SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
MAKALAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“Pembentukan BPUPKI, PPKI, dan Panitia Sembilan”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan
Dosen Pengampu: Bakhrul Huda, M.E.I
Disusun oleh:
1. Anita Dewi Anggraini (G91219064)
2. Cindy Aprilia Palupi (G71219037)
3. Firsa Asha Sabita (G71219045)
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
FEBRUARI, 2020
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini dengan cepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kesalahan serta kekurangan, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca supaya makalah ini nantinya akan menjadi makalah yang lebih
baik lagi.
Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penyusun sendiri dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya.
Surabaya, 27 Februari 2020
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2
C. Tujuan.......................................................................................................................................... 2
BAB II..................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3
A. Sejarah pembentukan BPUPKI ................................................................................................... 3
1. Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945)...................................................................... 4
2. Sidang Kedua BPUPKI (10-17 Juli 1945)............................................................................. 10
3. Anggota–Anggota BPUPKI .................................................................................................. 11
4. Tugas BPUPKI...................................................................................................................... 12
5. Fungsi BPUPKI..................................................................................................................... 12
6. Tujuan BPUPKI .................................................................................................................... 12
B. Sejarah Pembentukan Panitia Kecil........................................................................................... 13
C. Sejarah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) ...................................................... 16
1. Anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)................................................. 17
2. Tugas Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)..................................................... 18
3. Peristiwa Rengasdengklok .................................................................................................... 18
4. Perumusan Teks Proklamasi.................................................................................................. 20
5. Proklamasi Berkumandang.................................................................................................... 21
BAB III.................................................................................................................................................. 23
PENUTUP............................................................................................................................................. 23
A. Kesimpulan................................................................................................................................ 23
B. Saran.......................................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ 25
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama jaman pendudukan Jepang, pemipin–pemimpin Pergerakan Nasional
Indonesia memutuskan untuk melakukan kerja sama dengan resim asing yang menguasai
negeri kita pada waktu itu, sementara sekaligus mempersiapkan rakyat guna merebut dan
mempertahankan kemerdekaan apabila saatnya tiba. Sesuai dengan keputusan itu,
sebagian besar daripada pemimpin –pemimpin Pergerakan Nasional dibawah pimpinan 2
orang tokoh kawakan yaitu Ir. Soekarno dan Moh. Hatta bergerak di dalam rangka
pemerintahan militer Jepang sejak tahun 1942 hingga tahun 1945.
Mula–mula Pergerakan Nasional Indonesia praktis dibekukan sama sekali, bendera
Merah Putih dilarang berkibar dan lagu Indonesia Raya tidak boleh dinyanyikan.
Tindakan–tindakan itu diambil segera setelah kekuasaan Jepang terkonsolidasi menyusuli
menyerahnya Angkatan Perang Belanda dan Sekutu di Kalijati pada tanggal 8 Maret
1942. Tetapi pada akhir tahun 1942 perang kilat Angkatan Perang Jepang di seluruh
daerah Pasifik telah dapat dihentikan oleh Angkatan Perang Sekutu dan pihak Jepang
mulai beralih kepada strategi defensif. Pada tahun 1943, situasi mereka semakin lama,
semakin memburuk, karena pasukan–pasukannya pada umumnya terdesak di semua front,
sedangkan “man power” nya sudah habis. Dalam keadaan demikian, terpaksa pihak
Jepang merangkul rakyat–rakyat Asia yang mereka duduki negerinya dengan menjanjikan
“kemerdekaan” kepada mereka. Meskipun “kemerdekaan” berada di dalam “lingkungan
kemakmuran bersama di Asia Timur Raya di bawah pimpinan Dai Nippon”. Sesuai
dengan garis kebijaksanaan tersebut, beberapa bangsa Asia yang tadinya terjajah,
memperoleh “kemerdekaan” dari tangan Jepang.
Dalam rangka janji “kemerdekaan” tersebut pihak Jepang memberikan keleluasaan
bergerak yang agak banyak kepada pemimpin–pemimpin Pergerakan Nasional Indonesia.
Dan pada akhirnya, pada bulan Mei 1945, dibentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik
Usaha–Usaha Panitia Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsi Zunbi Coosakai. Ketua
BPUPKI adalah Dr. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat dengan R.P Soeroso dan seorang
2
Jepang yang bernama Ichibangase selaku wakil–wakil ketua. Jumlah anggotanya adalah
60 orang termasuk didalamnya Ir. Soekarno dan Mr. Moh.Yamin1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pembentukan BPUPKI?
2. Bagaimana sejarah pembentukan panitia 9?
3. Bagaimana sejarah pembentukan PPKI?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan sejarah pembentukan BPUPKI
2. Untuk menjelaskan sejarah pembentukan panitia 9
3. Untuk menjelaskan sejarah pembentukan PPKI
1
Nugroho Notosutanto. Nakah Proklamasi Yang Otentik dan Rumusan Pancasila Yang Otentik. PN Balai
Pustaka. (Jakarta : 1979). Hal 18
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah pembentukan BPUPKI
Pada tanggal 30 April, satu hari setelah diumumkan susunan anggota – anggota
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha - Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau
Dokuritsu Zunbi Coosakai. Orang – orang Jepang yang mengepalai biro – biro dari bagian
operasi umum yang mempunyai wewenang atas persoalan kemerdekaan Indonesia,
bertemu di Singapura. Dan disana, untuk pertama kalinya Nishimura yang mewakili
Tentara ke 16, dengan sangat mendesak mengatakan bahwa “tidak ada jalan lain untuk
memperoleh kepercayaan rakyat kecuali menepati janji kemerdekaan. Dengan ini, maka
berakhirlah periode siasat mengulur – ulur waktu dan kegiatan kaum nasionalis yang sejak
25 April sudah dapat menerbitkan jurnal mereka sendiri, tidak lagi dibatasi sebelumnya.
Dan dapat dipastikan bahwa Ir. Soekarno telah menyusun pidatonya yang kelak akan
menjadi dasar negara baru Indonesia. Yang dimaksud adalah pidatonya mengenai
Pancasila, “kelima prinsip dasar” negara Indonesia atau Waltanchauung Indonesia2
.
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau dalam bahasa
Jepang disebut Dookoritsu Junbi Coosakai adalah suatu badan bentukan pemerintah
Jepang pada masa penjajahan di Indonesia. BPUPKI dibentuk pada 29 April 1945 dan
bertujuan untuk mendapatkan dukungan bangsa Indonesia dengan memberikan janji akan
membantu proses terealisasikannya kemerdekaan Indonesia. BPUPKI diketuai oleh Dr.
Radjiman Wedyodiningrat.
Upacara peresmian BPUPKI dilangsungkan di gedung Cuo Sangi In, Jalan Pejambon
(Sekarang gedung Departemen Luar Negeri), Jakarta, pada tanggal 28 mei 1945. Upacara
peresmian BPUPKI itu juga dihadiri oleh dua orang pejabat Jepang, yaitu Jendral Itagaki
dan Letnan Jendral Nagano. Pada upacara itu bendera jepang dikibarkan oleh Mr. A. G.
Pringgodigdo, kemudian pengibaran bendera merah putih oleh Royohiko Masuda.
Latar belakang pembentukan BPUPKI secara tertulis termuat dalam Maklumat
Gunseikan nomor 23 tanggal 29 Mei 1945. Sebab dikeluarnya Maklumat No. 23 itu
adalah karena kedudukan Jepang yang sudah semakin terancam pada perang melawan
sekutu. Sehingga dapat dikatakan kebijaksanaan Pemerintah Jepang sesungguhnya dengan
membentuk BPUPKI bukanlah atas kebaikan hati yang murni, tetapi Jepang ingin
2
Bernhard Dahm. Soekarno dan Perjuangan Kemerdekaan. LP3ES. (Jakarta : 1987). Hal 358
4
memikat hati rakyat Indonesia untuk mempertahankan sisa-sisa kekuatannya3
Selain itu
juga untuk melaksanakan politik kolonialnya.
1. Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945)
Sidang pertama BPUPKI diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6
Jakarta (sekarang gedung Pancasila). Sidang dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan
pembahasan dimulai pada tanggal 29 Mei 1945. Ada tiga puluh tiga pembicara pada
sidang pertama yang membahas perumusan dasar negara Indonesia ini. Adapun tokoh-
tokoh yang menyumbangkan pendapat tentang usulan dasar negara, antara lain: Mr.
Mohammad Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.
1) Mr. Mohammad Yamin (29 Mei 1945)
Moh. Yamin mengusulkan dasar negara dalam pidato singkatnya pada sidang hari
pertama, yaitu:
1) Peri Kebangsaan.
2) Peri Kemanusiaan.
3) Peri Ketuhanan.
4) Peri Kerakyatan.
5) Kesejahteraan Rakyat.
Moh. Yamin juga menyampaikan usulan rumusan 5 dasar secara tertulis, yaitu:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Kebangsaan Persatuan Indonesia.
3) Rasa Kemanusian yang Adil dan Beradab.
4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia4
3
Daniel Dhakidae. Soekarno Membongkar Sisi – Sisi Hidup Putra Sang Fajar. PT Kompas Media Nusantara.
(Jakarta : 2013). Hal 28
4
Ibid.
5
2) Mr. Soepomo (31 Mei 1945)
Dalam penyampaian pendapatnya, Mr. Soepomo menerangkan 3 teori tentang
negara, yaitu:
1) Negara individualistik, yaitu negara yang disusun dengan mengutamakan
kepentingan individu sebagaimana yang diajarkan oleh Thomas Hobbes, John
Locke, Jean Jacques Rousseau, Hebert Spencer, dan H. J. Laski.
2) Negara golongan (class theori), yaitu negara yang terdiri atas golongan yang
diajarkan Marx, Engels, dan Lenin.
3) Negara Integralistik, yaitu negara yang tidak memihak pada golongan-golongan
tertentu, tetapi berdiri di atas kepentingan bersama sebagaimana diajarkan oleh
Spinoza, Adam Muller, dan Hegel.
Mr. Soepomo mengusulkan negara integralistik (negara persatuan) diterapkan
pada negara Indonesia, yaitu negara satu untuk semua orang. Sementara itu, rumusan
dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Soepomo antara lain:5
1) Persatuan.
2) Kekeluargaan.
3) Keseimbangan lahir batin
4) Musyawarah
5) Keadilan rakyat.6
3) Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Pada tanggal 1 Juni 1945, hari terakhir sidang pertama BPUPKI yang dimulai
tanggal 28 Mei. Pidato ini benar – benar puncak sidang dan dampaknya ke- 62
anggota yang mewakili semua lapisan masyarakat. Dalam pidatonya itu, Ir. Soekarno
mengatakan bahwa negara Indonesia yang akan dibentuk nanti, akan didasarkan atas 5
asas :
1) Kebangsaan Indonesia
Baik saudara–saudara yang bernama kaum kebangsaan yang disini, maupun
saudara–saudara yang dinamakan kaum Islam semuanya telah mufakat. Kita
hendak mendirikan suatu negara “semua buat semua”. Bukan buat satu orang,
bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya
5
Nugroho Notosutanto. Nakah Proklamasi Yang Otentik dan Rumusan Pancasila Yang Otentik. PN
Balai Pustaka. (Jakarta : Tahun 1979). Hal 19
6
Daniel Dhakidae. Soekarno Membongkar Sisi – Sisi Hidup Putra Sang Fajar. PT Kompas Media Nusantara.
(Jakarta : 2013). Hal 24
6
tetapi “semua buat semua”. “Dasar pertama yang baik dijadikan dasar Negara
Indonesia ialah dasar kebangsaan”. Kebangsaan yang kita anjurkan bukan
kebangsaan yang menyendiri, bukan chauvinism. Kita harus menuju persatuan
dunia, persaudaraan dunia Kita bukan saja harus mendirikan Negara Indonesia
merdeka, tetapi kita harus menuju pula kepada kekeluargaan bangsa–bangsa.
2) Prinsip Internasionalisme
Prinsip Internasionalisme harus berjiwa gotong royong (yang berperi
kemanusiaan dan berperikeadilan), bukan internasionalisme yang menjajah dan
eksploitatif
3) Mufakat atau Demokrasi
Dasar itu ialah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Kita
mendirikan negara “semua buat semua”, satu buat semua, semua buat satu. Saya
yakin, bahwa syarat yang mutlak untuk kuatnya Negara Indonesia ialah
permusyawaratan, perwakilan. Apa – apa yang belum memuaskan, kita bicarakan
di dalam permusyawaratan.
4) Kesejahteraan Sosial
Kalau kita mencari demokrasi, hendaknya bukan demokrasi Barat, tetapi
permusyawaratan yang memberi hidup yakni politiek economische democratie
yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, jika memang
kita betul-betul mengerti, mengingat, mencintai rakyar Indonesia, marilah kita
terima prinsip hal sociale rechtvaardigheid yaitu bukan saja persamaan politiek.
Tetapi di atas lapangan ekonomi kita harus mengadakan persamaan artinya
kesejahteraan bersama–sama yang sebaik–baiknya.
5) Ketuhanan yang Berkebudayaan
Prinsip Indonesia Merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
bahwa prinsip kelima daripada negara kita ialah Ketuhanan yang Berkebudayaan,
Ketuhanan yang berbudi pekerti luhur, Ketuhanan yang hormat–menghormati satu
sama lain. 7
Kelima prinsip itu disebut dengan Panca Sila. Istilah “Panca” artinya lima dan “Sila”
artinya azas atau dasar. Urutan kelima sila disebut urutan Sequential bukan urutan
prioritas. Bahwa dalam suatu majelis yang terdiri keragaman elemen, seruan kea rah titik
persetujuan itu harus dimulai dengan mengangkat keragaman itu ke dalam sutu kode
7
Situmorang Jonar. Bung Karno Biografi Putra Sang Fajar. Ar-Ruzz Media. (Yogyakarta: 2015) hal 24
7
komunitas politik bersama yaitu entitas kebangsaan, tetapi tidak lantas berarti sila – sila
berikutnya merupakan derivasi dari sila kebangsaan. Masing – masing sila Pancasila
merupakan satu kesatuan integral yang saling mengandaikan dan saling mengunci.
Dengan kata lain, dasar dari semua sila Pancasila adalah gotong royong8
Argumen–argumen dan gagasan – gagasan yang diuraikan oleh Ir. Soekarno akan
dibahas sebentar lagi. Disini hanya perlu dicatat, bahwa pidato itu tidak menyiratkan
tentangan terhadap dominasi Jepang, seperti yang dengan sangat mudah disimpulkan dari
catatan–catatan pengantar kata editor - editor Indonesia dalam berbagai edisi yang
kemudian dari pidato itu, yang semuanya menandaskan adanya “sensor yang ketat” dan
“kontras yang menyolok dengan semangat dan sifat zaman itu” melainkan sesuai dengan
keinginan dan maksud yang jelas dari orang–orang yang jelas dari orang–orang Jepang,
yang mengharap bahwa justru karena itu panitia akan terlibat dalam perdebatan yang
sengit sehingga akan mengulur – ngulur waktu. Tetapi berkat peran yang dimainkan oleh
Ir. Soekarno dalam sidang–sidang, yang dapat mengatasi itu semua, harapan Jepang itu
tidak kesampaian.
Setelah BPUPKI mengadakan sidang yang pertama yang terbatas pada pokok–pokok
persoalan yang lebih bersifat umum, diusulkan agar ke-62 anggota membicarakan secara
mendetail di daerah masing–masing tema–tema berikut ini, untuk kemudian diambil
resolusi–resolusi dalam sidang berikutnya: 9
a. Bentuk Pemerintah negara yang didirikan
b. Wilayah
c. Masalah Kebangsaan
d. Kebijaksanaan Ekonomi dan Keuangan
e. Pertahanan
f. Pendidikan
g. Rancangan UUD
h. Tempat agama dalam negara
8
Ibid
9
Mavis Rose. Indonesia Merdeka Biografi Poilitik Mohammad Hatta. PT Gramedia Pustaka Utama (Jakarta:
1991). Hal 180
8
Pernyataan yang diberikan oleh Ichibangase, orang Jepang yang menjabat wakil ketua
BPUPKI, dalam bulan November 1945, menunjukkan bahwa pihak Jepang percaya tema–
tema itu akan menimbulkan cukup banyak bahan perdebatan yang akan menyebabkan
berlarut-larut nya pembicaraan antara golongan nasionalis, islam, dan priyayi, serta
berbagai lapisan masyarakat.
Tetapi dalam persidangan BPUPKI berikutnya, dari 10–17 Juli, kelihatan bahwa
pekerjaan yang begitu banyak itu akan dapat diselesaikan dalam tempo satu minggu saja.
Disini tampak jelas adanya pekerjaan pendahuluan yang telah dilakukan sementara itu.
Dan mengenai persoalan yang sifatnya menentukan, yakni asal tempat agama dalam
negara, pekerjaan pendahuluan itu terutama sekali dilakukan oleh Ir. Soekarno.
Dengan mengikuti argument yang sama seperti yang di dalam artikel yang ditulisnya
dari Bengkulu dalam tahun 1940, Ir. Soekarno–di dalam pidatonya tentang Pancasila–
menyarankan agar melalui propaganda yang giat untuk Islam hendaknya menjadikan
parlemen Indonesia suatu tempat dimana melalui mufakat, hokum – hokum Islam dapat
menjadi hokum negara, jika hal itu memang dikehendaki. Begitu pula, seperti dalam 1940,
ia mengatakan bahwa negara Indonesia haruslah “bagi semua”, dan bahwa tak boleh
diberikan hak–hak istimewa kepada golongan yang manapun dari penduduk yang
merugikan golongan lain. Tak ada protes dikemukakan oleh golongan Islam dalam
BPUPKI, tetapi pada umumnya dirasakan bahwa keberhasilan penyelidikan, yang hasil –
hasilnya dikirimkan ke Tokyo untuk dinilai, tergantung untuk soal apakah yang akan
dibentuk itu negara Islam atau negara Sekuler.
Sebelum BPUPKI mengadakan rapatnya yang pertama, pemerintah militer Jepang
menyatakan bahwa sikapnya mengenai soal tempat agama dalam negara adalah bagaikan
“sehelai kertas yang kosong”. Menurut pendapat Belanda, pernyataan itu menandakan
berakhirnya dukungan Jepang kepada golonngan Islam terhadap golongan Nasional
“sekuler”. Ia berpendapat bahwa pernyataan–pernyataan pemimpin–pemimpin Islam,
yang pada waktu itu mengutamakan persatuan bangsa diatas segala–galanya, merupakan
akibat situasi baru itu. Tetapi penelitian yang sekarang menunjukkan bahwa ketegangan
anta ra golongan Islam dan golongan nasionalis di jaman pendudukan tidaklah setajam
seperti yang diduga Belanda. Di kalangan berbagai aliran, keinginan untuk bersatu selalu
diutamakan. Karena itu pernyataan Masyumi, Wachid Hasyim bahwa “yang terutama kita
perlukan pada waktu ini adalah persatuan bangsa yang tak terpecahkan”, dalam hal ini
9
tidak memerlukan komentar lebih lanjut. Tetapi hal itu menunjukkan bahwa golongan
Islam, bahkan pada saat nasib negara Islam–yang sejak berpuluh–puluh tahun merupakan
cita–cita mereka–menjadi taruhan, mereka pada prinsipnya besedia untuk berkompromi10
Dan golongan Nasionalis tidak membiarkan persoalan itu melalui pemungutan suara,
yang sebetulnya dapat mereka menangkan dengan mudah mengingat mereka jelas–jelas
merupakan mayoritas dalam BPUPKI. Mereka pun mencari kompromi untuk menemukan
suatu penyelesaian bersama dengan pergerakan Islam yang akan memungkinkan setiap
orang menyetujui negara Indonesia yang akan dibentuk itu. Untuk tujuan itu, maka
dibentuklah panitia khusus yang diketuai Ir. Soekarno dimana duduk wakil–wakil
golongan Nasionalis dan golongan Islam dalam jumlah yang sama. Panitia itu berhasil
menyusun suatu kompromi. Di dalam apa yang dinamakan Piagam Jakarta yang akan
merupakan pembukaan UUD Indonesia, Pancasila dinyatakan sebagai dasar negara dan
kewajiban menjalankan Syari’at Islam hanya berlaku bagi pemeluk–pemeluknya.
Walaupun demikian, dalam persidangan kedua BPUPKI itu masih berlangsung
perdebatan yang panas mengenai rumusan itu, dimana golongan nasionalis yang
bersikeras menghendaki suatu kompromi nyaris menderita kekalahan. Setelah perdebatan
yang sengit itu, yang berlangsung sepanjang malam, golongan Islam mendapat satu
konsesi lagi yakni bahwa presiden negara yang akan dibentuk itu harus beragama Islam.
Keesokan harinya, Ir. Soekarno sambil mencucurkan air mata memohon dengan
sangat agar sidang memberikan mufakatnya kepada pemecahan itu dan golongan
nasionalis dengan suara bulat menyetujui seruannya yang berkobar – kobar itu. Yang
tidak mau menyetujui pemecahan itu yang dicapai dalam semangat Indonesia yang sejati,
hanyalah 4 wakil golongan China.
Hasilnya merupakan satu kemenangan yang gemilang bagi Ir. Soekarno dan bagi
gagasan yang telah dibelanya sejak 1927. Yakni bahwa hanya mufakat yang dibulat di
kalangan semua aliran dapat membuka jalan yang bisa diterima oleh seluruh rakyat
Indonesia. Dan tidak hanya pemecahan soal negara dan agama dalam pembukaan UUD
Indonesia, tetapi juga UUD itu sendiri, secara mencolok mencerminkan pandangan –
pandangan Ir. Soekarno dari masa – masa yang lampau.
10
Bernhard Dahm. Soekarno dan Perjuangan Kemerdekaan. LP3ES. (Jakarta : 1987). Hal 361
10
Walaupun dalam tahun 1945 bagian terbesar dari anggota – anggota BPUPKI menolak
pembentukan negara yang menganut demokrasi parlementer menurut pola Barat, dan
semua pihak mengutamakan sistem musyawarah dan mufakat yang asli Indonesia. Banyak
usul UUD telah dikemukakan dan pada tanggal 11 Juli 1945, usul – usul itu diteruskan
kepada sebuah panitia yang juga diketuai oleh Ir. Soekarno. Mr. Soepomo memiliki tugas
menyusun konsep final UUD secara terinci11
2. Sidang Kedua BPUPKI (10-17 Juli 1945)
Sidang kedua BPUPKI membahas tentang bentuk negara, wilayah negara,
kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan
negara, pendidikan dan pengajaran. Dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar
beranggotakan 19 orang dengan Ir. Soekarno sebagai ketua, Panitia Pembelaan Tanah Air
dengan Abikoesno Tjokrosoejoso sebagai ketua, dan Panitia Ekonomi dan Keuangan
dengan Mohammad Hatta sebagai ketua. Melalui hasil pemungutan suara, ditentukan
wilayah Indonesia merdeka meliputi wilayah Hindia Belanda, Borneo Utara, Papua,
Timor-Portugis, dan pulau-pulau sekitarnya.
Pada 11 Juli 1945, Panitia Perancang UUD membentuk panitia kecil beranggotakan 7
orang yaitu: Prof. Dr. Mr. Soepomo, Mr. Wongsonegoro, Mr. Achmad Soebardjo, Mr.
A.A. Maramis, Mr. R.P. Singgih, H. Agus Salim, dan Dr. Soekiman untuk membuat
laporan rancangan UUD. Selanjutnya pada 13 Juli 1945, Panitia Perancang UUD
melakukan sidang pembahasan hasil kerja panitia kecil beranggota 7 orang tersebut.
Pada tanggal 14 Juli 1945, sidang BPUPKI menerima hasil laporan Panitia Perancang
UUD yang disampaikan oleh Ir. Soekarno selaku ketua. Laporan tersebut berisi rancangan
UUD, yaitu:
1) Pernyataan mengenai kemerdekaan Indonesia
2) Pembukaan Undang-Undang Dasar atau preambule
3) Batang tubuh Undang-Undang Dasar atau isi
Setelah selesai melaksanakan tugas, BPUPKI kemudian dibubarkan pada tanggal 7
Agustus 1945 dan sebagai gantinya dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia). PPKI bertugas melanjutkan tugas mencapai kemerdekaan Indonesia, yaitu
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan tujuan utama mengesahkan dasar negara
dan UUD 1945.
11
Ibid. Hal 363
11
3. Anggota–Anggota BPUPKI
BPUPKI mempunyai jumlah anggota sebanyak 67 orang. Beberapa diantaranya yaitu :
1. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat
2. R. P. Soeroso
3. Ichibangase Yoshio
4. Ir. Soekarno
5. Drs. Moh. Hatta
6. Moh. Yamin
7. Mr. Soepomo
8. K.H. Wachid Hasyim
9. Abdul Kahar Muzakir
10. A. A. Maramis
11. Abikoesno Tjokrosoejo
12. H. Agus Salim
13. Achmad Soebarjo
14. Prof. Dr. P. A. A. Hoesein Djajadiningrat
15. Ki Bagoes Hadikusumo
16. A. R. Baswedan
17. Soekiman
18. Abdoel Kaffar
19. R. A. A. Poerbonegoro Soemitro Kolopaking
20. K.H. Ahmad Sanusi
21. K.H. Abdul Salim
22. Liem Koe Han
23. Tang Eng Hoa
24. Oey Tiang Tjoe
25. Oey Tjong Hauw
26. Yap Tjwan Bing12
12
Nugroho Notosutanto. Nakah Proklamasi Yang Otentik dan Rumusan Pancasila Yang Otentik. PN Balai
Pustaka. (Jakarta : Tahun 1979). Hal 20
12
4. Tugas BPUPKI
Tugas utama BPUPKI yaitu untuk mempelajari serta menyelidiki hal – hal penting
yang berhubungan dengan berbagai hal yang menyangkut pembentukan Negara Indonesia.
Tugas – tugas BPUPKI yang lainnya yaitu :
1) Membahas mengenai Dasar Negara
2) Membentuk Panitia Kecil (panitia Sembilan) bertugas menampung saran – saran dan
konsepsi dari para anggota
3) Bertugas untuk membantu Panitia Sembilan dalam sidang BPUPKI sehingga
menghasilkan Piagam Jakarta (Jakarta Charter)
5. Fungsi BPUPKI
a. Mempersiapkan kemerdekaan Republik Indonesia
b. Untuk membubarkan Gerakan G / 30S PKI di Indonesia
c. Untuk Menyelidiki Persiapan Kemerdekaan Indonesia
6. Tujuan BPUPKI
a. Bertujuan untuk menarik simpati rakyat Indonesia supaya membantu Jepang dalam
perang melawan sekutu dengan cara memberikan janji kemerdekaan kepada
Indonesia, melaksanakan politik kolonialnya didirikan pada tanggal 1 Maret 1945
b. Bertujuan untuk mempelajari dan menyelidiki hal penting berhubungan dengan
pembentukan negara Indonesia merdeka atau mempersiapkan hal–hal penting
mengenai tata pemerintahan Indonesia merdeka13
13
Nugroho Notosutanto. Nakah Proklamasi Yang Otentik dan Rumusan Pancasila Yang Otentik. PN Balai
Pustaka. (Jakarta : Tahun 1979). Hal 21
13
B. Sejarah Pembentukan Panitia Kecil
Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk
membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk
dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota
diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan tanggal
20 Juni 1945. Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas delapan orang, yaitu:
1) Ir. Soekarno
2) Ki Bagus Hadikusumo
3) K.H. Wachid Hasjim
4) Mr. Muh. Yamin
5) M. Sutardjo Kartohadikusumo
6) Mr. A.A. Maramis
7) R. Otto Iskandar Dinata
8) Drs. Muh. Hatta
Telah menyampaikan pendapat dan asal-usul sebenyak 40 (empat puluh) orang anggota.
Setelah dibahas oleh panitia delapan, pendapat dan usul tersebut berjumlah 32 soal, tetapi
jika digolong-golongkan bolehlah menjadi 9 (Sembilan) pendapat/usul, yaitu
1) Golongan usul yang minta Indonesia Merdeka selekas-lekasnya
2) Golongan usul yang mengenai dasar negara
3) Golongan usul mengenai soal unificatie atau federatie
4) Golongan usul mengenai bentuk negara dan kepala negara
5) Golongan usul mengenai warga Negara
6) Golongan usul mengenai daerah
7) Golongan usul mengenai soal agama dan Negara
8) Golongan usul yang mengenai pembelaan
9) Golongan usul mengenai keuangan.14
14
Drs. Safiyudin Sastrawijaya, SH, Sekitar Pancasila, Proklamasi & Konstitusi,(Bandung:Penerbit
Alumni,1980), hal 14-15
14
Untuk memecahkan perbedaan pandangan tersebut, diluar sidang-sidang resmi
BPUPKI, telah diadakan pertemuan antara panitia delapan dengan anggota BPUPKI
lainnya diantaranya yang telah mengajukan usul dan pendapat. Hadir 38 orang anggota.
Rapat memutuskan membentuk lagi panitia kecil yaitu panitia Sembilan yang terdiri atas:
1) Ir. Soekarno
2) Drs. Muh. Hatta
3) Mr. A.A. Maramis
4) K.H. Wachid Hasyim
5) Abdul Kahar Muzakkir
6) Abikusno Tjokrosujoso
7) H. Agus Salim
8) Mr. Ahmad Subardjo
9) Mr. Muh. Yamin.15
Sembilan adalah panitia kecil yang dibentuk untuk mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia. Untuk mempersiapkan kemerdekaan, Jepang dan para tokoh pergerakan
membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (
BPUPKI). Salah satu tugas BPUPKI yakni merumuskan dasar negara. Pada sidang
pertama, perumusan dasar negara berjalan alot. Untuk menetapkan dasar negara yang
mewakili semua golongan, maka dibentuklah Panitia Sembilan.16
Setelah Panitia kecil Sembilan ini, mengadakan pembicaraan yang matang, maka pada
tanggal 22 Juni 1945berhasil mencapai satu modus, satu persetujuan antara pihak islam
dan pihak kebangsaan. Persetujuan tersebut berupa rancangan pembukaan hukum dasar
(Preambule hukum dasar).
Hasil panitia kecil Sembilan ini kemudian disampaikan pada sidang paripurna
BPUPKI tanggal 10 Juli 1945 oleh Ketua Paitia Kecil Delapan Ir. Soekarno. Sidangpun
menerima dengan aklamasi.
15
Safiyudin Sastrawijaya. Sekitar Pancasila, Proklamasi & Konstitusi,(Bandung: Penerbit Alumni,1980), hal 16
16
Sri Hartati. Pendidikan Bela Negara (Jakarta:Erlangga, 2018) hal 7
15
Adapun hasil Panitia Sembilan itu adalah apa yang oleh Moh.Yamin dinamakan “Piagam
Jakarta (Jakarta Charter)”
Piagam Jakarta
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan
dan peri keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia, dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia Merdeka
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
susunan negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan
kepada: Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan-
perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Jakarta, 22 Juni 1945
16
C. Sejarah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Inkai) atau PPKI adalah
Panitia yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia ini dibentuk pada tanggal 7 Agustus 194517
. PPKI dibentuk
sesaat setelah BPUPKI dibubarkan oleh Jepang, Karena BPUPKI terlalu cepat
mewujudkan kehendak Indonesia merdeka. PPKI secara simbolis dilantik oleh Jendral
Terauchi dengan mendatangkan Soekarno-Hatta ke Saigon pada 9 Agustus 1945. Ikut
serta ke Saigon, Rajiman Wedyodiningrat, bekas ketua BPUPKI. Dalam pidato
pelantikannya Terauchi menerangkan bahwa cepat lambatnya kemerdekaan bisa diberika
tergantung kepada kerja PPKI. Namun perkembangan cepat terjadi setelah bom atom
dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki masing-masing pada tanggal 6 dan 9 Agustus
1945. Dalam pertemuan Terauchi dengan pemimpin-pemimpin Indonesia yang
diselenggarakan di Saigon pada tanggal 11 Agustus 1945, Terauchi menentukan tanggal
24 sebagai tanggal pemberian kemerdekaan.
Setelah dilantik Soekarno-Hatta pulang ke tanah air pada tanggal 14 Agustus 1945
dengan singgah di Singapura dan berjumpa dengan anggota PPKI dari Sumatera. Dari
pertemuan dengan kol. Nomura di Saigon, Soekarno-Hatta mengetahui bahwa kekalahan
Jepang akan terjadi dalam waktu yang pendek setelah diketahui pihak Rusia telah
menyatakan perang melawan Jepang pada tanggal 9 Agustus.
Segera setelah Soekarno-Hatta tiba di Jakarta, Syahrir menemui mereka untuk saling
menukar informasi. Syahrir yang memimpin Gerakan perlawanan tanpa kompromi dengan
Jepang, telah sejak tanggal 10 Agustus mendengar dari radio gelapnya bahwa Jepang telah
minta damai dengan sekutu. Namun rupa-rupanya pihak sekutu hanya mau menerima
penyerahan tanpa syarat. Karena itu, mumpung perang masih berlangsung, Syahrir
mendesak agar kedua pemimpin itu segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
keesokan harinya (tanggal 15 Agustus 1945). Maksud Syahrir kalua proklamasi
kemerdekaan itu terjadi sebelum Jepang menyerah, maka kedudukan Indonesia di dalam
perundingan-perundingan sesudah perang selesai akan menjadi lebih kuat karena jelas
kemerdekaan itu bukan hadiah Jepang, di samping itu proklamasi itu berarti pola
sumbangan Indonesia kepada sekutu melawan Jepang. Namun Soekarno-Hatta yang di
tuduh oleh golongan Syahrir dan lebih-lebih golongan pemuda sebagai kolaborator tidak
berani mengambil resiko, karena bagaimanapun juga Jepang masih dalam keadaan utuh
kekuatannya (saat itu umumnya orang belum yakin kalua penyerahan akan terjadi pada
17
Modul Pengayaan Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA/ dan SMK/MAK. (Araminta Sains:2016 Jakarta) hal 18
17
tanggal 15 Agustus 1945). Suatu tindakan terang-terangan memusuhi Jepang bisa
berakibat fatal bagi perjuangan.
Golongan pemuda yang merasa tidak bisa mengabaikan Soekarno-Hatta juga
mendesak supaya proklamasi kemerdekaan dan perebutan kekuasaan segera dilakukan.
Ketidaksabaran mereka mengancam Soekarno. Namun Soekarno tetap pada pendiriannya
bahwa Jepang de facto masih kuasa, karena itu sikap hati-hati agar tujuan perjuangan
dapat dicapai tanpa pengorbanan yang tidak perlu harus dipegang teguh. Soekarno dan
Hatta menginsyafkan para pemuda bahwa musuh mereka bukan lagi Jepang, tetapi
Belanda yang pasti segera akan dating sesudah Jepang menyerah.18
1. Anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Anggota PPKI berjumlah 21 orang yang mewakili seluruh lapisan masyarakat
Indonesia. Mereka adalah 12 orang wakil dari Jawa, 3 wakil dari Sumatera, 2 wakil dari
Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Sunda kecil, 1 orang dari Maluku, dan 1
orang lagi penduduk Tionghoa. Selanjutnya oleh pemimpin Indonesia keanggotaan PPKI
ditambah 6 orang lagi tanpa sepengetahuan Jepang. Enam orang anggota tambahan itu
adalah Wiranata Kusuma, Ki Hajar Dewantara, Mr. Kasman Singodimejo, Sajoeti Melik,
Iwa Kusumasumantri, dan Achmad Soebardjo. Ditunjuk sebagai ketua PPki adalah Ir.
Soekarno dan wakilnya adalah Drs. Moh. Hatta. Tokoh Achmad Soebardjo dipercaya
sebagai penasihatnya. Para anggota PPKI ini diizinkan melakukan kegiatannya menurut
pendapat dan kesanggupan bangsa Indonesia sendiri, tetapi dengan syarat harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a) Menyelesaikan perang yang sekarang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu,
bangsa Indonesia harus mengerahkan tenaga sebesar-besarnya dan bersama-sama
dengan pemerintah Jepang dalam meneruskan perjuangan untuk memperoleh
kemenangan dalam Perang Asia Timur.
b) Negara Indonesia itu merupakan anggota lingkungan kemakmuran bersama Asia
Timur Raya.
18
G. Modjianto. Indonesia Abab Ke-20 1 dari Kebangkitan Nasional sampai Linggarjati, (Penerbit
Kanisius:1998, Yogyakarta) hal 85-86
18
2. Tugas Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Tugasnya melanjutkan pekerjaan BPUPKI dan mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan karena akan diadakannya pemindahan kekuasaan dari Jepang kepada bangsa
Indonesia. Tugas utama PPKI adalah menyusun rencana kemerdekaan Indonesia;
meneliti, dan menyempurnakan hasil kerja BPUPKI.19
Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang. Dalam persidangan tersebut
mereka menyepakati pentingnya rumusan wilayah Negara. Rakyat yang menjadi warga
negaranya, pemerintahan yang menjalankan amanat rakyat, serta upaya untuk memperoleh
pengakuan internasional. Melalui sidang tersebut, disepakati tiga hal penting bagi
kehidupan kenegaraan bangsa Indonesia, yaitu sebagai berikut.
a) Menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang kemudian dikenal
sebagai UUD 1945.
b) Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden.
c) Pembentukan Komite Nasional untuk membantu presiden yaitu Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). 20
3. Peristiwa Rengasdengklok
Kepulangan ketiga tokoh (Soekarno, Hatta, Rajiman) ternyata ditunggu oleh para
pemuda Indonesia. Para pemuda Indonesia mengetahui bahwa Jepang telah kalah dan
menyerah kepada sekutu melalui radio. Kekalahan Jepang terhadap sekutu memang
sengaja disembunyikan oleh pemerintah militer Jepang agar dapat menstabilkan keadaan
politik di Indonesia. Pada saat mendengar bahwa Soekarno telah tiba di Jakarta, Soetan
Syahrir (pemuda Indonesia) langsung bergegas menemui Hatta dan memintanya agar
segera untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa harus menunggu dari
pemerintahan Jepang. Namun Hatta tidak dapat memutuskannya. Oleh sebab itu Syahrir
diajak kerumah Soekarno untuk mendiskusikan permintaannya. Namun hal tersebut
ditolak oleh Soekarno, karena ia hanya mau memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
jika sudah diadakan pertemuan dengan anggota-anggota PPKI lainnya.
Syahrir yang merasa kecewa, kemudian pergi ke Menteng Raya (markas besar
pemuda) untuk mengadakan pertemuan membahas penjelasan Soekarno dan Hatta. Dalam
pertemuan tersebut dihadiri oleh beberapa pemuda, seperti Soekarni, B.M Diah, Sajuti
Melik, Chareul Saleh, dan lain-lainnya. Pada pertemuan tersebut disepakati bahwa
19
Syahid Wibowo Apriyanto. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMP/MTs, (CV. Pilar Pustaka:2013 Solo) hal 39
20
Kurikulum. Modul Pengayaan Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA/ dan SMK/MAK. (Araminta Sains:2013
Jakarta) hal 27
19
proklamasi kemerdekaan harus segera dilaksanakan. Menurut kelompok muda, tidak
seharusnya para pejuang kemerdekaan Indonesia menunggu-nunggu berita resmi dari
pemerintah militer Jepang, karena Bangsa Indonesia harus segera mengambil inisiatifnya
sendiri untuk menentukan strategi mencapai kemerdekaan. Golongan muda kemudian
mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur,
Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1945, pukul 20.30. hadir antara lain Chaerul Saleh,
Djihar Nur, Margono, Wikana, dan Alamsyah. Rapat itu dipimpin oleh Chareul Saleh,
dengan menghasilkan keputusan tuntutan-tuntutan golongan muda yang menegaskan
bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal rakyat Indonesia sendiri. Segala
ikatan, hubungan, dan janji kemerdekaan harus diputus dan sebaliknya perlu mengadakan
rundingan dengan Soekarno dan Hatta agar kelompok pemuda diikutsertakan dalam
menyatakan proklamasi.
Setelah diadakan pertemuan antar kelompok pemuda, maka tindakan selanjutnya
adalah mendesak sSoekarno dan Hatta segera mungkin untuk memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Oleh sebab itu, harus ada orang pilihan pergi ke rumah Soekarno,
yakni Wikana dan Darwis. Pada jam 22.30, kedua pemuda tersebut menemui Soekarno di
tempat kediamannya, yakni Jl. Pegangsaan Timur, N0. 56, Jakarta. Pada pertemuan
tersebut, Soekarno tetap pada pendiriannya untuk tidak memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia tanpa PPKI. Inilah yang menyebabkan perdebatan yang sangat keras antara
Wikana dan Darwis dengan Soekarno. Perbedaan sifat, karakter, cara bergerak, dan
mempunyai dunia sendiri membuat seakan-akan perdebatan tersebut menjurus pemaksaan
terhadap Ir. Soekarno.
Agar dapat menjauhkan Soekarno dan Hatta dari pengaruh Jepang, maka diputuskan
untuk membawa atau menculik kedua tokoh tersebut. Tempat yang dipilih adalah
Rengasdengklok yang letaknya terpencil sejauh 15 km kea rah jalan raya Jakarta-Cirebon.
Agar dapat menyakinkan Soekarno dan Hatta untuk meninggalkan Jakarta, maka para
pemuda menggunakan dahlibahwa melindungi mereka bilamana Meletus suatu
pemberontakan yang dilakukan oleh PETA dan Heiho. Adapun, pemilihan
Rengasdengklok sebagai tempat pengamanan Soekarno-Hatta didasarkan pada
perhitungan militer. Antara anggota PETA Daidan Purwakarta danDaidan Jakarta terdapat
hubungan erat sejak mereka mengadakan latihan Bersama. Secara geografis
Rengasdengklok tempatnya terpencil. Dengan demikian, akan dapat dilakukan deteksi
dengan mudah terhadap setiap Gerakan tantara Jepang yang hendak datang ke
Rengasdengklok. pada pukul 00.30 waktu Jawa zaman Jepang (24.00 WIB) tanggal 16
20
Agustus 1945, memutuskan akan mengdakan penculikan terhadap Soekarno dan Hatta
dalam rangka upaya pengamanan. Pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30 (waktu
Jepang) atau pukul 04.00 WIB penculikan (menurut golongan tua) dilaksanakan. Tidak
diketahui secara jelas siapakah yang memulai peristiwa ini. Ada yang mengatakan
Soekarni-lah yang membawa Soekarno-Hatta dini hari ke Rengasdengklok. Menurut
Soekarno, Syahrir-lah yang menjadi pemimpin penculikan dirinya dengan Hatta.21
Sementara itu di Jakarta, telah terjadi kesepakatan antara golongan tua, yakni Achmad
Soebardjo dengan Wikana dari golongan muda untuk mengadakan proklamasi di Jakarta.
Laksamana Madya Maeda bersedia untuk menjamin keselamatan mereka selama berada di
rumahnya. Berdasarkan kesepakatan itu, Jusuf Kunto dari pihak pemuda dan Soebardjo
Bersama sekretaris pribadinya Mbah Diro (Soediro) menuju Rengasdengklok untuk
menjemput Soekarno. Rombongan yang terdiri dari Achmad Soebardjo, Soediro, dan
Jusuf Kunto segera berangkat menuju Rengasdengklok pada jam 19.30 (waktu Tokyo)
atau 18.00 (waktu Jawa Jepang) atau pukul 17.30 WIB, dan bermaksud untuk menjemput
dan segera membawa Soekarno-Hatta pulang ke Jakarta. Perlu ditambahkan juga, di
samping Soekarno dan Hatta ikut serta pula Fatmawati dan Guntur Soekarno Putra. Watu
di rumah Laksamana Maeda-lah titik-titik awal pembuatan Teks Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dan titik awal tonggak sejarah bangsa Indonesia.
4. Perumusan Teks Proklamasi
Sekitar pukul 20.00 WIB, rombongan Bung Karno dan Bung Hatta telah kembali ke
Jakarta. Mereka tiba dengan selamat. Setibanya di Jakarta, para pemuda sibuk mencari
tempat pertemuan yang aman untuk membahas proklamasi. Atas usaha Soebardjo,
diperolehkan tempat yang aman untuk mengadakan pertemuan yaitu rumah Laksamana
Maeda. Laksamana Maeda adalah Wakil Komandan Angkatan Laut Jepang. Ia banyak
menaruh simpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia. Rumah itu terletak di Jl. Imam
Bonjol No. 1 Jakarta Pusat. Dipilihnya rumah Laksamana Maeda, antara lain agar
pembicaraan tentang proklamasi kemerdekaan berjalan aman dari ganggunan tantara
Jepang. Sejak berita menghilangnya Bung Karno dan Bung Hatta, memang mereka sibuk
mencari kedua tokoh bangsa Indonesia tersebut.
Di rumah Laksamana Maeda berkumpul tokoh-tokoh pemuda dan beberapa orang
anggota PPKI. Sebelum pertemuan dimulai, Soekarno-Hatta mendatangi Jendral
Nisyimura. Maksudnya untuk menjajaki sikap dan garis kebijaksanaan Panglima Tentara
21
Syahid Wibowo Apriyanto. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMP/MTs, (CV. Pilar Pustaka:2013 Solo) hal 39-
41
21
Jepang terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ternyata, sikapnya tidak
menghendaki adanya pengalihan kekuasaan. Berdasarkan kenyataan itu, Soekarno-Hatta
kemudian memutuskan untuk mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tanpa
perlu berhubungan lagi dengan Jepang.22
Soekarno menuliskan konsep proklamasi dengan sumbangan pemikiran dari Soebardjo
dan Hatta. Kalimat pertama berbunyi “kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan
kemerdekaan Indonesia” berasal dari Soebardjo. Kalimat kedua oleh Soekarno yang
berbunyi “hal-hal yang mengenai pemindahan kesuasaan dan lain-lain akan
diselenggarakan dengan cara yang secermat-cermatnya serta dalam tempo yang sesingkat-
singkatnya”. Kedua kalimat ini kemudian digabung dan disempurnakan oleh Hatta
sehingga berbunyi teks proklamasi yang dimiliki bangsa Indonesia sekarang. Naskah
proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno dibacakan di hadapan peserta rapat.23
Penyusunan kata dan kalimat teks yang sudah selesai ternyata masih menimbulkan
masalah, yakni siapa yang menandatangani teks proklamasi kemerdekaan. Soekarno
menyarankan agar semua orang yang hadir dalam penulisan naskah mau menandatangani
teks proklamasi selaku “wakil-wakil Bangsa Indonesia”. Usulan tersebut ternyata
mendapat tantangan dari pemuda. Atas usul Soekarni, penandatangan teks proklamasi
diserahkan kepada Soekarno-Hatta dengan mengatakan “atas nama Bangsa Indonesia”.
Usul yang dilontarkan oleh Soekarni tersebut mendapat persetujuan oleh semua peserta
dan Soekarno meminta kepada Sajoeti Melik untuk mengetik naskah yang masih
berbentuk tulisan tangan tersebut.24
5. Proklamasi Berkumandang
Proklamasi dilakukan di rumah Soekarno yang beralamat di Jalan Pegangsaan Timur,
Jakarta pada pukul 10.00 WIB. Sukarni melaporkan bahwa Lapangan Ikada (sekarang
Monas) sebagai tempat yang telah disiapkan untuk pembacaan teks proklamasi. Namun,
setelah mendengar kabar bahwa lapangan ikada telah dijaga oleh tantara Jepang, Soekarno
mengusulkan agar upacara proklamasi dilakukan di rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur
No. 56, Jakarta. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi bentrokan dengan pihak militer
22
Kurikulum. Modul Pengayaan Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA/ dan SMK/MAK. (Araminta Sains:2013
Jakarta) hal 25
23
Lilik Harisuprianto. Modul Pengayaan Sejarah Peminatan untuk SMA dan MA Kelas XII, (CV GRAHADI:
Surakarta) hal 8
24
Syahid Wibowo Apriyanto. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMP/MTs, (CV. Pilar Pustaka:2013 Solo) hal 41
22
Jepang. Usul ini disetujui dan akhirnya berlangsunglah upacara pembacaan naskah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.25
Peristiwa yang paling bersejarah di Indonesia tersebut kejadiannya tidak kurang dari 1
jam. Namun dampak yang ditumbulkan sangat besar bagi kehidupan bangssa Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia bukan hanya sebagai pertandakemerdekaan Indonesia
saja. Namun di sisi lain juga merupakan detik penjebolan tertib hokum colonial dan
sekaligus detik pembangunan hukum nasional, suatu tertib hukum Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan merupakan salah satu sarana untuk merealisasikan
masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur, serta untuk ikut
membentuk dunia baru yang damai dan abadi, bebas dari segala penghisapan manusia
oleh manusia dan bangsa oleh bangsa lain.26
25
Kurikulum. Modul Pengayaan Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA/ dan SMK/MAK. (Araminta Sains:2013
Jakarta) hal 26
26
Syahid Wibowo Apriyanto. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMP/MTs, (CV. Pilar Pustaka:2013 Solo) hal 42
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau dalam bahasa
Jepang disebut Dookoritsu Junbi Coosakai adalah suatu badan bentukan pemerintah
Jepang pada masa penjajahan di Indonesia. BPUPKI dibentuk pada 29 April 1945 dan
bertujuan untuk mendapatkan dukungan bangsa Indonesia dengan memberikan janji akan
membantu proses terealisasikannya kemerdekaan Indonesia. BPUPKI diketuai oleh Dr.
Radjiman Wedyodiningrat. BPUPKI mempunyai jumlah anggota sebanyak 67 orang.
Tugas utama BPUPKI yaitu untuk mempelajari serta menyelidiki hal – hal penting yang
berhubungan dengan berbagai hal yang menyangkut pembentukan Negara Indonesia.
Fungsi BPUPKI yaitu mempersiapkan kemerdekaan Republik Indonesia, Untuk
membubarkan Gerakan G / 30S PKI di Indonesia, Untuk Menyelidiki Persiapan
Kemerdekaan Indonesia.
Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk
membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk
dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota
diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan tanggal
20 Juni 1945.
Sembilan adalah panitia kecil yang dibentuk untuk mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia. Untuk mempersiapkan kemerdekaan, Jepang dan para tokoh pergerakan
membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Salah satu tugas Panitia Sembilan dalam sidang BPUPKI yaitu untuk membantu
menetapkan dasar negara. Adapun hasil Panitia Sembilan itu adalah apa yang oleh
Moh.Yamin dinamakan “Piagam Jakarta (Jakarta Charter)”
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Inkai) atau PPKI adalah
Panitia yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia ini dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945. PPKI dibentuk sesaat
setelah BPUPKI dibubarkan oleh Jepang, Karena BPUPKI terlalu cepat mewujudkan
kehendak Indonesia merdeka. PPKI secara simbolis dilantik oleh Jendral Terauchi dengan
mendatangkan Soekarno-Hatta ke Saigon pada 9 Agustus 1945. Anggota PPKI berjumlah
21 orang yang mewakili seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Mereka adalah 12 orang
24
wakil dari Jawa, 3 wakil dari Sumatera, 2 wakil dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1
orang dari Sunda kecil, 1 orang dari Maluku, dan 1 orang lagi penduduk Tionghoa.
Selanjutnya oleh pemimpin Indonesia keanggotaan PPKI ditambah 6 orang lagi tanpa
sepengetahuan Jepang. Tugas utama PPKI adalah menyusun rencana kemerdekaan
Indonesia; meneliti, dan menyempurnakan hasil kerja BPUPKI
B. Saran
Penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada pembaca
apabila terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun kekeliruan dalam penyusunan
makalah ini. Untuk itu, saran dan kritikan dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan
pengetahuan kita terutama mengenai Sejarah pembentukan BPUPKI, Panitia 9, dan PPKI
25
DAFTAR PUSTAKA
Dahm, Bernhard.1987. Soekarno dan Perjuangan Kemerdekaan. Jakarta: LP3ES.
Dhakida, Daniel e.2013. Soekarno Membongkar Sisi–Sisi Hidup Putra Sang Fajar. Jakarta:
PT Kompas Media Nusantara.
Harisuprianto, Lilik.2013. Modul Pengayaan Sejarah Peminatan untuk SMA dan MA Kelas
XII. Surakarta: Grahadi
Hartati, Sri.2018. Pendidikan Bela Negara. Jakarta: Erlangga.
Jonar, Situmorang.2015. Bung Karno Biografi Putra Sang Fajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Modjianto, G.1998. Indonesia Abab Ke-20 1 dari Kebangkitan Nasional sampai Linggarjati.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Kurikulum.2013. Modul Pengayaan Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA/ dan SMK/MAK.
Jakarta: Araminta Sains
Notosutanto, Nugroho.1979. Nakah Proklamasi Yang Otentik dan Rumusan Pancasila Yang
Otentik. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Rose, Mavis.1991. Indonesia Merdeka Biografi Poilitik Mohammad Hatta. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Sastrawijaya, Safiyudin.1980. Sekitar Pancasila, Proklamasi & Konstitusi. Bandung: Penerbit
Alumni.
Wibowo Apriyanto, Syahid.2013. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMP/MTs. Solo: CV. Pilar
Pustaka.

More Related Content

What's hot

Proses perumusan pancasila
Proses perumusan pancasilaProses perumusan pancasila
Proses perumusan pancasilaPaul Aurel
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara 1
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara 1Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara 1
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara 1Neo Linker
 
Sejarah BPUPKI
Sejarah BPUPKI Sejarah BPUPKI
Sejarah BPUPKI FOXSFOR
 
Naskah SOSIO DRAMA KEMERDEKAAN
Naskah SOSIO DRAMA KEMERDEKAANNaskah SOSIO DRAMA KEMERDEKAAN
Naskah SOSIO DRAMA KEMERDEKAANAlicia Bonita
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara indonesia
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara indonesiaProses perumusan pancasila sebagai dasar negara indonesia
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara indonesiaYsugeng Prihanto
 
G. Pancasila, BPUPKI and Dasar Negara
G. Pancasila, BPUPKI and Dasar NegaraG. Pancasila, BPUPKI and Dasar Negara
G. Pancasila, BPUPKI and Dasar NegaraSiti Jubaedah
 
Lampiran ppt
Lampiran pptLampiran ppt
Lampiran pptmimuchan
 
Rumusan pancasila ir soekarno
Rumusan pancasila ir soekarnoRumusan pancasila ir soekarno
Rumusan pancasila ir soekarnoRestu Paninggih
 
Perkembangan Organisasi Bentukan Jepang (Militer dan Semi - Militer)
Perkembangan Organisasi Bentukan Jepang (Militer dan Semi - Militer)Perkembangan Organisasi Bentukan Jepang (Militer dan Semi - Militer)
Perkembangan Organisasi Bentukan Jepang (Militer dan Semi - Militer)irfi bifadlillah
 
Proses persiapan kemerdekaan indonesia
Proses persiapan kemerdekaan indonesiaProses persiapan kemerdekaan indonesia
Proses persiapan kemerdekaan indonesiamayylias31
 
Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanPendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanlombkTBK
 
Penetapan pancasila Sebagai Dasar Negara (PPKI)
Penetapan pancasila Sebagai Dasar Negara (PPKI)Penetapan pancasila Sebagai Dasar Negara (PPKI)
Penetapan pancasila Sebagai Dasar Negara (PPKI)Mihna Mihna
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negaraProses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negaratomy setya
 
Ppkn kurikulum 2013 penetapan pancasila sebagai dasar negara
Ppkn kurikulum 2013 penetapan pancasila sebagai dasar negaraPpkn kurikulum 2013 penetapan pancasila sebagai dasar negara
Ppkn kurikulum 2013 penetapan pancasila sebagai dasar negaraJudith_nur_aini
 
Bppupki & ppki (history)
Bppupki & ppki (history)Bppupki & ppki (history)
Bppupki & ppki (history)suryablaze10
 

What's hot (20)

Proses perumusan pancasila
Proses perumusan pancasilaProses perumusan pancasila
Proses perumusan pancasila
 
Tugas sejarah kelompo 1
Tugas sejarah kelompo 1Tugas sejarah kelompo 1
Tugas sejarah kelompo 1
 
Desi anita
Desi anitaDesi anita
Desi anita
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara 1
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara 1Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara 1
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara 1
 
Sejarah BPUPKI
Sejarah BPUPKI Sejarah BPUPKI
Sejarah BPUPKI
 
Naskah SOSIO DRAMA KEMERDEKAAN
Naskah SOSIO DRAMA KEMERDEKAANNaskah SOSIO DRAMA KEMERDEKAAN
Naskah SOSIO DRAMA KEMERDEKAAN
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara indonesia
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara indonesiaProses perumusan pancasila sebagai dasar negara indonesia
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara indonesia
 
G. Pancasila, BPUPKI and Dasar Negara
G. Pancasila, BPUPKI and Dasar NegaraG. Pancasila, BPUPKI and Dasar Negara
G. Pancasila, BPUPKI and Dasar Negara
 
Bpupki presentasi2
Bpupki presentasi2Bpupki presentasi2
Bpupki presentasi2
 
Lampiran ppt
Lampiran pptLampiran ppt
Lampiran ppt
 
Rumusan pancasila ir soekarno
Rumusan pancasila ir soekarnoRumusan pancasila ir soekarno
Rumusan pancasila ir soekarno
 
Peta konsep
Peta konsepPeta konsep
Peta konsep
 
Perkembangan Organisasi Bentukan Jepang (Militer dan Semi - Militer)
Perkembangan Organisasi Bentukan Jepang (Militer dan Semi - Militer)Perkembangan Organisasi Bentukan Jepang (Militer dan Semi - Militer)
Perkembangan Organisasi Bentukan Jepang (Militer dan Semi - Militer)
 
Proses persiapan kemerdekaan indonesia
Proses persiapan kemerdekaan indonesiaProses persiapan kemerdekaan indonesia
Proses persiapan kemerdekaan indonesia
 
Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanPendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan
 
Penetapan pancasila Sebagai Dasar Negara (PPKI)
Penetapan pancasila Sebagai Dasar Negara (PPKI)Penetapan pancasila Sebagai Dasar Negara (PPKI)
Penetapan pancasila Sebagai Dasar Negara (PPKI)
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negaraProses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
 
Ppkn kurikulum 2013 penetapan pancasila sebagai dasar negara
Ppkn kurikulum 2013 penetapan pancasila sebagai dasar negaraPpkn kurikulum 2013 penetapan pancasila sebagai dasar negara
Ppkn kurikulum 2013 penetapan pancasila sebagai dasar negara
 
Bppupki & ppki (history)
Bppupki & ppki (history)Bppupki & ppki (history)
Bppupki & ppki (history)
 
Profil BPUPKI dan PPKI
Profil BPUPKI dan PPKIProfil BPUPKI dan PPKI
Profil BPUPKI dan PPKI
 

Similar to MAKALAH PKN KELOMPOK 3 MATERI 1 IE-B

ppkn kel.3.pptx
ppkn kel.3.pptxppkn kel.3.pptx
ppkn kel.3.pptxDederisma4
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negaraProses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negarateguh zhee
 
Bpupki ,ppki, dan peristiwa rengasdengklok
Bpupki ,ppki, dan peristiwa rengasdengklokBpupki ,ppki, dan peristiwa rengasdengklok
Bpupki ,ppki, dan peristiwa rengasdengklokNoti Setiani
 
Rpp karakter 8.2
Rpp karakter 8.2Rpp karakter 8.2
Rpp karakter 8.2iwan Alit
 
Persiapan kemerdekaan Indonesia
Persiapan kemerdekaan IndonesiaPersiapan kemerdekaan Indonesia
Persiapan kemerdekaan IndonesiaKhalaya Imami
 
Sejarah Proses Perumusan Pancasila
Sejarah Proses Perumusan PancasilaSejarah Proses Perumusan Pancasila
Sejarah Proses Perumusan Pancasilaveronicalenore14
 
3. Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia.pptx
3. Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia.pptx3. Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia.pptx
3. Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia.pptxYogiNugraha36
 
Hijau Pastel Abstrak Minimalis Presentasi Organisasi_20230831_094942_0000.pdf
Hijau Pastel Abstrak Minimalis Presentasi Organisasi_20230831_094942_0000.pdfHijau Pastel Abstrak Minimalis Presentasi Organisasi_20230831_094942_0000.pdf
Hijau Pastel Abstrak Minimalis Presentasi Organisasi_20230831_094942_0000.pdfmrafliansyah045
 
BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA .pptx
BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA .pptxBAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA .pptx
BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA .pptxUlfaSartikaEGA
 
Bab 1 berkomitmen terhadap pancasila sebagai dasar negara
Bab 1 berkomitmen terhadap pancasila sebagai dasar negaraBab 1 berkomitmen terhadap pancasila sebagai dasar negara
Bab 1 berkomitmen terhadap pancasila sebagai dasar negaraCatharina School
 
PRESENTASI MENUJU KEMERDEKAAN RI
PRESENTASI MENUJU KEMERDEKAAN RIPRESENTASI MENUJU KEMERDEKAAN RI
PRESENTASI MENUJU KEMERDEKAAN RIputrisagut
 
Proses peremusan pancasila sebagai dasar negara
Proses peremusan pancasila sebagai dasar negaraProses peremusan pancasila sebagai dasar negara
Proses peremusan pancasila sebagai dasar negaraMunirahMarzuki
 
Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Proses Persiapan Kemerdekaan IndonesiaProses Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Proses Persiapan Kemerdekaan IndonesiaFahrulRozi7
 
Ips [Sejarah] - Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Ips [Sejarah] - Persiapan Kemerdekaan IndonesiaIps [Sejarah] - Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Ips [Sejarah] - Persiapan Kemerdekaan IndonesiaTsasca Dewi Arsyia Asyiffa
 
Bab i.pptx kelas xi ipa
Bab i.pptx kelas xi ipaBab i.pptx kelas xi ipa
Bab i.pptx kelas xi ipaJoko Sriyatno
 
Persiapan kemerdekaan ri_2003
Persiapan kemerdekaan ri_2003Persiapan kemerdekaan ri_2003
Persiapan kemerdekaan ri_2003SMPN 1 Cikidang
 
BAB 1 menggali ide gagasan pendiri bangsa.pptx
BAB 1 menggali ide gagasan pendiri bangsa.pptxBAB 1 menggali ide gagasan pendiri bangsa.pptx
BAB 1 menggali ide gagasan pendiri bangsa.pptxChiiaaPunyaCerita
 
Sejarah proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Sejarah proses perumusan pancasila sebagai dasar negaraSejarah proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Sejarah proses perumusan pancasila sebagai dasar negaraRai127
 
Power point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptx
Power point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptxPower point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptx
Power point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptxMuhamadSidik24
 

Similar to MAKALAH PKN KELOMPOK 3 MATERI 1 IE-B (20)

ppkn kel.3.pptx
ppkn kel.3.pptxppkn kel.3.pptx
ppkn kel.3.pptx
 
Jawaban soal no
Jawaban soal noJawaban soal no
Jawaban soal no
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negaraProses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
 
Bpupki ,ppki, dan peristiwa rengasdengklok
Bpupki ,ppki, dan peristiwa rengasdengklokBpupki ,ppki, dan peristiwa rengasdengklok
Bpupki ,ppki, dan peristiwa rengasdengklok
 
Rpp karakter 8.2
Rpp karakter 8.2Rpp karakter 8.2
Rpp karakter 8.2
 
Persiapan kemerdekaan Indonesia
Persiapan kemerdekaan IndonesiaPersiapan kemerdekaan Indonesia
Persiapan kemerdekaan Indonesia
 
Sejarah Proses Perumusan Pancasila
Sejarah Proses Perumusan PancasilaSejarah Proses Perumusan Pancasila
Sejarah Proses Perumusan Pancasila
 
3. Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia.pptx
3. Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia.pptx3. Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia.pptx
3. Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia.pptx
 
Hijau Pastel Abstrak Minimalis Presentasi Organisasi_20230831_094942_0000.pdf
Hijau Pastel Abstrak Minimalis Presentasi Organisasi_20230831_094942_0000.pdfHijau Pastel Abstrak Minimalis Presentasi Organisasi_20230831_094942_0000.pdf
Hijau Pastel Abstrak Minimalis Presentasi Organisasi_20230831_094942_0000.pdf
 
BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA .pptx
BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA .pptxBAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA .pptx
BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA .pptx
 
Bab 1 berkomitmen terhadap pancasila sebagai dasar negara
Bab 1 berkomitmen terhadap pancasila sebagai dasar negaraBab 1 berkomitmen terhadap pancasila sebagai dasar negara
Bab 1 berkomitmen terhadap pancasila sebagai dasar negara
 
PRESENTASI MENUJU KEMERDEKAAN RI
PRESENTASI MENUJU KEMERDEKAAN RIPRESENTASI MENUJU KEMERDEKAAN RI
PRESENTASI MENUJU KEMERDEKAAN RI
 
Proses peremusan pancasila sebagai dasar negara
Proses peremusan pancasila sebagai dasar negaraProses peremusan pancasila sebagai dasar negara
Proses peremusan pancasila sebagai dasar negara
 
Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Proses Persiapan Kemerdekaan IndonesiaProses Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia
 
Ips [Sejarah] - Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Ips [Sejarah] - Persiapan Kemerdekaan IndonesiaIps [Sejarah] - Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Ips [Sejarah] - Persiapan Kemerdekaan Indonesia
 
Bab i.pptx kelas xi ipa
Bab i.pptx kelas xi ipaBab i.pptx kelas xi ipa
Bab i.pptx kelas xi ipa
 
Persiapan kemerdekaan ri_2003
Persiapan kemerdekaan ri_2003Persiapan kemerdekaan ri_2003
Persiapan kemerdekaan ri_2003
 
BAB 1 menggali ide gagasan pendiri bangsa.pptx
BAB 1 menggali ide gagasan pendiri bangsa.pptxBAB 1 menggali ide gagasan pendiri bangsa.pptx
BAB 1 menggali ide gagasan pendiri bangsa.pptx
 
Sejarah proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Sejarah proses perumusan pancasila sebagai dasar negaraSejarah proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Sejarah proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
 
Power point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptx
Power point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptxPower point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptx
Power point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptx
 

Recently uploaded

Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASNursKitchen
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxWulanEnggarAnaskaPut
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa PemrogramanSaeranSaeran1
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIHepySari1
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGmamaradin
 

Recently uploaded (20)

Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
 

MAKALAH PKN KELOMPOK 3 MATERI 1 IE-B

  • 1. MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN “Pembentukan BPUPKI, PPKI, dan Panitia Sembilan” Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan Dosen Pengampu: Bakhrul Huda, M.E.I Disusun oleh: 1. Anita Dewi Anggraini (G91219064) 2. Cindy Aprilia Palupi (G71219037) 3. Firsa Asha Sabita (G71219045) PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FEBRUARI, 2020
  • 2. i KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan cepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca supaya makalah ini nantinya akan menjadi makalah yang lebih baik lagi. Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penyusun sendiri dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya. Surabaya, 27 Februari 2020 Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. i DAFTAR ISI............................................................................................................................................ii BAB I ...................................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN................................................................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2 C. Tujuan.......................................................................................................................................... 2 BAB II..................................................................................................................................................... 3 PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3 A. Sejarah pembentukan BPUPKI ................................................................................................... 3 1. Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945)...................................................................... 4 2. Sidang Kedua BPUPKI (10-17 Juli 1945)............................................................................. 10 3. Anggota–Anggota BPUPKI .................................................................................................. 11 4. Tugas BPUPKI...................................................................................................................... 12 5. Fungsi BPUPKI..................................................................................................................... 12 6. Tujuan BPUPKI .................................................................................................................... 12 B. Sejarah Pembentukan Panitia Kecil........................................................................................... 13 C. Sejarah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) ...................................................... 16 1. Anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)................................................. 17 2. Tugas Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)..................................................... 18 3. Peristiwa Rengasdengklok .................................................................................................... 18 4. Perumusan Teks Proklamasi.................................................................................................. 20 5. Proklamasi Berkumandang.................................................................................................... 21 BAB III.................................................................................................................................................. 23 PENUTUP............................................................................................................................................. 23 A. Kesimpulan................................................................................................................................ 23 B. Saran.......................................................................................................................................... 24 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ 25
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama jaman pendudukan Jepang, pemipin–pemimpin Pergerakan Nasional Indonesia memutuskan untuk melakukan kerja sama dengan resim asing yang menguasai negeri kita pada waktu itu, sementara sekaligus mempersiapkan rakyat guna merebut dan mempertahankan kemerdekaan apabila saatnya tiba. Sesuai dengan keputusan itu, sebagian besar daripada pemimpin –pemimpin Pergerakan Nasional dibawah pimpinan 2 orang tokoh kawakan yaitu Ir. Soekarno dan Moh. Hatta bergerak di dalam rangka pemerintahan militer Jepang sejak tahun 1942 hingga tahun 1945. Mula–mula Pergerakan Nasional Indonesia praktis dibekukan sama sekali, bendera Merah Putih dilarang berkibar dan lagu Indonesia Raya tidak boleh dinyanyikan. Tindakan–tindakan itu diambil segera setelah kekuasaan Jepang terkonsolidasi menyusuli menyerahnya Angkatan Perang Belanda dan Sekutu di Kalijati pada tanggal 8 Maret 1942. Tetapi pada akhir tahun 1942 perang kilat Angkatan Perang Jepang di seluruh daerah Pasifik telah dapat dihentikan oleh Angkatan Perang Sekutu dan pihak Jepang mulai beralih kepada strategi defensif. Pada tahun 1943, situasi mereka semakin lama, semakin memburuk, karena pasukan–pasukannya pada umumnya terdesak di semua front, sedangkan “man power” nya sudah habis. Dalam keadaan demikian, terpaksa pihak Jepang merangkul rakyat–rakyat Asia yang mereka duduki negerinya dengan menjanjikan “kemerdekaan” kepada mereka. Meskipun “kemerdekaan” berada di dalam “lingkungan kemakmuran bersama di Asia Timur Raya di bawah pimpinan Dai Nippon”. Sesuai dengan garis kebijaksanaan tersebut, beberapa bangsa Asia yang tadinya terjajah, memperoleh “kemerdekaan” dari tangan Jepang. Dalam rangka janji “kemerdekaan” tersebut pihak Jepang memberikan keleluasaan bergerak yang agak banyak kepada pemimpin–pemimpin Pergerakan Nasional Indonesia. Dan pada akhirnya, pada bulan Mei 1945, dibentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha–Usaha Panitia Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsi Zunbi Coosakai. Ketua BPUPKI adalah Dr. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat dengan R.P Soeroso dan seorang
  • 5. 2 Jepang yang bernama Ichibangase selaku wakil–wakil ketua. Jumlah anggotanya adalah 60 orang termasuk didalamnya Ir. Soekarno dan Mr. Moh.Yamin1 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah pembentukan BPUPKI? 2. Bagaimana sejarah pembentukan panitia 9? 3. Bagaimana sejarah pembentukan PPKI? C. Tujuan 1. Untuk menjelaskan sejarah pembentukan BPUPKI 2. Untuk menjelaskan sejarah pembentukan panitia 9 3. Untuk menjelaskan sejarah pembentukan PPKI 1 Nugroho Notosutanto. Nakah Proklamasi Yang Otentik dan Rumusan Pancasila Yang Otentik. PN Balai Pustaka. (Jakarta : 1979). Hal 18
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah pembentukan BPUPKI Pada tanggal 30 April, satu hari setelah diumumkan susunan anggota – anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha - Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Zunbi Coosakai. Orang – orang Jepang yang mengepalai biro – biro dari bagian operasi umum yang mempunyai wewenang atas persoalan kemerdekaan Indonesia, bertemu di Singapura. Dan disana, untuk pertama kalinya Nishimura yang mewakili Tentara ke 16, dengan sangat mendesak mengatakan bahwa “tidak ada jalan lain untuk memperoleh kepercayaan rakyat kecuali menepati janji kemerdekaan. Dengan ini, maka berakhirlah periode siasat mengulur – ulur waktu dan kegiatan kaum nasionalis yang sejak 25 April sudah dapat menerbitkan jurnal mereka sendiri, tidak lagi dibatasi sebelumnya. Dan dapat dipastikan bahwa Ir. Soekarno telah menyusun pidatonya yang kelak akan menjadi dasar negara baru Indonesia. Yang dimaksud adalah pidatonya mengenai Pancasila, “kelima prinsip dasar” negara Indonesia atau Waltanchauung Indonesia2 . Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau dalam bahasa Jepang disebut Dookoritsu Junbi Coosakai adalah suatu badan bentukan pemerintah Jepang pada masa penjajahan di Indonesia. BPUPKI dibentuk pada 29 April 1945 dan bertujuan untuk mendapatkan dukungan bangsa Indonesia dengan memberikan janji akan membantu proses terealisasikannya kemerdekaan Indonesia. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat. Upacara peresmian BPUPKI dilangsungkan di gedung Cuo Sangi In, Jalan Pejambon (Sekarang gedung Departemen Luar Negeri), Jakarta, pada tanggal 28 mei 1945. Upacara peresmian BPUPKI itu juga dihadiri oleh dua orang pejabat Jepang, yaitu Jendral Itagaki dan Letnan Jendral Nagano. Pada upacara itu bendera jepang dikibarkan oleh Mr. A. G. Pringgodigdo, kemudian pengibaran bendera merah putih oleh Royohiko Masuda. Latar belakang pembentukan BPUPKI secara tertulis termuat dalam Maklumat Gunseikan nomor 23 tanggal 29 Mei 1945. Sebab dikeluarnya Maklumat No. 23 itu adalah karena kedudukan Jepang yang sudah semakin terancam pada perang melawan sekutu. Sehingga dapat dikatakan kebijaksanaan Pemerintah Jepang sesungguhnya dengan membentuk BPUPKI bukanlah atas kebaikan hati yang murni, tetapi Jepang ingin 2 Bernhard Dahm. Soekarno dan Perjuangan Kemerdekaan. LP3ES. (Jakarta : 1987). Hal 358
  • 7. 4 memikat hati rakyat Indonesia untuk mempertahankan sisa-sisa kekuatannya3 Selain itu juga untuk melaksanakan politik kolonialnya. 1. Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945) Sidang pertama BPUPKI diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta (sekarang gedung Pancasila). Sidang dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan pembahasan dimulai pada tanggal 29 Mei 1945. Ada tiga puluh tiga pembicara pada sidang pertama yang membahas perumusan dasar negara Indonesia ini. Adapun tokoh- tokoh yang menyumbangkan pendapat tentang usulan dasar negara, antara lain: Mr. Mohammad Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. 1) Mr. Mohammad Yamin (29 Mei 1945) Moh. Yamin mengusulkan dasar negara dalam pidato singkatnya pada sidang hari pertama, yaitu: 1) Peri Kebangsaan. 2) Peri Kemanusiaan. 3) Peri Ketuhanan. 4) Peri Kerakyatan. 5) Kesejahteraan Rakyat. Moh. Yamin juga menyampaikan usulan rumusan 5 dasar secara tertulis, yaitu: 1) Ketuhanan Yang Maha Esa. 2) Kebangsaan Persatuan Indonesia. 3) Rasa Kemanusian yang Adil dan Beradab. 4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. 5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia4 3 Daniel Dhakidae. Soekarno Membongkar Sisi – Sisi Hidup Putra Sang Fajar. PT Kompas Media Nusantara. (Jakarta : 2013). Hal 28 4 Ibid.
  • 8. 5 2) Mr. Soepomo (31 Mei 1945) Dalam penyampaian pendapatnya, Mr. Soepomo menerangkan 3 teori tentang negara, yaitu: 1) Negara individualistik, yaitu negara yang disusun dengan mengutamakan kepentingan individu sebagaimana yang diajarkan oleh Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jacques Rousseau, Hebert Spencer, dan H. J. Laski. 2) Negara golongan (class theori), yaitu negara yang terdiri atas golongan yang diajarkan Marx, Engels, dan Lenin. 3) Negara Integralistik, yaitu negara yang tidak memihak pada golongan-golongan tertentu, tetapi berdiri di atas kepentingan bersama sebagaimana diajarkan oleh Spinoza, Adam Muller, dan Hegel. Mr. Soepomo mengusulkan negara integralistik (negara persatuan) diterapkan pada negara Indonesia, yaitu negara satu untuk semua orang. Sementara itu, rumusan dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Soepomo antara lain:5 1) Persatuan. 2) Kekeluargaan. 3) Keseimbangan lahir batin 4) Musyawarah 5) Keadilan rakyat.6 3) Ir. Soekarno (1 Juni 1945) Pada tanggal 1 Juni 1945, hari terakhir sidang pertama BPUPKI yang dimulai tanggal 28 Mei. Pidato ini benar – benar puncak sidang dan dampaknya ke- 62 anggota yang mewakili semua lapisan masyarakat. Dalam pidatonya itu, Ir. Soekarno mengatakan bahwa negara Indonesia yang akan dibentuk nanti, akan didasarkan atas 5 asas : 1) Kebangsaan Indonesia Baik saudara–saudara yang bernama kaum kebangsaan yang disini, maupun saudara–saudara yang dinamakan kaum Islam semuanya telah mufakat. Kita hendak mendirikan suatu negara “semua buat semua”. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya 5 Nugroho Notosutanto. Nakah Proklamasi Yang Otentik dan Rumusan Pancasila Yang Otentik. PN Balai Pustaka. (Jakarta : Tahun 1979). Hal 19 6 Daniel Dhakidae. Soekarno Membongkar Sisi – Sisi Hidup Putra Sang Fajar. PT Kompas Media Nusantara. (Jakarta : 2013). Hal 24
  • 9. 6 tetapi “semua buat semua”. “Dasar pertama yang baik dijadikan dasar Negara Indonesia ialah dasar kebangsaan”. Kebangsaan yang kita anjurkan bukan kebangsaan yang menyendiri, bukan chauvinism. Kita harus menuju persatuan dunia, persaudaraan dunia Kita bukan saja harus mendirikan Negara Indonesia merdeka, tetapi kita harus menuju pula kepada kekeluargaan bangsa–bangsa. 2) Prinsip Internasionalisme Prinsip Internasionalisme harus berjiwa gotong royong (yang berperi kemanusiaan dan berperikeadilan), bukan internasionalisme yang menjajah dan eksploitatif 3) Mufakat atau Demokrasi Dasar itu ialah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Kita mendirikan negara “semua buat semua”, satu buat semua, semua buat satu. Saya yakin, bahwa syarat yang mutlak untuk kuatnya Negara Indonesia ialah permusyawaratan, perwakilan. Apa – apa yang belum memuaskan, kita bicarakan di dalam permusyawaratan. 4) Kesejahteraan Sosial Kalau kita mencari demokrasi, hendaknya bukan demokrasi Barat, tetapi permusyawaratan yang memberi hidup yakni politiek economische democratie yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, jika memang kita betul-betul mengerti, mengingat, mencintai rakyar Indonesia, marilah kita terima prinsip hal sociale rechtvaardigheid yaitu bukan saja persamaan politiek. Tetapi di atas lapangan ekonomi kita harus mengadakan persamaan artinya kesejahteraan bersama–sama yang sebaik–baiknya. 5) Ketuhanan yang Berkebudayaan Prinsip Indonesia Merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa prinsip kelima daripada negara kita ialah Ketuhanan yang Berkebudayaan, Ketuhanan yang berbudi pekerti luhur, Ketuhanan yang hormat–menghormati satu sama lain. 7 Kelima prinsip itu disebut dengan Panca Sila. Istilah “Panca” artinya lima dan “Sila” artinya azas atau dasar. Urutan kelima sila disebut urutan Sequential bukan urutan prioritas. Bahwa dalam suatu majelis yang terdiri keragaman elemen, seruan kea rah titik persetujuan itu harus dimulai dengan mengangkat keragaman itu ke dalam sutu kode 7 Situmorang Jonar. Bung Karno Biografi Putra Sang Fajar. Ar-Ruzz Media. (Yogyakarta: 2015) hal 24
  • 10. 7 komunitas politik bersama yaitu entitas kebangsaan, tetapi tidak lantas berarti sila – sila berikutnya merupakan derivasi dari sila kebangsaan. Masing – masing sila Pancasila merupakan satu kesatuan integral yang saling mengandaikan dan saling mengunci. Dengan kata lain, dasar dari semua sila Pancasila adalah gotong royong8 Argumen–argumen dan gagasan – gagasan yang diuraikan oleh Ir. Soekarno akan dibahas sebentar lagi. Disini hanya perlu dicatat, bahwa pidato itu tidak menyiratkan tentangan terhadap dominasi Jepang, seperti yang dengan sangat mudah disimpulkan dari catatan–catatan pengantar kata editor - editor Indonesia dalam berbagai edisi yang kemudian dari pidato itu, yang semuanya menandaskan adanya “sensor yang ketat” dan “kontras yang menyolok dengan semangat dan sifat zaman itu” melainkan sesuai dengan keinginan dan maksud yang jelas dari orang–orang yang jelas dari orang–orang Jepang, yang mengharap bahwa justru karena itu panitia akan terlibat dalam perdebatan yang sengit sehingga akan mengulur – ngulur waktu. Tetapi berkat peran yang dimainkan oleh Ir. Soekarno dalam sidang–sidang, yang dapat mengatasi itu semua, harapan Jepang itu tidak kesampaian. Setelah BPUPKI mengadakan sidang yang pertama yang terbatas pada pokok–pokok persoalan yang lebih bersifat umum, diusulkan agar ke-62 anggota membicarakan secara mendetail di daerah masing–masing tema–tema berikut ini, untuk kemudian diambil resolusi–resolusi dalam sidang berikutnya: 9 a. Bentuk Pemerintah negara yang didirikan b. Wilayah c. Masalah Kebangsaan d. Kebijaksanaan Ekonomi dan Keuangan e. Pertahanan f. Pendidikan g. Rancangan UUD h. Tempat agama dalam negara 8 Ibid 9 Mavis Rose. Indonesia Merdeka Biografi Poilitik Mohammad Hatta. PT Gramedia Pustaka Utama (Jakarta: 1991). Hal 180
  • 11. 8 Pernyataan yang diberikan oleh Ichibangase, orang Jepang yang menjabat wakil ketua BPUPKI, dalam bulan November 1945, menunjukkan bahwa pihak Jepang percaya tema– tema itu akan menimbulkan cukup banyak bahan perdebatan yang akan menyebabkan berlarut-larut nya pembicaraan antara golongan nasionalis, islam, dan priyayi, serta berbagai lapisan masyarakat. Tetapi dalam persidangan BPUPKI berikutnya, dari 10–17 Juli, kelihatan bahwa pekerjaan yang begitu banyak itu akan dapat diselesaikan dalam tempo satu minggu saja. Disini tampak jelas adanya pekerjaan pendahuluan yang telah dilakukan sementara itu. Dan mengenai persoalan yang sifatnya menentukan, yakni asal tempat agama dalam negara, pekerjaan pendahuluan itu terutama sekali dilakukan oleh Ir. Soekarno. Dengan mengikuti argument yang sama seperti yang di dalam artikel yang ditulisnya dari Bengkulu dalam tahun 1940, Ir. Soekarno–di dalam pidatonya tentang Pancasila– menyarankan agar melalui propaganda yang giat untuk Islam hendaknya menjadikan parlemen Indonesia suatu tempat dimana melalui mufakat, hokum – hokum Islam dapat menjadi hokum negara, jika hal itu memang dikehendaki. Begitu pula, seperti dalam 1940, ia mengatakan bahwa negara Indonesia haruslah “bagi semua”, dan bahwa tak boleh diberikan hak–hak istimewa kepada golongan yang manapun dari penduduk yang merugikan golongan lain. Tak ada protes dikemukakan oleh golongan Islam dalam BPUPKI, tetapi pada umumnya dirasakan bahwa keberhasilan penyelidikan, yang hasil – hasilnya dikirimkan ke Tokyo untuk dinilai, tergantung untuk soal apakah yang akan dibentuk itu negara Islam atau negara Sekuler. Sebelum BPUPKI mengadakan rapatnya yang pertama, pemerintah militer Jepang menyatakan bahwa sikapnya mengenai soal tempat agama dalam negara adalah bagaikan “sehelai kertas yang kosong”. Menurut pendapat Belanda, pernyataan itu menandakan berakhirnya dukungan Jepang kepada golonngan Islam terhadap golongan Nasional “sekuler”. Ia berpendapat bahwa pernyataan–pernyataan pemimpin–pemimpin Islam, yang pada waktu itu mengutamakan persatuan bangsa diatas segala–galanya, merupakan akibat situasi baru itu. Tetapi penelitian yang sekarang menunjukkan bahwa ketegangan anta ra golongan Islam dan golongan nasionalis di jaman pendudukan tidaklah setajam seperti yang diduga Belanda. Di kalangan berbagai aliran, keinginan untuk bersatu selalu diutamakan. Karena itu pernyataan Masyumi, Wachid Hasyim bahwa “yang terutama kita perlukan pada waktu ini adalah persatuan bangsa yang tak terpecahkan”, dalam hal ini
  • 12. 9 tidak memerlukan komentar lebih lanjut. Tetapi hal itu menunjukkan bahwa golongan Islam, bahkan pada saat nasib negara Islam–yang sejak berpuluh–puluh tahun merupakan cita–cita mereka–menjadi taruhan, mereka pada prinsipnya besedia untuk berkompromi10 Dan golongan Nasionalis tidak membiarkan persoalan itu melalui pemungutan suara, yang sebetulnya dapat mereka menangkan dengan mudah mengingat mereka jelas–jelas merupakan mayoritas dalam BPUPKI. Mereka pun mencari kompromi untuk menemukan suatu penyelesaian bersama dengan pergerakan Islam yang akan memungkinkan setiap orang menyetujui negara Indonesia yang akan dibentuk itu. Untuk tujuan itu, maka dibentuklah panitia khusus yang diketuai Ir. Soekarno dimana duduk wakil–wakil golongan Nasionalis dan golongan Islam dalam jumlah yang sama. Panitia itu berhasil menyusun suatu kompromi. Di dalam apa yang dinamakan Piagam Jakarta yang akan merupakan pembukaan UUD Indonesia, Pancasila dinyatakan sebagai dasar negara dan kewajiban menjalankan Syari’at Islam hanya berlaku bagi pemeluk–pemeluknya. Walaupun demikian, dalam persidangan kedua BPUPKI itu masih berlangsung perdebatan yang panas mengenai rumusan itu, dimana golongan nasionalis yang bersikeras menghendaki suatu kompromi nyaris menderita kekalahan. Setelah perdebatan yang sengit itu, yang berlangsung sepanjang malam, golongan Islam mendapat satu konsesi lagi yakni bahwa presiden negara yang akan dibentuk itu harus beragama Islam. Keesokan harinya, Ir. Soekarno sambil mencucurkan air mata memohon dengan sangat agar sidang memberikan mufakatnya kepada pemecahan itu dan golongan nasionalis dengan suara bulat menyetujui seruannya yang berkobar – kobar itu. Yang tidak mau menyetujui pemecahan itu yang dicapai dalam semangat Indonesia yang sejati, hanyalah 4 wakil golongan China. Hasilnya merupakan satu kemenangan yang gemilang bagi Ir. Soekarno dan bagi gagasan yang telah dibelanya sejak 1927. Yakni bahwa hanya mufakat yang dibulat di kalangan semua aliran dapat membuka jalan yang bisa diterima oleh seluruh rakyat Indonesia. Dan tidak hanya pemecahan soal negara dan agama dalam pembukaan UUD Indonesia, tetapi juga UUD itu sendiri, secara mencolok mencerminkan pandangan – pandangan Ir. Soekarno dari masa – masa yang lampau. 10 Bernhard Dahm. Soekarno dan Perjuangan Kemerdekaan. LP3ES. (Jakarta : 1987). Hal 361
  • 13. 10 Walaupun dalam tahun 1945 bagian terbesar dari anggota – anggota BPUPKI menolak pembentukan negara yang menganut demokrasi parlementer menurut pola Barat, dan semua pihak mengutamakan sistem musyawarah dan mufakat yang asli Indonesia. Banyak usul UUD telah dikemukakan dan pada tanggal 11 Juli 1945, usul – usul itu diteruskan kepada sebuah panitia yang juga diketuai oleh Ir. Soekarno. Mr. Soepomo memiliki tugas menyusun konsep final UUD secara terinci11 2. Sidang Kedua BPUPKI (10-17 Juli 1945) Sidang kedua BPUPKI membahas tentang bentuk negara, wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran. Dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar beranggotakan 19 orang dengan Ir. Soekarno sebagai ketua, Panitia Pembelaan Tanah Air dengan Abikoesno Tjokrosoejoso sebagai ketua, dan Panitia Ekonomi dan Keuangan dengan Mohammad Hatta sebagai ketua. Melalui hasil pemungutan suara, ditentukan wilayah Indonesia merdeka meliputi wilayah Hindia Belanda, Borneo Utara, Papua, Timor-Portugis, dan pulau-pulau sekitarnya. Pada 11 Juli 1945, Panitia Perancang UUD membentuk panitia kecil beranggotakan 7 orang yaitu: Prof. Dr. Mr. Soepomo, Mr. Wongsonegoro, Mr. Achmad Soebardjo, Mr. A.A. Maramis, Mr. R.P. Singgih, H. Agus Salim, dan Dr. Soekiman untuk membuat laporan rancangan UUD. Selanjutnya pada 13 Juli 1945, Panitia Perancang UUD melakukan sidang pembahasan hasil kerja panitia kecil beranggota 7 orang tersebut. Pada tanggal 14 Juli 1945, sidang BPUPKI menerima hasil laporan Panitia Perancang UUD yang disampaikan oleh Ir. Soekarno selaku ketua. Laporan tersebut berisi rancangan UUD, yaitu: 1) Pernyataan mengenai kemerdekaan Indonesia 2) Pembukaan Undang-Undang Dasar atau preambule 3) Batang tubuh Undang-Undang Dasar atau isi Setelah selesai melaksanakan tugas, BPUPKI kemudian dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945 dan sebagai gantinya dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). PPKI bertugas melanjutkan tugas mencapai kemerdekaan Indonesia, yaitu mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan tujuan utama mengesahkan dasar negara dan UUD 1945. 11 Ibid. Hal 363
  • 14. 11 3. Anggota–Anggota BPUPKI BPUPKI mempunyai jumlah anggota sebanyak 67 orang. Beberapa diantaranya yaitu : 1. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat 2. R. P. Soeroso 3. Ichibangase Yoshio 4. Ir. Soekarno 5. Drs. Moh. Hatta 6. Moh. Yamin 7. Mr. Soepomo 8. K.H. Wachid Hasyim 9. Abdul Kahar Muzakir 10. A. A. Maramis 11. Abikoesno Tjokrosoejo 12. H. Agus Salim 13. Achmad Soebarjo 14. Prof. Dr. P. A. A. Hoesein Djajadiningrat 15. Ki Bagoes Hadikusumo 16. A. R. Baswedan 17. Soekiman 18. Abdoel Kaffar 19. R. A. A. Poerbonegoro Soemitro Kolopaking 20. K.H. Ahmad Sanusi 21. K.H. Abdul Salim 22. Liem Koe Han 23. Tang Eng Hoa 24. Oey Tiang Tjoe 25. Oey Tjong Hauw 26. Yap Tjwan Bing12 12 Nugroho Notosutanto. Nakah Proklamasi Yang Otentik dan Rumusan Pancasila Yang Otentik. PN Balai Pustaka. (Jakarta : Tahun 1979). Hal 20
  • 15. 12 4. Tugas BPUPKI Tugas utama BPUPKI yaitu untuk mempelajari serta menyelidiki hal – hal penting yang berhubungan dengan berbagai hal yang menyangkut pembentukan Negara Indonesia. Tugas – tugas BPUPKI yang lainnya yaitu : 1) Membahas mengenai Dasar Negara 2) Membentuk Panitia Kecil (panitia Sembilan) bertugas menampung saran – saran dan konsepsi dari para anggota 3) Bertugas untuk membantu Panitia Sembilan dalam sidang BPUPKI sehingga menghasilkan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) 5. Fungsi BPUPKI a. Mempersiapkan kemerdekaan Republik Indonesia b. Untuk membubarkan Gerakan G / 30S PKI di Indonesia c. Untuk Menyelidiki Persiapan Kemerdekaan Indonesia 6. Tujuan BPUPKI a. Bertujuan untuk menarik simpati rakyat Indonesia supaya membantu Jepang dalam perang melawan sekutu dengan cara memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia, melaksanakan politik kolonialnya didirikan pada tanggal 1 Maret 1945 b. Bertujuan untuk mempelajari dan menyelidiki hal penting berhubungan dengan pembentukan negara Indonesia merdeka atau mempersiapkan hal–hal penting mengenai tata pemerintahan Indonesia merdeka13 13 Nugroho Notosutanto. Nakah Proklamasi Yang Otentik dan Rumusan Pancasila Yang Otentik. PN Balai Pustaka. (Jakarta : Tahun 1979). Hal 21
  • 16. 13 B. Sejarah Pembentukan Panitia Kecil Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945. Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas delapan orang, yaitu: 1) Ir. Soekarno 2) Ki Bagus Hadikusumo 3) K.H. Wachid Hasjim 4) Mr. Muh. Yamin 5) M. Sutardjo Kartohadikusumo 6) Mr. A.A. Maramis 7) R. Otto Iskandar Dinata 8) Drs. Muh. Hatta Telah menyampaikan pendapat dan asal-usul sebenyak 40 (empat puluh) orang anggota. Setelah dibahas oleh panitia delapan, pendapat dan usul tersebut berjumlah 32 soal, tetapi jika digolong-golongkan bolehlah menjadi 9 (Sembilan) pendapat/usul, yaitu 1) Golongan usul yang minta Indonesia Merdeka selekas-lekasnya 2) Golongan usul yang mengenai dasar negara 3) Golongan usul mengenai soal unificatie atau federatie 4) Golongan usul mengenai bentuk negara dan kepala negara 5) Golongan usul mengenai warga Negara 6) Golongan usul mengenai daerah 7) Golongan usul mengenai soal agama dan Negara 8) Golongan usul yang mengenai pembelaan 9) Golongan usul mengenai keuangan.14 14 Drs. Safiyudin Sastrawijaya, SH, Sekitar Pancasila, Proklamasi & Konstitusi,(Bandung:Penerbit Alumni,1980), hal 14-15
  • 17. 14 Untuk memecahkan perbedaan pandangan tersebut, diluar sidang-sidang resmi BPUPKI, telah diadakan pertemuan antara panitia delapan dengan anggota BPUPKI lainnya diantaranya yang telah mengajukan usul dan pendapat. Hadir 38 orang anggota. Rapat memutuskan membentuk lagi panitia kecil yaitu panitia Sembilan yang terdiri atas: 1) Ir. Soekarno 2) Drs. Muh. Hatta 3) Mr. A.A. Maramis 4) K.H. Wachid Hasyim 5) Abdul Kahar Muzakkir 6) Abikusno Tjokrosujoso 7) H. Agus Salim 8) Mr. Ahmad Subardjo 9) Mr. Muh. Yamin.15 Sembilan adalah panitia kecil yang dibentuk untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Untuk mempersiapkan kemerdekaan, Jepang dan para tokoh pergerakan membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI). Salah satu tugas BPUPKI yakni merumuskan dasar negara. Pada sidang pertama, perumusan dasar negara berjalan alot. Untuk menetapkan dasar negara yang mewakili semua golongan, maka dibentuklah Panitia Sembilan.16 Setelah Panitia kecil Sembilan ini, mengadakan pembicaraan yang matang, maka pada tanggal 22 Juni 1945berhasil mencapai satu modus, satu persetujuan antara pihak islam dan pihak kebangsaan. Persetujuan tersebut berupa rancangan pembukaan hukum dasar (Preambule hukum dasar). Hasil panitia kecil Sembilan ini kemudian disampaikan pada sidang paripurna BPUPKI tanggal 10 Juli 1945 oleh Ketua Paitia Kecil Delapan Ir. Soekarno. Sidangpun menerima dengan aklamasi. 15 Safiyudin Sastrawijaya. Sekitar Pancasila, Proklamasi & Konstitusi,(Bandung: Penerbit Alumni,1980), hal 16 16 Sri Hartati. Pendidikan Bela Negara (Jakarta:Erlangga, 2018) hal 7
  • 18. 15 Adapun hasil Panitia Sembilan itu adalah apa yang oleh Moh.Yamin dinamakan “Piagam Jakarta (Jakarta Charter)” Piagam Jakarta Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia, dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia Merdeka yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu susunan negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk- pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan- perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jakarta, 22 Juni 1945
  • 19. 16 C. Sejarah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Inkai) atau PPKI adalah Panitia yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ini dibentuk pada tanggal 7 Agustus 194517 . PPKI dibentuk sesaat setelah BPUPKI dibubarkan oleh Jepang, Karena BPUPKI terlalu cepat mewujudkan kehendak Indonesia merdeka. PPKI secara simbolis dilantik oleh Jendral Terauchi dengan mendatangkan Soekarno-Hatta ke Saigon pada 9 Agustus 1945. Ikut serta ke Saigon, Rajiman Wedyodiningrat, bekas ketua BPUPKI. Dalam pidato pelantikannya Terauchi menerangkan bahwa cepat lambatnya kemerdekaan bisa diberika tergantung kepada kerja PPKI. Namun perkembangan cepat terjadi setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki masing-masing pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Dalam pertemuan Terauchi dengan pemimpin-pemimpin Indonesia yang diselenggarakan di Saigon pada tanggal 11 Agustus 1945, Terauchi menentukan tanggal 24 sebagai tanggal pemberian kemerdekaan. Setelah dilantik Soekarno-Hatta pulang ke tanah air pada tanggal 14 Agustus 1945 dengan singgah di Singapura dan berjumpa dengan anggota PPKI dari Sumatera. Dari pertemuan dengan kol. Nomura di Saigon, Soekarno-Hatta mengetahui bahwa kekalahan Jepang akan terjadi dalam waktu yang pendek setelah diketahui pihak Rusia telah menyatakan perang melawan Jepang pada tanggal 9 Agustus. Segera setelah Soekarno-Hatta tiba di Jakarta, Syahrir menemui mereka untuk saling menukar informasi. Syahrir yang memimpin Gerakan perlawanan tanpa kompromi dengan Jepang, telah sejak tanggal 10 Agustus mendengar dari radio gelapnya bahwa Jepang telah minta damai dengan sekutu. Namun rupa-rupanya pihak sekutu hanya mau menerima penyerahan tanpa syarat. Karena itu, mumpung perang masih berlangsung, Syahrir mendesak agar kedua pemimpin itu segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia keesokan harinya (tanggal 15 Agustus 1945). Maksud Syahrir kalua proklamasi kemerdekaan itu terjadi sebelum Jepang menyerah, maka kedudukan Indonesia di dalam perundingan-perundingan sesudah perang selesai akan menjadi lebih kuat karena jelas kemerdekaan itu bukan hadiah Jepang, di samping itu proklamasi itu berarti pola sumbangan Indonesia kepada sekutu melawan Jepang. Namun Soekarno-Hatta yang di tuduh oleh golongan Syahrir dan lebih-lebih golongan pemuda sebagai kolaborator tidak berani mengambil resiko, karena bagaimanapun juga Jepang masih dalam keadaan utuh kekuatannya (saat itu umumnya orang belum yakin kalua penyerahan akan terjadi pada 17 Modul Pengayaan Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA/ dan SMK/MAK. (Araminta Sains:2016 Jakarta) hal 18
  • 20. 17 tanggal 15 Agustus 1945). Suatu tindakan terang-terangan memusuhi Jepang bisa berakibat fatal bagi perjuangan. Golongan pemuda yang merasa tidak bisa mengabaikan Soekarno-Hatta juga mendesak supaya proklamasi kemerdekaan dan perebutan kekuasaan segera dilakukan. Ketidaksabaran mereka mengancam Soekarno. Namun Soekarno tetap pada pendiriannya bahwa Jepang de facto masih kuasa, karena itu sikap hati-hati agar tujuan perjuangan dapat dicapai tanpa pengorbanan yang tidak perlu harus dipegang teguh. Soekarno dan Hatta menginsyafkan para pemuda bahwa musuh mereka bukan lagi Jepang, tetapi Belanda yang pasti segera akan dating sesudah Jepang menyerah.18 1. Anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Anggota PPKI berjumlah 21 orang yang mewakili seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Mereka adalah 12 orang wakil dari Jawa, 3 wakil dari Sumatera, 2 wakil dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Sunda kecil, 1 orang dari Maluku, dan 1 orang lagi penduduk Tionghoa. Selanjutnya oleh pemimpin Indonesia keanggotaan PPKI ditambah 6 orang lagi tanpa sepengetahuan Jepang. Enam orang anggota tambahan itu adalah Wiranata Kusuma, Ki Hajar Dewantara, Mr. Kasman Singodimejo, Sajoeti Melik, Iwa Kusumasumantri, dan Achmad Soebardjo. Ditunjuk sebagai ketua PPki adalah Ir. Soekarno dan wakilnya adalah Drs. Moh. Hatta. Tokoh Achmad Soebardjo dipercaya sebagai penasihatnya. Para anggota PPKI ini diizinkan melakukan kegiatannya menurut pendapat dan kesanggupan bangsa Indonesia sendiri, tetapi dengan syarat harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut. a) Menyelesaikan perang yang sekarang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus mengerahkan tenaga sebesar-besarnya dan bersama-sama dengan pemerintah Jepang dalam meneruskan perjuangan untuk memperoleh kemenangan dalam Perang Asia Timur. b) Negara Indonesia itu merupakan anggota lingkungan kemakmuran bersama Asia Timur Raya. 18 G. Modjianto. Indonesia Abab Ke-20 1 dari Kebangkitan Nasional sampai Linggarjati, (Penerbit Kanisius:1998, Yogyakarta) hal 85-86
  • 21. 18 2. Tugas Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Tugasnya melanjutkan pekerjaan BPUPKI dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan karena akan diadakannya pemindahan kekuasaan dari Jepang kepada bangsa Indonesia. Tugas utama PPKI adalah menyusun rencana kemerdekaan Indonesia; meneliti, dan menyempurnakan hasil kerja BPUPKI.19 Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang. Dalam persidangan tersebut mereka menyepakati pentingnya rumusan wilayah Negara. Rakyat yang menjadi warga negaranya, pemerintahan yang menjalankan amanat rakyat, serta upaya untuk memperoleh pengakuan internasional. Melalui sidang tersebut, disepakati tiga hal penting bagi kehidupan kenegaraan bangsa Indonesia, yaitu sebagai berikut. a) Menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang kemudian dikenal sebagai UUD 1945. b) Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden. c) Pembentukan Komite Nasional untuk membantu presiden yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). 20 3. Peristiwa Rengasdengklok Kepulangan ketiga tokoh (Soekarno, Hatta, Rajiman) ternyata ditunggu oleh para pemuda Indonesia. Para pemuda Indonesia mengetahui bahwa Jepang telah kalah dan menyerah kepada sekutu melalui radio. Kekalahan Jepang terhadap sekutu memang sengaja disembunyikan oleh pemerintah militer Jepang agar dapat menstabilkan keadaan politik di Indonesia. Pada saat mendengar bahwa Soekarno telah tiba di Jakarta, Soetan Syahrir (pemuda Indonesia) langsung bergegas menemui Hatta dan memintanya agar segera untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa harus menunggu dari pemerintahan Jepang. Namun Hatta tidak dapat memutuskannya. Oleh sebab itu Syahrir diajak kerumah Soekarno untuk mendiskusikan permintaannya. Namun hal tersebut ditolak oleh Soekarno, karena ia hanya mau memproklamasikan kemerdekaan Indonesia jika sudah diadakan pertemuan dengan anggota-anggota PPKI lainnya. Syahrir yang merasa kecewa, kemudian pergi ke Menteng Raya (markas besar pemuda) untuk mengadakan pertemuan membahas penjelasan Soekarno dan Hatta. Dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh beberapa pemuda, seperti Soekarni, B.M Diah, Sajuti Melik, Chareul Saleh, dan lain-lainnya. Pada pertemuan tersebut disepakati bahwa 19 Syahid Wibowo Apriyanto. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMP/MTs, (CV. Pilar Pustaka:2013 Solo) hal 39 20 Kurikulum. Modul Pengayaan Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA/ dan SMK/MAK. (Araminta Sains:2013 Jakarta) hal 27
  • 22. 19 proklamasi kemerdekaan harus segera dilaksanakan. Menurut kelompok muda, tidak seharusnya para pejuang kemerdekaan Indonesia menunggu-nunggu berita resmi dari pemerintah militer Jepang, karena Bangsa Indonesia harus segera mengambil inisiatifnya sendiri untuk menentukan strategi mencapai kemerdekaan. Golongan muda kemudian mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur, Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1945, pukul 20.30. hadir antara lain Chaerul Saleh, Djihar Nur, Margono, Wikana, dan Alamsyah. Rapat itu dipimpin oleh Chareul Saleh, dengan menghasilkan keputusan tuntutan-tuntutan golongan muda yang menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal rakyat Indonesia sendiri. Segala ikatan, hubungan, dan janji kemerdekaan harus diputus dan sebaliknya perlu mengadakan rundingan dengan Soekarno dan Hatta agar kelompok pemuda diikutsertakan dalam menyatakan proklamasi. Setelah diadakan pertemuan antar kelompok pemuda, maka tindakan selanjutnya adalah mendesak sSoekarno dan Hatta segera mungkin untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Oleh sebab itu, harus ada orang pilihan pergi ke rumah Soekarno, yakni Wikana dan Darwis. Pada jam 22.30, kedua pemuda tersebut menemui Soekarno di tempat kediamannya, yakni Jl. Pegangsaan Timur, N0. 56, Jakarta. Pada pertemuan tersebut, Soekarno tetap pada pendiriannya untuk tidak memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa PPKI. Inilah yang menyebabkan perdebatan yang sangat keras antara Wikana dan Darwis dengan Soekarno. Perbedaan sifat, karakter, cara bergerak, dan mempunyai dunia sendiri membuat seakan-akan perdebatan tersebut menjurus pemaksaan terhadap Ir. Soekarno. Agar dapat menjauhkan Soekarno dan Hatta dari pengaruh Jepang, maka diputuskan untuk membawa atau menculik kedua tokoh tersebut. Tempat yang dipilih adalah Rengasdengklok yang letaknya terpencil sejauh 15 km kea rah jalan raya Jakarta-Cirebon. Agar dapat menyakinkan Soekarno dan Hatta untuk meninggalkan Jakarta, maka para pemuda menggunakan dahlibahwa melindungi mereka bilamana Meletus suatu pemberontakan yang dilakukan oleh PETA dan Heiho. Adapun, pemilihan Rengasdengklok sebagai tempat pengamanan Soekarno-Hatta didasarkan pada perhitungan militer. Antara anggota PETA Daidan Purwakarta danDaidan Jakarta terdapat hubungan erat sejak mereka mengadakan latihan Bersama. Secara geografis Rengasdengklok tempatnya terpencil. Dengan demikian, akan dapat dilakukan deteksi dengan mudah terhadap setiap Gerakan tantara Jepang yang hendak datang ke Rengasdengklok. pada pukul 00.30 waktu Jawa zaman Jepang (24.00 WIB) tanggal 16
  • 23. 20 Agustus 1945, memutuskan akan mengdakan penculikan terhadap Soekarno dan Hatta dalam rangka upaya pengamanan. Pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30 (waktu Jepang) atau pukul 04.00 WIB penculikan (menurut golongan tua) dilaksanakan. Tidak diketahui secara jelas siapakah yang memulai peristiwa ini. Ada yang mengatakan Soekarni-lah yang membawa Soekarno-Hatta dini hari ke Rengasdengklok. Menurut Soekarno, Syahrir-lah yang menjadi pemimpin penculikan dirinya dengan Hatta.21 Sementara itu di Jakarta, telah terjadi kesepakatan antara golongan tua, yakni Achmad Soebardjo dengan Wikana dari golongan muda untuk mengadakan proklamasi di Jakarta. Laksamana Madya Maeda bersedia untuk menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya. Berdasarkan kesepakatan itu, Jusuf Kunto dari pihak pemuda dan Soebardjo Bersama sekretaris pribadinya Mbah Diro (Soediro) menuju Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno. Rombongan yang terdiri dari Achmad Soebardjo, Soediro, dan Jusuf Kunto segera berangkat menuju Rengasdengklok pada jam 19.30 (waktu Tokyo) atau 18.00 (waktu Jawa Jepang) atau pukul 17.30 WIB, dan bermaksud untuk menjemput dan segera membawa Soekarno-Hatta pulang ke Jakarta. Perlu ditambahkan juga, di samping Soekarno dan Hatta ikut serta pula Fatmawati dan Guntur Soekarno Putra. Watu di rumah Laksamana Maeda-lah titik-titik awal pembuatan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan titik awal tonggak sejarah bangsa Indonesia. 4. Perumusan Teks Proklamasi Sekitar pukul 20.00 WIB, rombongan Bung Karno dan Bung Hatta telah kembali ke Jakarta. Mereka tiba dengan selamat. Setibanya di Jakarta, para pemuda sibuk mencari tempat pertemuan yang aman untuk membahas proklamasi. Atas usaha Soebardjo, diperolehkan tempat yang aman untuk mengadakan pertemuan yaitu rumah Laksamana Maeda. Laksamana Maeda adalah Wakil Komandan Angkatan Laut Jepang. Ia banyak menaruh simpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia. Rumah itu terletak di Jl. Imam Bonjol No. 1 Jakarta Pusat. Dipilihnya rumah Laksamana Maeda, antara lain agar pembicaraan tentang proklamasi kemerdekaan berjalan aman dari ganggunan tantara Jepang. Sejak berita menghilangnya Bung Karno dan Bung Hatta, memang mereka sibuk mencari kedua tokoh bangsa Indonesia tersebut. Di rumah Laksamana Maeda berkumpul tokoh-tokoh pemuda dan beberapa orang anggota PPKI. Sebelum pertemuan dimulai, Soekarno-Hatta mendatangi Jendral Nisyimura. Maksudnya untuk menjajaki sikap dan garis kebijaksanaan Panglima Tentara 21 Syahid Wibowo Apriyanto. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMP/MTs, (CV. Pilar Pustaka:2013 Solo) hal 39- 41
  • 24. 21 Jepang terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ternyata, sikapnya tidak menghendaki adanya pengalihan kekuasaan. Berdasarkan kenyataan itu, Soekarno-Hatta kemudian memutuskan untuk mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tanpa perlu berhubungan lagi dengan Jepang.22 Soekarno menuliskan konsep proklamasi dengan sumbangan pemikiran dari Soebardjo dan Hatta. Kalimat pertama berbunyi “kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia” berasal dari Soebardjo. Kalimat kedua oleh Soekarno yang berbunyi “hal-hal yang mengenai pemindahan kesuasaan dan lain-lain akan diselenggarakan dengan cara yang secermat-cermatnya serta dalam tempo yang sesingkat- singkatnya”. Kedua kalimat ini kemudian digabung dan disempurnakan oleh Hatta sehingga berbunyi teks proklamasi yang dimiliki bangsa Indonesia sekarang. Naskah proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno dibacakan di hadapan peserta rapat.23 Penyusunan kata dan kalimat teks yang sudah selesai ternyata masih menimbulkan masalah, yakni siapa yang menandatangani teks proklamasi kemerdekaan. Soekarno menyarankan agar semua orang yang hadir dalam penulisan naskah mau menandatangani teks proklamasi selaku “wakil-wakil Bangsa Indonesia”. Usulan tersebut ternyata mendapat tantangan dari pemuda. Atas usul Soekarni, penandatangan teks proklamasi diserahkan kepada Soekarno-Hatta dengan mengatakan “atas nama Bangsa Indonesia”. Usul yang dilontarkan oleh Soekarni tersebut mendapat persetujuan oleh semua peserta dan Soekarno meminta kepada Sajoeti Melik untuk mengetik naskah yang masih berbentuk tulisan tangan tersebut.24 5. Proklamasi Berkumandang Proklamasi dilakukan di rumah Soekarno yang beralamat di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta pada pukul 10.00 WIB. Sukarni melaporkan bahwa Lapangan Ikada (sekarang Monas) sebagai tempat yang telah disiapkan untuk pembacaan teks proklamasi. Namun, setelah mendengar kabar bahwa lapangan ikada telah dijaga oleh tantara Jepang, Soekarno mengusulkan agar upacara proklamasi dilakukan di rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi bentrokan dengan pihak militer 22 Kurikulum. Modul Pengayaan Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA/ dan SMK/MAK. (Araminta Sains:2013 Jakarta) hal 25 23 Lilik Harisuprianto. Modul Pengayaan Sejarah Peminatan untuk SMA dan MA Kelas XII, (CV GRAHADI: Surakarta) hal 8 24 Syahid Wibowo Apriyanto. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMP/MTs, (CV. Pilar Pustaka:2013 Solo) hal 41
  • 25. 22 Jepang. Usul ini disetujui dan akhirnya berlangsunglah upacara pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.25 Peristiwa yang paling bersejarah di Indonesia tersebut kejadiannya tidak kurang dari 1 jam. Namun dampak yang ditumbulkan sangat besar bagi kehidupan bangssa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Indonesia bukan hanya sebagai pertandakemerdekaan Indonesia saja. Namun di sisi lain juga merupakan detik penjebolan tertib hokum colonial dan sekaligus detik pembangunan hukum nasional, suatu tertib hukum Indonesia. Proklamasi kemerdekaan merupakan salah satu sarana untuk merealisasikan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur, serta untuk ikut membentuk dunia baru yang damai dan abadi, bebas dari segala penghisapan manusia oleh manusia dan bangsa oleh bangsa lain.26 25 Kurikulum. Modul Pengayaan Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA/ dan SMK/MAK. (Araminta Sains:2013 Jakarta) hal 26 26 Syahid Wibowo Apriyanto. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMP/MTs, (CV. Pilar Pustaka:2013 Solo) hal 42
  • 26. 23 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau dalam bahasa Jepang disebut Dookoritsu Junbi Coosakai adalah suatu badan bentukan pemerintah Jepang pada masa penjajahan di Indonesia. BPUPKI dibentuk pada 29 April 1945 dan bertujuan untuk mendapatkan dukungan bangsa Indonesia dengan memberikan janji akan membantu proses terealisasikannya kemerdekaan Indonesia. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat. BPUPKI mempunyai jumlah anggota sebanyak 67 orang. Tugas utama BPUPKI yaitu untuk mempelajari serta menyelidiki hal – hal penting yang berhubungan dengan berbagai hal yang menyangkut pembentukan Negara Indonesia. Fungsi BPUPKI yaitu mempersiapkan kemerdekaan Republik Indonesia, Untuk membubarkan Gerakan G / 30S PKI di Indonesia, Untuk Menyelidiki Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945. Sembilan adalah panitia kecil yang dibentuk untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Untuk mempersiapkan kemerdekaan, Jepang dan para tokoh pergerakan membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Salah satu tugas Panitia Sembilan dalam sidang BPUPKI yaitu untuk membantu menetapkan dasar negara. Adapun hasil Panitia Sembilan itu adalah apa yang oleh Moh.Yamin dinamakan “Piagam Jakarta (Jakarta Charter)” Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Inkai) atau PPKI adalah Panitia yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ini dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945. PPKI dibentuk sesaat setelah BPUPKI dibubarkan oleh Jepang, Karena BPUPKI terlalu cepat mewujudkan kehendak Indonesia merdeka. PPKI secara simbolis dilantik oleh Jendral Terauchi dengan mendatangkan Soekarno-Hatta ke Saigon pada 9 Agustus 1945. Anggota PPKI berjumlah 21 orang yang mewakili seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Mereka adalah 12 orang
  • 27. 24 wakil dari Jawa, 3 wakil dari Sumatera, 2 wakil dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Sunda kecil, 1 orang dari Maluku, dan 1 orang lagi penduduk Tionghoa. Selanjutnya oleh pemimpin Indonesia keanggotaan PPKI ditambah 6 orang lagi tanpa sepengetahuan Jepang. Tugas utama PPKI adalah menyusun rencana kemerdekaan Indonesia; meneliti, dan menyempurnakan hasil kerja BPUPKI B. Saran Penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada pembaca apabila terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritikan dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita terutama mengenai Sejarah pembentukan BPUPKI, Panitia 9, dan PPKI
  • 28. 25 DAFTAR PUSTAKA Dahm, Bernhard.1987. Soekarno dan Perjuangan Kemerdekaan. Jakarta: LP3ES. Dhakida, Daniel e.2013. Soekarno Membongkar Sisi–Sisi Hidup Putra Sang Fajar. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. Harisuprianto, Lilik.2013. Modul Pengayaan Sejarah Peminatan untuk SMA dan MA Kelas XII. Surakarta: Grahadi Hartati, Sri.2018. Pendidikan Bela Negara. Jakarta: Erlangga. Jonar, Situmorang.2015. Bung Karno Biografi Putra Sang Fajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Modjianto, G.1998. Indonesia Abab Ke-20 1 dari Kebangkitan Nasional sampai Linggarjati. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Kurikulum.2013. Modul Pengayaan Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA/ dan SMK/MAK. Jakarta: Araminta Sains Notosutanto, Nugroho.1979. Nakah Proklamasi Yang Otentik dan Rumusan Pancasila Yang Otentik. Jakarta: PN Balai Pustaka. Rose, Mavis.1991. Indonesia Merdeka Biografi Poilitik Mohammad Hatta. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sastrawijaya, Safiyudin.1980. Sekitar Pancasila, Proklamasi & Konstitusi. Bandung: Penerbit Alumni. Wibowo Apriyanto, Syahid.2013. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMP/MTs. Solo: CV. Pilar Pustaka.