di bawah titik pusat beban persegi (gambar 1.9), dengan rumus :
  • 45. Tabel 1.3. Nilai I4 sebagai fungsi dari m1 dan n1 (sumber. Das, 2010)
  • 46. 1.4. DIAGRAMPENGARUHNEWMARK Berdasarkan teori Bousinesq p akibat beban lingkaran, diubah dalam bentuk persamaan tak berdimensi sebagai berikut : R z = 1- Dp q æ è ç ö ø ÷ -2/3 - I4 Dibuat diagram R/z sebagai fungsi dari p/q sbb. : p/q 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 R/z 0,27 0,4 0,52 0,64 0,77 0,92 1,11 1,39 1,91  …….. (1.17) Lingkaran dengan jari-jari = R/z disebut lingkaran pengaruh. Pada tabel tersebut pertambahan nilai p/q secara linier dari 0 sampai 1 menghasilkan jari-jari lingkaran pengaruh R/z meningkat dari 0 sampai  dengan peningkatan secara exponential. Jadi semakin dekat lingkaran pengaruh ke titik pusat lingkaran, pengaruhnya semakin besar. Gambarkan lingkaran-lingkaran pengaruh dengan jari-jari = R/z, dengan skala z = AB. Buat garis jari-jari pembagi lingkaran sebanyak 20 buah. (Sudut antara setiap garis diameter = 360/20 = 18o ). Lihat Gambar. 1.12. Gambar ini disebut Diagram Pengaruh Newmark ( Newmark Influence Chart). Jumlah elemennya N = 200. Kalau semua elemen tertutup beban q, berarti p/q = 1 (karena R = ) atau angka pengaruh total = 1. Kalau hanya satu kotak elemen tertutup beban, pengaruh hanya 1/200 atau = 0.005.
  • 47. Perhitungan tegangan akibat beban : 1. Tentukan titik dan kedalaman yang ditinjau ( tk A & z) 2. Plot denah luasan beban dimana titik A terletak pada pusat lingkaran pengaruh, dan ambil skala z = AB 3. Hitung jumlah elemen yang tertutup oleh denah beban (misalnya sebanyak “M” elemen) p = (AP ) . q . M Gambarkan lingkaran-lingkaran pengaruh (jari-2 = R/z) untuk beberapa nilai p /q seperti tergambar. Kedalaman Z = AB Jumlah elemen N = 200 Angka pengaruh AP= 1/N = 1/200 = 0,005 R/z = jari-jari lingkaran pengaruh. dimana : q = beban terbagi rata akibat bangunan
  • 48. Angka pengaruh = 0,005 Diagram pengaruh newmark, 1942
  • 49. Contoh soal Pondasi bangunan dengan bentuk dan ukuran seperti pada gambar di bawah ini. Pondasi memikul beban merata dengan intensitas beban q = 500 kN/m2.  a. Hitunglah kenaikan tegangan pada titik A pada kedalaman z = 6 meter.  b. Hitunglah kenaikan tegangan pada titik B pada kedalaman . z= 4 meter.
  • 50. Jawab : a). Untuk kedalaman titik A, z = 6 meter, maka garis AB pada Diagram bernilai = 6m. (syarat Z = AB ). Dengan skala ini, gambarkan denah pondasi dengan titik A tepat pada pusat lingkaran pengaruh (lihat gambar a berikut ) :
  • 51. a. Ternyata dihitung jumlah elemen yang tertutup denah pondasi kira- kira 49 elemen. (Elemen yang terpotong jumlahkan dengan perkiraan). Jadi kenaikan tegangan pada titik A dengan z = 6m adalah : Pz-A = (AP ).q.M = 0.005 x 500 kN/m2. x 49 = 122.5 kN/m2. b. Untuk titik B dengan kedalaman z = 4 m, diperlihatkan pada Gambar b di atas. Jumlah elemen yang tertutup denah pondasi =141 elemen. Kenaikan tegangan pada titik B dengan z = 4 m adalah : Pz-B = (AP ).q.M = 0.005 x 500 kN/m2. x 141 = 352.5 kN/m2.
  • 52. Rangkuman: 1. Pola pembebanan vertikal yang bekerja pada suatu massa tanah dapat berupa beban terpusat, beban garis, beban lajur, beban segi tiga, trapesium, lingkaran, beban persegi panjang dan beban yang tidak beraturan bentuknya. 2. Metode yang paling sederhana untuk mengitung tegangan dalam massa tanah adalah metode 2 : 1 3. Metode Bousinesq adalah metode yang didasarkan pada teori elastisitas. Metode ini cocok digunakan pada kasus pembebanan yang bentuknya beraturan seperti beban terpusat, beban garis, beban lajur, beban segi tiga, beban lingkaran dan beban persegi. 4. Diagram Pengaruh Newmark dapat digunakan untuk kasus bentuk pembebanan yang beraturan maupun yang tidak beraturan, tetapi ketelitiannya lebih rendah dibandingkan dengan metode Bousinesq.
  • 53. Latihan soal Kerjakan LKM 2 tugas 1.5 dan 1.6 Dikerjakan perkelompok dan dikumpul hari ini juga sesuai dengan waktu perkuliahan Selamat Mengerjakan